Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL

“ STUDI DESKRIPTIPTIF PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG


STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBATA MAPABUANG
KABUTAPATEN SUMBA TIMUR”
Proposal Di Ajukan Sebagia Persayaratan Untuk Melaksanakan Penelitian Dalam Rangka
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

DI SUSUN OLEH :
MERSIANI MORA LAMBU
NIM :PO5303203200732
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN KEMENKES KUPANG
TAHUAN AJARAN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL
“STUDI DESKRIPTIF PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG STUNTING
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBATA MAPABUANG KABUPATEN SUMBA
TIMUR”
Proposal Diajukan Sebagai Persayaratan Untuk Melaksanakan Penerlitia Dalam Rangka
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh

MERSIANI MORA LAMBU


NIM: PO5303203200732

Telah Disetujui Untuk Di Ujikan di Depan Dewan Penguji Proposal


Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu Pada Tanggal
2023
Pembimbing

Adriana Nara, S.Si.T,M.Kes


NIP: 19721227 199212 2 001

Ketua Program Studi Keperawatan Waingapu

Maria Kareri Hara,Skep.,Ns.,M.Kes.


NIP: 19670210 198903 2 001

i
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Mersiani Mora Lambu
NIM : PO5303203200732
Program Studi : Diploma III Keperawatan Waingapu
Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal ini hasil jiplakan, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Waingapu, Februari 2023


Pembuat Pernyataan

Mersiani Mora Lambu

ii
BIODATA PENULIS
Nama : Mersiani Mora Lambu
Tempat, Tanggal Lahir : Karenju, 30 April
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kambajawa
Riwayat Pendidikan :
1. Tamat SDM Payeti 2 pada tahun 2014
2. Tamat SMP N 1 Waingapu pada tahun 2016
3. Tamat SMA PGRI Waingapu pada tahun 2019

MOTTO
“KEAJAIBAN ADALAH KATA LAIN KERJA KERAS”

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-NYA sehinnga penulis dapat menyelesaiakan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Tentang Stunting Di Wilyah Kerja
Puskesmas Kambata Mapabuang”.Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
untuk memenuhi salah satu persayaratan menyelesaikan studi Diploma III di
Program Studi Keperawatan Waingapu.

Penulis Mengucapkan Terima Kasih Kepada Ibu Ester Radandima S,kep,Ns,Mkep


selaku penguji I dan Ibu Adriana Nara S.Si.T,M.Kes. selaku pembimbing sekaligus
penguji II,yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam
penyusunan proposal penelitian ini.Dalam penyusunan laporan ini penulis telah
mendapatkan banyak bimbingan .dan bantuan dari berbagai pihak pada kesempatan
ini penulis Mengucapkan Terima Kasih Kepada :
1. Bapak Irfan ,SKM,M.Kes Sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
yang telah mengijinkan penulis menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu.
2. Ibu Maria Kareri Hara,S.Kep.Ns.M.Kes, Sebagai Ketua Program Studi
IKeperawatan Waingapu yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis
untuk mengikuti perkuliahan di Prodi Keperawatan Waingapu.
3. Bapak Amki Ludji Maze Amd.Kep selaku Kepala Puskesmas Kambata
Mapambuhang yang sudah menginjinkan penulis untuk melalukan penelitian
di Wilayah Kerja Puskesmas Kambata Mapabuang
4. Bapak/Ibu dosen yang telah membekali penulis dengan pengetahuan selama
mengikuti perkuliahan.

iv
5.Kedua orang tua dan adik-adi tersayang yang selalu mendoakan dan mendukung baik
secara spiritual, materi dan moral pada penulis dalam menyusun proposal ini.
6.Temanteman Mahasiwa Program Studi Kepeerawtan Waingapu Khusususya
III .B yang telah mendukung penulis dalam penyusunan Karya Tuls Ilmiah
7. Semua pihak yang tidak sebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan bantuan
moril maupun materil kepada Penulis dalam penyusunan karya tulisi lmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu di harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan proposal penilitian ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi kita
semua da dan menambah referensi perpustakaan Prodi Keperawatan Waingapu.

.Waingapu, Februari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

Hal
JUDUL PENELITIAN…………………………………………………………….. i
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………............................. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. Ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… Iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… Iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. V
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….. Vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… Viii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………... 2
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………............. 3
1.5 Keaslian Penelitian……………………………………………............. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Konsep Pengetahuan ……………………………………………. 6
2.2 Konsep Sikap ………………………………………………. 10
2.3 Konsep Stunting…………………………………………….. 14
2.4 Konsep Balita………………………………………………….. 20
BAB 3 KERANGKA KONSEP 25
3.1 Kerangka konsep……………………………………………………… 26
3.2 Defenisi operasional…………………………………………………... 27
BAB 4 METEDOLOGI PENELITIAN 28
4.1 Jenis Penelitian……………………………………………………… 28
4.2 Rancanga Penelitian………………………………………………….. 28
4.3 Populasi Dan Sampel…………………………………………………. 28
4.4 Variabel Penelitian……………………………………………………. 28
4.5 Instrumen Penelitian………………………………………………….. 29
4.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian………………………………………… 29
4.7 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………. 29
4.8 Analisa Data…………………………………………………………. 29
4.9 vi
Etika Penelitian………………………………………………………. 30
4.10 Jadwal Penelitian……………………………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA 32
DAFTAR GAMBAR

3.1 Kerangka Konsep Dan Defenisi Operasional

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sumber Daya Manusia Puskesmas Kambata Mapambuhang

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan umur

Distrubusi resnden menurut pendidikan

Tabel 3 Distribusi responden menurut pekerjaan

Distribusi pengetahuan ibu balita tentang stunting

Tabel 4 Distribusi sikap ibu tentang stunting

viii
DAFTAR SINGKATAN

SDM :Sumber Daya Manusia


NTT :Nusa Tenggara Timur
KEMENKES :Kementrian Kesehatan
PBU :Panjang Badan Menurut Umur
TBU :Tinggi Badan Menurut Umur
TB :Tinggi Badan
PB :Panjang Badan
BB :Berat Badan
ASI :Air Susu Ibu
RISKESDAS :Riset Kesehatan Dasar
BBLR :Berat Badan Lahir Rendah

ix
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Permohonan Menjadi Responden

LAMPIRAN II : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LAMPIRAN III : Kuisoner

LAMPIRAN IV : Surat Permohonan Pengambilan Data Awal

LAMPIRAN V : Surat Izin Pengambilan Data Awal

LAMPIRAN VI : Surat Pemberitahuan Selesai Penelitian Dari Puskesmas Kambata Mapabuang

LAMPIRAN VII : Tabulasi Pengetahuan dan Sikap

LAMPIRAN VIII : Undangan Proposal

LAMPIRAN IX :Berita Acara Ujian Proposal

LAMPIRAN X :Daftar Hadir Dosen Ujian Proposal

LAMPIRAN XI :Daftar Hadir Ujian Proposal

LAMPIRAN XII :Lembar Konsul Proposal

LAMPIRAN XIII :Lembar Revisi Proposal.

x
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Stunting Adalah Masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama,sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil)
dari standar usianya (kemenkes,2020). Stunting mengakibatkan otak seorang anak
kurang berkembang. Ini berarti 1 dan 3 anak Indonesia akan kehilangan peluang
lebih baik dalam hal pendidikan dan perkerjaan dalam sisia hidup mereka.
Stunting buakan semata ukuran fisik pendek, tetapi lebih pada konsep bahwa
proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya hambatan
pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya,termasuk otak (Achadi, 2021).
Balita Merupakan suatu tahap dimana pertumbuhan dan perkembangan
mengalami peningkatan yang pesat. Di suatu kelompok masyarakat, anak balita
merupakan kelompok yang paling rawan terhadap terjadinya masalah gizi.
Keadaan gizi masyarakat menggambarkan tingkat kesehatan yang diakibatkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan zat-zat gizi yang dikonsumsi
seseorang. Salah satu gangguan tumbuh kembang anak ialah stunting.
Angka Stunting Secara Nasional (Indonesia) Pada Tahun 2020 mengalami
peningkatan sekitar 269 kasus balita,Pada Tahun 2021 mengalami penurunan
menjadi 244 kasus balita, Pada tahun 2022 juga terus mengalami penuruanan
menjadi 216 kasus balita.
Angka Stunting Di Provinsi NTT Pada Tahun 2020 mencapai 242 kasus
balita, sedangkan Pada Tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 378 kasus
balita, dan Pada Tahun 2022 terus mengalami peningkatan menjadi 19.291 kasus
kasus.
Angka Stunting Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur Pada
Tahun 2020 mengalami peningkatan sekitar 215 kasus balita, Pada Tahun 2021
mengalami Penurunan menjadi 209 kasus balita dan Pada Tahun 2022 Terus
mengalami Penurunan Menjadi 145 kasus balita.
Berdasarkan Data Awal Dari Puskesmas Kambata Mapambuang dari

1
Tahun 2020 sampai 2022, Pada tahun 2020 terdapat 71 kasus balita,dan Pada
Tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 84 kasus balita, dan Pada Tahun
2022 mengalami penurunan menjadi 43 kasus balita.
Selama ini pemerintah dalam penanganan kasus stunting dilakukan
pembagian beras, ayam petelur, Pemberian Makanan tambahan. pada balita dan
ibu hamil, pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja putri dan ibu hamil,
peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita.
Dampak buruk kasus stunting yang tidak ditangani dengan baik, dalam
jangka pendek bisa menyebabkan terganggu nya otak, kecerdasan, gangguan,
pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme tubuh. Sedangkan dalam jangka
panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuhs ehingga mudah sakit,
resiko tinggi munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit janutng dan
pembuluh darah, kanker, stroke, disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang
tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktifit sekonomi (Kemenkes
RI, 2017).
Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah tingkat
pengetahuan ibu, karena mengenai asupan gizi karena kebanyakan ibu yang
merupakan faktor yang dominan dalam memilih dan menentukan asupan gizi
yang di butuhkan balita. Hal ini menyebabkan Tingkat Pengetahuan ibu tentang
gizi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak selanjutnya.
Ketidaktahuan akan zat-zat gizi yang baik akan menyebabkan sikap ibu dalam

2
pemilihan makanan yang salah dan rendahnya gizi yang terkandung menyebabkan
status gizi anak menjadi kurang. Dalam perkembangannya. Jika seorang ibu
memiliki pengetahuan yang baik maka asupan gizi balita juga akan terpenuhi.
(Maulana,2018).
Berdasarkan data tersebut di atas maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “Studi Deskriptif Pengetahuan dan sikap Ibu Balita
Tentang Stunting diwilayah kerja Puskesmas Kambata Mapabuhang Kabupaten
SumbaTimur “

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap ibu balita tentang stunting di


Wilayah Kerja Puskesmas Kambata Mapambuhang.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 TUJUAN UMUM


Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu balita tentang stunting di
Wilayah Kerja Puskesmas Kambata Mapambuhang Kabupaten Sumba.
1.3.2 TUJUAN KHUSUS

1.Mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Balita Tentang Stunting Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kambata Mapambuang Kabupaten Sumba Timur

2.Mengidentifikasi Sikap Ibu Balita Tentang Stunting di Wilayah Kerja

PuskesmasKambata Mapabuang Kabupaten Sumba Timur

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1 .4.1 Bagi Puskesmas Kambata Mapabuang


Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Tentang Stunting di Wilayah Kerja
Puskesmas Kambata Mapabuang Sebagai Masukan Perencanaan Program Pada
Balita.
1.4.2 Bagi Peneliti
Hasil dai penelitian ini dapat di gunakan sebagai sumber pengetahuan dan

3
Sikap meningkatkan kemampuan menganalisa situasi yang terjadi pada masyarakat
khusususnya kejadian stunting melalui data yang ada.

4
1.5 KEASLIAN PENELITIAN

Nama Judul Metode Hasil


Harikatang ,Mardiyono Hubungan pengetahuan dan Metode penelitian yang Pengetahuan
Dkk(2020) sikap ibu balita dengan digunakan dalam penelitian ini ibu balita
kejadian stunting di suatu metode deskriptif sebagaian
kelurahan di Tangerang Populasi dalam penelitian ini besar berada
adalah ibu balita di suatu pada tingkat
kelurahan di Tangerang. pengetahuan
Teknik yang di gunakan tinngi dari
adalah teknik sampling. responden 33
orang (55,9)
kasus
sedangkan
pada tingkat
pengetahuan
rendah
sejumlah 26
orang
(44,1).kasus
Hasil uji Chi-
Squqre
memperoleh
nilai
=1,000.Hal
ini
menunjukkan
tidak adanya
hubungan
antara
pengetahuan
ibu balita
5
tentang
stunting di
sauatu
Kelurahan di
Tangerang.
Edwin Hubungan sikap dan Penelitian analitik Sikap ibu
Danie,Delmi,Sultars,Eliza pengetahuan ibu balita dengan obervasional teknik balita
Anas(2021) kejadian stunting di suatu pengambilan sample sebagian
kecamatan di Nanggalo. menggunakan simple random besar berada
sampling dan didapatkan 232 pada tingkat
responden yang terdiri dari ibu sikap yang
balita. cukup
(48,7)kasus
sedangkan
pada tingkat
pengetahuan
ibu terhadap
kejadian
stunting pada
balita di
kecamatan
Nanggalo
Kota Padang.

6
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
2.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan Merupakan suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui
proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku
terbuka atau open behavior (Donsu, 2021). Pengetahuan atau knowledge
Merupakan hasil pengnderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu
objek melalui panca indra yang di milikinya. Panca indra manusia guna
penginderaan terhadap objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan perabaan. Pada waktu penginderaan untuk menghasilkan pengetahuan
tersebut di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Pengetahuan seseorang sebagian besar di peroleh melalui indra pendengaran dan
indra penglihatan ( Notoatmojo, 2022).

Pengetahuan dapat di pengaruhi oleh faktor pendidikan formal dan


sangat erat hubungannya. Di harapkan pendidikan yang tinggi maka akan semakin
luas pengetahuannya. Tetapi orang yang berpendidikan rendah tidak mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak di peroleh
dari pendidikan formal saja, tetapi juga dapat di perolah dari pendidikan non
formal. Pengetahuan akan suatu objek mengandung 2 aspek yaitu aspek positif
dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan menentukan sikap seseorang. Semakin
banyak aspek positif dan objek yang di ketahui, maka akan menimbulkan sikap
semakin positif terhadap obejk tertentu. (Notoatmojo, 2020)

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dapat dicakup di dalam domain pengetahuan (kognitif)


mempunyai 6 tingkatanyaitu :
1.Tahu(know)
Tahu dapat diartikan sebagai recall atau memanggil memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

8
telah di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Tahu di sini merupakan
tingkatan yang paling rendah. Mengingat sesuatu materi yang telah di
pelajarisebelumnya.Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan.
2. Memahami (comprehension)
Di artikansuatu objek bukan hanyak untuk sekedar tahu terhadap objek
tersebut, dan juga tidak sekedar menyebutkan, dan juga kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang di ketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application)
Di artikan apabila orang yang telah memahami objek yang di maksud
dapat menggunakan ataupun mengaplikasikan prinsip yang di ketahui tersebut
pada situasi atau kondisi yang lain. Sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real.
4. Síntesis (synthesis)
Menunjukan pada suatu kemampuan untuk melakukan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
5. Analisa (analysist)
Merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek
ke dalam komponen, tetapi masih dalam suatus truktur organisasi tersebut dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan análisis dapat di lihat dari
penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan), memisahkan,
mengelompokkan, dsb.
6. Evaluasi (ecaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilain terhadap
suatu materia tau obyek berdasarkan suatu kriteria yang telah di tentukan sendiri
atau yang telah ada.
Pendidikan Merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

9
akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya dan masyarakat (UU
No.20/2020)
Pendidikan orang tua memberikan pengaruh terhadap perilaku anak khusunya
tanggung jawab dalam memilih makanan. Orang tua yang berperilaku tinggi tidak
akan membiasakan diri untuk berpantangan tabu terhadap bahan makanan yang
ada (Helena,2021)
Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi,
sehingga pengetahuan terbatas. Pada masyarakat dengan pendidikan rendah akan
lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan
makanan,sehingga sulit untuk menerima pembaharuan di bidang gizi
(Helena,2022). Di dalam arti sederhana pendidikan gizi merupakan suatu proses
belajar tentang pangan, bagaimana tubuh dapat menggunakan dan mengapa di
perlukan untuk kesehatan. Pendidikan gizi mengarah pada perubahan perilaku
perbaikan konsumsi pangan dan status gizi. Perilaku konsumsi pangan berasal
dari prosessosialisasi dalam sistema keluarga melalui proses pendidikan maupun
sebagai dampak dari penyebaran informasi (Helena,2022).
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoradmojo (2022) pengetahuan di pengaruhi oleh beberapa faktor


adalah sebaga berikut:

1. Pendidikan

Merupakan suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan.


Perkembangan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri
individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh
pendidikan terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya pendidikan itu
mempertinggi tara fintelegensi individu.
2. Media Massa/ Sumber Informasi
Informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengetahuan jangkan pendek (immediatee impac),
sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemampuan
teknologi menyediakan bermacam-macam media masa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang informasi baru.
3. Sosial Budaya dan Ekonomi

10
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran
apakah yang di lakukan baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan ketersediaan fasilitas yang di peroleh untuk kegiatan tertentu,
sehingga status sosial ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
4. Lingkungan
Lingkungan Merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengatahuan ke dalam individu yang berada pada lingkungan
tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya interkasi timbal balik yang akan di
respon sebagai pengetahuan.
5. Pengalaman
Pengetahuan adalah dapat di peroleh dari pengalaman pribadi ataupun
pengalam orang lain. Pengalaman ini Merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran suatu pengetahuan.
6. Usia
Usia dapat mempengaruhi daya ingat dan pola pikir seseorang
bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya tangkap
seseorang sehingga pengetahuan yang di peroleh akan semakin banyak.
2.1.4. Proses Memperoleh Infomasi
Menurut Notoadmojo (2022) mengatakan bahwa cara memperoleh penguatan
dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu cara tradicional dan cara modern ilmiah.
1.Cara Tradicional atau Non Ilmiah
Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi cara
coba salah,cara kekuasaan, berdasarkan pengalaman pribadi, melalui jalan
pikiran.
2. Cara Coba Salah (trial and eror)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalamm
emecahkan masalah,dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil,di coba
kemungkinan yang lain, dan apabila kemungkinan tidak berhasil pula di coba
kemungkinan yang lain pula sampai masalah tersebut dapat terpecahkan .Itulah
sebabnya cara ini di sebut coba-salah (trial and eror).
3. Cara Kekuasaan (otoriter)

11
Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat formal
maupun non formal, ahli agama,pemegang pemerintah,ahli ilmu pengetahuan
dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut di peroleh berdasarkan
pada otoritas atau kekuasaan.
4. Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Cara ini dapat mengulang kembali pengalaman yang di peroleh dalam
memecahkan permasalahan yang di hadapi pada masa lain. Apabila dengan cara
yang di gunakan tersebut orang dapat memcahkan masalah yang di hadapi, maka
akan memecahkan masalah lain yang sama,orang dapat pula menggunakan cara
tersebut. Tetapi bila ia gagal, ia tidak dapat mengulangi cara itu dan berusaha
untuk mencari jawaban yang lain, sehingga dapat berhasi lmemecahkannya.
5. Cara Mode atau Cara Ilmiah
Cara yang baru ini atau modern dalam memperoleh pengetahuan di sebut
metode penelitian ilmiah atau lebih popular di sebu metodolog ipenelitian
(researchmethodologi). Metode Ilmiah Merupakan upaya memecahkan masalah
melalui berpikir rasional da berpikir empiris dan merupakan prosedur utuk
mendapatkan ilmu.

Metode Ilmiah pada dasarnya menggabungkan berpikir rasional dengan


empiris, artinya pertanyaan yang di rumuskan di satu pihak dapat di terima oleh
akal sehat dan di pihak lain dapat di buktikan melalui data dan fakta secara
empiris (Nursalam,2021).
6. Fungsi Pengetahuan
Dengan adanya fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar ingin
tahu,untuk mencari penalaran dan untuk mengorganisasikan pengalamannya.
Adanya unsur-unsur pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang
di ketahui oleh individual kan di susun,di tata atau di ubah sedemikian rupa
sehingga tercapais esuatu yang konsisten (Notoadmojo,2021)

7. Penilaian Tingkat Pengetahuan.

Penilaian tingkat pengetahuan dapat di lakukan dengan wawancara atau


kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur dari subyek

12
penelitian atau responden. Nilai pengetahuan dalam sebuah penelitian akan di
peroleh dengan perhitungan sebagai berikut (Arikunto,2020).

2.2 Konsep Sikap

2.1.1. Pengertian sikap


Sikap (Attitude) adalah evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorag
terhadap sesuatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut
(Aswar2020.

13
Menurut sarwono (2022),sikap dapat di definisikan keispan pada
seseorang untuk bertindak sesuatu tertentu terhadap hal-hal tertentu.sikap
ini dapat bersifat positif,dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif,
kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan
objek tertentu. Sedangak dalam sikap membenci,tidak menyukai objek
tertentu.
Trhuston mendefenisikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek
negatif terhadap suatu objek psikologis (Edwardas dalam Aswar,2020).
2.2.2Komponen sikap
Menurut Allport dalam Aswar (2021) sikap di bagi menjadi tiga
komponen pokok yaitu :
Kepercyaan (keyakinan), ide, dan kosep terhadap suatu konsep
a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
b. Kecenderungan untuk bertindak
Dimana ketiga komponen pokok di atas secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh (Total attitude).
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi sikap
Menurut aswar (2021), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap yaitu:
a. Pengalaman pribadi
Tanggapan adalah salah satu dasra terbentuknya sikap, untuk dapat
mempunyai tanggapan dan penghayatan , seseorang harus mepunyai
pengalaman yang berkaitan
b. Pengaruh orang klain yang dianggap penting
Orang merupakan salah satu komponen sosial yang ikut mempengaruhi
sikap individu
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh
bersar terhadap pembenukan sikap kita.

14
Sarana komunikasi, mempunyai pengaruh beda dalam pembentukan
opini dan kepercayaan individu
d. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap karna keduanya meletakan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
e. Pengaruh Fkator Emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang di dasari oleh emosi
yang berfungsi sebagai semacam saluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego.
2.2.4 Aspek–Aspek Sikap
Azwar (2021), menyatakan bahwa sikap memiliki komponen
kognitif (cognitive), komponen afektif (effective), dan komponen konatif
(connative). Komponen kognitif merupakan representasi apa yang di
percaya oleh individu pemilik sikap, Komponen afektif merupakan
perasaan yang menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif
merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap
yang di miliki oleh seseorang.
2.2.5 Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif menurut
Purwanto (Maemanah, 2022).
a. Sifat posotif kecendrungan tindakan adalah mengharapkan objek
terntentu
b. Sifat Negatif terdapat kecendrungan untuk menjauhi
menghindarI,membenci tidak menyukai objek tertentu.
2. 2.3 Konsep Stunting
2.3.1 Pengertian Stunting
Stunting Adalah Masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama dan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting adalah masalah
kesehatan utama di negara yang berpendapat rendah dan menengah karena
hubungan nya dengan peningkatan resiko kematian pada anak-anak dan

15
Indonesia salah satunya. Selain menyebabkan kematian pada anak-anak,
Stunting juga mempengaruhi fisik dan funsional tubuh (Fitri,2016).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (2017) tentang standar
Antropo metri penilaian status gizi anak, Pengertian pendek dan sangat
pendek adalah stautus gizi yang didasarkan pada indeks Panjang badan
menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TBU) yang
merupakan pada istilah stunting (pendek) severely stunting
(sangatpendek). Stunting merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan ketidak tercapaian tinggi badan sesuai umur yang
disebabkankarna mengalami kurang gizi menahun atau kronis (Sharlin
and Ediestein 2018).
2.3.2 Ciri-Ciri Stunting
Tandautama stunting adalah tubuh pendek dibawah rata-rata. Beberapa
gejala dan tanda lain yang terjadi jika anak mengalami ganggauan
pertumbuhan:
1) Tandapu bertas lambat
2) Performan buruk pada tesperhatian dan memori belajar
3) Pertumbuhan gigi terlambat
4) Usia anak 8-10 tahun anak lebih pendiam,tidak banyak melakukan kontak
mata
5) Pertumbuhan terlambat
6) Wajah tampak lebih dari usia

16
2.3.3 Indikator Stunting
Stunting dapat di klasifikasikan dengan cara pengukuran dan
penilaianan antropometeri. Antropometri merupakan indicator yang umum
di gunakan untuk pengukuran gizi. Status gizi yang di ukur secara
antropometri dapat di ketahui melalui beberapa indeks. Seseorang di
katakan mencapai pertumbuhan optimal, apabila dapat mencapai estándar
pertumbuhan yang seharusnya di capai pada usia tersebut. Parameter yang
di gunakan dalam penilaian stunting yaitu panjang badan (PB) atau tinggi
badan (TB) dan usia anak. Ukuran panjang badan (PB) di gunakan untuk
anak umur 0-24 bulan yang di ukur terlentang dengan menggunakan
infantometer. Bila anak umur 0-24 bulan di ukur berdiri, maka hasil
pengukurannya di koreksi dengan menambahkan 0,7 cm. Ukuran tinggi
badan (TB) di gunakan untuk anak umur di atas 24 bulan yang di ukur
berdiri dengan microtoise. Bila anak umur di atas 24 bulan di ukur
telentang , hasil pengukurannya di koreski dengan mengurangkan 0,7 cm.
Indikator yang di gunakan dalam penilaian stunting yaitu PB/U
atau TB/U. Indikator status gizi berdasarkan ideks PB/U atau TB/U
memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari
keadaan yang berlangsung lama. Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup
tidak sehat, dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak
anak di lahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek

17
Tabel 1.1. Kategori Ambang Batas Status Gizi Balita berdasarkan TB/U

Panjang Badan Menurut Sangat <-SD


Pendek
Panjang Badan Menurut Tinngi -3SD s\d<-2SD
Pendek
Badan Munurut Umur Nasional -2SD s\d 2SD
Tinggi Badan Menurut Umur 0- >SD
60 Bulan

2.3.4. Etiologi

Stunting Adalah di sebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya
disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami ibu hamil atau pun anak balita,
tindakan yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting oleh
karenannya diperlukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita.
Secara lebih detail, beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya stunting:
a. Pengetahuan tentang nutrisi dan persepsi ibu selama kehamilan.
Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukkan bahwa 30 darí anak usia 0-6
bulan tidak mendapatkan air susu ibu atau (ASI) dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan
tidak menerima makanan pendamping mpasi. Mpasi diberikan ketika balita di atas
usia 6 bulan, selain berfungsi untuk mengenalkan makanan pada bayi, mpasi juga
dapat memenuhi nutrisi pada bayi yang tidak lagi didapatkan dari asi, serta
membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan sistema imunologis anak terhadap
makanan maupun minuman.
b. Layanan postnatal care dan pembelajaran dini yang berkualitas.
Informasi yang dikumpulkan dari publikasi dan kemenkes serta bank dunia
menyatakan bahwat ingkat kehadiran anak di posyandu semakin menurun dari 84 di

18
2020 menjadi 72 di 2021 sehingga anak belum mendapatkan akses yang memadai
dalam pelayanan imunisasi.
c. Masih kurangnya akses rumah tangga / keluarga dalam mendaptkan makanan bergizi,
Hal ini dikarenakan makanan bergizi di Indonesia masih tergolong mahal. Menurut
beberapa sumber seperti (RISKESDAS, 2020).
d. Data yang diperoleh di lapangan menunjukan bahwa di indonesia masih ada
masyarakat Melakukan buang air ditempat terbuka, sertabelum memiliki akses air
minum bersih.
2.3.5. Penyebab Pada Stunting yaitu:
1. Pendidikan ibu Penelitian mengenai hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian
stunting yang dilakukan di Kenya memberikan hasil bahwa balita yang dilahirkan dari
ibu yang berpendidikan beresiko lebih kecil untuk mengalami malnutrisi yang
dimanifestasikan sebagai wasting ataus tunting dari pada balita yang dilahirkan dari
ibu yang tidak berpendidikan
2. ASI Ekslusif Stunting erat kaitannyadengan pola pemberian makanan terutama pada
2 tahun pertama kehidupan, yaitu air susu ibu (ASI) dan makanan pendamping (MP–
ASI) yang dapat mempengaruhi status gizi balita. Proverawati (2017) menyebutkan
ASI mengandung growth faktor yang melindungi bayi terhadap infeksi dan juga
merangsang pertumbuhan bayi yang normal. Status menyusui juga merupakan faktor
risiko terhadap keja dianstunting (Taufiqurrahman, 2018). ASI Ekslusif atau lebih
tepat pemberian ASI secara Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu 11 formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, bisuit, buburnasi, dan tim.
3. Menurut penelitian Teshomeetal. (2021) menyatakan bahwa pengenalan MP–ASI
terlalu dini (< 4 bulan) berisiko menderita kejadian stunting Pemberian makanan pada
bayi dan anak merupakan landasan yang penting dalam proses petumbuhan di seluruh
dunia sekitar 18 anak di bawah 5 tahun mengalami stunting merupakan konsekuensi
dari praktek pemberian makanan yang buruk dan infeksi berulang. Ketika ASI tidak
lagi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, makanan pendamping ASI harus diberikan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi balita selamaperiode umur 18-24 bulan.
a. Imunisasi merupakan suatu proses yang menjadikan seseorang kebal atau dapat
melawan terhadap penyakit infeksi. Pemberian Imunisasi biasanyadalam bentuk

19
faksin. Faksin merangsang tubuh untuk membentuk system kekebalan yang
digunakan untuk melawan infeksi atau penyakit
b. Berat bayi lahir rendah (BBLR) Berat bayi lahir rendah (BBLR) diartikan sebagai
berat bayi ketika lahir kurang dari 2500 gamdengan batas atas 2499 gram ..
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR terutama yang berkaitan
dengan ibu selama masa kehamilan
c. Asupan makanan (konsumsi energi dan protein) Asupan makanan berkaitan
dengan kandungan nutrisi (zatgizi) yang terkandung didalam makanan yang
dimakan. Dikenal 2 jenis nutrisi yaitu makronutrisi dan mikronutrisi. Makro
nutrisi merupakan nutrisi yang menyediakan kalori atau energi, diperlukan untuk
pertumbuhan, metabolisme, dan fungsi tubuh lainnya. Makro nutrisi. Nutrisi
(zatgizi) merupakan bagian yang penting dalam kesahatan dan pertumbuhan
nutrisi yang baik berhubunga ndengan peningkatan kesehatan balita. Tampa
nutrisi yang baikakan mempercepat terjadinya stunting selama usia 6-18 bulan.
2.3.6. Tanda Dan Gejala Stunting
Menurut Kemenkes RI (2022), balita pendek atau stunting bisa diketahui bila
seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan
standar dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran normal, dengan ciri-ciri lain
seperti:
1. Tanda dan pubertas terlambat
Anak-anak yang mengalami stunting akan mempengaruhi perkembangan
reproduksinya atau masa pubertas. Salah satu tanda pubertas pada remaja
perempuan adalah adanya menstruasi pertamakali yang di sebut manarche.
Manarche yang merupakan salah satu perkembangan reproduksi di pengaruhi oleh
status gizi. Status tinggi badan yang pendekakan memengaruhi perkembangan
reproduksinya.
2. Perfomaburuk pada tes perhatian dan memori belajar.
3. Pertumbuhan melambat
4. Wajah tampak lebih mudah dari balita seusianya
5. Pertumbuhn gigit erlambat
6. Usia 8-10 tahun nanti anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan
kontak mata terhadap orang di sekitarnya

20
2.3.7. Dampak Stunting
Stunting mengakibatkan otak seorang anak kurang berkembang. Ini berarti 1
dari 3 anak Indonesia akan kehilangan peluang lebih baik dalam hal pendidikan dan
pekerjaan dalam sisa hidup mereka. Stunting bukan semata pada ukuran fisik pendek,
tetapi lebih pada konsep bahwa proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses
terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ lainnya, termasuk otak
(Achadi2020). Dampak buruk dari stunting dalam jangka pendek bisa menyebabkan
terganggunya otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan
metabolisme tubuh.
Anak-Anak mengalami stunting lebih awalnya itu sebelumusia 6 bulan, akan
mengalami stunting lebih berat menjelang usiadua tahun. Stuting yang parah pada
anak-anak akan terjadi déficit jangka panjang dalam perkembang
Fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah di
bandingkan anak-anak dengan tinggi badan normal. Anak-anakd engan stunting
cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering sendari sekolah di bandingkan
anak-anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuens iterhadap
kesuksesan anak dalam kehidupannya di masa yang akan datang( Hidayat,2021).
Sedangkan dalam jangka panjang akiba tburuk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh
sehingga mudah sakit, resiko tinggi munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, disabilitas pada usiatua, serta
kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya
produktifita sekonomi (Kemenkes RI 2020).

2.3.8 Pencegahan Stunting


1. Memberikan Pola ASI Yang Tepat
Langkah pertama adalah memberikan pola asuh yang tepat untuk anak yang
meliputi : memeberikan ASI Eklusif.
2. Memberikan MPASI yang Optimal
Aturan pemberian makanan pendamping mengandung setidaknya 4 atau lebih dari
7 macam makanan ini termasuk umbi produk olahan susu kacang-kacangan,
sumber protein, dan makanan dengan kandungan vitamin A.
3. Mengobati Penyakit Yang Dialami Anak

21
Berbagai kondisi medis yang dialami anak bisa membuatnya mengalami
penurunan makan misalnya, anak mengalami demam, batuk, pilek, flu, masalah
pencernaan dan TBC.
4. Perbaikan Kebersihan Lingkungan Dan Penerapan Hidup Bersih Keluarga.
Pencegahan terakhir berupa menerapkan pola hidup bersih dan sehat, baik
dilingkungan rumah maupun diluar rumah.
2.4 Konsep Balita
2.4.1 Pengertian
Balita adalah anak yang berumur 0-29 bulan, pada masa ini di tandai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan di
sertai dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya
lebih banyak dengan kualitas yang tinggi. Akan tetapi, balita termasuk
kelompok yang rawan gizi sertamu dah menderita kelainan gizi karena
kekurangan makanan yang di butuhkan. Konsumsi makanan memegang
peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga
konsumsi makanan berpengaruh besar terhadap status gizi anak untuk
mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (Ariani,2020).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022) menjelaskan


balita Merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap
individu berbeda-beda ,bisa cepat maupun lambat tergantung dari beberapa
faktor yaitu nutrisi, lingkungan, dan sosial ekonomi keluarga. (Kemenkes
RI,2022).

2.4.2 Karakteristik Balita


Menurut Karakteristik, Balita terbagi dalam dua kategori, yaitu
anak usia 1-3 tahun (balita) dan anak usia para sekolah, anak usia 3-5
tahun yang merupakan komponen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang di sediakan oleh ibunya (Sodiarjo,2020). Laju pertumbuhan
masa balita lebih besar dari pada masa usia prasekolah, sehingga di
butuhkan jumlah makanan yang lebih besar Akan tetapi perut yang masih
kecil menyebabkan jumlah makanan yang bisa di terimanya dalam sekali
makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih dewasa.(Septiari 2021)

22
2.4.3 Defenisi Tumbuh Kembang
Banyak orang yang menggunakan istilah “tumbuh” dan “kembang”
secara masing-masingataubukan di tukar-tukar. Tumbuh Kembang
Merupakan manifestasi yang lengkap dari peralihan biokimia, morfologi,
dan fisiologi yang terbentuk semenjak konsepsi sampai maturitas/dewasa.
Sebenarnya istilah tumbuh kembang mencakup 2 keadaan yang
karakternya berbeda akan tetapi, saling berhubungan dan rumit di pisahkan
(Soetjiningsih,2020) yaitu sebagai berikut :
2.4.4 Pertumbuhan (groeh)
Merupakan pertumbuhan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun
individu. Sebagai contoh, anak yang mengalami kapasitas yang lebih besar
untuk belajar, mengingat, dan mempergunakan akalnya adalah hasil dari
pertumbuhan otak, jadi anak tumbuh baik secara fisik maupun mental.
Pertumbuhan fisik boleh di perhitungkan dengan ukuran panjang (cm, m),
ukuran berat (gr,pound, kg), umur tulng dan tanda-tanda seks sekunder
(Soetjiningsih,2020).
2.4.5 Perkembangan (development)
Merupakan Perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Bertambahnya keahlian (skill )struktur dan fungsi organ yang
lebihkompleks, dalam system pola yang teratur dan dapat di ramalkan,
sebagai proses pematangan adalah definisi Perkembangan menyangkut
metode pembedahan sel tubuh, jaringan tubuh, organ tubuh, dan system
organ yang berkembang secara sempurna sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, Bahasa,
motoric, emosi, dan perkembangan perilaku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat,
terarah, dan terpadu/koheren. Progresif berisi arti maka perubahan atau
perkembangan yang timbul mempunyai tujuan khusus dan mengarah maju
atau tumbuh ke depan dan tidak akan kembali mundur ke belakang
(Soetjiningsih,2020).

23
2.4.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Secara umum terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak menurut (Soetjiningsih,2020), yaitu :

2.4.7 Faktorgenetik
Adalah bekal dasar dan memiliki kedudukan pertama untuk
memperoleh hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Pertumbuhan di
tandai oleh kekuatan atau ketangguhan dan kecepatan atau kecakapan
pembelahan. Status sensitivitas jaringan yang akan rangsangan, umur,
pubertas, dan berakhirnya pertumbuhan tulang. Faktor bawaan yang
normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa merupakan faktor
genetik.

2.4.8 Faktorlingkungan
Lingkungan Adalah Komponen yang sangat memastikan berhasil
tidaknya potensi atau kemampuan genetik. Lingkungan yang baik atau
bermutu akan memungkinkan tercapainya potensigenetik, sedangkan
lingkungan yang tidak baik akan menghambatnya. Lingkungan ini
Adalah lingkungan bio psiko sosial yang mempengaruhi seseorang setiap
hari, sejak dari konsepsi sampai ujung jiwanya.
Faktor lingkungan postnatal yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang terdiri dari
1. Lingkungan biologis terdiri dari ras/sukubangsa, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan kesehatan, kerentanan terhadap penyakit,
kondisi kesehatan kronis, perawatan metabolisme dan hormon.
2. Faktor fisik terdiri dari cuaca, musim, keadaan goegrafis suatu
daerah, sanitasi, keadaan rumah, dan radiasi.
3. Faktor psikososial terdiri dari stimulasi, motivasi belajar,
ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress,
sekolah, cinta dan kasih sayang, dan kaulitas interaksi anak dengan
orang tua.
4. Faktor adat istiadat terdiri dari pekerjaan dan pendapat keluarga,
pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam

24
kelaurga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ibu dan ayah, pola
pengasuhan, adatistiadat, rumah tangga, kepribadian ibu dan ayah,
norma dan tabbu, agama, urbanisasi, dan kehidupan politik.

2.4. 9 Pertumbuhan normal anak


Berat badan
Bayi yang lahir cukup bulan mengalami akan kehilangan berat badan
sekitar 5- 10 pada tujuan hari pertama. Dan berat badan (BB) waktu lahir
akan kembali pada hari ke 7-10 Perkiraan berat badan anak adalah
sebagai berikut :

1.Berat Badan
1-5 Bulan :2 kali BB
1 Tahun : 3 kali BB
2. Rata-rata berat badan
Pada waktu lahir :3,5 kg
Pada umur 1 tahun : 10 kg
Pada umur 5 tahun : 20 kg
Pada umur 10 tahun :30 kg
3.Kenaikan berat badan per hari
Pada usia 3-4 bulan pertama kenaikan 20-30 gr
Pada lebih tahun pertama kenaikan 15-20 gr.
b.Tinggi Badan
Rata-rata tinggi badan pada sassat lahir adalah 50 cm. Secara garis besar,
tinggi badan anak dapat di perkirakans ebagaiberikut :
1 tahun :1,5xTBlahir
4 tahun : 2 x TBlahir
6 tahun : 1,5 x TB
Setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa : 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)

25
2.5 KONSEP IBU BALITA

2.5.1 Pengertian Ibu Balita

Ibu Adalah Istri,Ibu Dari Amak-Anaknya .Ibu Mempunyai Peranan Dalam

Mengurus Rumah Tangga,Pengasuh Dan Pendidik Anak-Anaknya,Pelindung Dan


Sebagai Salah Satu Kelompok Dalam Peranan Sosialnya,Serta Sebagai Anggota Dari
Lingkungannya.Di Samping Itu Ibu Berperan Sebagai Pencari Nafkah Tambahan
Dalam Keluarganya.

Seorang Ibu Bersama Keluarga Mempunyai Peran Dan Fungsinya Sebagai Berikut :

1. Fungsi Fisiologis : Berperan sebagai dalam reproduksi ,pengasuh anak ,pemberian


makanan ,pemeliharaan kesehatan dan reaksi.
2.Fungsi Ekonomi :Menyediakan cukup untuk mendukung fungsi lainnya
Menentukan sumber dana,menjamin keamanan keluarga.

3.Fungsi Pendidik :Mengajrkan ketrampilan ,tingkah laku,pengetahuan berdasarkan

Fungsi lainnya.

4.FungsiPsikologis :Memberikan lingkungan yang mendukung setiap individu


Membentuk hubungan dengan orang lain
5.Fungsi Sosial Budaya : Dengan Meneruskan nilai –nilai budaya ,sosialisasi
dan pembentukan norma-norma ,tingkah laku pada setiap perkembangan anak serta
kehidupan keluarga.

26
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA KONSEP

PENGETAHUAN IBU
BALITA
I STUNTING

SIKAP IBU BAIITA

Keterangan;

: Di teliti

: Tidak di teliti

: Penghubung

Gambar 3.1:Kerangka Konsep

27
3.2 DEFENISI OPERASIONAL

28
VARIABEL DEFENISI PARAMETER ALAT SKALA HASIL
OPERASIONAL UKUR UKUR UKUR
Pengetahuan Pengetahuan Ibu Balita dapat Kuisoner Ordinal 1.Dikatakan
Ibu Balita adalah segala menjelaskan baik bila
Tentang sesuatu yang tentang stunting: menjawab
Stunting diketahui ibu 1.Pengertian pertanyaan
balita tentang Stunting benar 81-
stunting 2.Penyebab 100%
Stunting 2.Dikatan
3.Faktor Yang cukup bila
Mempenaruhi menjawab
Stunting pertanyaan
4.Dampak dengan
Stunting benar 56-
5.Pencegahan 100%
Stunting 3.Dikatakan
cukup bila
menjawab
pertanyaan
<50%

Arikunto
2020
Sikap Ibu Sikap adalah Ibu Balita dapat Kuisoner Nominal 1.Dikatan
Balita reaksi atau respon mempersepsikan baik bila
Tentang ibu balita tentang atau bereaksi menjawab
Stunting stunting saat mengetahui pertanyaan
tentang stunting dengan
pada balita : benar 81-
1.Ibu Balita 100%
dapat memilih 2.Dikatakan
makanan yang cukup bila
bergizi menjawab
2.Ibu Balita pertanyaan
dapat memilih dengan
jenis makanan benar 56-
yang baik untuk 80%
balita 3.Dikatakan
3.Ibu Balita kurang bila
dapat menjawab
memberikan
29 pertanyaan
BAB 4
METODELOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan dalam metode deskriptif yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap ibu balita tentang Stunting di Wilayah

Kerja Puskesmas Kambata Mapambuhang.

4.2. Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian Deskriptif

yaitu serangkaian metode yang menjadi prosedur riset yang bertujuan untuk

mengumpulkan dan menganalisais ukuran variabel penelitian yaitu pengetahuan dan

sikap ibu balita tentang stunting Diwilayah Kerja Puskesmas Kamabata Mapambuhang.

4.3. Populasi Dan Sampel

4.3.1.Populasi

populasi adalah setiap subyek (misalnya manusia dan pasien) yang memenuhi kriteria

yang telah di tetapkan (nursalam,2020). populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu yang balitanya mengalami stunting di desa lukuwinngir di wilayah kerja
Puskesmas Kambata Mapambuhang.

30
4.3.2.Sampel

Sampel adalah keseluruhan objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh

Populasi(Notoatmodjo,2020). Sedangkan menurut Nursalam (2020) Sampel terdiri

atas bagian populasi terjangkau yang dapat di gunakan Sebagai subjek penelitian

melalui. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah puvosive sampling

dengan teknik menggunakan survei (dari rumah kerumah) yaitu di lakukan

sedemikian rupa sehingga dapat di peroleh sampel yang benar-benar dapat mewakili

dan dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya. Sampel dari penelitian ini

adalah ibu balita yang ada di Desa Lukuwingir di Wilayah Kerja Puskesmas Kambata
Mapabuang.Sejumlah 30 responden, ukuran sampel yang layak dilakukan minimal 30
orang.

4.4. Variabel penelitian

Variebel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan
oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk di pelajari sehingga di dapatkan informasi
mengenai hal tersebut dan di tariklah sebuah kesimpulan.

1.Variabel bebas (independen variable)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau


variabell terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Di Desa Lukuwingir Tentang Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Kambata
Mapambuhang Kabupaten Sumba Timur.

2.Variebel terikat (dependen variabel)

Variabel dependen adalah variabel yang akan muncul akan dari manipulasi suatu variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Pencegahan Stunting
Di Desa Lukuwingir Wilayah Kerja Puskesmas Kambata Mapambuhang Kabupaten Sumba
Timur.

4.5.Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan Di Desa Lukuwingir Wilayah Kerja Puskesmas Kambata


Mapambuhang Kabupaten Sumba Timur Waktu Penelitian Pada Bulan Maret 2023.

4.6.Instrument Penelitian

31
Instrument yang di gunakan yaitu pilihan Ganda dalam bentuk lembar kuisioner. Dalam

lembaran kuesioner terdiri dari 20 pertanyaanya itu memilih jawaban yang telah di sediakan

untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang stunting.

4.7.Teknik Pengumpulan Data

4.7.1. Data primer

Data yang di peroleh langsung dari responden dan data yang langsung dikumpulkan
melalui kuesioner, dari responden yaitu masyarakat yang bersedia menjadi responden di
Puskesmas Kambata Mapambuhang.

4.7.2.Data sekunder

Data yang di peroleh melalui suatu instansi terkait yaitu dari Puskesmas Kambata
Mapambuhang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Internet, dan buku-buku.

4.8.Pengolahan Data

Setelah data di kumpulkan selanjutnya di lakukan pengolahan Data Sebagai Berikut:

4.8.1. Editing

Yaitu untuk melihat apakah data yang di peroleh sudah terisi lengkap atau kurang.

4.8.2.Decoding

Adalah untuk mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut macamnya dengan


memberikan kode pada masing-masing jawaban menurut item kítemoner.

4.8.3. Coding

Yaitu untuk memudahkan Analisa maka penelitian perlu mengkualifikasi jawaban-


jawaban yang ada menurut macamnya. Klasrifikasi di lakukan dengan jalan memadai
masing- masing jawaban yang terdapat kode berupa angka-angka kemudian di masukkan
kedalam table sehingga mudah di baca.

4.8.4. benar di berikan : 1 dan bilajawaban salah di berikan : 0 Scoring

Yaitu pemberian nilai masing- masing jawaban responden. Untuk menilai pengetahuan
pemberian Skor: Bila jawaban

4.8.5. Tabulating

32
Adalah Memasukan jawaban respoden pada table dimana mentabulasi data berdasarkan
kelompok data yang telah di tentukan ke dalam table distribusi frekuensi
(Arikunto,2020).

4.9.Analisis Data

Merupakan proses Analisa data di mulai pengolahan sejumlah data yang terkumpul
Analisis Deskriptif di gunakan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variable
penelitian yang di sajikan dalam bentuk tabel (Arikunto, 2020).Dinarasikan

Análisis Data di kategorikan.

Pengetahuan

1. Baik, apabila responden mengetahui sebagian besar atau seluruh tentang stunting
2. ( skor jawaban responden 81-100%)
3. Cukup, apabila responden mengetahui sebagian tentangg stunting (skor jawaban
responden 56-80%)
4. Kurang, apa bila respon dan mengetahui sebagian kecilt entang stunting (skore
jawaban responden < 55%).

4.10.Etika Penelitian

4.10.1.Informed consent (persetujuan)

Setiap Responden yang mengikuti penelitian ini di berikan informasi tentang tujuan
penelitian dan di berikan lembar persetujuan agar responden dapat mengetahui
maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang di teliti selama proses penelitian ini
berlansung.

4.10.2.Anonymity(tanpanama)

Untuk menjaga kerahasiaan Peneliti tidak akan mencantumkan nama responden tetapi
lemba rtersebut di beri kode.

4.10.3.Confidentiality (kerahasiaan)

33
Menjelaskan masalah-masalah responden yang harus di rahasiakan dalam penelitian.
Kerahasian informasi yang telah di kumpulkan di jamin kerahasiaan oleh peneliti,
hanya data tertentu yang akan di peroleh pada hasil riset

DAFTAR PUSTAKA

Ariani. AP. 2021 Ilmu Gizi Yogyakarta. Nuha Medika

Arikunto,s.(2020). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktek jakarta:Rineka


cipta.

Donsu, junita DT.(2021). Psikologi keperawatan yogyakarta : Pustaka baru press


Fitri,2020. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting Pada Balita
(15-59 bl) disumatera (analisis data risskesdes,2022).Fakultas Kesehatan
Masyarakat UI:Jakarta.

Helena.(2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energi


kronik pada ibu hamil di banjarnegara.In U.D.Jriyani,Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian kekuragan enrgi kronik pada ibu hamil di
kecamatan mijen kota semarang (p.8).Surakarta.

Hidayat, A. N., & Ismawati,2021. Faktor-Faktor kejadian stunting pada balita di


wilayah kerja UPT Puskesmas Kramatwa/*/66tu Kabupaten Serang. Jurnal
Kebidanan Umtas.

Hidayat. 2020. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.


Jakarta : Salemba Medika.

34
Kemenkes RI. 2022. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.http://www.depkes.go.id/article/view/18052800006/program-
indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga. Html (10 aprik 2021).

Kemenkes RI. 2022. Data dan Informasi Profil Kesehatan indonesia.Pusat Data dan
Informasi. Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan indonesia.jakarta:Kementerian


Kesehatan RI;2021.

Maulana ,M.R (2022) “Penilain kinerja karyawan di ifun jayatextile dengan metode
fuzzi simpel aditive weighted “.jurnal ilmiah letech Vol.X.No 1.hal.1-12.

Notoatmodo, S. 2021.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam (2020). Manajemen keperawatan.jakarta: Salemba medika

Nursalam.2020. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.
Ramayulis R dkk.2022. Stop Stunting Dengan Konseling Gizi. Jakarta: Penebar Plus

40

35
Riskesda. 2020. Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI.
Soetjiningsih, 2021. Tumbuh kembang anak.EGC. Jakarta

Tim Nasional Percepatan penanggulangan kemiskinan (TNP2K). Analisis belanja


publik untuk penanggulangan kemiskinan di kabupaten pasaman barat. Jakarta
:TNP2K;2020.

WHO.Child stunting world health statistics data visiualizations dashboard.world


health organization; 2020.dari https ://apps.Who.int /gho/data/node.sdg.2-2-
viz-1?lang=en[16 januari 2020].

Azwar S.2020. Sikap manusia:Teori dan pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka


pelajar.Purwanto.2020.Evaluasi hasil belajar.Yogyakarta: Pustaka
4.1 Jadwal Penelitian
No Jadwalpenelitian
Kegiatan Januari Feb Maret April Mei
1. Persiapan proposal 
2. Seminar proposal 
3. Pengambilan data 
4. Penyusunanlaporan 
5. Ujian KTI 
6. Perbaikan KTI 
7. Pengumpulan KTI 
Lampiran I
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PRODI
KEPERAWATAN WAINGAPU

Direktorat : Jln. Piet A. Tallo, Liliba – Kupang, Telp. (0380) 881880; 880880
Fax (0380) 8553418, Email :poltekkeskupang@yahoo.com

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Ibu Responden
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kamabata Mapambuhang

Saya Mersiani Mora Lambu mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes


Kupang Program Studi Keperawatan Waingapu, Akan Melakukan penelitian tentang
“Study Deskriptif Pengetahaun Dan Sikap Ibu Balita Tentang Stunting Di wilayah
Kerja Puskesmas Kambata Mapambuhang Kabupaten Sumba Timur”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, dan Sikap ibu balita
tentang stanting di Wilayah Kerja Puskesmas Kambata Mapambuhang. Serta
Sebagai Data Untuk Menyusun Karya Tulis ilmiah dan Persyaratan Tugas Akhir

Dalam Menyelesaikan Pendidikan Sebagai Diploma III Keperawatan.

Untuk keperluan tersebut saya harap dengan segala kerendahan hati angar
kiranya ibu bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuisioner yang telah
disediakan, dan diharapkan semua pertanyaan di jawab semua.kerehasiaan jawaban
ibu dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.
Atas perhatian Bapak/Ibu sebagai responden saya ucapkan terimakasih.

Waingapu,Februari 2023
Pemohon
MERSIANI MORA LAMBU
NIM :PO5303203200732

Lampiran II

STUDY DESKRIPTIF PENGETAHAUN DAN SIKAP


IBU BALITA TENTANG STUNTING DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KAMBATA
MAPAMBUHANG KABUPATEN SUMBA TIMUR
Direktorat : Jln. Piet A. Tallo, Liliba – Kupang, Telp. (0380) 881880; 880880
Fax (0380) 8553418, Email :poltekkeskupang@yahoo.com

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Study Deskriptif Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita Tentang Stunting Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kambata Mapambuhang Kabupaten Sumba Timur

Oleh:

MERSIANI MORLAMBU

NIM.PO5303203200732

Setelah menbaca Penjelasan pada lembaran pertama ,saya bersedia turut


berpartisispasi sebagai responden dalam penelitian ini. Ssebagai bukti kesediaan
menjadi responden dibawah ini saya bubuhkan tanda tangan saya.

Waingapu,Februari
2023

Tanda tangan responden


KUISONER

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA TENTANG STUNTING DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMBATA MAPAMBUHANG,
KABUPATEN SUMBA TIMUR

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Umur :
2. Alamat :
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :

B. PETUNJUK PENGISIAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda


silang (X) pada salah satu huruf a,b,c dan d sesuai dengan yang anda keyahui.

C .KUISONER PENGETAHUAN
Berilh tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban a,b,c atau d dibawah
ini:
1.Apakah ibu pernah mendengar tentang stunting?
a. Ya
b. Tidak
2.Dari mana/siapa ibu mendengar tentang stunting?
a.Petugas kesehatan
b.Televisi/radio
c.Koran/majalah
d.Internet
3.Apakah menurut ibu,tinggi badan anak ibu saat ini normal?
a.Ya
b.Tidak
4.Pengertian stunting (pendek) adalah?
a.kurang gizi berdasarkan berat badan menurut umur
b.Keadaan gagal tumbuh berdasarkan tinggi badan menurut umur
c.Keadan kelebihan berat badan dan tinggi badan
d.Keadaan pertumbuhan berat badan tinggi badan yang kurang

43
5. Stunting merupakan indikator masalah gizi yang bersifat?
a. Gawat
b. Menahun
c. Akut
d. Kompleks
6. Apa perbedaan anak status gizi stunting dan status gizi anak
tidak stunting?
a. Berat badan anak stunting lebih rendah dari anak normal
b. Tinggi badan anak stunting tidak berbeda dari anak normal
c. Kecerdasan anak stunting dibawah rata-rata anak normal
d. Semua benar
7. Dampak dari kondisi stunting adalah
a. Kerusakan otak yang bersifat permanen
b. Pertumbuhan tubuh yang pendek
c. Terjangkit penyakit infeksi kronis
d. Diare akut
8. Anak stunting pada masa dewasanya nanti akan lebih mudah untuk
mengalami masalah kesehatan yaitu?
a. Terserang penyakit tidak menular/menular
b. Kegemukan
c. Pendek
d. kurus
9. Faktor genetik (keturunan) yang dapat mempengaruhi stunting pada
anak balita?
a. Keluarga miskin
b. Pendapatan orang tua rendah
c. Tinggi badan ibu/ayah
d. Kurang zat besi
10. Kekurangan zat gizi pada kehamilan dapat memyebabkan?
a. BBLR (berat badan bayi lahir rendah)
b. Osteoporosis
c. Obesitas pada ibu dan janin
d. Anemia

45
D.KUISONER SIKAP

NO PERTANYAAN SETUJU TIDAK


SETUJU
1. Menurut saya balita perlu di beri aneka
ragam makanan agar gizinya tercukupi
2. Saya akan memberikan ASI saja pada
anak saya sejak lahir sampai umur 6
Bulan
3. Seorang ibu berkewajiban mengetahui
kebutuhan makanan anak sesuai umur
dan perkembangannya
4. Sebelum menyuapi anak balita saya akan
selalu mencuci tangan dengan sabun
5. Saya akan mengontrol makanan anak
balita walaupun yang memberikan orang
lain / pengasuh
6. Menurut saya, dalam memberikan
makanan kepada balita yang penting
kenyang
7. Saya harus menimbang balita ke
posyandu setiap bulan agar mengetahui
Pertumbuhannya
8. Saya perlu mengetahui jenis sumber
makanan yang perlukan balita
9. Saya akan konsultasi kepada petugas
kesehatan jika berat badan balita turun di
bandingkan bulan lalu dan berada pada
pita merah
10. saya akan melarang balita untuk
mengkonsumsi makanan ringan/ instan/
siap jadi/ yang menghambat
pertumbuhan

1
2
3
4
546
628

Anda mungkin juga menyukai