Disusun Oleh :
Diusulkan Oleh
ii
PROPOSAL SKRIPSI
Tim Penguji
Tanda Tangan
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini peneliti :
Nama : Melan Evtiana Putri
NIM : 2110920 26
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan (Alih Jenjang)
Jurusan : Kebidanan
Perguruan Tinggi : Poltekkes Kemenkes Pontianak
iv
BIODATA PENULIS
Nama : Melan Evtiana Putri
Tempat/Tgl lahir : Dedai, 09 Januari 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat Rumah : Jl Parit Pangeran Dalam RT/RW 002/028
Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara
Kabupaten Pontianak
No Hp : 0821-5361-8409
Orang Tua :
Ayah : H. Saepudin
Ibu : Hj. Herlina Widya
Nama Suami : Wahyu Putra Pratama, SE
Nama Anak : Kiandra Adzra Arsheenqo
Saudara Kandung :
1. Erwin Winara Jaya, S.Kom
2. Merry Elisa Dewi, S.Kom
RIWAYAT PENDIDIKAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas Kuasa-
Nya yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penyusunan
Proposal Skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum Dan
Sesudah Edukasi Dengan Booklet Tentang Ketuban Pecah Dini Di PMB Marsini
Karni Tahun 2022” dapat terselesaikan.
Proposal skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikan perkuliahan di
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Pontianak dan mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga peneliti sampaikan kepada Ibu
Emy Yulianti, S. Kep., M. Kes selaku pembimbing utama dan Ibu Wahyu Astuti,
S.Pd. MM selaku pembimbing pendamping yang penuh kesabaran dan
perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga proposal skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Perkenankan peneliti untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Pontianak.
2. Dini Fitri Damayanti, S.SiT., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Pontianak
3. Ibu Marsini Karni selaku Ketua PMB Marsini Karni di Pontianak Timur
4. Henny Fitriani, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
5. Seluruh dosen beserta staf administrasi dan staf perpustakaan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak.
6. Teman-teman seperjuangan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Pontianak, yang tidak bisa peneliti
sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, masukkan, dan
dorongan moril dalam penyusunan skripsi ini.
vi
Proposal Skripsi ini disadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan
proposal skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti
dan pihak lain yang membutuhkan.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
BIODATA ..................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN................................................. v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Penelitian....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian........................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKAAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Studi Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Izin Studi Pendahulua
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 5 Kuisioner
Lampiran 6 Kartu Bimbingan Porosal Skripsi Pembimbing Utama
Lampiran 7 Kartu Bimbingan Proposal Skripsi Pembimbing Pendamping.
ix
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketuban pecah dini merupakan masalah kehamilan yang dapat
mengakibatkan berbagai komplikasi bahkan kematian ibu dan bayi. Ketuban
pecah dini (KPD) atau Premature Rupture of Membrane (PROM) merupakan
keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila KPD terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut sebagai ketuban pecah dini pada
kehamilan prematur atau Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM).
Pecahnya selaput ketuban tersebut diduga berkaitan dengan perubahan proses
biokimiawi yang terjadi dalam kolagen matriks ekstrasel amnion, korion dan
apoptosis membran janin. KPD berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan. Komplikasi yang paling sering terjadi pada ibu sehubungan dengan
KPD ialah terjadinya korioamnionitis dengan atau tanpa sepsis yang
meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi
pada ibu dan bayi. Risiko pada bayi dengan KPD ialah kelahiran prematur
dengan segala akibatnya yaitu infeksi, gawat janin, dan persalinan traumatik.
Bila masa laten >24 jam, maka angka kematian perinatal meningkat dan
insiden amnionitis meningkat >50% (Anjarwati, 2017).
Ketuban pecah dini sangat berpengaruh terhadap kehamilan dan
persalinan. Insidensi ketuban pecah dini terjadi 8- 10% pada semua kehamilan.
(Prawirahardjo, 2016) Sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2%
dari semua kehamilan. (Marmy,dkk. 2012) Sekitar 30 – 40% persalinan
prematur didahului oleh pecah ketuban. Komplikasi ini merupakan faktor yang
signifikan terhadap kemungkinan persalinan dan kelahiran prematur. Pada
kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam dan pada
kehamilan aterm 90% akan memulai persalinan dalam 24 jam setelah ketuban
pecah (Prawirahardjo, 2016).
faktor-faktor penyebab meningkatnya kejadian KPD pada ibu bersalin
adalah fisiologi membran amnion, ketidakmampuan serviks dalam
mempertahankan janin, vagina/serviks yang terkena infeksi, gemelli, umur ibu,
paritas, cephalopelvic disproportion (CPD), stress pada fetal maupun maternal,
11
intensitas pekerjaan ibu, dan prosedur medis (Zamilah et al., 2020). Aktivitas
fisik yang berat, seperti berjalan dan berdiri dalam waktu lama, bekerja dengan
intensitas tinggi, dan waktu yang lama juga menjadi salah satu faktor resiko
terjadinya ketuban pecah dini.
Menurut (Legawati, 2018) dampak KPD pada janin dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi neonatus meliputi prematuritas,
respiratory distress syndrome, pendarahan intraventrikel, sepsis, hipoplasia
paru, deformitas skeletal sehingga mengakibatkan gawat janin, sedangkan
dampak ketuban pecah dini pada ibu dapat menyebabkan hubungan langsung
dengan dunia luar dan ruangan dalam rahim, sehingga memudahkan terjadinya
infeksi asenden dan infeksi intrapartal (Legawati, 2018). Selain itu juga
dapat dijumpai infeksi puerpuralis (nifas), peritonitis, dan septisemia, serta
drylabor. Makin lama periode laten, makin besar kemungkinan infeksi dalam
rahim, persalinan prematuritas dan selanjutnya meningkatkan kejadian
kesakitan dan kematian ibu dan bayi atau janin dalam Rahim (Prastuti, 2016)
Dampak Ketuban Pecah Dini adalah bahaya yang lebih besar pada waktu
persalinan, tidak semua persalinan akan menunjukkan tanda-tanda yang
normal. Menghadapi ketuban pecah dini harus diambil sikap proaktif,terencana
dengan upaya promotif dan preventif sampai dengan yang harus diambil sikap
tegas dan cepat untuk menyelamatkan ibu dan janin. Kesehatan ibu hamil
merupakan salah satu aspek yang penting untuk di perhatikan dalam siklus
kehidupan seseorang perempuanjanin (Zauzati,2018)
Penanganan KPD terdapat pada kebijakan pemerintah dalam
Permenkes Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan
yang terdapat pada kompetensi ke-3 tentang asuhan dan konseling
selama kehamilan yaitu bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi dini,
pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. Dalam hal ini bidan harus
mampu memberikan pelayanan kesehatan seoptimal mungkin dengan
melakukan deteksi dini untuk meminimalisir terjadinya komplikasi yang
akan terjadi sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu salah satunya
adalah kejadian ketuban pecah dini.
12
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “Apakah ada perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah
edukasi dengan booklet tentang ketuban pecah dini Di PMB Marsini Karni
Pontianak Timur”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah edukasi dengan booklet tentang
ketuban pecah dini Di PMB Marsini Karni Pontianak Timur
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
edukasi dengan booklet tentang ketuban pecah dini
2. Untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil sesudah diberikan
edukasi dengan booklet tentang ketuban pecah dini
3. Menganalisis perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah
diberikan edukasi dengan booklet tentang ketuban pecah dini
D. Manfaat
E. Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ibu Hamil
1. Pengertian kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah yang dialami oleh setiap
perempuan dalam siklus reproduksi. Proses kehamilan dimulai dari ovulasi
atau pelepasan sel telur, kemudian terjadinya pertumbuhan zigot atau hasil
konsepsi, penempelan hasil konsepsi pada uterus, pembentukan plasenta,
kemudian tumbuh kembang hasil konsepsi sampai kehamilan cukup bulan.
Selama kehamilan cukup bulan. Selama kehamilan terdapat perubahan
psikologis dan perubahan fisik (Sehmawati dan Inaya, 2018). Kehamilan
dibagi atas 3 Trimester :
a. Kehamilan Trimester pertama antara 0 hingga 12 minggu
b. Kehamilan Trimester kedua antara 13 hingga 28 minggu
c. Kehamilan Trimester ketiga antara 28 hingga 40 minggu
Adapun tanda- tanda kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Tanda tidak pasti hamil
a) Amenore, tidak terjadinya menstruasi karena proses konsepsi dan
nidasi.
b) Mual dan muntah, pengaruh hormon estrogen dan progesteron
menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan.
c) Sering buang air kecil, adanya pembesaran rahim sehingga kandung
kemih tertekan, sehingga kandung kemih terasa cepat penuh dan
sering buang air kecil.
d) Mamae menjadi tegang, adanya pengaruh hormon estrogen dan
progesteron.
e) Anoreksia, pada bulan pertama terkadang terjadi anoreksia (tidak
nafsu makan).
f) Konstipasi, hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus,
sehingga terjadi konstipasi.
g) Varises, pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah dan vena.
18
berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena uterus
diproduksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi, bila duduk atau berdiri,
kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau
“menyumbat” kebocoran untuk sementara. Sementara itu, demam, bercak
vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah capat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sunarti, 2017).
Menurut (Johnson, 2014) Tanda dan gejala ketuban pecah dini :
a. Mengalirnya cairan dari vagina—air ketuban semburat darah/bersih—
ditegaskan dengan pemeriksaan kertas nitrazine positive (biru gelap)
b. Kemungkinan pembesaran serviks dengan kemungkinan janin turun atau
gugur jika kelahiran preterm segera terjadi.
c. Terdapat tanda tanda infeksi (demam,bau badan tidak enak,takikardia)
d. Kelahiran preterm berlangsung dengan preterm premature rupture of
membrane (PPROM)
e. Jika tali pusar bergerak ke bawah, tanda keluarnya tali pusar akar terlihat
(lihat kondisi)
4. Mekanisme terjadinya Ketuban Pecah Dini
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion
dan korion yang sangat erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas sel epitel, sel
mesenkrim, dan sel trofoblas yang terkait dalam matriks kolagen. Selaput
ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban serta melindungi janin terhadap
infeksi. Ketuban pecah pada ibu hamil disebabkan oleh adanya kontraksi
uterus dan peregangan yang berulang.Selaput ketuban pecah karena pada
daerah tertentu terjadi perubahan biokimia, yang menyebabkan selaput
ketuban inferior rapuh. Selaput ketuban pada kehamilan muda sangat kuat,
pada trimester 3 selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan
selaput ada hubungannya dengan pembesaran uterus,kontraksi rahim, dan
gerakan janin. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm merupakan hal
fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar kevagina (Sarwono,
2012).
22
Gambar 2.1
Jalur yang berpotensi menyebabkan korioamnionitis
Sumber: Goldenberg R.L (2018)
Gambar 2.2
Tempat Potensial Infeksi Bakteri dalam Uterus
Sumber: Goldenberg R.L (2018)
akan tetapi hal yang berhubungan dengan ketuban pecah dini yaitu servik
inkompeten, overdistensi uterus, faktor keturunan, pengaruh yang dapat
melemahkan ketuban, dan masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi
kontraksi atau yang disebut dengan fase laten (Diana, 2018). Faktor
penyebab ketuban pecah dini adalah riwayat KPD sebelumnya, serviks
inkompoten, gemeli, paritas, anemia, sosial ekonomi (pekerjaan),
hidramnion, kelainan letak janin, usia dan merokok (Dutton, 2018).
Faktor yang menyebabkan ketuban pecah dini yaitu usia, paritas,
kelainan letak, hidramnion dan gemeli. Usia untuk reproduksi bagi
seseorang ibu antara umur 20-35 tahun, dibawah atau diatas usia tersebut
angka meningkat risiko kehamilan dan persalinan. Paritas akan
mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini. Ibu yang telah melahirkan
beberapa kali akan lebih berisiko mengalami ketuban pecah dini disebabkan
vaskularisasi pada uterus mengalami gangguan yang menimbulkan jaringan
ikat selaput ketuban mudah rapuh dan akhirnya pecah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini
yaitu sebagai berikut :
a. Usia Ibu
Umur didefinisikan sebagai usia seseorang yang secara garis besar
menjadi indikator dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan
keputusan yang mengacu pada setiap pengalamannya dan umur individu
terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan logis (Notoatmodjo, 2010).
Umur ibu merupakan salah satu tolak ukur kesiapan seorang ibu
untuk melahirkan, dimana usia ideal untuk menjalani proses kehamilan
dan persalinan adalah usia 20-35 tahun. Wanita yang berusia kurang dari
20 tahun biasanya memiliki kondisi psikis yang belum matang serta
kemampuan finansial yang kurang mendukung.Sementara wanita yang
berusia lebih dari 35 tahun cenderung mengalami penurunan kemampuan
reproduksi (Ayu W,dkk,2019).
25
C. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
30
(3)Pendidikan etika.
(4)Pendidikan sopan santun.
(5)Pendidikan moral
(6)Sosialisasi dengan lingkungan.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-
ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan
sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
3. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (Know)
33
2. Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada setiap
upaya peningkatan kesehatan. Penyuluhan kesehatan masyarakat
diselenggarakan untuk mengubah perilaku seseorang atau kelompok
masyarakat agar hidup sehat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi
(Richo, 2019).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat tahu apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai kehidupan yang
sehat (Richo, 2019).
3. Tujuan
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah
perilaku sehat sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan setelah
menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu,
pencapaian target penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu
tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang
diharapkan adalah adanya peningkatan pengertian, sikap, dan keterampilan
35
yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan tujuan jangka
panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-
harinya (Notoadmojo, 2012)
Menurut WHO (1954) dalam Notoadmojo (2012) tujuan penyuluhan
kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat
dalam bidang kesehatan. Tujuan penyuluhan kesehatan pada hakekatnya
sama dengan tujuan pendidikan kesehatan, menurut Effendy (1998) tujuan
penyuluhan kesehatan adalah :
a. Tercapai perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam
membina dan menjaga perilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan.
b. Terbentuk perilaku sehat pada individu, keluarga, dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik secara fisik, mental, dan sosial
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
4. Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup:
a. Individu
Individu yang mempunyai masalah keperawatan dan kesehatan, yang
dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas, rumah bersalin,
posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
b. Keluarga
Keluarga binaan yang mempunyai masalah keperawatan dan
kesehatan yang tergolong dalam keluarga-keluarga resiko tinggi.
c. Kelompok
Kelompok khusus yang menjadi sasaran dalam penyuluhan kesehatan
masyarakat adalah:
1) Kelompok ibu hamil
2) Kelompok ibu-ibu yang memiliki anak balita
3) Kelompok pasangan usia subur dengan resiko tinggi kebidanan
4) Kelompok-kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah
kesehatan
36
G. Kerangka Teori
Pengetahuan
Gambar 2.1 Kerangka Teori Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum Dan
Sesudah Edukasi Dengan Booklet Tentang Ketuban Pecah Dini Modifikasi Teori
Notoadmodjo(2012); Wawan dan Dewi (2017), dan Fertman (2015)
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya atau antara variabel yang
satu dengan variabel yan lainnya dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmojo, 2014)
27
28
Pengetahuan Pengetahuan yang dimiliki Kuesioner 1.Kurang, bila < 56% Ordinal
Ibu reponden tentang Ketuban 2.Cukup, bila 56-75%
Pecah Dini mulai dari 3.Baik, bila >75%
.
pengertian, tanda dan
gejala, mekanisme kejadian
ketuban pecah dini, dan
faktor- faktor yang
mempengaruhi kejadian
ketuban pevahn dini.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen atau percobaan
menggunakan rancangan pre experimental design dengan jenis pretest and
posttest one group design. Pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan dan diberikan posttest setelah diberi perlakuan. Metode ini
diberikan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding (dharma,
2015). Metode ini digunakan untuk mengetahui ada perbedaan pengetahuan
ibu hamil sebelum dan sesudah edukasi dengan booklet tentang ketuban
pecah dini Di PMB Marsini Karni Tahun 2022.
Gambar 4.1 pretest and posttest one group design
P1 X P2
Keterangan :
P1 : Pretes Sebelum diberikan Edukasi
X : Memberikan intervensi Edukasi dengan media Booklet tentang
KPD
P2 : Posttes setelah diberikan edukasi
29
2. Sampel
a. Besar sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi tersebut (Setiana A,
2018). Apabila populasi yang hendaknya diteliti kurang dari 100, lebih
baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, namun apabila populasi penelitian berjumlah lebih dari 100
maka sampel yang dapat diambil antara 10 – 15% atau 20-25% atau
lebih (Arikunto, 2013). Pada penelitian ini rencana sampel akan diambil
adalah 20% dari semua populasi, yaitu berjumlah 30 sampel ibu hamil
yang diberikan penyuluhan kesehatan dengan media booklet
30
31
b. Teknik sampling
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik nonprobability sampling (sampel nonrandom). Dengan
teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Purposive
sampling adalah suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan
berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang ditentukan oleh peneliti
(Dharma, 2015).
Responden diambil secara purposive sampling dengan memilih
seluruh ibu hamil. Untuk mendapatkan data sesuai dengan fokus
penelitian ini, maka peneliti menentukan responden penelitian dengan
kriteria inklusi sebagai berikut.
1) Ibu hamil berusia 19 tahun s/d 35 tahun
2) Ibu hamil Trimester I, II, III
3) Ibu hamil tidak dengan resiko tinggi, seperti PEB,
4) Bersedia menjadi responden.
3. Tabulasi
Mengelompokkan data ke dalam tabel yang dibuat sesuai maksud
dan tujuan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan 2 cara yaitu analisis
univariat dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Dharma, 2015).
Analisis univariat dapat digunakan untuk menggambarkan masing-masing
karakteristik pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah. Dengan
kompurisasi, peneliti mengalaisis frekuensi responden berdasarkan
karakteristik umur, pendidikan, dan pekerjaan.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Analisis bivariat yang
dilakukan untuk mengetahui ada perbedaan pengetahuan ibu hamil
sebelum dan sesudah edukasi dengan booklet tentang ketuban pecah dini
Di PMB Marsini Karni Tahun 2022 dengan menggunakan uji paired
sample t test dengan bantuan komputerisasi.
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan Saphiro – Wilk
dikarenakan sampel kurang dari 50 sampel (Dharma, 2015). Jika data
berdistribusi normal maka akan menggunakan Uji T, namun jika data tidak
berdistribusi secara normal, maka akan menggunakan uji Wilcoxon.
Pengujian dalam penelitian ini selanjutnya dibantu dengan program
komputerisasi.
Penilaian yang diunakan adalah dengan melihat tingkat signifikan
yang ditunjuk dengan nilai probabilitas (p). Karena tingkat kepercayaan
penelitian yang digunakan adalah 95% maka penilaian probabilitas yang
34
DAFTAR PUSTAKA
A. Identitas Responden
1. No Responden : ……….
2. Alamat : ……….
3. No. HP : ……….
4. Tanggal pengumpulan data : ……….
5. Umur : ……….
6. Pendidikan : ……….
7. Pekerjaan : ……….
8. Kehamilan Ke : ……….
9. Riwayat KPD : ……….
B. Pengetahuan
Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan Anda
1. Ketuban pecah dini adalah ……….
a. Pecahnya ketuban pada kehamilan lebih dari 6 bulan
b. Pecahnya ketuban pada kehamilan lebih dari 7 bulan
c. Pecahnya ketuban pada kehamilan lebih dari 8 bulan
d. Pecahnya ketuban pada kehamilan lebih dari 9 bulan
2. Fungsi air ketuban adalah ………
a. Menambah berat badan bayi
b. Memperlambat Gerakan bayi
c. Menambah berat badan ibu
d. Mempertahankan suhu tubuh bayi
3. Air ketuban berasal dari ………
a. Air yang diminum ibu
b. Kencing bayi
c. Darah ibu
d. Campuran dari berbagai cairan
40
No Kegiatan Materi
1 Pembukaan Membuka dengan mengucapkan salam
1. Penyampaian tujuan
2. Menandatangani informed consent
3. Memberikan kuesioner sebelum
2 Penyampaian Materi
diberikan media booklet (pre test)
4. Memberikan penyuluhan dengan media
booklet tentang KPD
Memberikan kuesioner kepada ibu hamil
3 Evaluasi untuk mengevaluasi pemahaman ibu (post
test)
44