Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN TINGKAT


EKONOMI KELUARGA DENGAN PERTUMBUHAN
FISIK BALITA DI DESA BANJAREJO
KECAMATAN NGADILUWIH
KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

Silfia Sekar Arum Mandalia.E.S, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN 0714108607

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MULIA
PARE – KEDIRI
2020

i
KEBIDANAN

PROPOSAL PENELITIAN DOSEN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN TINGKAT


EKONOMI KELUARGA DENGAN PERTUMBUHAN
FISIK BALITA DI DESA BANJAREJO
KECAMATAN NGADILUWIH
KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

Silfia Sekar Arum Mandalia.E.S, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN 0714108607

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MULIA
PARE – KEDIRI
2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

1. Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan


Tingkat Ekonomi Keluarga dengan
Pertumbuhan Fisik Balita di Desa
Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih
Kabupaten Kediri
2. Bidang Kegiatan : Penelitian Dosen
3. Bidang Ilmu : Kebidanan
4. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap dan Gelar : Silfia Sekar A.M.E.S, S.ST.,M.Tr.Keb
b. NIK : 0714108607
c. NIDN : 0714108607
d. Alamat : STIKes Bhakti Mulia
5. Anggota Pelaksana
a. Nama Lengkap : Danang Dwi Prastyo
NIM : 074100004
b. Nama Lengkap : Maria Imakulata Haki
NIM : 074100013
c. Nama Lengkap : Norbertus Primus Kolo
NIM : 074100021
6. Tempat Pelaksanaan : Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih
Kabupaten Kediri
7. Waktu Pelaksanaan : Februari – April 2020

Ketua Pelaksana

Silfia Sekar A.M.E.S, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN. 0714108607

Menyetujui
Ketua STIKes Bhakti Mulia Ketua LPPM

Ahmad Wasis,S.Kep.Ns.,M.Kep Febrina Dwi.N, S.ST.,MPH


NIDN. 0706038101 NIDN. 0716028903

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Silfia Sekar A.M.E.S, S.ST.,M.Tr.Keb


Institusi : STIKes Bhakti Mulia Pare – Kediri

Menyatakan bahwa penelitian yang berjudul :

“Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga dengan


Pertumbuhan Fisik Balita di Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri”
adalah bukan penelitian orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi.

Yang menyatakan,

Silfia Sekar A.M.E.S, S.ST.,M.Tr.Keb

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penelitian yang berjudul “ Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi
Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita di Desa Banjarejo Kecamatan
Ngadiluwih Kabupaten Kediri “ peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu
dan memberi bimbingan dalam penyusunan penelitian ini sehingga dapat terselesaikan, untuk
itu peneliti mengucapkan Terimakasih kepada :

1. Bapak Ahmad Wasis Setyadi, S.Kep.,NS.,MSi.,MPH. Selaku Ketua STIKes Bhakti Mulia

Kediri yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas pendidikan.

2. Kepala Desa Banjarrejo yang telah memberikan ijin, menyediakan tempat dan kelancaran

mengambil data.

3. Respoden yang ikut berpartisipasi membantu melaksanaan penelitian ini

4. Seluruh Dosen dan staf karyawan STIKes Bhkati Mulia Kediri yang telah membantu dalam

penyelesaian penelitian ini.

Dan semua pihak yang terkait dalam penulisan penelitian ini yang belum penulis sebutkan.

Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan penelitian ini. Semoga Penelitian ini

bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Kediri, Juli 2020

Peneliti

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN........................................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM.......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN……………………………………………………….. iv

KATA PENGANTAR........................................................................................... v

DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL.................................................................................................. ix

DAFTAR SINGKATAN....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar 1
Belakang........................................................................................
1.2. Rumusan 5
Masalah...................................................................................
1.3. Tujuan 6
Penelitian....................................................................................
1.4. Manfaat 6
Penelitian..................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Pendidikan....................................................................... 7

2.2. Konsep Dasar Ibu.................................................................................... 11

vi
2.3. Konsep Dasar Ekonomi.......................................................................... 13

2.4. Konsep Dasar Keluarga.......................................................................... 14

2.5. Konsep Dasar Pertumbuhan Fisik........................................................... 16

2.6. Konsep Dasar Balita............................................................................... 25

2.7. Konsep Dasar Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dan TingkatEkonomi


Keluarga Dengan Pertumbuhan Fisik Balita............................................
26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual.............................................................................. 28

3.2. Hipotesis................................................................................................ 29

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian.................................................................................... 30

4.2. Populasi, Sampel, Dan Sampling........................................................... 30

4.3. Kriteria Populasi..................................................................................... 32

4.4. Tempat Dan Waktu Peneltian................................................................ 33

4.5. Variabel Penelitian............................................................................... 33

4.6. Definisi Operasional Variabel................................................................ 34

4.7. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 35

4.8. Instrumen Penelitian............................................................................... 37

4.9. Metode Pengolahan Data Dan Teknik Analisis Data............................. 37

4.10. Rencana Penyajian Data....................................................................... 41

vii
4.11. Etika Penelitian..................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 43

LAMPIRAN.......................................................................................................... 46

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual............................................................... 28

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.6.1.Variabel Independen...................................................................... 34


Tabel 4.6.2. Variabel Dependen....................................................................... 35

x
DAFTAR SINGKATAN

BGM : Bawah Garis Merah


BGT : Bawah Garis Titik
BOS : Bantuan Operasional Sekolah
GBHN : Garis-garis Besar Haluan Negara
KEP : Kurang Energi Protein
KMS : Kartu Menuju Sehat
MA : Madrasah Aliyah
MAK : Madrasah Aliyah Kejuruan
MI : Madrasah Ibtidaiyah
MTs : Madrasah Tsanawiyah
NCHS : National Center for Health Statistics
PKMD : Praktik Komunitas Masyarakat Desa
PSG : Pemantauan Status Gizi
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
SD : Sekolah Dasar
SE : Surat Edaran
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
SMP : Sekolah Menengah Pertama
Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional
UMK : Upah Minimum Kabupaten/ Kota
WHO : World Health Organization

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seorang anak bukan merupakan seorang dewasa dalam bentuk kecil, karena

ia mempunyai sifat berlainan dari orang dewasa. Ia harus tumbuh dan berkembang

sampai dewasa agar dapat berguna bagi masyarakat (Wahidiyat, I., 2007).

Tumbuh kembang merupakan hal utama, hakiki, dan khas pada anak.

Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat penambahan jumlah

atau ukuran sel dan jaringan interseluler. Kembang (berkembang) adalah proses

pematangan/maturasi fungsi organ tubuh termasuk berkembangnya kemampuan

mental intelegensi serta perilaku anak (Mansjoer, A., dkk., 2007).

Walaupun pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma

tertentu, seorang anak dalam banyak hal bergantung kepada orang dewasa,

misalnya mengenai makanan, perawatan, bimbingan, perasaan aman, pencegahan

penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang yang mendapat tugas

mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan

berkembang, misalnya keperluan dan lingkungan anak pada waktu tertentu agar

anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya. Bila lingkungan akibat sesuatu

hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya segera diubah sedemikian

rupa sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-

baiknya (Wahidiyat, I., 2007).

Secara garis besar, tumbuh kembang dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu

tumbuh kembang fisik, intelektual, dan emosional. Selain itu, kualitas tumbuh

1
kembang anak ini ditentukan oleh faktor potensi genetic heredokonstitusional (ras,

genetik, jenis kelamin, dan kelainan bawaan) dan peran lingkungan (Muslihatun,

W. N., 2010).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat dua peristiwa, yaitu

peristiwa percepatan dan perlambatan. Peristiwa tersebut akan berlainan dalam satu

organ tubuh. Peristiwa percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu

kejadian yang berbeda dalam setiap organ tubuh namun masih saling berhubungan

satu sama lain, misalnya terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, dan ukuran

ditingkat sel maupun organ pada individu serta perubahan bentuk dan fungsi

pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual (Hidayat, A.,

2008).

Suatu kelainan bisa terjadi jika ada faktor genetik dan atau karena faktor

lingkungan yang tidak mampu mencukupi kemampuan dasar tumbuh kembang

anak. Peran lingkungan, juga menjadi faktor penting untuk mencukupi kebutuhan

dasar tumbuh kembang anak. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak meliputi

kebutuhan bio-psikososial (asuh) dan kebutuhan psikososial (asih dan asah).

Lingkungan ini meliputi lingkungan mikro (ibu atau pengganti ibu), lingkungan

mini (ayah, kakak, adik, status sosial ekonomi), lingkungan meso (hal-hal di luar

rumah), dan lingkungan makro (Muslihatun, W. N., 2010).

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidak

nya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya

potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Salah satunya

adalah faktor keluarga dan adat istiadat. Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang anak yaitu pekerjaan/ pendapatan keluarga yang memadai akan

2
menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua

kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder, pendidikan ayah/ ibu yang

baik dapat menerima informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak

yang baik, menjaga kesehatan, dan pendidikan yang baik pula (Marimbi, H., 2010).

Tubuh anak yang dibesarkan dalam kondisi sosial ekonomi yang kurang,

cenderung akan lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak yang kondisi sosial

ekonominya cukup terjamin (Anis, dkk., 2010)

Penilaian tumbuh kembang meliputi evaluasi pertumbuhan fisis (kurva/grafik

berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar perut), evaluasi

umur tulang, evaluasi pertumbuhan gigi geligi, evaluasi neurologis dan

perkembangan sosial, serta evaluasi keremajaan (Mansjoer, A., dkk., 2007).

Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat penting. Selain dapat

menentukan pola normal pertumbuhan pada anak, juga dapat menentukan

permasalahan dan faktor yang mempengaruhi dan mengganggu pertumbuhan pada

anak sejak dini. Bila diketahui gangguan pertumbuhan sejak dini maka pencegahan

dan penanganan gangguan pertumbuhan tersebut dapat diatasi sejak dini

(Muslihatun, W. N., 2010).

Sayangnya, hampir 85% lebih buku kesehatan anak yang berobat ke dokter

anak atau ke dokter justru tidak pernah digambarkan grafik pertumbuhan berat

badan. Grafik pertumbuhan berat badan sering digambar oleh kader posyandu bagi

bayi yang menimbang di posyandu, sehingga banyak kelainan dan gangguan

kesehatan sering terjadi keterlambatan deteksi dan penanganannya (Muslihatun, W.

N., 2010).

3
Sebanyak 50% bayi mengalami gangguan kenaikan sejak usia 6 bulan yang

tidak pernah terdeteksi oleh orang tua dan dokter hanya karena dalam buku

kesehatannya tidak pernah tergambar grafik kenaikan berat badan (Muslihatun, W.

N., 2010).

Berdasarkan Susenas 2005, persentase balita yang menderita gizi buruk

sebesar 8,80%, gizi kurang sebesar 19,24%, gizi normal sebesar 68,48%, dan gizi

lebih sebesar 3,48%. Berdasarkan data Riskesdas 2007, terjadi penurunan yang

cukup signifikan angka kekurangan gizi pada balita yaitu mencapai 18,4%, terdiri

dari gizi buruk 5,4% dan gizi kurang 13%, sedangkan balita stunting (pendek)

mencapai 36,8%, balita wasting (kurus) mencapai 4,3%, dan gizi lebih mencapai

4,3%. Sementara itu, berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, prevalensi balita

kurang gizi (berat badan kurang) sebesar 18,0% diantaranya 4,9% dengan gizi

buruk. Sedangkan prevalensi balita pendek (stunting) sebesar 35,6%, dan prevalensi

balita kurus (wasting) adalah 13,3%.

Sedangkan berdasarkan hasil Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun

2006 diketahui bahwa di Jawa Timur terdapat 17,5 % balita yang menderita Kurang

Energi Protein (KEP) terdiri dari 2,6 % balita gizi buruk dan 14,96 % balita gizi

kurang (Sumber: Subdin Kesga). Jumlah balita yang ditimbang tahun 2006 sebesar

2.193.958, jumlah berat badannaik 1.560.784 (71,14 %), yang BGM 65.277 (2,98

%) dan balita gizi buruk yang mendapat perawatan 10.227 (78,65 %) dari seluruh

jumlah balita gizi buruk 13.066.

Studi pendahuluan selama Praktik Komunitas Masyarakat Desa (PKMD)

yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu KeperawatanSekolah Tinggi

Ilmu KesehatanBhakti MuliaPare – Kediridi Desa Banjarejo Kecamatan

4
Ngadiluwih Kabupaten Kediri tanggal 1-18 November 2015. Dari pendataan yang

telah dilakukan selama kegiatan tersebut, tercatat bahwa di Desa Banjarejo

ditemukan anak balita yang mengalami gangguan dalam pertumbuhan fisikmasih

banyak, yaitu sebanyak 5 anak balita dinyatakan BGM dan 19 anak balita

dinyatakan BGT dari jumlah total anak balita yang ditimbang saat posyandu yaitu

209 anak balita atau jika di persentasikan sebesar 11,48%. Berdasarkan uraian

tersebut maka penulis memilih judul penelitian tentang “Hubungan Tingkat

Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita di

Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian

ini yaitu: “Bagaimanakah Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi

Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi

Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pendidikan ibu.

2. Mengidentifikasi tingkat ekonomi keluarga.

3. Mengidentifikasi pertumbuhan fisik balita.

5
4. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi

keluarga dengan pertumbuhan fisik balita.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan bagi peneliti mengenai hubungan tingkat

pendidikan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan pertumbuhan fisik

balita.

1.4.2. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan kepada ibu yang memiliki anak balita di wilayah Desa

Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri tentang cara menilai dan

mendeteksi ganguan pertumbuhan anak.

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber informasi dan data dasar khususnya mengenai hubungan

tingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi keluarga dengan pertumbuhan

fisik balita.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Pendidikan

2.1.1. Definisi Pendidikan

Menurut M. J. Langevelt, pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

perlindungan, dan bantuan yang dilakukan pada anak untuk menjadi dewasa.

Berdasarkan GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara), pendidikan adalah

usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam

dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Sementara menurut

Notoatmodjo (2003), pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain sehingga mereka melakukan

apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Dari beberapa pendapat

tersebut, disimpulkan bahwa pendidikan pada dasarnya adalah segala upaya

yang terencana untuk mempengaruhi, memberikan perlindungan dan bantuan

sehingga peserta memiliki kemampuan untuk berperilaku sesuai harapan.

Pendidikan dapat dikatakan juga sebagai proses pendewasaan pribadi

(Maulana, H. D. J., 2009).

7
Pendidikan ialah aktiviti perkembangan dan penyuburan pemikiran

serta kuasa-kuasa semula jadi melalui pembelajaran yang sudah dirancang,

meliputi pendidikan formal dan pendidikan bukan formal (Yusof, N., 2007).

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 20/2003 pasal

1, definisi pendidikan yang dianut dalam Sistem Pendidikan Nasional

Indonesia adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif


7
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Sumardiono, 2007).

2.1.2. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai,

dan kemampuan yang dikembangkan (pasal 1). Jenjang pendidikan terdiri

atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (pasal

14). Jenjang pendidikan ini berlaku untuk pendidikan formal (Sumardiono,

2007).

Pada tiap level atau jenjang pendidikan, masing-masing memiliki jenis

kegiatan yang sama berupa penyelenggaraan sistem belajar dan mengajar

yang didasarkan pada kurikulum pelajaran yang sesuai dengan ketentuan

yang ada dalam undang-undang (Bastia, I., 2006).

2.1.3. Jalur Pendidikan

8
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai

dengan tujuan pendidikan. Sistem Pendidikan Nasional Indonesia mengakui

ada 3 jalur pendidikan, yaitu: pendidikan formal, nonformal, dan informal.

Jalur pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi (pasal 1). Pendidikan di sekolah mulai SD-SMP-SMA-

Perguruan Tinggi adalah model perwujudan model pendidikan formal yang

paling mudah dikenali masyarakat.

Sementara itu, jalur pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di

luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang (pasal 1). Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecapakan

hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan

dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang

ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

Jalur pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan (pasal 1). Hasil pendidikan informal diakui sama dengan

pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai

dengan standar nasional pendidikan (pasal 27 ayat 2) (Sumardiono, 2007).

2.1.4. Unsur Pendidikan

Tiga unsur pendidikan meliputi Input (sasaran dan pelaku pendidikan),

Proses (upaya yang direncanakan), dan Output (perilaku yang diharapkan)

(Maulana, H. D. J., 2009).

9
2.1.5. Fungsi dan Tujuan Pendidikan

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 20/2003,

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3).

2.1.6. Klasifikasi Pendidikan

1. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi

jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk:

a. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain

yang sederajat.

b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),

atau bentuk lain yang sederajat.

2. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah berbentuk:

a. Sekolah Menengah Atas (SMA).

b. Madrasah Aliyah (MA).

c. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

d. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

10
3. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,

spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Perguruan tinggi dapat berbentuk:

a. Akademi.

b. Politeknik.

c. Sekolah Tinggi.

d. Institut.

e. Universitas.

(Rachmawati, A., 2011)

2.2. Konsep Dasar Ibu

2.2.1. Definisi Ibu

Menurut Kamus Dewan (2000: 475), ibu diartikan sebagai seorang

wanita yang melahirkan kita atau emak atau panggilan hormat kepada wanita

yang sudah bersuami (Rashid, A., dkk., 2006).

2.2.2. Peran Ibu

1. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya.

2. Mengurus rumah tangga.

3. Sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya.

4. Sebagai pelindung anak-anaknya.

5. Pencari nafkah tambahan dalam keluarga (Zulfajri EM, 2001 dalam

Suparyanto, 2010).

11
2.2.3.Tahap Pelaksanaan Peran Ibu

Mercer mengemukakan empat tahap pelaksanaan peran ibu:

1. Anticipatory, adalah suatu masa sebelum wanita menjadi ibu ketika wanita

memulai penyesuaian sosial dan psikologis terhadap peran barunya dengan

mempelajari apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.

2. Tahap formal. Dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu.

3. Tahap informal. Ditemukan pada saat wanita telah mampu menemukan

jalan dalam melaksanakan peran ibu yang tidak disampaikan oleh sistem

sosial.

4. Tahap personal. Pada tahap ini wanita telah mahir malaksanakan perannya

sebagai ibu (Purwandari, A., 2008).

2.2.4. Variabel yang Mempengaruhi Peran Ibu

Mercer menemukan sebelas variabel yang mempengaruhi wanita dalam

pencapaian peran ibu, yaitu usia ibu pada waktu melahirkan, persepsi ibu

pada waktu melahirkan anak pertama kali, memisahkan ibu dan anaknya

secepatnya, stres sosial, dukungan sosial, konsep diri, sifat pribadi, sikap

dalam membesarkan anak, status kesehatan ibu (Purwandari, A., 2008)

2.3. Konsep Dasar Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani Oikonomia, yang terdiri atas dua

kata, yaitu Oikosberarti rumah tangga dan nomosyang berarti aturan. Dengan

demikian, Oikonomia dapat diartikan sebagai aturan yang berlaku untuk memenuhi

kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga (Suparmoko, M., 2007).

12
Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan

sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi,

dan/atau distribusi (S, Alam., 2006).

Untuk peningkatan dan memajukan kesejahteraan masyarakat maka

pemerintah telah menetapkan pendapatan bagi pekerja demi pencapaian hidup yang

layak yang disebut dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Berdasarkan

SE Gubernur Jatim nomor 560 tanggal 18 Agustus 2011 tentang tatacara

Mekanisme Pengupahan UMK tahun 2012, UMK untuk Kabupaten Kediri Provinsi

Jawa Timur adalah sebesar Rp. 999.000,- (Soekarno, R., 2011).

Pejabat Badan Pusat Statistik mengatakan, rumah tangga di Indonesia bisa

selamat bila telah berpenghasilan sekitar Rp. 2.200.000,- perbulan (Siahaan, J.,

2012).

2.4. Konsep Dasar Keluarga

2.4.1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah (1) unit terkecil dari masyarakat, (2) terdiri dari 2

orang atau lebih dalam satu atap yang mempunyai hubungan yang intim,

pertalian darah/ perkawinan, (3) terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah

tangga (biasanya bapak atau ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling

berhubungan satu dengan lainnya, saling bergantung antar anggota keluarga,

(4) setiap anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang

dikoordinasi oleh kepala keluarga, (5) mempunyai keunikan masing-masing

serta nilai dan norma hidup yang didasari sistem kebudayaan, (6) mempunyai

13
hak otonomi dalam mengatur keluarganya, misalnya dalam hal kesehatan

keluarga (Ali, Z., 2009).

2.4.2. Ciri-ciri Keluarga

Ciri-ciri keluarga di setiap negara berbeda-beda bergantung pada

kebudayaan, falsafah hidup, dan ideologi negaranya. Keluarga di Indonesia

(1) mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat yang dilandasi oleh

semangat kegotongroyongan, (2) merupakan satu kesatuan utuh yang dijiwai

oleh nilai budaya ketimuran yang kental yang mempunyai tanggung jawab

besar, (3) umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang

dominan dalam mengambil keputusan walaupun prosesnya melalui

musyawarah dan mufakat, (4) sedikit berbeda antara yang tinggal di pedesaan

dan di perkotaan-keluarga di pedesaan masih bersifat tradisional, sederhana,

saling menghormati satu sama lain dan sedikit sulit menerima inovasi baru

(Ali, Z., 2009).

2.4.3. Tipe Keluarga

Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut ini:

1. Nuclear family (keluarga inti). Terdiri dari orang tua dan anak yang masih

menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak

keluarga lainnya.

2. Extented family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari satu atau

dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang

satu sama lain.

14
3. Single parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala

keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung

kepadanya.

4. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,

tinggal dalam satu rumah yang sama.

5. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan,

yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil

perkawinan terdahulu.

6. Three generation family. Keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu

kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

7. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu

orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

8. Middle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami

istri paruh baya (Ali, Z., 2009).

2.4.4. Peran Keluarga

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Ayah

sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom,

dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota

masyarakat/ kelompok sosial tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga,

pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari

nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat. Anak

berperan sebagai pelaku psikososial sesuai perkembangan fisik, mental,

sosial, dan spiritual (Ali, Z., 2009).

2.4.5. Fungsi Keluarga

15
Undang-undang No. 10 tahun 1992 membagi fungsi keluarga menjadi

8, yaitu: fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi

perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, dan

fungsi pelestarian lingkungan (Ali, Z., 2009).

2.5. Konsep Dasar Pertumbuhan Fisik

2.5.1. Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis akibat

multiplikasi sel dan bertambanya jumlah zat interseluler. Oleh karena itu

pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau inch dan dalam kilogram

atau pound. Selain itu dapat pula diukur dalam keseimbangan metabolik,

yaitu retensi kalsium dan nitrogen oleh badan (Wahidiyat, I., 2007).

Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat

membelah diri dan mensintesis protein baru, menghasilkan peningkatan dan

berat seluruh atau sebagian bagian sel (Wong, 2009).

2.5.2. Ciri-ciri Pertumbuhan

Pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal

bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar

kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain-lain.

2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat

pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa

konsepsi hingga dewasa.

16
3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang

sudah ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,

lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.

4. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti

proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau

dada (Hidayat, A., 2008).

2.5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, antara lain:

1. Faktor genetik/ herediter

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir

proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan

anak, yaitu potensi anak yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang

terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas

dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan

pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur

pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang (Marimbi, H. 2010).

Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai

dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor-faktor

lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku

bangsa(Hidayat, A., 2008).

2. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting

dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki.

Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu,

17
lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu, lingkungan

setelah bayi lahir).

1) Lingkungan Prenatal

Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai

dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil,

lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin, dan hormonal.

2) Lingkungan Postnatal

Selain faktor lingkungan intrauteri terdapat lingkungan setelah lahir

yang juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, seperti budaya

lingkungan, sosial ekonomi keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca,

olahraga, posisi anak dalam keluarga, dan status kesehatan.

a. Budaya lingkungan

Budaya lingkungan dalam hal ini adalah budaya di masyarakat

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai

contoh, anak yang dalam usia tumbuh kembang membutuhkan

makanan yang bergizi, namun karena terdapat adat atau budaya

tertentu yang melarang makan dalam masa tertentu padahal makanan

tersebut dibutuhkan untuk perbaikan gizi, maka tentu akan

menggangu atau menghambat masa tumbuh kembang.

b. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak. Anak dengan keluarga yang memiliki

18
sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya

cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi

rendah (Hidayat, A., 2008).

Yang termasuk dalam faktor sosial adalah:

a) Keadaan penduduk suatu masyarakat.

b) Keadaan keluarga.

c) Tingkat pendidikan orang tua.

d) Keadaan rumah.

Sedangkan data ekonomi dari faktor sosial ekonomi meliputi:

a) Pekerjaan orang tua.

b) Pendapatan keluarga.

c) Pengeluaran keluarga.

d) Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musim

(Supariasa, 2002 dalam Sarah, M., 2010).

c. Nutrisi

Dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat, lemak,

mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan nutrisi seseorang tidak

atau kurang terpenuhi maka dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangannya.

d. Iklim dan cuaca

Iklim dan cuaca sangat berperan dalam pertumbuhan dan

perkembangan. Misalnya pada saat musim tertentu kebutuhan gizi

19
dapat dengan mudah diperoleh, namun pada saat musim yang lain

justru sebaliknya.

e. Olahraga atau latihan fisik

Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak

karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplai oksigen

ke seluruh tubuh dapat teratur serta dapat meningkatkan stimulasi

perkembangan tulang, otot, dan pertumbuhan sel lainnya.

f. Posisi anak dalam keluarga

Secara umum, anak pertama atau tunggal memiliki kemampuan

intelektual lebih menonjol dan cepat berkembang karena sering

berinteraksi dengan orang dewasa, namum dalam perkembangan

motoriknya kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi

yang biasanya dilakukan saudara kandungnya.

g. Status kesehatan

Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian

pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak

berada dalam kondisi sehat dan sejahtera, maka percepatan untuk

tumbuh kembang menjadi sangat mudah dan sebaliknya (Hidayat,

A., 2008).

2.5.4. Kebutuhan Dasar Anak

Menurut Soetjiningsih (2002), kebutuhan dasar ini dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu asuh, asih, dan asah.

1) Asuh (Kebutuhan Fisik-Biomedis)

20
Yang termasuk kebutuhan asuh adalah: nutrisi yang mencukupi dan

seimbang, perawatan kesehatan dasar, pakaian, perumahan, higiene diri

dan lingkungan, dan kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi).

2) Asih (Kebutuhan Emosi dan Kasih Sayang)

Kebutuhan asih ini meliputi: kasih sayang orang tua, rasa aman, harga diri,

dukungan/ dorongan, mandiri, rasa memiliki, dan kebutuhan akan sukses,

3) Asah (Kebutuhan Stimulasi)

Pemberian stimulus ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal, dan

setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sedini mungkin

(Nursalam, dkk., 2008).

2.5.5. Penilaian Pertumbuhan Fisik

Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa

cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, di

antaranya:

1. Pengukuran antropometri

Dalam pengukuran antropometri terdapat dua cara dalam

pengukuran, yaitu pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak

berdasarkan usia. Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan

berdasarkan usia, tinggi badan berdasarkan usia, dan lain-lain. Sedangkan

pengukuran tidak berdasarkan usia mislanya pengukuran berat badan

berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan,

dan lain-lain. Pengukuran antropometri ini meliputi:

1) Pengukuran berat badan

21
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan

atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang,

otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui

status keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, berat badan juga dapat

digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang

diperlukan dalam tindakan pengobatan. Penilaian berat badan

berdasarkan usia menurut WHO dengan standar NCHS (National

Center for Health Statistics) yaitu menggunakan persentil sebagai

berikut: persentil ke 50-3 dikatakan normal, sedangkan persentil kurang

atau sama dengan tiga termasuk kategori malnutrisi. Selain penggunaan

standar baku NCHS juga dapat digunakan kartu menuju sehat (KMS).

Sebagaimana penelitian Anwar (2003), dengan adanya KMS

perkembangan anak dapat dipantau secara praktis, sederhana, dan

mudah.

2) Pengukuran tinggi badan

Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.

Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai

gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian tinggi badan

berdasarkan usia menurut WHO dengan standar baku NCHS yaitu

menggunakan persentase dari median sebagai berikut: lebih dari atau

sama dengan 90 % dikatakan normal, sedangkan kurang dari 90 %

dikatakan malnutrisi kronis (abnormal).

22
3) Pengukuran lingkar kepala

Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter

untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat dilakukan dengan

cara menggunakan kurva lingkar kepala.

4) Pengukuran lingkar lengan atas

Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun

penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh

apabila dibandingkan dengan berat badan. Penilaian ini juga dapat

dipakai untuk menilai status gizi pada anak.

2. Pemeriksaan fisik

Penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat juga

ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik; melihat bentuk tubuh;

membandingkan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya; menentukan

jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, bokong, dan paha;

menentukan jaringan lemak; melakukan pemeriksaan pada triseps; serta

menentukan pemeriksaan rambut dan gigi.

3. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan ini dilakukan guna menilai keadaan pertumbuhan dan

perkembangan anak yang berkaitan dengan keberadaan penyakit. Adapun

pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan kadar

hemoglobin, pemeriksaan serum protein (albumin dan globulin),

hormonal, dan pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dapat menunjang

penegakan diagnosis suatu penyakit ataupun evaluasinya.

4. Pemeriksaan radiologis

23
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai usia tumbuh kembang,

seperti usia tulang apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan

(Hidayat, A., 2008).

2.6. Konsep Dasar Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun atau lebih

populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Masa balita merupakan

usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Pada usia tersebut,

pertumbuhan seorang anak sangatlah pesat sehingga memerlukan asupan zat gizi

yang sesuai dengan kebutuhannya. Kondisi kecupukan gizi terebut sangatlah

berpengaruh dengan kondisi kesehatannya secara berkesinambungan pada masa

mendatang (Muaris, H., 2006).

Pada usia balita, perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas,

kesadaran sosial, emosional, dan intelegensi anak berjalan sangat cepat. Hal ini

merupakan landasan bagi perkembangan anak selanjutnya (Marendra, Z., dkk.,

2008).

Pada masa ini, anak bersifat egosentris, yaitu mempunyai sifat keakuan yang

kuat sehingga segala sesuatu yang disukainya dianggap sebagai miliknya. Menurut

teori Erikson, anak berada pada fase mandiri vs malu/ ragu-ragu (otonomi vs

doubt). Hal ini terlihat dengan berkembangnya kemampuan anak, yaitu dengan

belajar untuk makan atau berpakaian sendiri. Pada masa ini, anak perlu dibimbing

dengan akrab, penuh kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak

mengalami kebingungan. Jika orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan

24
berkembang perasaan otonominya sehingga anak dapat mengendalikan otot-otot

dan rangsangan lingkungan (Nursalam, dkk., 2008).

2.7. Konsep Dasar Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Ekonomi

Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita

Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi

sesuai dengan bertambahnya usia anak. Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai

dari arah kepala ke kaki (cephalokaudal). Kematangan pertumbuhan tubuh pada

bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti

oleh tubuh bagian bawah. Pada masa fetal (kehamilan 2 bulan), pertumbuhan

kepala lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50%

dari total panjang badan. Selanjutnya, pertumbahan bagian bawah akan bertambah

secara teratur. Pada usia 2 tahun, besar kepala kurang dari seperempat panjang

badan keseluruhan, sedangkan ukuran ekstermitas lebih dari seperempatnya

(Nursalam, dkk., 2008).

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, setiap individu akan

mengalami siklus yang berbeda pada kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dapat

secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Proses

percepatan dan perlambatan tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor herediter, faktor

lingkungan, dan faktor hormonal. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan

prenatal (yaitu, lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu,

lingkungan setelah bayi lahir), seperti budaya lingkungan, sosial ekonomi keluarga,

nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam keluarga, dan status kesehatan.

Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan

25
kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi

rendah. Demikian juga dengan anak yang berpendidikan rendah, tentu akan sulit

menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak

meyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan

kesehatan lain yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan

anak (Hidayat, A., 2008).

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual

Faktor genetik/herediter Faktor lingkungan

 Hormon
somatotropin
 Tiroid
 Glukokortikod

26
Faktor Postnatal:
Faktor Pranatal:  Budaya
 Gizi Ibu pada waktu lingkungan
hamil  Nutrisi
 Lingkungan mekanis  Iklim dan cuaca Tingkat ekonomi
 Zat kimia/toksin  Olahraga atau
keluarga
 Hormonal latihan fisik
Pertumbuhan
 Posisi anak Rendah
dalam keluarga fisik balita
Sedang
 Status kesehatan Tinggi Buruk
 Status sosial Kurang
Baik
ekonomi
Tingkat pendidikan
ibu

Pendidikan Dasar:
SD/ MI, dan SMP
Pendidikan
Menengah:
SMK/SMA
Keterangan: Pendidikan Tinggi:
Akademi, Institut,
: diteliti Universitas,
Sekolah Tinggi
: tidak diteliti

: pengaruh

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan


Tingkat Ekonomi Keluarga dengan Pertumbuhan Fisik Balita
3.2. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
Ho:
1. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pertumbuhan fisik
balita.
2. Tidak ada hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dengan pertumbuhan fisik
balita.
H1:
1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pertumbuhan fisik balita.
2. Ada hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dengan pertumbuhan fisik balita.

27
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan

dan pelaksanaan penelitian (Suchman, 1967). Sedangkan menurut Shah (1972)

adalah mencakup proses penelitian yang terdiri dari perencanaan penelitian, dan

pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian. Maka dalam konteks

28
hakikat yang sempit desain penelitian adalah perencanaan pemilihan jenis

penelitian yang akan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Desain

merupakan suatu kerangka acuan bagi pengkajian hubungan antar variabel

penelitian (Budiman, 2011).

Desain penelitian dapat menjadi petunjuk bagi peneliti untuk mencapai tujuan

penelitian dan juga sebagai penuntun peneliti dalam seluruh proses penelitian

(Riyanto, 2011).

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah analitik desain

cross sectional, dimana peneliti akan meneliti hubungan tingkat pendidikan ibu dan

tingkat ekonomi keluarga dengan pertumbuhan fisik balitapada saat yang

bersamaan (sekali waktu).

4.2. Populasi, Sampel, dan Sampling

4.2.1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek (manusia, binatang percobaan, data

laboratorium, dll) yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang

ditentukan (Riyanto, 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak

balita di Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri sebanyak

294 balita.

4.2.2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat

mewakili atau representatif populasi. Sampel sebaiknya memenuhi kriteria

yang dikehendaki, sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi

29
target yang akan diteliti secara langsung, kelompok ini meliputi subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi (Riyanto, 2014).

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu yang memiliki

anak balita di Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri

sebanyak 10% dari populasi (Arikunto, 2006). Jadi, jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 30 balita. Kemudian untuk menjaga seandainya ada drop

out, maka ditambah 10% dari hasil menjadi 33 balita.

4.3.3. Sampling

Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan sampel (Sugiyono,

2010). Tehnik pengambilan sampel ini sangat penting, karena apabila salah

dalam menggunakan tehnik sampling maka hasilnya pun akan jauh dari

kebenaran (penyimpangan) (Notoatmodjo, 2010).

Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

random sampling yang berupa simple random sampling, yaitu pengambilan

anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang

ada dalam populasi itu. Cara pengambilan sampel ini yang pertama adalah

dengan mencatat terlebih dahulu semua anggota populasi dan memberi

mereka nomor. Kemudian melakukan pengundiansampai jumlah sampel yang

diinginkan terpenuhi. Nomor yang telah diambil tersebut lalu dicocokkan

dengan daftar nama yang sudah dibuat.

4.3. Kriteria Populasi

4.3.1. Kriteria Inklusi

30
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,

2010).

1. Ibu yang tinggal di Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten

Kediri yang mempunyai anak berumur 1-5 tahun dan mempunyai KMS

(Kartu Menuju Sehat).

2. Ibu yang memiliki anak berumur 1-5 tahun yang bersedia menjadi

responden.

4.3.2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).

Ibu yang memiliki anak berumur 1-5 tahun yang sedang bepergian

dalam waktu yang cukup lama saat dilakukan penelitian.

4.4. Tempat dan Waktu Penelitian

4.4.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih

Kabupaten Kediri.

4.4.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari – April 2020.

4.5. Variabel Penelitian

Sugiono (2003) menyatakan variabel penelitian ini adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

31
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulan darinya

(Budiman, 2011). Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu:

4.5.1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

lain, artinya apabila variabel independen berubah maka akan mengakibatkan

perubahan variabel lain (Riyanto, 2011).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan ibu

dan tingkat ekonomi keluarga.

4.5.2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

lain, artinya variabel dependen berubah akibat perubahan pada variabel bebas

(Riyanto, 2011).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan fisik balita.

4.6. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan definisi variabel-variabel yang akan diteliti

secara operasional di lapangan. Definisi operasional bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang

akan diteliti serta untuk pengembangan instrumen (Riyanto, 2011).

4.6.1. Variabel Independen


Variabel Definisi Parameter Skala Alat Ukur Kriteria Scoring

Tingkat Pendidikan Pendidikan Ordinal Wawancara Tingkat Skor


pendidikan terakhir yang Dasar: SD/ pendidikan ibu:
ibu diikuti oleh MI, dan SMP 1= Pendidikan
ibu dan telah Pendidikan Dasar
lulus Pendidikan Dasar
Menengah: 2= Pendidikan

32
SMK/SMA Pendidikan Menengah
Menengah
Pendidikan 3= Pendidikan
Tinggi: Pendidikan Tinggi
Akademi, Tinggi
Institut,
Universitas,
Sekolah
Tinggi

Tingkat Besarnya Rendah: Ordinal Wawancara Tingkat Skor


ekonomi penghasilan ekonomi
keluarga keluarga <Rp. keluarga: 1 = Ekonomi
dinilai dengan 999.000,- Rendah
uang yang Rendah
Sedang: 2= Ekonomi
diperoleh
Sedang Sedang
selama satu Rp. 999.000,-
bulan (dalam Rp. Tinggi 3= Ekonomi
satuan rupiah/ 2.200.000,- Tinggi
bulan)
Tinggi:

> Rp.
2.200.000,-

4.6.2. Variabel Dependen


Variabel Definisi Parameter Skala Alat Ukur Kriteria Scoring

Pertumbuhan Hasil Dalam satuan Ordinal Timbangan Pertumbuhan Skor


fisik balita penimbangan kilogram berat badan fisik balita:
berat badan 1= Buruk
balita yang Melihat pada Buku KMS Buruk: Bila
buku KMS (Kartu Menuju hasil 2= Kurang
dibandingkan
dengan buku (Kartu Menuju Sehat) pengukuran dari
3= Baik
KMS (Kartu Sehat) KMS pada
Menuju Sehat) kurva garis
merah atau
dibawah garis
merah

33
Kurang: bila
hasil
pengukuran dari
KMS pada
kurva garis
kuning atau
pada garis
kuning

Baik: Bila hasil


pengukuran dari
KMS pada
kurva garis
hijau

4.7. Teknik Pengumpulan Data

Dijelaskan cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data. Dalam

suatu penelitian kadang-kadang tidak hanya menggunakan satu cara pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2010).

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua data, yaitu:

Pertama, data diperoleh langsung dari ibu dengan melakukan wawancara tingkat

pendidikan ibu dan tingkat ekonomi keluarga. Kedua, data diperoleh dari hasil

penimbangan berat badan balita, kemudian dibandingkan dengan buku KMS (Kartu

Menuju Sehat).

Dalam penelitian ini prosedur penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

34
1. Peneliti mengajukan izin kepada Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti MuliaPare – Kediri.

2. Peneliti mengajukan izin penelitian kepada Dinkes Kabupaten Kediri dan

mengajukan izin pada kepala desa serta bidan setempat.

3. Setelah mendapat izin peneliti mengambil data-data tentang responden yang

diperlukan untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut.

4. Peneliti datang ke rumah klien, kemudian melakukan pendekatan kepada klien

untuk mendapatkan persetujuan dari klien sebagai responden penelitian yang

akan dilaksanakan.

5. Peneliti menerangkan tujuan penelitian kepada responden.

6. Peneliti memberikan lembar persetujuan responden untuk ditandatangani.

7. Peneliti melakukan wawancara kepada responden dan bila ada pertanyaan yang

sulit dimengerti/ tidak jelas diberi kesempatan untuk bertanya.

8. Peneliti melakukan penimbangan berat badan balita, kemudian hasil dari

penimbangan dimasukkan ke dalam buku KMS (Kartu Menuju Sehat).

9. Jawaban yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan dan diperiksa

kelengkapanya oleh peneliti kemudian dilakukan analisa.

4.8. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa: kuesioner (daftar

pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

35
Teknik dan alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah: Pertama, wawancara tingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi

keluarga. Kedua, timbangan berat badan dan buku KMS (Kartu Menuju Sehat).

4.9. Metode Pengolahan Data dan Tehnik Analisis Data

4.9.1. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari responden sebelum dianalisis data tersebut

harus melalui tahapan dalam pengolahan data, yaitu:

1. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata

masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin

dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop

out) (Notoatmodjo, 2010).

Editing dilakukan di lapangan. Peneliti mengumpulkan dan

memeriksa kembali kelengkapan data atau informasi yang diperoleh. Hasil

editing didapatkan semua data terisi lengkap dan benar.

2. Membuat Lembaran Kode (Coding Sheet)

Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk

merekam data secara manual. Lembaran kode berisi nomor responden, dan

nomor-nomor pertanyaan (Notoatmodjo, 2010).

36
Peneliti memberikan kode pada setiap jawaban dari responden.

Untuk variabel tingkat pendidikan ibu, peneliti memberikan kode angka 1

untuk pendidikan dasar, angka 2 untuk pendidikan menengah, dan kode

angka 3 untuk pendidikan tinggi. Untuk variabel tingkat ekonomi

keluarga, peneliti memberikan kode angka 1 untuk kode tingkat ekonomi

rendah, angka 2 untuk tingkat ekonomi sedang, dan kode angka 3 untuk

tingkat ekonomi tinggi. Sedangkan untuk variabel pertumbuhan fisik

balita, peneliti menggunakan kode 1 untuk balita yang pertumbuhan

fisiknya buruk, kode 2 untuk balita yang pertumbuhan fisiknya kurang,

dan kode angka 3 adalah balita yang pertumbuhan fisiknya baik.

3. Memasukkan Data (Data Entry)

Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau

kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan

(Notoatmodjo, 2010).

Peneliti memberikan skor pada masing-masing jawaban responden.

Kemudian tiap item pertanyaan dijumlahkan berdasarkan jawaban dari tiap

responden.

4. Tabulasi

Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

Tabulasi dilakukan dengan memasukkan data kedalam tabel yang

tersedia kemudian melakukan pengukurang masing-masing variabel.

Proses tabulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah

37
perhitungan manual dan menggunakan progam. Dalam penelitian ini

proses tabulasi data dan analisa data menggunakan perhitungan manual.

4.9.2. Tehnik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, kemudian

dilakukan analisa data. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisa univariat dan bivariat.

1. Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase

dari tiap variabel. Misalnya distribusi frekuensi responden berdasarkan:

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya (Notoatmodjo,

2010). Dalam penelitian ini, analisis univariat bertujuan untuk mengetahui

distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu dan tingkat ekonomi keluarga

yang merupakan variabel dependen dan pertumbuhan fisik balita yang

merupakan variabel independen

Rumus menentukan persentase adalah:

Keterangan:
F
X = x 100 %
n persentase
X: Hasil

F: Frekuensi hasil pencapaian

n: Total seluruh observasi

2. Analisis Bivariat

Apabila telah dilakukan analisis univariat tersebut diatas, hasilnya

akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat

38
dilanjutkan analisis bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010).

Dalam analisis bivariat ini dilakukan beberapa tahap, antara lain:

1) Analisis proporsi atau persentase, dengan membandingkan distribusi

silang antara dua variabel yang bersangkutan, yaitu hubungan tingkat

pendidikan ibu dengan pertumbuhan fisik balita dan hubungan tingkat

ekonomi keluarga dengan pertumbuhan fisik balita.

2) Analisis dari hasil uji statistik, yaitu uji spearman rank.

Rumus:
Keterangan:
6∑ b bi: Selisih pengamatan
2
i
ρ¿ 1− 2 tiap pasang dalam urutan
n(n −1)
n: Besar sampel

3) Jika harga ρ hitung ≥ρ tabel, maka Ho ditolak.

4) Jika harga ρ hitung <ρ tabel, maka Ho diterima.

5) Bila n lebih dari 30, dimana dalam tabel tidak ada, maka pengujian

signifikansinya menggunakan rumus :

t=r
√ n−2
1−r
2

6) Untuk mengetahui harga t ini signifikan atau tidak, maka dibandingkan

dengan harga t tabel, untuk taraf kesalahan 5 %.

7) Jika harga t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak.

8) Jika harga t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

4.10.Rencana Penyajian Data

Tehnik penyajian data merupakan cara bagaimana untuk menyajikan data

sebaik-baiknya agar mudah dipahami oleh pembaca (Hidayat, A., 2007).

39
Rencana penyajian hasil dalam penelitian ini menggunakan prinsip penyajian

data komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik

perhatian pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami artinya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan penyajian dalam bentuk tabel dan diagram

lingkaran atau piechart yang diisi persentase hasil penelitian dari tingkat pendidikan

ibu, tingkat ekonomi keluarga, dan pertumbuhan fisik balita.

4.11.Etika Penelitian

Penelitian akan dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari Program

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti MuliaPare - Kediri

dengan menekankan pada etika penelitian sebagai berikut:

4.11.1. Lembar Persetujuan (Informed Concent)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan. Jika subjek bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.

4.11.2. Tanpa Nama (Anonimity)

Subjek penelitian tidak mencantumkan nama pada lembar alat ukur.

4.11.3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh

peneliti, hanya kelompok data yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat, A., 2007)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Almaitser, S. (2006). Prinsip Dasar llmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

40
Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Pnelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

Bastian, Indra. (2006). Akutansi Pendidikan. Yogyakarta: Erlangga.

Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan Buku Pertama. Bandung: PT Refika Aditama.

Fatimah, Siti. (2010). Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi
Balita BGM di Desa Karangasem Kecamatan Kertanegara Kabupaten
Purbalingga. Karya Tulis Ilmiah.

Gunawan, Totok. (2007). Geografi Sma Xii Ips.Bekasi: Penerbit Inter Plus.

Hartono. (2007). Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Jakarta: CV Citra Praya.

Hidayat, Alimul Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, Alimul Aziz. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Katon. (2012). Kualitas Pendidikan Indonesia dalam Kacamata Kasrakter


Bangsa<http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/29/kualitas-pendidikan-
indonesia-dalam-kacamata-karakter-bangsa/>diakses tanggal 3 Juli 2012 jam
03.30 WIB.

Luvy, S., dkk. (2009). Seri Panduan Belajar dan Evaluasi Ekonomi SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: Yudisthira.

Mansjoer, Arif., dkk.(2007). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Marendra, Zulfito., dkk. (2008). Buku Pintar Menu Balita. Jakarta: Wahyu Media.

Marimbi, Hanum. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Maulana, Heri D.J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.

Mily. (2009).Seminar Kesehatan Gizi vs Gizi Buruk<http://mily.


wordpress.com/seminar-kesehatan-gizi-vz-gizi-buruk/>diakses tanggal 3 Juli
2012 jam 04.00 WIB.

Muaris, Hindah. (2006). Bekal Sekolah Untuk Anak Balita. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Muslihatun,-Nur Wafi. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:


Fitramaya.

41
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Noviana M., Dian. (2009). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Status Ekonomi
Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Desa Tanjung Baru Wilayah Kerja
Puskesmas Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu
Tahun 2009. Karya Tulis Ilmiah.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Purwandari, Atik. (2008). Konsep Kebidanan Sejarah & Profesionalisme. Jakarta:


EGC.
Rachmawati, Ayu. Maret 2011. Aku, Pendidikan, dan Biologi
<http://nenkiuedubio.blogspot. com/2011/04/klasifikasi-pendidikan.html>diakses
tanggal 28 Februari 2011 jam 12.00 WIB.

Rashid, A., dkk. (2006). Krisis & Konflik Institusi Keluarga. Kuala Lumpur: Taman
Shamelin Perkasa, Cheras.

Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:


Nuhamedika.

S, Alam. (2007). Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Sarah, M. (2010). Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dan Pola Asuh Dengan Status
Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan
Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Karya Tulis Ilmiah.

Siahaan, Jarar. 23 Mei 2011. Gaji PNS Naik Lagi <http://jararsiahaan.com/berita-


tentang/kenaikan-gaji-pns-tahun-2012-gaji-pegawai-negeri-sipil-naik/173/
>diakses tanggal 28 Februari 2012 jam 12.00 WIB.

Soekarno, Rahardi. 18 November 2011. Inilah Besar UMK Kota/ Kabupaten di


Jatim<http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_Pemerintahan/2011-
11-18/118145/_Inilah_Besar_UMK_Kota/_Kabupaten_di_Jatim>diakses tanggal
28 Februari 2012 jam 05.00 WIB.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:


Penerbit Alfabeta.

Sumardiono. (2007). Homeschooling A Leap For Better Learning Lompatan Cara


Belajar. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Suparmoko. (2007). Ekonomi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.

42
Suparyanto. (2010). Konsep Ibu Menyusui<http://dr-suparyanto.blogspot.
com/2010/07/konsep-ibu-menyusui.html>diakses tanggal 2 Februari 2012 jam
18.30 WIB.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional & Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen-Cet.2-Jakarta:Visimedia, 2007.

Wahidiyat, Iskandar. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika Jakarta.

Wong, Donna L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Yusof, Najeemah Md. (2007). Konsep Pendidikan. Kuala Lumpur: Zafar Sdn.Bhd.

Lampiran 1

43
Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Tahap Bulan Pelaksanaan Penelitian, Tahun 2020

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan


1 2 3 4 5 6 7

1 Persiapan Penelitian

2 Pelaksanaan
Penelitian

3 Presentasi Hasil
Penelitian

4 Pengumpulan
Laporan Lengkap

Lampiran 2

44
PRAKIRAAN USUL ANGGARAN PENELITIAN

No. Kegiatan Jml & Biaya/Sat Jml Biaya


Sat ( Rp) (Rp
)
1 Honorarium ( mak 30 %)
A
B
c dst sebutkan
2 Bahan dan Perawatan Penelitian (35 - 40 %)
A
B
c dst sebutkan
3 Biaya Perjalanan ( mak 15 %)
A
B
c dst sebutkan
4. Dan lain-lain ( 15 -20 % )
a Penelusuran pustaka
b Penyusunan laporan
c Dokumentasi dan publikasi
d Penjaminan mutu laporan (reviewer,
eseminar, dll)
dll sebutkan
JUMLAH =
Rp Terbilang : empat juta rupiah

45

Anda mungkin juga menyukai