Anda di halaman 1dari 170

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY.I USIA 26 TAHUN G1P0A0 HAMIL 38 MG DI


PRAKTIK MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb
KECAMATAN PATARUMAN KOTA BANJAR
TAHUN 2023

(Proyek Inovasi Murrotal Al Quran, dalam Persalinan untuk menurunkan


stimuli reseptor nyeri dan Permasalahan Gender Subordinasi dimana status
ibu sebagai ibu rumah tangga di pandang sebelah mata oleh keluarga suami)

LAPORAN KASUS

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Pada Stase Praktik


Kebidanan Continuity of Care (COC)

Disusun Oleh :
TITI SUPARTINI, S.Keb
JBX 0220041

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2023

1
2
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY.I USIA 26 TAHUN DI PRAKTIK
MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb
KECAMATAN PATARUMAN KOTA
BANJAR TAHUN 2023
NAMA MAHASISWA : TITI SUPARTINI S.Keb
NIM : JBX 0220041
PROGRAM STUDI : PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUNINGAN

Kuningan,

Menyetujui:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Asrina S.ST, M.Keb Teti Nurhaeti, S.Keb


NIDN. 0404059403 NIP.197403032006042026

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY.I USIA 26 TAHUN DI PRAKTIK
MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb
KECAMATAN PATARUMAN KOTA
BANJAR TAHUN 2023
NAMA MAHASISWA : TITI SUPARTINI S.Keb
NIM : JBX 0220041
PROGRAM STUDI : PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KUNINGAN

Kuningan, September 2023

Menyetujui,

Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3

Fera Riswida Utami H, S.ST., M.Kes Andi Asrina, S.ST., M.Keb Teti Nurhaeti, S.Keb
NIDN. NIDN. NIP. 197403032006042026

Mengetahui,
Ketua
Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Program Studi Profesi Kebidanan
Kuningan

Siti Nunung Nurjanah, S.ST., M.Km Dr. H. Abdal Rohim, S.Kp., MH


NIDN. 0423058701 NIDN. 405087003

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala nikmat dan kasih sayang Nya, yang senantiasa tercurah
kepada ummat Nya, akhirnya saya mendapat kesempatan menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir yang berjudul : Asuhan Kebidanan Continuity Of Care pada masa
hamil, bersalin, nifas dan BBl.
Laporan ini disusun Untuk Memenuhi Laporan COC Studi Profesi
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan. Kegiatan ini dapat
terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. H. Abdal Rohim, S.Kp., MH selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti
Husada Kuningan.
2. Siti Nunung Nurjannah, S.ST., M.K.M selaku Ketua Prodi Profesi
Kebidanan STIKKU
3. Asrina S.ST, M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya.
4. Teti Nurhaeti, S.Keb selaku Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan arahan pada asuhan komprehensif ini
5. Kepada Suami yang saya cintai dan keluarga yang selalu memberikan
dukungan baik berupa moral maupun do’a.
6. Rekan-rekan seperjuangan Profesi Kebidanan yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, yang telah memberikan masukan dan dukungan dalam
penyusunan studi kasus ini.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan studi kasus
ini, baik langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan studi kasus ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sekalian.

iii
Akhir kata semoga Laporan Tugas Ahir ini dapat bermanfaat untuk
kemajuan ilmu pengetahuan, dan semoga semua kebaikan ini mendapat balasan
yang berlimpah dari Allah SWT dan senantiasa diberikan rahmatNya kepada kita
semua. Amin

Kuningan, Agustus 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
1.3 Tujuan Laporan Kasus.......................................................................... 6
1.4 Manfaat Laporan Kasus........................................................................ 8
1.5 Lokasi dan Waktu ................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN TEORI DAN JURNAL READING
2.1 Tinjauan Teori ...................................................................................... 10
2.1.1 Konsep Dasar Teori Kehamilan.................................................. 13
2.1.2 Konsep Dasar Teori Persalinan................................................... 32
2.1.3 Konsep Dasar Teori Masa Nifas.................................................. 45
2.1.4 Konsep Dasar Teori Asuhan Bayi Baru Lahir............................. 59
2.1.5 Inovasi Kebidanan dan Gender................................................... 70
2.2 Jurnal Reading...................................................................................... 88
BAB III TIJAUAN KASUS
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan............................................................. 94
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ............................................................. 104
3.3 Asuhan Kebidanan Nifas ..................................................................... 115
3.4 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir............................................ 129
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Asuhan Kebidanan padaKehamilan ..................................................... 137
4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan...................................................... 140
4.3 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir............................................ 145

v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 148
5.2 Saran ...................................................................................................... 149
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 150
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 IMT (Indek Masa Tubuh) ............................................................... 18

Tabel 2.2 TFU (Tinggi Fundus Uteri) ............................................................ 18

Tabel 2.3 Imunisasi TT (Tetanus Toksoid) .................................................... 19

Tabel 2.4 Penambahan Ukuran TFU.................................................................. 22

Tabel 2.5 Manuver Palpasi Menurut Leopold................................................... 28

Tabel 2.6 Frekuensi Minimal Penilaian & Intervensi dalam

Persalinan Normal............................................................................. 40

Tabel 2.7 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas menurut Buku Kesehatan

Ibu dan Anak Tahun 2016.................................................................. 48

Tabel 2.8 Jadwal Pemberian Imunisasi............................................................ 68

Tabel 2.9 Jadwal Kunjungan Neonatus.............................................................. 69

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 TFU Menurut Umur Kehamilan Menurut

MC. Donald............................................................................... 22

Gambar 2 2 Visual Analog Scale.................................................................. 73

Gambar 2.3 Verbal Rating Scal.................................................................... 74

Gambar 2.4 Numerical Rating Scale............................................................. 74

Gambar 2.5 Wong-Barker Pain Rating Scale............................................... 75

Gambar 2.6 Defense and Veterans Paint Rating Scale................................. 77

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Surat Persetujuan Klien

Lampiran 3 Surat Persetujuan Bidan

Lampiran 4 Patograf Bagian Depan

Lampiran 5 Patograf Bagian Belakang

Lampiran 6 Halaman Depan Buku KIA

Lampiran 7 Identitas

Lampiran 8 Pemeriksaan ANC

Lampiran 9 Hasil Laboratorium

Lampiran 10 Dokumentasi ANC

Lampiran 11 Dokumentasi Inovasi Kala I

Lampiran 12 Dokumentasi Kala II

Lampiran 13 Dokumentasi Kala III

Lampiran 14 Dokumentasi Kala IV

Lampiran 15 Dokumentasi Asuhan BBL

Lampiran 16 Dokumentasi Asuhan Nifas 2 Jam – 6 Jam

Lampiran 17 Dokumentasi Asuhan Neonatal

Lampiran 18 Dokumentasi Asuhan Nifas 2 hari – 42 hari

Lampiran 19-20 Lembar Bimbingan

Lampiran 21-43 Jurnal

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Continuity of care (COC) adalah pelayanan yang dicapai ketika

terjalin hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan.

Asuhan yang berkelanjutan yang berkaitan dengan tenaga profesional

kesehatan, pelayanan kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal

kehamilan, selama semua trimester, kelahiran, sampai 6 minggu pertama

postpartum (Legawati, 2018).

COC yang dilakukan oleh bidan memberikan pelayanan yang sama

terhadap perempuan disemua kategori (tergolong kategori tinggi maupun

yang rendah) serta berdasarkan Evidence Based. Hubungan tersebut salah

satunya dengan dukungan emosional dalam bentuk dorongan, pujian,

kepastian, mendengarkan keluhan perempuan dan menyertai perempuan

telah diakui sebagai komponen kunci perawatan intrapartum. Dukungan

bidan tersebut mengarah pada pelayanan yang berpusat pada perempuan

(Iliadou, 2012).

Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa perempuan yang

menerima pelayanan merasa dianggap sebagai “teman” serta studi-studi

lain telah menemukan perempuan memiliki persepsi yang sama dan bidan

digambarkan sebagai “teman” mereka. Sehingga ada kepuasan tersendiri

bagi perempuan serta berkontribusi terhadap keberlanjutan kelangsungan

1
2

pelayanan kebidanan dan bermanfaat untuk perempuan dan bayi baru lahir

(Cummins, Denney- wilson, & Homer, 2015).

CoC adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa

kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB yang

bertujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas untuk mencegah

terjadinya kematian ibu dan anak. Peran dan fungsi bidan sangat membantu

proses asuhan komprehensif melalui pengawasan pertolongan, pengawasan

kehamilan, persalinan, Baru Baru Lahir, nifas dan pelayanan keluarga

berencana.

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah

sebuah masalah besar dinegara berkembang. Kematian saat melahirkan

biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak

produktivitasnya. Kodrat wanita sebagai seorang ibu untuk melalui proses

tersebut. Seorang wanita akan mengalami beberapa proses alamiah, mulai

dari kehamilan, persalinan, nifas, adanya bayi baru lahir serta penggunaan

kontrasepsi untuk mempersiapkan keluarga berencana. Dalam proses ini

untuk menghindari permasalahan dalam kehamilan maka diperlukan

pelayanan ANC selama kehamilan, hal ini untuk memonitor dan

mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan

kehamilan normal (Sujiyatni, 2019).

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal dan selama

kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh

seorang wanita untuk itu diperlukan waktu untuk beradaptasi dengan


3

berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang

terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan

kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Kekhawatiran dan ketakutan

yang sering terjadi pada ibu hamil dapat membawa ibu hamil menjadi

tidak siap dalam menghadapi kehamilannya sehingga memungkinkan

untuk terjadinya kehamilan yang bermasalah yang ditandai dengan

munculnya tanda-tanda bahaya kehamilan yang dapat berakhir dengan

kematian. (Kusmiaty dkk. 2019).

Indonesia tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan

yakni, pendarahan, hipertensi saat hamil atau pre-eklamsia dan infeksi

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

indikator kesehatan yang digunakan untuk menggambarkan status gizi dan

kesehatan ibu dan bayi, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat

pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas.

Di Indonesia masalah kematian ibu masih merupakan masalah besar.

Indikator Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Morality Rate (MMR)

menggambarkan besarnya resiko kematian ibu pada fase kehamilan,

persalinan dan masa nifas di antara 100.000 kelahiran hidup dalam satu

wilayah pada kurun waktu tertentu. AKI di Provinsi Jawa Barat sebesar 187

yang artinya terdapat 187 kematian perempuan pada saat hamil, saat

melahirkan atau masa nifas dari 100.000 kelahiran hidup

Persalinan seringkali menimbulkan kecemasan, kepanikan dan

ketakutan akan rasa sakit luar biasa yang dirasakan ibu sehingga bisa
4

mengganggu proses persalinan dan mengakibatkan lamanya proses

persalinan yang menimbulkan partus macet (Yulyana, 2023)

Nyeri pada persalinan mengakibatkan pengeluaran adrenalin yang

akan menyebabkan pembuluh darah berkontriksi sehingga mengurangi

aliran darah yang membawa oksigen ke uterus dan mengakibatkan

penurunan kontraksi rahim yang akan memperpanjang waktu persalinan

(Indrayani & Djami, 2016). Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan

terutama kala I fase aktif sangat penting, karena ini sebagai penentu

apakah seorang ibu dapat menjalani persalinan normal atau diakhiri

dengan suatu tindakan karena adanya penyulit yang diakibatkan nyeri

yang sangat hebat (Hermawati, 2009). Berbagai metode telah digunakan

untuk mengurangi dan menghilangkan nyeri persalinan baik secara

farmakologis maupun secara non-farmakologis.

Salah satu teknik distraksi yang bisa digunakan yaitu murotal Al-

Qur’an. Murotal Al-Qur’an merupakan rekaman suara Al- Qur’an yang

dilagukan oleh seorang Qori’ (Purna, 2006). Suara dapat menurunkan

hormon-hormon stres, mengaktifkan endorphin alami, meningkatkan

perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, dan

tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan

darah, memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktifitas

gelombang otak (Heru, 2018).

Terapi murotal Al-Qur’an dapat mempercepat penyembuhan, hal ini

telah dibuktikan oleh beberapa ahli seperti yang dilakukan Ahmad Al


5

Khadi direktur utama Islamic Medicine Institute for Education and

Research di Florida, Amerika Serikat, dengan hasil penelitian

menunjukkan 97% bahwa mendengarkan ayat suci Al-Qur’an memiliki

pengaruh mendatangkan ketenangan dan menurunkan ketegangan urat saraf

reflektif (Remolda, 2009).

Menurut Potter & Perry (2005), terapi berupa musik atau suara harus

didengarkan minimal 15 menit untuk memberikan efek terapeutik,

sedangkan menurut Yuanitasari (2008) durasi pemberian terapi musik atau

suara selama 10-15 menit dapat memberikan efek relaksasi. Menurut Smith

(dalam Upoyo, Ropi, & Sitoru 2012) intensitas suara yang rendah

antara 50-60 desibel menimbulkan kenyamanan dan tidak nyeri serta

membawa pengaruh positif bagi pendengarnya. Terapi bacaan Al-Qur’an

terbukti mengaktifkan sel-sel tubuh dengan mengubah getaran suara

menjadi gelombang yang ditangkap oleh tubuh, menurunkan stimuli

reseptor nyeri dan otak teransang mengeluarkan analgesik opioid natural

endogen untuk memblokade nociceptor nyeri.

Menurut penelitian Handayani, Fajarsari, Asih, dan Rohmah (2014)

menunjukkan ada perbedaan rerata penurunan tingkat kecemasan sebelum

dan sesudah dilakukan terapi murotal Al-Qur’an, rata-rata kecemasan

sebelum terapi murotal adalah 26, 67 dan rata-rata setelah dilakukan terapi

murotal adalah 20, 52. Berdasarkan penelitian Wahida (2015) terapi

murotal Al-Qur’an menunjukkan peningkatan kadar beta endorphin dimana

sebelum perlakuan (1053,6 ng/L) dan setelah perlakuan (1813,6 ng/L).


6

Salah satu aspek lainnya yang dikaji dalam asuhan kebidanan

berkelanjutan yaitu skrinning adanya issu gender pada ibu. Salah satunya

yaitu tentang subordinasi dimana status ibu sebagai rumah tangga dipandang

sebelah mata oleh keluarga suami karena keluarga suami perempuannya

banyak yang bekerja.

Maka dari itu, berdasarkan uraian diatas dengan keinginan untuk

meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan kebidanan

beekelanjutan, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada NY.I usia 26 tahun di Praktik Mandiri Bidan Teti

Nurhaeti Amd.Keb Kecamatan Pataruman Kota Banjar Tahun 2023.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka identifikasi masalah yang

disusun yaitu: “Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada NY.I Usia

26 Tahun di Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti S.Keb Kecamatan

Pataruman Kota Banjar Tahun 2023”

1.3 Tujuan Laporan Kasus

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada NY.I Usia 26

Tahun di Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti S.Keb Kecamatan

Pataruman Kota Banjar Tahun 2023


7

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan asuhan kebidanan kehamilan pada NY.I usia 26 tahun

G1P0A0 dengan permasalahan gender subordinasi di Praktik

Mandiri Bidan Teti Nurhaeti S.Keb Kecamatan Pataruman Kota

Banjar Tahun 2023

b. Memberikan asuhan kebidanan persalinan pada NY.I usia 26 tahun

G1P0A0 parturiet aterm dengan proyek inovasi murrotal al quran

di Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti S.Keb Kecamatan

Pataruman Kota Banjar Tahun 2023

c. Memberikan asuhan kebidanan nifas pada NY.I usia 26 tahun

P1A0 2 jam postpartum di Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti

S.Keb Kecamatan Pataruman Kota Banjar Tahun 2023

d. Memberikan asuhan kebidanan nifas pada NY.I usia 26 tahun

P1A0 6 jam postpartum di Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti

S.Keb Kecamatan Pataruman Kota Banjar Tahun 2023

e. Memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi NY.I

segera setelah lahir di Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti S.Keb

Kecamatan Pataruman Kota Banjar Tahun 2023

f. Memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny. M

usia 2 jam di Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti S.Keb

Kecamatan Pataruman Kota Banjar Tahun 2023


8

g. Memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi NY.I usia

6 jam di Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti S.Keb Kecamatan

Pataruman Kota Banjar Tahun 2023

1.4 Manfaat Laporan Kasus

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

nifas dan neonatus.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Ibu

Hasil pengkajian ini dapat memberikan informasi bagi ibu

mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan, persalinan dan nifas

sebagai deteksi dini terhadap terhadinya komplikasi.

2. Bidan

Dapat menjadi bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan

kualitas pelayanan dan pelaksanaan asuhan kebidanan secara

komprehensif baik asuhan Antenatal, Intranatal maupun Postnatal

hingga KB dan asuhan inovasi murotal al-quran dalam mengurangi

nyeri persalinan

3. Pendidikan

Dapat menjadi bahan masukan bagi pihak pendidikan untuk

menambah bacaan di perpustakaan yang dapat dijadikan acuan


9

bagi mahasiswa kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan

pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru

1.5 Lokasi dan waktu

Pelaksanaan asuhan komprehensif kepada NY.I dilakukan di wilayah

kerja Praktik Mandiri Bidan Teti Nurhaeti S.Keb Kecamatan Pataruman

Kota Banjar Tahun 2023 periode Juni Agustus 2023.


BAB II

TINJAUAN TEORI DAN JURNAL READING

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Asuhan Kebidanan Continuity of Care

Continuity of Care dalam kebidanan adalah serangkaian

kegiatan pelayanan yang berkelanjutan dan menyeluruh mulai dari

kehamilan, persalinan, nifas, pelayanan Bayi Baru Lahir (BBL) serta

pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang menghubungkan kebutuhan

kesehatan perempuan dan keadaan pribadi setiap individu (Ningsih,

2017). Continuity of Care adalah hal yang mendasar dalam model

praktik kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik,

membangun kemitraan yang berkelanjutan untuk memberi dukungan,

dan membina hubungan saling percaya antara bidan dengan klien

(Astuti, 2017). COC menekankan pada kondisi alamiah yaitu

membantu perempuan agar mampu melahirkan dengan intervensi

minimal dan pemantauan fisik, kesehatan psikologis, spiritual dan

sosial perempuan dan keluarga. Dapat ditarik kesimpulan bahwa COC

merupakan pelayanan yang mendasari praktik kebidanan untuk

memberikan asuhan yang holistik, membangun hubungan saling

percaya antara bidan dengan klien serta meningkatkan kesejahteraan

keluarga.

10
11

Tujuan Continuity of Care yaitu untuk memantau kemajuan

kehamilan, memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi,

mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, mengurangi penggunaan intervensi

pada saat persalinan termasuk SC, meningkatkan jumlah persalinan

normal dibandingkan dengan perempuan yang merencanakan

persalinan dengan tindakan (Ningsih, 2017). Manfaat Continuity of

Care adalah lebih kecil kemungkinan untuk melahirkan secara SC,

mengalami kelahiran premature, mengurangi risiko kematian bayi

baru lahir (Toronto, 2017).

Hasil penelitian menyebutkan bahwa asuhan kebidanan

berkesinambungan memberikan manfaat sebagai berikut: a.

Perempuan tujuh kali lebih ingin persalinannya ditolong oleh bidan

yang dikenalnya, karena mereka tahu bahwa bidan tersebut selalu

mengerti kebutuhan mereka. b. 16% mengurangi kematian bayi.

c.19% mengurangi kematian bayi sebelum 24 minggu. d.15%

mengurangi pemberian obat analgesia. e. 24% mengurangi kelahiran

preterm. f. 16% mengurangi tindakan episiotomy (Homer, C., Brodie,

P., Sandall, J., & Leap, 2019)

Continuity of Care dim ulai dari asuhan Antenatal Care (ANC)

secara berkesinambungan dengan standar asuhan kehamilan minimal

dilakukan 6x kunjungan dari trimester 1 (usia kehamilan 0 – 13

minggu) 2x, trimester 2 (usia kehamilan 14 – 27 minggu) 1x, dan


12

trimester 3 (usia kehamilan 28 – 40 minggu) 3x. Asuhan kehamilan

yang diberikan oleh bidan dapat melibatkan keluarga, sebab keluarga

menjadi bagian integral/tidak terpisahkan dari ibu hamil. Dalam hal

pengambilan keputusan merupakan kesepakatan bersama antara ibu

eluarganya dan bidan dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses

pengambilan keputusan.

Persalinan merupakan momen yang sangat ditunggu oleh ibu

dan keluarga, namun ibu khawatir akan keselamatan ibu dan janin.

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan sekitar 37-40 minggu, lahir normal atau

spontan dengan presentasi kepala dibelakang. Pada tahap ini bidan

harus bisa memberikan asuhan sayang ibu untuk memberikan

kenyamanan sehingga dapat melalui proses bersalin dengan aman.

Asuhan persalinan merupakan pelayanan yang diberikan bidan mulai

datangnya tanda persalinan sampai 2 jam pasca bersalin dengan tujuan

untuk memantau kondisi ibu dan bayi baru lahir, dikarenakan pada 24

jam pasca persalinan merupakan fase kritis sering terjadi perdarahan

postpartum karena atonia uteri pada ibu. Pemantauan pada bayi baru

lahir dilakukan sampai 6 jam pasca lahir untuk mendeteksi adanya

hipotermi atau tidak.

Pada fase nifas, asuhan yang diberikan adalah memberi

dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan

kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis


13

selama masa nifas, sebagai promotor yang memfasillitasi hubungan

antara ibu dan bayi serta keluarga, mendeteksi penyulit maupun

komplikasi selama masa nifas dan menyusui serta melaksanakan

rujukan secara aman dan tepat waktu sesuai dengan indikasi dan

memberikan asuhan kebidanan nifas dan menyusui secara etis

profesional (H. P. Wahyuningsih, 2018). Masa nifas berlangsung

selama 40 hari atau 6 minggu membutuhkan edukasi terkait

perencanaan dalam mengambil keputusan untuk menjarangkan

kehamilan. Asuhan pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan

upaya untuk mencegah terjadinya pernikahan usia dini, menekan

angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia muda atau tua, dan

menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan

dengan jumlah penduduk di Indonesia. Oleh sebab itu, bidan harus

mampu memberikan pelayanan KB agar ibu dan suami dapat

mengambil keputusan secara tepat dalam pemilihan alat kontrasepsi.

2.1.2 Konsep Dasar Teori Kehamilan

1. Pengetian Kehamilan

Kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

inplantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau


14

10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional

(Winkjosastro, 2009).

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata

rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi,

pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan

menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan

pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012: 2). Kehamilan terjadi

jika ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan

nidasi (implantasi) hasil konsepsi (Saifuddin, 2010:139)

2. Proses Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spemaatozoa

dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)

pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang basil

konsepsi sampai aterm di dalam uterus yang berlangsung selama

lebih kurang 40 minggu (Manuaba, dkk, 2010;h 75)

Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam

Rahim seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang,

seorang laki-laki rata-rata mengelurkan air mani sebanyak 3 cc,

dan setiap 1 cc air mani yang normal akan mengandung sekitar

100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air mani ini

terpancar (ejakulasi) kedalam pangkal saluran kelamin istri,

jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga Rahim.


15

Saling berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada

pada saluran tuba di sebrang Rahim. Pada saat ovulasi, lapisan

lender didalam serviks (leher Rahim) menjadi lebih cair, sehingga

sperma mudah menembus kedalam rahim. Sperma bergerak dari

vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam

waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopi mempermudah

terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang

dibuahi). Jika perempuan tersebuat ada pada masa subur, atau

kata lain sel teluir yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada

proses pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus

sel telur dan bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang

merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel telur yang

telah dibuahi akan mengalami pengerasaan bagian luarnya. Ini

menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma. Inti

sel telur yang sudah dibuahi akan mengalami pembelahan yang

menjadi 2 bagian setelah 30 jam. 2o jam kemudian inti sel telur

ini akan kembali membelah menjadi 4 bagian. Tiga sampai empat

hari setelah pembuahan, sel akan sampai dibagian uterus. Dalam

jangka waktu satu minggu setelah perubahan, akan dihasilkan

suatu massa sel yang berbentuk ola sebesar pentol jarum, yang

disebut (blastocyt). Dalam proses selanjutnya, yaitu sekitar 5 hari

berikutnya, blastosis akan menempel dan terimpalntasi kedalam

endometrium.
16

Selama 2 hingga 4 minggu pertama perkembangan,

blastosis mendapatkan nutrien dari endometrium. Pada masa

perkembangan ini akan berbentuk plasenta, plasenta merupakan

organ berbentuk cakram yang mengandung pembuluh darah

maternal (ibu) dan embrio. Melewati plasenta inilah, embrio akan

mendapatkan nutrisi dan maternal. Melalui plasenta ini juga

terjadi pertukaran gas-gas respirasi dan pembuangan limbah

metabolisme embrio. Darah dari embrio mengalir ke plasenta

memalui arteri tali pusar dan kembali melalui vena pusat dan dan

melewati vena pusat dan melewatihati embrio.

3. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Asuhan kehamilan merupakan upaya preventif program

pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal

dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin

selama kehamilan (Sarwono Prawihardjo, 2013 : 278).

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang

terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada

ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan

persiapan persalinan yang aman dan memuaskan (Elisabeth,

2015;h.78)

a. Tujuan Asuhan Kehamilam

Menurut (Saefuddin, 2009) berikut merupakan tujuan

pada asuhan antenatal, yaitu : Memantau kemajuan


17

kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang pada ibu dan bayi, Meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta

bayi, Mengenali secara dini ketidak normalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,

Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan

dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma

seminimal mungkin, Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan

normal dan pemberian ASI Ekslusif, Mempersiapkan peran

ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal.

b. Standar Antenatal Care

Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada

sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan

atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan dengan 10 T.

Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai

berikut (Midwifery Update, 2016) dihubungkan dengan

abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah, dan berat

badan overweight yaitu lebih dari 30 yang dapat

meningkatkan resiko atau komplikasi kehamilan seperti

hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan dalam

persalinan.
18

1) Standar 10 T (Buku KIA, 2016) untuk pelayanan antenatal


yaitu :
a) Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan
Menurut teori Salsabila (2008) bahwa berat
badan wanita hamil akan naik kira kira diantara 6,5-
16,5 kg atau rata rata 12,5 kg. Perhitungan IMT pada
BB sebelum hamil
ibu 2 , yang termasuk kategori
TB(dalamm)❑
gemuk/ lebih dari normal, berikut kategorinya:
Tabel 2.1 Berat Badan
Rentang IMT Kriteria

(Kg/m2)

<18,5 Berat badan kurang


18,5-24,9 Berat badan normal
25,0-29,9 Berat badan berlebih
30,0-34,9 Obesitas (OB) kelas I
35,0-39,9 Obesitas (OB) kelas II
>40,0 Obesitas (OB) kelas III
b) Pemeriksaan Tekanan Darah

c) Pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri (Puncak Uteri)

Tinggi Fundus Uteri

Tabel 2.2 Tinggi Fundus

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 3 jari di atas simpisis
16 minggu Pertengahan simpisis-pusat
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari di atas pusat
34 minggu Pertengahan antara pusat-
prosessus xifoideus
36 minggu 3 jari dibawah prosessus
xifoideus
40 minggu Pertengahan antara pusat-
19

prosessus xifoideus
d) Skrining Status Imunisasi Tetanus dan Pemberian

Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Pemberian imunisasi harus didahului dengan

skrining untuk mengetahui dosis dan status imunisasi

tetanus toksoid yang telah Anda peroleh sebelumnya.

Pemberian imunisasi TT cukup efektif apabila

dilakukan minimal 2 kali dengan jarak 4 minggu.

Tabel 2.3 Imunisasi TT

% Masa
TT Interval
Perlindungan Perlindungan
TT 1 - 0% -
TT 2 4 minggu 80% 3 tahun
setelah TT 1
TT 3 6 bulan 95% 5 tahun
setelah TT 2
TT 4 1 tahun 99% 10 tahun
setelah TT 3
TT 5 1 tahun 99% Seumur hidup
setelah TT 4

e) Pemberian Tablet Zat Besi

Pada umumnya, zat besi yang akan diberikan

berjumlah minimal 90 tablet dan maksimal satu tablet

setiap hari selama kehamilan.

f) Tetapkan Status Gizi

Pengukuran ini merupakan satu cara untuk

mendeteksi dini adanya kekurangan gizi saat hamil.

Jika kekurangan nutrisi, penyaluran gizi ke janin akan


20

berkurang dan mengakibatkan pertumbuhan

terhambat juga potensi bayi lahir dengan berat rendah.

Cara pengukuran ini dilakukan dengan pita ukur

mengukur jarak pangkal bahu ke ujung siku, dan

lingkar legan atas (LILA) ibu dengan LILA kurang

dari 23,5cm dinyatakan menderita KEK (kurangnnya

energi kronis). ibu hamil LILA <23,5 meningkatkan

dengan melahirkan bayi dengan BBLR.

g) Tes Laboratorium (Rutin dan Khusus)

Terdiri dari pemeriksaan kadar hemoglobin,

golongan darah dan rhesus, tes HIV juga penyakit

menular seksual lainnya, dan rapid test untuk malaria.

Penanganan lebih baik tentu sangat bermanfaat bagi

proses kehamilan.

h) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin

(DJJ)

Pemeriksaan denyut jantung sendiri biasanya

dapat dilakukan pada usia kehamilan 16 minggu.

i) Tatalaksana Kasus

Anda berhak mendapatkan fasilitas kesehatan

yang memiliki tenaga kesehatan yang kompeten.

Apabila terjadi sesuatu hal yang dapat membahayakan


21

kehamilan, Anda akan menerima penawaran untuk

segera mendapatkan tatalaksana kasus.

j) Temu Wicara Persiapan Rujukan

4. Menentukan Usia Kehamilan

Umur kehamilan pada seseorang dapat diperkirakan dengan

beberapa metode, hal ini memudahkan ibu untuk dapat selalu

menjaga dan lebih khawatir akan kondisi kehamilannya. Metode-

metode tersebut adalah:

a. Gerakan Pertama Janin

Gerakan pertama janin biasanya dapat dirasakan pada saat

janin berusia 16 minggu dalam kehamilan.

b. Leopold Manuver

Merupakan metode untuk mengetahui bagian bagian

janin, letak janin, dan posisi janin. Metode ini dilakukan

dengan menggunakan kedua tangan pemeriksa yang dilakukan

di atas perut ibu hamil.

c. Rumus Naegle

Rumus ini untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL.

Rumus ini dapat digunakan ketika ibu hamilnya mengetahui

kapan hari pertama haid terakhir yang dialaminya. Rumus ini

adalah hari pertama haid terakhir ditulis tanggal, bulan, dan

tahunnya, lalu dikurangi 7 pada hari, ditambah tiga pada

bulan, dan ditambah satu pada tahun.


22

d. Tinggi Fundus Uteri

Mengukur tinggi fundus uteri dapat menggunakan

pengukur atau pita ukur. Pengukuran dimulai dari bagian atas

tulang kemaluan sampai ke tempat yang paling menonjol pada

perut ibu. Jika hasilnya adalah 25 cm, maka perkiraan usia

kehamilannya adalah 25 minggu, dan begitu seterusnya.

Tabel 2.4

Penambahan Ukuran TFU

Usia kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


(minggu)
12 3 jari diatas simfisis
16 Petengahan pusat-simfisis
20 3 jari bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus
xipoideus (px)
40 Petengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
Sumber : (Sulistyawati, 2010: 60)

Gambar 1.2
23

TFU menurut Umur Kehamilan menurut Mc. Donald

Sumber: Manuaba, 2010.

22-28 minggu : 24-25 cm

28 minggu : 26,7

30 minggu : 29,5-30 cm

32 minggu : 29,5-30 cm

34 minggu : 31 cm

38 minggu : 33 cm

40 minggu :37,7 cm

Cara menghitung TFU untuk menentukan usia

kehamilan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Tinggi Fundus Uteri ( cm ) x 2


1) = (durasi kehamilan dalam
7

minggu)

Tinggi Fundus Uteri ( cm ) x 8


2) = (durasi kehamilan dalam
7

bulan)

e. Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan

alat USG yang dapat mendeteksi pergerakan janin dan lain-

lain.

5. Pekembangan Kehamilan Trimester 3

Setelah bertemunya sel telur dan sel sperma di dalam

ovarium atau indung telur wanita, maka akan terbentuk embrio


24

yang selanjutnya akan bermigrasi (berpindah tempat) ke dinding

rahim. Secara ringkas, perkembangan janin pada trimester 3

adalah sebagai berikut :

Trimester 3 ( 7-9 bulan )

a. 7 bulan (25-28 minggu)

Pada umumnya pada bulan ke-7 kehamilan, bayi akan

merubah posisinya yang semula posisi kepala berada di atas

perlahan-lahan bergerak ke bawah. Paru-paru bayi juga terus

berkembang.

b. 8 bulan (29-32 minggu)

Pada bulan ini, rambut-rambut halus (lanugo) yang

pernah tumbuh di seluruh permukaan tubuh bayi perlahan-lahan

akan menghilang.

c. 9 bulan (33-36 minggu)

Pada bulan ini, bayi akan berkembang sehingga siap

untuk dilahirkan ke dunia. Berat bayi jika keadaannya normal

akan berkisar di angka 3,5 kg serta panjang badannya sekitar 21

inci.

6. Perubahan - perubahan pada Trimester III

a. Sakit punggung

Disebabkan karena meningkatnya beban berat yang anda bawa

yaitu bayi dalam kandungan


25

b. Pernafasan,

Pada kehamilan 33 hingga 36 minggu banyak ibu hamil

yang susah bernafas, ini karena tekanan bayi yang berada

dibawah diafragma menekan paru ibu, tapi setalah bayi sudah

turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2 smapai 3 minggu

sebelum persalinan maka akan merasa lega dan bernafas lebih

mudah

c. Bengkak dan kram pada kaki

Bengkak atau oedema adalah penumpukan atau retensi

cairan pada daerah luar sel. Hal ini dikarenakan tekanan uterus

yang semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi cairan.

Kram pada kaki ini diperkirakan terjadi karena adanya

gangguan aliran atau sirkulasi darah pada pembuluh darah

panggul yang disebabkan oleh tertekannya pembuluh tersebut

oleh uterus yang semakin membesar pada kehamilan lanjut.

Adapun cara penangaannya adalah sebagi berikut:

1) Hindari menggunakan pakaian ketat

2) Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari

3) Posisi menghadap kesamping saat berbaring

d. Sering berkemih

Keluhan sering berkemih karena tertekannya kandung

kemih oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan


26

kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi berkemih

meningkat.

Cara mengurangi ketidaknyamanan ini adalah:

1) Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya

mencangkup sebab terjadinya

2) Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing

3) Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan

memperbanyak minum saat siang hari

4) Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali

jika nokturia sangat mengganggu tidur pada malam hari

5) Batasi minum kopi, teh atau soda

6) Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan

menjaga posisi tidur, yaitu berbaring miring ke kiri dan kaki

ditinggikan untuk mencegah diuresis.

e. Kontraksi perut bracton hicks

Kontraksi palsu berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur

dan kadang hilang bila duduk atau istirahat

f. Cairan vagina

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan biaanya agak

kental dan persalinan lebih cair (Elisabeth, 2015)

7. Pemeriksaan Ibu Hamil

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan (Buku KIA, 2020) yaitu

minimal 6 kali, yaitu dua kali pada Trimester I (sebelum 3 bulan),


27

satu kali pada Trimester II (4-6 bulan) dan tiga kali pada Trimester

III (7-9 bulan)

a. Anamnesa

1) Anamnesa identitas istri dan suami: nama, umur, agama,

pekerjaan, alamat, dan sebagainya.

2) Anamnesa umum:

a) Tentang keluhan- keluhan, nafsu makan, tidur,

miksi, defekasi, perkawinan, dan sebagainya.

b) Tentang haid, kapan haid terakhir (HPHT). Bila hari

pertama haid terakhir diketahui, maka dapat

dijabarkan taksiran tanggal persalinan memakai

rumus Naegele:

Hari + 7, bulan – 3, dan tahun + 1 (Jika HPHT lebih

dari bulan ketiga/bulan maret), dan hari + 7, bulan

+9 (Jika HPHT diketahui kurangdari bulan

ketiga/bulan maret).

c) Tentang kehamilan, persalinan, keguguran, dan

kehamilan ektopik atau kehamilan mola sebelumnya.

b. Inspeksi dan pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik, meliputi : tekanan

darah, nadi, suhu, pernapasan jantung, paru-paru dan

sebagainya.
28

c. Perkusi

Pemeriksaan Refleks.

d. Palpasi

Palpasi pada payudara dilakukan untuk melihat apakah ada

kelainan atau tidak. Palpasi pada perut dilakukan untuk

menentukan:

1) Besar dan konsistensi rahim

2) Bagian-bagian janin, letak, presentasi

3) Gerakan janin

4) Kontraksi rahim Braxton Hicks dan His

Tabel 2.5 Manuver Palpasi Menurut Leopold

No Leopold Manuver Palpasi


1. Leopold I  Pemeriksa menghadap kearah
muka ibu hamil
 Menentukan tinggi fundus uteri
dan bagian janin dalam fundus
 Konsistensi uterus
2. Leopold II  Menentukan batas samping rahim
kanan-kiri
 Menentukan letak punggung
janin
 Pada letak lintang, tentukan
dimana kepala janin
3. Leopold III  Menentukan bagian terbawah
janin
 Apakah bagian terbawah tersebut
sudah masuk atau masih goyang
4. Leopold IV  Pemeriksa menghadap kearah
kaki ibu hamil.
 Bisa juga menentukan bagian
terbawah janin apa dan berapa
jauh sudah masuk pintu atas
panggul
29

e. Auskultasi

Menggunakan stetoskop monoaural (stetoskop obstetrik) dan

doppler untuk mendengarkan denyut jantung janin. DJJ normal

120-160x/menit.

f. Menentukan Usia Kehamilan

Hubungan usia kehamilan, besar uterus dan tinggi fundus

uteri.

Tabel 2.4 Menentukan TFU berdasarkan usia kehamilan

g. Menentukan taksiran berat badan janin (TBJ)

Berdasarkan rumus Johnson Toshack (Prawihardjo, 2005) :

2.5 Tabel Rumus TBJ menurut Johnson Toshack

Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) = TFU ((dalam cm)-N) x 155

Keterangan :

N : 13 bila kepala belum melewati PAP

N : 12 bila kepala masih berada diatas spina ischiadika

N : 11 bila kepala masih berada dibawah spina ischiadika

h. Pemeriksaan dalam

Vaginal Toucher (VT)

8. Tanda-tanda bahaya pada ibu hamil

Menurut Elisabeth (2015), ada 7 tanda bahaya kehamilan

yaitu :

a. Pendarahan pervagina

b. Sakit kepala yang hebat


30

c. Penglihatan kabur

d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan

e. Keluar cairan pervaginam

f. Gerakan janin tidak terasa

g. Nyeri abdomen yang hebat

9. Komplikasi pada kehamilan

Menurut mochtar(2012)

a. Hiperimisis gravidarum

Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil

sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umum menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

Pencegahannya dengan memberikan informasi dan edukasi

tentang kehamilan kepada ibu.

b. Topsenia gravidarum

Pre-eklamsi dan eklamsia, gejala yang timbul yaitu:

hipertensi, proteinuria dan oedema. Pencegahannya dengan

pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti,

berikan penerangan tentang manfaat istirahat, tidur, dan

ketenangan.

c. Abortus (keguguran dan kelainan dalam kehamilan tua)

Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin

dapat hidup diluar kandungan. Penanganannya berikan obat-

obata dengan maksud agar tidak terjadi his sehingga vetus dan
31

desidua dapat dilakukan, bila tidak berhasil lakukan dilatasi

kuretase.

d. Kelainan letak kehamilan ( kehamilan ektopik )

Adalah kehamilan dengan hasil konsepsi perimplentasi diluar

endometrium Rahim. Penanganan perbaiki keadaan umum,

transfuse darah dan segera lakukan lapatorium explorasi untuk

memberhentikan sumber perdarahan

e. Penyakit tropoblas

Penyakit tropoblas karena kehamilan yang berasal dari

kelahiran pertumbuhan tropoblas plasenta

10. Kebutuhan dasar ibu hamil

a. Oksigen

Berbagi gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil

sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen

pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang sedang

dikandung

b. Nutrisi

Ibu hamil memerlukan makanan yang mengandung nilai gizi

bermutu tinggi meskipun tidak berartimakanan yang mahal.

gizi pada ibu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori

perhari, ibu hamil harusnya mengkonsumsi protein, zat

besi,dan minum cukup cairan.


32

c. Personal hygine

Adalah kebersiahan yang dialakukan ibu hamil untuk

mengurangi kemungkinan insfeksi, karena yang kotor

mengandung kuman-kuman

2.1.3 Konsep Dasar Teori Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran janin, plasenta

dan ketuban beserta selaputnya dari dalam uterus ke luar uterus

(Maritalia dkk, 2012).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak

uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks

(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta

secara lengkap (Rukiyah dkk, 2011).

2. Macam macam persalinan

a. Persalinan Berdasarkan Teknik (Rukiyah dkk, 2011)

1) Spontan Yaitu persalinan yang berlangsung dengan

kekuatan ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.

2) Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga

dari luar misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan

operasi Sectio Caesaria.


33

3) Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan

sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan

ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.

b. Persalinan berdasarkan Umur Kehamilan (Maritalia dkk,

2012).

1) Abortus Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan

22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500

gr.

2) Partus immaturus yaitu pengeluaran buah kehamilan

antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat

badan antara 500 gram dan 999 gram.

3) Partus prematurus Pengeluaran buah kehamilan antara 28

minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan

antara 1000 gram dan 2499 gram.

4) Partus maturus atau a’terme Pengeluaran buah kehamilan

antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat

badan 2500 gram atau lebih.

5) Partus postmaturus atau serotinus pengeluaran buah

kehamilan setelah kehamilan 42 minggu.

3. Teori mulainya persalinan (Maritalia dkk, 2012).

Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas.

Agaknya banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama

sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan


34

adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan

otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori

yang menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut

a. Penurunan Kadar Progesteron Progesterone

Penuaan plasenta telah dimulai sejak usia kehamilan 30-60

minggu sehingga terjadi penurunan konsentrasi progesteron

dan estrogen pada saat hamil.

b. Teori Oxitosin

Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitoksin

dalam otot rahim sehingga, mudah terstimulasi saat di suntikan

oksitoksin dan menimbulkan kontraksi.

c. Keregangan Otot-otot.

Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan

ketuban sehingga keregangan otot rahim makin pendek, dan

kekuatan untuk berkontraksi makin meningkat.

d. Pengaruh Janin Hipofise dan kelenjar suprarenal

Janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena pada

anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, karena

tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat

menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya )

persalinan.
35

e. Teori Prostaglandin Konsentrasi prostaglandin

Progestaglandin yang dihasilkan oleh desidua, disangka

menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan. Hal ini

juga di dorong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinngi

baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu

hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

4. Tujuan Asuhan Persalinan

Adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai

derajad kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui

berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi

minimal dengan asuhan kebidanan persalinan yang adekuat sesuai

dengan tahapan persalinan sehingga prinsip keamanan dan

kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut (Mochtar, 2013) berikut merupakan faktor yang

berperan dalam persalinan, yaitu :

a. Power (Kekuatan : His, kontraksi otot dinding perut, dan

mengejan pada ibu).

b. Passanger (Janin : Kepala bayi, plasenta, selpaut dan cairan

ketuban).

c. Passage (Jalan lahir : tulang panggul, serviks, vagina dan

dasar panggul).
36

6. Tanda Dan Gejala Persalinan

Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala

persalinan, akan dibahas materi sebagai berikut :

a. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat

1) Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa

bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa

kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan

sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan

nyeri pada anggota bawah.

2) Pollikasuria

False labor Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum

persalinan, calon ibu diganggu oleh his pendahuluan yang

sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi

Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat: Nyeri yang

hanya terasa di perut bagian bawah, tidak teratur,

lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan

majunya waktu dan bila dibawa jalan malah sering

berkurang, tidak ada pengaruh pada pendataran atau

pembukaan cervix

3) Perubahan cervix

Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix

menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup,


37

panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih

lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi

pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk

masing masing ibu, misalnya pada multipara sudah

terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian

besar masih dalam keadaan tertutup.

4) Energy Sport

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-

kira 24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah

beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena

tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum

persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi

ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti

membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah,

dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan

tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan

menjadi panjang dan sulit.

5) Gastrointestinal Upsets

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda

seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek

penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.

b. Tanda-tanda persalinan

Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :


38

1) Timbulnya Kontraksi Uterus

Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his

pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut :

a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut

bagian depan.

b) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan

c) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek

dan kekuatannya makin besar

d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau

pembukaan cervix.

e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan

kontraksi. Kontraksi uterus yang mengakibatkan

perubahan pada servix (frekuensi minimal 2 kali

dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat

menyebabkan pendataran, penipisan dan

pembukaan serviks.

2) Penipisan Dan Pembukaan Servix

Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan

adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.

3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)

Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis

cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan

yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin


39

pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa

capillair darah terputus.

4) Premature Rupture of Membrane

Keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong

dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau

selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau

pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini

keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.

Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan

kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum

persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan

mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

7. Tahapan Persalinan

a. Kala I

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi

uterus dan pembukaan servix hingga mencapai pembukaan

lengkap (10 cm). Primigravida kala I berlangsung kira-kira

13 jam sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam. Persalinan

kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua fase

yaitu fase laten dan fase aktif :

1) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung

lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan


40

penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai

pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7- 8 jam.

2) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung

selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase

a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan menjadi 4 cm.

b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.

Tabel 2.6
Frekuensi Minimal Penilaian Dan
Intervensi Dalam Persalinan Normal

Parameter Frekuensi Frekuensi Pada


Padafase Laten Fase Aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30-60 Setap 30- 60
menit menit
Denyut Setiap 1 jam Setiap 30 menit
jantung janin
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
serviks
Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Sumber : (Saifuddin, 2012)

b. Kala II

Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II

pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara


41

1 jam (Rohani dkk, 2011). Berikut ini merupakan tanda dan

gejala kala II persalinan adalah :

1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi (Dorongan untuk meneran).

2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum

dan atau vaginanya (Tekanan Anus).

3) Telihat adanya peregangan pada perineum (Perineum

menonjol).

4) Vulva vagina dan sfigter ani menonjol.

Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva

membuka dan perineum meregang, dengan his mengedan

yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh

tubuh janin.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif

plasenta) membantu menghindarkan terjadinya perdarahan

pascapersalinan.

Penatalaksanaan aktif kala III meliputi pemberian

oksitosin dengan segera, pengendalian tarikan pada tali pusat,

dan pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir (Saifuddin,

2012).
42

Pada kala III ini dengan diberikan oksitosin untuk

merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat

pelepasan plasenta.

Tanda-tanda pelepasan plasenta :

1) Uterus membundar

2) Tali pusat memanjang, dan

3) Adanya semburan darah

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan

secara dorso kranial pada fundus uteri, yang disertai dengan

pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Untuk pendarahan

normal terjadi <500cc

Pemantauan Kala III

1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi

yang kedua. Jika ada maka tunggu sampai bayi kedua

lahir

2. Menilai apakah bayi beru lahir dalam keadaan stabil,

jika tidak rawat bayi segera

d. Kala IV (Kala Pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir

dua jam setelah proses tersebut (Rohani dkk, 2011). Pada

kala IV dilakukan pemeriksaan fundus setiap 15 menit pada

jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua. Periksa

tekanan darah, nadi, kantung kemih, dan perdarahan setiap 15


43

menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam

kedua.

Observasi yang dilakukan adalah :

1) Pemeriksaan tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu,

Nadi, dan Respirasi).

2) Fundus (Kontraksi dan Tinggi Fundus Uteri)

3) Kandung Kemih (Penuh atau tidak)

4) Pendarahan (Pendarahan normal <500cc)

8. Kebutuhan Fisiologis Ibu Bersalin

a. Kebutuhan oksigen

Pemenuhan kebutuhan oksigen selama proses persalinan

perlu diperhatikan oleh bidan, terutama pada kala I dan kala

II, dimana oksigen yang ibu hirup sangat penting artinya

untuk oksigenasi janin melalui plasenta. Suplai oksigen yang

tidak adekuat, dapat menghambat kemajuan persalinan dan

dapat mengganggu kesejahteraan janin.

b. Kebutuhan cairan dan nutrisi

Kebutuhan cairan dan nutrisi (makan dan minum) merupakan

kebutuhan yang harus dipenuhi dengan baik oleh ibu selama

proses persalinan. Pastikan bahwa pada setiap tahapan

persalinan (kala I, II, III, maupun IV), ibu mendapatkan

asupan makan dan minum yang cukup.


44

c. Kebutuhan eliminasi

Pemenuhan kebutuhan eliminasi selama persalinan perlu

difasilitasi oleh bidan, untuk membantu kemajuan persalinan

dan meningkatkan kenyamanan pasien. Anjurkan ibu untuk

berkemih secara spontan sesering mungkin atau minimal

setiap 2 jam sekali selama persalinan. Kandung kemih yang

penuh, dapat mengakibatkan:

1) Menghambat proses penurunan bagian terendah janin

ke dalam rongga panggul, terutama apabila berada di

atas spina isciadika 2.

2) Menurunkan efisiensi kontraksi uterus/his

3) Mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali

ibu karena bersama dengan munculnya kontraksi uterus

4) Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala

II

5) Memperlambat kelahiran plasenta

6) Mencetuskan perdarahan pasca persalinan, karena

kandung kemih yang penuh menghambat kontraksi

uterus.

d. Kebutuhan hygiene (kebersihan personal)

Kebutuhan hygiene (kebersihan) ibu bersalin perlu

diperhatikan bidan dalam memberikan asuhan pada ibu

bersalin, karena personal hygiene yang baik dapat membuat


45

ibu merasa aman dan relax, mengurangi kelelahan, mencegah

infeksi, mencegah gangguan sirkulasi darah,

mempertahankan integritas pada jaringan dan memelihara

kesejahteraan fisik dan psikis.

e. Kebutuhan istirahat

Selama proses persalinan berlangsung, kebutuhan

istirahat pada ibu bersalin tetap harus dipenuhi. Istirahat

selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang

dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan pada

9. Posisi dan ambulasi

Persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa

disadari dan terus berlangsung/progresif. Bidan dapat membantu

ibu agar tetap tenang dan rileks, maka bidan sebaiknya tidak

mengatur posisi persalinan dan posisi meneran ibu.

2.1.4 Konsep Dasar Teori Masa Nifas

1. Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran

bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan

kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu

kurang lebih 6-8 minggu (walyani & purwoastuti, 2015). Masa

nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta dan

mencakup enam minggun berikutnya. Masa nifas (puerperium)

dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat


46

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dimulai sejak

2 jam setealh lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42

hari) setelah itu

2. Tujuan Masa Nifas

Menurut (Saleha, 2009) tujuan dari pemberian asuhan

kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologis.

b. Mendeteksi masalah, dan merujuk bila terjadi komplikasi

pada ibu maupun bayinya.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui,

imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari.

d. Memberikan pelayanan KB

3. Tahapan Masa Nifas

Tahapan masa nifas menurut walyani & purwoastuti (2015)

mebjadi 3:

a. puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan, serta beraktivitas

layaknya wanita normal

b. puerperium intramedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu


47

c. remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil/waktu

persalinan mempunyai komplikasi

4. Kunjungan Nifas

Asuhan Kunjungan Nifas NormalPaling sedikit 3 kali

kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi

baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani

masalah-masalah yang terjadi.

a. Kunjungan Nifas 1 (6 jam- 3 hari)

1) Mencegah perdarahan masa nifas

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan:

rujuk bila perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

4) Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.

5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hipotermi

b. Kunjungan Nifas II (4 hari-28 hari)

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal : uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal dan tidak ada bau.


48

2) Menilai adannya tanda-tanda demam, infeksi atau

kelainan pasca melahirkan.

3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak

memperhatikan tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga

bayi tetap hangat.

c. Kunjungan Nifas III (29 hari-42 hari)

1) Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia

atau bayi alami.

2) Memberi konselilng untuk KB secara dini.

Tabel 2.7
Frekuensi Kunjungan Masa Nifas Menurut Buku Kesehatan Ibu
dan Anak Tahun 2016

Kunjunga
Waktu Tujuan
n
KF I 6 jam – 3 hari a) Mencegah perdarahan
setelah masa nifas karena
persalinan atonia uteri
b) Mendeteksi dan
merawat penyebab lain
perdarahan; rujuk bila
terjadi perdarahan
berlanjut.
c) Memberi konseling
pada ibu atau salah satu
anggota keluarga
bagaimana mencegah
49

perdarahan masa nifas


karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan
antara ibu dan bayi
baru lahir.
f) Menjaga ibu tetap sehat
dengan cara mencegah
hipotermia.
KF II 4-28 hari a) Memastikan involusi
setelah uterus berjalan normal
persalinan b) Menilai adanya tanda-
tanda demam, infeksi
atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu
menyusui dengan baik
dan tak memperhatikan
tanda-tanda penyulit.
d) Memberikan konseling
pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan
merawat bayi sehari-
hari.
KF III 29-42 hari a) Menanyakan pada ibu
mengenai penyulit-
penyulit yang ibu atau
bayi alami.
b) Memberikan konseling
untuk KB secara dini.

5. Perubahan Anatomi Fisiologis Pada Masa Nifas

Beberapa perubahan terjadi pada organ tubuh vital yang

terjadi segera setelah pengosongan rahim akibat lahirnya janin

dan plasenta perlu dipahami dengan baik agar kondisi patologis

dapat segera dikenali dan mendapatkan pengeloalan yang

semestinya
50

a. Perubahan Sistem Reproduksi

Selama masa nifas alat-alat interna maupun eksterna berangsur-

angsur kembali keadaan sebelum hamil. Perubahan

keseluruhan alat genitalia ini disebut involusi.

1) Uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu

proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.

Proses involusi uterus adalah sebagai berikut:

a) Iskemia Miometrium

b) Atrofi jaringan

c) Autolysi

d) Efek Oksitosin

Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti

sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus

selama postpartum adalah sebagai berikut:

Involusi ligament uterus berangsur-angsur, pada awalnya

cenderung miring ke belakang. Kembali normal antefleksi

dan posisi anteverted pada akhir minggu keenam

2) Afterpain

Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga

fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan

kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan biasa

menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa awal


51

puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih nyata

setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang

(misalnya, pada bayi besar, dan kembar). Menyusui dan

oksitosin tambahan biasanya mening katkan nyeri ini

karena keduanya merangsang kontraksi uterus.

3) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas

dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang membuat

organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam

yang ada pada vagina normal. Perbedaan masing-masing

lokia dapat dilihat sebagai berikut:

a) Lochea rubra

Muncul pada hari pertama sampai hari kedua post

partum, warnanya merah mengandung darah dari luka

pada plasenta dan serabut dari decidua dan chorion.

b) Lochea Sanguilenta

Berwarna merah kuning, berisi darah lendir, hari ke 3-7

paska persalinan.

c) Lochea Serosa

Muncul pada hari ke 7-14, berwarna kecoklatan

mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit darah

juga leukosit dan laserasi plasenta.


52

d) Lochea Alba

Sejak 2 -6 minggu setelah persalinan, warnanya putih

kekuningan mengandung leukosit, selaput lendir serviks

dan serabut jaringan yang mati.

4) Perineum, Vagina,Vulva, Anus

Berkurangnya sirkulasi progesteron membantu

pemulihan otot panggul, perineum, vagina, dan vulva

kearah elastisitas dari ligamentum otot rahim. Merupakan

proses yang bertahap akan berguna jika ibu melakukan

ambulasi dini, dan senam nifas. Involusi cerviks terjadi

bersamaan dengan uterus kira-kira 2-3 minggu, cervik

menjadi seperti celah. Ostium eksternum dapat dilalui oleh

2 jari, pingirannya tidak rata, tetapi retak-retak karena

robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama

dilalui oleh satu jari. Karena hyperplasia dan retraksi dari

serviks, robekan serviks menjadi sembuh.

Mukosa vagina tetap atrofi pada wanita yang

menyusui sekurang-kurangnya sampai menstruasi dimulai

kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring

pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen

menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan

penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal dan rasa tidak

nyaman saat koitus (dispareunia) menetap sampai fungsi


53

ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi.

Mukosa vagina memakan waktu 2-3 minggu untuk

sembuh tetapi pemulihan luka sub-mukosa lebih lama

yaitu 4-6 minngu. Beberapa laserasi superficial yang dapat

terjadi akan sembuh relatif lebih cepat. Laserasi perineum

sembuh pada hari ke-7 dan otot perineum akan pulih pada

hari ke5-6.

Pada anus umumnya terlihat hemoroid (varises anus),

dengan ditambah gejala seperti rasa gatal, tidak nyaman,

dan perdarahan berwarna merah terang pada waktu

defekasi. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa

minggu postpartum.

5) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah

melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu

melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang

menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan

yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang

makan, hemoroid, laserasi jalan lahir

6) Perubahan Sistem Perkemihan

Terjadi diuresis yang sangat banyak dalam hari-hari

pertama puerperium. Diuresis yang banyak mulai segera

setelah persalinan sampai 5 hari postpartum. 40% ibu


54

postpartum tidak mempunyai proteinuri yang patologi dari

segera setelah lahir sampai hari kedua postpartum, kecuali

ada gejala infeksi dan preeklamsi.

7) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Sistem Moskuluskeletal pada ibu selama pemulihan

post partum termasuk penyebab relaksasi dan kemudian

hipermobilitas sendi serta pusat gravitasi. Adaptasi system

muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang

dapat mem bantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan

perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus.

Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6

sampai ke-8 setelah wanita melahirkan.

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus.

Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman

otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan

pendarahan setelah placenta dilahirkan.

Ligament-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang

meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur

menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang uterus

jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksi karena

ligamentum retundum menjadi kendor. Tidak jarang pula

wanita setelah melahirkan ligament, fasia, jaringan

penunjang alat genitalia menjadi kendor. Mobilitas sendi


55

berkurang dan posisi lordosis kembali secara perlahan-

lahan. Sebagai akibat putusnya serat-serat plastic kulit dan

distensi yang belangsung lama akibat besarnya uterus pada

waktu hamil, dinding abdomen masih agak lunak dan

kendor untuk sementara waktu. Untuk memulihkan kembali

jaringan-jaringan penunjang alat genitalia, serta otot-otot

dinding perut dan dasar panggul, dianjurkan untuk

melakukan latihan-latihan tertentu salah satunya senam

nifas.

8) Perubahan Sistem Endokrin

a) Hormon placenta

Hormon placenta menurun dengan cepat setelah

persalinan. HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3

jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai omset

pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.

b) Hormone pituitary

Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada

wanita yang tidak menyusui, prolaktin menurun dalam

waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada fase

konsentrasi folikuler ( minggu ke-3) dan LH tetap rendah

hingga ovulasi terjadi.


56

c) Hypotalamik pituitary ovarium

Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi

juga di pengaruhi oleh faktor menyusui. Sering kali

menstruasi pertama ini bersifat anovulasi karena

rendahnya kadar estrogen dan progesteron.

d) Kadar estrogen

Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen

yang bermakna sehingga aktifitas prolaktin yang juga

sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar mamae

dalam menghasilkan ASI.

9) Perubahan Tanda-tanda Vital

1) Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat

Celsius.

Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat

celcius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8

derajat celcius. Sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya

suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38

derajat celcius, mungkin terjadi infeksi pada klien.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per

menit. Pasca melahirkan, denyut nadi dapat menjadi

bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi


57

100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau

perdarahan post partum.

3) Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada

pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke

seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal

manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik

60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal, tekanan

darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan darah

menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan

oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post

partum merupakan tanda terjadinya pre eklamsia post partum.

Namun demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.

4) Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah

16-24 kali per menit.

10) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan, suhu akan hilang dengan tiba-tiba.

Volume darah ibu relative akan bertambah. Keadaan ini akan

menyebabkan beban pada jantung dan akan menimbulkan

decompensatio cordis pada pasien dengan vitum cardio. Keadaan

ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan

tumbuhnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali


58

seperti sedia kala. Umumnya, ini akan terjadi pada 3-5 hari post

partum

11) Perubahan Sistem Hematologi

Pada awal post partum, jumlah hemoglobin, hematokrit dan

eritrosit sangat bervariasi. Hal ini disebabkan volume darah,

volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah.

Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi dari wanita

tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih

rendah dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat

memasuki persalinan awal, maka pasien dianggap telah

kehilangan darah yang cukup banyak. Titik 2 persen kurang lebih

sama dengan kehilangan darah 500 ml darah

6. Perubahan psikologis pada masa nifas

Perubahan psikologis pada masa nifas menurut walyani &

purwoastuti (2015), yaitu :

a. Fase Taking

Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari

hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan, pada fase

ini ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri, ibu

akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang

dialaminya dari awal sampe akhir


59

b. Fase Taking Hold

Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-

10 hari setelah melahirkan, pada fase ini timbul rasa khawatir

akan ketidakmampuan dan raa tanggung jawabnya dalam

merawat bayi

c. Fase Letting Go

Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab

akan peran barunya sebagai orang tua, fase ini berlangsung

10 hari setelah melahirkan.

2.1.5 Konsep Dasar Teori Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari

kehamilan 37- 42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir

2500 gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn

atau neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan

usia empat minggu (Wahyuni, 2015).

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12

bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi,

bayi adalah periode perkembangan yang panjang dari kelahiran

hingga 18 atau 24 bulan. Asuhan tidak hanya diberikan kepada

ibu, tapi juga sangat diperlukan oleh bayi baru lahir (BBL).

Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu,


60

tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil

kehamilan (Bayi) maka penatalaks anaan persalinan baru dapat

dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan

juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan

yang segera, aman, dan bersih untuk BBL merupakan bagian

esensial asuhan BBL. Bayi “cukup bulan” adalah bayi yang

dilahirkan setelah usia kehamilan genap mencapai 37 minggu

dan sebelum usia kehamilan genap mencapai 41 minggu

(Williamson, 2014 : 3)

2. Adaptasi bayi baru lahir

Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian

fungsional BBL dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan da

luar uterus. (Saputra, 2014).

3. Tujuan Asuhan Neonatal

Asuhan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses

neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini

mungkin bila terdapat kelainan/masalah kesehatan pada

neonatus. Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam

pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertamanya

kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan

sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan

selama 24 jam.
61

4. Tanda-tanda bayi baru lahir normal (Saifuddin, 2008)

a. Kriteria fisik BBL normal

1) Cukup bulan : Usia kehamilan 37 - 42 minggu.

2) Berat badan lahir : 2500 - 4000 gr (sesuai masa

kehamilan)

3) Panjang badan : 44 - 53 cm

4) Lingkar kepala : 31- 36 cm

5) Skort Apgar : 7 – 10 (Format APGAR skor

terlampir)

6) Tanpa kelainan kongenital atau trauma persalinan

7) Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam

24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

(Saleha, 2012)

b. Kriteria neorologik BBL normal

1) Frog position (fleksi ekstremitas atas dan bawah)

2) Refleks moro / kejutan (+)

3) Refleks hisap (+) pada sentuhan palatum molle

4) Refleks menggenggam (+)

5) Refleks roting (+)

6) Repleks labela

7) Repleks babyskin

5. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir (Saifuddin, 2008)

a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit


62

b. Kehangatan tubuh (> 380C atau terlalu dingin < 360C)

c. Warna kulit, kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru

atau pucat, memar

d. Pemberian makanan, hisapan lemah, mengantuk berlebihan,

banyak muntah, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan,

bau busuk, berdarah

e. Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan

(nanah), bau busuk, pernafasan sulit

f. Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau

tua,ada lendir atau darah pada tinja

g. Aktivitas menggigil , atau nangis tidak biasa, sangat mudah

tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang,

kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

6. Penatalaksanaan bayi baru lahir (Saifuddin, 2008)

a. Klem dan potong tali pusat

1) Klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-

kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-

kira 1 cm diantara klem tersebut).

2) Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil

melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.

3) Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali

pusat.ganti sarung tangan anda jika bila ternyata sudah


63

kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau gunting

yang steril atau Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).

4) Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih terjadi

perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.

5) Jangan mengoleskan salep apa pun, atau zat lain ke

tampuk tali pusat. Hindari pembungkusan tali pusat.

Tampuk tali pusat yang tidak tertutup akan mengering

dan puput lebih cepat dengan komplikasi yang lebih

sedikit.

b. Jagalah bayi agar tetap hangat

1) Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak

antara kulit bayi dengan kulit ibu.

2) Gantilah handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi

tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan

bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk

mencegah keluarnya panas tubuh.

3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi

setiap 15 menit

4) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksalah suhu aksila

bayi

5) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5°C, segera hangatkan

bayi tersebut
64

c. Kontak dini dengan ibu

1) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak

dini antara ibu dan bayi penting untuk:

a) Kehangatan – mempertahankan panas yang benar

pada bayi baru lahir.

b) Ikatan batin dan pemberian ASI.

2) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi

telah “siap” (dengan menunjukkan refleks rooting).

Jangan paksakan bayi untuk menyusu.

3) Bila memungkinkan, jangan pisahkan ibu dengan bayi,

dan biarkan bayi bersama ibunya paling sedikit satu jam

setelah persalinan.

d. Pernafasan

Sebagian besar bayi akan bernafas secara spontan.

Pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk

mengetahui adanya masalah.

1) Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.

2) Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal

berikut:

a) Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang

hangat

b) Gosoklah punggung bayi dengan lembut.


65

3) Jika bayi masih belum mulai bernapas setelah 60 detik

mulai resusitasi.

4) Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernapas

(frekuensi pernapasan kurang dari 30 atau lebih dari 60

x/menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter

nasal.

e. Perawatan Mata

Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1%

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia

(penyakit menular seksual). Obat mata perlu diberikan pada

jam pertama setelah persalinan. Yang lazim dipakai adalah

larutan Perak Nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan

pada mata bayi segera setelah lahir. Jangan tinggalkan ibu

dan bayi kapan pun.

Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami

masalah apapun, berikanlah asuhan berikut:

1) Lanjutkan pengamatan pernapasan, warna, dan

aktivitasnya.

2) Pertahankan suhu tubuh bayi

3) Lakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap.

4) Berikan Vitamin K untuk mencegah terjadinya

perdarahan, suntik (I.M) Vitamin K 0,5 mg


66

5) Identifikasi Bayi, alat pengenal yang efektif harus

diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus tetap

di tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.

6) Perawatan lain-lain :

a) Lakukan perawatan tali pusat

b) Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu dan bayi

dipulangkan ke rumah, berikan imunisasi hepatitis

B.

c) Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua dan

beritahu pada orang tua agar merujuk bayi segera

untuk perawatan lebih lanjut, jika ditemui tanda-

tanda tersebut.

d) Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi mereka

dan perawatan harian untuk bayi baru lahir:

(1) Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3

jam mulai dari hari pertama.

(2) Pertahankan agar bayi selalu bersama ibu.

(3) Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan

kering, dengan mengganti popok dan selimut

sesuai keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu

panas dan terlalu dingin (dapat menyebabkan

iritasi). Apa saja yang dimasukkan ke dalam

mulut bayi harus bersih.


67

(4) Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.

(5) Peganglah, sayangilah dan nikmati kehidupan

bersama bayi.

(6) Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan

minta bantuan jika perlu.

(7) Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau

menyusui kurang baik.

f. Imunisasi

1) Pengertian Imunisasi

Menurut (IGN, Ranuh,, 2008), imunisasi adalah

memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat

zat anti untuk mencegah terhadap suatu penyakit

tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai

untuk merangsang pembentukan zat anti yang

dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan, seperti

vaksin, BCG, DPT, campak dan melalui mulut seperti

vaksin polio.

2) Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya

penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan

penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi)

atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia


68

seperti pada imuniasi cacar variola. Keadaan yang terakhir

ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yang hanya

dapat ditularkan manusia, penyakit difteria (Matondang,

C.S & Siregar, S.P, 2008, hlm 10).

3) Jadwal pemberian imuniasi

Tabel 2.8
Jadwal Pemberian Imunisasi

Dosis Dan
Usia Vaksin
Cara Pemberian
0-7 hari HB-O 0,5 cc / IM
1 Bulan BCG, Polio 1 0,05 cc/IC dan 2
tetes
2 Bulan DPT/HB Combo 1, 0,5 cc/IM dan 2
Polio 2 tetes
3 Bulan DPT/HB Combo 2, 0,5 cc/IM dan 2
Polio 3 tetes
4 Bulan DPT/ HB Combo 3, 0,5 cc/IM, 2 tetes,
Polio 4, IPV dan 0,5 cc/IM
atau SC
9 Bulan Campak 0,5 cc/SC
Sumber : Buku KIA (2016)
69

7. Kunjungan Bayi Baru Lahir

Jadwal kunjungan bayi baru lahir dan neonatus yaitu:

Tabel 2.9
Jadwal Kunjungan Neonatus

Kunjungan
Usia Tujuan
Neonatus
KN 1 6 jam-48 1. Melanjutkan pengamatan
jam terhadap pernafasan, warna,
aktivitas, suhu.
2. Melakukan pemeriksan fisik
yang lebih lengkap.
3. Melakukan penyuntikkan
Vitamin K dan Hb Neo
4. Melakukan pemberian salep
mata
5. Setelah 6 jam jika bayi
cukup hangat (36,5oC),
mandikan bayi dan lakukan
perawatan tali pusat.
6. Memberitahukan kepada ibu
mengenai tanda-tanda
bahaya pada bayi baru lahir.
7. Mengajarkan kepada orang
tua mengenai perawatan
bayi baru lahir.
KN 2 3-7 hari 1. Menanyakan mengenai
keadaan kesehatan bayi
2. Menanyakan masalah-
masalah dalam proses
menyusui
3. Mengamati cara ibu
berinteraksi dengan bayinya
4. Mengamati perkembangan
dan perumbuhan bayi
5. Melakukan pemeriksaan
bayi
6. Menjelaskan pertanyaan
yang diajukan ibu.
KN 3 8-28 hari 1. Menanyakan mengenai
keadaan kesehatan bayi
2. Menanyakan masalah-
masalah dalam proses
menyusui
70

3. Mengamati cara ibu


berinteraksi dengan bayinya
4. Mengamati perkembangan
dan pertumbuhan bayi
5. Melakukan pemeriksaan
bayi
6. Menjelaskan pertanyaan
yang diajukan ibu
7. Merujuk bayi bila timbul
masalah
8. Memberikan imunisasi
sesuai jadwalnya.
(Buku KIA, 20

2.1.6 Inovasi Kebidanan Dan Gender

1. Nyeri Persalinan

a. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan pengalaman tidak enak /tidak

menyenangkan dari sensori maupun emosional seseorang yang

disebabkan adanya stimulus yang berhubungan dengan risiko

dan aktualnya kerusakan jaringan tubuh, bersifat subyektif dan

sangat individual, dipengaruhi oleh budaya, persepsi

seseorang, perhatian dan variabel-variabel psikologis lain,

yang mengganggu perilaku berkelanjutan serta memotivasi

setiap orang yang mengalami nyeri untuk mencoba

menghentikan rasa sakit tersebut (Rejeki et al. 2020)

b. Pengertian Nyeri Persalinan

Nyeri persalinan adalah kontraksi miometrium merupakan

proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-


71

masing individu. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan

bersifat unik pada setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain budaya, takut, kecemasan, pengalaman

persalinan sebelumnya, persiapan persalinan dan dukungan.

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifesatasi dari adanya

kontraksi otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa

sakit pada pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha.

Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim

(serviks). Dengan adanya pembukaan serviks ini maka akan

terjadi persalinan (Rejeki et al. 2020)

c. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

Faktor yang mempengaruhi nyeri persalinan antara lain

budaya, respon psikologis, pengalaman persalinan, support

system dan persiapan persalinan.

1) Budaya

Budaya dan etniksitas mempunyai pengaruh pada

bagaimana seseorang berespon terhadap nyeri

2) Respon Psikologis ( cemas, takut )

Respon psikologis seperti cemas dan takut akan

meningkatkan hormone katekolamin dan adrenalin. Efeknya

aliran darah akan berkurang dan oksigenasi ke dalam otot

uterus akan berkurang. Sebagai konsekuensinya arteri akan


72

mengecil dan menyempit sehingga dapat meningkatkan rasa

nyeri.

3) Pengalaman Persalinan

Individu yang mempunyai pengalaman persalinan

sebelumnya lebih toleran terhadap nyeri dibanding orang

yang belum pernah mengalami persalinan. Seseorang yang

terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah

mengantisipasi nyeri daripada individu yang mempunyai

pengalaman sedikit tentang nyeri persalinan (Rejeki et al.

2020)

4) Support System

Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan

dukungan (support system), bantuan, perlindungan, dari

anggota keluarga lain dan orang terdekat. Walaupun nyeri

masih dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan

meminimalkan kesepian dan ketakutan.

5) Persiapan Persalinan

Persiapan persalinan yang baik akan mempengaruhi respon

seseorang terhadap nyeri. Persiapan persalinan yang baik

diperlukan agar tidak terjadi permasalahan psikologis

seperti cemas dan takut yang akan meningkatkan nyeri

persalinan.
73

d. Penyebab Nyeri Persalinan

1) Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari

kopus fundus uterus

2) Adanya iskemik miomerium dan serrviks karena kontraksi

sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau

karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari

saraf simpatis

3) Adanya proses peradangan pada otot uterus

d) Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim. Banyak

data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I

terutama disebabkan oleh dilatasi serviks dan segmen

bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan

kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.

e. Skala Ukur Nyeri Persalinan

1) Visual Analog Scale

Visual Analog Scale ( VAS ) adalah cara menghitung skala

nyeri yang paling banyak digunakan oleh praktisi medis.

VAS merupakan skala linier yang akan memvisualisasikan

gradasi tingkatan nyeri yang diderita oleh pasien.

Gambar 2.2 Visual Analog Scale


74

2) Verbal Rating Scale

Verbal Rating Scale (VRS) hampir sama dengan VAS.

Hanya pernyataan verbal dari rasa nyeri yang dialami oleh

pasien ini jadi lebih spesifik. VRS lebih sesuai jika

digunakan pada pasien pasca operasi bedah karena

prosedurnya yang tidak begitu bergantung pada koordinasi

motorik dan visual.

Gambar 2.3 Verbal Rating Scale

3) Numeric Rating Scale

Metode Numeric Rating Scale (NRS) didasari skla 1-10

untuk menggambarkan kualitas nyeri yang dirasakan pasien.

NRS diklaim dah dipahami, lebih sensitif terhadap jenis

kelamin, etnis, hingga dosis. NRS juga lebih efektif untuk

mendeteksi penyebab nyeri akut ketimbang VAS dan VRS.

Gambar 2.4 Numerical Rating Scale


75

4) Wong-Barker Pain Rating Scale

Wong-Barker Pain Rating Scale adalah metode

perhitungan skala nyeri yang diciptakan dan

dikembangkan oleh Donna Wong dan Connie Baker.

Cara mendeteksi skala nyeri dengan metode ini yaitu

dengan melihat ekspresi wajah yang sudah

dikelompokan ke dalam beberapa tingkatan rasa nyeri.

Saat menjalankan prosedur ini, pihak medis akan

meminta pasien untuk memilih wajah yang kiranya

paling menggambarkan rasa nyeri yang sedang mereka

alami, seperti pada gambar.

Gambar 2.5 Wong-Barker Pain Rating Scale

5) Defense and Veterans Paint Rating Scale

Defense and Veterans Paint Rating Scale (DVPRS)

adalah skala peringkat nyeri pertahanan yang dibuat pada

tahun 2020 untuk meningkatkan pemahaman tentang

tingkat intensitas nyeri. Cara mendeteksi nyeri

menggunakan DVPRS yaitu dengan melihat ekspresi

wajah yang sesuai dengan setiap angka. Wajah-wajah

berkisar dari wajah penuh bahagia yang mewakili tingkat


76

rasa sakit nol hingga wajah meringis yang mewakili

tingkat rasa sakit 10.

Untuk memulai, DVPRS menggabungkan deskripsi

fungsional untuk masing-masing tingkat nyeri 0-10

sehingga manajemen nyeri yang berhasil dikaitkan

dengan peningkatan fungsi. DVPRS juga mencakup

penilaian dampak nyeri yang dilaporkan pasien pada

empat indikator kualitas hidup tertentu: aktivitas, tidur,

suasana hati, dan stres. Ini memberi pemahaman yang

lebih dalam tentang kondisi nyeri pasien dan cara yang

lebih baik untuk mengukur kemajuan dan efektivitas

perawatan manajemen nyeri. DVPRS dikembangkan

pada saat sistem kesehatan militer semakin

memperhatikan masalah manajemen nyeri, karena

banyak veteran Irak dan Afhanistan menghadapi kondisi

nyeri kronis dan pakar kesehatan telah mencari cara

untuk menghindari pengobatan berat atau ketergantungan

yang berlebihan pada narkotika. Di luar komunitas

militer, DVPRS telah mendapatkan perhatian di banyak

organisasi perawatan kesehatan sipil. Misalnya, sistem

kesehatan Universitas Virginia Barat baru-baru ini

menetapkan DVPRS sebagai alat penilaian rasa sakitnya.


77

Gambar 2.6 Defense and Veterans Paint Rating Scale

2. Murrotal Al Quran

Murottal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan

oleh seorang qori’ (pembaca Al-Qur’an) (Purna, 2006).

Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara

manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen

penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah

dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres,

mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan

rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan

tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan,

detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.

Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut

sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi,

pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik

(Heru, 2008). Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang

merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad


78

SAW. Al-Qur’an adalah kitab suci yang diyakini kebenarannya,

dan dijadikan salah satu syarat keimanan bagi setiap muslim.

Dalam sejarah turunnya Al-Qur’an Ayat suci Al-Qur’an

diturunkan di kota Makkah dan di kota Madinah Munawarah

(Asti, 2009). Al-Qur’an merupakan obat yang komplet untuk

segala jenis penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit

fisik, baik penyakit dunia maupun penyakit akhirat (Ad-

Dihami, 2005), sedangkan Yani Ahmad (2002) menyatakan

bahwa Al-Qur’an bermanfaat untuk menjadi obat, penawar dan

penyembuh dari berbagai persoalan hidup manusia.

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari murottal

(mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an) menurut Heru

(2008). Mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dengan

tartil akan mendapatkan ketenangan jiwa. b. Lantunan Al-

Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara

manusia merupakan instrumen penyembuhan yang

menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. Suara

dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan

hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan

mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang,

memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan

tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung,

denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan


79

yang lebih dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik

menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang

lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik.Berikut ini akan

saya sebutkan beberapa bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa

Al- Qur’an bermanfaat bagi kesehatan baik jasmani dan rohani. 1)

Memberikan ketenangan/ketentraman Dr. Al Qadhi, melalui

penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida

Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan

mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Quran, seorang Muslim, baik

mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan

perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa,

menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum

yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek

penelitiannya.Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak

serampangan. Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan

elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung,

ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari

hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Al-Quran berpengaruh

besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan

penyembuhan penyakit. Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat

pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang

berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan


80

dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun

1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan

ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi,

yakni membacakan Al-Quran dengan tartil dan membacakan

bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya,

responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika

mendengarkan bacaan Al-Quran dan mendapatkan ketenangan

hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari

Al-Qur’an.Selain itu, Al-Quran memberikan pengaruh besar jika

diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr.

Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan

Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997.

Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang

kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Quran dari tape recorder

menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Seorang peneliti bernama Enrick William Duve menemukan

bahwa otak bereaksi terhadap gelombang suara tertentu. Dan

gelombang tersebut dapat berpengaruh secara positif dan negatif.

Ketika beredar informasi bahwa musik klasik berpengaruh

terhadap perkembangan otak manusia, banyak kalangan

menggunakan musik klasik sebagai obat terapi.Tapi Beberapa

orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob


81

Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann

mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait

dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang.

kemudian mereka membuat riset terhadap 3000 partisipator.

Hasilnya ternyata sangat mengejutkan. Berdasarkan

penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan rekan-

rekannya menyimpulkan ahwa tidak ada stimulus atau sesuatu

yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang

setelah mendengarkan musik Mozart/Klasik. Maka, Al-Qur’an

tetaplah obat yang terbaik. Terapi dengan Al-Qur’an terbukti

mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak, menyembuhkan

berbagai penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensi gelombang

bacaan Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk memprogram

ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuan, serta

menyeimbangkannya.

Selain itu, Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, yakni

bahasa yang memiliki nilai sastra yang tinggi, dan bahasa nomor

satu yang paling sulit untuk dipelajari. Kita tahu, bahwa tidak ada

satupun dari kita yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-

Qur’an Salah satu pendengaran atau perangsangan yang akan

digunakan yaitu perangsangan dengan menggunakan ayat Suci

Al-Quran dipakai terhadap intensitas nyeri pada pasien

pascabedah digestif. Perangsangan dengan menggunakan ayat


82

suci Al-Quran juga bertujuan untuk mengalihkan intensitas nyeri

pada pasien pascabedah digestif dengan memperdengarkan ayat-

ayat Suci Al-Quran dicoba dengan memakai teknik perangsangan

selama 10-15 menit.

Sesuai juga dengan penelitian Hidayah, Maliya, dan

Nugroho (2013) yang menyatakan bahwa teknik distraksi berupa

mendengarkan murottal Al-Qur’an mampu meringankan dan

menenangkan perasaan pasien dari rasa sakit, didapatkan hasil

bahwa terjadi penurunan nyeri pada pasien post operasi fraktur

ekstremitas setelah diberikan terapi murottal Al-Qur’an dengan

p value = 0,000, karena pada penelitian diatas sama- sama

menunjukkan penurunan intensitas nyeri. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian terapi distraksi dengan cara relaksasi sebagai

terapi non farmakologis dapat menurunkan intensitas nyeri.

Terapi berupa suara dapat mengatur hormon-hormon yang

berhubungan dengan stres antara lain ACTH, prolaktin dan

hormon pertumbuhan serta dapat meningkatkan kadar endhorpin

sehingga dapat mengurangi nyeri (Campbell, 2002). Endorfin

merupakan bahan neuroregulator jenis neuromodulator yang

terlibat dalam sistem analgesia, banyak ditemukan di hipotalamus

dan area sistem analgesia (sistem limbik dan medula spinalis)


83

3. Bias dan Kesetaraan Gender

Perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan dengan

pembedaan peran dan posisi sebagaimana realita yang ada

pada dunia dewasa ini tidak akan menjadi masalah selama itu

adil. Namun dalam kenyataan yang ada perbedaan peran tersebut

membatasi gerak keduanya sehingga melahirkan ketidakadilan.

Terlebih kepada perempuan, dalam realita yang ada, penulis

banyak sekali menyaksikan kejadian-kejadian yang merujuk pada

ketidakadilan terhadap perempuan. Seorang anak perempuan

diasumsikan tidak perlu sekolah tinggi, tidak perlu pendidikan

lanjut karena pada ujungnya hanya berkutat pada pekerjaan

domestik saja.

Dari kisah yang hanya beberapa dari banyak kisah

ketidakadilan gender seringkali perempuanlah yang menjadi

korban ketidakadilan gender bermula dari adanya kesenjangan

gender dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam

akses terhadap pendidikan dan ekonomi, pendapat ini didukung

dengan adanya pengertian.

Menurut Fikih (1998), bias gender adalah suatu sistem dan

struktur yang menempatkan laki-laki maupun perempuan sebagai

korban dari sistem tersebut. Mosse (1996) dan Irohmi (1990),

mengatakan bahwa bias gender terutama dialami perempuan.

Sebagai gambaran laki-laki diakui dan dikukuhkan untuk


84

menguasai perempuan. Kemudian hubungan perempuan dan laki-

laki yang hirarkis, dianggap sudah benar dan diterima sebagai hal

yang normal. Ketidakadilan gender tersebut terdapat dalam

berbagai wilayah kehidupan, yaitu dalam wilayah negara,

masyarakat, organisasi atau tempat kerja, keluarga dan diri

sendiri.

Dalam pengertian positif yang ingin dicapai adalah

keadilan gender. Keadilan gender adalah proses yang adil bagi

perempuan dan laki-laki. Agar proses yang adil bagi

perempuan dan laki-laki terwujud diperlukan langkah-

langkah untuk menghentikan berbagai hal yang secara sosial dan

menurut sejarah telah menghambat perempuan dan laki-laki

secara berbeda. Oleh karena itu, keadilan gender tidak berfokus

pada perlakuan yang sama tetapi lebih mementingkan sebagai

hasilnya pada kesetaraan sebagai hasilnya.

Menurut Fakih (2008) bias gender tersebut dapat berbentuk

subordinasi, marginalisasi, stereotip, kekerasan terhadap

perempuan, dan beban kerja ganda. Bentuk-bentuk ketidakadilan

gender tersebut saling terkait dan berpengaruh satu dengan

lainya, diantaranya bentuk-bentuk ketidakadilan gender sebagai

berikut.

1) Subordinasi
85

Subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa

peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih utama

atau lebih penting dari yang lain. Dengan kata lain sebuah

posisi atau peran yang merendahkan nilai peran yang lain.

Salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting, utama, dan

tinggi dibandingkan jenis kelamin lainnya. Misalnya, laki-laki

sebagai pemimpin.

2) Marjinalisasi (Peminggiran)

Marjinalisai artinya suatu proses peminggiran atau

menggeserkan kepinggiran, teliti maka anak perempuan

diarahkan sekolah guru, perawat, sekretaris. Ironis

pekerjaan-pekerjaan tersebut dinilai lebih rendah

dibandingkan dengan pekerjaan lain yang bersifat maskulin.

3) Beban Ganda

Beban ganda artinya beban pekerjaan yang diterima salah

satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin

lainnya. Masuknya perempuan di sektor publik tidak

senantiasa diiringi dengan berkurangnya beban mereka di

dalam rumah tangga. Peran ganda yang tetap harus

dijalankan baik didomain publik maupun domestik. Akibat

dari perbedaan sifat dan peran, maka semua pekerjaan

domestik dibebankan kepada perempuan, tuntutan

ekonomi keluarga selain mengerjakan pekerjaan rumah


86

tangga, perempuan juga harus bekerja di kebun, ke pasar

mencari nafkah bagi keluarga. Perempuan masuk ke dunia

politik akan tetapi beban domestiknya tidak berkurang.

Akibatnya perempuan memiliki beban kerja ganda, bahkan

sering dituduh mengabaikan tanggung jawab di dalam rumah

tangga dan juga tidak berprestasi di dunia publik.

Ketidakadilan tampak ketika sekalipun curahan tenaga

kerja dan waktu cukup panjang ternyata dihargai rendah

dibandingkan pekerjaan publik.

4) Stereotipe

Stereotip artinya pemberian lebel atau cap yang dikenakan

kepada seseorang atau kelompok yang didasarkan pada suatu

anggapan yang salah atau sesat. Pelabelan atau pandangan

terhadap suatu kelompok/seks tertentu yang sering kali

bersifat negatif dan secara umum melahirkan ketidakadilan.

Pelabelan juga menunjukan adanya relasi kekuasaan yang

timpang atau tidak seimbang yang bertujuan untuk

menaklukan atau menguasai pihak lain. Pelabelan yang sering

dijumpai adalah pelabelan negatif yang ditujukan kepada

perempuan. Misalnya, perempuan suka berdandan,

dianggap untuk menarik perhatian laki-laki. Dengan

demikian cocok diberi tugas sebagai penerima tamu.

Perempuan sebagai pendamping suami sehingga tidak


87

perlu dipromosi menjadi ketua atau kepala, sebab dianggap

bukan pencari nafkah utama yang akan menopang ekonomi

keluarga. Perempuan dianggap cengeng suka menggoda,

sehingga tidak dapat dipercayakan menduduki jabatan

penting/strategis.

5) Kekerasan

Kekerasan Artinya bentuk perilaku baik verbal maupun

nonverbal yang dilakukan seseorang atau sekelompok

orang sehingga menyebabkan efek negative secara fisik,

emosional dan psikologis terhadap orang yang menjadi

sasarannya. Indikasi bahwa perempuan mengalami

kekerasan dapat dilihat dari contoh pemukulan terhadap istri,

pelecehan seksual, eksploitasi seks terhadap perempuan masih

tetap tinggi baik di dalam maupun luar rumah

(Masdudi.2003).
88

2.2 Jurnal Reading

Jurnal Tujuan Metode dan Waktu Penelitian Kekurangan Kelebihan

Fitri Yuliana Penelitian ini bertujuan Penelitian dilakukan di PMB Bidan DT Intervensi yang Artikel Ini
(2022) Pengaruh untuk mengetahui Kota Bandung pada bulan juni-agustus diberikan yaitu Dipublikasikan
terapi murotal al- Pengaruh terapi murotal 2021. Penelitian ini menggunakan metode murotal al quran Pada Jurnal
quran al-quran quasi eksperimen dengan pendekatan one tidak dijelaskan Bereputasi Garuda
terhadappenuruna terhadappenurunan group pre tes pos tes design pada 20 ibu selama kala I fase Sinta
n intensitas nyeri intensitas nyeri dan bersalin multipara sebagai responden yang katif berapa sesi
dan tingkat tingkat kecemasan pada dipilih secara purposive sampling untuk Pemilihan
kecemasan pada ibu bersalin multipara menerima terapi murotal al quran. Responden Yaitu
ibu bersalin kala 1 fase aktif Ibu Bersalin Kala I
multipara kala 1 Peneliti memberikan terapi murotal al Sudah Tepat
fase aktif quran kepad aibu bersalin multipara kala I Dilakukan
fase aktif selama 30 menit. Terapi murotal
al quran yang didengarkan responden Evaluasi Yang
adalah surat ar raman dengan Digunakan Yaitu
menggunakan speaker. Kmeudian ibu Untuk mengkur
diminta untuk memejamkan mata saat nyeri
mendengarkannya agar ibu focus pada menggunakan
suara muroal. NRS

Sebelum dan sesudah menerima terapi , ibu Dapat menjadi


mengisi alat ukur berupa lembar kuesioner. referensi dalam
Alat ukur yangdigunakan untuk intensitas pemberian asuhan
nyeri adalah alat ukur NRS dan uesiner komplementer
kecemasan adalah Hamilton anxiety ratng pada ibu bersalin
89

scale untuk mengurangi


nyeri persalinan
Analisis data berupa uji nrmalitas uji
Shapiro wilk uji bivariate paired sample T
test
nilai rata-rata tingkat kecemasan sebelum
diberikan perlakuan adalah 22,20 dan
sesudah diberikan perlakuan adalah 12,75
dengan selisih mean diperoleh sebesar 9,45.
Nilai rata-rata tingkat kecemasan pada ibu
bersalin kala I fase aktif mengalami
penurunan dibandingkan sebelum
diberikan terapi murottal Al-qur’an. Hasil
uji statistik menunjukkan nilai t =7,709 dan
nilai sig 0,000 < 0,05. Dengan begitu dapat
diartikan bahwa terapi murottal Al-qur’an
berpengaruh terhadap penurunan tingkat
kecemasan pada ibu bersalin multipara kala
I
fase aktif.
Faridah BD, Penelitian ini bertujuan Metode penelitian yang digunakan adalah Intervensi yang Artikel Ini
Yefrida (2017) untuk Pra Eksperimen One Group Pre and Postest diberikan yaitu Dipublikasikan
Pengaruh Terapi mengetahui pengaruh Design. Sampel diambil secara Accidental murotal al quran Pada Jurnal
Murottal al quran terapi Murottal Al- Sampling pada ibu-ibu bersalin kala I fase tidak dijelaskan Bereputasi Garuda
Terhadap Qur’an terhadap aktif yang masuk kriteria inklusi yang selama kala I fase Sinta
Penurunan penurunan intensitas berjumlah 13 orang. aktif berapa sesi
Intenstas Nyeri nyeri persalinan kala I Pemilihan
Ibu Bersalin Kala fase aktif. Pengambilan data dilakukan dengan Responden Yaitu
90

1 Fase Aktif di menggunakan kuiseoner nyeri face pain Ibu Bersalin Kala I
Ruang bersalin rating scale. Analisa data dengan Shapiro Sudah Tepat
Rumah Sakit Wilk test dan diuji dengan uji statistik Dilakukan
Umum Daerah Wilcoxon Signed Ranks test. Hasil
Solok selatan 2017 penelitian yang dilaksanakan dari tanggal Evaluasi Yang
28 Mei sampai dengan 13 Juni 2017, Digunakan Yaitu
ditemukan rerata skala nyeri sebelum diber Untuk mengkur
terapi 8,307 dan rerata setelah diberi terapi nyeri
6,615, penurunan skala nyeri dari sebelum menggunakan face
dengan sesudah pemberian terapi Murottal pain rating scale
adalah 1,693. Dari uji statistik didapat P
value = 0,001 menunjukkan ada pengaruh Dapat menjadi
pemberian terapi Murottal Al-Qur’an referensi dalam
terhadap penurunan intensitas nyeri pemberian asuhan
persalinan. komplementer
pada ibu bersalin
Kesimpulan penelitian ini pemberian terapi untuk mengurangi
Murottal Al-Qur’an terbukti mampu nyeri persalinan
menurunkan nyeri persalinan kala I fase
aktif. Diharapkan pemberian terapi
Murottal Al-Qur’an menjadi alternatif
intervensi dalam menurunkan nyeri
persalinan kala I
fase aktif.
Rahma Yana Tujuan Penelitian ini Penelitian ini menggunakan desain Intervensi yang Artikel Ini
(2015) Efektivitas untuk mengukur penelitian eksperimen Quasy dengan diberikan yaitu Dipublikasikan
terapi murrotal al Efektivitas terapi desain non-equivalent control group murotal al quran Pada Jurnal
quran terhadao murrotal al quran design. Sampel penelitian adalah 30 tidak dijelaskan Bereputasi Garuda
91

intensitas yeri terhadao intensitas yeri responden yang dibagi menjadi kelompok selama kala I fase Sinta
persalinan kala I persalinan kala I fase eksperimen dan kelompok kontrol. aktif berapa sesi
fase aktif aktif Penelitian dilakukan pada ibu ibu pada Pemilihan
tahap pertama fase aktif di Rumah Sakit Responden Yaitu
Umum Daerah Petala Bumi. Jumlah sampel Ibu Bersalin Kala I
sebanyak 30 orang yang dipilih Sudah Tepat
menggunakan teknik purposive sampling Dilakukan
dengan tetap memperhatikan kriteria
inklusi. Alat ukur yang digunakan adalah Evaluasi Yang
NRS (Numeric rating scale). Analisis yang Digunakan Yaitu
digunakan adalah analisis univariat dan Untuk mengkur
bivariat menggunakan uji T sampel nyeri
independen dan uji T sampel dependen. menggunakan face
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata- pain rating scale
rata intensitas nyeri persalinan setelah
terapi Al-Qur'an murottal diberikan pada Dapat menjadi
kelompok eksperimen adalah 6,40 dan pada referensi dalam
kelompok kontrol yang tidak diberikan pemberian asuhan
terapi Al-Qur'an murottal adalah 7,40. komplementer
Hasil statistik adalah p value (0,018) < α pada ibu bersalin
(0,05), oleh karena itu dapat disimpulkan untuk mengurangi
bahwa terapi al-Qur'an murottal efektif nyeri persalinan
untuk menurunkan intensitas nyeri
persalinan pada tahap pertama fase aktif
dan dianjurkan untuk menjadi intervensi
ketika mengobati nyeri persalinan

Wirna Jildayati, he purpose of the Penelitian ini merupakan penelitian Intervensi yang Artikel Ini
92

siti Hasanah research is to describe kuantitatif, dimana desain penelitian yang diberikan yaitu Dipublikasikan
(2021) Pengaruh the effect of murottal on digunakan adalah Quasi Experimental murotal al quran Pada Jurnal
Murottal Terhadap reducing the level of Design dengan One Group Pretest-Postest. tidak dijelaskan Bereputasi Garuda
Penurunan Tingkat maternal pain during the Populasinya adalah semua ibu yang selama kala I fase Sinta
Nueri Ibu Bersalin active phase of the first melahirkan selama fase aktif tahap pertama aktif berapa sesi
kala I Fase Aktif stage of labor in dr. berjumlah 30 orang. Pada penelitian ini, Pemilihan
di RSUD dr Zainoel Abidin hospital sebelum intervensi skala nyeri rata-rata Responden Yaitu
Zainoel Abidin adalah 3,00 dengan standar deviasi 0,830. Ibu Bersalin Kala I
Setelah intervensi skala nyeri rata-rata Sudah Tepat
adalah 1,67 dengan standar deviasi 0,547 Dilakukan
dengan perbedaan rata-rata 1,33. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa murrotal Evaluasi Yang
berpengaruh signifikan terhadap penurunan Digunakan Yaitu
tingkat nyeri ibu pada fase aktif stadium Untuk mengkur
pertama di RSUD dr. Zainoel Abidin nyeri
dengan p-value 0,001. Kesimpulannya menggunakan face
adalah disarankan agar bidan menerapkan pain rating scale
pelayanan murottal al-qur'an pada pasien
intrapartum untuk mengurangi tingkat Dapat menjadi
nyeri persalinan referensi dalam
pemberian asuhan
komplementer
pada ibu bersalin
untuk mengurangi
nyeri persalinan
Ghina Rahma Tara Murotal AlQur'an Metode penelitian penelusuran artikel - Artikel Ini
(2022) Pengaruh is one of the appropriate dengan menggunakan databased Garuda Dipublikasikan
Murrotal al Quran distraction techniques to dan Google Schoolar. Intervensi dilakukan Pada Jurnal
93

Terhadap reduce labor pain. The dengan memutarkan ayat Al-Quran surah Bereputasi Garuda
Penurunan Nyeri purpose of this report is Ar-Rahman menggunakan earphone dan Sinta
Persalinan kala I to find out whether meminta ibu mendengarkannya. Hasil:
Fase Aktif murottal Al-Quran can Hasil laporan dari penilaian nyeri yang Pemilihan
reduce labor pain in dirasakan ibu menggunakan Numeric Responden Yaitu
the first stage of active Rating Scale (NRS) sebelum dan sesudah Ibu Bersalin Kala I
phase intervensi menunjukkan perbedaan yang Sudah Tepat
signifikan dengan penurunan 2 skala. Dilakukan
Simpulan :
Murottal Al-Quran efektif terhadap respon Evaluasi Yang
nyeri persalinan Digunakan Yaitu
Untuk mengkur
nyeri
menggunakan face
pain rating scale

Dapat menjadi
referensi dalam
pemberian asuhan
komplementer
pada ibu bersalin
untuk mengurangi
nyeri persalinan
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kehamilan

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS

PADA NY.I USIA 26 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 38 MINGGU DENGAN

SUBORDINASI DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb

KECAMATAN PATARUMAN KOTA BANJAR

TAHUN 2023

PENGKAJIAN : Titi Supartini, S.Keb


Tanggal : 6 Juni 2023
Jam : 13.00

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Identitas Pasien Penanggungjawab
Status
Nama : NY.I Nama :Tn. D
Umur : 26 Th Umur : 31 Th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Suku : Sunda Suku : Sunda
Bangsa Bangsa
Alamat : Cipatujah Alamat :cipatujah
95

2. Alasan datang
Ingin memeriksakan kehamilannya
3. Keluhan Utama
Sering BAK
Uraian keluhan utama
Ibu mengatakan akhir-akhir ini sering BAK di malam hari, padahal sudah
mengurangi minum menjelang tidur
4. Riwayat kesehatan
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita: Ibu tidak memiliki
Riwayat penyakit yang berat, penyakit keturunan, maupun menular
Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan) Ibu tidak
memiliki Riwayat penyakit yang berat, penyakit keturunan, maupun
menular
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid
Menarche 13 tahun Nyeri Haid Kadang
Siklus 28 hari Lama 7 hari
Warna Darah Merah Banyaknya 3 pembalut

b. Riwayat Kehamlan sekarang


1) G1P0A0
2) Usia Kehamilan 39 minggu
3) HPHT 7 September 2022
4) HPL 14 Juni 2023
5) Gerak Janin sering > 12x/hari
6) Tanda Bahaya : Ibu mengatakan tidak mengalami tanda
bahaya trimester III
7) Keluhan : sering BAK
8) Riwayat Terapi : Tidak pernah terapi
9) Riwayat Alergi : Tidak ada riwayat alergi
96

10) Kekahwatiran Khusus : Khawatir dengan pekerjaan nya ketika


bayi sudah lahir, karena tidak ada yag
bisa dititipi, namun juga tidak bisa
melepaskan pekerjaan karena
mmpengaruhi perekonimian keluarga
11) Imunisasi/TT : imunisasi TT1 catin, TT2 Bulan
November, TT3 Desember
12) ANC
T
a
A Suplement
n Te
N & Fe Mas Tindakan/
g m
C (Jenis & alah Penkes
g pat
Ke Jml)
a
l
1 1 P B6 : X Mu - KIE makanan
4 M tablet al yang bergizi
- B Multivita dan dengan porsi
sedikit tapi sering
1 min: XV Pusi
- Menganjurkan ibu
0 tablet ng untuk pemeriksaan
- PCT : X laboratorium +
2 tablet USG ke 1
0 ( bila
2 pelu)
2
2 0 Pu B6 : X Mu - USG ( jainin
2 sk tablet al tunggal,hamil
- es Asam intrauterine )
- Lab ( Hb : 11,7
1 ma Polat : X
gr/dl,Triple
1 s tablet Eliminasi :
- Calcium : NR,Goldar A)
2 X tablet - KIE makanan
0 yang bergizi
2 dengan porsi
2 sedikit tapi sering
3 1 P Multivita Tid - Menganjurkan ibu
1 M min : XX ak untuk istirahat
- B tablet ada yang cukup
1 Fe : XXX kelu
2 tablet han
97

- Calcium :
2 XX tablet
0
2
2
4 1 P Multivita Tid - Menganjurkan ibu
0 M min : XV ak untuk istirahat
- B tablet ada yang cukup
0 Fe : XV kelu
2 tablet hsn
-
2
0
2
3
5 1 P Multivita Tid - Menganjurkan ibu
5 M min : XV ak untuk senan hamil
- B tablet ada - Menganjurkan ibu
untuk istirahat
0 Fe : XV kela
yang cukup
3 tablet inan - Menganjurkan ibu
- Calcium : untuk pemeriksaan
2 XV tablet laboratorium +
0 USG Ke 2
2
3
6 0 Pu Multivita Peg - USG (placenta di
1 sk min : XV al- pundus,cairan
- es tablet peg ketuban
cukup,tidak ada
0 ma Fe : XV al
lilitan,persentasi
4 s tablet pad kepala,TP 28-10-
- Calcium : a 2021)
2 XV tablet kaki - LAB ( Hb: 13,3
0 gr/dl,protein urine
2 : (-),GDS :
3 Normal)
- Menganjurkan
ibu untuk senam
Hamil
- KIE tanda-tanda
persalinan
7 1 P Multivita Kad - KIE tanda-tanda
8 M min : X ang Persalinan dan
- B tablet - Persiapan
persalinan
0 Fe : X kad
5 tablet ang
98

- Calcium : tera
2 X tablet sa
0 mul
2 es,d
3 an
per
ut
tega
ng

6. Riwayat KB
Belum pernah memakai alat kontrasepsi

7. Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari


Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi 3 x/hari 4 x/hari
makan pokok
Komposisi 3 x ½ piring 4 x 1 piring sedang
Nasi sedang
Lauk 3 x 1 potong 4 x 1 potong besar,
sedang, jenisnya jenisnya ikan,telor
ikan,telor dan dan daging
daging
Sayuran 3 x 1 mangkuk 4 x 1 mangkuk
sayur ; jenis sayur ; jenis
sayuran sayuran
bayam,kangkung, bayam,kangkung,w
wortel,toge,dll. ortel,toge,dll
Buah 1 x sehari ; jenis 2 x sehari ; jenis
pisang,papaya,jeru pisang,papaya,jeru
k dan salak. k,dan semangka.
Camilan 1 x sehari ; jenis 1 x sehari; jenis
agar-agar agar-agar,bubur
kacang ijo,roti.
Pantangan: Tidak ada Buah nanas,durian
dan tape.
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan - Makan lebih sering
99

selama Hamil dengan porsi


sedikit
2) Minum
Jumlah total 8 gelas perhari; 8 gelas perhari;
jenis air putih jenis air putih
Susu Tidak minum 2 gelas perhari;
jenis susu hamil
Jamu Tidak minum Tidak minum
Keluhan: Tidak ada Tidak ada
Perubahan - Minum lebih
selama Hamil banyak
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi 5x 7x
perhari
Warna Kuning Kuning
Keluhan Tidak ada Sering kencing
Konsistensi - -
2) BAB
Frekuensi 1x 1x
perhari
Warna Kunig kehitaman
Konsistensi Lembek Keras
Keluhan Tidak ada Terkadang BAB
susah
C. Personal
Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 3 x seminggu 2 x seminggu
Gosok Gigi 2 x sehari 2 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 3 x sehari
celana dalam 2 x sehari 3 x sehari
Kebiasaan Sandal sandal
memakai alas
kaki
Keluhan Tidak ada Sering merasa
gerah
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi 3 x seminggu 1 x seminggu
100

Contact Tidak ada Tidak ada


bleeding
Keluhan lain Tidak ada Malas berhubungan
Perubahan - Berhubungan
selama hamil jarang
ini
e. Istirahat/
Tidur
Tidur malam 7 jam 6 jam
Tidur siang 1 jam 1 Jam
Keluhan/ Tidak ada susah tidur dan
masalah gerah
Perubahan - Jam tidur
selama hamil berkurang
ini
f. Aktivitas
fisik dan olah
raga
Aktivitas fisik Mampu Melakukan
(beban melakukan pekerjaan rumah di
pekerjaan) pekerjaan rumah bantu keluarga
sendiri
Olah raga Tidak Jenisnya senam
hamil
Frekuensi - 2 x seminggu
Perubahan - Aktifitas fisik
selama hamil berkurang
ini
g. Kebiasaan
yang
merugikan
kesehatan
Merokok Tidak Tidak
aktif
Lingkungan Ya Ya
perokok
Minuman Tidak Tidak
beralkohol
Obat-obatan Tidak Tidak
101

Napza Tidak Tidak


Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan

8. Riwayat Psikososial Spiritual


a. Riwayat Perkawinan
b. Status perkawinan : menikah

c. umur waktu menikah : 20 th.

d. Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 2 tahun

e. Hubungan dengan suami : baik

f. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu suami dan keluarga


g. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) keputusan apapun dalam
rumah tangga adalah bagaimana bagaimana suami dan keluarga suami
h. Ibu tinggal serumah dengan suami saja, ibu tidak bekerja dan sebagai
ibu rumah tangga. Hal ini kadang membuat ibu merasa tidak dihargai
oleh pihak keluarga suami. Karena pihak perempuan dari keluarga
suami kebanyakan bekerja. Ibu seolah dinilai tidak bisa membantu
perekonomian keluarga hanya mengandalkan suami saja.
i. Pengambilan keputusan utama dalam keluarga suami
j. Orang terdekat ibu suami
k. Adat Istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan
ibu dan keluarga biasa melakukan pengajian 4 bulanan dan 7 bulanan
l. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan di PMB
m. Penghasian per bulan : suami 1.500.000
n. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan
o. Tingkat pengetahuan ibu : ibu memahami tentang ketidaknyaman
kehamilan, persiapan persalinan
p. Kebiasaan kontak dengan binatang : tidak pernah kontak dengan
binatang
q. Paparan dengan polutan
102

Suami adalah perokok aktif, namun tidak merokok jika sudah dekat
dengan ibu

B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1 Keadaan umum Baik Tensi 120/80 mmHg
2 Kesadaran Compos mentis Nadi 84 x/menit
3 BB 45 kg/55 kg Suhu 36 C
Sebelum/Sekarang
4 TB 150 cm RR 22 x/mnit
5 LILA 24 cm IMT Normal

b. Status Present
Kepala : Tidak ada benjolan
Mata : Sklera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
Muka : Tidak eodema dan tidak pucat
Hidung : Simetris
Mulut : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Telinga : Simetris
Leher : Tidak Ada pembesaran keenja KGB
Ketiak : Tidak ada benjolan limfeu, pembesaran vena jugularis
Dada : Simetris
Payudara : simetris, Tidak ada benjolan,tidak ada nyeri
tekan ,putting susu menonjol,ASI (+)
Abdomen :
Inspeksi Tidak ada luka bekas operasi
Palpasi :
Leopold I Teraba 1 bagian besar,bulat dan tidak melenting
(bokong)
Leopold II Sebelah kanan teraba 1 bagian beras,keras dan
103

memanjang (punggung), Sebelah kiri teraba

bagian-bagian kecil (tangan dan kaki)

Leopold III Teraba 1 bagian besar,bulat dan melenting (kepala)


Leopold IV Devergent 1/5 bagian
TFU 30 cm
TBBJ 2995
Auskultasi 144x/menit
Perkusi Tidak ada
Genitalia Tidak diperiksa
Ekstremitas simetris kiri dan kanan,tidak ada varices dan tidak ada
Atas dan oedema,Refleks patella (+) kiri dan kanan
Bawah
c. Pemeriksaan Penunjang
Hb 12,5gr/5
Protein urn (-) negative
Glukosa urin (-) negative

C. ANALISA DATA
G1P0A0 gravida 38 Minggu janin tunggal hidup intrauterine

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu Hasil pemeriksaan yang didapat pada ibu
Rasionalisasi : informasi terkait hasil pemeriksaan perlu diketahui ibu:
Usia kehamilan 38 minggu, janin tunggal, hidup fisiologis
TTV dalam bata snormal
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberitahu HPL pada ibu
Rasionalisasi : 17 Juni 2023
Hasil : Ibu paham kapan kemungkinan bersalinan
3. Memberitahkun ibu ketidaknyaman trimestr III
104

Rasinaliasi : bahwa sering berkemih merupakan hal yang wajar karena


termasuk ketidaknyamanan selama kehamilan.
Hasil : Ibu paham Cara mengurangi sering berkemih dengan menghindari
mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein, dan tidak minum 2
jam sebelum tidur. Ibu juga tidak boleh untuk mengurangi minum air putih
karena dapat menyebabkan masalah lain.
4. Memberitahukan tentang kondisi ibu yang tidak bekerja dipandang sebelah
mata adalah isu gender yang terjadi yaitu subordinasi
Rasionaliasasi : Subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa
peran yang dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih utama atau lebih
penting dari yang lain. Dengan kata lain sebuah posisi atau peran yang
merendahkan nilai peran yang lain. Salah satu jenis kelamin dianggap
lebih penting, utama, dan tinggi dibandingkan jenis kelamin lainnya.
Misalnya, laki-laki sebagai pemimpin. Pada kasus ini sebagai ibu rumah
tangga, diberikan edukasi bahw apekerjaan ibu rumah tang aitu adalah
pekerjaan yang mulia, dimana ibu mengerjakan pekerjaan rumah dan itu
adalah bentuk peran langsung membantu beban suami. Ibu diminta untuk
membicarakan hal ini dengan suami supaya pihak keluarga tidak membuat
ibu merasa tidak dihargai.
Hasil : ibu mengert dan akanmecoba mengbrol dengan suami
5. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan bergizi, banyak beristirahat dan
berolahraga ringan seperti: jalan kaki, dan senam hamil
Rasionaliasi : dengan dilakukan mobilitas , janin akan mudah turun ke
dasar panggul
Hasil : Ibu paham dan akan melakukannya
6. Memberitahukan ibu tentang tanda bahaya pada Trimester III sepeti:
demam tinggi, janin kurang atau tidak teasa bengkak, air ketuban keluar
sebelum waktunya, pendarahan yang tiba-tiba
Rasionaliasi : dengan memberitahukan tanda bahay akehamilan ibu dan
suami dapat siap siaga dan paham tidankan yang harus dilakukan
Hasil : ibu dan suami memahami
105

7. Memberitahu ibu tentang Tanda persalinan sepeti: mules semamin kuat


dan teatur, serta adanya keluar cairan bercampur darah dari jalan lahir
8. Memberitahukan ibu untuk mempersiapkan kebutuhan persalinan sepeti:
penolong pesalinan atau bidan, alat kebutuhan pribadi, keluarga yang
menemani, surat rujukan, uang atau biaya, dan kendaraan
9. Memberitakuhan ibu untuk Persiapan kegawatdaruratan
10. Meningatkan untuk melakukan kunjungan ulang pada 14 juni 2023, atau
saat ibu merasakan mulas

3.2 Asuhan Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN FISIOLOGIS

PADA NY.I USIA 26 TAHUN TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 39

MINGGU INPARTU KALA I FASE AKTIF FISIOLOGIS

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb KECAMATAN

PATARUMAN KOTA BANJAR

TAHUN 2023

PENGKAJIAN KALA I : Titi Supartini, S.Keb


Tanggal : 10 Juni 2023
Jam : 14.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama/ Alasan kunjungan:
Ibu mengeluh mulas sejak pukul 9.00 disertai keluar lendir dari jalan lahir,
belum keluar air-air dari jalan lahir
106

2. Pola Eliminasi:
BAK :8 kali/hari
BAB :1 kali/hari
3. Pola istirahat:
Tidur :8 jam/hari

B. DATA OBYEKTIF
1. Kesadaran umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Keadaan emosional: Stabil
4) TTV:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36,5 °C
Nafas : 20 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala: Rambut bersih, tidak ada benjolan di kepala
2) Wajah: tidak ada oedema, tidak ada cholosma gravidarum
3) Mata: konjungtiva merah muda, sklerea putih
4) Hidung: tidak nyeri saat ditekan, tidak ada polip
5) Mulut: tidak kering dan pucat, tidak ada stomatis dan bersih
6) Leher: tidak ada benjolan, tidak ada kelenjar
7) Payudara: simetris, puting menonjol, tidak ada benjolan, dan tidak nyeri
saat di tekan, colosrum (+)
8) Abdomen: tidak ada luka bekas operasi, tidak ada linea nigra,
pembesaran perut sesuai dengan usia kehamillan
- Leopold I: TFU: 31, di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting,
presentasi bokong
107

- Leopold II: dibagian kiri ibu teraba bagian-bagian kecil presentasi


tangan dan kaki
Dibagian kanan ibu teraba keras lurus seperti papan presentasi
punggung
- Leopold III: dibagian bawah teraba keras, bulat, melenting,
presentasi kepala. Kepala sudah masuk PAP
- Leopold IV: 3/5, divergen
- DJJ: 148x/menit
- HIS: 4x10’40”
9) Ekstremitas atas dan bawah: tidak ada oedema, tidak ada varises,
refleks patella positif
10) Genitalia
Vulva: tidak ada oedema, perineum tidak ada bekas jahitan,
bloodshow ada
Anus: tidak ada hemoloid
11) Pemeriksaan dalam:
Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan 5cm,
ketuban (+), presentasi kepala, teraba UUK kiri anterior, tidak teraba
bagian-bagian kecil janin, tidak ada molase, penurunan kepala Hodge
II-III, tidak ada porlaps tali pusat, dan tidak ada hemoroid

3. ANALISA
G1P0A0 Hamil 39-40 minggu inpartu Kala I fase aktif janin tungga hidup
intrauterine

4. PENATALAKSANAAN
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan
kepada ibu.
Rasionalisasi : informais terkait hasil pemeriksaan yang perlu
diketahui ibu
108

Usia kehamilan 39 minggu, janin hidup, TTV batas normal,


pembukaan 5 cm, ketuban utuh, ibu sedang dalam masa persalinan
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2) Mengobservasi keadaan umum ibu, TTV, HIS, DDJ setiap 1 jam
sekali, serta kemajuan persalinan dan penurunan kepala dengan VT
setiap 4 jam sekali.
Rasionalisasi : Memantau kemajuan persalinan ibu dengan partograf
Hasil : Kemajuan persalinan ibu positif
3) Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, dengan
minum dan makan sedikit.
Rasionalisasi : kebutuhan nutris dan hidrasi terpenuhi sehingga ibu
akan siap menggunakan kekuatanmengedan nantinya saat kala II
Hasil : Ibu bersedia
4) Menganjurkan ibu untuk melakukan inovasi Murrotal Al Quran
selama 15 menit mendengarkan surat ar rahman menggunakan speaker
sambil ibu melakukan relaksasi memejamkan mata. Sebelum
intervensi ibu dilakukan pengukuran nyeri menggunakan NRS
diperoleh skor nyeri awal ibu pada level sedang nilai 7 setelah
dilakukan inovasi menjadi berkurang di skala 5
Rasionaliasi : memberikan terapi murotal al quran selam akala I
persalinan akan memberikan kenyaman dan menurunkan kecemasan
ibu dalam menghadapi persalinan,, karean telah terbukti dalam
berbagai penelitian ahwa efek suara al quran tidak hanya membantu
meringankan nyeri nyeripersalinan namunjuga memberia efek positif
terhadap tanda-tanda vital ibu serta janin sehingga persalinan dapat
berjalan dengan lancar.
5) Memberikan motivasi dan dukungan emosional kepada ibu dengan
melibatkan keluarga.
6) Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk mengatasi kontraksi his
dengan cara tarik nafas dalam dari hidung dan menghembuskan dari
mulut secara perlahan.
109

7) Mempersiapkan kebutuhan bayi dan ibu.


8) Menyiapkan alat.

ASUHAN KALA II PUKUL 18.15 WIB


Subjektif:
Ibu mengatakan keluar air-air dari jalan lahir, Mulas semakin kuat serta
ada dorongan untuk mengedan
Objektif:
K/U: baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional: stabil
TD: 120/80 mmHg
N: 89 x/menit
R: 22 x/menit
S: 36.5 ℃
DJJ: 146 x/menit
His: 4x10’50”
v/v: tidak ada kelainan,
v.t: portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban negatif, presentasi
kepala, UUK anterior, tidak teraba bagian-bagian terkecil janin, tidak ada
molase, penurunan kepala hodge III+, dan tidak ada prolaps tali pusat,
tidak ada hemoroid.

Analisa:
G1P0A0 hamil 39-40 minggu Inpartu Kala II fisiologis
Penatalaksanaan:
1. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap

Rasionalisasi : pembukaan sudah lengkap,ketuban sudah pecah spontan.


110

Hasil : ibu mengetahui hasik pemeriksaan

2. Menganjurkan salah satu keluarga untuk mendampingi ibu agar ibu semangat

Rasionalisasi : kehadiran suami dan keluarga mampu memberikan dukungan

emosional dan fisik pada ibu.

Hasil : ibu sangat senag di damping suami dan ibunya saat melahirkan

3. Memfasilitasi ibu untuk mengatur posisi yang nyaman dan mengajarkan ibu

cara meneran yang baik dan benar

Rasionalisasi : cara posisi persalinan yang baik dan benar adalah dengan cara

mengatur nafas jika ada His,angkat kepala sampai menyentuh dagu,mata tetap

terbuka melihat pundus,tangan di simpan di pergelangan kaki,Tarik ke 2 kaki

kearah perut tanpa mengangkat bokong,lalu mengenjan.

Hasil : ibu mengerti apa yang sudah di jelaskan

4. Mendekatkan alat yang sudah disediakan untuk menolong persalinan

Rasionalisasi : alat yang disiapkan adalah partuset,oxytocin 10 IU,alat hisap

lender.

Hasil : siap menolong persalinan

5. Melakukan pertolongan persalinan

Rasionalisasi : Saat kepala sudah terlihat di vulva letakan tangan kiri di atas

sympisis untuk mencegah terjadinya defleksi maksimal,dan tangan kanan di

letakan di perinieum dilapisi oleh kain untuk mencegah terjadinya robekan.

Memeriksa adanya lilitan tali pusdat atau tidak.

Hasil : tidak ada lilitan tali pusat,persiapn melahirkan bahu bayi setelah kepala

bayi keluar dan terjadi putaran paksi luar,lalu posisikan tangan biparietal
111

Gerakan kepala secara perlahan kearah bawah hingga bahu anterior tampak

pada arkus pubis,Gerakan kepala kearah atas untuk melahirkan bahu

posterior,lalu seletah bahu lahir lakukan sanggar susur menelusuri

punggung,bokong, sampai pada tungkai kaki.

Pukul 18.30 WIB


Bayi lahir spontan, hidup, tunggal, menangis kuat, tomus otot baik,
kulit berwarna kemerahan, jenis kelamin laki-laki, dengan jumlah APGAR
skor 10, BB: 2.905 gram, PB: 49 cm, LK: 33 cm, LD: 32cm.

ASUHAN KALA III PUKUL 19.00 WIB


Subjektif:
Ibu merasa lemas dan masih merasa mulas

Objektif:
K/U baik, TD 110/80 mmHg, N 87 x/menit, R 22x/menit, S 36,9°C,
Palpasi tidak ada janin kedua dalam uterus, kontraksi uterus baik, TFU sepusat,
dan kandung kemih kosong.

Analisa:
P1A0 Inpartu kala III Fisiologis

Pentaksanaan:
1. Melakukan palpasi uterusa untuk memastikan tidak ada janin ke-2

Rasionalisasi : uterus mengeras

Hasil : Tidak ada janin ke-2


112

2. Melakukan IMD

Rasionalisasi : IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri

(tidak disodorkan ke puting susu) selama 1 jam.

Hasil : Bayi di IMDkan selama 1 jam

3. Memberitahukan ibu untuk di suntik oxytocinv dan melakukan

penyuntikan Oxytocin 10 IU secara IM.

Rasionalisasi : Oxytocin berguna untuk merangsang kontraksi dan

membantu untuk pengeluaran plasenta

Hasil : ibu bersedia dan sudah di lakukan suntik Oxytocin 10 IU secara

IM

4. Melakukan Jepit-jepit potong menggunakan umbilical.

Rasionalisasi : tali puasat di klem kira-kira 3 cm dari pusat dan 2 cm di

klem dari arah plasenta.

Hasil : menggunting tali pusat di antara 2 klem arteri dan umbilical

5. Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta

Rasionalisasi : adanya semburan darah tiba-tiba,tali pusat memanjang,

Perubahan tinggi dan bentuk uterus dari diskoid menjadi globular,adanya

kontraksi uterus.

Hasil : terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta

6. Melalukan peregangan tali pusat terkendali (PTT)

Rasionalisasi : menarik tali pusat ke bawah dengan sangat hati-hati begitu

rahim telah berkontraksi, sambil secara bersamaan memberikan tekanan


113

ke atas pada rahim dengan mendorong perut sedikit di atas tulang

pinggang ( Dorso kranial ).

Hasil : jam 11.25 WIB Plsenta lahir spontan,Lengkap dan tidak ada

pengkapuran.

7. Melakukan masase uterus selama 15 detik

Rasionalisasi : uterus mengeras,ada kontraksi uterus

Hasil : kontraksi uterus baik

ASUHAN KALA IV PUKUL 19.00 WIB

Subjektif:

Ibu mengeluh masih terasa mules dan kelelahan namun ibu merasa

senang atas kelahiran bayinya

Objektif:

K/U baik, kesadaran composmentis, TD 120/80 mmHg, N 90

x/menit, R 20 x/menit, S 36,1 o C, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi

uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan dalam batas normal, dan

terdapat laserasi derajat 2.

Analisa:

P1A0 Inpartu Kala IV Fisiologis

Penatalaksanaan:
114

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan

Rasionalisasi :TD 110/80 mmHg,Nadi 88 x/menit,Respirasi 24

x/menit,Suhu 36,5 C, Kontraksi uterus baik,TFU 2 jari bawah

pusat,kandung kemih kosong, perdarahan pervagina normal, terdapat

Luka Laserasi derajat 2.

Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Melakukan penjahitan luka laserasi derajat 2 dengan menggunakan

anastesi lidokain 2 %

Rasionalisasi : laserasi perineum derajat 2 yaitu laserasi mengenai

mukosa vagina, fourchet posterior, kulit dan otot perineum. Pada

lacerasi derajat 2 ini biasanya perlu dilakukan penjahitan tapi sedikit

sehingga tidak akan menimbulkan nyeri berat setelah penjahitan.

Hasil : luka laserasi sudah di jahit.

3. Memberikan rasa nyaman pada ibu dengan cara membersihkan ibu dan

tempat tidur

Rasionalisasi : rasa nyaman ibu dengan menganti pakaian dengan yang

bersih dan tempat tidur sedah rapih Kembali. Pakaian yang kotor di

simpan di ember yang sudah di sediakan.

Hasil : ibu sudah merasa nyaman

4. Melakukan dontaminasi alat

Rasionalisasi : alat-alat partusset di redam dalam larutan klorin 0,5 %

Hasil : alat-alat di rendam

5. Mencuci tangan dengan 6 langkah


115

Rasionalisasi : mencuci tangan sangat penting karena mencuci

tangan dengan sabun mampu membersihkan kotoran dan merontokkan

kuman pada tangan.

Hasil : sudah mencuci tangan dengan 6 langkah

6. Bayi masih di IMD kan

Rasionalisasi : IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri

(tidak disodorkan ke puting susu) selama 1 jam.

Hasil : pada jam 12.21 WIB IMD berhasil

7. Melakukan pemeriksaan antropometri pada pada BBL

Rasionalisasi: Pengukuran antropometri adalah salah

satu pemeriksaan yang rutin dilakukan pada bayi baru lahir. Ini adalah

kunci untuk menilai status gizi bayi serta memprediksi komplikasi

kesehatan jangka panjang. Parameter yang paling sering digunakan

adalah usia gestasi, berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala.

Hasil : keadan umum bayi : baik,jenis kelamin perempuan,BB 3300

gram,PB 50 cm,LK 32 cm,LD 31 cm.

8. Pemberian salep mata dan Vit K

Rasionalisasi : salep mata di berikan sebagai antibiotik yang diberikan

pada bayi untuk mencegah infeksi mata. Setiap bayi baru lahir perlu

mendapatkan vitamin K lewat suntikan. Manfaat vitamin K ini adalah


116

membantu proses pembekuan darah dan mencegah perdarahan otak

yang bisa terjadi pada bayi.

Hasil : bayi sudah di berikan salep mata dan injek Vit K di paha

sebelah kanan secara IM 1 jam setelah bayi lahir.

9. Melakukan observasi kala IV persalinan

Rasionalisasi : melakukan pemantaun kala IV persalinan dengan

memeriksakan Tekanan darah,nadi,respirasi,suhu,TFU,Kontraksi

uterus,perdarahan,kandung kemih selam 2 jam.1 jam pertama setiap 15

menit sekali dan 1 jam ke 2 setiap 30 menit sekali.

Hasil : pemeriksaan terlampir dalam partografh

3.3 Asuhan Kebidanan Nifas

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS FISIOLOGIS

PADA NY.I USIA 26 P1A0 2 JAM POST PARTUM

DI DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb KECAMATAN

PATARUMAN KOTA BANJAR

TAHUN 2023

PENGKAJIAN:

Tanggal : 14 Juni 2023 Jam : 20.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Suami

1. Nama : NY.I 8. Nama : Tn. D


117

2. Umur : 26 tahun 9. Umur : 31 tahun

3. Agama : Islam 10. Agama : Islam

4. Pendidikan : SMP 11. Pendidikan : SMP

5. Pekerjaan : IRT 12. Pekerjaan : Buruh harian

6. Suku bangsa : Sunda lepas

7. Alamat : Banjar 13. Suku Bangsa : Sunda

I. DATA SUBYEKTIF

ALASAN DATANG:

Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya

KELUHAN UTAMA:

Ibu merasa masih lemas

Uraian keluhan utama :

Ibu mersa senang atas kelahiran bayinya dan masih tersa lemas.

RIWAYAT KESEHATAN:

Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : ibu tidak sedang atau

pernah menderita penyakit berat

Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : ibu dan

keluarga tidak mempunyai penyakit menular maupun keturunan.

RIWAYAT OBSTETRI

a. Riwayat Haid:

Menarche : 14 tahun Nyeri Haid : tidak ada


118

Siklus : 28 hari Lama : 6 hari

Warna darah : merah

Banyaknya : 3x ganti pembalut

b. Riwayat Persalinan sekarang :

1) P1A0

2) Usia Persalinan : 39 Minggu

3) Kekhawatiran khusus :Tidak ada

1. RIWAYAT KB :Pernah

a. Rencana Setelah Melahirkan : suntik 3 bulan

2. POLA PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI:

A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 1 x/hari
pokok
Komposisi 1 piring sedang
Nasi
Lauk 1 potong sedang, jenisnya telor
Sayuran -
Buah -
Camilan 1x jenisnya kue mari
Pantangan: Tidak ada
Keluhan: Tidak ada
Perubahan selama Porsi makan menambah
Hamil
2) Minum
Jumlah total 3 gelas perhari; jenis air putih
Susu -
Jamu -
Keluhan: Tidak ada
119

Perubahan selama Minum lebih sering


Hamil
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 1x
Warna Kuning jernih
Keluhan Tidak ada
Konsistensi -
2) BAB
Frekuensi perhari -
Warna -
Konsistensi -
Keluhan -
C. Personal Hygine
Mandi -
Keramas -
Gosok Gigi -
Ganti Pakaian 1x
celana dalam 1x
Kebiasaan memakai -
alas kaki
Keluhan Tidak ada
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi -
Contact bleeding -
Keluhan lain -
Perubahan selama -
hamil ini
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 2 jam
Tidur siang -
Keluhan/masalah Tidak tidur karna mules mau
melahirkan
Perubahan selama Tidur terganggu
hamil ini
f. Aktivitas fisik
dan olah raga
Aktivitas fisik -
120

(beban pekerjaan)
Olah raga -
Frekuensi -
Perubahan selama -
hamil ini
g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak
Lingkungan perokok Ya
Minuman beralkohol Tidak
Obat-obatan Tidak
Napza Tidak
Aktifitas yang Tidak
merugikan

3. Riwayat Psikososial-spiritual

a. Riwayat perkawinan :

1) Status perkawinan : menikah

2) umur waktu menikah : 20 th.

3) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 2 tahun

4) Hubungan dengan suami : baik

b. Persalinan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;

Respon & dukungan keluarga terhadap Persalinan ini : sangat diharapkan

Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : semua keputusan oleh

suami

c. Ibu tinggal serumah dengan : suami dan anak

d. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami

Dalam kondisi emergensi, ibu tidak dapat mengambil keputusan sendiri.

e. Orang terdekat ibu : suami


121

Yang menemani ibu untuk berobat ke fasyankes : suami

f. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan Persalinan :

Ibu dan keluarga biasa mengadzani dan ikomat pada bayi setelah lahir

g. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Bidan

h. Penghasilan perbulan: Rp. 1.500.000 Cukup

i. Praktek agama yang berhubungan dengan Persalinan :

1) Kebiasaan tentang adat istiadat : mrniup ubun-ubun saat proses

persalinan

j. Tingkat pengetahuan ibu :

Hal-hal yang sudah diketahui ibu : ibu sudah melahirkan dengan selamat

Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin ASI nya cepat keluar

Lingkungan :

Kebiasaan kontak dengan binatang : tidak punya peliharaan

Paparan dengan polutan : ibu tidak terpapar polutan

II. DATA OBYEKTIF:

1. PEMERIKSAAN FISIK:

a. Pemeriksaan Umum:

1) Keadaan umum : Baik Tensi :110/80 mmHg

2) Kesadaran : Komposmentis Nadi : 84 x/menit

3) BB Sebelum/ Sekarang: 55 kg/65 kg Suhu /T : 36,2 c

4) TB : 150 cm RR : 22 x/menit

5) LILA : 24 cm IMT : Normal


122

b. Status present

Kepala : Tidak ada benjolan

Mata : Sklera : putih

Konjungtiva : merah muda

Muka : Tidak oedema dan tidak pucat

Hidung : Simetris

Mulut : Bersih tidak ada karies

Telinga : Simetris

Leher : Tidak ada pemebesaran kelenjar thyroid

Ketiak : Tidak ada benjolan limpeu,thyroid,pembesaran vena

jugularis

Dada : Simetris

Payudara : simetris, Tidak ada benjolan,tidak ada nyeri tekan, putting

susu menonjol,ASI (-) belum keluar

Abdomen :

Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi

Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat,kontraksi uterus baik

Kandung kemih kosong.

Genitalia : perdarahan pervagina normal,terdapak jahitan laserasi.

Anus : Tidak ada hemoroid

Ekstremitas : tangan tidak ada oedema,kuku tidak pucat

Kaki tidak ada oedema,tidak ada varices,refles patella (+).

c. Pemeriksaan penunjang : tidak di lakukan


123

III. ANALISA

P1A0 2 Jam Post Partum Fisiologis

IV. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 14 Juni 2023 Jam : 19.45 Wib

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan

Rasionalisasi : TD 110/80 mmHg,Nadi 84 x/menit,Respirasi 22 x/menit,suhu

36,2 c,TFU 2 jari bawah pusat,kontraksi uterus baik,kandung kemi

kosong,perdarahan pervaginam normal.

Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi

Rasionalisasi : ibu dianjurkan untuk miring kiri miring kanan, menganjurkan

ibu untuk duduk jika ibu sudah merasa kuat,nganjurkan ibu untuk BAK jika

ibu sudah mau BAK.

Hasil : Ibu mengerti denganpenjelasan yang diberikan dan akan

melakukannya

3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum

Rasionalisasi : makan dan minum dapat membentu mengembalikan energi

ibu agar tidak lemas setelah proses melahirkan

Hasil : ibu mau makan


124

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS FISIOLOGIS

PADA NY.I USIA 26 TAHUN P1A0 6 JAM POST PARTUM

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb KECAMATAN

PATARUMAN KOTA BANJAR

TAHUN 2023

Tanggal : 15 Juni 2023 Jam : 01.11 WIB

I. DATA SUBYEKTIF
125

Ibu mengatakan senang atas kelahirannya bayinya,sudah merasa lebih

enakan,ibu mengatakan sudah BAK 1x,ibu mersa cemas karena anaknya terus

menangis dan mentee sangat kuat tapi ASI nya belum keluar.

II. DATA OBYEKTIF

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Komposmentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg Nadi : 86x/menit

Respirasi : 22 x/menit Suhu : 36 c

TFU : 2 jari bawah pusat Kontraksi : Baik

Kandung kemih : Tidak penuh ASI : (-) Belum keluar

Perdarahan : Normal Lochea : Rubra

Terdapat luka jahitan laserasi : masih basah

Ekstremitas : tidak ada oedema,tidak ada varices

III. ANALISA

P1A0 6 Jam Post Partum dengan Masalah kesulitan menyusui dan bayi

menangis terus menerus

IV. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 15 Juni 2023 Jam : 01.11 Wib

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan


126

Rasionalisasi : TD: 110/70 mmHg,Nadi 86x/menit,Respirasi 22

x/menit,Suhu 36 C,TFU 2 jari bawah pusat,Kontraksi Baik,Kandung kemih

Tidak penuh,Perdarahan Normal,Lochea Rubra,ASI (-) belum

keluar,Ekstremitas tidak ada oedema,tidak ada varices.

Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Memberikan KIE tentang ASI Eksklusif

Rasionalisasi : ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi 0-6

bulan tanpa pemberian tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk,

madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makana apapun. ASI adalah

makan yang penting bagi bayi karena ASI mengandung yang sangat baik

yang di butuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI

juga merupakan sumber kekebalan bagi bayi untuk mencegah bibit-bibit

penyakit yang masuk kedalam tubuh bayi.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI Eksklusif

3. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar Posisi Perlekatan

Rasionalisasi : Memastikan ibu menyusui bayi secara bergantian dengan

mengajarkan posisi yang baik dan benar yaitu meletakan bayi di pangkuan

ibu dengan posisi ibu duduk dan kepala bayi berada di sikut ibu,posisi

telinga harus sejajar dengan tangan dan kaki,masukan seluruh areola

kedalam mulut bayi dengan menjauhkan hidung bayi dari area payudara.

Hasil : ibu mengerti dan melakukan apa yang sudah di beritahukan

4. Memberitahukan ibu untuk selalu mengaga kebersihan payudaranya


127

Rasionalisasi : Perawatan payudara pada masa

nifas merupakan perawatan yang dilakukan untuk

mempersiapkan payudara agar dalam kondisi baik saat menyusui bayinya

dan juga akan menjaga bentuk payudara serta memperlancar keluarnya

ASI.

Hasil : ibu bersedia untuk selalu menjaga kebersihan payudaranya.

ASUHAN KEBIDANAN MASA NIFAS FISIOLOGIS

PADA NY.I USIA 26 TAHUN P1A0 2 HARI POST PARTUM

DI DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb

KECAMATAN PATARUMAN KOTA BANJAR

TAHUN 2023

Tanggal :16 Juni 2023 Jam : 09.00 WIB


128

I. DATA SUBYEKTIF

Ibu mengatakan Bahagia atas kelahiran bayinya bayi sudah bis amenyusu

dengan lancer

II. DATA OBYEKTIF

Keadaan umum : Baik

Kesadaran: Komposmentis

Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 22 x/menit Suhu : 36 c

TFU : 3 jari bawah pusat Kontraksi : Baik

Kandung kemih : Tidak penuh ASI : (+) Banyak

Perdarahan : Normal Lochea : Sanguilenta

Luka Jahitan laserasi : sudah mulai kering dan bersih

Ekstremitas : tidak ada oedema,tidak ada varices

III. ANALISA

P1A0 2 Hari Post Partum Fisiologis

IV. PENATALAKSANAAN

Tanggal 16 Juni 2023 Jam : 09.00 Wib

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan


129

Rasionalisasi : TD: 120/80 mmHg,Nadi 84 x/menit,Respirasi 22

x/menit,Suhu 36 C,TFU 3 jari bawah pusat,Kontraksi Baik,Kandung kemih

Tidak penuh,Perdarahan Normal,Lochea Samguilenta, Luka jahitan sudah

mulai kering dan bersih,ASI (+) Banyak,Ekstremitas tidak ada

oedema,tidak ada varices.

Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Memberikan KIE tentang ASI Eksklusif

Rasionalisasi : ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi 0-6

bulan tanpa pemberian tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk,

madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makana apapun. ASI adalah

makan yang penting bagi bayi karena ASI mengandung yang sangat baik

yang di butuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. ASI

juga merupakan sumber kekebalan bagi bayi untuk mencegah bibit-bibit

penyakit yang masuk kedalam tubuh bayi.

Hasil : Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI Eksklusif

3. Memberikan KIE tentang cara perawatan perineum

Rasionalisasi : Menjaga jahitan tetap bersih mengurangi risiko infeksi pada

luka jahitan. Tidak hanya menjaga kebersihan luka jahitan, sebaiknya rutin

mandi sebanyak 2 kali sehari untuk menghindari kotoran yang menempel

dan dapat menyebabkan infeksi dan sering mengganti pembalut setiap ibu

merasa lembab. Bila habis buang air Cebok menggunakan air dingin jangan

menggunakan air hangat serta memakai sabun,terus keringkan menggukan


130

kain yang bersih atau tisu dampai kering untuk menjaga vagina agar tidak

lembab.

Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya

3.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (BBL) FISIOLOGIS

PADA BAYI NY.I SEGERA SETELAH LAHIR

DI DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb

KECAMATAN PATARUMAN KOTA BANJAR

TAHUN 2023
131

PENGKAJIAN:

Tanggal : 13 Juli 2023 Jam : 11.20 WIB

I. DATA SUBJEKTIF

II. DATA OBJEKTIF

1. Penilaian awal bayi baru lahir

a) Sebelum bayi lahir

1) Kehamilan ini cukup bulan

2) Ketuban jernih, tidak bercampur mekonium

b) Segera setelah lahir

1. Bayi menangis kuat

2. Tonus otot baik, gerakan aktif

III. ANALISA

Neonatus cukup bulan dengan masa sesuai dengan kehamilanya

IV. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 13 Juli 2023 Jam 18.40 Wib

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu

Rasionalisasi : memberitahu bahwa keadaan bayinya normal tidak ada

kekurangan apapun

Hasil : ibu merasa senang dan bahagia


132

2. Melakukan IMD

Rasionalisasi : IMD adalah proses bayi menyusu segera setelah

dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri

(tidak disodorkan ke puting susu) selama 1 jam.

Hasil : Bayi di IMD kan selama 1 jam

3. Menjaga kehangatan bayi

Rasionalisasi : menjaga kehangatan bayi supaya tidak hipotermi

Hasil : bayi diselimuti

4. Pemberian salep mata dan Vit K

Rasionalisasi : salep mata di berikan sebagai antibiotik yang diberikan

pada bayi untuk mencegah infeksi mata. Setiap bayi baru lahir perlu

mendapatkan vitamin K lewat suntikan. Manfaat vitamin K ini adalah

membantu proses pembekuan darah dan mencegah perdarahan otak yang

bisa terjadi pada bayi.

Hasil : bayi sudah di berikan salep mata dan injek Vit K di paha sebelaH

kanan secara IM 1 jam setelah bayi lahir

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (BBL) FISIOLOGIS

PADA BAYI NY.I USIA 6 JAM FSIOLOGIS

DI DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN TETI NURHAETI S.Keb

KECAMATAN PATARUMAN KOTA BANJAR

TAHUN 2023
133

PENGKAJIAN:

Tanggal : 14 Juni 2023 Jam : 19.30 WIB

IDENTITAS PASIEN:

Identitas Pasien Penanggung Jawab

Status : Ayah/Ibu

1. Nama : By. NY.I 1. Nama : NY.I / Tn. D

2. Umur : 6 Jam 2. Umur : 26 / 31

3. Tanggal Lahir/ jam : 22-10-2021 3. Agama : Islam / Islam

4. Anak ke :2 4. Pendidikan : SMP / SMP

5. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Pekerjaan : IRT / Buruh harian lepas

6. Suku Bangsa: Sunda / Sunda

7. Alamat : Pataruman Banjar

I. DATA SUBYEKTIF

Ibu mengatakan bayi lahir pada tanggal 7 Juni 2023 pukul 11.20 WIB secara

Spontan

ALASAN DATANG:

BBL usia 6 jam

KELUHAN UTAMA:

Tidak ada

Uraian keluhan utama :

RIWAYAT KESEHATAN:
134

Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : Tidak

Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : Tidak

II. DATA OBYEKTIF:

1. KEADAAN UMUM

a. Keadaan umum bayi : Baik

b. Warna kulit : Kemerahan

c. Berat badan : 3300 gram

d. Panjang badan : 50 cm

e. Tangis bayi : Kuat

2. PEMERIKSAAN FISIK:

a. Pemeriksaan TTV :

1) Denyut Nadi : 110 x/menit

2) Suhu /T : 36

3) RR : 45 x/menit

b. Pemeriksaan Antropometri

1) Lingkar Kepala : 32 cm

2) Lingkar dada : 31 cm

3) Lingkar Perut : 31 cm

c. Status present

Kepala : Bersih,tidak ada caput Suksadenum, tidak ada

cepal.

Wajah : Simetris.
135

Mata : Simetris,sklera putih,konjung tiva merah

muda,tidak ada sekret,reflek glabela ada,tidak

juling.

Muka : Tidak pucat

Hidung : Simetris,tidak ada sekret,tidak ada cuping hidung.

Mulut : Bentuk bibir simetris,warna bibir merah

muda,platum ada,refle suckling ada,reflek rooting

kuat,reflek swalowing ada.

Telinga : Simetris,sejajar denfan ujung mata,tidak ada

sekret.

Leher : Terdapat pergerakan,tidak ada pembengkakan

kelenjar betah bening maupun kelenjar

thyroid,reflek tonik neck ada.

Dada : Bentuk dada simetris,tidak ada retraksi dinding

dada.

Perut : Bentuk datar,tali pusat normal,tidak ada tanda-

tanda infeksi

Punggung : Simetris,Tidak da Spinabifida.

Genitalia : Bersih,tidak ada kelainan.

Anus : Berlubang,tidak ada kelainan.

Kulit : Kemerahan dan Turgor baik.

Ektremitas atas dan bawah : Atas dan bawah normal,tidak ada

kelainan,refleks patella Ka/Ki (+).


136

d. Pemeriksaan Reflek

1) Refleks glabellar : Normal (+)

2) Reflek rooting : Normal (+)

3) Refleks sucking : Normal (+)

4) Refleks swallowing : Normal (+)

5) Refleks tonic neck : Normal (+)

6) Refleks moro : Normal (+)

7) Refleks palmar graps : Normal (+)

8) Refleks babynski : Normal (+)

9) Refleks walking : Normal (+)

10) Reflek Galant : Normal (+)

e. Pemeriksaan penunjang : Tidak di lakukan

III. ANALISA

Bayi Baru Lahir 6 Jam Lahir Cukup Bulan Usia Kehamilan 39 Minggu 4

Hari

IV. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 14 Juni 2023 Jam 19.35 WIB

1. Menjelakan hasil pemeriksaan

Rasionalisasi : Denyut Nadi 110 x/menit,respirasi 45 x/mnit,suhu 36 C,BB 330

gram,Pb 50 cm,LK 32 cm,LD 31 cm,LP 31 cm,hasil pemeriksaan pisik semua

normal.
137

Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Memberitahukan ibu untuk selalu menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat

Rasionalisasi : jangan menempatkan bayi di tempat yang dingin atau terpapar

langsung dengan udara,selalu memakaikan baju dan ciput bayi sertda di

bingkus dengan kain bedong,dan mendekatkan bayi dengan ibu nya.

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukannya

3. Mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat

Rasionalisasi : cara perawatan tali pusat harus dengan benar jangan

sembarang.tali pusat harus tetap kering,tali pusat harus bersih,tidak boleh

memakai alcohol atau betadin.

Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya

4. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir

Rasionalisasi : Tidak mau menyusu,Kejang,Bayi lemah, bergerak hanya jika di

pegang,Sesak nafas,Bayi merintih,Pusar kemerahan sampai dinding

perut,Demam.

Hasil : ibu telah mengerti dan mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir

5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif

Rasionalisasi : memberikan ASI secara eksklusif sesuai kebutuhan bayi selama

minimal 6 bulan tanpa makan tambahan dan menyusui bayinya sesering

mungkin kurang lebih setiap 2 jam dan mengajarkan ibu untuk menyendawakan

bayi selesai menyusui dengan mendekap bayi dan menepuk punggung bayi

dengan lembut agar tidak muntah.


138

Hasil : Ibu mau memberikan ASI Eksklusif pada bayinya


BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif di

Bidan Praktik Mandiri Teti Nurhaeti, S.Keb Banjar, penulis menemukan

persamaan dan kesenjangan antara konsep teori dengan kenyataan di

lapangan. Adapun hal ini penulis dapat jabarkan dengan bentuk

pendokumentasian SOAP yang digunakan sebagai berikut:

4.1 Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Berdasarkan data subyektif pada NY.I ibu diperoleh keluhan subjektif

yaitu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama, ibu juga mengeluh

merasakan sering berkemih, hal tersebut sesuai dengan teori yang ada dan

merupakan hal yang normal yang biasa terjadi jika usia kehamilan sudah

mendekati persalinan, dikarenakan semakin besarnya janin di dalam uterus

yang menekan kandung kemih dan menyebabkan meningkatnya frekuensi

berkemih. Asuhan yang diberikan berupa tidak mengurangi frekuensi minum

8 gelas perhari, hanya saja membatasi minum 2 jam sebelum tidur.

Berdasarkan hasil dari pemeriksaan bahwa keadaan ibu itu normal, dan

sesuai dengan Standar Asuhan Kebidanan Menurut Kemenkes RI 2020, yakni

mengenai 10 T diantaranya yaitu Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

TB NY.I 160 cm. Jika, <145 cm, maka faktor risiko panggul sempit,

kemungkinan sulit melahirkan secara normal, dan ibu tidak memiliki faktor

resiko tersebut. BB sekarang 55 kg, sedangkan sebelum hamil 45 kg, dan


140

kenaikan berat badannya sesuai yaitu berat badan sebanyak 10 kilogram dan

ibu memiliki berat badan IMT yaitu 18,5 sehingga kategori normal.

Pengukuran tekanan darah Tekanan darah ibu saat ini normal yaitu 110/90

mmHg, tidak memiliki risiko hipertensi yaitu 110/90 mmHg. Nilai status gizi

dengan kebutuhan (ukuran lingkar lengan atas / LILA).Dari hasil

pemeriksaan didapatkan LILA 24 cm, dan ibu tidak memiliki risiko ibu hamil

KEK jika kurang dari 23,5 cm.

Ukur TFU TFU tidak sesuai dengan usia kehamilan ibu yaitu 39 minggu

dengan TFU 30 cm. Sedangkan TFU normal untuk usia kehamilan 38-39

minggu adalah 32 cm. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan denyut

jantung janin Pada hasil pemeriksaan tidak di temukan hal yang abnormal.

Karena letak dan presentasi janin bagian kepala sudah berada di bawah perut

ibu serta sudah masuk PAP. Sedangkan perhitungan DJJ yaitu 145 x/menit,

jadi kesejahteraan janin masih terjaga dan normal. Status imunisasi TT Ibu

telah melakukan imunisasi TT, dan di dapatkan sudah menyelesaikan TT5.

Pemberian tablet tambah darah Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1

tablet tambah darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah

diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual. Ibu sudah meminum

dan melakukannya sejak kehamilannya mulai masuk pada usia 2 bulan

kehamilan dan sudah meminumnya sebanyak 90 tablet. Tes Laboratorium

Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil pemeriksaan Hb 12,5 gr/dl yang

berarti kadar HB yang ibu miliki sudah cukup, kadar HB ibu hamil minimal

11 gr/dl, serta hasil pemeriksaan protein dan glukosa urine pun negatif, ibu
141

tidak memiliki resiko hipertensi dan diabetes melitus. Konseling Selalu

diberikan dari hasil pemeriksaan atau keluhan yang ibu utarakan, dan

konseling yang diberikan kepada ibu berupa cara mengatasi sering BAK

dengan asuhan berupa tidak mengurangi frekuensi minum 8 gelas perhari,

hanya saja membatasi minum 2 jam sebelum tidur.

Pada klien ini pengkaji menemukan masalah gender yaitu adanya

subordinasi, dimana klien adalah seorang perempuan yang tidak bekerja dluar

hanya sebagi ibu rumah tangga. Klien mendapatti keluarga suami tidak

menghargai status ibu yang tidak bekerja, seolah tidak membantu

perekonmian keluarga. Padahal ibu merasa dengan di rumah mengerjakan

pekerjaan dosmestik sudah membantu suami. Kleuarga suami yang

kebanyakan pihak perempuan bekerja sehingga mendapati bu tidak bekerja

seolah menjadi benalu saja.

Subordinasi artinya suatu penilaian atau anggapan bahwa peran yang

dilakukan oleh satu jenis kelamin lebih utama atau lebih penting dari

yang lain. Dengan kata lain sebuah posisi atau peran yang merendahkan nilai

peran yang lain. Salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting, utama, dan

tinggi dibandingkan jenis kelamin lainnya. Misalnya, laki-laki sebagai

pemimpin. Bidan sebagi konselor memberikan edukasi pada ibu bahwa

pekerjaan iburumah tangga adalah mulia dan itu tentu saja sangat membantu

suami dengan urusan rumah sudah selesai suami akan merasa nyaman pulang

ke rumah, dan jika anak nati sudah llahir tentu saja ibu akan kleluasa

mengasuh anak dan keluarga. Pemikiran keluarga suami tentu saja bis a
142

diperbaiki dengan menjelaskan hal tersebut, kalaupun tetat tidka mengerti

tidak perlu menjadi bahan pertimbangan ibu.

Tatalaksana kasus Keadaan ibu normal. Namun dari prspektif gender

ditemukan permasalahan ibu yaitu marginalisasi sehingga didapatkan

diagnosa G3P2A0 hamil 39 minggu fisiologis dengan masalah gener double

burden (peran ganda). Untuk penatalaksanaannya yaitu Asuhan kebidanan,

menjelaskan bahwa keadaan tersebut normal terjadi selama kehamilan,

karena yang keluhan yang dirasakan ibu merupakan ketidaknyamanan yang

terjadi pada TM III dan fisiologis , dan untuk tatalaksana permasalahan

gender, ibu diberikan pengertian tentang marginalisasi yang dijalani nya

dikhawtairkan akan berdampak pada masalah kesehatan kondisi kehailannya

sehingga perlu lah untuk berkomunikasi dengan suami tentang bagaimana

cara mengambil keputusan dalam hal yang terkait dengan ibu secara

langsung.

IV.2 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

Berdasarkan keluhan ibu yang mengeluh mules sejak 19.00 WIB (& Juni

2023) dan mengaku belum keluarnya air-air dari jalan lahir, ibu sedang

mengalami gejala dan tanda mulainya persalinan yang disebabkan karena

pengaruh hormon progesteron dan estrogen, oksitosin, keregangan otot-otot,

prostaglandin, pengaruh janin. Hasil pengkajian pengukuran nyeri

menggunakan NRS ibu berada pada level nyeri sedang. Selama tahap

pertama persalinan, sensasi nyeri dihasilkan oleh dilatasi serviks dan segmen
143

uterus bawah dan distensi uterus. Intensitas nyeri pada tahap pertama

persalinan karena kontraksi uterus yang tidak disengaja dirasakan dari

pinggang dan menjalar ke dinding perut dengan berbagai kualitas nyeri.

Impuls nyeri pada tahap pertama persalinan ditularkan melalui saraf tulang

belakang toraks bawah (T10-12) dan saraf tulang belakang lumbal atas (L1).

Serabut aferen saraf ini berasal dari tubuh rahim dan leher rahim. Impuls

sensorik dari rahim ditransmisikan melalui sinapsis di tanduk posterior

sumsum tulang belakang, segmen toraks 10, 11, 12 dan lumbar.

Kemudian ibu diberikan inovasi terapi murotal al quran selama15 menit

surat ar rahman selama kala I persalinan. Hasi pengukuran nyeri persalinan

menggunakan nRS diperoleh ibu berada pada level nyeri berat terkontrol (7)

dan setelah diberikan terapi menjadi nyeri sedang skor (5) , hal ini sesuai

dengan hasil penelitian setelah diberikan terapi murottal Al- Qur’an

didapatkan bahwa intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada kelompok

eksperimen menurun.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Handayani, Fajarsari, Asih,

dan Rohmah (2014) terdapat perbedaan rata-rata penurunan intensitas nyeri

persalinan kala I fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan terapi

murottal Al-Qur’an dengan nilai p value (0,000) < α (0,05). Sesuai juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahida, Nooryanto, dan

Andarini (2015) yang menunjukkan ada penurunan signifikan intensitas

nyeri sebelum dan sesudah pemberian terapi murottal Al-Qur’an, dan


144

juga menunjukkan peningkatan signifikan kadar beta endorphin sebelum

dan setelah perlakuan pada ibu bersalin kala I fase aktif.

Sesuai juga dengan penelitian Hidayah, Maliya, dan Nugroho (2013)

yang menyatakan bahwa teknik distraksi berupa mendengarkan murottal Al-

Qur’an mampu meringankan dan menenangkan perasaan pasien dari rasa

sakit, didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan nyeri pada pasien post

operasi fraktur ekstremitas setelah diberikan terapi murottal Al-Qur’an

dengan p value = 0,000, karena pada penelitian diatas sama- sama

menunjukkan penurunan intensitas nyeri. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian terapi distraksi dengan cara relaksasi sebagai terapi non

farmakologis dapat menurunkan intensitas nyeri.

Terapi berupa suara dapat mengatur hormon-hormon yang berhubungan

dengan stres antara lain ACTH, prolaktin dan hormon pertumbuhan serta

dapat meningkatkan kadar endhorpin sehingga dapat mengurangi nyeri

(Campbell, 2002). Endorfin merupakan bahan neuroregulator jenis

neuromodulator yang terlibat dalam sistem analgesia, banyak ditemukan di

hipotalamus dan area sistem analgesia (sistem limbik dan medula spinalis).

Ibu datang ke PKM pukul 14.00 WIB, dan di lakukan pemeriksaan dalam

telah mengalami pembukaan serviks sudah 6 cm yang termasuk kedalam kala

I fase aktif. Hasil pemeriksaan di tulis di lembar catatan perkembangan

observasi dan terlampir di partograf karena sudah masuk kala II, semua

asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi harus dicatat. Jika tidak
145

dicatat dianggap asuhan tidak dilakukan. Kala II yang dialami ibu

berlangsung selama ± 30 menit.

Dari laporan hasil pemeriksaan terhadap Ny.I, penulis menemukan

kesesuaian antara teori dan kenyataan di lapangan Ny. I mengeluh mules-

mules sering, teratur, semakin kuat, dan ingin mengedan serta semakin cepat

datangnya. Hal ini sesuai dengan menurut proses persalinan multigravida

kurang atau 1 jam. Berikut ini merupakan tanda dan gejala kala II persalinan

adalah : Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

(Dorongan untuk meneran). Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada

rectum dan atau vaginanya (Tekanan Anus). Telihat adanya peregangan pada

perineum (Perineum menonjol). Vulva vagina dan sfigter ani menonjol.

Pada kala III, ibu mengatakan mules. Pada kala III ini dimulai dari bayi

lahir sampai lahirnmya plasenta dan akan diberikan oksitosin untuk

merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta.

Tanda-tanda pelepasan plasenta : Uterus membundar, Tali pusat memanjang,

dan , Adanya semburan darah dari jalan lahir

Pada kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah proses tersebut yang merupakan masa yang paling kritis untuk

mencegah kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan.

Untuk itu dilakukan pengawasan minimal selama 2 jam dengan ketentuan

setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama dan 30 menit pada jam ke 2. Pada

Ny.I ibu mengatakan merasa mules dan lelah karena telah melewati proses

persalinan. Dari uraian di atas didapatkan hasil G1P0A0 hamil 39-40 minggu
146

inpartu kala II fisiologis. Penatalaksanaan yang diberikan yaitu melakukan

observasi pada lembar partograf dan melakukan 60 langkah asuhan

persalinan normal

IV.3 Asuhan Kebidanan Pada Nifas dan Menyusui

Hasil pengkajian pada 6 jam post partum, ibu mengatakan perutnya sudah

tidak mulas. Dari hal tersebut, ibu sedang mengalami perubahan fisiologi

pada masa nifas yaitu perubahan uterus dan sirkulasi darah, dan sebagai

upaya pencegahan perdarahan. Pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu

merupakan salah satu asuhan yang diberikan kepada ibu masa nifas yang

termasuk kedalam kunjungan masa nifas KF 1 yang di hitung dari 6 jam

setelah persalinan sampai 2 hari berikutnya.

Dalam mengumpulkan data objektif NY.I 6 jam postpartum diketahui

keadaan umum ibu baik, tanda vital normal, suhu 36,6 0C adalah hal yang

normal, sesuai dengan teori menurut (Astuty, 2019)segera setelah persalinan

dapat terjadi peningkatan suhu badan tetapi tidak lebih dari 38 0C. Bila terjadi

peningkatan lebih dari 380C berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi

infeksi Selanjutnya diketahui konjungtiva ibu merah muda, kolostrum positif,

kontraksi baik, TFU 2 Jari dibawah pusat.

Penulis tidak menemukan kesulitan pada saat pengumpulan data karena

sikap kooperatif dari NY.I dan keluarga pada saat melakukan asuhan 1-3 hari

postpartum. Pada saat mengumpulkan data subjektif penulis banyak

menemukan kesesuaian antara teori dan praktek di lapangan. NY.I

mengatakan bahwa dirinya masih keluar darah merah. Keluhan ini sesuai
147

dengan teori (Astuty 2019) yang menyatakan bahwa keluar darah merah

disebut lochea rubra yang berisi darah segar, sisa selaput ketuban, sisa sel

desidua, verniks kaseosa lanuga, dan mekonium, yaitu selama 3 hari pasca

persalinan.

Berdasarkan pengakuan ibu, bayi tidak rewel karena ASI setelah lepas

putting atau sesudah memberikan ASI, bayi memiliki ciri-ciri bayi normal

dan sehat. Sesuai dengan teori, yaitu lahir aterm, pemeriksaan antropometri

dan pemeriksaan fisik normal tidak mengalami kelainan. Sedangkan untuk

kondisi ASI di awal masa nifas yang masih sedikit pada masa nifas itu hal

yang wajar dan biasanya pada hari ke-3 sudah mulai ada, tetapi bukan berarti

tidak diberikan ASI karena masih sedikit tetapi mesti sebaliknya karena

memberikan rangsangan terhadap hormon oksitosin dan prolaktin

Bayi dilakukan penyuntikan imunisasi Vit K pada jam pertama kelahiran,

serta Hepatitis B 0 pada 6 jam kelahiran. Sesuai dengan teori. Memberikan

KIE tentang cara merawat tali pusat dengan tidak di bumbui apapun, sesuai

dengan Perawatan tali pusat adalah dengan yaitu tidak membungkus tali

pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat.

4.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Dari hasil pemeriksaan bayi NY.I lahir spontan, menangis kuat, tonus otot

kuat, warna kulit kemerahan dengan usia kehamilan 38-39 minggu dan berat

badan lahir bayi 3600 gram. Menurut(Saputri 2017) bayi baru lahir adalah

bayi yang baru dilahirkan sampai dengan usia empat minggu. bayi langsung
148

menangis dan tonus otot kuat,warna kulit kemerahan BBL normal adalah

bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan

lahir 2500 gram - 4000 gram. Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas bayi baru

lahir NY.I baik masih dalam batas normal.

Pada bayi NY.I warna kulit merah muda, tidak ada kelainan pada anggota

tubuh, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat, anus ada, tidak ada kelainan

pada ekstremitas.Menurut penulis, pemeriksaan fisik pada BBL sangat

penting karena dengan melakukan pemeriksaan kita bisa menyimpulkan

resiko atau komplikasi yang menyertai, selain itu bisa mencegah terjadinya

tanda bahaya bayi. Menurut (Saputri 2017), prosedur pemeriksaan atau

pengkajian fisik pada bayi baru lahir meliputi penerangan cukup dan hangat

untuk bayi, memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula,

lengan, tangan, dada, abdomen, tungkai kaki, spinal, dan genetalia),

mengidentifikasi warna dan mekoniumbayi. Berdasarkan hal diatas

pemeriksaan fisik bayi baru lahir pada NY.I baik masih dalam batas normal

Berdasarkan pengakuan ibu, bayi tidak rewel karena ASI setelah lepas

putting atau sesudah memberikan ASI, bayi memiliki ciri-ciri bayi normal

dan sehat. Sesuai dengan teori, yaitu lahir aterm, pemeriksaan antropometri

dan pemeriksaan fisik normal tidak mengalami kelainan. Sedangkan untuk

kondisi ASI di awal masa nifas yang masih sedikit pada masa nifas itu hal

yang wajar dan biasanya pada hari ke-3 sudah mulai ada, tetapi bukan berarti

tidak diberikan ASI karena masih sedikit tetapi mesti sebaliknya karena

memberikan rangsangan terhadap hormon oksitosin dan prolaktin


149

Bayi dilakukan penyuntikan imunisasi Vit K pada jam pertama kelahiran,

serta Hepatitis B 0 pada 6 jam kelahiran. Sesuai dengan teori. Memberikan

KIE tentang cara merawat tali pusat dengan tidak di bumbui apapun, sesuai

dengan Perawatan tali pusat adalah dengan yaitu tidak membungkus tali

pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat.

Pada asuhan bayi baru lahir,penulis melakukan penatalaksanaan pada Bayi

Ny.I sebagaimana untuk BBL normal karena tidak ditemukan masalah

selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE, seperti

tentang menjaga agar tubuh bayi tetap hangat cara merawat tali pusat,

imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari, imunisasi, control ulang

dsb. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam memahami

penjelasan yang diberikan. Menurut penulis hal ini penatalaksanaan fisiologis


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada NY.I penulis

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penulis mampu melakukan asuhan pada kehamilan NY.I usia 26 tahun

dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan kehamilan yang

diberikan dengan isu gender subordinasi.

2. Penulis mampu melakukan asuhan pada persalinan NY.I usia 26 tahun

dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan persalinan yang

diberikan, dengan menerapkan inovasi terapi murrotal al quran untk

negurangi nyeri persalinan, terdapat penurunan skala nyeri persalinan

sebelum dan sesudah penerapan inovasi.

3. Penulis mampu melakukan asuhan pada masa nifas NY.I usia 26 tahun

dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan nifas yang

diberikan.

4. Penulis mampu melakukan asuhan pada bayi baru lahir NY.I usia 2 jam, 6

jam dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan asuhan bayi baru lahir

yang diberikan.
151

5.2 Saran

1. Bagi Klien

Harapan penulis untuk penulis selanjutnya adalah untuk lebih

memaksimalkan dalam memberikan asuhan dan dalam melakukan

pengkajian supaya penulis lebih memahami dan mengetahui perubahan

yang dialami pasien dan asuhan yang harus diberikan sesuai dengan yang

dibutuhkan.

2. Bagi Praktik Mandiri Bidan NY.I

Penulis berharap tenaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas pelayanan

pada masa hamil,Bersalin,Nifas,dan BBl dengan mengenali sedini

mungkin komplikasi untuk mengetahui penyulit yang dapat terjadi serta

memberikan tindakan yang efektif dan efisien.

3. Bagi Program Studi Profesi Bidan

Agar menerapkan SOP komplementer terapi murrotal al quran untuk

mengurangi nyeri persalinan.


DAFTAR PUSTAKA

Astuty, Remi. 2019. “Perbedaan Adaptasi Psikologis Ibu Nifas Primipara


Dan Multipara Pada Fase Taking In Di Rumah Sakit Dewi Sartika
Kota Kendari.” Kemampuan Koneksi Matematis (Tinjauan Terhadap
Pendekatan Pembelajaran Savi) 53(9):1689–99.
Azizah, Nurul., Rosyidah, Rafhani., Destiana, Evi. 2020. Murrotal Al-
Qur'an Surat Arrahman Dan Inhalasi Aromaterapi Lavender
(Lavendula Augustfolia) Dalam Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif.
Jurnal Midpro Vol 12 No 1 Juni 2020.
Chunaeni, Siti., Lusiana, Arum., Handayani, Esti. 2016. Efektifitas Terapi
Murottal Terhadap Penurunan Nyeri Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif.
Rakernas Aipkema 2016.
Dinkes Jabar 2020. n.d. “Dinkes Jawa Barat 2020.”
Kemenkes. 2019. Sebagai Laporan Tugas Akhir Yang Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan DIII
Kebidanan Pada Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang.
Kemenkes, RI. 2019. “No Title.”
Manuaba, I. A. C. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan (2nd ed.). Jakarta: Jakarta EGC.
Mochtar, R. (2010). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta:
Jakarta EGC.
Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Askeb I Kehamilan. Jakarta: NUHA
MEDIKA,
Nurhayati, Sri Mulyani., Nurjanah, Siti Ulfah. 2020. Penurunan Intensitas
Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Dengan Terapi Murottal Al-
Qur’an. Journal Of Telenursing (Joting) Volume 2, Nomor 1, Juni
2020.
Ramlah, Muhammad Najib Bustan, Arman. 2023. Pengaruh Terapi
Murrotal Al-Quran Dan Slow Deep Breathing Terhadap Intensitas
Nyeri Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Tandrutedong
Sidrap. Journal Of Muslim Community Health (Jmch) 2023. Vol. 4,
No. 4. Page 170-178 10.52103/Jmch.V4i4.1422.
Rosyati, Heri. 2017. “Modul PersalinaRosyati, H. (2017). Modul
Persalinan. Materi.N.” Materi.
Rukiyah, A. yeyeh, & Yulianti, L. (2019). Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Cv. Trans Info Media.
Saputri, Noviana Amanda. 2017. “Laporan Tugas Akhir.” Universitas
Muhamhmadiyah Gersik 01:1–7.
Setiowati, Wiulin., Asnita, Nurul. 2020. Pengaruh Terapi Murottal Al-
Qur’an Surah Maryam Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil
Trimester III. Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 -Juli 2020
: 77 – 83.
Setyaningsih, Dwi Astuti., Ariyanti, Ida., Octaviani, Dhita Aulia., Yunadi,
153

Frisca Dewi. 2020. Terapi Murrotal Al-Mulk Dalam Penurunan


Kecemasan Ibu Dengan Pre Eklamsi. Jurnal Kebidanan Vol 6, No 3,
Juli 2020: 388-393.
Sulistyawati. 2010. “Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Bbl, Dan
Nifas.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9):1689–99.
Profil Kemenkes Tasik. 2020. “Angka Kematian Ibu Tasik.”
Wulansari, Arum Puspita. 2016. “Asuhan Kebidanan Komprehensif...,
Arum Puspita Wulansari, Kebidanan DIII UMP, 2016.” 2011–12.

---------------
Rosyati, Heri. 2017. “Modul PersalinaRosyati, H. (2017). Modul
Persalinan. Materi.N.” Materi.
Saputri, Noviana Amanda. 2017. “Laporan Tugas Akhir.” Universitas
Muhamhmadiyah Gersik 01:1–7.
Sulistyawati. 2010. “Asuhan Kebidanan Kehamilan, Persalinan, Bbl, Dan
Nifas.” Journal of Chemical Information and Modeling 53(9):1689–99.
Profil Kemenkes Tasik. 2020. “Angka Kematian Ibu Tasik.”
Wulansari, Arum Puspita. 2016. “Asuhan Kebidanan Komprehensif...,
Arum Puspita Wulansari, Kebidanan DIII UMP, 2016.” 2011–12.
Kemenkes. 2019. Sebagai Laporan Tugas Akhir Yang Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan DIII
Kebidanan Pada Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang.
Kemenkes, RI. 2019. “No Title.”
Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Askeb I Kehamilan. Jakarta: NUHA
MEDIKA.
Rukiyah, A. yeyeh, & Yulianti, L. (2019). Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Cv. Trans Info Media.
Astuty, Remi. 2019. “Perbedaan Adaptasi Psikologis Ibu Nifas Primipara
Dan Multipara Pada Fase Taking In Di Rumah Sakit Dewi Sartika
Kota Kendari.” Kemampuan Koneksi Matematis (Tinjauan Terhadap
Pendekatan Pembelajaran Savi) 53(9):1689–99.
Manuaba, I. A. C. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan (2nd ed.). Jakarta: Jakarta EGC.
Mochtar, R. (2010). Sinopsis Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi. Jakarta:
Jakarta EGC.
LEMBAR OBSERVASI PENERAPAN INOVASI TERAPI MURROTAL

AL QURAN UNTUK PENGURANGAN NYERI PERSALINAN

MENGGUNAKAN NUMERIC RATING SCALE (NRS)

Hasil:

Skor nyeri sebelum Skor nyeri setelah inovasi penurunan


inovas
Nyeri Berat terkontrol (7) Nyeri Sedang 2 skala
(5)
LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : ……………………………………………………………..

NIM : ……………………………………………………………..

RUANGAN : ……………………………………………………………..

LAHAN PRAKTEK : ……………………………………………………………..

STASE : ……………………………………………………………..

N HARI/TANGGAL NAMA MASUKAN TTD


PEMBIMBING PEMBIMBING
O
156
JURNAL REFLEKSI KRITIS
PEMBELAJARAN PADA STASE PRAKTIK KEBIDANAN
PADA CONTINUITY of CARE BERBASIS GENDER
A. Harapan Akan Proses Pembelajaran Klinik

Kenapa saya mempelajari materi ini?


Penting dipelajari karena termasuk dalam kompetensi asuhan kebidanan yang
harus saya kuasai
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topic ini?
Mencari artikel tentang murrotal alquran
Membaca Buku tentang asuhan komplementer
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topic ini?
Setelah mempelajari topic ini saya berharap bisa melekukan implementasi pada
klien ibu bersalin dengan murrotal alquranuntuk mengurangi nyeri
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topic ini?Bagaimana
perencanaannya?
Mebaca dengan cermat metode penelitian di artikelnya, tahapan intervensi yang
dilakukan dan bagaimana cara evaluasi nya

B. Refleksi Kritis dan Materi Yang dipelajari

Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan?


Mampu melakukan asehan kebidanan pada ibu bersalin dengan nyeri persalinan

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran tersebut
adalah
Mampu melakukan tatalaksana dalam kasus nyeri persalinan dengan
melakukan asuhan komplementer, yaitu murrotal al quran
Saya mengidentifikasi sunber informasi menarik dalam topic pembelajaran ini
adalah
Dengan memberikan murrotal al quran pada ibu bersalin dengan dapat
mengurangi nyeri persalinan sedang menjadi nyeri ringan
Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan
adalah
Memberikan murrotal al quran pada klien lain salah satunya ibu dengna nyeri
persalinan
Saya akan mengembangkan pembelajaran saya dibidang ini melalui
Aplikasikan pada klien ibu bersalin
Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses
pembelajaran saya adalah:
Suami kurang kooperatif dalam pendampingan bersalin ibu
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada opik
ini adalah, dan saya berencana untuk membahasanya melalui:
158

Diskusi dengan teman kelompok


C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui literature dengan Menggunakan
Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine)
1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada kasu inovasi terbagi menjadi 2 kelompok Tidak


( kelompok 1 diberikan inovasi dan kelompok 2 tidak diberikan
inovasi)

Apakah pemilihan pasien inovasi dirahasiakan Tidak

Apakah pemilihan pasien inovasi sesuai dengan kriteria yang Ya


ditentukan

Apakah follow up kepada pasien cukup panjang dan lengkap Tidak

Apakah pasien blind terhadap asuhan terapi Tidak,


karena tidak
ada
kelompok
control
Apakah pasien yang diberikan inovasi dan tidak diberikan inovasi Tidak
diperlakukan sama selain dari terapi yang dibutuhkan

2. Apakah hasil penelitian penting?

Apakah hasil mini survey dikatakan penting dan rapat diterapkan Ya


dalam praktik sehari-hari
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di tempat kerja kita Ya

D. Evaluasi Pembelajaran

Tindak Lanjut Yang Akan Dilakukan adalah

Melakukan asuhan pada ibu bersalin dengan penggunaan murrotal al quran


untuk mmengurangi nyeri persalinan

Anda mungkin juga menyukai