Anda di halaman 1dari 84

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI METODE


KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) TERHADAP
PENGETAHUAN IBU DI TPMB TUTI WIDJAJANTI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

DISUSUN OLEH :

AYU RISKI SAPUTRI


5202302200

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2024
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI METODE


KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) TERHADAP
PENGETAHUAN IBU DI TPMB TUTI WIDJAJANTI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan

DISUSUN OLEH :

AYU RISKI SAPUTRI


5202302200

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2024
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi Berjudul :

“PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI METODE


KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) TERHADAP
PENGETAHUAN IBU DI TPMB TUTI WIDJAJANTI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN”

Disusun oleh :

AYU RISKI SAPUTRI


5202302200

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah diperkenankan untuk
diujikan

Boyolali, 17 Maret 2024


Pembimbing

Allania Hanung Putri Sekar Ningrum,S.ST.,M.Keb


NIDN.0614118701
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi Berjudul :

“PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI METODE


KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP) TERHADAP
PENGETAHUAN IBU DI TPMB TUTI WIDJAJANTI
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN”

Disusun oleh :

AYU RISKI SAPUTRI


5202302200

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Program Studi Sarjana


Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Pada:
Hari: .....................
Tanggal: ..........................

Penguji I Penguji II

Ardiani Sulistiani, SST.,M.Kes.,M.Keb Sri Handayani, S.SiT.,M.Kes.,M.Keb


NIDN. 0624057803 NIDN. 0006057401

Penguji III

Allania Hanung Putri Sekar Ningrum S, ST., M.Keb


NIDN. 0614118701
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Komunikasi dan Informasi Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Terhadap
Pengetahuan Ibu Di TPMB Tuti Widjajanti Kabupaten Lampung Selatan” dengan
baik. Penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai
gelar Sarjana pada Program Studi Sarjana Kebidanan STIkes Estu Utomo.
Selesainya proposal skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Sarwoko, S.Ag., S.Kep., Ns., M. Kes., M.Kep sebagai Ketua STIKes
Estu Utomo
2. Ibu Ardiani Sulistiani, S.ST., M.Kes sebagai Ka. Prodi Sarjana Kebidanan
STIKes Estu Utomo
3. Ibu Allania Hanung Putri Sekar Ningrum, S.ST., M.Keb sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, dan
memberikan banyak nasehat, masukan, saran, dan mengarahkan penulis
sehingga proposal ini dapat terselesaikan
4. Ibu Ardiani Sulistiani, SST., M.Kes., M.Keb sebagai dosen penguji I yang
telah memberi masukan dalam proposal skripsi ini
5. Ibu Sri Handayani, S.SiT, M.Kes., M.Keb sebagai dosen penguji II yang telah
memberi masukan dalam proposal skripsi ini
6. Ibu Tuti Widjajanti, SST., M.Kes selaku pimpinan TPMB sebagai tempat
penelitian
7. Kedua Orang Tua Penulis (Bpk Jumiran dan Ibu Sumarmi) yang selalu
memberikan dukungan secara moral maupun materil serta kesabarannya yang
luar biasa dalam menemani setiap langkah hidup penulis
8. Seluruh rekan-rekan penulis yang berada di Estu Utomo, terimakasih atas
semangat dan motivasi yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
proposal skripsi ini
9. Seluruh responden yang telah memberikan waktu dan informasi untuk
membantu penyelesaian proposal skripsi ini

Akhir kata, saya berharap kepada Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.

Boyolali, Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
HALAMAN PERSESETUJUAN...........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................. v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................7
F. Ruang Lingkup...........................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 11
A. Tinjauan Teori............................................................................................11
B. Kerangka Teori...........................................................................................29
C. Kerangka Konsep.......................................................................................30
D. Hipotesis.....................................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................31
A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................................31
B. Populasi dan Sampel.................................................................................. 31
C. Waktu dan Tempat..................................................................................... 32
D. Variabel Penelitian.....................................................................................33
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................................33
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.........................................................34
G. Instrumen dan Bahan Penelitian.................................................................34

ii
H. Prosedur Penelitian.....................................................................................36
I. Manajemen Data........................................................................................ 38
J. Etika Penelitian..........................................................................................40
K. Kelemahan Penelitian.................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................................. 37


Gambar 2.2 Kerangka Konsep...............................................................................29

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.................................................................................. 7


Tabel 2.1 Definisi Operasional.............................................................................. 33

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian


Lampiran 2 Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 4 Kisi- Kisi Kuesioner
Lampiran 5 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Kuesioner Pengetahuandan Ibu tentang MKJP
Lampiran 8 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) KIE
Lampiran 9 Media Booklet
Lampiran 10 Lembar Konsultasi

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang di dunia. Suatu negara
berkembang yaitu jumlah penduduk yang sangat besar. Jumlah penduduk di
indonesia pada tahun 2022 yaitu sebanyak 275.454.778 jiwa yang terdiri dari
139.024.803 jiwa penduduk laki–laki dan 136.429.975 jiwa penduduk
perempuan.Sedangkan menurut angka proyeksi dari badan pusat
statistik,jumlah penduduk indonesia pada tahun 2022 yaitu 274.859.094 jiwa
yang terdiri dari 137.890.954 jiwa penduduk laki-laki dan 136.986.140 jiwa
penduduk perempuan (Kemenkes RI, 2022)
Program KB merupakan salah satu fokus di bidang kesehatan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.Program KB
diharapkan mampu mengatasi permasalahan kependudukan Indonesia
sehingga tercipta SDM yang berkualitas. Selama lima tahun terakhir, TFR
mengalami penurunan dari 2,41% anak per WUS (Wanita Usia Subur) usia
15-49 tahun (SP2010), menjadi 2,40% (SDKI,2017), dan data terakhir
menunjukan pada angka menjadi 2,38% (Survei RPJMN/ SKAP 2018)
(Wardoyo, 2020).
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metode
kontrasepsi yang dianjurkan oleh pemerintah karena dianggap mempunyai
peranan yang penting dalam penurunan angka fertilitas. Metode kontrasepsi
yang termasuk dalam Metode Kontrasepsi Jangka Panjang diantaranya IUD,
implan, vasektomi, dan tubektomi.
Berdasarkan Rencana Strategis (Restra) BKKBN 2020-2024 yang
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 salah satu permasalahan dalam
penggunaan kontrasepsi yang perlu mendapatkan perhatian adalah masih
rendahnya angka penggunaan MKJP di Indonesia.Target penggunaan MKJP
tahun 2020 adalah sebesar 25,11% akan tetapi capaian penggunaan MKJP
vii
viii
2

hanya sebesar 24,5% dan kontrasepsi masi di dominasi oleh non MKJP
(BKKBN 2021).Tidak tercapainya target penggunaan MKJP mengakibatkan
BKKBN juga menetapkan Perkiraan Permintaan Masyarakat menjadi Peserta
KB Aktif MKJP (PPM-PA MKJP) tahun 2020-2024 sebagai kontrak kinerja
provinsi yang harus di capai.Oleh karna itu, jumlah peserta aktif MKJP
menjadi salah satu fokus perhatian yang harus di garap oleh pemerintah
(Yuliarti et al, 2020).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2020, angka
prevalensi kontrasepsi atau angka prevalensi pencegahan (RJP) menunjukkan
bahwa angka partisipasi KB mencapai 61,9%. Lebih tepatnya, proporsi
tertinggi peserta KB adalah suntikan (27,9%), diikuti oleh pil (14,2%), alat
kontrasepsi (7,2%),intra uterine devices (7,2%) implan (4,3%) dan sterilisasi
wanita (3,4%), kondom (0,9%) kemandulan laki-laki (0,3%),dan sisanya
adalah peserta yang menerapkan metode KB tradisional, pantang teratur
(1,6%),senggama terputus (1,5%). Dan metode lainnya (0,5%).(Jusriani,
Rifai, and Juhanto 2022).
Dari data Profil Kesehatan Bandar Lampung tahun 2022 cangkupan KB
aktif modern sebesar 76,8 %. Kb suntik (43,8%), Pil (20,9%), Implant
(15,4%), IUD (13,0%), Kondom (5,4) (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
2022). Dari Data Profil Kesehatan Lampung Selatan dari Puskesmas Banjar
Agung ada dari 3,590 PUS penggunaan kb kondom 251 (4,9%), Suntik 3,228
(62,7%), Pil 835 (16,2%),IUD 224 (4,3 %), MOW 4(0,1%), Implant 603
(11,7%, MAL 6 (0,1) (Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, 2022).
Keluarga Berencana (KB) menjadi upaya esensial dalam mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Dalam mencapai
SDGs, program ini memiliki banyak manfaat. Manfaat program KB adalah
mewujudkan perlindungan hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan
pemberdayaan; bermanfaat bagi kesehatan ibu, bayi yang baru dilahirkan,
anak, dan remaja; serta berperan dalam membentuk pembangunan ekonomi,
lingkungan, serta politik (Prasetiyo and Arini, 2023).
3
3

Prevalensi KB dan angka fertilitas merupakan indikator yang penting


dalam program kependudukan dan keluarga berencana. Dalam
pelaksanaannya, metode kontrasepsi yang ditawarkan kepada masyarakat
diharapkan mempunyai manfaat yang optimal dan memiliki efek samping
yang minimal.
Menurut Ulle, AJ. Utami, NW (2018). Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi (KIE) yang efektif kepada calon akseptor, dapat memberikan asuhan
kesehatan, dan advokasi kepada calon akseptor terhadap ketepatan
menggunakan alat kontrasepsi. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari
pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan PUS dalam pemakaian
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) (Ulle, AJ. Utami, NW 2018)
KIE akan mempengaruhi pengetahuan penduduk terhadap penggunaan
MKJP. Hal ini dikarenakan, kurangnya pengetahuan dapat meningkatkan
opini negatif penduduk terhadap pemakaian MKJP. Hal tersebut berdampak
bagi masyarakat yang pada awalnya memiliki. attitude positif yang kemudian
akan menjadi ragu untuk memakai MKJP. Sementara itu, jika pengetahuan
penduduk cukup memadai, hal ini dapat meningkatkan opini maupun sikap
calon pengguna untuk menjadi pengguna aktif MKJP (Ermilia, H, Annas,
2019).
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi pemakaian MKJP yang
rendah, diantaranya bersumber dari pengguna pelayanan maupun penyedia
layanan. BKKBN menyatakan bahwa keikutsertaan kontrasepsi dipengaruhi
oleh factor keterbatasan akses, minimnya pengetahuan, ketakutan akan efek
samping, dan masalah sosial budaya dan agama.Upaya untuk meningkatkan
faktor pengetahuan terhadap akseptor KB MKJP (Nanda, 2023).
Kualitas KIE umumnya dianggap menjadi aspek penting untuk
mendukung keberhasilan program. Kondisi ini hanya dapat tercapai jika
ketersediaan dan kompetensi penyuluh yang kompeten adekuat (Badan
Nasional, 2019). Berdasarkan berbagai penelitian, salah satu upaya untuk
meningkatkan pengguna KB adalah program KIE Komunikasi, Informasi,
dan Edukasi (KIE). Tujuan utama program KIE yaitu merubah sikap,
4

pengetahuan, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat menjadi lebih


baik. Program KIE dalam pelaksanaanya meliputi tiga kegiatan, yaitu
motivasi, edukasi dan konseling (Sukardi, 2018).
Kematian ibu di Provinsi Lampung pada tahun 2020 yaitu disebabkan
karena perdarahan 38%, hipertensi dalam kehamilan 21%, infeksi 2%,
gangguan system perdarahan 8%, gangguan metabolik 1%, lain-lain 30%
(Dinas Kesehatan Provinsi Lampung 2020). Perdarahan merupakan salah satu
penyebab utama terjadinya kematian ibu di provinsi lampung. Perdarahan,
anemia dan infeksi merupakan salah satu resiko komplikasi pada ibu hamil
dengan gizi kurang (Adriati and Chloranyta 2022).
Berdasarkan data yang didapat di TPMB Tuti Widjajanti pada bulan
januari 2024 terdapat yaitu sebanyak 87 ibu pengguna akseptor KB,77
akseptor KB suntik, 7 akseptor KB pil, 3 akseptor KB impant. Berarti sekitar
2,6% dari jumlah total yang menggunakan KB MKJP. Hal ini membuktikan
bahwa masih rendahnya cakupan akseptor MKJP di TPMB Tuti Widjajanti.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 05
Februari 2024 di TPMB Tuti Widjajanti dilakukan wawancara pada kelima
responden. Pada responden pertama, menggunakan metode KB suntik 3
bulan, responden kedua mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan. Pada
responden ketiga, menggunakan KB pil, pada responden keempat
menggunakan KB suntik 3 bulan, pada responden kelima menggunakan KB
impant. Para akseptor KB di TPMB Tuti Widjajanti sebagian sudah
mengetahui tentang kontrasepsi MKJP akan tetapi banyak dari ibu yang tidak
mau menggunakan KB MKJP dikarenakan efek samping yang ditimbulkan
seperti darah haid menjadi banyak, kemudian proses pasangan yang menurut
ibu masih menakutkan dan para ibu berfikiran saat pemasangan akan sangat
sakit, pemasangan KB MKJP masih mahal sehingga para ibu memilih KB
yang lebih terjangkau.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian


dan mengkaji “Pengaruh Komunikasi informasi dan Edukasi Metode
5

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Terhadap Pengetahuan Ibu Di TPMB


Tuti Widjajanti”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang diambil
adalah sebagai berikut “Apakah Ada Pengaruh Komunikasi Informasi dan
Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Terhadap Pengetahuan Ibu Di
TPMB Tuti Widjajanti ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh Komunikasi Informasi dan Edukasi Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang terhadap Pengetahuan Ibu di TPMB Tuti
Widjajanti.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan Ibu sebelum dilakukan KIE MKJP di
TPMB Tuti Widjajanti
b. Untuk mengetahui pengetahuan Ibu sesudah dilakukan KIE MKJP di
TPMB Tuti Widjajanti
c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian KIE MKJP Terhadap
Pengetahuan Ibu di TPMB Tuti Widjajanti
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pemahaman tentang Pengaruh Komunikasi Informasi dan Edukasi Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang terhadap pengetahuan Ibu
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi kepentingan
penelitian lain yang berkaitan dengan pengaruh Komunikasi Informasi
dan Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang terhadap pengetahuan
Ibu
b. Bagi Responden
6

Menambah wawasan kepada ibu yang berkaitan dengan Komunikasi


Informasi dan Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
c. Bagi PMB Widjajanti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih nyata
media KIE tentang pengetahuan KB MKJP. Pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan cakupan KB MKJP.
d. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi pengembangan
pengaruh Komunikasi Informasi dan Edukasi Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang terhadap pengetahuan ibu dengan inovasi yang terbaru.
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis, Judul Artikel Metode Subjek/ Penelitian Hasil Perbedaan


Tahun Terbit Penelitian
1. (Fransisca and Pengaruh KIE Jenis penelitian Jumlah sampel Rata-rata tingkat pengetahuan Perbedaan penelitian adalah
Pebrina 2019) Terhadap Tingkat ini adalah Quasy pada penelitian ini pasangan usia subur (PUS) pada penelitian ini
Pengetahuan experiment sebanyak 22 orang sebelum diberikan KIE tentang menggunakan media leaflet
Pasangan Usia dengan yang didapatkan MKJP adalah mean 59,09 dan SD sedangkan pada penelitian ini
Subur Dalam pendekatan melalui rumus 12,58. Rata-rata tingkat menggunakan booklet.
Pemakaian Alat rancangan one sampel pengetahuan PUS sesudah
Kontrasepsi group pretest diberikan KIE adalah mean 81,27
Jangka Panjang posttest yaitu dan SD 7,94. Hasil uji T dependen
pengelompokan didapatkan nilai ρ = 0,000, dapat
anggota-anggota disimpulkan ada pengaruh
kelompok komunikasi, informasi dan edukasi
eksperimen terhadap tingkat pengetahuan
pasangan usia subur
2. (Yuanti 2018) Pemilihan Metode Desain penelitian Populasi penelitian Uji statistik pada variabel Pada penelitian ini
Kontrasepsi yang digunakan adalah pasangan independen penelitian ini menggunakan teknik
Jangka Panjang adalah analitik usia subur (istri) di menunjukkan hasil yaitu variabel pengambilan sampel dengan
(MKJP) Di kuantitatif dengan Kel. Harjamukti pengetahuan p value = 0,001, cluster random sampling
Kel.Harjamukti metode Cimanggis Depok, OR=0,057, budaya p value = sedangkan dipenelitian yang
Cimanggis Depok pendekatan cross sedangkan sampel 0,001, OR=17,8, dukungan suami akan dilakukan menggunakan
sectional yang digunakan p value = 0,001, OR= 1.057 dan teknik pengambilan sampel
berjumlah 171 sumber informasi p value = 0,001, accidental sampling
responden. Teknik OR = 0,319. Sehingga dapat
pengambilan disimpulkan adanya perbedaan
sampel pengetahuan, budaya, dukungan
menggunakan suami dan sumber informasi
cluster random terhadap penggunaan MKJP
sampling.
3. (Prasetiyo and Correlation Desain penelitian Jumlah sampel 151 Hasil analisis didapatkan nilai p= Pada penelitian ini
Arini 2023) between adalah cross dan diambil secara 0.001 atau terdapat hubungan yang menggunakan desain penelitia
Information sectional consecutive signifikan antara KIE dengan cross sectional sedangkan
Education sampling dari keputusan pemakaian MKJP. pada penelitian yang akan di
Comunication wanita usia subur lakukan menggunakan desain
and Long-Acting (WUS) yang pra eksperimental
Contraceptives in merupakan anggota
Jakenan of Pati grup WhatsApp
Regency bersama kader-
kader kesehatan
Puskesmas Jakenan
4. (Nanda 2023) Hubungan Jenis penelitian Sampel pada Diketahui bahwakeikutseratan Pada penelitian ini
Pengetahuan Ibu ini merupakan penelitian ini akseptor KB penggunaan MKJP menggunakan teknik
Tentang Alat penelitian cross menggunakan total dengan pengetahuan baik sebesar pengambilan sampel dengan
Kontrasepsi sectional yaitu sampling dengan 10% dan kurang baik 20%. total sampling sedangkan
Dengan suatu penelitian 50 akseptor KB Sedangkan Non MKJP dengan dipenelitian yang akan
Pemilihan Alat untuk pengetahuan baik 50% dan kurang dilakukan menggunakan
Kontrasepsi mempelajari baik 20%. Hasil nilai korelasi teknik pengambilan sampel
MKJP Di Klinik dinamika korelasi variabel pengetahuan adalah accidental sampling
S Tahun 2023 antara negative (-0,376) memiliki makna
faktorfaktor risiko berbanding terbalik antara variabel
dengan efek, pengetahuan dan jenis KB, nilai
dengan cara korelasi memiliki kekuatan cukup
pendekatan,
observasional,
atau pengumpulan
data, karena
hanya melakukan
pengamatan
berdasarkan data
tanpa melakukan
intervensi
5. (Wahyuni 2023) Faktor Faktor Metode penelitian Populasi dalam Hasil penelitian menunjukkan Pada penelitian ini
Yang diskriptif penelitian ini hubungan minat MKJP menggunakan teknik sampel
Berhubungan kuantitatif dengan adalah total menunjukkan pada taraf total sampling, sedangkan
Dengan pendekatan case sampling seluruh signifikasi 95% diperoleh nilai pada penelitian ini
Rendahnya Minat control akseptor KB non signifikasi sebesar p=0,020 untuk menggunakan accidental
Ibu Terhadap MKJP di dusun usia,nilai p=0,017 untuk jumlah sampling
Penggunaan Karang Tengah anak,nilai p=0,006 untuk
Metode desa Singodutan pendapatan,nilai p=0,007 untuk
Kontrasepsi Selogiri,Wonogiri pengetahuan,nilai p=0,015 untuk
Jangka Panjang paparan sumber informasi, Nilai
Di Dusun Karang p=0,385 untuk pendidikan dan
Tengah Desa nilai p=0,035 untuk persepsi
Singodutan individu.
Selogiri Wonogiri
F. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan April 2024

2. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di TPMB Tuti Widjajanti Kabupaten Lampung

Selatan

3. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah pengaruh Komunikasi


Informasi dan Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang terhadap
pengetahuan ibu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita usia subur (WUS) atau bisa disebut masa reproduksi merupakan
wanita yang berusia antara 15-49 tahun dimulai dari pertama kali menstruasi
sampai berhentinya menstruasi atau menopause yang berstatus menikah,
belum menikah maupun janda dan masih berpotensi untuk hamil. Seorang
wanita dikatakan masa reproduksi ketika pertama mengalami mentsruasi
atau haid.
Mentruasi ini terjadi karena adanya pengeluaran sel telur yang telah
matang dan tidak dibuahi sehingga sel telur tersebut akan lepas dari
ovariumnya Begitupun sebaliknya ketika seorang wanita tidak mampu
melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi akan menjadi
tidak teratur lagi setiap bulan, sampai kemudian terhenti sama sekali, masa
ini disebut menopause (Azkiya and Fairuza, 2023).
2. Kontrasepsi
a. Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” dan “konsepsi”. Kontra yang
berarti melawan atau mencegah, konsepsi yang berarti pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sperma, sehingga mengakibatkan
kehamilan (BKKBN, 2020).
Kontrasepsi merupakan usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang dapat bersifat sementara atau permanen (BKKBN,
2020). Terdapat beberapa syarat untuk alat kontrasepsi yaitu aman, tidak
memiliki efek samping yang merugikan, mudah untuk diatur
pemakaiannya, tetap nyaman dalam berhubungan intim dengan pasangan,
sederhana, harga dapat dijangkau dan dapat diterima oleh pasangan
suami istri (Fitri, 2018).

11
12
12

b. Tujuan
1) Merencanakan kehamilan yang diinginkan
2) Menjaga kesehatan serta menurunkan angka mortalitas, morbiditas ibu
dan anak
3) Adanya peningkatan akses dan kualitas dalam informasi, pendidikan,
konseling, dan pelayanan keluarga berencana serta kesehatan
reproduksi
4) Mempromosikan pemberian ASI untuk bayi sebagai bentuk upaya
dalam mengatur jarak kehamilan.
c. Sasaran
Sasaran berdasarkan tujuan yang akan dicapai dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu sasaran langsung yakni PUS untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara menggunakan alat kontrasepsi. Sasaran tidak
langsung yakni pelaksana dan pengelola KB untuk menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijakan kependudukan dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas dan sejahtera (Fitri, 2018).
d. Jenis Metode Kontrasepsi Berdasarkan Lama Efektivas
1) Non MKJP yaitu kondom, suntik, pil kb, metode amenore laktasi
2) MKJP yaitu MOP dan MOW, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR), Implan atau Susuk KB (BKKBN, 2020).
3. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
MKJP merupakan kontrasepsi yang dikenal memiliki tingkat
efektivitas tinggi untuk menunda atau mengatur kehamilan karena dapat
melindungi dari risiko kehamilan dalam jangka waktu yang cukup lama dan
memiliki angka kegagalan yang rendah. MKJP terdiri dari Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) atau IUD, implan atau susuk KB , MOW, MOP
(BKKBN, 2020).
13

a. AKDR/IUD
1. Pengertian AKDR/ IUD
AKDR atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan kontrasepsi
jangka panjang yang dimasukkan melalui serviks dan dipasangkan di
dalam uterus. Metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas yang tinggi
dan aman. Selain itu, efektivitas penggunaannya selama 10 tahun
tergantung dengan jenisnya. Metode ini memudahkan akseptor KB
untuk berhenti atau dapat dilepas kapan saja dengan bantuan tenaga
kesehatan (BKKBN, 2020).
2. Mekanisme Kerja AKDR/IUD antara lain:
a) Menghambat sperma masuk ke tuba fallopi untuk
proses fertilisasi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai
kavum uteri
c) AKDR/IUD bekerja untuk mengutamakan mencegah ovum
bertemu dengan sperma
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi atau penempelan telur
dalam uterus (BKKBN, 2020).
3. AKDR/IUD memiliki efektivitas mencapai 98% hingga 100% dalam
mencegah kehamilan. AKDR/IUD dengan jenis copper T380A
memiliki efektivitas cukup tinggi yaitu selama 8 tahun pengguna tidak
ditemukan adanya kehamilan (BKKBN, 2020).
4. Jenis AKDR/IUD yang dipasarkan antara lain:
a) AKDR/IUD yang mengandung tembaga yaitu copper T380A dan
nova T
b) AKDR/IUD yang memiliki kandungan progesteron yaitu Mirena.
5. Keuntungan AKDR/IUD antara lain:
a) Efektif tinggi untuk mencegah kehamilan dan tidak perlu
mengingatingat untuk menggunakan KB seperti pada pengguna pil
KB
b) Tidak memengaruhi kualitas ASI
c) Dapat digunakan hingga menopause
d) Tidak memengaruhi hubungan seksual dan tidak menimbulkan
khawatir akan hamil
e) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan (BKKBN, 2020).
6. Efek Samping AKDR/IUD antara lain:
a) Mengalami menstruasi lebih lama, lebih banyak dan lebih terasa
sakit
b) Sering kali terjadi perdarahan bercak selama 1 hingga 2 hari setelah
pemasangan
c) Mengalami keputihan yang bertambah banyak
d) Meningkatkan risiko terjadinya infeksi panggul (BKKBN, 2020).
b. Implan/Susuk
1. Pengertian Implan/Susuk
Implan atau susuk KB merupakan alat kontrasepsi yang
dipasangkan di bawah kulit lengan kiri bagian atas dan mengandung
hormon golongan progesteron dengan bentuk kapsul. Implan aman
bagi semua WUS yang menggunakan dan apabila waktu pemakaian
telah habis harus segera dilepas (BKKBN, 2020). Efektivitas
penggunaan selama 3 hingga 5 tahun untuk mencegah kehamilan.
2. Mekanisme kerja implan antara lain:
a) Mengganggu proses pengentalan pada serviks dan pembentukan
endometrium
b) Menghambat atau mempersulit implantasi pada uterus. 3. Menekan
ovulasi
c) Mengurangi transportasi sperma dalam proses fertilisasi.
3. Keuntungan implan antara lain:
a) Pemasangan hanya dilakukan sekali untuk mencegah kehamilan
selama 3 tahun
b) Tidak memengaruhi hubungan seksual dan tidak menimbulkan
khawatir akan hamil
c) Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI
d) Tidak mempengaruhi tekanan darah
e) Sangat dianjurkan bagi wanita yang sudah tidak ingin memiliki
anak dan belum siap untuk tubektomi (BKKBN, 2020).
4. Efek samping implan antara lain:
a) Rasa nyeri dan kurang nyaman saat pemasangan
b) Haid tidak teratur, sakit kepala, anemia karena perdarahan
c) Nyeri payudara (BKKBN, 2020)
c. Medis Operasi Wanita (MOW)
1. Pengertian MOW
MOW atau dikenal sterilisasi wanita atau dikenal juga juga
tubektomi merupakan metode kontrasepsi yang dilakukan tindakan
operasi kecil untuk memotong tuba fallopi. MOW tidak dianjurkan
untuk PUS karena bersifat permanen dan sulit untuk dikembalikan
(BKKBN, 2020). MOW merupakan tindakan untuk tidak
mendapatkan keturunan dalam jangka waktu panjang sampai seumur
hidup (BKKBN, 2020).
2. Keuntungan MOW antara lain:
a) Efektivitas tinggi
b) Tidak memengaruhi hubungan seksual dan tidak menimbulkan
khawatir akan hamil
c) Efisien
d) Tidak memengaruhi kualitas ASI
3. Keterbatasan MOW antara lain:
a) Tidak melindungi dari IMS (Infeksi Menular Seksual)
b) Rasa sakit atau tidak nyaman jangka pendek setelah melakukan
MOP
c) Dilakukan oleh dokter yang terlatih dengan alat yang memadai
d) Harus mempertimbangkan sifat permanen metode ini karena tidak
bisa dipulihkan kembali.
d. Medis Operasi Pria (MOP)
1. Pengertian MOP
MOP atau dikenal juga vasektomi merupakan metode
kontrasepsi yang dilakukan dengan tindakan operasi kecil pada
saluran vas deferens. Aman digunakan untuk semua pria serta tidak
mempengaruhi hubungan seksual. MOP merupakan metode
kontrasepsi permanen walaupun dengan perkembangan teknologi
kedokteran dapat disambung kembali, MOP tidak dianjurkan untuk
PUS yang masih menginginkan anak lagi (BKKBN, 2020).
2. Keuntungan MOP antara lain:
a) Efektivitas tinggi
b) Tidak memengaruhi hubungan seksual dan tidak menimbulkan
khawatir akan hamil
c) Efisien
d) Dapat dilakukan kapan saja di fasilitas kesehatan apabila tenaga
medis dan peralatan tersedia.
3. Keterbatasan MOP antara lain:
a) Tidak melindungi dari IMS (Infeksi Menular Seksual)
b) Rasa sakit atau tidak nyaman jangka pendek setelah melakukan
MOP
c) Dilakukan oleh dokter yang terlatih dengan alat yang memadai.
e. Faktor- Faktor yang Mendukung Penggunaan MKJP
1. Faktor Presdiposisi (Predisposing)
Faktor utama yang mendasari pemikiran atau motivasi seseorang
untuk dilakukannya perilaku. Faktor predisposisi sebagai faktor yang
sudah ada dalam diri seseorang dan menghasilkan kerentanan terhadap
keadaan yang berhubungan dengan kesehatan (Mahmudah, L. T,
Indrawati 2018). Faktor predisposisi terdiri dari :
a) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang
dalam menggunakan jenis metode kontrasepsi. Penelitian yang
dilakukan oleh Budiarti (2018) menunjukkan adanya hubungan antara
usia dengan penggunaan MKJP (Budiarti, I, Nuryani 2018). Wanita
yang berusia ≥ 35 tahun 2,24 kali lebih besar kemungkinan untuk
memilih menggunakan MKJP dibandingkan dengan wanita usia < 35
tahun (Mahmudah, L. T, Indrawati 2018).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Weni (2019) menunjukkan
bahwa sebesar 51,5% usia pengguna MKJP berada di usia > 35 tahun.
Semakin tua usia seseorang, maka dalam memilih metode kontrasepsi
dengan melihat dari keefektivitasannya yang tinggi untuk mencegah
kehamilan yakni MKJP (BKKBN 2021). Wanita yang berusia >35
tahun dianjurkan untuk menggunakan MKJP, karena terdapat banyak
risiko apabila wanita hamil dengan usia > 35 tahun, antara lain
penyakit diabetes gestasional, hipertensi, kelahiran prematur pada bayi
serta besarnya kemungkinan terjadi ketidaknormalan kromosom pada
bayi yang akan dilahirkan (Weni, 2019).
b) Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang lahir hidup dari seorang ibu.
Ibu dengan paritas tinggi (anak lebih dari 2) memiliki angka mortalitas
atau morbiditas yang tinggi karena terjadinya gangguan endometrium.
Penyebab gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan
yang berulang, sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim
baru pertama kali menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim
masih terbatas untuk pertumbuhan janin (Weni, 2019).
c) Pendidikan
Penelitian Jasa dkk (2021) mendapatkan bahwa ada hubungan
signifikan antara pendidikan dengan penggunaan MKJP (Jasa, N,
Listiana, A, Risneni 2021). Tingkat pendidikan seseorang
memengaruhi persepsi individu terhadap suatu hal termasuk peran
individu tersebut dalam program KB (Laksmini, 2018). Wanita
dengan pendidikan tinggi berpeluang 1,3 kali lebih besar
menggunakan MKJP dibandingkan wanita yang berpendidikan
rendah. Secara teoritis pendidikan formal sangat besar pengaruhnya
terhadap pengetahuan seseorang, seseorang yang berpendidikan tinggi
cenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
dengan orang yang berpendidikan rendah. Wanita dengan pendidikan
tinggi akan cenderung mengikuti program KB dan memilih
kontrasepsi yang efektif (Jasa, N, Listiana, A, Risneni 2021).
d) Status Pekerjaan
Seseorang yang bekerja cenderung akan memperluas
pengetahuan serta semakin banyak informasi yang diperoleh, sehingga
nantinya akan berdampak terhadap kemudahan orang tersebut dalam
menentukan pilihan metode kontrasepsi. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh (Budiarti, I, Nuryani 2018) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan penggunaan MKJP
pada akseptor KB aktif di wilayah Puskesmas Kalirejo. Demikian
dengan penelitian yang dilakukan (Laksmini, 2018) bahwa wanita
yang bekerja memiliki peluang 1,4 kali lebih tinggi untuk
menggunakan MKJP dibandingkan wanita yang tidak bekerja.
e) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari seseorang untuk tahu sesuatu,
hal tersebut terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap
objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam memengaruhi tindakan seseorang. Pengetahuan terkait
pengendalian kelahiran dan keluarga berencana memengaruhi
seseorang untuk memutuskan dalam menggunakan metode
kontrasepsi. Pengetahuan tentang pengendalian kelahiran dalam
program keluarga berencana menjadi prasyarat seseorang untuk
menggunakan metode kontrasepsi dengan tepat dan cara yang efektif
serta efisien (Laksmini, 2018).
Pengetahuan dapat membentuk keyakinan, sehingga seseorang
akan melakukan perilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam terbentuknya
tindakan seseorang (Laksmini, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh
Sari (2019) menunjukkan bahwa adanya hubungan antara
pengetahuan terhadap keikutsertaan akseptor KB dalam MKJP.
Individu yang memiliki pengetahuan baik tentang metode kontrasepsi
akan memengaruhi perilaku kesehatannya, sehingga mempermudah
dalam pemilihan metode kontrasepsi yang akan digunakan (Sari, R.
M, Andriani 2019).
2. Faktor Pemungkin (Enabling)
Faktor yang memfasilitasi seseorang untuk melakukan tindakan
atau sumber daya yang diperlukan untuk terealisasinya suatu tindakan
seseorang atau masyarakat. Faktor pemungkin terdiri dari :
a) Ketersediaan Alat Kontrasepsi
Ketersediaan alat kontrasepsi merupakan tersedia atau tidak
tersedia alat kontrasepsi di fasilitas kesehatan atau sarana kesehatan
sebagai tempat pelayanan KB yang dapat dijangkau atau digunakan
oleh WUS. Ketersediaan alat kontrasepsi di fasilitas pelayanan
kesehatan akan mempengaruhi seseorang untuk memilih metode
kontrasepsi alat kontrasepsi di fasilitas pelayanan kesehatan akan
mempengaruhi seseorang untuk memilih metode kontrasepsi yang
digunakan, selain itu jangkauan harga pada setiap metode kontrasepsi
juga menjadi pertimbangan untuk seseorang memilih menggunakan
metode kontrasepsi (Widiastuti, N. M, Arini 2021).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sidabukke (2021)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan alat
kontrasepsi dengan pemilihan MKJP. Selain itu, terdapat 53,8%
responden yang memilih MKJP karena tersedianya alat kontrasepsi
(Sibukke, I, Siahan, J 2021).
b) Akses ke Pelayanan KB
Akses pelayanan kesehatan yang terhambat akan menurunkan
seseorang dalam mendapatkan informasi kesehatan maupun pelayanan
kesehatan terutama pelayanan KB. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara akses
ke pelayanan KB terhadap penggunaan MKJP. Akses ke pelayanan
kesehatan yang sulit menjadi salah satu alasan WUS menggunakan
(Pangestika 2018). WUS yang memiliki kesulitan dalam akses ke
pelayanan kesehatan lebih memilih untuk menggunakan MKJP karena
efektif dan efisien tanpa harus sering control.
b. Faktor Penguat (Reinforcing)
Faktor yang menentukan apakah suatu perilaku kesehatan telah
didukung atau malah sebaliknya. Faktor penguat terdiri dari :
1. Dukungan Suami
Dukungan suami berperan besar dalam pengambilan keputusan
istri untuk menggunakan atau tidak menggunakan metode kontrasepsi.
Penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan
signifikan antara dukungan suami dengan penggunaan MKJP. Suami
memiliki peran penting dalam setiap tahapan pengambilan keputusan
di keluarga. Bentuk dukungan yang diberikan suami dapat berupa
mengingatkan untuk mengontrol alat kontrasepsi, memberikan
kepedulian atau perhatian untuk mengantar pasangannya ke pelayanan
KB, serta memberikan persetujuan dan dana atas alat kontrasepsi yang
digunakan oleh pasangannya (Pangestika, 2018).
2. Dukungan Tenaga Kesehatan
Dukungan tenaga kesehatan dalam hal ini berupa dukungan
dalam bentuk saran dan informasi untuk metode kontrasepsi yang
dapat digunakan oleh WUS. Dukungan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan akan meningkatkan pengetahuan WUS, sehingga
memberikan kepastian untuk menentukan metode KB yang akan
digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Mi’rajiah (2019)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan petugas
kesehatan dengan pemakaian MKJP. Salah satu faktor yang
berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi adalah faktor pelayanan
yang terdiri dari keterlibatan dukungan tenaga kesehatan dalam
kegiatan KB. Rendahnya penggunaan MKJP dibandingkan dengan
KB jenis lain salah satunya dikarenakan kurangnya motivasi dari
petugas kesehatan terkait pemberian informasi kepada akseptor KB
(Mi’rajiah, N, Noor 2019).
4. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Wawan, 2018).
Menurut Efendy dalam Notoadmodjo (2017), bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari penggunaan pancaindera yang didasarkan atas
intuisi atau kebetulan,otoritas dan kewibawaan, tradisi dan pendapat
umum. Menurut Soejoeti dalam Kristina dan Yuni (2018), salah satu
faktor yang menyebabkan timbulnya perubahan, pemahaman, sikap dan
perilaku pada seseorang, sehingga seseorang mau mengadopsi perilaku
baru, yaitu kesiapan psikologis yang ditentukan oleh tingkat
pengetahaun. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan
formal (Notoadmodjo, 2017).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan
bukan berarti seorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan
rendah pula (Wawan, 2018).
Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh melalui pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh
melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seoarang tentang suatu
objek mengandung 2 aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek
positif dan ojek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin
positif terhadap objek tertentu. Menurut Teori World Health
Organization (WHO) salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan
oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan,
2018).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan (Wawan 2018) yaitu :
a. Tingkat Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang dipelajari dan rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu “ tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. Proses Perilaku
“TAHU” menurut (Ronger, Everess, M 2019) yang, perilaku adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati
langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar (Wawan,
2018).
Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
b) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian
dan tertarik pada stimulus
c) Evaluation (menimbang- nimbang) individu akan
mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi
d) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru
23

e) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan


pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pada
penelitian selanjutnya (Ronger, Everess, M 2019) menyimpulkan
bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas
dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka
perilaku tersebut akan berlangsung langgeng (ling lasting). Namun
sebaliknya jika perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan
dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak
akan berlangsung lama. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga
aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci
merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti
pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang
ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan,
sarana fisik, dan sosial budaya.
b. Tingkat Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari (Indarti and Nency, 2022).
c. Tingkat Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain (Indarti and Nency, 2022).
d. Tingkat Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
24

e. Tingkat Sintesis (Synthesis)


Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada (Indarti
and Nency, 2022).
f. Tingkat Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Indarti and
Nency, 2022).
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari (Notoadmodjo,
2018) adalah sebagai berikut :
1) Cara Kuno untuk Memperoleh Pengetahuan
a) Cara Coba Salah (Trial
and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang
lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara Kekuasaan atau
Otoritas
Sumber pengetahuaan cara ini dapat berupa pemimpin-
pemimpin masayarakat baik formal atau informal,ahli agama,
pemegan pemerintah, dan berbagai prinsip-prinsip orang lain yang
menerima mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau
membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris
maupun penalaran sendiri (Hanifah dkk 2021).
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
25

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya


memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu (Hanifah dkk 2021).
2) Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau
disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van
Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang
dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah (Hanifah dkk 2021).
3) Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan adalah proses tumbuh kembang seluruh kemampuan
dan perilaku manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian
ini perlu dipertimbangkan umur dan proses belajar. Tingkat
pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang yang lebih menerima ide-ide dan teknologi yang
baru. Semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah seseorang
tersebut menerima informasi (Mubarak, 2018).
Berdasarkan teori pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan karena pendidikan merupakan
suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan yang berlangsung di
dalam hidup, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
orang tersebut menerima informasi dan mengerti akan informasi
tersebut (Notoadmodjo, 2018).
Menurut Mubarak (2018) pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka
dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
26

dimilikinya. Pendidikan merupakan faktor pendorong. Pendidikan


sangat penting bagi seseorang untuk memberikan kemampuan dalam
berfikir, menelaah dan memahami informasi yang diperoleh dengan
pertimbangan yang lebih rasional. Pendidikan yang baik akan
memberikan kemampuan yang baik pula kepada seseorang dalam
mengambil keputusan mengenai stimulasi yang tepat utut batitanya
(Mubarak, 2018).
Menurut Koencoroningrat (2020) mengatakan bahwa makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang atau rendah akan menghambat
perkembangan pengetahuan dan sikap seseorang terhadap nilai yang
diperkenalkannya. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi
misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup (Koencoroningrat, 2020).
Menurut YB Mantra yang dikutip (Notoadmodjo, 2018)
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan (Nursalam, 2018). Pada umumnya
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari dimana
seluruh bidang pekerjaan umunya diperlukan adanya hubungan sosial
dan hubungan dengan orang. Menurut Thomas yang dikutip oleh
(Nursalam 2018), pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
Menurut Ratna Wati (2019) pekerjaan merupakan faktor yang
mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering
berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila
dibandingkan dengan orang tanpa ada berinteraksi dengan orang lain.
Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
27

pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar


dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam
mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara
ilmiah dam etik (Ratna, 2019).
Menurut Mubarak (2018) lingkungan pekerjaan dapat
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik
secara langsung maupun secara tidak langsung (Mubarak, 2018).
Pekerjaan merupakan faktor pendukung. Tingkat pengetahuan ibu
yang bervariasi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, sesuai
dengan pendapat roger dalam (Notoadmodjo, 2018), bahwa
pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang
bersangkutan yang terdiri dari Pendidikan, persepsi, motivasi dan
pengalaman. Hurlock dalam Notoadmodjo (2017) bahwa semakin
tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya
dan ini diperoleh dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh
terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang (Hurlock, 2019).
3) Umur
Menurut Nursalam (2018) usia adalah umur individu yang
terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Umur
merupakan salah satu hal yang penting dalam mempengaruhi
pengetahuan seseorang (Nursalam, 2018).
Menurut Hurlock (2018) semakin tua umur maka seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hurlock (2017) bahwa semakin tinggi umur seseorang
semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan ini diperoleh dari
pengalamannya, dan ini akan berpengaruh terhadap apa yang akan
dilakukan oleh seseorang (Hurlock, 2019).
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
28

Menurut Nursalam (2018) lingkungan merupakan suatu kondisi yang


ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi (Nursalam, 2018).
a. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2018) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :
a. Baik : Hasil persentase 76%-100%
b. Cukup : Hasil persentase 56% - 75%
c. Kurang : <56% (Arikunto 2018).
5. Media Booklet
a. Pengertian Media Booklet
Booklet merupakan salah satu media gambar yang bertujuan untuk
menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, berwarna,
menarik, mudah dimengerti, dan terlihat lebih jelas gambarnya. Selain
itu, booklet merupakan media gambar yang mudah dibawa kemana saja,
booklet juga sangat mudah untuk dipelajari tidak terbatas ruang dan
waktu. Booklet adalah buku berukuran kecil yang didesain untuk
mengedukasi pembaca dengan tips dan strategi untuk menyelesaikan
suatu masalah. Booklet biasanya terdiri dari 16-24 halaman dan
berukuran 3,5 x 8,5 inchi (Utami dan Firanti 2018).
Tampilan sampul booklet biasanya menggunakan warna polos dan
desain yang minim. Booklet adalah buku kecil yang dicetak antara 32-
96 halaman. Booklet memiliki bahasan yang lebih terbatas, struktur
sederhana, dan fokus pada satu tujuan. Sesuai sifat yang melekat pada
media lini bawah, pesan yang ditulis pada media tersebut berpedoman
pada beberapa kriteria yaitu: menggunakan kalimat pendek, sederhana,
singkat, dan ringkas.
29

Selain itu penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas


menarik dan kata yang digunakan ekonomis. Berdasarkan dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa booklet adalah buku kecil
yang terdiri atas 16-96 halaman yang disajikan dengan 32 desain dan
tampilan sederhana, menarik, berisi gambar dan tulisan dengan materi
yang lebih terbatas dan dapat digunakan untuk mengedukasi pembaca.
Booklet ialah media komunikasi yang termasuk kategori media lini
bawah (below the line media). Sesuai sifat yang melekat pada media lini
bawah, pesan yang ditulis berpedoman pada beberapa kriteria yaitu:
menggunakan kalimat pendek, sederhana, singkat, dan ringkas. Selain itu
penggunaan huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan kata
yang digunakan ekonomis. Penelitian (Utami et al, 2018) menjelaskan
bahwa booklet merupakan sebuh buku kecil yang terdiri dari tidak lebih
24 halaman. Isi booklet harus jelas, tegas, mudah dimengerti, struktur
sederhana dan focus pada satu tujuan. merupakan media komuniasi yang
termasuk dalam ketegori media lini bawah (below the line media). Sesuai
sifat yang melekat pada media lini bawah, pesan yang ditulis pada media
tersebut berpedoman pada beberapa keriteria yaitu :menggunakan
kalimat pendek, sederhana, singkat, dan ringkas. Selain itu penggunaan
huruf tidak kurang dari 10 pt, dikemas menarik dan kata yang digunakan
ekonomis (Utami dan Firanti 2018).
Media Booklet menyajikan gambar tampak depan dan gambar
tampak belakang serta warna yang menarik bertujuan untuk merangsang
kemampuan pembaca untuk merangsang kemampuan pembaca untuk
mengeluarkan gagasan/ ide yang dimiliki. Menurut kamus besar Bahasa
Indonesia, Booklet adalah media cetak yang berupa selebaran atau
majalah berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan
secara periodik oleh suatu organisasi atau lembaga untuk kelompok
profesi tertentu (Utami dan Firanti 2018).
b. Kelebihan Media Booklet
1) Dapat dipelajari setiap saat, dikarenakan di desain mirip dengan buku
30

2) Informasi yang dapat diberikan lebih banyak dan lebih lengkap


3) Booklet menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkan
lebih murah dibandingkan dengan menggunakan media audio dan
visual
4) Bentuknya mudah dibawa kemana-mana
5) Lebih teperinci dan jelas, karena lebih banyak mengulas tentang pesan
yang disampaikan
6) Tersusun dengan desain yang menarik dan penuh warna
7) Memiliki foto atau gambar penunjang materi. Keunggulan dalam
menggunakan media cetak seperti
Booklet dapat mencakup banyak orang, praktis dalam
penggunaannya, karena dapat dipakai atau dapat digunakan dimana saja
dan kapan saja, tidak memerlukan listrik, dan arena Booklet tidak hanya
berisi teks tetapi terdapat gambar-gambar sehingga membuat daya tarik
pembaca meningkat. Selain itu Booklet termasuk media pembelajaran
visual dapat meningkatkan pemahaman ibu melalui penglihatan sebesar
75-87% (Utami dan Firanti 2018).
c. Kelemahan Media Booklet
Kelemahan atau keterbatasan yang dimiliki Booklet sebagai salah
satu jenis media cetak menurut (Utami dan Firanti 2018) adalah:
1) Tingkat membaca, keterbatasan terbesar dari materi cetakan adalah
bahwa mereka ditulis untuk level membaca tertentu. Beberapa ibu-ibu
kurang memiliki keterampilan membaca yang memadai
2) Memorisasi, beberapa guru mengharuskan para siswa untuk
mengingat banyak fakta dan defenisi. Praktek semacam ini
menurunkan materi cetak menjadi hanya sekedar alat bantu ingatan
semata
3) Presentasi satu arah, karena sebagian besar materi cetak tidak
interaktif, cenderung digunakan dengan cara pasif dan sering kali
tanpa adanya pemahaman
31

4) Kosakata, beberapa buku mempekenalkan sejumlah besar konsep dan


istilah kosakata dalam jumlah sangat terbatas
5) Penilaian spiritual lalu. Terkadang buku cetak dipilih melalui
pengujian sekilas apa saja yang memikat mata penelaah
6) Penentuan kurikulum, terkadang buku yang mengatur kurikulum ,
bukan digunakan untuk mendukung kurikulum, buku cetak sering kali
ditulis untuk menampung panduan kurikulum dari provinsi.
Kekurangan dari media Booklet yaitu : mencetak gambar atau poto
berwarna biasanya memerlukan biaya yang mahal dan tanpa perawatan
yang baik media cetak Booklet akan cepat rusak, hilang atau musnah
(Utami dan Firanti 2018).
d. Manfaat Media Booklet
Pada umumnya Booklet selain sebagai media ajar, Booklet juga
digolongkan sebagai media pembelajaran dan juga dapat digunakan
sebagai buku pengayaan. Buku pengayaan ini yaitu buku bacaan atau buku
kepustakaan, ditujukan untuk mempebanyak wawasan, pengalaman, dan
pengetahuan bagi pembacanya (Utami dan Firanti 2018).
e. Langkah- Langkah Menggunakan Media Booklet
a. Langkah pertama yaitu fasilatator menyampaikan materi yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai yaitu tentang imunisasi dasar lengkap.
b. Setelah itu, fasilitator membagikan media Booklet kepada seluruh
responden untuk dibawa pulang agar bisa dipahami (Utami dan Firanti
2018).
32

B. Kerangka Teori

Wanita Usia Subur

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi


mempengaruhi penggunaan MKJP pengetahuan:
1. Faktor Presdiposisi 1. Faktor Internal
a. Usia a. Pendidikan
b. Paritas b. Pekerjaan
c. Pendidikan c. Umur
d. Status Pekerjaan 2. Faktor Eksternal
e. Pengetahuan a. Lingkungan
2. Faktor Pemungkin b. Sosial Budaya
a. Ketersediaan Alat
Kontrasepsi
b. Akses ke pelayanan KB
3. Faktor Penguat
a. Dukungan Suami
b. Dukungan Tenaga
Kesehatan

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi


tentang MKJP

Pengetahuan Ibu

Keterangan :
33

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel penghubung
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : (Laksmini 2018), (Mubarak 2018), (Pangestika 2018)

C. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan pada skema berikut
ini :

Pemberian KIE MKJP Pengetahuan Ibu

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


D. Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh KIE Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
terhadap pengetahuan ibu di TPMB Tuti Widjajanti
Ha : Ada pengaruh KIE Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) terhadap
pengetahuan ibu di TPMB Tuti Widjajanti
34
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan metode pra eksperiment dengan
pendekatan one group pretest and posttest design yakni akan diungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subyek yang
diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
intervensi. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan (Sugiyono
2017). Seperti dalam penelitian ini peneliti akan mengukur pengetahuan,
sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Desain ini dapat
digambarkan seperti berikut:

O1 X O2

Keterangan :
O1 =Nilai pretest (pengetahuan ibu sebelum diberikan pengetahuan tentang
alat kontrasepsi MKJP)
X = Pemberian KIE menggunakan booklet
O2 = Nilai posttest (pengetahuan ibu setelah diberikan pengetahuan tentang
alat kontrasepsi MKJP)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi dan penelitannya juga disebut studi
populasi atau studi sensus (Arikunto, 2015). Populasi dalam penelitian adalah
subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria.Populasi dalam
penelitian ini adalah semua wanita usia subur (WUS) di TPMB Tuti Widjajanti
Kabupaten Lampung Selatan.

31
32

2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Arikunto, 2015).
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Soekidjo Notoatmodjo 2018). Sampel pada penelitian ini adalah
sebagian Wanita Usia Subur yang berkunjung ke TPMB pada bulan april
2024.
3. Teknik Sampling
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probalility
sampling dengan teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2018).
4. Besar Sampel
Menurut Cohen, et.al, (2007, hlm. 101) semakin besar sample dari
besarnya populasi yang ada adalah semakin baik, akan tetapi ada jumlah
batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel
(Cohen L, Manion L 2007). Sebagaimana dikemukakan oleh Baley dalam
Mahmud (2011, hlm. 159) yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang
menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel paling minimum adalah
30 (Mahmud 2011).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Roscoe dalam Sugiono (2012)
menyarankan tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut:
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.
b. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30 (Sugiyono 2012).
Jadi pada penelitian ini menggunakan jumlah sampel minimum yaitu
sebanyak 30 responden.
33

C. Waktu dan Tempat


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksakan di bulan April 2024
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di TPMB Tuti Widjajanti Kabupaten
Lampung Selatan
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Merupakan variabel yang nilainya menentukan variabel lain, variabel yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat)
(Swarjana, 2015). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian
Komunikasi Informasi dan Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel
lain, variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas
(Swarjana, 2015). Variabel terikat dari penelitian ini adalah pengetahuan Ibu
KB MKJP.
34

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian


Tabel 3.1 Definisi Operasional
Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Pemberian Pemberian Kuesioner 1 = sebelum Nominal
KIE MKJP konseling, diberikan
informasi dan 2 = sesudah
edukasi tentang diberikan
kontrasepsi MKJP
sebagai sarana
untuk memberikan
KIE pada ibu WUS
dengan media
booklet.
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Dependen Operasional
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner a. Baik, jika Ordinal
Ibu diketahui ibu nilai 76%-
tentang Metode 100%
Kontrasepsi Jangka b. Cukup: jika
Panjang (MKJP). nilai 56% –
75%

c. Kurang, jika
nilai <56%

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data
sekunder, Data primer didapatkan dari pengambilan secara langsung
menggunakan instrument penelitian yaitu kuesioner. Data sekunder diperoleh
dari data di TPMB.
G. Instrumen dan Bahan Penelitian
a. Kuesioner Pengetahuan
Alat atau instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuisioner yang diadop dari penelitian Rizki Hangiani dengan
judul “Hubungan Pengetahuan Akseptor Tentang Metode Kontrasepsi Janga
Panjang (MKJP) Dengan Keikutsertaan MKJP Di Puskesmas Tegal Timur”.
Kuesioner yang disusun merupakan kuesioner berbentuk closed ended
questions, yaitu, kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup. Kuesioner
yang digunakan berjumlah 25 pertanyaan mengenai alat kontrasepsi MKJP
35

dengan pilihan benar dan salah. Kuesioner tersebut harus memenuhi


karakteristik instrumen penelitian yaitu validasi (kesahihan) dan reabilitas
(keandalan).
1) Prinsip Validitas (Kesahihan)
Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut
mengukur apa seharusnya diukur. Memastikan instrumen tersebut valid
perlu dilakukan uji validitas, dengan menggunakan rumus Product
Moment, yaitu :

n(∑XY)- (∑X) (∑Y)


rhitung = ───────────────────
√ [n∑X2 – (∑X)2] [n∑Y2-(∑Y)2]

Dimana :
rhitung : koefisien korelasi
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total item
n : jumlah responden
menurut Notoadmodjo (2018) agar diperoleh distribusi nilai hasil
pengukuran mendekati normal, maka jumlah responden uji validitas
minimal 20 responden. Atas dasar tersebut, peneliti melakukan uji
validitas pada 20 responden dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat
rtabel 0,444. Item pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid apabila
rhitung > rtabel.
Diantara 25 point pertanyaan yang dilakukan uji validitas, terdapat
2 point ternyataan yang dinyatakan tidak valid, yaitu pertanyaan MKJP
nomor 1 dan 2. Pertanyaan tersebut di eliminasi dari kuesioner sehingga
ada 23 pertanyaan yang digunakan sebagai alat ukur.
2) Prinsip Reabilitas (Keandalan)
Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
apabila informasi tersebut diukur atau diamati berulang kali dalam waktu
yang berbeda. Untuk memastikan instrumen tersebut reliabel maka perlu
dilakukan uji reabilitas, dengan menggunakan rumus formula alpha,
yaitu:
36

Dimana :
ri : koefisien reabilitas instrumen
Ʃσb2 : total varians butir, dengan rumus

k : banyaknya butir pertanyaan item


σt2 : total varians, dengan rumus :

Koefisien reabilitas (ri) selanjutnya dibandingkan dengan nilai


Cronbach Alfa yaitu 0.60. Apabila ri > 0,60 maka kontruk pertanyaan
dimensi variabel adalah reliabel. Apabila r i < 0,60 maka kontruk
pertanyaan dimensi variabel adalah tidak realibel.
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada 20 responden didapatkan
ri 0.935 sehingga uji reliabilitas instrumen ini dinyatakan reliabel untuk
mengukur pengetahuan WUS tentang KB MKJP.
3) Penilaian Kuesioner
Adapun penilaian kuesioner yang digunakan menggunakan metode
menurut skala Gutman. Apabila responden menjawab pernyataan benar
maka nilainya 1 dan bila pernyataannya salah maka akan mendapat nilai 0.
Pengisian kuesioner ini dilakukan dengan cara memberikan tanda centang
(√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Dalam kuesioner ini
terdapat 20 pernyataan. Untuk mengukur nilai pengetahuan dengan skala
Gutman menurut Arikunto (2013), hasil ukur dikelompokkan menjadi : Baik
(76-100%), Cukup (56-75%), dan Kurang (<55%). Maka untuk
menghasilkan cara pengetahuan : baik bila nilai 76-100%, cukup 56-76%,
dan kurang bila <55%, maka hasil ukur untuk baik 76% x 23 = 17.48
37

(digenapkan 17) sampai 23, cukup 56% x 24 = 12.88 (digenapkan 13)


sampai 17 dan kurang 55% x 24 = 12.65 (digenapkan 13) yang bernilai <13.
Skala ukur pengetahuan sebagai berikut :
1. Baik = 76% - 100% jika bisa menjawab pertanyaan dengan benar
(17- 23 pertanyaan)
2. Cukup = 56% - 76% jika bisa menjawab pertanyaan dengan benar
(13-17 pertanyaan)
3. Kurang = Kurang < 56 % jika bisa menjawab pertanyaan dengan
benar (<13 pernyataan) (Arikunto 2018).
H. Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
1) Menentukan masalah yang akan diteliti
2) Melakukan studi literatur untuk menentukan judul yang akan di ambil
3) Melakukan studi pendahuluan kasus pada wilayah yang akan di gunakan
untuk penelitian
4) Mengajukan surat permohonan izin penelitian
5) Peneliti mendapatkan surat izin penelitian yang disetujui oleh Ketua
STIkes Estu Utomo dan Program Studi Kebidanan STIKes Estu Utomo
6) Peneliti menyerahkan surat izin penelitian dari kampus kepada TPMB
Tuti Widjajanti Kabupaten Lampung Selatan
7) Setelah surat izin diserahkan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
dari penelitian yang akan dilakukan di PMB Tuti Widjajanti Kabupaten
Lampung Selatan
8) Setelah mendapatkan izin penelitian di PMB Tuti Widjajanti, peneliti
mempersiapkan lembar permohonan dan lembar persetujuan (informed
consent) menjadi responden
9) Selanjutnya peneliti mempersiapkan kuesioner yang nantinya akan diisi
oleh responden
38

b. Tahap Pelaksanaan
1) Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin
2) Peneliti mengambil sampel yaitu Seluruh WUS di PMB Tuti Widjajanti
saat responden datang ke TPMB
3) Peneliti menjelaskan lembar informasi berupa maksud dan tujuan
dilakukanya penelitian kepada responden
4) Peneliti memberikan informed concent untuk bukti bahwa bersedia
menjadi responden penelitian
5) KIE akan dilakukan pada bulan April sebelum dilaksanakan KIE maka
peneliti melakukan pretest dahulu lanjut KIE setelah itu dilakukan
pemeriksaan dengan bidan di TPMB Tuti Widjajanti Kabupaten
Lampung Selatan
6) Setelah dilakukan pemeriksaan Ibu diajak makan snack dan sambil
ngobrol selanjutnya Ibu di PMB Tuti Widjajanti Kabupaten Lampung
dilakukan postest Kemudian peneliti menginput data, mengolah dan
menganalisa data yang sudah terkumpul
7) Peneliti menyimpan data formulir kuesioner penelitian responden di
tempat yang aman dan hanya bisa diakses oleh peneliti
8) Setelah itu peneliti melanjutkan olah data menggunakan program SPSS.

c. Tahap Pelaporan
1) Memasukkan data yang didapatkan
2) Mengolah data menggunakan SPSS
3) Membuat pembahasan dari hasil penelitian
4) Konsultasi dosen pembimbing skripsi
I. Manajemen Data
a. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar
kuesioner. Pengolahan data menggunakan statistik dengan aplikasi SPSS
versi 22. Proses pengolahan data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1) Editing
39

Data yang sudah ada dari kuesioner dan lembar observasi dapat diperiksa
ulang keakuratannya menggunakan pedoman yang ditetapkan.
2) Coding
Setelah semua kuesioner di edit, selanjutnya dilakukan pengkodean,
yakni mengubah data berbentuk angka dan bilangan. Coding ini berguna
dalam memasukkan data. Pemberian kode dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Usia Ibu
Kode 3 = >35 tahun
Kode 2 = 20-35 tahun
Kode 1 = <20 tahun

b) Paritas
Kode 3 = Grandemultipara
Kode 2 = Multipara
Kode 1 = Pripipara
c) Pendidikan
Kode 4 = Sarjana
Kode 3 = SMA
Kode 2 = SMP
Kode 1 = SD
d) Pekerjaan
Kode 2 = Bekerja
Kode 1 = Tidak Bekerja
e) Pengetahuan
Baik =3
Cukup =2
Kurang =1
3) Data Entry
40

Proses memasukkan data yang terdiri dari usia, paritas, pendidikan,


pekerjaan, tingkat ekonomi dan dukungan keluarga pada aplikasi SPSS
versi 22 untuk dilakukan analisis data sesuai uji statistik yang ditetapkan

4) Tabulating
Proses memasukkan data hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil observasi yang ditemukan dari subjek penelitian dimasukkan ke
dalam tabel distribusi frekuensi sehingga mempermudah peneliti
membaca data yang telah terkumpul.
5) Cleaning
Proses pengecekkan kembali data dari kemungkinan data yang sudah di
entry terdapat missing atau tidak memenuhi syarat.

b. Teknik Analisa Data


1) Analisa Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis tiap
variabel yang ada (Swarjana 2015). Adapun analisa univariat yang
digunakan pada penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik
responden yang terdiri dari usia, paritas, pendidikan, dan pekerjaan.
2) Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa data yang terkait dengan
pengukuran dua variabel pada waktu tertentu (Swarjana 2015). Analisa
bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dari masing-masing
variabel independen yaitu pemberian KIE Kb MKJP menggunakan
media booklet ,variabel dependen yaitu pengetahuan ibu.
Hasil pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala ordinal,
sehingga untuk mengetahui hubungan antara variabel harus dilakukan uji
statistik Wilcoxon signed rank test dengan tingkat signifikansi α = 0,05,
bila hasil perhitungan p ≤ 0,05 maka Ha diterima berarti ada pengaruh
KIE metode kontrasepsi jangka panjang terhadap pengetahuan ibu serta
pengolahan data menggunakan program komputer dengan SPSS 22.
41

J. Etika Penelitian
Peneliti melakukan penelitian berdasarkan etika berikut:
1) Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human Dignity)
Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk bersedia menjadi
responden penelitian maupun tidak. Peneliti menghormati harkat dan
martabat reponden penelitian serta mempersiapkan formulir persetujuan
subjek (informed consent).
2) Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect for
Privacy and Confidentiality)
Setiap responden berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya
kepada orang lain. Peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas
dan kerahasiaan reponden. Peneliti menggunakan coding sebagai pengganti
identitas reponden.
3) Keadialan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)
Peneliti menjaga prinsip keterbukaan dan adil dengan kejujuran dan kehati-
hatian. Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti menjelaskan
prosedur penelitian sebagai prinsip keterbukaan dan menjamin semua
subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama sebagai
prinsip keadilan.
4) Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing
Harm and Benefit)
Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi responden,
maka setiap penelitian dilakukan hendaknya:
a. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani,
moral, kejujuran, kebebasan, dan tanggung jawab.
b. Upaya mewujudkan ilmu pengetahuan, kesejahteraan, martabat, dan
peradapan manusia serta terhindar dari segala sesuatu yang menimbulkan
kerugian atau membahayakan subjek penelitian.
K. Kelemahan Penelitian
Penelitian selanjutnya bisa dilakukan lebih dari satu kali KIE agar hasil
pengetahuan Ibu juga akan terukur dengan baik dan akurat
42

DAFTAR PUSTAKA

Adriati, Febri, and Shanty Chloranyta. 2022. “Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).” Jurnal Kesehatan Panca Bhakti
Lampung 10 (2): 127. https://doi.org/10.47218/jkpbl.v10i2.194.

Arikunto. 2018. “Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah
Untuk Para Bidan Yogyakarta.”

Arikunto, S. 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Azkiya, Fadhila, and Filda Fairuza. 2023. “Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Kontrasepsi Pil Di UPT. Puskesmas Angsana Kabupaten
Pandeglang Tahun 2019.” Jurnal Ilmiah 3 (2): 45–51.
https://doi.org/10.60010/jikd/v4i1.55.

BKKBN. 2021. Rencana Strategis BKKBN 2020-2024.

Budiarti, I, Nuryani, D. 2018. “Determinan Penggunaan Metode Kontrasepsi


Jangka Panjang (MKJP) Pada Akseptor KB.” Jurnal Kesehatan 8(2): 220–
24.

Cohen L, Manion L, Morrison K. 2007. Research Methods in Education. New


York: Routledge.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan. 2022. Profil Kesehatan Lampung


Selatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2022. Profil Kesehatan Bandar Lampung.


Dinas Kesehatan Provinsi Lampung.

Ermilia, H, Annas, I.Y. 2019. “Effect of Health Lecturer Using Media and Peer-
Education on Long Acting and Permanent Methods of Contraception.”
Jurnal Ners 14(1): 101=105.

Fitri, Imelda. 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini & Keluarga Berencana.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Fransisca, Dewi, and Melia Pebrina. 2019. “Pengaruh KIE Terhadap Tingkat
Pengetahuan Pasangan Usia Subur Dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi
Jangka Panjang.” Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan 3 (2): 74.
https://doi.org/10.33757/jik.v3i2.208.
43

Hanifah, Yusti, Fenti Dewi Pertiwi, and Tika Noor Prastia. 2021. “Gambaran
Penggunaan Intra Uterine Device (Iud) Pada Wus (Wanita Usia Subur) Di
Kelurahan Cilendek Timur Kecamatan Bogor Barat Tahun 2019.” Promotor
3 (6): 634–46. https://doi.org/10.32832/pro.v3i6.5573.

Hurlock, E. B. 2019. Psikologi Perkembangan, Edisi VII. Jakarta: Erlangga.

Indarti, Ida, and Aprilya Nency. 2022. “Pengetahuan, Dukungan Suami, Sosial
Ekonomi Dan Jarak Tempat Tinggal Terhadap Perilaku Ibu Hamil Dengan
Kunjungan ANC.” SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia 1 (4): 157–64.
https://doi.org/10.53801/sjki.v1i4.49.

Jasa, N, Listiana, A, Risneni, R. 2021. “Paritas, Pendidikan, Dan Pekerjaan


Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi MKJP Pada Akseptor
KB.” JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) 7(4): 744–50.

Jusriani, Muhammad Rifai, and Asrijun Juhanto. 2022. “Analisis Peran Petugas
Lapangan Keluarga Berencana Dalam Meningkatkan Jumlah Akseptor ‘
MJKP ’ Di Wilayah Kerja Puskesmas Lasusua Kecamatan Lasusua
Kabupaten Kolaka Utara Analysis of The Role Family Planning Field
Officers in Increasing The Number of Acce.” Jurnal Sains Dan Kesehatan 1
(1): 33–45.

Kemenkes RI. 2022. Profil Kesehatan Indonesia. Kemenkes Kesehatan RI.

Koencoroningrat. 2020. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Laksmini, P. 2018. “Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan


Metode Kontrsepsi Jangka Panjang (MKJP) Di Pulau Jawa (Analisis Data
SDKI).” Jurnal Persada Husada Indonesia 4(12).

Lampung, Dinkes. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2020.


Pemerintahan Provinsi Lampung Dinkes.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Mahmudah, L. T, Indrawati, F. 2018. “Analisis Faktor Yang Berhubungan


Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pada
Akseptor KB Wanita Di Banyubiru Kabupaten Semarang.” Unnes Journal of
Public Health 4(3).

Mi’rajiah, N, Noor, M. S. 2019. “Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Dan


Akses Ke Puskesmas Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang.” Homeostasia 2(1): 113–20.
44

Mubarak. 2018. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku


Manusian. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nanda, Prima Wira. 2023. “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi
Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi MKJP Di Klinik S Tahun 2023.” Jurnal
Ilmiah Kesehatan BPI 7 (2): 1–5.

Nasional, Badan Kpendudukan dan Keluarga Berencana. 2019. Laporan Kinerja


Kependudukan Dan Kinerja Badan Nasional Jawa Tengah Tahun 2019.

Notoadmodjo. 2017. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2018. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Nursalam. 2018. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta: Nuha
Medika.

Pangestika, J. K. 2018. “Pemanfaatan Pelayanan KB MKJP Oleh Pasangan Usia


Subur Kelompok Masyarakat Miskin Di Kecamatan Tembalang Kota
Semarang.” Jurnal Kesehatan Masyarakat, 189–201.

Prasetiyo, Bayu Arif, and Merita Arini. 2023. “Hubungan Komunikasi Informasi
Edukasi Dengan Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Jakenan
Kabupaten Pati.” Jurnal Kesehatan Vokasional 8 (2): 91.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.77051.

Ratna, Wati. 2019. “Keterampilan Ibu Dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Terhadap Tumbuh Kembang Bayi Stikes RS Baptis Kediri.”

Ronger, Everess, M, Shoemaker. 2019. Communication of Innovation: A Cross


Cultural Approach, 2nd. New York: Free- Press.

Sari, R. M, Andriani, L. 2019. “Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan


Dengan Keikutsertaan Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kecil.” Jurnal Sains Kesehatan 26(2).

Sibukke, I, Siahan, J, M. 2021. “Hubungan Pengetahuan Dan Kualitas Pelayanan


KB Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di
Klinik Kesuma Bangsa Kecamatan Perbaungan Tahun 2020 Tekesnis” 5(1).

Soekidjo Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sugiyono. 2012. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.


45

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Alphabet.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian.

Sukardi. 2018. “Audit Komunikasi Program Komunikasi, Informasi Dan Edukasi


(KIE) Keluarga Berencana Pada Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi
Barat.” Jurnal Komunikasi KAREBA 7(2): 264–74.

Swarjana, I . K. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).


Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Ulle, AJ. Utami, NW, S. 2018. “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang KB


Terhadap Motivasi Dalam Memilih Alat Kontrasepsi.” Nursing News 2.

Utami dan Firanti. 2018. “Pengembangan Media Booklet Teknik Kaitan Untuk
Siswa Kelas X SMKn 1 Saptosari Gunung Kidul.”

Wahyuni, Tri Astuti. 2023. “Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan


Rendahnya Minat Ibu Terhadap Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang Di Susun Karang Tengah Desa Singodutan Selogiri Wonogiri.”
Jurnal Keperawatan GSH 12(2).

Wardoyo, Hasto. 2021. Rencana Strategis BKKBN 2020-2024. Jakarta: Kemenkes


Kesehatan RI.

Wawan, Dewi. 2018. Teori & Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Todller, Anak Dan
Usia Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.

Weni. 2019. “Determinan Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada


Akseptor KB Aktif Di Puskesmas Pedamaran.” Contagion: Periodical
Journal of Public Health and Coastal Health 1(1).

Widiastuti, N. M, Arini, K. N. 2021. “Perilaku Penggunaan Kontrasepsi Pada PUS


Selama Pandemi Covid-19.” Journal of Midwifery Sciences 5(2): 137–47.

Yuanti, Yocki. 2018. “Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Di


Kel. Harjamukti Cimanggis Depok.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan
Kebidanan VII (2): 1–7.

Yuliarti et al. 2020. “Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Pemakaian Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Akseptor KB Baru.” Wellness And
Healthy Magazine 2(2): 231–35.
LAMPIRAN 1
JADWAL PENELITIAN
Jenis Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
No.
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Sosialisasi
pembuatan
skripsi
2. Penyusunan
Propsal
3. UP (Ujian
Proposal)
dan revisi
pasca ujian
proposal
4. Pengambilan
data dan
penyusunan
hasil
penelitian
5. Menyusun
laporan hasil
dan
konsultasi
hasil
6. Ujian hasil
7. Revisi pasca
ujian
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4

KISI- KISI KUESIONER

Kisi- kisi kuesioner dalam penelitian ini adalah terkait MKJP yang dimulai

dari kontrasepsi IUD, Implan, Tubektomi, dan Vasektomi. Kuesioner ini akan di

isi oleh Wanita Usia Subur (WUS) yang berada di wilayah kerja PMB Widjajanti

Kabupaten Lampung Setalan untuk menialai pengetahuan WUS terhadap

kontrasepsi MKJP.

JAWABAN KUESIONER

1. Salah 13. Benar


2. Salah 14. Salah
3. Benar 15. Benar
4. Benar 16. Benar
5. Benar 17. Salah
6. Benar 18. Benar
7. Salah 19. Benar
8. Salah 20. Benar
9. Benar 21. Salah
10. Salah 22. Salah
11. Benar 23. Benar
12. Benar
LAMPIRAN 5

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth. Ibu
Di PMB Widjajanti Kabupaten Lampung Selatan

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ayu Riski Saputri
NIM : 5202302200
Pekerjaan : Mahasiswa Kebidanan STIkes Estu Utomo Boyolali
Alamat : Gadingrejo
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada siswa/siswi untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Komunikasi
Informasi dan Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Terhadap
Pengetahuan Ibu di PMB Tuti Widjajanti”, yang pengumpulan datanya akan di
laksanakan bulan April 2024. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh KIE KB MKJP terhadap pengtahuan ibu di
PMB Tuti Widjajanti. Saya akan tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun
informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasamanya dan
kesediaannya saya ucapakan terima kasih.

Lampung Selatan, Maret 2024

Peneliti
LAMPIRAN 6

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan menandatangi lembar ini, maka saya:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah peneliti memberikan penjelasan mengenai penelitian yang akan

dilakukan yaitu tentang “Pengaruh Komunikasi Informasi dan Edukasi Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang Terhadap Pengetahuan Ibu di PMB Tuti Widjajanti”,

saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini serta saya telah

memberikan persetujuan untuk memberikan informasi yang dilakukan peneliti dan

dijamin kerahasiaannya.

Saya berhak untuk mengundurkan diri dalam penelitian dan tidak ada unsur

paksaan untuk bergabung dalam penelitian ini. Oleh karena itu saya bersedia

menjadi subjek penelitian secara sukarela dan menjadi bagian dari penelitian ini.

Lampung Selatan, Maret 2024

Responden

(……………………….)
LAMPIRAN 7

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI METODE
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG TERHADAP PENGETAHUAN
IBU DI PMB TUTI WIDJAJANTI

A. Petunjuk
1) Bacalah petunjuk dibawah ini dengan teliti
2) Pilih jawaban yang paling sesuai menurut anda dan beri tanda (√) pada
jawaban yang di anggap benar, tepat dan sesuai
3) Setiap pertanyaan dan jawaban mohon diisi sendiri dan tidak diwakilkan
4) Jawaban yang diberikan tidak akan disebarkan
a. Data Umum
1. Nama (inisial) :
2. Umur : □ <20 Tahun
□ 20-35 Tahun
□ > 35 Tahun
3. Pendidikan : □ SD
□ SLTP/ SMP/Sederajat
□ SLTA/ SMA/Sederajat
□ Akademi/ Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : □ Ibu Rumah Tangga
□ Swasta
□ Pegawai Negeri Sipil
5. KB Saat Ini : □ KB Pil □ IUD
□ Suntik 1 Bulan □ MOW
□ Suntik 3 Bulan □ MOP
□ Implan
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)

No. Pertanyaan Benar Salah


1. Suntik, pil, dan kondom merupakan jenis- jenis-
MKJP

1. Intra Uterine Device (IUD)

No. Pertanyaan Benar Salah


2. IUD (spiral) merupakan alat kontrasepsi yang
dipasang dibawah kulit lengan
3. IUD (spiral) ada yang mengandung hormone da
nada yang tidak mengandung hormone
4. Jika seorang wanita sering mengalami perdarahan
diluar waktu (bukan jadwalnya) haid, maka wanita
tersebut tidak boleh dilakukan pemasangan KB IUD
(spiral)
5. Wanita yang sedang haid bias dipasang IUD (spiral)
6. Seseorang yang menggunakan IUD (spiral)
disarankan setiap selesai haid mengecek sendiri
benang IUD (spiral) dengan memaksukan jari pada
kemaluan (vagina)
7. Jika seorang wanita baru saja dipasang IUD (spiral)
maka wanita tersebut harus menggunakan alat
kontrasepsi (KB) tambahan saat berhubungan badan
8. Wanita yang sedang menyusui tidak disarankan
menggunakan IUD (spiral) karena IUD (spiral)
mempengaruhi produksi ASI
9. Salah satu efek samping menggunakan IUD (spiral)
adalah dengan haid lebih banyak
2. Implan

No. Pertanyaan Benar Salah


10. Impan (susuk) adalah alat kontrasepsi yang ditanam
di dalam rahim wanita
11. Masa kerja impan (susuk) ada yang 3 tahun dan ada
yang 5 tahun
12. Wanita yang sedang menyusui tidak disarankan
menggunakan implant (susuk) karena implant
(susuk) mempengaruhi produksi ASI
13. Salah satu efek samping menggunakan implant
(susuk) adalah terjadi perubahan pola haid berupa
bercak/ flek (spotting)
14. Jika seorang wanita dilakukan pemasangan implant
(susuk) pada hari ketujuh haid, maka wanita tersebut
harus menggunakan alat kontrasepsi (KB) tambahan
selama 7 hari saat berhubungan badan
15. Obat TBC dan obat epilepsy (ayan) tidak
mempengaruhi kerja implant (susuk)

3. Tubektomi

No. Pertanyaan Benar Salah


16. Tubektomi (MOW) adalah operasi sederhana untuk
menghentikan kesuburan laki- laki
17. Tubektomi tidak mempengaruhi produksi hormone
18. Tubektomi (MOW) sifatnya permanen sehingga
sulit dikembalikan kesuburannya
4. Vasektomi

No. Pertanyaan Benar Salah


19. Vasektomi (MOP) adalah operasi sederhana untuk
mengentikan kesuburan laki- laki
20. Seseorang yang menderita penyakit hernia perlu
mendapatkan perhatian khusus jika ingin dilakukan
vasektomi (MOP)
21. Seseorang yang telah dilakukan vasektomi (MOP)
tidak dapat mengeluarkan air mani
22. Jika seseorang telah dilakukan vasektomi (MOP) 1
bulan yang lalu, maka orang tersebut tidak perlu
menggunakan alat kontrasepsi (KB) tambahan saat
berhubungan badan
23. Jika seseorang yang melakukan vasektomi dan pada
saat pemeriksaan tidak terdapat sperma, tidak
membutuhkan alat kontrasepsi tambahan pada saat
berhubungan suami istri
LAMPIRAN 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KIE

Topik : Pengetahuan tentang Program KB MKJP


Pokok bahasan : Keluarga Berencana
Pelaksana : Ayu Riski Saputri
Sasaran :Seluruh Ibu Wus di wilayah kerja PMB Widjajanti
Kab.Lampung Selatan
Tempat : PMB Widjajanti Kab. Lampung Selatan

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan, para ibu mengerti tentang kontrasepsi MKJP
dan aman digunakan sesuai dengan kondisi ibu masing- masing
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, Ibu dapat :
a. Menjelaskan pengertian kontrasepsi MKJP
b. Menjelaskan macam-macam alat kontrasepsi MKJP
c. Menjelaskan ibu yang boleh dan yang tidak boleh menggunakan
kontrasepsi
d. Efek samping.
B. Materi
a. Pengertian Kontrasepsi MKJP
b. Manfaat KB
c. Macam-macam alat kontrasepsi MKJP
d. Ibu yang boleh dan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi
e. Efek samping.
C. Metode
Diskusi
D. Media
Booklet
E. Sasaran
Seluruh Ibu Wus yang berada di wilayah kerja TPMB Widjajanti Kab.
Lampung Selatan
F. Waktu Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan
3 menit 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan 2. Memperhatikan
dari KIE
3. Menyebutkan materi 3. Memperhatikan
yang akan diberikan 4. Memperhatikan dan
4. Memberikan menjawab
pertanyaan 5. Menandatangani
kesediaannya menjadi 6. Menandatangani
responden
5. Menandatangani
lembar persetujuan
menjadi responden
6. Mengisi lembar
kuisioner
2. Pelaksanaan 1. Menggali 1. Memperhatikan dan
10 menit pengetahuan ibu menjawab
tentang kontrasepsi
keluarga berencana 2. Memperhatikan dan
2. Menjelaskan tentang Menjawab
menggunakan media
booklet
3. Pengertian kontrasepsi
4. Manfaat KB
5. Syarat- syarat
kontrasepsi
6. Macam-macam alat
kontrasepsi MKJP
7. Yang boleh
menggunakan dan
tidak boleh
menggunakan
kontrasepsi 3. Bertanya
8. Efek samping
9. Menanyakan hal yang
belum jelas,
memberikan
kesempatan untuk
menyampaikan
pendapat
3. Terminasi Bersama dengan ibu Mendengarkan
5 Menit mendiskusikan
1. Mengucapkan
terimakasih Menjawab
2. Memberikan lembar
postest

LAMPIRAN 9
MEDIA KIE BOOKLET
LAMPIRAN 10

LEMBAR BIMBINGAN

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN PROPOSAL


SKRIPSI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ESTU UTOMO BOYOLALI

Nama Lengkap : Ayu Riski Saputri


NIM : 5202302200
Kelas :C
Dosen Pembimbing : Allania Hanung Putri Sekar Ningrum,S.ST.,M.Keb
Judul Tugas Akhir :Pengaruh Komunikasi Informasi dan Edukasi Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang Terhadap Pengetahuan Ibu Di
PMB Tuti Widjajanti Kabupaten Lampung Selatan
No. Tanggal Pokok Bahasan Paraf Dosen
Bimbingan Pembimbing
1 10-Januari- Bimbingan Judul
2024
2 15-Januari- Bimbingan Judul & menentukan masalah
2024 judul
3 22-Januari-
ACC Judul
2024
4 24-Januari-
Bimbingan Outline
2024
5 27-Januari- Pengumpulan Outline
2024
6 28-Januari- Tanda tangan hasil skrining judul dari
2024 perpustakaan
7 20-Februari- Konsultasi 1 Proposal 1-3
2024
No. Tanggal Pokok Bahasan Paraf Dosen
Bimbingan Pembimbing
8 29-Februari- Bahas tanya Jawab Bimbingan Proposal
2024
9 1-Maret-2024 Bimbingan Proposal

10 05-Maret-2024 Konsultasi 2 & Hasil Revisi Proposal

11 13-Maret-2024 Bimbingan proposal dan menentukan jadwal


ujian proposal

12 15-Maret-2025 Konsultasi 3 & Hasil Revisi Proposal

Bimbingan Proposal Skripsi


 Dimulai pada tanggal : 10-Januari-2024
 Diakhiri pada tanggal :
 Jumlah pertemuan bimbingan :

Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing,

Allania Hanung Putri Sekar Ningrum,S.ST.,M.Keb

Anda mungkin juga menyukai