Karya Tulis Ilmiah Ini di Ajukan untuk memenuhi salah salah satu persyaratan
menyelesaikan pendidikan diploma III Keperawatan
OLEH:
VERONIA DANIATI TAMU
APU PO.5303203191101
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh
i
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh
Telah diuji dan di Pertahankan di Hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Politeknikkesehatan Kemenkes Kupang Prodi Keperawatan Waingapu
Pada Tanggal,21 Juni 2022
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri dan tidak terdapat
perguruan tinggi. Semua sumber dan referensi baik yang dikutip maupun yang
Nim : PO.5303203191101
Tanda tangan :
( )
iii
BIODATA PENULIS
Alamat : Kombapari
Riwayat pendidikan :
MOTTO :
iv
ABSTRAK
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi Keperawatan Waingapu
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2022
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
ini dengan judul “Studi Deskriptif Pengetahuan Ibu Balita Tentang ISPA Di
Tulis Ilmiah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karna itu
Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar
Tulis Ilmiah ini. Ucapan terimakasih yang sama pula penulis sampaikan kepada
Ibu Kartini Pekabanda, SST, M,Kes selaku penguji yang telah memberikan
masukan dan bimbingan kepada penulis demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah mendukung penulis untuk menyelesaikan penelitian ini, yaitu:
2. Ibu Maria Kareri Hara, S.Kep. Ns, M. Kes sebagai Ketua Program Studi
vi
3. Bapak Benyamin L. Hiho, SKM. Sebagai Kepala Puskesmas Kambaniru yang
5. Bapak / Ibu dosen yang telah membekali penulis selama dalam perkuliahan
6. Bapak, Mama, dan Saudara – saudari yang selalu membantu dan mendoakan,
mendukung baik secara materi, moral dan spiritual pada penulis dalam
7. Teman – teman yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
8. Semua pihak yang penulis tidak sebutkan nama satu persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan menambah
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
4.9 Jadwal penelitian........................................................................................................... 37
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................................................... 38
5.1 Gambaran Umum Penelitian………………………………………………………..... 38
5.2 Hasil Penelitian………………………………………………………………………. 38
5.3 Pembahasan………………………………………………………………………….. 39
BAB 6 PENUTUP…………………………………………………………………………… 40
6.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….. 40
6.2 Saran………………………………………………………………………………… 40
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….. 41
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………. 42
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SINGKATAN
RI : Republik Indonesia
Depkes : DepertemenKesehatan
WHO : World Health Organization
JNC : Join National Committee
RT : RumahTangga
BAB : Buang Air Bersih
BAK : Buang Air Kecil
GCS : Glose Coma Scala
BB : Berat Badan
B/d : Berhubungan dengan
Hb : Hemoglobin
ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Atas
SOAP : Subjek,Objektif,Asessmen dan Problem
WOD : Wawancara, Observasi, Dokumentasi
SOP : Standar opersional prosdur
PKL : Praktek kerjala pangan
TTV : Tanda tanda vital
KU : Keluhan utama
TD : Tekanan darah
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran XII : Berita Acara Dan Daftar Hadir Ujian Karya Tulis Ilmiah
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
kematian utama pada anak di negara berkembang. Data dari World Health
400 sampai dengan 500 juta jiwa dengan proportional Mortality Rate (PMR)
angka kematian balita karena ISPA diatas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah
15% - 20% pertahun pada golongan usia balita. Data yang diperoleh di
Indonesia, 152.000 balita meninggal dunia pada tahun 2012. Berarti terdapat
rawat jalan menunjukkan pola yang sedikit berbeda, ISPA memiliki jumlah
kasus terbanyak sebesar 291.534 kasus (Depkes RI, 2011). ISPA merupakan
utama di Indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA terutama pada
1
2
Hasil rekapan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba
Timur pada tahun 2019 insiden penyakit ISPA pada balita sebanyak 23.209
kasus. Data pada tahun 2020 insiden penyakit ISPA pada balita sebanyak
18.710 kasus, sedangkan pada tahun 2021 insiden penyakit ISPA pada balita
sebanyak 21.860 kasus. Hasil rekapan data yang di peroleh dari Puskesmas
Kambaniru penyakit ISPA pada balita tahun 2019 sebanyak 2.159 kasus, tahun
2020 sebanyak 1.081 kasus, sedangkan pada tahun 2020 penyakit ISPA pada
bayi sebanyak 1.662 kasus, tahun 2021 sebanyak 161,kasus (Dinkes, 2021)
ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor
lingkungan dimana kualitas udara yang kurang baik, status gizi balita yang
buruk, imunisasi yang tidak lengkap, dan adanya anggota keluarga yang
serta perawatan balita yang terkena ISPA agar dapat mendorong perubahan
pada balita sehingga dapat mengurangi angka kejadian ISPA pada balita
(Wilson, 2019).
3
penyakit ISPA pada belita. Semakin rendah pengetahuan ibu tentang bahaya
ISPA pada belita maka makin besar peluang belita yang terkena ISPA untuk
yang baik tentang penyakit ini akan menolong ibu dalam upaya
khususnya terhadap penyakit ISPA maka akan lebih besar kemungkinan mau
menciptakan lingkungan yang sehat untuk selalu terhindar dari ISPA dan
perubahan sikap dan perilaku sesorang, hal ini di landasi oleh bertambahnya
melalui kenyataan atau fakta dengan melihat dan mendengar sendiri melalui
komunikasi, surat kabar, film, radio dan sebagainya (Sarjono, 2003). Pada
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin baik pula
tingkat pengetahuannya.
Sumba Timur’’.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003).
yang cukup jika orang mampu mengingat masalah yang telah dipelajari
komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain dan akhirnya dapat
menjadi konsep teori dan pendirian. Pengetahuan dapat pula diartikan sebagai
6
7
kedalam komponen-komponen.
dikelompokkan menjadi:
1. Cara Tradisional :cara tradisional atau cara kuno ini dipakai orang untuk
a. Cara coba salah (Trial and Error), merupakan cara yang paling
e. Cara modern :cara ilmiah atau cara modern, yakni cara baru atau
kebanyakan, penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara
menggigil, sesak, pilek (sakit pada saat menelan, serak, nafas ngorok, sesak
nafas, nyeri dada dan cyanosis) dalam proses ini pernapasan atas terpajan
terhadap berbagai jenis pathogen yang dapat masuk dan berkembang pada
berbagai area tubuh, patogen dapat bersarang dalam hidung, faring terutama
tonsil, laring atau trakea dan dapat diproliferasi jika daya tahan tubuh hospes
yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernapasan
sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA merupakan proses inflamasi
haemaopilus sinfluerzae.
2. Allergen spesifik : alergi yang di sebabkan oleh debu asap dan udara
b. batuk
c. pilek
a. Bukan pneumonia bila batuk pilek biasa dan tidak di temukan terikan
b. Pneumonia bila di sertai nafas cepat yaitu pada usia 2 bulan sampai 12
bulan pernapasan 50x/ menit atau lebih dan usia 1 tahun atau lebih dari
a. Bukan pneumoia bila batuk plek biasa dan tidak di temukan tarikan
1. Ringan : bila timbul batuk tapi tidak mengganggu tidur, dahak encer,
ingus encer, tidak ada anorexia, panas tidak begitu tinggi, misalnya
rhinitis, rhinopharingitis.
2 hari atau dengan kompres hangat (bayi di bawah usia 2 bulan dengan
12
demam harus di rujuk ke rumah sakit). Cara pemberian tablet di belah sesuai
dengan dosis yang di anjurkan kemudian di gerus (di ulik) dan di minumkan
pada anak, memberikan kompres, gunakan kain bersih celupkan pada air
hangat, kemudian di kompresi pada bagian ketiak (axila) dan lipatan paha
ulangi sampai panas turun. Mengatasi batu, obat batuk yang di anjurkan
adalah ramuan tradisional : ½ sendok teh air jeruk nipis dan ½ sendok teh
kecap manis atau madu. Pemberian makanan, bila muntah di berikan sedikit
dan rapat lebih - lebih pada anak yang demam. Kenakan pakaian yang tipis
dan ringan. Jika pilek bersihkan hidung dengan sapu tangan atau tissue.
sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama
Faktor- faktor lain yang menyebabkan kejadian ISPA pada balita/ anak
a.Umur
menunjukkan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita
ISPA dari pada usia yang lebih lanjut karena daya tahan tubuhnya belum
terlalu kuat.
b. Status gizi
anak yang di indikasikan oleh berat badan anak. Status gizi juga di
riwayat diet.
organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. Bagian tubuh yang rusak di
ganti. Kulit dan rambut terus berganti , sel-sel tubuh terus bertumbuh.
Sel-sel tubuh memasak dan mengelola zat makanan yang masak agar zat
c.Status imunisasi
dari suatu penyakit. Oleh sebab itu anak yang tidak mendapat imunisasi
14
Kolostrum adalah susu yang di hasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap
minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan bahkan air putih
e. Faktor lingkungan
maka secara tidak langsung terjadi perubahan sikap dan perilaku serta
2. Perilaku
( Notoatmodjo, 2003 ).
keterampilan.
menjadi 3 yaitu :
kesehatan
3. Kesehatan lingkungan
pemecahan masalah tidak hanya di lihat dari segi kesehatan itu sendiri
2.3.1 Pengertian
pembuahan sampai masa dewasa. Ciri tumbuh kembang yang utama adalah
bahwa dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa
berhubungan dengan aspek non fisik seperti kecerdasan tingkah laku dan
sebagai aspek kemajuan yang di capai oleh jasa manusia dari konsep hingga
dengan lingkungannya.
3. Language ( bahasa )
1. Faktor lingkungan
1. Usia 1 bulan
kuat, bila di tengkurapkan sudah bisa miring dan kepala sudah bisa
tegak lurus, refleks primitf mulai hilang, meraih benda dengan tangan,
yang di kenal, bila orang yang tak di kenal bayi akan kecemasan
kemulut lebih sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar
belum berarti.
sendiri tapi tidak lama belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa
da a a a da mama.
1. Usia 15 bulan
benda.
2. Usia 18 bulan
menyusun balok-balok.
3. Usia 36 bulan
Motorik kasar : sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai
4. Usia 4 tahun
mereka mungkin menjadi takut gelap, dan mereka pun akan mulai
5. Usia 5 tahun
23
antara lain :
tempo dan caranya sendiri, tetapi dengan supervisi orang tua dan guru
outonomy. Tetapi apabila orang tua dan guru tidak sabar dan terlalu
melakukan tingkah laku yang tidak di setujui orang tua. Karena rasa
setujui orang tua dan gurunya. Rasa percaya dan kebebasan yang baru
Tahap ini di mulai ketika bayi. Pada tahap ini, kepuasan oral menjadi
Pada tahap anal, anak-anak akan memasuki masa toilet training ( masa
yang tepat untuk melatih buang air kecil dan buang air besar pada
kenikmatan adalah pada daerah anus dan pada proses menahan dan
mengeluarkan kotoran.
KERANGKA KONSEP
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: hubungan
26
27
(Arikunto
2015)
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu balita di wilayah kerja
2. Sampel
dari populasi ibu balita yang anaknya dengan kasus ISPA di Puskesmas
dengan mendatangi dari rumah ke rumah pada ibu yang balita yang
28
29
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
(Notoadmodjo,2012).
2.Kriteria Ekslusi
kuesioner dengan jumlah soal 15 butir yang di buat oleh peneliti berdasarkan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu balita tentang ISPA
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data yang di peroleh dari suatu institusi terkait dalam penilitian ini.Data
a. Editing yaitu untuk melihat apakah data yang di peroleh sudah terisi
dan kurang.
menjawab benar diberi nilai 1, jika responden menjawab salah diberi nilai
Jika subyek menolak untuk di teliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati haknya.
8.140 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 4.391 jiwa
dan jenis kelamin perempuan sebanyak 3.749 jiwa serta jumlah KK 1.602
prailiu:
suku sumba selain itu juga ada suku pendatang seperti jawa,bali dan
32
33
< 20 Tahun 3 10
20-35 Tahun 6 20
>35 Tahun 21 70
Pekerjaan
Bekerja 8 26,6
berdasarkan umur adalah umur >35 tahun sebanyak 21 orang (70%) dan paling
rendah umur < 20 tahun sebnyak 3 orang (10%), Responden tertinggi berdasarkan
(26,6%),
34
No. Kriteria f %
1. Baik 19 63,4
2. Cukup 9 30
3. Kurang 2 6,6
Jumlah 30 100
pengetahuan baik yaitu 63,4% dan yang paling rendah berpengetahuan kurang
6,6%.
1.3 Pembahasan
dengan kriteria baik 63,4%, tetapi masih ada beberapa responden yang memiliki
kepada yang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami .
sebanyak 73,4% dan yang paling sedikit berpengetahuan kurang adalah 6,6%, bila
dikaitkan dengan umur responden terbanyak adalah responden umur >35 tahun
sebanyak 21 orang (70%) hal ini di karenakan sudah memiliki pemikiran yang
35
stabil, semakin matang umur seseorang maka pengetahuannya akan semakin baik,
Bekerja yang berjumlah 22 orang (73,4%). Pekerjaan ibu tidak bekerja menjadi
dengan penelitian yang diteliti oleh Suratiah dkk (2013). Menurut peneliti, ibu
yang menjadi tidak bekerja memungkinkan pengetahuannya jauh lebih baik dari
pada ibu yang sibuk dengan pekerjaannya, sehingga kesulitan dalam mendapatkan
informasi. Ibu tidak bekerja juga mampu mendapatkan pengetahuan dengan cara
pengetahuan yang lebih baik. Maka dapat dipastikan seorang ibu tersebut
usia produktif bila dibandingkan dengan pengetahuan baik sesuai hasil wawancara
seseorang (hurlock,2011), dan dimana dalam penelitian ini ibu balita di Kelurahan
Prailiu sebagian besar sudah memiliki pengetahuan yang baik, tetapi ada
kemungkinan kebanyakan Ibu balita sibuk bekerja dan waktu dalam mengasuh
36
anak sedikit sehingga dapat menyebabkan anaknya tidak mendapatkan pola asuh
yang baik.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
37
38
5. Bagi Masyarakat
Niluh. 2004. KMB : Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta : EGC.
Nelson. 2006. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengetahuan ibu balita tentang
bapak/ibu dapat menjawab pertanyaan yang saya berikan. Pada saat ini Bapak /
Atas perhatian Bapak / Ibu sebagai responden saya ucapkan terima kasih.
Pemohon
(.......................................)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
Jln. Adam Malik no. 126 waingapu
Fax (0387) 61715, Email : prodikepwgp@Email.com
KUISONER
IDENTITAS RESPONDEN :
Umur :………………………………..
Pekerjaan :………………………………..
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menrurut anda benar
atau sesuai !!
1. Pengetahuan Responden
Beri tanda check list (..) untuk menjawab yang menurut anda benar.
No Pertanyaan Ya Tidak
12. Apakah menurut ibu mencuci tangan dengan sabun adalah salah
satu cara untuk menurunkan faktor resiko terjadinya Ispa?
15. Membersikan rumah secara teratur adalah salah satu cara untuk
menurunkan faktor resiko terjadinya Ispa?