DISUSUN OLEH :
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan
DISUSUN OLEH :
Disusun oleh :
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah diperkenankan untuk
diujikan
Disusun oleh :
Penguji I Penguji II
Penguji III
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Komunikasi dan Informasi Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Terhadap
Pengetahuan Ibu Di TPMB Tuti Widjajanti Kabupaten Lampung Selatan” dengan
baik. Penulisan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai
gelar Sarjana pada Program Studi Sarjana Kebidanan STIkes Estu Utomo.
Selesainya proposal skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Sarwoko, S.Ag., S.Kep., Ns., M. Kes., M.Kep sebagai Ketua STIKes
Estu Utomo
2. Ibu Ardiani Sulistiani, S.ST., M.Kes sebagai Ka. Prodi Sarjana Kebidanan
STIKes Estu Utomo
3. Ibu Allania Hanung Putri Sekar Ningrum, S.ST., M.Keb sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, dan
memberikan banyak nasehat, masukan, saran, dan mengarahkan penulis
sehingga proposal ini dapat terselesaikan
4. Ibu Ardiani Sulistiani, SST., M.Kes., M.Keb sebagai dosen penguji I yang
telah memberi masukan dalam proposal skripsi ini
5. Ibu Sri Handayani, S.SiT, M.Kes., M.Keb sebagai dosen penguji II yang telah
memberi masukan dalam proposal skripsi ini
6. Ibu Tuti Widjajanti, SST., M.Kes selaku pimpinan TPMB sebagai tempat
penelitian
7. Kedua Orang Tua Penulis (Bpk Jumiran dan Ibu Sumarmi) yang selalu
memberikan dukungan secara moral maupun materil serta kesabarannya yang
luar biasa dalam menemani setiap langkah hidup penulis
8. Seluruh rekan-rekan penulis yang berada di Estu Utomo, terimakasih atas
semangat dan motivasi yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
proposal skripsi ini
9. Seluruh responden yang telah memberikan waktu dan informasi untuk
membantu penyelesaian proposal skripsi ini
Akhir kata, saya berharap kepada Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga proposal ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
HALAMAN PERSESETUJUAN...........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................. v
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................7
F. Ruang Lingkup...........................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 11
A. Tinjauan Teori............................................................................................11
B. Kerangka Teori...........................................................................................29
C. Kerangka Konsep.......................................................................................30
D. Hipotesis.....................................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................31
A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................................31
B. Populasi dan Sampel.................................................................................. 31
C. Waktu dan Tempat..................................................................................... 32
D. Variabel Penelitian.....................................................................................33
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................................33
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.........................................................34
G. Instrumen dan Bahan Penelitian.................................................................34
ii
H. Prosedur Penelitian.....................................................................................36
I. Manajemen Data........................................................................................ 38
J. Etika Penelitian..........................................................................................40
K. Kelemahan Penelitian.................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang di dunia. Suatu negara
berkembang yaitu jumlah penduduk yang sangat besar. Jumlah penduduk di
indonesia pada tahun 2022 yaitu sebanyak 275.454.778 jiwa yang terdiri dari
139.024.803 jiwa penduduk laki–laki dan 136.429.975 jiwa penduduk
perempuan.Sedangkan menurut angka proyeksi dari badan pusat
statistik,jumlah penduduk indonesia pada tahun 2022 yaitu 274.859.094 jiwa
yang terdiri dari 137.890.954 jiwa penduduk laki-laki dan 136.986.140 jiwa
penduduk perempuan (Kemenkes RI, 2022)
Program KB merupakan salah satu fokus di bidang kesehatan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.Program KB
diharapkan mampu mengatasi permasalahan kependudukan Indonesia
sehingga tercipta SDM yang berkualitas. Selama lima tahun terakhir, TFR
mengalami penurunan dari 2,41% anak per WUS (Wanita Usia Subur) usia
15-49 tahun (SP2010), menjadi 2,40% (SDKI,2017), dan data terakhir
menunjukan pada angka menjadi 2,38% (Survei RPJMN/ SKAP 2018)
(Wardoyo, 2020).
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metode
kontrasepsi yang dianjurkan oleh pemerintah karena dianggap mempunyai
peranan yang penting dalam penurunan angka fertilitas. Metode kontrasepsi
yang termasuk dalam Metode Kontrasepsi Jangka Panjang diantaranya IUD,
implan, vasektomi, dan tubektomi.
Berdasarkan Rencana Strategis (Restra) BKKBN 2020-2024 yang
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024 salah satu permasalahan dalam
penggunaan kontrasepsi yang perlu mendapatkan perhatian adalah masih
rendahnya angka penggunaan MKJP di Indonesia.Target penggunaan MKJP
tahun 2020 adalah sebesar 25,11% akan tetapi capaian penggunaan MKJP
vii
viii
2
hanya sebesar 24,5% dan kontrasepsi masi di dominasi oleh non MKJP
(BKKBN 2021).Tidak tercapainya target penggunaan MKJP mengakibatkan
BKKBN juga menetapkan Perkiraan Permintaan Masyarakat menjadi Peserta
KB Aktif MKJP (PPM-PA MKJP) tahun 2020-2024 sebagai kontrak kinerja
provinsi yang harus di capai.Oleh karna itu, jumlah peserta aktif MKJP
menjadi salah satu fokus perhatian yang harus di garap oleh pemerintah
(Yuliarti et al, 2020).
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2020, angka
prevalensi kontrasepsi atau angka prevalensi pencegahan (RJP) menunjukkan
bahwa angka partisipasi KB mencapai 61,9%. Lebih tepatnya, proporsi
tertinggi peserta KB adalah suntikan (27,9%), diikuti oleh pil (14,2%), alat
kontrasepsi (7,2%),intra uterine devices (7,2%) implan (4,3%) dan sterilisasi
wanita (3,4%), kondom (0,9%) kemandulan laki-laki (0,3%),dan sisanya
adalah peserta yang menerapkan metode KB tradisional, pantang teratur
(1,6%),senggama terputus (1,5%). Dan metode lainnya (0,5%).(Jusriani,
Rifai, and Juhanto 2022).
Dari data Profil Kesehatan Bandar Lampung tahun 2022 cangkupan KB
aktif modern sebesar 76,8 %. Kb suntik (43,8%), Pil (20,9%), Implant
(15,4%), IUD (13,0%), Kondom (5,4) (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
2022). Dari Data Profil Kesehatan Lampung Selatan dari Puskesmas Banjar
Agung ada dari 3,590 PUS penggunaan kb kondom 251 (4,9%), Suntik 3,228
(62,7%), Pil 835 (16,2%),IUD 224 (4,3 %), MOW 4(0,1%), Implant 603
(11,7%, MAL 6 (0,1) (Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan, 2022).
Keluarga Berencana (KB) menjadi upaya esensial dalam mencapai
Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Dalam mencapai
SDGs, program ini memiliki banyak manfaat. Manfaat program KB adalah
mewujudkan perlindungan hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan
pemberdayaan; bermanfaat bagi kesehatan ibu, bayi yang baru dilahirkan,
anak, dan remaja; serta berperan dalam membentuk pembangunan ekonomi,
lingkungan, serta politik (Prasetiyo and Arini, 2023).
3
3
Selatan
A. Tinjauan Teori
1. Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita usia subur (WUS) atau bisa disebut masa reproduksi merupakan
wanita yang berusia antara 15-49 tahun dimulai dari pertama kali menstruasi
sampai berhentinya menstruasi atau menopause yang berstatus menikah,
belum menikah maupun janda dan masih berpotensi untuk hamil. Seorang
wanita dikatakan masa reproduksi ketika pertama mengalami mentsruasi
atau haid.
Mentruasi ini terjadi karena adanya pengeluaran sel telur yang telah
matang dan tidak dibuahi sehingga sel telur tersebut akan lepas dari
ovariumnya Begitupun sebaliknya ketika seorang wanita tidak mampu
melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi akan menjadi
tidak teratur lagi setiap bulan, sampai kemudian terhenti sama sekali, masa
ini disebut menopause (Azkiya and Fairuza, 2023).
2. Kontrasepsi
a. Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” dan “konsepsi”. Kontra yang
berarti melawan atau mencegah, konsepsi yang berarti pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sperma, sehingga mengakibatkan
kehamilan (BKKBN, 2020).
Kontrasepsi merupakan usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang dapat bersifat sementara atau permanen (BKKBN,
2020). Terdapat beberapa syarat untuk alat kontrasepsi yaitu aman, tidak
memiliki efek samping yang merugikan, mudah untuk diatur
pemakaiannya, tetap nyaman dalam berhubungan intim dengan pasangan,
sederhana, harga dapat dijangkau dan dapat diterima oleh pasangan
suami istri (Fitri, 2018).
11
12
12
b. Tujuan
1) Merencanakan kehamilan yang diinginkan
2) Menjaga kesehatan serta menurunkan angka mortalitas, morbiditas ibu
dan anak
3) Adanya peningkatan akses dan kualitas dalam informasi, pendidikan,
konseling, dan pelayanan keluarga berencana serta kesehatan
reproduksi
4) Mempromosikan pemberian ASI untuk bayi sebagai bentuk upaya
dalam mengatur jarak kehamilan.
c. Sasaran
Sasaran berdasarkan tujuan yang akan dicapai dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu sasaran langsung yakni PUS untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara menggunakan alat kontrasepsi. Sasaran tidak
langsung yakni pelaksana dan pengelola KB untuk menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijakan kependudukan dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas dan sejahtera (Fitri, 2018).
d. Jenis Metode Kontrasepsi Berdasarkan Lama Efektivas
1) Non MKJP yaitu kondom, suntik, pil kb, metode amenore laktasi
2) MKJP yaitu MOP dan MOW, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR), Implan atau Susuk KB (BKKBN, 2020).
3. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
MKJP merupakan kontrasepsi yang dikenal memiliki tingkat
efektivitas tinggi untuk menunda atau mengatur kehamilan karena dapat
melindungi dari risiko kehamilan dalam jangka waktu yang cukup lama dan
memiliki angka kegagalan yang rendah. MKJP terdiri dari Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) atau IUD, implan atau susuk KB , MOW, MOP
(BKKBN, 2020).
13
a. AKDR/IUD
1. Pengertian AKDR/ IUD
AKDR atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan kontrasepsi
jangka panjang yang dimasukkan melalui serviks dan dipasangkan di
dalam uterus. Metode kontrasepsi ini memiliki efektivitas yang tinggi
dan aman. Selain itu, efektivitas penggunaannya selama 10 tahun
tergantung dengan jenisnya. Metode ini memudahkan akseptor KB
untuk berhenti atau dapat dilepas kapan saja dengan bantuan tenaga
kesehatan (BKKBN, 2020).
2. Mekanisme Kerja AKDR/IUD antara lain:
a) Menghambat sperma masuk ke tuba fallopi untuk
proses fertilisasi
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai
kavum uteri
c) AKDR/IUD bekerja untuk mengutamakan mencegah ovum
bertemu dengan sperma
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi atau penempelan telur
dalam uterus (BKKBN, 2020).
3. AKDR/IUD memiliki efektivitas mencapai 98% hingga 100% dalam
mencegah kehamilan. AKDR/IUD dengan jenis copper T380A
memiliki efektivitas cukup tinggi yaitu selama 8 tahun pengguna tidak
ditemukan adanya kehamilan (BKKBN, 2020).
4. Jenis AKDR/IUD yang dipasarkan antara lain:
a) AKDR/IUD yang mengandung tembaga yaitu copper T380A dan
nova T
b) AKDR/IUD yang memiliki kandungan progesteron yaitu Mirena.
5. Keuntungan AKDR/IUD antara lain:
a) Efektif tinggi untuk mencegah kehamilan dan tidak perlu
mengingatingat untuk menggunakan KB seperti pada pengguna pil
KB
b) Tidak memengaruhi kualitas ASI
c) Dapat digunakan hingga menopause
d) Tidak memengaruhi hubungan seksual dan tidak menimbulkan
khawatir akan hamil
e) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan (BKKBN, 2020).
6. Efek Samping AKDR/IUD antara lain:
a) Mengalami menstruasi lebih lama, lebih banyak dan lebih terasa
sakit
b) Sering kali terjadi perdarahan bercak selama 1 hingga 2 hari setelah
pemasangan
c) Mengalami keputihan yang bertambah banyak
d) Meningkatkan risiko terjadinya infeksi panggul (BKKBN, 2020).
b. Implan/Susuk
1. Pengertian Implan/Susuk
Implan atau susuk KB merupakan alat kontrasepsi yang
dipasangkan di bawah kulit lengan kiri bagian atas dan mengandung
hormon golongan progesteron dengan bentuk kapsul. Implan aman
bagi semua WUS yang menggunakan dan apabila waktu pemakaian
telah habis harus segera dilepas (BKKBN, 2020). Efektivitas
penggunaan selama 3 hingga 5 tahun untuk mencegah kehamilan.
2. Mekanisme kerja implan antara lain:
a) Mengganggu proses pengentalan pada serviks dan pembentukan
endometrium
b) Menghambat atau mempersulit implantasi pada uterus. 3. Menekan
ovulasi
c) Mengurangi transportasi sperma dalam proses fertilisasi.
3. Keuntungan implan antara lain:
a) Pemasangan hanya dilakukan sekali untuk mencegah kehamilan
selama 3 tahun
b) Tidak memengaruhi hubungan seksual dan tidak menimbulkan
khawatir akan hamil
c) Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI
d) Tidak mempengaruhi tekanan darah
e) Sangat dianjurkan bagi wanita yang sudah tidak ingin memiliki
anak dan belum siap untuk tubektomi (BKKBN, 2020).
4. Efek samping implan antara lain:
a) Rasa nyeri dan kurang nyaman saat pemasangan
b) Haid tidak teratur, sakit kepala, anemia karena perdarahan
c) Nyeri payudara (BKKBN, 2020)
c. Medis Operasi Wanita (MOW)
1. Pengertian MOW
MOW atau dikenal sterilisasi wanita atau dikenal juga juga
tubektomi merupakan metode kontrasepsi yang dilakukan tindakan
operasi kecil untuk memotong tuba fallopi. MOW tidak dianjurkan
untuk PUS karena bersifat permanen dan sulit untuk dikembalikan
(BKKBN, 2020). MOW merupakan tindakan untuk tidak
mendapatkan keturunan dalam jangka waktu panjang sampai seumur
hidup (BKKBN, 2020).
2. Keuntungan MOW antara lain:
a) Efektivitas tinggi
b) Tidak memengaruhi hubungan seksual dan tidak menimbulkan
khawatir akan hamil
c) Efisien
d) Tidak memengaruhi kualitas ASI
3. Keterbatasan MOW antara lain:
a) Tidak melindungi dari IMS (Infeksi Menular Seksual)
b) Rasa sakit atau tidak nyaman jangka pendek setelah melakukan
MOP
c) Dilakukan oleh dokter yang terlatih dengan alat yang memadai
d) Harus mempertimbangkan sifat permanen metode ini karena tidak
bisa dipulihkan kembali.
d. Medis Operasi Pria (MOP)
1. Pengertian MOP
MOP atau dikenal juga vasektomi merupakan metode
kontrasepsi yang dilakukan dengan tindakan operasi kecil pada
saluran vas deferens. Aman digunakan untuk semua pria serta tidak
mempengaruhi hubungan seksual. MOP merupakan metode
kontrasepsi permanen walaupun dengan perkembangan teknologi
kedokteran dapat disambung kembali, MOP tidak dianjurkan untuk
PUS yang masih menginginkan anak lagi (BKKBN, 2020).
2. Keuntungan MOP antara lain:
a) Efektivitas tinggi
b) Tidak memengaruhi hubungan seksual dan tidak menimbulkan
khawatir akan hamil
c) Efisien
d) Dapat dilakukan kapan saja di fasilitas kesehatan apabila tenaga
medis dan peralatan tersedia.
3. Keterbatasan MOP antara lain:
a) Tidak melindungi dari IMS (Infeksi Menular Seksual)
b) Rasa sakit atau tidak nyaman jangka pendek setelah melakukan
MOP
c) Dilakukan oleh dokter yang terlatih dengan alat yang memadai.
e. Faktor- Faktor yang Mendukung Penggunaan MKJP
1. Faktor Presdiposisi (Predisposing)
Faktor utama yang mendasari pemikiran atau motivasi seseorang
untuk dilakukannya perilaku. Faktor predisposisi sebagai faktor yang
sudah ada dalam diri seseorang dan menghasilkan kerentanan terhadap
keadaan yang berhubungan dengan kesehatan (Mahmudah, L. T,
Indrawati 2018). Faktor predisposisi terdiri dari :
a) Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang memengaruhi seseorang
dalam menggunakan jenis metode kontrasepsi. Penelitian yang
dilakukan oleh Budiarti (2018) menunjukkan adanya hubungan antara
usia dengan penggunaan MKJP (Budiarti, I, Nuryani 2018). Wanita
yang berusia ≥ 35 tahun 2,24 kali lebih besar kemungkinan untuk
memilih menggunakan MKJP dibandingkan dengan wanita usia < 35
tahun (Mahmudah, L. T, Indrawati 2018).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Weni (2019) menunjukkan
bahwa sebesar 51,5% usia pengguna MKJP berada di usia > 35 tahun.
Semakin tua usia seseorang, maka dalam memilih metode kontrasepsi
dengan melihat dari keefektivitasannya yang tinggi untuk mencegah
kehamilan yakni MKJP (BKKBN 2021). Wanita yang berusia >35
tahun dianjurkan untuk menggunakan MKJP, karena terdapat banyak
risiko apabila wanita hamil dengan usia > 35 tahun, antara lain
penyakit diabetes gestasional, hipertensi, kelahiran prematur pada bayi
serta besarnya kemungkinan terjadi ketidaknormalan kromosom pada
bayi yang akan dilahirkan (Weni, 2019).
b) Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang lahir hidup dari seorang ibu.
Ibu dengan paritas tinggi (anak lebih dari 2) memiliki angka mortalitas
atau morbiditas yang tinggi karena terjadinya gangguan endometrium.
Penyebab gangguan endometrium tersebut dikarenakan kehamilan
yang berulang, sedangkan pada paritas pertama berisiko karena rahim
baru pertama kali menerima hasil konsepsi dan keluwesan otot rahim
masih terbatas untuk pertumbuhan janin (Weni, 2019).
c) Pendidikan
Penelitian Jasa dkk (2021) mendapatkan bahwa ada hubungan
signifikan antara pendidikan dengan penggunaan MKJP (Jasa, N,
Listiana, A, Risneni 2021). Tingkat pendidikan seseorang
memengaruhi persepsi individu terhadap suatu hal termasuk peran
individu tersebut dalam program KB (Laksmini, 2018). Wanita
dengan pendidikan tinggi berpeluang 1,3 kali lebih besar
menggunakan MKJP dibandingkan wanita yang berpendidikan
rendah. Secara teoritis pendidikan formal sangat besar pengaruhnya
terhadap pengetahuan seseorang, seseorang yang berpendidikan tinggi
cenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
dengan orang yang berpendidikan rendah. Wanita dengan pendidikan
tinggi akan cenderung mengikuti program KB dan memilih
kontrasepsi yang efektif (Jasa, N, Listiana, A, Risneni 2021).
d) Status Pekerjaan
Seseorang yang bekerja cenderung akan memperluas
pengetahuan serta semakin banyak informasi yang diperoleh, sehingga
nantinya akan berdampak terhadap kemudahan orang tersebut dalam
menentukan pilihan metode kontrasepsi. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh (Budiarti, I, Nuryani 2018) menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan penggunaan MKJP
pada akseptor KB aktif di wilayah Puskesmas Kalirejo. Demikian
dengan penelitian yang dilakukan (Laksmini, 2018) bahwa wanita
yang bekerja memiliki peluang 1,4 kali lebih tinggi untuk
menggunakan MKJP dibandingkan wanita yang tidak bekerja.
e) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari seseorang untuk tahu sesuatu,
hal tersebut terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap
objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
dalam memengaruhi tindakan seseorang. Pengetahuan terkait
pengendalian kelahiran dan keluarga berencana memengaruhi
seseorang untuk memutuskan dalam menggunakan metode
kontrasepsi. Pengetahuan tentang pengendalian kelahiran dalam
program keluarga berencana menjadi prasyarat seseorang untuk
menggunakan metode kontrasepsi dengan tepat dan cara yang efektif
serta efisien (Laksmini, 2018).
Pengetahuan dapat membentuk keyakinan, sehingga seseorang
akan melakukan perilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.
Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam terbentuknya
tindakan seseorang (Laksmini, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh
Sari (2019) menunjukkan bahwa adanya hubungan antara
pengetahuan terhadap keikutsertaan akseptor KB dalam MKJP.
Individu yang memiliki pengetahuan baik tentang metode kontrasepsi
akan memengaruhi perilaku kesehatannya, sehingga mempermudah
dalam pemilihan metode kontrasepsi yang akan digunakan (Sari, R.
M, Andriani 2019).
2. Faktor Pemungkin (Enabling)
Faktor yang memfasilitasi seseorang untuk melakukan tindakan
atau sumber daya yang diperlukan untuk terealisasinya suatu tindakan
seseorang atau masyarakat. Faktor pemungkin terdiri dari :
a) Ketersediaan Alat Kontrasepsi
Ketersediaan alat kontrasepsi merupakan tersedia atau tidak
tersedia alat kontrasepsi di fasilitas kesehatan atau sarana kesehatan
sebagai tempat pelayanan KB yang dapat dijangkau atau digunakan
oleh WUS. Ketersediaan alat kontrasepsi di fasilitas pelayanan
kesehatan akan mempengaruhi seseorang untuk memilih metode
kontrasepsi alat kontrasepsi di fasilitas pelayanan kesehatan akan
mempengaruhi seseorang untuk memilih metode kontrasepsi yang
digunakan, selain itu jangkauan harga pada setiap metode kontrasepsi
juga menjadi pertimbangan untuk seseorang memilih menggunakan
metode kontrasepsi (Widiastuti, N. M, Arini 2021).
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sidabukke (2021)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan alat
kontrasepsi dengan pemilihan MKJP. Selain itu, terdapat 53,8%
responden yang memilih MKJP karena tersedianya alat kontrasepsi
(Sibukke, I, Siahan, J 2021).
b) Akses ke Pelayanan KB
Akses pelayanan kesehatan yang terhambat akan menurunkan
seseorang dalam mendapatkan informasi kesehatan maupun pelayanan
kesehatan terutama pelayanan KB. Penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara akses
ke pelayanan KB terhadap penggunaan MKJP. Akses ke pelayanan
kesehatan yang sulit menjadi salah satu alasan WUS menggunakan
(Pangestika 2018). WUS yang memiliki kesulitan dalam akses ke
pelayanan kesehatan lebih memilih untuk menggunakan MKJP karena
efektif dan efisien tanpa harus sering control.
b. Faktor Penguat (Reinforcing)
Faktor yang menentukan apakah suatu perilaku kesehatan telah
didukung atau malah sebaliknya. Faktor penguat terdiri dari :
1. Dukungan Suami
Dukungan suami berperan besar dalam pengambilan keputusan
istri untuk menggunakan atau tidak menggunakan metode kontrasepsi.
Penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan
signifikan antara dukungan suami dengan penggunaan MKJP. Suami
memiliki peran penting dalam setiap tahapan pengambilan keputusan
di keluarga. Bentuk dukungan yang diberikan suami dapat berupa
mengingatkan untuk mengontrol alat kontrasepsi, memberikan
kepedulian atau perhatian untuk mengantar pasangannya ke pelayanan
KB, serta memberikan persetujuan dan dana atas alat kontrasepsi yang
digunakan oleh pasangannya (Pangestika, 2018).
2. Dukungan Tenaga Kesehatan
Dukungan tenaga kesehatan dalam hal ini berupa dukungan
dalam bentuk saran dan informasi untuk metode kontrasepsi yang
dapat digunakan oleh WUS. Dukungan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan akan meningkatkan pengetahuan WUS, sehingga
memberikan kepastian untuk menentukan metode KB yang akan
digunakan. Penelitian yang dilakukan oleh Mi’rajiah (2019)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan petugas
kesehatan dengan pemakaian MKJP. Salah satu faktor yang
berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi adalah faktor pelayanan
yang terdiri dari keterlibatan dukungan tenaga kesehatan dalam
kegiatan KB. Rendahnya penggunaan MKJP dibandingkan dengan
KB jenis lain salah satunya dikarenakan kurangnya motivasi dari
petugas kesehatan terkait pemberian informasi kepada akseptor KB
(Mi’rajiah, N, Noor 2019).
4. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari
pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan (Wawan, 2018).
Menurut Efendy dalam Notoadmodjo (2017), bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari penggunaan pancaindera yang didasarkan atas
intuisi atau kebetulan,otoritas dan kewibawaan, tradisi dan pendapat
umum. Menurut Soejoeti dalam Kristina dan Yuni (2018), salah satu
faktor yang menyebabkan timbulnya perubahan, pemahaman, sikap dan
perilaku pada seseorang, sehingga seseorang mau mengadopsi perilaku
baru, yaitu kesiapan psikologis yang ditentukan oleh tingkat
pengetahaun. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan
formal (Notoadmodjo, 2017).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan
bukan berarti seorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan
rendah pula (Wawan, 2018).
Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak
diperoleh melalui pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh
melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seoarang tentang suatu
objek mengandung 2 aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua
aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek
positif dan ojek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin
positif terhadap objek tertentu. Menurut Teori World Health
Organization (WHO) salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan
oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan,
2018).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan (Wawan 2018) yaitu :
a. Tingkat Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang dipelajari dan rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu “ tahu” ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. Proses Perilaku
“TAHU” menurut (Ronger, Everess, M 2019) yang, perilaku adalah
semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati
langsung dari maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar (Wawan,
2018).
Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
a) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
b) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian
dan tertarik pada stimulus
c) Evaluation (menimbang- nimbang) individu akan
mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi
d) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru
23
B. Kerangka Teori
Pengetahuan Ibu
Keterangan :
33
: Variabel penghubung
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : (Laksmini 2018), (Mubarak 2018), (Pangestika 2018)
C. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan pada skema berikut
ini :
O1 X O2
Keterangan :
O1 =Nilai pretest (pengetahuan ibu sebelum diberikan pengetahuan tentang
alat kontrasepsi MKJP)
X = Pemberian KIE menggunakan booklet
O2 = Nilai posttest (pengetahuan ibu setelah diberikan pengetahuan tentang
alat kontrasepsi MKJP)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi dan penelitannya juga disebut studi
populasi atau studi sensus (Arikunto, 2015). Populasi dalam penelitian adalah
subjek (misalnya manusia, klien) yang memenuhi kriteria.Populasi dalam
penelitian ini adalah semua wanita usia subur (WUS) di TPMB Tuti Widjajanti
Kabupaten Lampung Selatan.
31
32
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti (Arikunto, 2015).
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Soekidjo Notoatmodjo 2018). Sampel pada penelitian ini adalah
sebagian Wanita Usia Subur yang berkunjung ke TPMB pada bulan april
2024.
3. Teknik Sampling
Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probalility
sampling dengan teknik accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2018).
4. Besar Sampel
Menurut Cohen, et.al, (2007, hlm. 101) semakin besar sample dari
besarnya populasi yang ada adalah semakin baik, akan tetapi ada jumlah
batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel
(Cohen L, Manion L 2007). Sebagaimana dikemukakan oleh Baley dalam
Mahmud (2011, hlm. 159) yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang
menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel paling minimum adalah
30 (Mahmud 2011).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Roscoe dalam Sugiono (2012)
menyarankan tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut:
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500.
b. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30 (Sugiyono 2012).
Jadi pada penelitian ini menggunakan jumlah sampel minimum yaitu
sebanyak 30 responden.
33
c. Kurang, jika
nilai <56%
Dimana :
rhitung : koefisien korelasi
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total item
n : jumlah responden
menurut Notoadmodjo (2018) agar diperoleh distribusi nilai hasil
pengukuran mendekati normal, maka jumlah responden uji validitas
minimal 20 responden. Atas dasar tersebut, peneliti melakukan uji
validitas pada 20 responden dengan tingkat kepercayaan 95% maka dapat
rtabel 0,444. Item pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid apabila
rhitung > rtabel.
Diantara 25 point pertanyaan yang dilakukan uji validitas, terdapat
2 point ternyataan yang dinyatakan tidak valid, yaitu pertanyaan MKJP
nomor 1 dan 2. Pertanyaan tersebut di eliminasi dari kuesioner sehingga
ada 23 pertanyaan yang digunakan sebagai alat ukur.
2) Prinsip Reabilitas (Keandalan)
Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan
apabila informasi tersebut diukur atau diamati berulang kali dalam waktu
yang berbeda. Untuk memastikan instrumen tersebut reliabel maka perlu
dilakukan uji reabilitas, dengan menggunakan rumus formula alpha,
yaitu:
36
Dimana :
ri : koefisien reabilitas instrumen
Ʃσb2 : total varians butir, dengan rumus
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin
2) Peneliti mengambil sampel yaitu Seluruh WUS di PMB Tuti Widjajanti
saat responden datang ke TPMB
3) Peneliti menjelaskan lembar informasi berupa maksud dan tujuan
dilakukanya penelitian kepada responden
4) Peneliti memberikan informed concent untuk bukti bahwa bersedia
menjadi responden penelitian
5) KIE akan dilakukan pada bulan April sebelum dilaksanakan KIE maka
peneliti melakukan pretest dahulu lanjut KIE setelah itu dilakukan
pemeriksaan dengan bidan di TPMB Tuti Widjajanti Kabupaten
Lampung Selatan
6) Setelah dilakukan pemeriksaan Ibu diajak makan snack dan sambil
ngobrol selanjutnya Ibu di PMB Tuti Widjajanti Kabupaten Lampung
dilakukan postest Kemudian peneliti menginput data, mengolah dan
menganalisa data yang sudah terkumpul
7) Peneliti menyimpan data formulir kuesioner penelitian responden di
tempat yang aman dan hanya bisa diakses oleh peneliti
8) Setelah itu peneliti melanjutkan olah data menggunakan program SPSS.
c. Tahap Pelaporan
1) Memasukkan data yang didapatkan
2) Mengolah data menggunakan SPSS
3) Membuat pembahasan dari hasil penelitian
4) Konsultasi dosen pembimbing skripsi
I. Manajemen Data
a. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar
kuesioner. Pengolahan data menggunakan statistik dengan aplikasi SPSS
versi 22. Proses pengolahan data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1) Editing
39
Data yang sudah ada dari kuesioner dan lembar observasi dapat diperiksa
ulang keakuratannya menggunakan pedoman yang ditetapkan.
2) Coding
Setelah semua kuesioner di edit, selanjutnya dilakukan pengkodean,
yakni mengubah data berbentuk angka dan bilangan. Coding ini berguna
dalam memasukkan data. Pemberian kode dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Usia Ibu
Kode 3 = >35 tahun
Kode 2 = 20-35 tahun
Kode 1 = <20 tahun
b) Paritas
Kode 3 = Grandemultipara
Kode 2 = Multipara
Kode 1 = Pripipara
c) Pendidikan
Kode 4 = Sarjana
Kode 3 = SMA
Kode 2 = SMP
Kode 1 = SD
d) Pekerjaan
Kode 2 = Bekerja
Kode 1 = Tidak Bekerja
e) Pengetahuan
Baik =3
Cukup =2
Kurang =1
3) Data Entry
40
4) Tabulating
Proses memasukkan data hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil observasi yang ditemukan dari subjek penelitian dimasukkan ke
dalam tabel distribusi frekuensi sehingga mempermudah peneliti
membaca data yang telah terkumpul.
5) Cleaning
Proses pengecekkan kembali data dari kemungkinan data yang sudah di
entry terdapat missing atau tidak memenuhi syarat.
J. Etika Penelitian
Peneliti melakukan penelitian berdasarkan etika berikut:
1) Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human Dignity)
Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk bersedia menjadi
responden penelitian maupun tidak. Peneliti menghormati harkat dan
martabat reponden penelitian serta mempersiapkan formulir persetujuan
subjek (informed consent).
2) Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect for
Privacy and Confidentiality)
Setiap responden berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya
kepada orang lain. Peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas
dan kerahasiaan reponden. Peneliti menggunakan coding sebagai pengganti
identitas reponden.
3) Keadialan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)
Peneliti menjaga prinsip keterbukaan dan adil dengan kejujuran dan kehati-
hatian. Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti menjelaskan
prosedur penelitian sebagai prinsip keterbukaan dan menjamin semua
subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama sebagai
prinsip keadilan.
4) Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing
Harm and Benefit)
Peneliti berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan bagi responden,
maka setiap penelitian dilakukan hendaknya:
a. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani,
moral, kejujuran, kebebasan, dan tanggung jawab.
b. Upaya mewujudkan ilmu pengetahuan, kesejahteraan, martabat, dan
peradapan manusia serta terhindar dari segala sesuatu yang menimbulkan
kerugian atau membahayakan subjek penelitian.
K. Kelemahan Penelitian
Penelitian selanjutnya bisa dilakukan lebih dari satu kali KIE agar hasil
pengetahuan Ibu juga akan terukur dengan baik dan akurat
42
DAFTAR PUSTAKA
Adriati, Febri, and Shanty Chloranyta. 2022. “Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan
Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).” Jurnal Kesehatan Panca Bhakti
Lampung 10 (2): 127. https://doi.org/10.47218/jkpbl.v10i2.194.
Arikunto. 2018. “Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah
Untuk Para Bidan Yogyakarta.”
Azkiya, Fadhila, and Filda Fairuza. 2023. “Pengetahuan Wanita Usia Subur
Tentang Kontrasepsi Pil Di UPT. Puskesmas Angsana Kabupaten
Pandeglang Tahun 2019.” Jurnal Ilmiah 3 (2): 45–51.
https://doi.org/10.60010/jikd/v4i1.55.
Ermilia, H, Annas, I.Y. 2019. “Effect of Health Lecturer Using Media and Peer-
Education on Long Acting and Permanent Methods of Contraception.”
Jurnal Ners 14(1): 101=105.
Fransisca, Dewi, and Melia Pebrina. 2019. “Pengaruh KIE Terhadap Tingkat
Pengetahuan Pasangan Usia Subur Dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi
Jangka Panjang.” Jik- Jurnal Ilmu Kesehatan 3 (2): 74.
https://doi.org/10.33757/jik.v3i2.208.
43
Hanifah, Yusti, Fenti Dewi Pertiwi, and Tika Noor Prastia. 2021. “Gambaran
Penggunaan Intra Uterine Device (Iud) Pada Wus (Wanita Usia Subur) Di
Kelurahan Cilendek Timur Kecamatan Bogor Barat Tahun 2019.” Promotor
3 (6): 634–46. https://doi.org/10.32832/pro.v3i6.5573.
Indarti, Ida, and Aprilya Nency. 2022. “Pengetahuan, Dukungan Suami, Sosial
Ekonomi Dan Jarak Tempat Tinggal Terhadap Perilaku Ibu Hamil Dengan
Kunjungan ANC.” SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia 1 (4): 157–64.
https://doi.org/10.53801/sjki.v1i4.49.
Jusriani, Muhammad Rifai, and Asrijun Juhanto. 2022. “Analisis Peran Petugas
Lapangan Keluarga Berencana Dalam Meningkatkan Jumlah Akseptor ‘
MJKP ’ Di Wilayah Kerja Puskesmas Lasusua Kecamatan Lasusua
Kabupaten Kolaka Utara Analysis of The Role Family Planning Field
Officers in Increasing The Number of Acce.” Jurnal Sains Dan Kesehatan 1
(1): 33–45.
Nanda, Prima Wira. 2023. “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi
Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi MKJP Di Klinik S Tahun 2023.” Jurnal
Ilmiah Kesehatan BPI 7 (2): 1–5.
Nursalam. 2018. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta: Nuha
Medika.
Prasetiyo, Bayu Arif, and Merita Arini. 2023. “Hubungan Komunikasi Informasi
Edukasi Dengan Pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Di Jakenan
Kabupaten Pati.” Jurnal Kesehatan Vokasional 8 (2): 91.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.77051.
Ratna, Wati. 2019. “Keterampilan Ibu Dalam Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Terhadap Tumbuh Kembang Bayi Stikes RS Baptis Kediri.”
Utami dan Firanti. 2018. “Pengembangan Media Booklet Teknik Kaitan Untuk
Siswa Kelas X SMKn 1 Saptosari Gunung Kidul.”
Wawan, Dewi. 2018. Teori & Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Todller, Anak Dan
Usia Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika.
Yuliarti et al. 2020. “Sikap Dan Dukungan Suami Dengan Pemakaian Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Akseptor KB Baru.” Wellness And
Healthy Magazine 2(2): 231–35.
LAMPIRAN 1
JADWAL PENELITIAN
Jenis Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
No.
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Sosialisasi
pembuatan
skripsi
2. Penyusunan
Propsal
3. UP (Ujian
Proposal)
dan revisi
pasca ujian
proposal
4. Pengambilan
data dan
penyusunan
hasil
penelitian
5. Menyusun
laporan hasil
dan
konsultasi
hasil
6. Ujian hasil
7. Revisi pasca
ujian
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
Kisi- kisi kuesioner dalam penelitian ini adalah terkait MKJP yang dimulai
dari kontrasepsi IUD, Implan, Tubektomi, dan Vasektomi. Kuesioner ini akan di
isi oleh Wanita Usia Subur (WUS) yang berada di wilayah kerja PMB Widjajanti
kontrasepsi MKJP.
JAWABAN KUESIONER
Kepada:
Yth. Ibu
Di PMB Widjajanti Kabupaten Lampung Selatan
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ayu Riski Saputri
NIM : 5202302200
Pekerjaan : Mahasiswa Kebidanan STIkes Estu Utomo Boyolali
Alamat : Gadingrejo
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada siswa/siswi untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Komunikasi
Informasi dan Edukasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Terhadap
Pengetahuan Ibu di PMB Tuti Widjajanti”, yang pengumpulan datanya akan di
laksanakan bulan April 2024. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh KIE KB MKJP terhadap pengtahuan ibu di
PMB Tuti Widjajanti. Saya akan tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun
informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasamanya dan
kesediaannya saya ucapakan terima kasih.
Peneliti
LAMPIRAN 6
Nama :
Umur :
Alamat :
saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini serta saya telah
dijamin kerahasiaannya.
Saya berhak untuk mengundurkan diri dalam penelitian dan tidak ada unsur
paksaan untuk bergabung dalam penelitian ini. Oleh karena itu saya bersedia
menjadi subjek penelitian secara sukarela dan menjadi bagian dari penelitian ini.
Responden
(……………………….)
LAMPIRAN 7
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI METODE
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG TERHADAP PENGETAHUAN
IBU DI PMB TUTI WIDJAJANTI
A. Petunjuk
1) Bacalah petunjuk dibawah ini dengan teliti
2) Pilih jawaban yang paling sesuai menurut anda dan beri tanda (√) pada
jawaban yang di anggap benar, tepat dan sesuai
3) Setiap pertanyaan dan jawaban mohon diisi sendiri dan tidak diwakilkan
4) Jawaban yang diberikan tidak akan disebarkan
a. Data Umum
1. Nama (inisial) :
2. Umur : □ <20 Tahun
□ 20-35 Tahun
□ > 35 Tahun
3. Pendidikan : □ SD
□ SLTP/ SMP/Sederajat
□ SLTA/ SMA/Sederajat
□ Akademi/ Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan : □ Ibu Rumah Tangga
□ Swasta
□ Pegawai Negeri Sipil
5. KB Saat Ini : □ KB Pil □ IUD
□ Suntik 1 Bulan □ MOW
□ Suntik 3 Bulan □ MOP
□ Implan
METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)
3. Tubektomi
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Pada akhir proses penyuluhan, para ibu mengerti tentang kontrasepsi MKJP
dan aman digunakan sesuai dengan kondisi ibu masing- masing
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, Ibu dapat :
a. Menjelaskan pengertian kontrasepsi MKJP
b. Menjelaskan macam-macam alat kontrasepsi MKJP
c. Menjelaskan ibu yang boleh dan yang tidak boleh menggunakan
kontrasepsi
d. Efek samping.
B. Materi
a. Pengertian Kontrasepsi MKJP
b. Manfaat KB
c. Macam-macam alat kontrasepsi MKJP
d. Ibu yang boleh dan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi
e. Efek samping.
C. Metode
Diskusi
D. Media
Booklet
E. Sasaran
Seluruh Ibu Wus yang berada di wilayah kerja TPMB Widjajanti Kab.
Lampung Selatan
F. Waktu Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan
3 menit 1. Memperkenalkan diri 1. Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan 2. Memperhatikan
dari KIE
3. Menyebutkan materi 3. Memperhatikan
yang akan diberikan 4. Memperhatikan dan
4. Memberikan menjawab
pertanyaan 5. Menandatangani
kesediaannya menjadi 6. Menandatangani
responden
5. Menandatangani
lembar persetujuan
menjadi responden
6. Mengisi lembar
kuisioner
2. Pelaksanaan 1. Menggali 1. Memperhatikan dan
10 menit pengetahuan ibu menjawab
tentang kontrasepsi
keluarga berencana 2. Memperhatikan dan
2. Menjelaskan tentang Menjawab
menggunakan media
booklet
3. Pengertian kontrasepsi
4. Manfaat KB
5. Syarat- syarat
kontrasepsi
6. Macam-macam alat
kontrasepsi MKJP
7. Yang boleh
menggunakan dan
tidak boleh
menggunakan
kontrasepsi 3. Bertanya
8. Efek samping
9. Menanyakan hal yang
belum jelas,
memberikan
kesempatan untuk
menyampaikan
pendapat
3. Terminasi Bersama dengan ibu Mendengarkan
5 Menit mendiskusikan
1. Mengucapkan
terimakasih Menjawab
2. Memberikan lembar
postest
LAMPIRAN 9
MEDIA KIE BOOKLET
LAMPIRAN 10
LEMBAR BIMBINGAN
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing,