Anda di halaman 1dari 109

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES


PADA SISWA KELAS 1 SDN KAWEDUSAN 2
KEC.PLOSOKLATEN KAB.KEDIRI
TAHUN 2020

Oleh :

ADELIA DAMAYANTI
NIM : P27825319001

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN
KESEHATAN GIGI
2020

i
JUDUL

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES


PADA SISWA KELAS 1 SDN KAWEDUSAN 2
KEC.PLOSOKLATEN KAB.KEDIRI
TAHUN 2020

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memperoleh Ahli Madya Kesehatan Pada


Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jurusan Kesehatan Gigi

Oleh :

ADELIA DAMAYANTI
NIM : P27825319001

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN
KESEHATAN GIGI
2020

ii
PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH DENGAN
JUDUL :

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES


PADA SISWA KELAS 1 SDN KAWEDUSAN 2
KEC.PLOSOKLATEN KAB.KEDIRI
TAHUN 2020

Telah disetujui pada tanggal : 04 MEI 2020

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pendamping

Hj.Endang.Purwaningsih,SH.SiT.,M.Pd. Isnanto,S.SiT.,M.Kes.
NIP.19580214197810 2001 NIP.19790412200501 1003

Mengetahui
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jurusan Kesehatan Gigi
PLH Ketua Jurusan

drg.Ida Chairanna Mahirawatie, MKes.


NIP. 19610427 198911 2 001

iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Telah diuji pada hari : Senin


Tanggal : 04 Mei 2020
Panitia penguji Karya Tulis Ilmiah

Penguji Ketua

drg. Sri Hidayati, M.Kes.


NIP.199660212 199203 2 002

Penguji Anggota

Isnanto, S.Si.T.,M.Kes
NIP.19790412 200501 1003

Penguji Anggota

Hj. Endang Purwaningsih.SH.,S.Si.T.,M.Pd.


NIP.195802141978102001

iv
BIODATA

Nama : Adelia Damayanti

Tempat/Tanggal Lahir : Kediri, 03 Maret 1987

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Riwayat Pendidikan : SDN Ngronggo 8 Kediri, Lulus tahun 1999


.
SLTPN 3 Kediri, Lulus tahun 2002.

SPRG Bhakti Wiyata Kediri, Lulus tahun


2005.

v
KATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES PADA SISWA


KELAS 1 SDN KAWEDUSAN 2 KECAMATAN PLOSOKLATEN
KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2020

Penulis juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. drg. I.G.A. Kusuma Astuti M.P., MKes. selaku Ketua Jurusan Kesehatan gigi

Politeknik kesehatan Kemenkes Surabaya.

2. drg. Ida Chairanna Mahirawatie, M.Kes. selaku PLH Ketua Jurusan Kesehatan

gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

3. drg. Sri Hidayati, M.Kes. selaku dosen penguji .

4. Hj Endang Purwaningsih,SH.,S.SiT.,M.Pd. selaku dosen pembimbing I.

5. Isnanto, S.Si.T.,M.Kes, dosen pembimbing selaku II

6. Bapak ibu dosen beserta staf yang telah memberikan pengetahuan pada kami.

7. Bapak Kepala Sekolah serta bapak ibu guru SDN Kawedusan 2 Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri.

8. Keluarga tercinta yang mendukung dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan

untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini. Harapan penulis mudah- mudahan Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi

semua pihak.

vi
Kediri, 1 Mei 2020

Penulis

vii
ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES PADA SISWA


KELAS 1 SDN KAWEDUSAN 2 KEC.PLOSOKLATEN KAB.KEDIRI
TAHUN 2020

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 7 Desember 2019 pada
siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yang
berjumlah 38 siswa, ditemukan hampir semua anak terkena karies gigi dan hasil
pemeriksaan menunjukkan persentase karies gigi adalah 92,11 % dan persentase
bebas karies gigi adalah 7,89 % dari 38 siswa. Pengetahuan merupakan salah satu
faktor yang dapat menyebabkan rendahnya persentase bebas karies pada siswa
kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang karies pada
siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kabupaten Kediri. Jenis penelitian ini adalah
bersifat deskriptif. Populasi penelitian ini adalah ibu dari siswa kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.tahun 2020 sebanyak 38
orang dan tidak menggunakan sampel. Metode pengumpulan data dengan
kuisioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah persentase rata-rata. Hasil
dari penelitian ini dapat diketahui pengetahuan ibu tentang karies gigi adalah
cukup, pengetahuan ibu tentang peyebab terjadinya karies gigi adalah cukup,
pengetahuan ibu tentang akibat karies gigi yang tidak dirawat adalah cukup dan
pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi adalah baik.

Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Karies, Siswa SD Kelas 1

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ............................................................................ i


HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN ........................................ iii
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI................................................................... iv
HALAMAN BIODATA ........................................................................................ v
HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK......................................................................................... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... ix
HALAMAN DAFTAR BAGAN………………………………… ........................ xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN………………………………. .................... xii
HALAMAN TABEL .............................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 9
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................ 9
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................. 10
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 12

BAB IIIKERANGKA KONSEP ........................................................................... 39


3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 39

BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................ 41


4.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 41
4.2 Sasaran Penelitian ............................................................................ 41
4.3 Lokasi Penelitian............................................................................... 41
4.4 Waktu Penelitian ............................................................................... 41
4.5 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 41
4.6 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 41
4.7 Prosedur Pengambilan ,Pengumpulan Data ..................................... 41
4.8 Analisa Data ..................................................................................... 42
4.9 Definisi Operasional ........................................................................ 42

BAB V HASIL PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA ................... 46

5.1 Gambaran Umum ............................................................................. 46


5.2 Hasil Pengumpulan Data dan Analisis Data .................................... 47

BAB VIPEMBAHASAN ....................................................................................... 53


6.1 Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi ............................................. 53
ix
6.2 Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab Terjadinya Karies .................. 54
6.3 Pengetahuan Ibu Tentang Akibat Karies Gigi Tidak Dirawat ......... 55
6.4 Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Terjadinya Karies Gigi ....... 56
6.5 Pengetahuan ibu tentang karies pada siswa kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri .................. 57

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61


7.1 Kesimpulan ....................................................................................... 61
7.2 Saran ................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR

BAGAN 1.2 : Identifikasi Masalah........................................................... 5


BAGAN 3.1 : Kerangka Konsep.............................................................. 39

xi
DAFTAR

Lampiran 1 : Kuisioner.
Lampiran 2 : Data pemeriksaan Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kediri.

Lampiran 3 : Daftar Pekerjaan Ibu Pada Siswa Kelas 1 SDN


Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
Kediri.
Lampiran 4 : Data hasil pengisian kuisioner ibu siswa Kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
Kediri.

Lampiran 5 : Surat Jawaban Penelitian Dan Pengambilan Data Siswa


Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten
Kabupaten Kediri.

Lampiran 6 : Surat Jawaban Penelitian Dan Pengambilan Data Pada


Ibu Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri.

Lampiran 7 : Dokumentasi kegiatan pembagian kuisioner pada Ibu


Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri.

xii
DAFTAR

Tabel 2.1 : Pertumbuhan Gigi Sulung.............................................................. 26

Tabel 2.2 : Pertumbuhan Gigi Permanen..........................................................28

Tabel 4.1 : Definisi Operasional .......................................................................41

Tabel 5.1 : Daftar Pekerjaan Ibu Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020 ................46

Tabel 5.2 : Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Pada
Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosokaten
Kabupaten Kediri Tahun 2020 .......................................................47

Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Karies


Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020....................................48
.
Tabel 5.4 : Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab
Terjadinya Karies Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.................48

Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang


Penyebab Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri ..............49

Tabel 5.6 : Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Tentang Akibat Karies


Gigi Yang Tidak Dirawat Pada Siswa Kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun
2020 ................................................................................................49

Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Akibat


Karies Gigi Yang Tidak Dirawat Pada Siswa Kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun
2020 ................................................................................................50

Tabel 5.8 : Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan


Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.................51

Tabel 5.9 : Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang


Pencegahan Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun
2020 ................................................................................................51

xiii
Tabel 6.0 : Distribusi Jawaban Tentang Analisis Pengetahuan Ibu Tentang
Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.................52

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang penting bagi manusia, baik itu kesehatan

jasmani maupun rohani. Kesehatan gigi dan mulut juga perlu mendapatkan

perhatian yang serius, karena dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara

menyeluruh. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan

mulut yaitu perilaku kesehatan, seperti memperhatikan diet makanan,

membersihkan sisa makanan dengan menyikat gigi, membersihkan karang

gigi dan menambal gigi berlubang (Dianmarta dkk, 2018).

Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan fisik anak. Periode ini juga disebut sebagai periode kritis

karena pada masa ini anak mulai mengembangkan kebiasaan yang biasanya

cenderung menetap sampai dewasa. Perilaku anak Indonesia di dalam

menjaga kesehatan rongga mulut masih rendah. Perawatan gigi dianggap

tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang

kesehatan dan penampilan. Perilaku tersebut timbul karena kurangnya

pengetahuan anak mengenai pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut,

sehingga mereka mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini, menjadi

penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi

pada anak usia sekolah (Sari dkk, 2019).

Pengetahuan mengenai kesehatan gigi anak menjadi hal keharusan bagi

seorang ibu demi perkembangan dan pertumbuhan gigi – geligi


1
2

anak yang baik. Pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam menjaga

kesehatan gigi anak dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain yaitu

usia, pendidikan, status sosial ekonomi, pengalaman, informasi media massa

dan lingkungan (Rompis dkk, 2016).

Pengetahuan ibu yang merupakan orang terdekat dengan anak dalam

pemeliharaan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap

dan perilaku anak. Anak-anak umumnya tidak tahu dan belum mampu untuk

menjaga kesehatan rongga mulut mereka, sehingga orang tualah bertanggung

jawab untuk mendidik mereka dengan benar (Rompis dkk, 2016).

Kesehatan gigi anak menjadi perhatian khusus di era modern sekarang ini.

Permasalahan karies gigi pada anak usia sekolah dasar menjadi penting

karena karies gigi menjadi indikator keberhasilan upaya pemeliharaan

kesehatan gigi anak (Rompis dkk,2016).

Masa kanak-kanak pertengahan 6-12 tahun sering disebut sebagai masa-

masa yang rawan, karena pada masa itulah gigi susu mulai tanggal satu

persatu dan gigi permanen pertama mulai tumbuh (usia 6-8 tahun). Dengan

adanya variasi gigi susu dan gigi permanen bersama-sama di dalam mulut,

menandai masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru tumbuh tersebut

belum matang sehingga rentan terhadap kerusakan (Sari dkk, 2019).

Penyakit karies pada anak kurang mendapat perhatian dari orang tua

karena anggapan bahwa gigi anak akan digantikan gigi tetap. Orang tua

kurang menyadari bahwa dampak yang ditimbulkan sebenarnya akan sangat

besar bila tidak dilakukan perawatan untuk mencegah karies sejak dini pada
3

anak Akibat yang terjadi bila sejak awal anak sudah mengalami karies maka

akan mengganggu fungsi pengunyahan dan lama kelamaan gigi akan terasa

sakit, akibatnya anak malas untuk makan dan apabila ini berlanjut dalam

waktu yang lama dapat terjadi malnutrisi sehingga menyebabkan penurunan

daya tahan tubuh, sehingga akan berdampak pada kecerdasan dan aktivitas

anak (Faisal dan Yolanda, 2018).

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin,

dan sementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu

karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi

jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.

Akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaranya

infeksinya ke jaringan periapikal yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun

demikian mengingat demineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini

penyakit ini dapat dihentikan (Faisal dan Yolanda, 2018).

Data Terbaru yang dirilis oleh Oral Health Media Center pada April 2012,

mencatat sebanyak 60–90% anak usia sekolah dan orang dewasa diseluruh

dunia memiliki permasalahan gigi. WHO tahun 2012, menargetkan sebanyak

90% anak umur 5-9 tahun bebas karies gigi, namun hampir semua anak

sekolah diseluruh dunia pernah menderita karies gigi, dan yang tertinggi

terdapat di Asia dan Amerika Latin (Syafriani dan Sihombing, 2019).

Menurut RISKESDA 2013 data tingkat provinsi di Indonesia prevalensi

karies aktif tertinggi (lebih dari 50%) ditemukan di Jambi (56,1%),

Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara (57,2%), DI Yogyakarta (52,3%),


4

Bangka Belitung (50,8%), Kalimantan Selatan (50,7%), Kalimantan Timur

(50,6%), Jawa Barat dan Sulawesi Selatan masing-masing 50,4% . Sedangkan

sepuluh provinsi dengan prevalensi pengalaman karies gigi tertinggi adalah :

Bangka Belitung (86,8%), Kalimantan selatan (84,7%), Sulawesi Utara

(82,8%), DI Yogyakarta (78,9%), Kalimantan Barat (78,7%), Kalimantan

Timur (76,6%) Kalimantan Tengah (76,4%), Jambi (77,9%), Maluku

(77,5%), dan Jawa Timur (76,2 %) (Abdullah, 2018).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada tanggal 7 Desember 2019

oleh peneliti terhadap 38 siswa SD kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun 2019 didapatkan hasil persentase karies

gigi sebesar 92,11 %, dan persentasi bebas karies gigi sebesar 7,89 % dari

total siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri.

Upaya kesehatan yang telah dilakukan pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri adalah telah

dilakukannya Usaha Kesehatan Gigi Sekolah melalui pemeriksaaan dan

pemberian penyuluhan kesehatan gigi dari Puskesmas yang membawahi

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Tetapi hasilnya kurang

memuaskan dikarenakan masih banyaknya siswa yang giginya terkena karies.

Berdasarkan uraian tersebut, menunjukkan bahwa status kesehatan gigi

siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri,

terdapat kesenjangan dengan standart kesehatan gigi dan mulut, yang mana

Kementerian Kesehatan mengacu pada indikator WHO tersebut menetapkan


5

target Indonesia Sehat Bebas Karies pada tahun 2030 dengan salah satu

indikator pada anak umur 5-6 tahun adalah 50 % (Riskesdas 2018). Maka

yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya persentase

bebas karies pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah penelitian di atas maka dapat dikemukakan beberapa

kemungkinan penyebab masalah :

Faktor Anak :
1. Pengetahuan Anak
2. Sikap Anak
Rendahnya persentase
3. Perilaku anak
bebas karies gigi pada siswa
kelas 1 SDN Kawedusan 2
Faktor Orang Tua : Kecamatan Plosoklaten
1. Pengetahuan Ibu Kabupaten Kediri Tahun
2. Perilaku Ibu 2019

Faktor Pendorong :
1. Petugas Kesehatan
2. Guru

Bagan 1.2 : Identifikasi Masalah

1.2.1 Faktor Anak

1.2.1.1` Pengetahuan Anak

Kurangnya pengetahuan anak tentang kesehatan

gigi dan mulut membuat anak kurang tahu bagaimana cara


6

memelihara, mencegah maupun merawat gigi yang

berlubang. Hal ini membuat persentase bebas karies gigi

pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun 2019 menjadi rendah.

1.2.1.2 Sikap Anak

Jika anak tersebut bersikap tidak tahu terhadap

kesehatan gigi dan mulutnya, maka mengakibatkan

presentase bebas karies gigi pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan plosoklaten tahun 2019 menjadi

rendah karena anak tersebut tidak tahu tindakan yang harus

dilakukan apabila giginya berlubang.

1.2.1.3 Perilaku Anak

Perilaku yang dimaksud adalah kebiasaan anak

sehari – hari tentang makanan yang dikonsumsi di sekolah

maupun di lingkungan rumah. Jika anak tersebut lebih suka

mengkonsumsi makanan yang manis atau lengket serta

tidak membersihkan giginya setelah mengkonsumsi

makanan tersebut maka membuat giginya berlubang

sehingga persentase bebas karies gigi pada siswa kelas 1

SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri tahun 2019 menjadi rendah.

1.2.2 Faktor Orang Tua

1.2.2.1 Pengetahuan Ibu


7

Pengetahuan ibu yang merupakan orang terdekat

dengan anak dalam pemeliharaan kesehatan memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap sikap dan perilaku anak

(Rompis, dkk, 2016). Jika pengetahuan ibu rendah maka

ibu tidak bisa memberikan pengertian dan kepedulian

terhadap kesehatan gigi dan mulut anaknya. Hal ini

menyebabkan persentase bebas karies gigi pada siswa kelas

1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri tahun 2019 menjadi rendah.

1.2.2.2 Perilaku Ibu

Perilaku ibu berpengaruh positif terhadap risiko

karies pada anak, yaitu semakin buruk perilaku ibu,

semakin tinggi risiko karies. Perilaku ibu yang buruk

dalam penyediaan makanan anak, karena ibu cenderung

menyediakan makan yang disukai anak-anak, yaitu

makanan kariogenik. Perilaku ibu dalam pemanfaatan

pelayanan kesehatan gigi anak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap risiko karies pada anak. Artinya

semakin buruk pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi anak

oleh ibu, semakin tinggi risiko karies pada anak. Peran

orang tua dalam pencegahan terjadinya karies pada anak

usia sekolah adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin

ke pelayanan kesehatan gigi (A’yun dkk, 2016). Hal ini

menyebabkan persentase bebas karies gigi pada siswa kelas


8

1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri tahun 2019 menjadi rendah.

1.2.3 Faktor Pendorong

1.2.3.1 Guru

Para guru di sekolah menjadi sasaran, dalam

kapasitasnya sebagai sosok panutan sekaligus sebagai

sumber informasi bagi para siswa. Intervensi yang

ditujukan pada siswa, akan efektif dilakukan melalui para

guru terlebih dahulu. Guru dapat berperan sebagai

konselor, pemberi instruksi, motivator dalam

menunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam

pemeliharaan kesehatan gigi. Guru sebagai pendidikan

ataupun pengajar merupakan faktor penentu atau

pemegang kunci keberhasilan siswa dalam berperilaku

sehat disekolah (Arianto, 2013). Jika guru tidak

memberikan motivasi pada anak – anaknya untuk menjaga

kesehatan gigi mulut maka akan mengakibatkan anak

kurang mendapatkan contoh yang baik dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulutnya. Hal ini mengakibatkan

persentase bebas karies gigi pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

tahun 2019 menjadi rendah.

1.2.3.2 Petugas Kesehatan


9

Peran petugas kesehatan akan dijadikan sebagai

acuan seseorang dalam menentukan sikap untuk mengambil

keputusan dalam bertindak. Sehingga dengan adanya

petugas kesehatan yang dalam kategori kurang, tentu saja

akan membuat siswa untuk bersikap dan akhirnya

berperilaku kurang juga, karena petugas kesehatan

dianggap sebagai tokoh penting yang berpengaruh (Arianto,

2013). Apabila petugas kesehatan kurang memberikan

penyuluhan maupun kurang melakukan pendekatan, maka

anak tersebut kurang mendapatkan pengetahuan,

pengertian maupun kepedulian tentang kesehatan gigi dan

mulutnya sehingga persentase bebas karies gigi pada siswa

kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri tahun 2019 menjadi rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas oleh karena

keterbatasan waktu, dana, tenaga dan sarana dalam melakukan penelitian,

maka dibuat batasan masalah yaitu mengenai pengetahuan ibu tentang karies

gigi pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri tahun 2019.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas penulis merumuskan suatu masalah

yaitu Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Karies Pada Siswa


1

Kelas 1 SDN “Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun

2019 ?”

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu tentang karies gigi

pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri tahun 2019.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Mengukur pengetahuan ibu tentang karies gigi

2. Mengukur pengetahuan ibu tentang penyebab terjadinya karies

gigi.

3. Mengukur pengetahuan ibu tentang akibat karies pada gigi yang

tidak dirawat.

4. Mengukur pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan

dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang merupakan

upaya dalam meningkatkan kesehatan karena dapat mencegah

terjadinya karies pada gigi


1

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi peneliti

Sebagai sarana dalam aplikasi ilmu pengetahuan

yang telah didapat dari institusi pendidikan selama proses

pendidikan.

1.6.2.2 Bagi SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri

Memberikan masukan dan informasi tentang status

kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusan Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

1.6.2.3 Bagi orang tua siswa

Menambah pengetahuan orang tua murid untuk

lebih menjaga, merawat, dan meningkatkan kesehatan gigi

dan mulut anaknya.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Simaremare dan

Siregar (2017), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Salah satu faktornya perilaku atau tindakan tentang

kesehatan gigi dan mulut meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan

terhadap individu yang terdiri dari kemampuan fungsional, interaksi

dalam masyarakat, kesehatan psikologi, kesehatan fisik, serta

kepuasan hidup terhadap kesehatannya yang berkaitan dengan

kesehatan gigi dan mulut. Dalam meningkatkan pengetahuan

seseorang dalam bidang kesehatan gigi dan mulut diperoleh dari

kesadaran setiap individu akan pentingnya pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut. Pengetahuan tersebut mampu memperkenalkan

kepada masyarakat tentang penyakit penyakit gigi dan mulut, upaya

penanggulangannya, serta terpenting adalah mampu menanamkan

perilaku sejak dini. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan

diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri

12
1

maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan

bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan

seseorang.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

(Notoatmodjo, 2010) mengemukakan domain kognitif yang

mempunyai enam tingkatan sebagai berikut :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil)

memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

Misalnya : tahu bahwa tomat banyak mengandung vit.c, jamban

adalah tempat membuang air besar, penyakit demam berdarah

ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepti, dan sebagainya. Untuk

mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat

menggunakan berbagai pertanyaan ,misalnya : apa tanda-tanda

anak yang kurang gizi, apa penyebab TBC, bagaimana cara

melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), dan

sebagainya.

2. Memahami (Comprhension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yng

diketahui tersebut. Misalnya : orang yang memahami cara


1

pemberantasan penyakit demam berdarah, bukan hanya

menyebutkan 3M (mengubur, menutup, dan menguras), tetapi

harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup, menguras,

dan sebagainya tempat-tempat penampungan air tersebut.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya,

seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan, ia

harus dapat membuat perencanaan program kesehatan di tempat

ia bekeja atau dimana saja. Orang yang telah paham metodologi

penelitian, ia akan udah membuat proposal penelitian di mana

saja,dan seterusnya.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-k omponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu

sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut

telah dapat membedakan, atau memisahan, mengelompokkan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek

tersebut. Misalnya, dapat membedakan antara nyamuk Aedes


1

Aegepti dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram siklus

hiadup cacing kremi , dan sebagainya.

5 Sintesis (Sinthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan logis dari

komponen-komponen pengetahuan. Dengan kata lain sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

berbagai formulsi yang sudah ada. Misalnya dapat membuat

atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang

hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dapat membuat

kesimpulan tentang artikel yang telah dibaca.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek

tertentu, penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku

di masyarakat. Misalnya, seorang ibu dapat menilai atau

menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau tidak,

seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana dan

sebagainya.
1

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2010) antara lain :

1. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan

semakin mudah untuk menerima informasi tentang objek atau

yang berkaitan dengan pengetahuan.

Pengetahuan umumnya dapat diperoleh dari informasi yang

disampaikan oleh orang tua, guru, dan media masa. Pendidikan

sangat erat kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan

merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat

diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk

menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.

2. Faktor pekerjaan

Pekerjaan seseorang sangat berpengaruh terhadap proses

mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek.

3. Pengalaman

Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan,

semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal,

maka akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang

akan hal tersebut. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan


1

dengan wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi

materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

4. Keyakinan

Keyakinan yang diperoleh oleh seseorang biasanya bisa

didapat secara turun-temurun dan tidak dapat dibuktikan

terlebih dahulu, keyakinan positif dan keyakinan negatif dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

5. Sosial Budaya

Kebudayaan berserta kebiasaan dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, presepsi, dan sikap seseorang

terhadap sesuatu

2.2. Sikap

Sikap adalah perasaan pikiran dan kecenderungan seseorang yang

kurang lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam

lingkungan. Sikap merupakan kecenderungan evaluatif terhadap stimulus

atau objek yang berdampak pada respons seseorang menyikapi objek

tersebut. Ini menunjukkan kesetujuan atau ketidaksetujuan, suka atau tidak

suka orang terhadap sesuatu (Tantri dkk, 2019).

2.2.1. Komponen Sikap

Komponen sikap menurut Allport ( 1954 ) dalam

Notoatmodjo (2010):

a. Kepercayaan (keyakinan ), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu

objek.
1

c. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave )

2.2.2. Tingkatan Sikap

Tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2010) :

1. Menerima ( Receiving )

Menerima, diartikan bahwa seseorang ( subjek )

mau dan menerima stimulus yang diberikan ( objek ).

2. Menanggapi ( Responding )

Memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi.

3. Menghargai ( Valuing )

Menghargai diartikan subjek,atau seseorang

memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus

dalam arti, membahasnya dengan orang lain dan bahkan

mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang

lain merespons

4. Bertanggung jawab ( Responsible )

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah

bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.

Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan

keyakinannya dia harus berani mengambil resiko bila ada

orang lain yang mencemoohkan atau ada resiko lain.

2.3 Tindakan

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak ( praktik ). Sikap belum

tentu terwujud dalam tindakan untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain
1

yaitu antara lain adalah fasilitas atau sarana dan prasarana (Notoatmodjo,

2010).

Praktik atau tindakan ini dapat menjadi 3 tingkatan menurut

kualitasnya,yaitu

a. Praktik terpimpin ( guided response )

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan tetapi masih

tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. Misalnya

,seorang ibu memeriksakan kehamilannya tetapi masih menunggu

diingatkan oleh bidan atau tetangganya.

b. Praktik secara mekanisme ( mechanism )

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau

mempraktikan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau

tindakan mekanis. Misalnya, seorang ibu selalu membawa anaknya ke

posyandu untuk ditimbang, tanpa harus menunggu perintah dari kader

atau petugas kesehatan.

c. Adopsi ( adoption )

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah

berkembang. Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau

mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau

perilaku yang berkualitas. Misalnya, menggosok gigi bukan sekedar

menggosok gigi, melainkan dengan teknik-teknik yang benar.

2.4 Perilaku

Menurut DepKes RI (2010) dalam Saptiwi dkk (2019), perilaku

merupakan segala sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh individu (seseorang),


2

baik yang dapat diamati (dilihat) secara langsung maupun tidak langsung.

Peran penting dalam perilaku adalah pengetahuan (knowledge), sikap

(attitude), dan tindakan (practice). Pengetahuan dan sikap merupakan suatu

hasil dari indera dan peran penting dari suatu tindakan mengingat

pengetahuan dan sikap akan dapat meningkatkan tingkat kesadaran kesehatan

Kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku. Perilaku

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik akan sangat berperan dalam

menentukan derajat kesehatan dari masing- masing individu. Oleh karena itu

perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik harus

diubah. Lingkungan sangat berperan dalam pembentukan perilaku seseorang,

di samping faktor bawaan.

Di sini peran orang tua sangat menentukan dalam melakukan

perubahan perilaku dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.

Pengetahuan dan pendidikan yang diberikan orang tua sangat membantu

pembentukan perilaku anak (Saptiwi dkk, 2019).

Menurut Skiner (1983) dalam Notoatmodjo (2010), berdasarkan teori

“S-O-R”,maka perilaku manusia dapat dikelompokkn menjadi 2 ,yaitu :

1. Perilaku Tertutup ( Covert Behavior )

Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut

masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon

seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,

pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan . Bentuk

“unobservable behavior” atau “covert behavior”. Contoh : ibu hamil

tahu pentingnya periksa hamil untuk kesehatan bayi dan dirinya sendiri
2

(pengetahuan),kemudian ibu tersebut bertanya kepada tetangganya

dimana tempat periksa hamil yang dekat (sikap).

2. Perilaku Terbuka ( Overt Behavior )

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut

sudah berupa tindakan atau praktek ini dapat diamati orang lain dari

luar atau “observable behavior”. Contoh seorang ibu hamil

memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau ke bidan praktik,

seorang penderita TB paru minum obat anti TB secara teratur, seorang

anak menggosok gigi setelah makan, dan sebagainya. Contoh-contoh

tersebut adalah berbentuk tindakan nyata, dalam bentuk kegiatan, atau

dalam bentuk praktik (practice).

2.4.1. Faktor Pembentukan Perilaku

Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010),

pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Predisposisi ( Predisposing Factors )

Faktor-faktor yang dapat mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku pada diri seseorang atau

masyarakat, adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau

masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan.

2. Faktor Pendukung ( Enabling Factors )

Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku

adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau

memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.


2

3. Faktor Penguat ( Reinforcing Factors )

Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang-

kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang atau

masyarakat.

2.4.2. Klasifikasi Perilaku

Sejalan dengan batasan perilaku kesehatan menurut Skiner

dalam Notoatmodjo (2010), maka perilaku kesehatan (health

behavior) adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek

yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan,

makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan

lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan

seseorang yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak

dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan.

Menurut Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2010), klasifikasi

tentang perilaku kesehatan, dan membedakannya menjadi tiga,

yaitu:

1. Perilaku sehat ( Healthy behavior )

Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan.

2. Perilaku sakit ( Illness behavior Behavior ).


2

Perilaku sakit adalah berkaitan dengan tindakan atau

kegiatan seseorang yang sakit dan atau terkena masalah kese

hatan pada dirinya atau keluarganya untuk mencari

penyembuhan, untuk mengatasi masalah kesehatan yang

lainnya.

3. Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior).

Dari segi sosiologi, orang yang sedang sakit mempunyai

peran (roles), yang mencakup hak-haknya (rights) dan

kewajiban sebagai orang sakit (obligation).

2.4.3. Domain Perilaku

Menurut Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2010),

membagi perilaku di dalam 3 domain ( ranah/kawasan ), meskipun

kawasan - tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas.

Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan

pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga

domain perilaku tersebut yang terdiri dari ranah kognitif ( kognitif

domain ), ranah affectif ( affectif domain ), dan ranah psikomotor

( psicomotor domain ).

Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan untuk

kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat

ranah perilaku sebagai berikut :

1. Pengetahuan (knowledge)

2. Sikap (attitude)

3. Tindakan atau Praktik (Practice)


2

2.5. Pertumbuhan Gigi

2.5.1. Pertumbuhan Gigi Sulung/ susu

Pembentukan gigi susu dimulai asejak janin masih dalam

kandungan usia 6- 8 minggu kehamilan ibu dan gigi susu pertama

akan tumbuh pada masa bayi berusia kurang lebih 6 bulan sejak ia

lahir. Masa pembentukan gigi perlu diperhatikan karena

merupakan masa rentan. Gangguan yang terjadi pada kehamilan

pada saat pembentukan struktur gigi sedang berlangsung dapat

menyebabkan kelainan pada gigi itu nantinya.

Masa pembentukan gigi susu tidak sama pada setiap anak.

Ada yang masa pertumbuhannya cepat sekali, begitu lahir sudah

ada gigi susu yang muncul, ada pula yang sampai lilin

pertamanya ditiup saat ulang tahun pertama, gigi susunya baru

mulai tumbuh. Usia yang disebut disini bisa relative, bisa lebih

atau kurang. Munculnya gigi susu normal pertama kali antara 4-6

bualn dan paling lambat adalah antara 20-26 bulan. Munculnya

gigi susu sebelum waktunya disebut premature dan munculnya

gigi yang terlambat disebut retardasi. Gigi akan tumbuh secara

lengkap sebanyak 20 buah, yaitu 10 gigi atas dan 10 gigi bawah,

pada usia antara 24 bulan sampai dengan 36 bulan. Yang sudah

tumbuh lebih cepat tidak usah khawatir, demikian dengan yang

tumbuhnya lambat. Selama masih dalam kurun waktu tersebut,

pertumbuhan masih dianggap normal.


2

Gejala-gejala yang timbul pada saat pertumbuhan gigi

biasanya adalah gusi yang terasa gatal sehingga anak mengigit-

gigit suatu benda yang menimbulkan keluarnya air liur.

Ketidaknyamanan bayin seperti demam, kemudian anak menjadi

rewel disebabkan pembentukan gigi bertepatan dengan perubahan

syaraf dan otot ( neuromuscular ) yang terjadi pada masa

perkembangan anak.

Gigi tumbuh secara berurutan yang dimulai dari gigi seri

pertama bawah, kemudian diikuti oleh gigi seri pertama atas.

Selanjutnya gigi seri kedua atas dan bawah akan tumbuh pda usia

satu tahun. Bila munculnya gigi seri pertama lambat, bisa pula

terjadi keterlambatan pada munculnya gigi seri berikutnya.

Pada usia 18 bulan akan tumbuh gigi geraham pertama atas

dan bawah yang diikuti oleh tumbuhnya gigi taring. Usia 2 tahun

tumbuh gigi geraham kedua atas dan bawah dan mencapai

tumbuh sempurna pada saat anakn berusia 3 tahun.

Pada saat gigi susu tumbuh sempurna kurang lebih usia 6

tahun, tulang rahang akan berkembang sesuai dengan lebar

lengkung rahang. Pada saat ini mulai terlihat akan terbentuk jarak

atau ruang dalam gigi yang dalam kedokteran gigi disebut

diastema. Dengan adanya diastema ini, gigi anak seolah – olah

mempunyai ukuran yang lebih kecil. Sebenarnya terjadinya

diastema ini merupakan hal yang normal, karena dengan


2

tumbuhnya gigi tetap, pengganti ruangan yang diperlukan sudah

cukup tersedia (Maulani, 2005)

Tabel 2.1. Pertumbuhan Gigi Susu ( dalam bulan )

Gigi I II III IV V
Usia RA 8-10 8-10 16-20 15-21 20-24
RB 6-9 15-21 15-21 15-21 20-24

2.5.2. Pertumbuhan Gigi Permanen

Fase gigi geligi permanen dimulai dengan tanggal gigi

sulung terakhir sampai dengan semua gigi permanent tumbuh (

tidak termasuk molar ketiga). Beberapa keadaan yang terlihat pada

gigi geligi permanen adalah

1. Pada saat oklusi gigi atas terletak lebih ke labial dan bukal

daripada gigi bawah.

2. Incisivi lebih proklinasi dan gigi–gigi posterior lebih

bukoklinasi.

3. Semua gigi permanen mempunyai kontak dengan dua gigi

antagonisnya kecuali incisive sentral bawah dan molar

kedua atas.

4. Kurva anteroposterior di rahang bawah ( kurva spee)

normal.

5. Tumpeng gigit berkisar antara 10-50% dan jarak gigit

berkisar antara 1-3 mm ( Rahardjo, 2012).

Pada periode gigi permanen, sekitar usia 14 tahun semua

gigi susu telah tanggal dan semua dan semua gigi di dalam rongga

mulut sudah merupakan gigi permanen. Dalam beberapa kasus


2

masih dapat ditemukan gigi susu pada anak-anak yang tidak

mempunyai satu jenis gigi tetap, misal saja yang terjadi pada gigi

taring. Apabila tidak berganti dengan gigi taring tetap, perlu

dilakukan rontgen foto gigi untuk melihat apakah ada benih gigi

taring tetap yang belum tumbuh atau karena memang tidak ada

benihnya ( agenesis ). Ada juga gigi taring yang ternyata tumbuh

melintang di dalam rahang atas, sehingga tidak dapat muncul

secara normal di daalam rongga mulut. Pada kasus seperti ini, gigi

susu taring tetap dipertahankan karena kalau dicabut, tidak ada gigi

tetap yang muncul sebagai penggantinya

Gigi bungsu atau gigi geraham terakhir muncul di luar

periode itu, karena baru muncul paada saat usia kurang lebih 18-24

tahun. Gigi bungsu ini juga sering mengalami hambatan tumbuh.

Gigi di dalam rongga mulut muncul secara perlahan. Pada

saat mahkota mulai terlihat di dalam rongga mulut, akar giginya

belum terbentuk dengan sempurna dan salauran akar masih terlihat

besar. Karena itu kecelakaan atau trauma yang terjadi pada masa

ini dapat menghentikan proses pertumbuhaan saluran akar untuk

dapat menutup dengan sempurna. Jadi seandainya aada trauma

pada gigi susu atau gigi tetap yang baru tumbuh, lekas-lekaslah

anak dibawa ke dokter gigi supaya giginya dapat segera dirawat,

sehingga pertumbuhan akarnya akan dapat terus berlanjut hingga

sempurna ( Maulani, 2005).


2

Tabel 2.2. Periode Pertumbuhan Gigi Tetap (Dalam Tahun)

Gigi 1 2 3 4 5 6 7 8
Usia RA 7-8 8-9 11-12 10-11 10-12 6-7 12-14 17-21
RB 6-7 7-8 9-10 10-12 11-12 6-7 11-13 17-21

2.6 Karies Gigi

2.6.1. Pengetahuan Tentang Karies Gigi

Karies gigi merupakan infeksi yang disebabkan oleh

demineralisasi email dan dentin yang berhubungan dengan

konsumsi makanan kariogenik. Terjadinya karies gigi disebabkan

oleh bakteri penyebab karies yang terdapat pada golongan

Streptococcus yang secara kolektif disebut Streptococcus mutans.

Tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih pada permukaan

gigi, ini menunjukkan area demineralisasi enamel, dan dapat

berubah menjadi cokelat tapi akhirnya akan berubah menjadi

sebuah pembentukan lubang, bercak cokelat yang kusam

merupakan tanda karies aktif. Setelah pembusukan melewati email,

dentin, yang memiliki bagian-bagian ke saraf gigi, dapat

menyebabkan sakit gigi serta linu pada gigi yang berlubang apabila

gigi tersebut terkena rangsangan dingin, panas, makanan asin dan

manis (Rosmalia, 2019).

Tidak hanya gigi orang dewasa saja yang dapat mengalami

karies gigi, melainkan pada anak-anak baik gigi susu maupun gigi

permanen juga dapat mengalami karies gigi. Anak dengan usia 6–

14 tahun merupakan usia yang rawan dan kritis yang dapat terkena

karies gigi dan pada usia tersebut mempunyai sifat khusus yaitu
2

masa dimana terjadi peralihan dari gigi susu ke gigi permanen

(Setiari dan Sulistyowati, 2017).

2.6.2. Klasifikasi Karies Gigi

Karies dapat diklasifikasikan berdasarkan daerah anatomis

tempat karies itu timbul. Dengan demikian lesi bias dimulai pada

pit dan fissure atau pada permukaan halus. Lesi permukaan halus

dimulai pada email atyau sementumdan dentin akar yang terbuka

(karies akar). Kemungkinan lain karies bias timbul pada tepian

restorasi. Ini disebut karies rekuren atau karies sekunder.

Karies bisa juga digolongkan berdasarkan keparahan atau

kecepatan berkembangnya. Gigi dan permukaan gigi yang terkena

bias berbeda-beda bergantung pada tingkat keparahan karies yang

dihadapi. Oleh karena itu karies disebut karies ringan jika yang

terkena karies adalah daerah yang memang sangat rentan terhadap

karies misalnya permukaan oklusal gigi molar permanen.

Dikatakan moderat jika karies meliputi permukaan oklusal dan

proksimal gigi posterior dan dikatakan parah jika karies telah

menyerang gigi anterior, suatudaerah yang biasanya bebas karies.

Hal ini menumbuhkan konsep variasi individu gigi. Sebagai

tambahan, kerentanan dan perlakuan pasien terhadap karies

berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan demikian pentinglah

kiranya menyesuaikan perawatan dengan kebutuhan masing-

masing individu.
3

Karies rampant adalah nama yang diberikan kepada kerusakan

yang meliputi beberapa gigi yang cepat sekali terjadinya, seringkali

meliputi permukaan gigi yang biasanya bebas karies. Keadaan ini

terutama dapat dijumpai gigi sulung bayi yang selau menghisap dot

yang berisi gula atau dicelupkan dahulu pada larutan gula. Karies

rampant dapat juga dijumpai pada gigi permanen remaja dan hal ini

biasanya disebabkan oleh seringnya makan kudapan kariogenik

dan minuman manis diantara waktu makannnya. Juga dapat

dijumpai pada mulut yang salivanya berkurang secara drastic (

xerostomia ). Penyebab xerostomia acut biasanya karena radiasi

pada daerah kalenjar liur, pad penderita tumor ganas.

Berbeda sekali dengan karies rampant adalah karies terhenti.

Terminology ini menggambarkan suatu lesi karies yang tidak

berkembang. Hal ini dapat dijumpai jika lingkungan oral telah

berubah dari yang tadinya memudahkan timbulnya karies ke

keadaan yang cenderung untuk menghentikan karies ( Kidd dan

Bechal, 1992 )

2.6.3. Penyebab Terjadinya Karies Gigi

Proses terjadinya karies pada gigi melibatkan beberapa faktor

yang tidak berdiri sendiri tetapi saling bekerjasama. Ada 4 faktor

penting yang saling berinteraksi dalam pernbentukan karies gigi,

yaitu:
3

a. Mikroorganisme

Mikroorganisme sangat berperan menyebabkan

karies. Streptococcus mutans dan Lactobacillus merupakan

2 dari 500 bakteri yang terdapat pada plak gigi dan

merupakan bakteri utama penyebab terjadinya karies. Plak

adalah suatu massa padat yang merupakan kumpulan

bakteri yang tidak terkalsifikasi, melekat erat pada

permukaan gigi, tahan terhadap pelepasan dengan berkumur

atau gerakan fisiologis jaringan lunak. Plak akan terbentuk

pada semua permukaan gigi dan tambalan,

perkembangannya paling baik pada daerah yang sulit untuk

dibersihkan, seperti daerah tepi gingival, pada permukaan

proksimal, dan di dalam fisur. Bakteri yang kariogenik

tersebut akan memfermentasi sukrosa menjadi asam laktat

yang sangat kuat sehingga mampu menyebabkan

demineralisasi.

b. Gigi (Host)

Morfologi setiap gigi manusia berbeda-beda,

permukaan oklusal gigi memiliki lekuk dan fisur yang

bermacam-macam dengan kedalaman yang berbeda pula.

Gigi dengan lekukan yang dalam merupakan daerah yang

sulit dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang melekat

sehingga plak akan mudah berkembang dan dapat


3

menyebabkan terjadinya karies gigi. Karies gigi sering

terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi

susu maupun gigi permanen. Gigi susu akan mudah

mengalami karies pada permukaan yang halus sedangkan

karies pada gigi permanen ditemukan dipermukaan pit dan

fisur.

c. Makanan

Peran makanan dalam menyebabkan karies bersifat

lokal, derajat kariogenik makanan tergantung dari

komponennya. Sisa-sisa makanan dalam mulut

(karbohidrat) merupakan substrat yang difermentasikan

oleh bakteri untuk mendapatkan energi. Sukrosa dan gluosa

di metabolismekan sedemikian rupa sehingga terbentuk

polisakarida intrasel danekstrasel sehingga bakteri melekat

pada permukaan gigi. Selain itu sukrosa juga menyediakan

cadangan energi bagi metabolisme kariogenik. Sukrosa

oleh bakteri kariogenik dipecah menjadi glukosa dan

fruktosa, lebih lanjut glukosa ini dimetabolismekan menjadi

asam laktat, asam format, asam sitrat dan dekstran.

d. Waktu

Karies merupakan penyakit yang berkembangnya

lambat dan keaktifannya berjalan bertahap serta merupakan

proses dinamis yang ditandai oleh periode demineralisasi


3

dan remineralisasi. Kecepatan karies anak-anak lebih

tinggi dibandingkan dengan kecepatan kerusakan gigi orang

dewasa ( Ramayanti dan Purnakarya, 2013 ).

2.6.4. Akibat Karies Gigi Yang Tidak Dirawat

. Jika karies gigi dibiarkan tidak dirawat, proses karies

akan terus berlanjut sampai ke lapisan dentin dan pulpa gigi,

apabila sudah mencapai pulpa gigi biasanya penderita

mengeluh giginya terasa sakit. Jika tidak dilakukan perawatan,

akan menyebabkan kematian pulpa, serta proses radang terus

berlanjut sampai ke tulang alveolar. Beberapa masalah akan

timbul pada karies yang tidak dirawat apabila dibiarkan seperti

pulpitis, ulserasi, fistula, dan abces. Dampak karies jika

tidak dirawat akan mempengaruhi kualitas hidup meliputi

gangguan pada dimensi keterbatasan fungsi, rasa sakit fisik,

ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan fisik,

ketidakmampuan psikis, ketidakmampuan sosial, dan

hambatan lainnya (Simaremare dan Siregar, 2017).

Jika tidak diobati, karies gigi dapat menyebabkan sakit,

gangguan penyerapan makanan, memengaruhi pertumbuhan tubuh

anak dan hilangnya waktu sekolah (Silaban dkk, 2018). Dampak

yang ditimbulkan akibat karies gigi yang terjadi pada anak-anak

akan menghambat proses perkembangan pada anak salah satunya

adalah tingkat kecerdasan anak semakin menurun yang apabila


3

terjadi terus menerus dan dalam jangka waktu yang panjang akan

memengaruhi kualitas hidup anak (Setiari dan Sulistyowati, 2017).

2.6.5. Pencegahan Karies Gigi

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya

dilakukan sedini mungkin sehingga karies gigi dapat dicegah agar

tidak sampai terjadi pada anak-anak. Sekolah merupakan salah satu

lingkungan yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk

mengalahkan promosi kesehatan gigi. Teknik dan metode yang

dapat dilakukan di sekolah terkait dengan promosi kesehatan gigi

dapat dilakukan oleh guru melalui ceramah umum (Setiari dan

Sulistyowati, 2017).

Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dalam tiga tahap

yaitu tahap pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan

primer bertujuan untuk rnencegah terjadinya penyakit dan

mempertahankan keseimbangan fisiologis. Pencegahan sekunder

bertujuan untuk mendeteksi karies secara dini dan intervensi untuk

rnencegah berlanjutnya penyakit. Pencegahan tersier ditujukan

untuk rnencegah meluasnya penyakit yang akan menyebabkan

hilangnya fungsi pengunyahan dan gigi

a. Pencegahan primer (Drummond)

Pencegahan primer dapat dilakukan dengan berbagai cara,

yaitu :
3

1. Modifikasi diet

Untuk rnencegah terjadinya karies gigi maka perlu

dilakukan modifikasi diet melalui berbagai cara,yaitu :

a) Memperbanyak memakan makanan kariostatik seperti

lemak,protein dan fluor.

Lemak dapat meningkatkan pH saliva setelah

mengkonsumsi karbohidrat. Lemak harus dikonsumsi

sebelum memakan makanan yang manis. Protein

meningkatkan urea saliva yang dapat menetralisir asam.

Mengkonsumsi makanan tinggi protein setelah makan

karbohidrat dapat mengembalikan pH menjadi 7 dengan

cepat. Fluor dapat rnencegah terjadinya karies. Fluor

secara alami terdapat dalam jumlah yang kecil pada teh

dan makanan laut. Fluor dari makanan, air atau minuman

melindungi gigi dari serangan asam. Fluor mempunyai

efek anti bakteri dan anti plak.

b) Mengganti gula

Gula sintetik seperti saccharine dan aspartam serta

gula alkohol banyak digunakan pada makanan untuk

mengurangi karies. Gula sintetik dan gula alkohol bersifat

non cariogenic. Contoh dari gula alkohol adalah xylitol,

sorbitol dan maltitol.


3

Xylitol merupakan bentuk alkohol darixylose dan

merupakan pengganti gula yang paling baik karena bakteri

plak tidak bisa memetabolisme xylitol dan dapat

mengurangi Streptococcus mutans pada rriulut. Peneliti dari

Universitas Michigan menemukan bahwa anak sekolah

yang mengunyah permen karet xylitol selama 5 menit, 3-5

kali sehari dapat mengurangi karies dan remineralisasi lesi

awal karies.

Sorbitol merupakan bentuk alkohol dari sukrosa

yang dibuat dengan menambahkan hidrogen pada glukosa.

Penelitian menyimpulkan bahwa mengunyah permen karet

sorbitol setelah makan dapat mengurangi terjadinya karies

gigi secara signifikan. Sorbitol secara alami terdapat pada

buah buahan dan sayur- sayuran.

Maltitol merupakan bentuk alkohol dari mannose.

Secara alami terdapat pada nenas, asparagus, kentang dan

wortel.

c) Mengurangi mengkonsumsi makanan yang manis dan

asam.

d) Mengurangi konsurnsi snack yang mengandung

karbohidrat sebelurn tidur.

e) Mengkombinasikan makanan, seperti memakan makanan

manis setelah makan protein dan lemak atau setelah

konsurnsi keju setelah memakan makanan yang manis.


3

f) Kombinasikan makanan mentah dan renyah yang dapat

menstimulasi saliva dengan makanan yang dimasak.

g) Buah-buahan yang asam dapat menstimulasi produksi

saliva.

h) Membatasi meminum minuman yang manis.

2. Pemakaian fluor

Fluor berfungsi menghambat enzim pembentukan asam

oleh bakteri, menghambat kerusakan email lebih lanjut, serta

membantu remineralisasi pada lesi awal karies. Fluor dapat

diberikan dalam bentuk fluoridasi air minum, pasta gigi, obat

kumur,dan tablet fluor.

3. Pit dan fissure sealant

Pit dan fissure sealant yaitu penutupan pit dan fissure yang

dalam yang beresiko terhadap karies.

4. Pengendalian plak

Pengendalian plak dapat dilakukan dengan tindakan secara

mekanis yaitu dengan penyikatan gigi dan penggunaan alat-alat

bantu lain seperti benang gigi, tusuk gigi dan sikat interdental

serta tindakan secara kimiawi yaitu dengan menggunakan

antibiotik dan senyawa-senyawa anti bakteri lain selain

antibiotik.
3

b. Tahap pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan

pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta penambalan pada

gigi berlubang.

c. Tahap pencegahan tersier

Pencegahan tersier dilakukan dengan cara perawatan pulpa

( akar gigi ) atau melakukan pencabutan gigi ( Ramayanti dan

Purnakarya, 2013 ).
BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Pendidikan
Pengetahuan

Pekerjaan

Pengalaman Sikap

Keyakinan
Perilaku
Sosial budaya

Status Kesehatan

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Tidak diteliti Diteliti

Sumber : Teori Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2010)

39
40

Narasi : Menurut Notoatmodjo, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain faktor pendidikan, pekerjaan, pengalaman, keyakinan

dan sosial budaya. Menurut Benyamin Bloom, dari pengetahuan seseorang dapat

mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu hal sehingga akan terbentuk

perilaku dari orang tersebut. Pengetahuan ibu tentang karies gigi juga dipengaruhi

faktor Pendidikan, pekerjaan, pengalaman, keyakinan, dan social budaya.

Pengetahuan ibu akan mempengaruhi sikap ibu yang nantinya akan

mempengaruhi perilaku ibu terkait dengan karies gigi. Perilaku ibu tersebut

dapat mempengaruhi status kesehatan gigi anaknya.


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

4.2. Sasaran Penelitian

Ibu dari siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri sebanyak 38 orang.

4.3. Lokasi Penelitian

SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

4.4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2019 - Februari 2020

4.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner.

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini yaitu lembar kuisioner.

4.7. Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

1. Koordinasi dengan pihak sekolah untuk meminta waktu saat

pengambilan rapor siswa kelas 1, dengan tujuan untuk membagikan

kuisioner yang nantinya diberikan kepada ibu / wali murid siswa kelas 1

yang datang saat pengambilan rapor.

2. Menjelaskan kepada ibu / wali murid yang datang ke sekolah petunjuk

pengisian lembar kuisioner.

41
4

3. Kuisioner dikumpulkan setelah diisi oleh ibu / wali murid siswa kelas

yang datang ke sekolah.

4.8 Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menghitung rata-rata jawaban berdasarkan setiap jawaban dari responden.

Jumlah seluruh jawaban yang diperoleh dari responden dihitung kemudian

dirata-rata, dipersentase dan disajikan dalam bentuk tabel.

4.9 Definisi Operasional

Tabel 4.1

Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Alat Kriteria


Operasional Ukur
Pengetahu Segala Kuisioner *Keterangan
-an ibu sesuatu yang Penilaian
tentang diketahui Jawaban :
karies gigi oleh ibu a.Benar = 1
tentang karies b.Salah = 0
meliputi
1.Pengetahu- 1.Karies gigi *Perhitungan
an tentang adalah lubang penilaian :
karies gigi gigi. JawabanbenarX100%
2.Tanda awal Jumlah soal
adanya karies = nilai persentase
gigi adalah
adanya *Kriteria Penilaian :
bercak putih
pada a. Baik jika persentase
permukaan >75%
gigi.
b. Cukup jika
3.Tanda
persentase 60-75%
karies aktif
adalah c. Kurang jika
adanya tanda persentase < 60%
bercak coklat
4

yang kusam (Arikunto, 2010)


yang
nantinya akan
berubah
membentuk
lubang gigi.
4.Karies
gigi/lubang
gigi biasa
terjadi pada
gigi
permanen
dan gigi
sulung
2. Penyebab 1.Penyebab Kuisioner
terjadinya terjadinya
karies/luba karies gigi
ng gigi meliputi
gigi,bakteri,
makanan
karbohidrat,
waktu

2.Makanan
yang dapat
memicu
terjadinya
karies gigi
adalah
karbohidrat
yang manis
dan lengket

3.Karies pada
anak-anak
dapat
disebabkan
juga oleh
pemberian
makan dan
minum
dengan cairan
4

manis.

4.Karies gigi
dapat juga
disebabkan
oleh anatomi
gigi dengan
permukaan
yang tidak
rata

3.Akibat Akibat Kuisioner


karies gigi karies yang
yang tidak tidak dirawat
dirawat adalah :

1. Lubang
gigi tambah
parah dan
menyebabkan
sakit

2.Pada anak-
anak dapat
menyebabkan
gangguan
pengunyahan,
sehingga
menyebabkan
penyerapan
makanan
terganggu.

3.Bila karies
tambah parah
tidak dirawat
dapat terjadi
pencabutan
pada gigi.

4. Pencega- Berbagai Kuisioner


han karies macam cara
gigi yang dapat
mencegah
4

terjadinya
karies.,
meliputi :

1.
Menggosok
gigi secara
teratur
minimal 2
kali sehari.

2.Waktu
yang tepat
saat menyikat
gigi adalah
pagi setelah
makan dan
malam
sebelum tidur

3. Konsumsi
makanan
yang
menyehatkan
gigi dan
mengandung
serat dan air
gigi,misal
buah dan
sayur.

4. Melakukan
kunjungan ke
poli gigi
setiap 6 bulan
sekali

.
BAB 5

HASIL PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA

5.1 Gambaran Umum

Penelitian ini dilakukan pada ibu dari siswa kelas 1 di SDN Kawedusan 2

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri yang beralamatkan di Dusun

Kwarasan Desa Kawedusan Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, yang

lokasinya berdekatan dengan puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri.

Jumlah responden yang diteliti adalah 38 orang. Responden adalah ibu dari

siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 yang sebagian besar tinggal di desa sekitar

sekolah dan sebagian kecil di desa tetangga. Jarak antara SDN Kawedusan 2

dengan Puskesmas Plosoklaten ± 3 km, tidak terlalu jauh tapi harus ditempuh

dengan kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan umum yang tersedia.

Usia responden yang telah mengisi data kuisioner adalah 24 tahun sampai

dengan 45 tahun, rata-rata usia responden terbanyak adalah 26-37 tahun.

Tabel 5.1 Daftar Pekerjaan Ibu Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.

PEKERJAAN JUMLAH PEKERJAAN


NO ( %)
RESPONDEN RESPONDEN
1 Ibu Rumah Tangga 23 60,5
2 Pegawai Negeri Sipil 2 5,3
3 Swasta 4 10,5
4 Wiraswasta 9 23,7
TOTAL 38 100

46
4

Analisa : Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

pekerjaan dari ibu siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri adalah berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan

wiraswasta, sebagian kecil berprofesi sebagai pegawai negeri sipil dan

pegawai swasta.

5.2 Hasil Pengumpulan Data dan Analisa Data

Tabel 5.2 Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Pada
Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosokaten Kabupaten
Kediri Tahun 2020.

Jawaban Responden
No. Kuisioner Kategori
Benar % Salah %
1 Arti karies gigi 31 81,6 7 18,4 Baik
2 Tanda awal karies gigi 19 50 19 50 Kurang
3 Tanda karies aktif
pada gigi 29 76,3 9 23,7 Baik
4 Akibat tanda awal
karies diabaikan 25 65,8 13 34,2 Cukup
JUMLAH 104 68,4 48 31,6 Cukup

Sumber : Primer, data kuisioner

Analisa : Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu

tentang karies gigi dari siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri termasuk kategori cukup. Responden cukup

banyak yang sudah tahu dan paham tentang karies gigi, tetapi untuk jawaban

kuisioner tentang tanda awal karies gigi masih menunjukkan kategori kurang.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Karies


Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.
4

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 9 23,7
Cukup 15 39,5
Kurang 14 36,8
TOTAL 38 100

Berdasarkan tabel 5.3 sebagian besar responden memiliki pengetahuan

dengan kategori cukup.

Tabel 5.4 Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab Terjadinya


Karies Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.

Jawaban Responden
No. Kuisioner Kategori
Benar % Salah %
1 Sayuran sebagai
penyebab karies gigi. 23 60,5 15 39,5 Cukup
2 Contoh makanan yang
memicu terjadinya karies 31 81,6 7 18,4 Baik
gigi.
3 Jenis makanan yang
25 65,8 13 34,2 Cukup
memicu karies.
4 Struktur permukaan
gigi yang menyebabkan 29 76,3 9 23,7 Baik
karies.
JUMLAH 108 71,1 44 28,9 Cukup

Sumber : Primer, data kuisioner

Analisa : Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu

tentang penyebab terjadinya karies gigi dari siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri termasuk kategori cukup.

Responden cukup tahu dan paham tentang penyebab terjadinya karies,

khususnya tentang sayuran termasuk penyebab karies gigi atau tidak, makana
4

n yang memicu terjadinya karies, jenis makanan yang memicu terjadinya

karies, serta struktur permukaan gigi yang dapat menyebakan terjadinya

karies.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab


Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 11 29
Cukup 14 36,8
Kurang 13 34,2
TOTAL 38 100

Berdasarkan tabel 5.5 sebagian besar responden memiliki pengetahuan

dengan kategori cukup.

Tabel 5.6 Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Tentang Akibat Karies Gigi
Yang Tidak Dirawat Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.

Jawaban Responden
No. Kuisioner Kategori
Benar % Salah %
1 Akibat karies gigi yang
tidak dirawat 25 65,8 13 34,2 Cukup
2 Akibat karies gigi yang
tidak dirawat pada 27 71,1 11 28,9 Cukup
anak-anak
3 Akibat terparah karies
30 78,9 8 21,1 Baik
yang tidak dirawat
JUMLAH 82 71,9 32 28,1 Cukup

Sumber : Primer, data kuisioner


5

Analisa : Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu

tentang akibat karies gigi yang tidak dirawat pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri termasuk dalam

kategori cukup. Responden cukup tahu dan paham tentang akibat karies gigi

yang tidak dirawat, akibat karies gigi yang tidak dirawat pada anak-anak,

serta akibat terparah apabila karies gigi tidak dirawat.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Akibat


Karies Gigi Yang Tidak Dirawat Pada Siswa Kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun
2020.

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 14 36,8
Cukup 18 47,4
Kurang 6 15,8
TOTAL 38 100

Berdasarkan tabel 5.7 sebagian besar responden memiliki pengetahuan


dengan kategori cukup.

Tabel 5.8 Distribusi Jawaban Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan


Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.

Jawaban Responden
No. Kuisioner Kategori
Benar % Salah %
1 Frekuensi menyikat
34 89,5 4 10,5 Baik
gigi yang baik
2 Waktu yang tepat untuk
26 68,4 12 31,6 Cukup
menyikat gigi
3 Cara mencegah gigi
28 73,7 10 26,3 Cukup
berlubang
4 Waktu yang tepat
30 78,9 8 21,1 Baik
memeriksakan gigi
JUMLAH 118 77,6 34 22,4 Baik
5

Sumber : Primer, data kuisioner

Analisa : Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa pengetahuan ibu

tentang pencegahan terjadinya karies gigi pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri termasuk dalam

kategori baik. Responden cukup tahu dan paham tentang cara pencegahan

terjadinya karies gigi khususnya tentang frekuensi menyikat gigi yang baik,

waktu yang tepat untuk menyikat gigi, cara mencegah gigi berlubang, serta

kapan waktu yang tepat untuk memeriksakan gigi.

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Ibu Tentang


Pencegahan Terjadinya Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN
Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun
2020.

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 15 39,5
Cukup 15 39,5
Kurang 8 21
TOTAL 38 100

Berdasarkan tabel 5.9 sebagian besar responden memiliki pengetahuan

dengan kategori cukup dan baik.

Tabel 6.0 Distribusi Jawaban Tentang Analisis Pengetahuan Ibu Tentang


Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan
Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020.

Jawaban Responden
No. Kuisioner Kategori
Benar % Salah %
1 Karies gigi 104 68,4 48 31,6 Cukup
2 Penyebab karies gigi 108 71,1 44 28,9 Cukup
5

3 Akibat karies tidak


82 71,9 32 28,1 Cukup
dirawat
4 Pencegahan terjadinya
118 77,6 34 22,4 Baik
karies gigi
TOTAL 412 72,3 158 27,7 Cukup

Analisa : Berdasarkan tabel 6.0 menunjukkan bahwa diketahuinya

gambaran pengetahuan ibu tentang karies gigi pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun 2020

termasuk dalam kategori cukup.


BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu

Tentang Karies Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri. Berdasarkan analisis data maka dapat dilakukan pembahasan

sebagai berikut :

6.1 Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada Ibu dari siswa kelas 1

SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, dapat

diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi pada siswa kelas

1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri termasuk

dalam kategori cukup. Pengetahuan tentang karies gigi yang dimaksud disini

adalah pengetahuan tentang arti dari karies gigi, tanda awal terjadinya karies

gigi, tanda karies aktif pada gigi dan akibat tanda awal karies gigi yang

diabaikan.

Berdasarakan data penelitian diketahui sebagian besar tidak tahu tentang

tanda awal terjadinya karies gigi. Sebagian kecil responden tidak tahu tentang

akibat tanda awal karies gigi yang diabaikan.

Menurut Rosmalia (2019), tanda awal dari lesi karies adalah bercak putih

pada permukaan gigi, ini menunjukkan area demineralisasi enamel, dan dapat

berubah menjadi cokelat tapi akhirnya akan berubah menjadi sebuah

pembentukan lubang, bercak cokelat yang kusam merupakan tanda karies

53
5

aktif. Setelah pembusukan melewati email, dentin, yang memiliki bagian-

bagian ke saraf gigi, dapat menyebabkan sakit gigi serta linu pada gigi yang

berlubang apabila gigi tersebut terkena rangsangan dingin, panas, makanan

asin dan manis.

6.2 Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab Terjadinya Karies Gigi

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada Ibu dari siswa kelas 1

SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, dapat diketahui

bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang penyebab terjadinya karies gigi pada

siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

termasuk dalam kategori cukup. Pengetahuan tentang penyebab terjadinya

karies gigi yang dimaksud disini adalah pengetahuan tentang sayuran sebagai

penyebab terjadinya karies gigi, contoh makanan yang memicu terjadinya

karies gigi, jenis makanan yang memicu terjadinya karies gigi, dan struktur

permukaan gigi yang menyebabkan karies gigi.

Data penelitian menunjukkan sebagian kecil responden tidak tahu tentang

sayuran penyebab karies gigi dan jenis makanan yang dapat memicu karies

sedangkan sebagian besar tahu contoh makanan yang dapat memicu terjadinya

karies gigi serta struktur permukaan gigi yang menyebakan karies gigi..

Menurut Ramayanti dan Purnakarya (2013), peran makanan dalam

menyebabkan karies bersifat lokal, derajat kariogenik makanan tergantung

dari komponennya. Sisa-sisa makanan dalam mulut (karbohidrat) merupakan

substrat yang difermentasikan oleh bakteri untuk mendapatkan energi.

Sukrosa dan gluosa di metabolismekan sedemikian rupa sehingga terbentuk

polisakarida intrasel dan ekstrasel sehingga bakteri melekat pada permukaan


5

gigi. Selain itu sukrosa juga menyediakan cadangan energi bagi metabolisme

kariogenik. Sukrosa oleh bakteri kariogenik dipecah menjadi glukosa dan

fruktosa, lebih lanjut glukosa ini dimetabolismekan menjadi asam laktat,

asam format, asam sitrat dan dekstran.

6.3 Pengetahuan Ibu Tentang Akibat Karies Gigi Yang Tidak Dirawat

Berdasarkan penelitian dan analisis data pada Ibu dari siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, dapat diketahui

bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang akibat karies gigi yang tidak dirawat

pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri termasuk dalam kategori cukup. Pengetahuan tentang akibat karies gigi

yang tidak dirawat disini yang dimaksud adalah akibat karies gigi yang tidak

dirawat, akibat karies gigi yang tidak dirawat pada anak-anak, serta akibat

terparah apabila karies gigi tidak dirawat.

Berdasarkan data peneliti sebagian kecil responden tidak tahu tentang

akibat karies gigi yang tidak dirawat dan akibat karies tidak dirawat pada

anak-anak. Sedangkan sebagian besar tahu tentang akibat terparah apabila

karies gigi tidak dirawat.

Jika karies gigi dibiarkan tidak dirawat, proses karies akan terus berlanjut

sampai kelapisan dentin dan pulpa gigi, apabila sudah mencapai pulpa gigi

biasanya penderita mengeluh giginya terasa sakit. Jika tidak dilakukan

perawatan, akan menyebabkan kematian pulpa, serta proses radang terus

berlanjut sampai ke tulang alveolar. Beberapa masalah akan timbul pada

karies yang tidak dirawat apabila dibiarkan seperti pulpitis, ulserasi, fistula,

dan abces. Dampak karies jika tidak dirawat akan mempengaruhi kualitas
5

hidup meliputi gangguan pada dimensi keterbatasan fungsi, rasa sakit fisik,

ketidaknyamanan psikis, ketidakmampuan fisik, ketidakmampuan psikis,

ketidakmampuan sosial dan hambatan lainnya (Simaremare dan Siregar,

2017)..

6.4 Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Terjadinya Karies Gigi

Berdasarkan penelitian dan analisis datapada Ibu dari siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat diketahui

bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan terjadinya karies gigi pada

siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

termasuk dalam kategori baik. Pengetahuan tentang pencegahan terjadinya

karies yang dimaksud disini adalah frekuensi menyikat gigi yang baik, cara

yang tepat untuk menyikat gigi, cara mencegah gigi berlubang, dan waktu

yang tepat untuk memeriksakan gigi.

Sebagian besar responden tahu frekuensi menyikat gigi yang baik dan

waktu yang tepat untuk memeriksakan gigi, sedangkan sebagian kecil

responden tidak tahu tentang cara yang tepat menyikat gigi dan cara mencegah

gigi berlubang.

Pencegahan karies gigi dapat juga dilakukan dengan pengendalian plak,

hal ini didukung oleh pernyataan Ramayanti dan Purnakarya (2013 ) yaitu

pengendalian plak dapat dilakukan dengan tindakan secara mekanis yaitu

dengan penyikatan gigi dan penggunaan alat-alat bantu lain seperti benang

gigi, tusuk gigi dan sikat interdental serta tindakan secara kimiawi yaitu

dengan menggunakan antibiotik dan senyawa-senyawa anti bakteri lain selain

antibiotik.
5

6.5 Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

Sesuai hasil penilitian dapat disimpulkan pengetahuan ibu tentang karies

gigi pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri termasuk dalam kategori cukup.

Pengetahuan ibu siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri kemungkinan dapat disebabkan karena faktor pendidikan

ibu yang sebagian besar adalah setingkat SLTP dan SLTA. Tingkat

Pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap pemahaman ibu pada

pengetahuan yang diperoleh, sehingga dapat mempengaruhi sikap ibu dalam

memahami pengetahuan tentang karies gigi dan berpengaruh pada perilaku

ibu dalam mencegah terjadinya karies gigi. Misalnya tetap memberikan

makanan yang manis dan lengket kepada anak, mengabaikan tanda awal

terjadinya karies selama tidak ada keluhan pada anak. Hal ini didukung teori

Notoatmodjo (2010) tentang pendidikan yaitu pendidikan sangat erat

kaitannya dengan pengetahuan, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia yang sangat diperlukan untuk pengembangan diri. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah untuk

menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan teknologi.

Pengetahuan ibu siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri juga kemungkinan juga dipengaruhi oleh faktor pekerjaan

ibu. Menurut pernyataan Notoatmodjo (2010), pekerjaan seseorang sangat

berpengaruh terhadap proses mengakses informasi yang dibutuhkan terhadap

suatu objek. Sebagian besar dari ibu siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2
5

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri adalah ibu rumah tangga.

Walaupun sebagian besar pekerjaan ibu siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri adalah ibu rumah tangga yang

mana lebih banyak waktu bersama anaknya serta mengakses informasi, tetapi

pada kenyataannya hasil pemeriksaan pada siswa kelas 1 menunjukkan hasil

persentase karies yang tinggi. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena

ibu tidak mempergunakan waktunya untuk mengakses informasi yang

berhubungan dengan karies gigi, tetapi untuk mengakses informasi lain yang

tidak ada hubungannya dengan karies gigi. Sehingga pengetahuan ibu tentang

karies gigi tetap kurang. Ibu siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan

Plosoklaten Kediri tidak dapat memberikan informasi kepada anaknya

tentang kesehatan gigi. Akibatnya persentase karies pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri tinggi.

Pengetahuan responden kemungkinan juga dipengaruhi faktor pengalaman

ibu tentang karies gigi yang kurang untuk dirinya sendiri. Menurut

Notoatamodjo (2010), yaitu pengalaman seseorang sangat mempengaruhi

pengetahuan, semakin banyak pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka

akan semakin bertambah pula pengetahuan seseorang akan hal tersebut.

Kurangnya pengetahuan dan pengalaman ibu tentang kesehatan gigi

khususnya tanda awal terjadinya karies sangat berpengaruh pada

perkembangan karies gigi menjadi lebih parah dari sebelumnya. Karena

ketidaktahuannya tentang tanda awal terjadinya karies, sehingga ibu

cenderung mengabaikan kondisi gigi anaknya, sehingga menyebabkan

terbentuknya karies yanglebih parah.


5

Faktor keyakinan juga sangat berpengaruh pada pengetahuan ibu tentang

karies gigi pada anak. Menurut Notoatmodjo (2010), keyakinan yang

diperoleh oleh seseorang biasanya bisa didapat secara turun-temurun dan

tidak dapat dibuktikan terlebih dahulu, keyakinan positif dan keyakinan

negatif dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Keyakinan ibu akan

pentingnya kesehatan gigi, akan mempengaruhi pengetahuan yang ada pada

diri ibu. Jika ibu yakin akan pentingnya menjaga kesehatan gigi, maka

pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan baik, begitu pula sebaaliknya.

Selain itu pengetahuan ibu dapat juga dipengaruhi oleh faktor sosial

budaya. Hal ini didukung oleh Notoatmodjo (2010), yaitu kebudayaan

berserta kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan,

presepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Hasil penelitian diketahui

pengetahuan ibu tentang karies dalam kategori cukup. Kemungkinan dapat

dipengaruhi oleh budaya yang ibu percayai atau ikuti dalam lingkungan

sosialnya. Misalnya para ibu beranggapan bahwa minyak cengkeh dapat

mengobati sakit gigi. Hal ini dikarenakan para ibu memiliki budaya yang

diikuti yaitu apabila sakit gigi maka cukup diberikan minyak cengkeh.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui penelitian dalam kategori cukup.

Sedangkan hasil pemeriksaan pada 38 siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dengan persentase karies yang

cukup tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pengetahuan ibu

tentang karies gigi belum maksimal, sehingga menyebabkan sikap ibu yang

kurang memperhatikan kondisi gigi anaknya terutama tentang karies gigi.

Akibatnya kesadaran perilaku ibu terhadap penanganan karies gigi pada anak
6

kurang maksimal. Sehingga menyebabkan hasil pemeriksaan karies pada

siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

menunjukkan persentase karies yang tinggi. Perilaku ibu tersebut akan

mempengaruhi status kesehatan gigi anaknya. Keadaan ini sesuai dengan

hasil penelitian pada ibu siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun 2020 yang menyimpulkan adanya

hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap status kesehatan

gigi.

Hasil penelitian A’yunn dkk (2016) juga menyebutkan bahwa perilaku ibu

berpengaruh positif terhadap risiko karies pada anak, yaitu semakin buruk

perilaku ibu, semakin tinggi risiko karies. Perilaku ibu yang buruk dalam

penyediaan makanan anak, karena ibu cenderung menyediakan makan

yang disukai anak-anak, yaitu makanan kariogenik. Perilaku ibu dalam

pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi anak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap risiko karies pada anak. Artinya semakin buruk

pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi anak oleh ibu, semakin tinggi risiko

karies pada anak. Peran ibu dalam pencegahan terjadinya karies pada anak

usia sekolah adalah dengan melakukan pemeriksaan rutin ke pelayanan

kesehatan gigi.
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian pengetahuan ibu siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengetahuan ibu tentang karies gigi pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan

2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri termasuk dalam kategori

cukup.

2. Pengetahuan ibu tentang penyebab terjadinya karies gigi pada siswa kelas

1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabuapaten Kediri

termasuk dalam kategori cukup.

3. Pengetahuan ibu tentang akibat karies gigi yang tidak dirawat pada siswa

kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

termasuk dalam kategori cukup.

4. Pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi pada siswa kelas 1 SDN

Kawedusaan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri termasuk dalam

kategori baik.

5. Pengetahuan ibu tentang karies gigi pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan

2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri termasuk dalam kategori

cukup.

61
6

7.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang karies gigi pada siswa

kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri dan

kesimpulan diatas dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan para guru mendukung pengetahuan anak tentang kesehatan

gigi dan mulut, dapat diadakan kegiatan sikat gigi bersama setiap satu

minggu sekali, dimana para guru sebelumnya telah mendapatkan

pelatihan dari petugas Tenaga Kesehatan, untuk menambah pengetahuan

serta kesadaran anak tentang pentingnya menyikat gigi untuk menjaga

kesehatan gigi dan mulut.

2. Bagi Tenaga Kesehatan / Pelayanan Kesehatan

Diharapkan para tenaga kesehatan / pelayanan kesehatan agar bekerja

sama dengan pihak sekolah untuk dapat mengumpulkan para ibu dari

siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

Kediri dalam memberikan penyuluhan secara berkala kepada ibu tentang

karies gigi, penyebab terjadinya karies gigi, akibat karies gigi tidak

dirawat, sehingga dapat menambah pengetahuan ibu agar dapat merubah

perilakunya dalam mengawasi, menjaga, dan meningkatkan kesehatan

gigi dan mulut anak sehingga dapat mencegah terjadinya karies. Apabila

pengetahuan ibu baik maka dapat memelihara kesehatan gigi dan mulut

anak dengan baik pula.

3. Bagi peneliti selanjutnya


6

Diharapakan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

peneliti yang lain yang akan melakukan penelitian dimasa yangakan

mendatang yaitu sebagai bahan masukan mengenai pengetahuan ibu

tentang karies gigi pada siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri, serta untuk peneliti selanjutnya hendaknya

menggali lebih dalam gambaran atau faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan ibu tentang karies gigi pada siswa kelas 1

SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, N. 2018. Hubungan Status Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Sekolah
dengan Pelaksanaan UKGS ( Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) di Sekolah
Dasar dan Sederajat Se-Kota Makssar. Jurnal Media Kesehatan Gigi,
Volume 17 No.1.
Arianto. 2013. Peran Orang Tua, Teman, Guru, Petugas Kesehatan Terhadap
Perilaku Menggosok Gigi Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan
Sumberejo. Jurnal Analis Kesehatan, Volume 2 No 2.

A'yun, Q., Hendrartini, J., & Supartinah, A. 2016. Pengaruh Keadaan Rongga
Mulut, Perilaku Ibu, dan Lingkungan Terhadap Risiko Karies Gigi Pada
Anak. Kedokteran Gigi Indonesia, Vol.2 No.2.
Dianmartha, C., Kusumadewi, S., & Kurniawati, D. P. 2018. Pengetahuan
Terhadap Perilaku Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak Usia
9-12 Tahun di SDN Pemecut Denpasar. Odonto Dental Journal, Vol.5
No.2.
Faisal, M., & Yolanda, O. 2018. Analisa Pengetahuan Mahasiswa Tentang Karies
Gigi Terhadap Indeks DMF-T Pada Mahasiswa STIKES Yarsi Jurusan
Keperawatan Bukittinggi. Jurnal Sehat Mandiri, Volume 13 No.2.
Kemenkes, R. 2018. Riset Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta: Laporan Depkes
RI.
Kidd, E.A.M & Joyston, S. Bechal. 1992. Dasar-DasarKaries Penyakit dan
Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Maulani,C. 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Rahardjo, P. 2012. Ortodonti Dasar. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan
Unair.
Ramayanti, S & Purnakarya,I. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies
gigi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 7 No. 2.
Rompis, C., Pangemanan, D., & Gunawan, P. 2016. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Gigi Anak dengan Tingkat
Keparahan Karies Anak TK di Kota Tahuna. Jurnal e-Gigi (eG), Volume
4 No. 1.
Rosmalia, D. 2019. Gambaran Prevalensi Karies Gigi Murid Kelas III SD di
Wilayah Kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang
Kabupaten Agam. Ensiklopedia of Journal, Vol. 1 No. 4 Edisi 1.
Saptiwi, B., Hanafi, M., & Purwitasari, D. 2019. Perilaku Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Status Kebersihan Gigi dan Mulut
(OHI-S) Warga Samin Surosentiko Kabupaten Blora. Jurnal Kesehatan
Gigi, Vol. 6 No. 1.

Sari, E. K., Ulfiana, E., & Dian, P. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok
Gigi dengan Metode Permainan Simulasi Ular Tangga Terhadap
Perubahan Pengetahuan, Sikap, dan Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak
Usia Sekolah di Wilayah Paron Ngawi.Indonesian Journal Of Community
Health Nursing, Vol.1 No.1.
Setiari, L. S., & Sulistyowati, M. 2017. Tindakan Pencegahan Karies Gigi Pada
Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Teori Health Belief Model. Jurnal
Promkes, Vol.5 No. 1.
Simaremare, A. B., & Siregar, R. 2017. Gambaran Karies yang Tidak dirawat
dengan Kualitas Hidup Pada Siswa Kelas VII SMPN 31 Medan. Jurnal
Ilmiah Pannmed, Vol. 12 No. 2.
Syafriani, I., & Sihombing, K. P. 2019. Gambaran Pengetahuan Orangtua Siswa
Kelas 1 Tentang Karies Pada Gigi Molar Satu Permanen. Jurnal
Kesehatan Gigi, Vol. 6 No.1- 4.
Tantry, Y. U., Solehati, T., & Yani, D. I. 2019. Gambaran Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Perawatan Diri Selama Menstruasi Pada Siswi SMPN 13
Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, Vol. 10 No.1.
LAMPIRAN

LEMBAR KUISIONER

Kuisioner Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi

Nama Orang Tua : .............................................

Umur : .............................................

Pekerjaan : .............................................

Wali murid dari :

Nama : .............................................

Jenis Kelamin :……………………………..

Asal Sekolah : ..............................................

Petunjuk Pengisian :

Jawablah pertanyaan ini dengan memberi tanda silang ( X ) pada jawabn yang
anda anggap paling sesuai !

A. PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIES GIGI

1. Apakah yang dimaksud dengan karies gigi ?...


a. Pencabutan gigi
b. Lubang gigi
c. Penambalan gigi

2. Apakah tanda awal terjadinya karies gigi ?...


a. Adanya bercak putih pada gigi
b. Adanya bercak coklat kusam pada gigi
c. Adanya bercak merah pada gigi

3. Apakah tanda terjadinya karies aktif pada gigi ?...


a. Adanya bercak putih pada gigi
b. Adanya bercak coklat kusam pada gigi
c. Adanya bercak merah pada gigi
LAMPIRAN

4. Apa yang akan terjadi bila tanda awal karies dan tanda karies aktif
diabaikan,maka akan terjadi ?...
a. Gigi akan berubah warna menjadi kuning
b. Terbentuknya karang gigi
c. Terbentuknya lubang gigi

B. PENGETAHUAN IBU TENTANG PENYEBAB TERJADINYA


KARIES GIGI

1. Yang termasuk penyebab terjadinya karies gigi, kecuali…


a. Bakteri
b. Makanan yang lengket
c. Sayur dan buah

2. Makanan apa yang dapat memicu terjadinya karies ?...


a. Biskuit coklat
b. Buah Apel
c. Sayur sawi

3. Karies pada anak-anak dapat juga terjadi karena kebiasaan ibu


memberikan..
a. Makanan yang mengandung gula dan lengket
b. Makanan yang mengandung protein
c. Makanan yang mengandung lemak

4. Penyebab gigi berlubang bisa dipengaruhi oleh struktur permukaan gigi


yang bagaimana?
a. Permukaan gigi yang licin
b. Permukaan gigi dengan cekungan yang dalam
c. Permukaan gigi yang halus

C. PEGETAHUAN IBU TENTANG AKIBAT KARIES GIGI YANG


TIDAK DIRAWAT

1. Akibat apabila karies gigi tidak dirawat adalah


a. Lubang gigi bertambah kecil dan sembuh
b. Lubang gigi bertambah parah dan sakit
c. Lubang gigi tetap tidak berubah

2. Akibat karies gigi yang tidak dirawat pada anak-anak adalah…


a. Terbentuknya gigi baru
b. Susah bicara
LAMPIRAN

c. Menggangu sistem pengunyahan sehingga proses penyerapan makanan


terganggu

3. Akibat terparah apabila karies gigi dibiarkan tidak dirawat adalah…


a. Gigi akan beradarah
b. Gigi akan dicabut
c. Gigi akan dipatri

D. PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN TERJADINYA


KARIES GIGI

1. Menyikat gigi yang baik adalah..


a. Menyikat gigi secara teratur minimal 2 kali sehari
b. Menyikat gigi apabila gigi sakit
c. Menyikat gigi apabila gigi sudah berlubang

2. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah ?


a. Waktu mandi
b. Bangun tidur
c. Sesudah makan dan sebelum tidur

3. Cara mencegah gigi berlubang adalah ?


a. Menghindari makanan yang mengandung serat dan air
b. Merawat gigi dan mulut dengan baik
c. Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan gula

4. Kapan waktu yang tepat untuk memeriksakan gigi ?


a. Setiap 6 bulan sekali
b. Setiap 1 tahun sekali
c. Apabila gigi sakit
LAMPIRAN

Data Pemeriksaan Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kec. Plosoklaten Kab.Kediri

NO NAMA L/P d e f def-t KRITERIA


1 AISYAH .A.M P 5 4 0 9 KARIES
2 AURELIA P 2 1 0 3 KARIES
3 BANAPUTRA L 3 5 0 8 KARIES
4 BINTI .N P 3 3 0 6 KARIES
5 BRIAN .R L 3 1 1 5 KARIES
6 BUNGA P 5 3 0 8 KARIES
7 BERLIANA P 2 0 0 2 KARIES
8 CHELSY .A P 1 2 2 5 KARIES
9 DITA P 3 1 1 5 KARIES
10 DIVA P 2 4 0 6 KARIES
11 FAAIS ZIKRI L 2 2 0 4 KARIES
12 EZA L 2 1 0 3 KARIES
13 FEBRIAN. A L 4 4 0 8 KARIES
14 KEYLA. C P 7 4 0 11 KARIES
15 LAILA. D P 2 4 1 7 KARIES
16 M. HAFID L 0 0 0 0 TIDAK KARIES
17 M. REZKY. P L 4 2 0 6 KARIES
18 NOVIA. C P 0 0 0 0 TIDAK KARIES
19 RAFA. A L 4 4 0 8 KARIES
20 SENO. T L 4 0 0 4 KARIES
21 ZAHNORA P 1 4 0 5 KARIES
22 JONETA. C P 3 2 2 7 KARIES
23 RAFARDHAN L 2 1 0 3 KARIES
24 LAYLATUL P 0 0 0 0 TIDAK KARIES
25 MAYANG. C P 3 2 0 5 KARIES
26 NAILATUL P 1 0 0 1 KARIES
27 NINDI. A P 1 2 0 3 KARIES
28 RIKKY. A L 2 3 1 6 KARIES
29 SITI. K P 6 2 0 8 KARIES
30 SIGIT. K L 3 1 0 4 KARIES
31 JEKO L 3 1 0 4 KARIES
32 GANANG L 2 0 0 2 KARIES
33 RENO L 2 4 0 6 KARIES
34 DEBRIAN L 2 3 0 5 KARIES
35 ZAHRA P 2 1 1 4 KARIES
36 IDHOTUL P 4 3 0 7 KARIES
37 IMAN L 2 1 2 5 KARIES
38 YAZIED L 7 0 0 7 KARIES
LAMPIRAN

KETERANGAN :

d = decay : Jumlah gigi karies yang masih dapat di tambal

e = extolasi : Jumlah gigi susu yang telah/ harus di cabut karena karies

f = filling : Jumlah gigi yang telah di tambal

t= teeth : Gigi

Persentase karies siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri adalah :

35 x 100% = 92,11 %

38

Persentase bebas karies siswa kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri adalah :

3 x 100% = 7,89 %

38
LAMPIRAN

Tabel Daftar Pekerjaan Ibu Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

N0 NAMA SISWA NAMA IBU UMUR PEKERJAAN


1 AISYAH .A.M YANTI 34 TH IBU RUMAH TANGGA
2 AURELIA EKARINA 30 TH IBU RUMAH TANGGA
3 BANAPUTRA SISKA 29 TH WIRASWASTA
4 BINTI .N SURYANI 38 TH IBU RUMAH TANGGA
5 BRIAN .R YUSRIATI 45 TH WIRASWASTA
6 BUNGA ARIANI 26 TH WIRASWASTA
7 BERLIANA IDA DWI 33 TH PEGAWAI NEGERI SIPIL
8 CHELSY .A ANISA SARI 35 TH IBU RUMAH TANGGA
9 DITA DEWI KHUSNUL 24 TH IBU RUMAH TANGGA
10 DIVA KASIH 30 TH SWASTA
11 FAAIS ZIKRI NANIK 34 TH WIRASWASTA
12 EZA SARI 34 TH IBU RUMAH TANGGA
13 FEBRIAN. A PITA LOKA 36 TH IBU RUMAH TANGGA
14 KEYLA. C ERVINA 34 TH IBU RUMAH TANGGA
15 LAILA. D IRA FUNDA 37 TH IBU RUMAH TANGGA
16 M. HAFID ULVA 42 TH IBU RUMAH TANGGA
17 M. REZKY. P FITRI 32 TH WIRASWASTA
18 NOVIA. C SRIANIK 29 TH WIRASWASTA
19 RAFA. A ARINTA 33 TH SWASTA
20 SENO. T SURANI 37 TH IBU RUMAH TANGGA
21 ZAHNORA PITA LOKA 40 TH SWASTA
22 JONETA. C AYU NURIMALA 39 TH PEGAWAI NEGERI SIPIL
23 RAFARDHAN SITI AISYAH 27 TH SWASTA
24 LAYLATUL ZAHROTUL 41 TH IBU RUMAH TANGGA
25 MAYANG. C YUNIASIH 39 TH IBU RUMAH TANGGA
26 NAILATUL MARFUAH 29 TH IBU RUMAH TANGGA
27 NINDI. A SOVIA 36 TH WIRASWASTA
28 RIKKY. A TANTI .M 35 TH IBU RUMAH TANGGA
29 SITI. K NOVI EKA 30 TH IBU RUMAH TANGGA
30 SIGIT. K YAYUK 34 TH WIRASWASTA
31 JEKO YULIATI 34 TH IBU RUMAH TANGGA
32 GANANG MIHARLIN 31 TH IBU RUMAH TANGGA
33 RENO YULIANA 40 TH IBU RUMAH TANGGA
34 DEBRIAN SUSIATI 38 TH WIRASWASTA
35 ZAHRA WULANDARI 36 TH IBU RUMAH TANGGA
36 IDHOTUL MUSRIATIN 32 TH IBU RUMAH TANGGA
37 IMAN ANNA .R 39 TH IBU RUMAH TANGGA
38 YAZIED ENY MASLIKHA 43 TH IBU RUMAH TANGGA
LAMPIRAN

Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Pada Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan
2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020

NO NAMA L/ Kuisioner Perse-


SISWA P Total ntase KET
1 2 3 4 (%)
1 AISYAH .A.M P 1 0 0 1 2 50 % Kurang
2 AURELIA P 1 0 1 0 2 50 % Kurang
3 BANAPUTRA L 1 0 1 0 2 50 % Kurang
4 BINTI .N P 0 1 1 1 3 75 % Cukup
5 BRIAN .R L 1 1 1 1 4 100 % Baik
6 BUNGA P 0 0 1 1 2 50 % Kurang
7 BERLIANA P 1 1 1 0 3 75 % Cukup
8 CHELSY .A P 1 0 1 1 3 75 % Cukup
9 DITA P 1 0 0 0 1 25 % Kurang
10 DIVA P 1 1 1 1 4 100 % Baik
11 FAAIS ZIKRI L 0 1 1 0 2 50 % Kurang
12 EZA L 1 1 0 1 3 75 % Cukup
13 FEBRIAN. A L 0 0 1 0 1 25 % Kurang
14 KEYLA. C P 1 1 1 1 4 100 % Baik
15 LAILA. D P 1 0 1 1 3 75 % Cukup
16 M. HAFID L 1 0 0 1 2 50 % Kurang
17 M. REZKY. P L 1 0 1 1 3 75 % Cukup
18 NOVIA. C P 1 1 0 1 3 75 % Cukup
19 RAFA. A L 1 1 1 1 4 100 % Baik
20 SENO. T L 1 1 1 0 3 75 % Cukup
21 ZAHNORA P 1 0 1 1 3 75 % Cukup
22 JONETA. C P 1 1 1 1 4 100 % Baik
23 RAFARDHAN L 0 0 1 0 1 25 % Kurang
24 LAYLATUL P 1 0 1 1 3 75 % Cukup
25 MAYANG. C P 1 0 1 0 2 50 % Kurang
26 NAILATUL P 1 1 1 1 4 100 % Baik
27 NINDI. A P 0 1 0 0 1 25 % Kurang
28 RIKKY. A L 1 1 1 1 4 100 % Baik
29 SITI. K P 1 0 1 1 3 75% Cukup
30 SIGIT. K L 1 1 1 1 4 100 % Baik
31 JEKO L 1 0 1 1 3 75 % Cukup
32 GANANG L 1 1 0 0 2 50 % Kurang
33 RENO L 1 1 0 1 3 75 % Cukup
34 DEBRIAN L 1 0 1 0 2 50 % Kurang
35 ZAHRA P 1 0 1 1 3 75 % Cukup
36 IDHOTUL P 1 1 0 1 3 75 % Cukup
37 IMAN L 0 0 1 0 1 25 % Kurang
38 YAZIED L 1 1 1 1 4 100 % Baik
TOTAL B 31 19 29 25 104 68,4%
Cukup
JAWABAN S 7 19 9 13 48 31,6%
LAMPIRAN

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Karies Gigi

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 9 23,7
Cukup 15 39,5
Kurang 14 36,8
TOTAL 38 100
LAMPIRAN

Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab Terjadinya Karies Pada Siswa Kelas 1


SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020

L/ Kuisioner Perse
NAMA
NO P Total -ntase KET
SISWA 5 6 7 8 (%)
1 AISYAH .A.M P 1 1 1 0 3 75 % Cukup
2 AURELIA P 0 1 0 0 1 25% Kurang
3 BANAPUTRA L 0 1 1 1 3 75% Cukup
4 BINTI .N P 1 1 0 1 3 75% Cukup
5 BRIAN .R L 1 1 1 1 4 100% Baik
6 BUNGA P 1 1 0 0 2 50% Kurang
7 BERLIANA P 1 1 1 0 3 75% Cukup
8 CHELSY .A P 1 1 1 1 4 100% Baik
9 DITA P 0 0 0 1 1 25% Kurang
10 DIVA P 1 1 1 1 4 100% Baik
11 FAAIS ZIKRI L 0 1 0 1 2 50% Kurang
12 EZA L 0 1 1 1 3 75% Cukup
13 FEBRIAN. A L 0 1 1 1 3 75% Cukup
14 KEYLA. C P 1 1 0 1 3 75% Cukup
15 LAILA. D P 0 0 0 1 1 25% Kurang
16 M. HAFID L 1 1 1 1 4 100% Baik
17 M. REZKY. P L 1 1 0 1 3 75% Cukup
18 NOVIA. C P 1 1 1 0 3 75% Cukup
19 RAFA. A L 1 1 1 1 4 100% Baik
20 SENO. T L 0 0 0 1 1 25% Kurang
21 ZAHNORA P 0 1 1 0 2 50% Kurang
22 JONETA. C P 1 1 1 0 3 75% Cukup
23 RAFARDHAN L 1 1 1 1 4 100% Baik
24 LAYLATUL P 1 1 1 1 4 100% Baik
25 MAYANG. C P 1 1 0 0 2 50% Kurang
26 NAILATUL P 1 1 1 1 4 100% Baik
27 NINDI. A P 1 1 1 1 4 100% Baik
28 RIKKY. A L 0 0 0 1 1 25% Kurang
29 SITI. K P 0 0 1 1 2 50% Kurang
30 SIGIT. K L 1 1 0 1 3 75% Cukup
31 JEKO L 0 1 0 1 2 50% Kurang
32 GANANG L 1 1 1 1 4 100% Baik
33 RENO L 0 0 1 1 2 50% Kurang
34 DEBRIAN L 1 1 1 1 4 100% Baik
35 ZAHRA P 0 1 1 1 3 75% Cukup
36 IDHOTUL P 1 1 0 1 3 75% Cukup
37 IMAN L 0 0 1 1 2 50% Kurang
38 YAZIED L 1 1 1 0 3 75% Cukup
TOTAL B 23 31 25 29 109 71,1
Cukup
JAWABAN
LAMPIRAN

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Penyebab

Terjadinya Karies Gigi

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 11 29
Cukup 14 36,8
Kurang 13 34,2
TOTAL 38 100
LAMPIRAN

Pengetahuan Ibu Tentang Akibat Karies Gigi Yang Tidak Dirawat Pada
Siswa Kelas 1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri
Tahun 2020
NAMA L/ Kuisioner Persentase
NO P Total (%) KET
SISWA 9 10 11
1 AISYAH .A.M P 1 0 1 2 66,7% Cukup
2 AURELIA P 0 1 1 2 66,7% Cukup
3 BANAPUTRA L 1 1 1 3 100% Baik
4 BINTI .N P 0 0 0 0 0% Kurang
5 BRIAN .R L 0 1 1 2 66,7% Cukup
6 BUNGA P 0 1 1 2 66,7% Cukup
7 BERLIANA P 1 1 1 3 100% Baik
8 CHELSY .A P 1 1 1 3 100% Baik
9 DITA P 0 0 1 1 33,3% Kurang
10 DIVA P 1 0 1 2 66,7% Cukup
11 FAAIS ZIKRI L 1 1 0 2 66,7% Cukup
12 EZA L 1 1 1 3 100% Baik
13 FEBRIAN. A L 1 1 1 3 100% Baik
14 KEYLA. C P 0 0 1 1 33,3% Kurang
15 LAILA. D P 1 0 1 2 66,7% Cukup
16 M. HAFID L 1 1 1 1 100% Baik
17 M. REZKY. P L 1 1 0 2 66,7% Cukup
18 NOVIA. C P 1 0 1 2 66,7% Cukup
19 RAFA. A L 0 0 1 1 33,% Kurang
20 SENO. T L 0 1 1 2 66,7% Cukup
21 ZAHNORA P 1 1 1 3 100% Baik
22 JONETA. C P 1 1 1 3 100% Baik
23 RAFARDHAN L 1 1 1 3 100% Baik
24 LAYLATUL P 0 1 0 1 33,3% Kurang
25 MAYANG. C P 1 1 0 2 66,7% Cukup
26 NAILATUL P 1 1 1 3 100% Baik
27 NINDI. A P 0 0 0 0 0% Kurang
28 RIKKY. A L 1 1 1 3 100% Baik
29 SITI. K P 0 1 1 2 66,7% Cukup
30 SIGIT. K L 0 1 1 2 66,7% Cukup
31 JEKO L 1 0 1 2 66,7% Cukup
32 GANANG L 0 1 1 2 66,7% Cukup
33 RENO L 1 1 1 3 100% Baik
34 DEBRIAN L 1 1 0 2 66,7% Cukup
35 ZAHRA P 1 1 1 3 100% Baik
36 IDHOTUL P 1 1 0 2 66,7% Cukup
37 IMAN L 1 0 1 2 66,7% Cukup
38 YAZIED L 1 1 1 3 100% Baik
TOTAL B 25 27 30 82 71,9%
JAWABAN S 13 11 8 32 28,1% Cukup
LAMPIRAN

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Akibat

Karies Gigi Yang Tidak Dirawat.

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 14 36,8
Cukup 18 47,4
Kurang 6 15,8
TOTAL 38 100
LAMPIRAN

Pengetahuan Ibu Tentang Pencegahan Terjadinya Karies Pada Siswa Kelas


1 SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2020

L/ Kuisioner Perse-
NAMA P ntase
NO 12 13 14 15 Total KET
SISWA (%)
1 AISYAH .A.M P 1 1 1 1 4 100% Baik
2 AURELIA P 1 1 1 1 4 100% Baik
3 BANAPUTRA L 1 0 0 1 2 50% Kurang
4 BINTI .N P 0 1 0 1 2 50% Kurang
5 BRIAN .R L 0 1 1 1 3 75% Cukup
6 BUNGA P 1 1 1 1 4 100% Baik
7 BERLIANA P 1 0 1 1 3 75% Cukup
8 CHELSY .A P 1 1 1 1 4 100% Baik
9 DITA P 1 1 1 1 4 100% Baik
10 DIVA P 0 0 0 0 0 0% Kurang
11 FAAIS ZIKRI L 1 0 1 1 3 75% Cukup
12 EZA L 1 1 0 1 3 75% Cukup
13 FEBRIAN. A L 1 1 1 0 3 75% Cukup
14 KEYLA. C P 1 0 0 1 2 50% Kurang
15 LAILA. D P 1 1 1 1 4 100% Baik
16 M. HAFID L 1 0 1 0 2 50% Kurang
17 M. REZKY. P L 1 1 1 1 4 100% Baik
18 NOVIA. C P 1 1 0 1 3 75% Cukup
19 RAFA. A L 1 0 1 1 3 75% Cukup
20 SENO. T L 1 0 0 0 1 25% Kurang
21 ZAHNORA P 1 1 1 1 4 100% Baik
22 JONETA. C P 1 1 0 1 3 75% Cukup
23 RAFARDHAN L 1 1 1 1 4 100% Baik
24 LAYLATUL P 1 1 1 1 4 100% Baik
25 MAYANG. C P 1 1 1 0 3 75% Cukup
26 NAILATUL P 1 1 1 1 4 100% Baik
27 NINDI. A P 1 1 1 0 3 75% Cukup
28 RIKKY. A L 0 1 0 0 1 25% Kurang
29 SITI. K P 1 1 0 1 3 75% Cukup
30 SIGIT. K L 1 1 1 0 3 75% Cukup
31 JEKO L 1 0 1 1 3 75% Cukup
32 GANANG L 1 1 1 1 4 100% Baik
33 RENO L 1 1 1 1 4 100% Baik
34 DEBRIAN L 1 1 1 1 4 100% Baik
35 ZAHRA P 1 1 1 1 4 100% Baik
36 IDHOTUL P 1 0 0 1 2 50% Kurang
37 IMAN L 1 0 1 1 3 75% Cukup
38 YAZIED L 1 0 1 1 3 75% Cukup
TOTAL B 34 26 28 30 118 77,6%
JAWABAN Baik
S 4 12 10 8 34 22,4%
LAMPIRAN

Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Pencegahan

Terjadinya Karies Gigi

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 15 39,5
Cukup 15 39,5
Kurang 8 21
TOTAL 38 100
LAMPIRAN

Tabel Hasil Kuisioner

L To KE
N NAMA KUISIONER %
/ tal T
O SISWA
P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 AIS P 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 73,3 C
2 AUR P 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 9 60 C
3 BAN L 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 10 66,7 C
4 BIN P 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 8 53,3 K
5 BRI L 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 13 86,6 B
6 BUNG P 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 10 66,7 C
7 BERL P 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 12 80 B
8 CHEL P 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93,3 B
9 DIT P 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 46,7 K
10 DIV P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 10 66,7 C
11 FAA L 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 9 60 C
12 EZA L 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 80 B
13 FEB L 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10 66,7 C
14 KEY P 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 11 73,3 C
15 LAI P 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 66,7 C
16 HAF L 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 11 73,3 C
17 REZ L 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 B
18 NOV P 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 11 73,3 C
19 RAF L 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 12 80 B
20 SEN L 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 7 46,7 K
21 ZAH P 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 12 80 B
22 JON P 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 86,7 B
23 RAF L 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 80 B
24 LAY P 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 12 80 B
25 MAY P 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 9 60 C
26 NAI P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 B
27 NIN P 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 8 53,3 K
28 RIK L 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 9 60 C
29 SIT P 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 66,7 C
30 SIG L 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 12 80 B
31 JEK L 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 10 66,7 C
32 GAN L 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12 80 B
33 REN L 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 80 B
34 DEB L 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 80 B
35 ZHR P 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 86,7 B
36 IDH P 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 10 66,7 C
37 IMA L 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 53,3 K
38 YAZ L 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 13 86,7 B
LAMPIRAN

Distribusi Frekuensi Total Kategori Pengetahuan Responden Tentang

Karies Gigi

Kategori Pengetahuan Jumlah %


Baik 17 44,7
Cukup 16 42,1
Kurang 5 13.2
TOTAL 38 100
LAMPIRAN

Surat Jawaban Penelitian dan Pengambilan Data Siswa Kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri


LAMPIRAN

Surat Jawaban Penelitiaan Dan Pengambilan Data Pada Ibu Siswa Kelas 1

SDN Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri


LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Pembagian Kuisioner Pada Ibu Siswa Kelas 1 SDN

Kawedusan 2 Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri


LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai