JULIARTA SITOHANG
P01031117024
2020
HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA USIA 12 – 59 BULAN DI
LINGKUNGAN KAMPUNG KELAPA
KEL. PANCURAN GEROBAK
KEC. SIBOLGA KOTA
JULIARTA SITOHANG
NIM: P01031117024
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Menyetujui:
Mengetahui:
Ketua Jurusan,
ii
ABSTRAK
Gizi merupakan salah satu faktor tercapainya keberhasilan yang optimal bagi
tumbuh kembang anak balita. Kekurangan gizi yang terjadi pada awal kehidupan
dapat mengakibatkan terjadinya gagal tumbuh sehingga balita akan menjadi anak
yang lebih pendek (stunting). Stunting merupakan gangguan linear yang disebabkan
adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis dan penyakit infeksi kronis yang berulang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi stunting yaitu perilaku hygiene dan sanitasi
yang kurang baik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan sanitasi lingkungan
keluarga dengan kejadian Stunting pada balita usia 12-59 di Lingkungan Kampung
Kelapa Kel. Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota.
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran
Gerobak Kec. Sibolga Kota pada tanggal bulan Oktober 2019 sampai Mei 2020.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak balita
usia 12-59 bulan yang terdapat di Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran
Gerobak Kec. Sibolga Kota dengan sampel penelitian sebanyak 40 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data ke rumah warga
dengan alat bantu kuesioner. Analisis data penelitian ini menggunakan uji chi
Square.
Hasil penelitian adalah terdapat hubungan antara Sanitasi Lingkungan dengan
Kejadian stunting pada balita usia 12 – 59 bulan di Lingkungan Kampung Kelapa,
Kel. Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota. Diharapkan pihak kelurahan untuk
mengingatkan setiap ibu agar menjaga Sanitasi Lingkungan Rumah tangga.
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis Panjatkan kepata Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan Judul :“HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN
DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12 – 59 BULAN
DI LINGKUNGAN KAMPUNG KELAPA KEL. PANCURAN GEROBAK
KEC. SIBOLGA KOTA”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku kepala jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Medan.
2. Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberi arahan dan bimbingan kepada penulis
dalam menyusun Karya Tulis Ilmiaini.
3. Dini Lestrina, DCN, M.Kes selaku dosen penguji I yang telah
banyak memberi arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiahini.
4. Mincu Manalu, S.Gz, M.Kes selaku dosen penguji II yang telah
banyak memberi arahan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kedua Orang Tua tercinta ayah Togar Sitohang dan ibu Maretta
Lestari Manalu beserta Saudara Saya. Terimakasih atas dukungan,
semangat dan doa serta cinta kasih yang tulus selama ini kepada
penulis KTIini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauhdari
kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata
Penulis mengucapkan terima kasih atas segala partisipasinya.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN
PERNYATAANPERSETUJUAN…………………………………… i
KATAPENGANTAR…………………………………………………. ii
DAFTARISI……………………………………………………………. iii
DAFTARTABEL……………………………………………………... iv
DAFTARGAMBAR…………………………………………………… v
DAFTARLAMPIRAN………………………………………………… vi
BABIPENDAHULUAN……………………………………………… 1
A.Kata Pengantar............................................................... 3
B.Perumusan Masalah........................................................ 3
C.Tujuan Penelitian............................................................. 3
D.Manfaat Penelitian ................................................................. 3
A. Balita............................................................................
B.Status Gizi................................................................... 5
1. Pengertian............................................................. 5
2. Antropometri........................................................... 6
3. Cara Pengukuran dengan Microtoa....................... 7
C.SanitasiLingkungan.................................................... 9
D. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting 10
E.Kerangka Konsep....................................................... 11
F. Hipotesis...................................................................... 11
G.Definisi Operasional................................................ 12
vi
BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 13
BAB IV HASILDANPEMBAHASAN....................................... 16
A.Kesimpulan................................................................... 28
B.Saran............................................................................ 28
Daftar Pustaka................................................................. 29
vii
DAFTAR TABEL
NO. Halaman
2.Definisi Operasional........................................................... 12
9. Distribusi Sanitasi................................................................. 24
viii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1.Kerangka Konsep.............................................................. 11
ix
DAFTAR LAMPIRAN
NO Halaman
1. Informed Consent..................................................................
2. Kuisoner............................................................................ 18
3. Master Tabel.................................................................... 21
4. Uji Statistic........................................................................ 22
5. Bukti bimbingan............................................................... 23
6. Pernyataan Keaslian......................................................... 47
7. Daftar Riwayat Hidup………………………………………. 52
7. Dokumentasi...................................................................... 53
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu faktor tercapainya keberhasilan yang
optimal bagi tumbuh kembang anak balita.Periode emas pertumbuhan
memerlukan dukungan gizi yang baik sehingga mendapatkan tumbuh
kembang balita yang sempurna. Kekurangan gizi yang terjadi pada awal
kehidupan dapat mengakibatkan terjadinya gagal tumbuh sehingga balita
akan menjadi anak yang lebih pendek (stunting ) (Fikawati, dkk, 2015).
Status gizi balita merupakan salah satu cerminan keadaan gizi
masyarakat luas.Stunting atau Stunted growth menurut WHO artinya
adalah penurunan laju pertumbuhan panjang badan atau tinggi badan
dalam keseluruhan proses pertumbuhan perkembangan yang ditentukan
dengan nilai height for age atau tinggi badan menurut umur dibawah dari
minus 2 standar devisiasi (WHO, 2014)
Stunting merupakan gangguan linear yang disebabkan adanya
malnutrisi asupan zat gizi kronis dan penyakit infeksi kronis yang
berulang. Di Indonesia prevalensi stunting berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar ( Riskesdas ) 2013 adalah 37,2%, menurun menjadi 30,8% di tahun
2018. Di Sumatera Utara prevalensi stunting pada tahun 2013 sekitar
40%, dan terjadi penurunan menjadi 32,4% (sangat pendek 13,2% dan
pendek 19,2%). Sedangkan prevalensi stunting Hasil Pemantauan status
Gizi (PSG) 2018 di Kota adala Sibolga 17,3%. Hasil ini masih lebih rendah
dibanding standar WHO, suatu wilayah dikatakan kategori baik bila
prevalensi balita pendek kurang dari 20% (Kemenkes,2018).
Stunting dapat terjadi karena faktor langsung maupun tidak
langsung. Faktor langsung stunting adalah nutrisi ibu hamil, Penyakit
infeksi, dan nutrisi balita sendiri, sedangkan faktor tidak langsung
penyebab stunting adalah water, sanitasi dan hygiene (WASH), yang
terdiri dari sumber air minum, kepemilikan jamban, dan hygiene yaitu
kebiasaan mencuci tangan (Nazrul, dkk,2015)
1
Salah satu faktor yang mempengaruhi stunting yaitu perilaku
hygiene sanitasi makanan yang kurang baik.Balita yang menkomsumsi
makanan dengan hygiene sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan
infeksi.Penyakit infeksi biasanya disertai dengan gangguan seperti
pengurangan nafsu makan dan muntah muntah sehingga asupan
makanan balita kurang terpenuhi.Kondisi ini sangat menurunkan keadaan
gizi balita dan berimplikasi buruk terhadap kemajuan pertumbuhan anak
(stunting) (MCA,2014).
Lingkungan yang buruk seperti sanitasi, air minum dan kepadatan
penduduk juga menjadi penyebab anak stunting, dikarenakan perilaku
tidak sehat akibat pengetahuan kesehatan yang rendah (Priska, 2017).
Peran sanitasi dapat mempengaruhi kejadian stunting karena sanitasi
yang buruk akan meningkatkan kejadian stunting, seperti yang
disampaikan pada penelitian Safitri ( 2018), mengatakan ada hubungan
yg signifikan antara sanitasi rumah degan kejadianStunting.
Menurut penelitian Aisyah (2019), menunjukkan bahwa sebanyak
37,5 tingkat sanitasi dalam kategori kurang baik terkait pola sanitasi
lingkungan keluarga dan 20,8% memiliki tingkat baik dalam kategori
sanitasi lingkungan keluarga. Demikian juga penelitian Yuliani (2019) yang
mengatakan ada hubungan yang signifikan antara balita yang memiliki
sanitasi lingkungan yang tidak baik dengan kejadian stunting pada balita,
dimana 41,8 % responden yang tidak mencuci tangan mengalami
stunting.
Berdasarkan Hasil Survey Pendahuluan yang sudah di lakukan
pada masyarakat di Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak
Kec. sibolga Kota, Ditemukan kondisi lingkungan yang buruk, seperti
kepadatan penduduk yang tinggi dan kondisi fisik rumah yang tidak
memiliki ventilasi di dalam ruangan, yang membuat anak menjadi rentan
terhadap penyakit infeksi, sehingga dapat menyebabkan stunting pada
balita.
Berdasarkan uraian diatas,maka akan dilakukan penelitian dengan
judul “Hubungan sanitasi lingkungan keluargadengan kejadian stunting
2
pada balita usia 12 – 59 bulan di Kota Sibolga Kel. Pancuran Gerobak Kec
sibolga Kota.
B. Rumusan Masalah
“Adakah hubungan sanitasi lingkungan keluarga dengan kejadian
Stunting pada balita usia 12-59 di Lingkungan Kampung Kelapa Kel.
Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan sanitasi lingkungan keluarga dengan
kejadian stunting pada balita di Lingkungan Kampung Kelapa Kel.
Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai sanitasi lingkungan dengan kejadian sanitasi lingkungan
keluarga di Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak
Kec. SibolgaKota.
b. Menilai kejadian stunting balita usia 12 – 59 bulan di Lingkungan
Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak Kec. SibolgaKota.
c. Menganalisis hubungan antara Sanitasi Lingkungan dengan
kejadian stunting di Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran
Gerobak Kec. SibolgaKota.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat.
Sebagai sumber informasi kepada masyarakat tentang hubungan
Sanitasi Lingkungan Keluarga dengan kejadian Stunting pada balita
di Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak Kec.
Sibolga Kota
2. Bagi puskesmas.
Sebagai informasi untuk pengambilan keputusan intervensi apa
yang paling baik.
3
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman peneliti
dalam menulis Karya TulisIlmiah.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita
Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu
penduduk yang berada dalam rentan usia tertentu. Usia balita dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi ( 0 -2
bulan), golongan batita ( 2 – 3 adapun menurut WHO , sekelompok balita
adalah 0 – 60 bulan ( Adriani, dkk2012).
Masa balita merupakan periode yang penting karena pada masa
tersebut terjadi pertumbuhan yang sangat pesat diantaranya adalah
pertumbuhan fisik, perkembangan psikomotorik, mental dan social yang di
alami balita tersebut. (Depkes RI. 2006).
Anak balita adalah anak yang menginjak usia di atas satu tahun
atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
(Muaris, 2006). Menurut Sutomo, dkk (2010), balita adalah istilah umum
bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat
usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk
melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan dan makan.
Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun
kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi
penentu keberhasilan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu
keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode
selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang
berlangsung cepat dan tidak akan terulang, karena itu sering disebut
golden age atau masa keemasan.
5
B. Status Gizi
1. Pengertian Stunting
Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan
terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang.stunting
menurut WHO child Growth Standart didasarkan pada indeks panjang
badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan dibandingkan umur (TB/U)
dengan batas (Z-score) kurang dari -2 SD (Eastwood, 2013).
Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko
meningkatnya angka kematian,kemampuan kognitif dan perkembangan
motorik yang rendah serta fungsi tubuh yang tidak seimbang,
perkembangan motorik yang rendah serta fungsi – fungsi tubuh yang tidak
seimabng (Allen, 2002).
Beberapa factor yang menjadi penyebab stunting dapat
digambarkan sebagai berikut ( TPN2K, 2017) :
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya
pengetahuanibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan
pada masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan. Beberapa
faktadan informasi yang ada menunjukkan bahwa 60%
darianak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu Ibu
(ASI) secara ekslusif, dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak
menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-
ASI diberikan/mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6
bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru
pada bayi,MP- ASI juga dapat mencukupi kebutuhan nutrisi
tubuh bayi yang tidak lagi dapat disokong olehASI, serta
membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan
sistemimunologis anak terhadap makanan maupunminuman.
2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante
NatalCare(pelayanankesehatanuntukibuselamamasakehamilan)
Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas. Informasi
yang dikumpulkan dari publikasi Kemenkes dan BankDunia
6
menyatakan bahwa tingkat kehadiran anak di Posyandu
semakin menurun dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013 dan
anak belum mendapat akses yang memadai ke layanan
imunisasi. Fakta lain adalah 2 dari 3 ibu hamil belum
mengkonsumsi sumplemen zat besi yang memadai serta
masih terbatasnya akses ke layanan pembelajaran dini yang
berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun belum terdaftar di
layanan PAUD/Pendidikan Anak UsiaDini).
3. Masihkurangnyaaksesrumahtangga/keluargakemakananbergizi.
Halini dikarenakan harga makanan bergizi di Indonesia masih
tergolong mahal.Menurut beberapasumber (RISKESDAS 2013,
SDKI 2012, SUSENAS), komoditas makanan di Jakarta 94%
lebih mahal dibandingdengan di New Delhi, India. Harga buah
dan sayuran di Indonesia lebih mahal daripada di Singapura.
Terbatasnya akses kemakanan bergizi di Indonesia juga dicatat
telah berkontribusi pada 1 dari 3 ibuhamil yang
mengalamianemia.
4. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Data yang diperoleh di
lapangan menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah tangga di Indonesia
masih buang air besar ( BAB ) di ruang terbuka, serta 1 dari 3
rumah tangga belum memiliki akses ke airbersih.
2. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos (tubuh) dan metros
(ukuran). Secra umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh
manusia.falam bidang gizi,antropometri berhubungan dengan berbagai
macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2017)
7
Tabel 1.Indeks Antropometri
Kategori dan ambang batas status gizi anak adalah terdapat pada tabel
dibawah ini.
8
b. Cara mengkur tinggi badan:
1. Posisi anak. Sewaktu diukur anak dalam posisi dengan syarat -
syarat berikut:
9
C. Sanitasi lingkungan
1. PengertianSanitasi
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan
sebagainya (Notoadmojo, 2003). Keadaan lingkungan yang kurang baik
memungkinkan terjadinya berbagai penyakit antara lain diare dan infeksi
saluran pencernaan.
Sanitasi lingkungan merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi status gizi.Gizi yang kurang dan infeksi kedua – duanya
bermula dari kemiskinan dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi
buruk. Keadaan gizi kurang tingkat berat pada masa bayi dan balita
ditandai dengan dua macam sindrom dan kwashiorkor, karena kurang
komsumsi energy dan protein ( Suhardjo, 2003).
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
usaha yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang
berpengaruh kepada manusia terutama terhadap hal-hal yang
mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan
kelangsunganhidup.
Slamet mengungkapkan bahwa sanitasi lingkungan lebih
menekankan pada pengawasan dan pengendalian / kontrol pada factor
lingkungan manusia seperti:
Penyediaan air menjamin air yang digunakan olehmanusia
bersih dansehat.
Pembuangan kotoran manusia, air buangan dansampah.
Individu dan masyarakat terbiasa hidup sehat danbersih.
Makanan (susu) menjamin makanan tersebut aman, bersih dan
sehat.
Anthropoda binatang pengerat dan lain-lain.
Kondisi udara bebas dari bahan-bahan yang berbahaya dari
kehidupan manusia.
Pabrik-pabrik, kantor-kantor dan sebagainya bebas dari bahaya
bahaya kepada masyarakat sekitar.
10
D. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting
Stunting adalah bentuk dari proses pertumbuhan anak yang
terhambat. Sampai saat ini stunting merupakan salah satu masalah gizi
yang perlu mendapat perhatian (Picauly dan Toy, 2013). Stunting
menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa
pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini
dipresentasikan dengan nilai Z-score Tinggi badan menurut umur (TB/U)
kurang dari -2 SD berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO
(2020)
Menurut WHO, Sanitasi Lingkungan adalah upaya pengendalian
semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau
dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kehidupan manusia, baik fisik
maupun mental.
Penelitian – penelitian yang berhubungan dengan stunting yaitu
bahwa ada pengaruh sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting,
dimana apabila lingkungan tempat tinggal anak tidak menerapkan perilaku
hidup sehat, maka secara otomatis kondisi kesehatan anak akan
terganggu termasuk masalah gizi dan stunting ini (El-taguri et al, 2008).
Demikian juga, penelitian Nadiyah mengatakan ada hubungan sanitasi
lingkungan yang kurang baik dengan kejadian stunting (Nadiyah, 2014).
11
E. Kerangka Konsep
12
F. Definisi Operasional
G. Hipotesis:
13
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Populasi danSampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek peneliti atau obyek yang
diteliti ( Soekidjo, 2002 ). Populasi dalam penelitian ini adalah
keluarga yang memiliki anak balita usia 12-59 bulan yang terdapat
di Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak Kec.
Sibolga Kota. jumlah balita yang ada di Lingkungan Kampung
Kelapa Kel. Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota adalah sebanyak
102 Balita
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi dengan kriteria bahwa
orang tua mau di jadikan menjadi responden. Sehingga jumla
sampel yg diperoleh adalah sebanyak 40balita
3. Responden
Respondennya adalah ibu balita /keluarga balita
14
1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan
cara mengumpulakan data ke rumah warga dengan
menggunakan kuesioner.
1.1 Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini,meliputi
data primer dan data sekunder.
a. Data primer
1. Data karakteristik responden meliputi: nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, dan diperoleh dengan wawancara
menggunakan kuisoner
2. Data Karakteristik balita: Umur, Jenis Kelamin, Tanggal Lahir
3. Data sanitasi lingkungan dikumpulkan dengan metode
wawancara dengan alat bantu kuisoner
4. Data Tinggi Badan(TB)
Data TBdiukur menggunakan microtoice dengan ketelitian
0,1 cm. Prosedur pengukuran tinggi badan sampel adalah
sebagai berikut (Soegih,dkk 2009)
a. Microtoice digantungkan pada dinding yang tegak lurus dan
ditarik setinggi 2 meter dari lantai yang datar dengan angka
0 tepat dilantai. Langkah – langkah memasang Microtoice
yang dibantu oleh 2 orang mahasiswa :
1) Pilih lantai yang rata
2) Pilih dinding yang rata dan tegak lurus ke lantai
3) Letakkan microtoise dengan bagian yang akan
menempel pada kepala anak rapat di lantai
4) Tarik pita ke atas menempel didinding sampai pada
jendela baca menunjukkan angka NOL.
5) Pakukan atau rekatkan ujung pita ke dinding.
b. Sampel yang diukur melepas alas kaki serta melepaskan
pengikat rambut.
c. Pada saat pengukuran, sampel berdiri tegak dengan posisi
kepala menghadap lurus kedepan, kaki merapat dan tulang
belikat, pinggul dan bahu menempel ke dinding. Kedua
15
tangan tergantung bebas di samping tubuh.
d. Bagian yang dapat bergerak dari microtoice diturunkan
dengan hati hati sehingga menyentuh bagian atas kepala
dan diturunkan hingga menekanrambut.
e. Lakukan pembacaan angka di microtoice dan kemudian
catat.
b. Data Sekunder
1. PengolahanData
Keseluruhan Data yang terkumpul oleh peneliti melakukan
pengolahan data antara lain editing, coding, tabulating dancleaning
a. Kejadian Stunting
Entri data ke Program WHO ANTRO 2005 meliputi Tanggal
Survey, JK, Tanggal Lahir.
MenentukanZ-score
Membandingkan Z- score dengan Permenkes no 02 tahun2020
Mengkategorikan:
Stunting jika < - 2 SD
Tidak stunting ≥ - 2 SD
2.Sanitasi lingkungan
Memberi skor kepada setiap jawaban skor teringgi 3 dan
terendah1
Menjumlahkanskor
Mengkategorikan sanitasi lingkungan
Caramenghitung
Jumlah skor x 100%
Skor tertinggi (43)
Baik jika presentase skor ≥75% total skor
Tidak baik jika < 75% total skor
16
2. Analisis data
Data yang diolah menggunakan alat bantu computer kemudian
dianalisis berdasarkan variable :
a) Analisis univariat menggambarkan masing masing variable yaitu
:Umur, Pendidikan, Pekerjaan yang berada di Lingkungan
Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota,
pengolahan dalam bentuk table distribusi frekuensi dan dianalisis
berdasarkanpresentase.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
JumlahPerempuan : 580jiwa
JumlahKK : 320 KK
Jumlah Posyandu :1
18
Tabel 3. Menjelaskan umur ibu yang terbanyak adalah berada
dikelompok umur 23 – 32 tahun sebanyak 28 orang (70%) dan umur ibu
yang paling sedikit adalah dikelompok umur 43-54 tahun yaitu 3 orang
(7,5%). Dari tabel 3 menjelaskan usia ibu sudah terlalu tua dan stamina
dalam merawat kehamilannya sudah menurun.
Usia ibu dianggap lebih berperan pada segi psikologis. Ibu yang
terlalu muda biasanya belum siap dengan kehamilannya dan tidak tahu
bagaimana menjaga dan merawat kehamilan.Sedangkan ibu yang usianya
terlalu tua biasanya energinya sudah menurun dan semangat dalam
merawat kehamilannya sudah berkurang. Faktor psikologis sangat mudah
di pengaruhi oleh faktor psikologis ( candra,2011)
Penelitian yang dilakukan Fitriani Enny (2018) diketahui bahwa usia
ibu dengan kategori resiko tinggi yang memiliki anak stunting sebanyak
60% (9) dan usia ibu dengan kategori rendah memiliki anak stunting
sebanyak 27 orang (33,8%). Jumlah anak stunting lebih didominasi oleh
ibu dengan kategori usia resiko rendah.
2. Pekerjaan Ibu
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan responden
ditampilkan pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Jenis Pekerjaan Orang Tua di Lingkungan
Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak, Kec. Sibolga Kota
Jenis n %
Pekerjaan
IRT 24 60,0
Wiraswasta 14 35,0
PNS 2 5,0
Total 40 100.0
20
mempunyai pengetahuan yang lebih luas tentang praktik perawatan anak
serta mampu menjaga dan merawat lingkungan agar tetap bersih.
C. Sampel
1. Umur Balita
Karakteristik sampel berdasarkan umur balita sampel ditampilkan
pada
Tabel 6. Distribusi umur Balita usia 12 – 59 bulan di Lingkungan
Kampung Kelapa, Kel. Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota
n %
Umur ( Tahun )
13 - 24 Bulan 12 30
25– 36 Bulan 9 22,5
37- 49 Bulan 9 22,5
50- 59 Bulan 10 25
Total 40 100,0
2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin menggambarkan perbedaan antara
perempuandengan Laki – Laki secara biologis sejak seseorang
Lahir.Distribusi sampel berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada
21
Tabel 7. Distribusi Jenis Kelamin Balita usia 12 – 59 bulan di
Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak Kec.
SibolgaKota
Jenis Kelamin n %
Laki – Laki 17 42,5
Perempuan 23 57,5
Total 40 100.0
Total 40 100.0
E. Sanitasi Lingkungan
23
Tabel 9 Distribusi Sanitasi Lingkungan Lingkungan
Kampung Kelapa Kel. Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota
Sanitasi Lingkungan n %
Baik 31 77,5
Total 40 100.0
24
F. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting pada
Balita usia 12 – 59 bulan
Sanitasi yang buruk juga merupakan faktor yang dapat
menyebabkan stunting terkait dengan kemungkinan munculnya penyakit
infeksi (Kemenkes, 2004).Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
Kejadian Stunting pada balita dapat kita lihat pada tabel 10.
N % n % n %
Total 8 20 32 80 40 100
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sanitasi Lingkungan di Lingkungan Kampung Kelapa, Kel.
Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota lebih banyak dengan
kategori baik
2. Kejadian stunting di Lingkungan Kampung Kelapa, Kel.
Pancuran Gerobak Kec. Sibolga Kota lebih rendah
dibandingkan sumut dan kabupaten.
3. Terdapat hubungan antara Sanitasi Lingkungan dengan
Kejadian stunting pada balita usia 12 – 59 bulan di Lingkungan
Kampung Kelapa, Kel. Pancuran Gerobak Kec. SibolgaKota
B. Saran
1. Bagi ibu agar untuk menjaga Sanitasi Lingkungan Rumah
tangga
2. Bagi pihak kelurahan diharapkan untuk memantau status gizi
anak balita melalui pengukuran TB dan penimbangan BB
secara berkala serta diharapkan kerja sama dengan pihak
kesehatan untuk memberikan gambar makanan seimbang
3. Bagi peneliti dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya untuk membahas faktor faktor lain yang dapat
mempengaruhi stunting.
27
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI 2006
Desyanti (2017). Hubungan antara Sanitasi Lingkungan dan Stunting Pada
Balita. Bmc Kesehatan Mayarakat.
Dewi, I.A., Dan Kadek Tresna A. (2016). Pengaruh Komsumsi Protein Dan
Seng Serta Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Stunting
Anak Balita Umur 24 – 59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa
Penida III Jurnal Gizi Dan Pangan Vol 3 (1)
28
Fikawati S, dkk. (2015). Gizi Ibu Dan Bayi. Jakarta. PT RAJAGRAFINDO
PERSADA
Kemenkes 2013
29
Di Perkotaan Kathmadu, Nepal. Jurnal Dewan Penelitian
Kesehatan Nepal,2(1),1-4
30
Puspasari, Nindyana. Andriani, Merryana. 2017 Hubungan Pengetahuan
Ibu Tentang Gizi Dan Asupan Makanan Balita Dengan Status Gizi
Balita (BB/U) Usia12 -24 Bulan. Jurnal Amerta Nutr 1 (4 ) : 370 –
372
Syafiq A. Tinjauan Atas Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini, In Nakalah
Pada Dizkusi Peningkatan Kesehatan Dan Gizi Anak Usia Dini,
Bapennas. Jakarta : Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat,
FKMUI, 2007
31
TNP2K. 2017. 100 Kabupaten/ Kota Prioritas Untuk Interverensi
AnakKerdil ( Stunting ). Sekretaris Wakil Presiden Republic
Indonesia.Jakarta.
32
Lampiran 1
( INFORMED CONSENT )
(......................................
33
Lampiran 2
KUISONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN
KEJADIAN STANTING PADA BALITA DI DESA TANJUNG MULIA
A. Identitas Responden
1. Nama:
2. Umur :
3. Pendidikan:
a. Tidak Lulus Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan:
a. Ibu Rumah Tangga
b. Petani
c. BuruhTani
d. Swasta
e. PNS
5. Jumlah anggota Keluarga :orang
B. IdentitasAnak
1. Nama :
2. Tanggal Lahir:
3. Jenis Kelamin:
4. Berat Badan : Kg
5. Tinggi Badan : Cm
34
C. KUISONER SANITASI LINGKUNGAN
(Riskesdas 2013 dan Riskesdas2018)
1. Sumber air apa yang digunakan?
a. AirPAM (3)
b. AirSungai (1)
c. Air Sumur/mata air (2)
2. Apakah air minum yang dikomsumsi keluarga setiap harinya selalu
di masak?
a. ya (2)
b. tidak (1)
3. Bagaimana Kondisi Air minum keluarga?
a. Keruh, berasadanberbau (1)
b. Bening, tidak berasadanberbau (2)
c. Bening, tidak berasa dantidakberbau (3)
4. Berapa jarak sumber air dengan pembuangan kotoran/tinja?
a. <10 meter (2)
b. >=10 meter (3)
c. Tidaktau (1)
5. Apakah air untuk kebutuhan minum tersebut diperoleh dengan
mudah sepanjang tahun?
a. Ya (3)
b. Sulit dimusimkemarau (2)
c. Sulitsepanjangtahun (1)
6. Bagaimana jenis tempat pengumpulan/ penampungan sampah
basah ( organic ) didalam rumah?
a. Tempatsampahtertutup (2)
b. Tempatsampahterbuka (1)
7. Bagaimana cara utama dalam menangani sampah rumah tangga?
a. Diangkutpetugas (3)
b. Dibuang sendirikeTPS (2)
c. Dibakar/ Di buangkesembarangtmpt/kebon (1)
35
8. Berapa kali keluarga menguras bak penampungan air mandi/ember
besar /drum yang digunakan untuk menampung air mandi yang ada
d rumh?
a. > 1 kalidalam seminggu (3)
b. Satu kalidalamseminggu (2)
c. 1-3 kalidalamsebulan (1)
d. Tidakpernah (1)
9. Bentuk rumah yang ditempati adalah?
a. Bangunan tidak permanen (1)
b. Bangunan setengah permanen(batu) (2)
c. Bangunan permanen (Beton) (3)
10. Lantai rumah terbuat dari
A. Semen/ Papan/keramik besi (3)
B. Semen/papan/keramik tetapi tidak bersih (2)
C. Tanah (1)
11. Bagaimana saluran pembuangan limbah dari kamar mandi/dapur?
a. Sungai (2)
b. Pekaranagan rumah (1)
c. Got/selokan (3)
12. Apakah semua ruangan dalam rumah mempunyai ventilasi?
a. Ya (2)
b. Tidak (1)
13. Apakah keluarga selalu memakai sabun setelah keluar rumah atau
beraktivitas diluar rumah?
a. Ya (3)
b. Tidak (1)
c. Jarang (2)
14. Bagaimana cara pembuangan/penampungan tinja keluarga?
a. Septi teng (3)
b. Parit sungai (2)
c. ditanam/Dibuang disembarang tempat (1)
36
15. Jenis kloset yang digunakan keluarga?
a. Leherangsa (3)
b. Cemplung/cubluk (2)
c. Dll (kebon/parit/sungai) (1)
37
Lampiran 3 Master Tabel Kejadian Stunting pada balita usia 12 – 59 bulan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Nama Tgl Lahir JK BB TB Z- Kategori Jumlah Jumla SKOR
Ibu Balita Score Benar h
Soal
1 Ade Rahma El Nathan 18/08/2017 L 11 81 -0,41 Tidak 34 15 81 %
26 SMA IRT Stunting
2 Ade Rahma Citra Alexandria 10/12/2015 P 15,4 98 -1,68 Tidak 34 15 81%
26 SMA IRT Stunting
3 Sri Dewi Marcel 10/03/2017 L 13,8 90 -1,97 Tidak 32 15 76%
38 SMP IRT Nainggolan Stunting
4 Yenti Sinaga Viona Kristin 10/10/2017 P 10,5 80 -1,86 Tidak 35 15 83%
39 SMA IRT Stunting
5 Gusnia Gulo 28 SMP IRT Fania Gresella 16/05/2017 P 10,9 86 -3,64 Stunting 31 15 74%
6 Santa 32 SMP IRT Suhail 09/10/2015 L 14,3 93 -3,21 Stunting 31 15 74%
7 Putri Zai Adira Hutagalung 13/01/2016 P 17,1 105 -0,01 Tidak 33 15 79%
29 SMP IRT Stunting
8 Renta S Nadia situmorang 14/01/2019 P 10,1 78 0,18 Tidak 33 15 79%
23 SD IRT Stunting
9 Desi Putri Rypaldy Tanjung 12/11/2015 L 16,5 108 0,3 Tidak 33 15 79%
28 SMA SWASTA Stunting
10 Donda S Dila Nisa 19/07/2018 P 12 82,3 -0,91 Tidak 34 15 81%
32 SMA IRT Stunting
11 Merry S 29 SMA SWASTA Nathan Sinaga 21/11/2016 L 12,8 90 -2,15 Stunting 30 15 71%
12 Merry S Riris Tania 18/08/2018 P 10,8 84 -0,04 Tidak 31 15 74%
29 SMA SWASTA Stunting
13 Nurawati S 34 SMA SWASTA Berlian Sri Rezeki 12/01/2017 P 13,5 88 -2,76 Stunting 31 15 74%
14 Nurawati S Anju Yosiro 07/04/2016 P 23 104 0,04 Tidak 33 15 79%
34 SMA SWASTA Stunting
15 Endang S Rafael Jonathan 04/04/2016 L 14,5 95 -1,91 Tidak 32 15 76%
27 SMA SWASTA Stunting
16 Ratna Sari S 26 SMA SWASTA Juan Kristian 30/01/2018 L 11,4 85,9 -0,95 Stunting 32 15 76%
17 Kartika H Tito Sakaria 28/11/2018 L 15 96 -2,37 Tidak 30 15 71%
43 SD IRT Stunting
18 Kartika H Septi Novita 20/09/2017 P 12,1 90 -0,88 Tidak 33 15 79%
43 SD IRT Stunting
19 Andria T.D Marta Dwi Kristy 08/03/2017 P 12,3 84 -1,48 Tidak 34 15 81%
32 DIV PNS Stunting
20 Yuniarti S Evelyn Sipahutar 28/11/2018 P 10,4 80,2 -0,33 Tidak 33 15 79%
28 SMA IRT Stunting
21 Nille Elfrida 39 SMA IRT Cinta Clara 13/05/2018 P 15,1 86 -0,29 Tidak 33 15 79%
Stunting
22 Mei Meriati Caca alysya 30/07/2018 P 11 87 0,43 Tidak 35 15 83%
29 SMA IRT Tanjung Stunting
23 Lasmaria Thresia Natalia 21/12/2015 P 16,5 102,1 -0,97 Tidak 34 15 81%
54 SMP IRT Stunting
24 Marina N Azzriel Archelaus 15/08/2016 L 11,9 91 -0,34 Tidak 33 15 79%
30 SMP SWASTA Stunting
25 Marina N Yusuf Putra Laia 05/07/2018 L 10 79 -1,55 Tidak 33 15 79%
30 SMP SWASTA Stunting
26 Lestina S Marganti Tua 30/10/2017 L 11,8 86 -1,89 Tidak 34 15 81%
31 SMP SWASTA Stunting
27 Mestina Z Mutiara Aprilia 10/04/2019 P 12 77 0,98 Tidak 35 15 83%
31 SD IRT Stunting
28 Mestina Z Michela Cornelia 10/03/2017 P 18,3 100,1 0,9 Tidak 35 15 83%
31 SD IRT Stunting
29 Anne Triana Marcelino Saut 20/09/2015 L 19,3 102 -1,21 Tidak 33 15 79%
34 SMP IRT Stunting
30 Sonti Yarni 30 SMP IRT Frisca Tama Uli 10/07/2015 P 13 93,5 -2,87 Stunting 31 15 74%
31 Friska N Dosnita Sinaga 27/11/2015 P 18,5 98 -1,96 Tidak 33 15 79%
23 SMA SWASTA Stunting
32 Mira Yanti S Hafiz Martua S 12/01/2016 L 22 100,5 -1,19 Tidak 33 15 79%
25 SMA SWASTA Stunting
33 Putri Ayu Christeam 16/07/2018 L 9,2 77 -2,9 Stunting 31 15 74%
27 SMA SWASTA Imanuel
34 Pesta S Arman 27/04/2017 L 16,6 92 -1,3 Tidak 33 15 79%
36 SMA IRT Simatupang Stunting
35 Dorima H Tasya Manalu 26/06/2016 P 12,2 95 -1,87 Tidak 33 15 79%
42 SMA SWASTA Stunting
36 Medi Audi Yohan Sidabutar 29/05/2017 L 13,7 94 -0,27 Tidak 36 15 86%
38 S1 PNS Stunting
37 Novry Yanti Pitriani Manik 10/01/2018 P 13,7 88 -0,7 Tidak 35 15 83%
27 SMA IRT Stunting
38 Nike P Brian Sebastian 16/07/2018 L 10,8 92 2,46 Tidak 34 15 81%
27 SMA IRT Stunting
39 Suanti S Marentania L 18/02/2018 P 11,3 77 -0,4 Tidak 34 15 81%
23 SMA IRT Stunting
40 Sri Mariana 24 S1 IRT Marlina Tua 07/01/2019 P 12,5 99 -3,33 Stunting 30 15 71%
Lampiran 4. Hail uji statistic
1. Univariat
a. Pendidikan ibu
Pendidikan ibu
SMA/SM
22 55.0 55.0 92.5
K
b. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan Ibu
Wiraswast
14 35.0 35.0 95.0
a
45
D. Jenis Kelamin Anak
Jenis kelamin
balita
perempua
23 57.5 57.5 100.0
n
c. Umurbalita
Kategori umur
balita
46
2. Bivariat
a. Hubungan sanitasi dengan statusgizi
kategorisanitasi * kategori TB/U Crosstabulation
kategori TB/U
Tidak
Stunting Stunting Total
TidakBaik Count 8 1 9
% of
20.0% 2.5% 22.5%
Total
Total Count 8 32 40
% of
20.0% 80.0% 100.0%
Total
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1.80.
47
Chi-Square Tests
48
Lampiran 5 Bukti Bimbingan Usulan Penelitian
Nama : JuliartaSitohang
Nim :P01031117024
Judul : Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian
Stunting pada balita Usia 24-59 bulan di
Lingkungan Kampung Kelapa Kel. Pancuran
Gerobak Kec. SibolgaKota
Dosen Pembimbing : Urbanus Sihotang, SKM, M.kes
49
8 30 November Revisi bab I dan
2019 diskusi penelitian bab
II dan Bab III
9 15 Desember Revisi BAB II dan
BAB III
9 17 Desember Revisi bab I,II dan III
2019 dan diskusi
pembuatan kuisoner
penelitian
10 18 Desember Pengecekan
2019 Proposal
11 20 Desember Finishing usulan
2019 penelitian
12 16 maret Revisi Proposal bab 1
– bab 5
13 2 juni ACC proposal
pembimbing
14 18 juni Revisi KTI
50
51
52
Lampiran 7.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
53
Lampiran 7. Dokumentasi
54
55