WINNI ALFIONI
P01031117114
2020
i
GAMBARAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA ANAK BADUTA (BAWAH DUA TAHUN) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA MEDAN
WINNI ALFIONI
P01031117114
2020
ii
iii
ABSTRAK
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan sehingga penulisa dapat menyelesaikan
penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Asupan Energi
Dan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Baduta (Bawah
Dua Tahun) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan”
Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan selesai tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih banyak,
Kepada:
vi
8. Teman-teman seperjuangan D-III Jurusan Gizi dan teman-teman
dekat saya yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk
penulis.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
3. Sumber Energi ..................................................................... 12
4. Akibat Kelebihan dan Kekurangan Energi............................ 12
5. Hubungan Asupan Energi dengan kejadian stunting ........... 13
C. Asupan Protein ......................................................................... 13
1. Pengertian Protein ............................................................... 13
2. Fungsi Protein ...................................................................... 13
3. Sumber Protein ................................................................... 14
4. Akibat Kelebihan dan Kekurangan Protein .......................... 14
5. Hubungan Asupan Protein dengan kejadian stunting .......... 15
D. Pengukuran Konsumsi Pangan Dengan Metode Food Recall
24 jam ....................................................................................... 15
1. Pengertian Food Recall 24 jam ............................................ 15
2. Prosedur wawancara Food Recall 24 jam............................ 16
3. Pencapaian Tingkat konsumsi ............................................. 18
E. Kerangka Konsep ..................................................................... 19
F. Definisi Operasional .................................................................. 20
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 28
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 28
B. Gambaran karakteristik sampel ................................................. 29
1. Umur ................................................................................... 29
2. Jeniis kelamin ...................................................................... 29
C. Karakteristik Responden ........................................................... 30
1. Umur ibu ............................................................................. 30
2. Pekerjaan ibu ....................................................................... 31
D. Analisis Univariant ..................................................................... 32
1. Asupan Energi ..................................................................... 32
2. Asupan Protein .................................................................... 33
3. Kejadian Stunting ................................................................. 34
E. Analisis Bivariant ....................................................................... 35
1. Gambaran asupan energi dengan kejadian stunting............ 35
2. Gambaran asupan protein dengan kejadian stunting........... 36
1. Kesimpulan ............................................................................... 38
2. Saran ........................................................................................ 38
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
The first thousand days atau 1000 HPK merupakan suatu
periode didalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai sejak awal kehamilan sampai anak berusia 2 tahun. Asupan
makanan selama 1000 HPK memberi konsekuensi kesehatan
untuk masa depan agar anak tumbuh sehat dan cerdas maka gizi
anak sejak dini harus terpenuhi dengan cepat dan opimal. (Husnah,
2017). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 Prevalensi
stunting pada baduta di Indonesia 29,9% dengan kategori pendek
17,1% dan sangat pendek 12,8% dan prevalensi stunting di
Sumatera Utara tahun 2018 adalah 42,5%.Sedangkan di Medan
tercatat 17,4% anak yg mengalami stunting (Word Bank dalam
Fentiana, 2018)
Masalah gizi masih menjadi perhatian di negara berkembang
termasuk Indonesia Anak bawah dua tahun (baduta) merupakan
salah satu kelompok usia yang rentan terhadap permasalahan gizi
karena anak baduta berada dalam proses tumbuh kembang yang
cepat. Oleh karena itu kebutuhan zat gizinya relatif lebih tinggi dari
kelompok lain. Salah satu dampak dari permasalahan gizi yang
dialami anak baduta adalah stunting. (Rosha, 2012). Kurang gizi
kronis (stunting) dapat berisiko terhadap penyakit dan kematian,
mempengaruhi masalah kognitif, prestasi sekolah, produktivitas
ekonomi di masa dewasa, dan hasil reproduksi ibu.
(Rahmaniah,dkk. 2014)
Stunting merupakan status gizi yang didasarkan pada indeks
PB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometri penilaian
status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang
batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/ stunted)
dan <-3 SD (sangat pendek / severely stunted). Stunting pada anak
1
usia 2 tahun berawal dari ibu hamil kurang gizi. Stunting juga
disebabkan praktik pemberian makan yang buruk, kualitas
makanan tidak baik, serta infeksi. Secara umum penyebab utama
stunting adalah retardasi pertumbuhan intrauteri, asupan gizi yang
tidak mencukupi, dan penyakit infeksi selama awal kehidupan.
(Rahmaniah,dkk. 2014) Faktor yang mempengaruhi stunting yaitu
faktor langsung dan tidak langsung dimana faktor langsung
diantaranya seperti Konsumsi makanan yang kurang pada anak
baduta yang dapat menyebabkan asupan zat gizi yang Kurang
seperti energi dan protein.
Energi merupakan hasil pembakaran dari karbohidrat,
protein dan zat lemak. Karbohidrat merupakan sumber energi yang
paling penting dalam tubuh, dimana karbohidrat menyediakan
energi untuk seluruh jaringan dalam tubuh. Fungsi dari energy
yaitu sebagai zat tenaga untuk metabolisme dan pertumbuhan.
(Setiawan, 2018) Prevalensi balita yang terkena defisiensi energi di
Indonesia adalah sebanyak 43,2% sementra di Sumatera Utara
defisiensi energy adalah 34,20% (Profil Kesehatan RI, 2017).
Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan oleh Rahmawati (2018)
menunujkkan bahwa sebagian besar yang mengkonsumsi energy
anak balita masih kurang sebesar 53,2% sedangkan konsumsi
energy yang dibutuhkan anak balita hanya cukup 46,8%.
Ketidakcukupan energi dikarenakan rendahnya asupan makanan
dan kandungan energi dalam makanan tambahan yang diberikan.
Selain defisiensi energi defisiensi protein juga berpengaruh
terhadap stunting.
Protein merupakan zat pokok penting terhadap sel-sel tubuh,
berbagai macam enzim, hormone, matriks interselular, darah dan
sebagainya merupakan bagian dari protein. Protein sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan, membangun dan memelihara
jaringan tubuh. Protein dibentuk dari berbagai macam asam amino
yang mana asam amino dapat diklasifikasikan untuk membentuk
2
ikatan-ikatan esensial tubuh. Jika asupan protein tercukupi, maka
proses pertumbuhan akan berjalan dengan baik. (Vaozia, 2016)
Menurut Profil Kesehatan tahun 2017 rerata nasional konsumsi
protein per kapita per hari adalah 0,55%. Presentase baduta yang
mengalami defisiensi diIndonesia adalah 31,9% sedangkan di
Provinsi Sumatera Utara adalah 26,00%.
Hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 21 Agustus 2019 di wilayah kerja Puskesmas Mandala
Medan dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat
badan anak baduta, dari 45 anak yang diukur diperoleh anak
stunting dengan kategori stunting sebanyak 13 anak sementara
kategori tidak stunting sebanyak 32 anak.
Kriteria pemilihan Puskesmas Mandala sebagai penelitian
karena wilayah kerja Pusekesmas Mandala Medan memiliki daerah
yang kumuh dan daerah pinggiran rel dengan sanitasi lingkungan
yang kurang baik. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik
untuk meneliti ”Gambaran Asupan Dan Energi Dengan Kejadian
Stunting Pada Baduta (Bawah Dua Tahun) di Wilayah Kerja
Puskesmas Mandala Medan”
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Gambaran Asupan Energi dan Protein
Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta (Bawah dua tahun) di
Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Asupan Energi dan Protein Terhadap
Kejadian Stunting Pada Baduta (Bawah Dua Tahun) di
Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan
3
2. Tujuan Khusus
a. Menilai Asupan energi pada anak baduta (bawah dua
tahun) di wilayah kerja Puskesmas Mandala Medan.
b. Menilai Asupan protein pada anak baduta (bawah dua
tahun) di wilayah kerja Puskesmas Mandala Medan.
c. Menilai kejadian Stunting pada anak baduta (bawah dua
tahun) di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan.
d. Menilai gambaran Asupan Energi Dengan kejadian stunting
pada anak baduta (bawah dua tahun) di Wilayah Kerja
Puskesmas Mandala Medan.
e. Menilai gambaran Asupan Protein Dengan kejadian
Stunting pada anak baduta (Bawah dua tahun) di Wilayah
Kerja Puskesmas Mandala Medan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta
keterampilan penulis dalam melaksanakan Penelitian Karya
Tulis Ilmiah.
2. Bagi Responden
Memberikan Informasi kepada responden tentang
pentingnya asupan energi dan protein pada anak baduta
(bawah dua tahun) yang mengalami stunting.
3. Bagi Instasi Terkait (Puskesmas , Dinas Kesehatan)
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pemerintah
daerah khususnya dinas kesehatan dan instansi yang terkait.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting
1. Defenisi Stunting
Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator status
gizi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan
karena malnutrisi dalam kurun waktu cukup lama. (Meilyasar,
2014) Stunting dapat terjadi akibat kekurangan gizi terutama
pada saat 1000 HPK. Pemenuhan gizi dan pelayanan
kesehatan pada ibu hamil perlu mendapatkan perhatian untuk
mencegah terjadinya stunting ( iskanda, 2017).
Stunting atau baduta pendek adalah baduta dengan
masalah gizi kronik, yang memiliki sttaus gizi berdasarkan
panjang badan menurut umur baduta dibandingkan dengan
standar buku WHO yang memiliki nilai z-score kurang dari -2SD
sampai dengan -3SD dikategorikan sebagai baduta sangat
pendek ( pus-datin 2015 dalam Mugianti 2018)
5
Langkah – Langkah Pemeriksaan Antropometri :
1. Pengukuran panjang badan :
a. Alat pengukur diletakkan di atas meja atau ditempat yang
datar.
b. Bayi ditidurkan lurus di dalam alat pengukur, kepala
diletakkan hati-hati sampai menyinggung bagian atas alat
pengukur.
c. Bagian alat pengukur sebelah bawah kaki digeser
sehingga tepat menyinggung telapak kaki bayi, dan skala
pada sisi alat pengukuran dapat dibaca.
6
3. Faktor-Faktor Stunting
Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada
balita antara lain sosial ekonomi, tigkat pendidikan, pola asuh ini
merupakan faktor secara tidak langsung, sedangkan faktor
stunting secara langsung yaitu asupan zat gizi, penyakit infeksi,
ASI eksklusif
Kurang gizi
Dampak
penyebab langsung
Makan tidak seimbang penyakit infeksi
7
Ada 2 Faktor Yang Menyebabkan Stunting :
1. Faktor Langsung
a. Asupan Zat Gizi
Masa 2-3 tahun pertama kehidupan seorang anak adalah
masamasa kritis (window opportunity) yang merupakan
masa emas untuk pertumbuhan seorang anak. Anak umur 0-
3 tahun memiliki laju pertumbuhan yang cepat, maka
ketersediaan zat gizi harus memnuhi kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal
(Hermina, 2011) .
Kondisi yang berpotensi mengganggu pemenuhan zat gizi
terutama energi dan protein pada anak usia 0-3 tahun akan
menyebabkan masalah gangguan pertumbuhan (growth
faltering). Pada tahun 2017, 43,2% balita di Indonesia
mengalami defisit energi dan 28,5% mengalami defisit
ringan. Untuk kecukupan protein, 31,9% balita mengalami
defisit protein dan 14,5% mengalami defisit ringan. (Info
Kemenkes RI, 2018)
b. Penyakit infeksi
Infeksi merupakan salah satu penyebab langsung
terjadinya status gizi pada anak balita, sehingga menjadi
penyebab terjadinya gangguan pertumbuhann.
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh higiene dan
sanitasi yang buruk dapat menganggu penyerapan nutrisi
pada proses pencernaan. Beberapa penyakit infeksi yang
diderita bayi dapat menyebabkan berat badan bayi turun.
Jika kondisi ini terjadi dan tidak disertai dengan pemberian
asupan yang cukup untuk proses penyembuhan maka dapat
mengakibatkan stunting. ( Kemenkes RI, 2018)
8
c. Pemberian ASI Eksklusif
Air Susu Ibu Eksklusif adalah yang diberikan kepada
bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral). ASI
mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena
mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh
kuman dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI
eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi.
Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari
pertama sampai hari ketiga. (Profil kesehatan, 2017)
9
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan memengaruhi seseorang dalam
menerima informasi. Menurut Rahayu (2014) tingkat
pendidikan ibu mempengaruhi kesehatan anak. Ibu yang
memiliki pendidikan rendah akan beresiko mengalami anak
yang stunting sebanyak 68,6% sedangkan Ibu yang memiliki
tingkat pendidikan tinggi akan mudah menerima informasi
tentang gizi, memilih bahan makanan yang baik dan dapat
memenuhi kebutuhan anak baduta.(Ni’mah.C, 2015) serta
dapat menjaga mutu, kebersihan saat mengolah makanan
anak (Mugianti, 2018)
c. Pola asuh
Pola asuh merupakan suatu tindakan orang tua untuk
melakukan perawatan anak atau perilaku ibu dalam merawat
badutanya. Ibu dengan pola asuh yang baik akan memiliki
status gizi anak yang baik dan apabila seorang ibu memiliki
pola asuh yang kurang akan memiliki status gizi anak yang
kurang.(Ni’mah. C, 2015)
4. Dampak Stunting
Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi
dampak jangka pendek dan jangka panjang. (Kemenkes RI,
2018)
1. Dampak Jangka Pendek.
Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada
anak tidak optimal, Stunting akan mempengaruhi kesehatan
dan perkembangan anak. Faktor dasar yang menyebabkan
stunting dapat menganggu pertumbuhan dan
perkembangan intelektual. Pengaruh gizi pada anak usia
dini yang mengalami stunting dapat menganggu
pertumbuhan dan berkembangan kognitif yang kurang.
10
2. Dampak Jangka Panjang
jangka panjang rendahnya IQ, dan rendahnya
perkembangan kognitif. Kondisi gizi kurang dapat
menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan dan
perkembangan serta mengurangi kemampuan berfikir,
Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek
dibandingkan pada umumnya), meningkatnya risiko
obesitas dan penyakit lainnya, kapasitas belajar dan
performa yang kurang optimal saat masa sekolah
B. Asupan Energi
1. Pengerian Energi
Menurut Muchlis Energi adalah suatu kapasitas untuk
melakukan pekerjaan dengan jumlah energi yang dibutuhkan
seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan
dan bentuk tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi
yang paling penting dalam tubuh, dimana karbohidrat
menyediakan energi untuk seluruh jaringan dalam tubuh.
Energi didalam tubuh manusi timbul karena pembakaran
karbohidrat, protein dan lemak. Dalam 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh
berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi.(Almatsier, 2016).
2. Fungsi Energi
Fungsi energi yaitu sebagai berikut:
Sebagai zat tenaga untuk metabolisme
Sebagai zat tenaga untuk pertumbuhan.
11
3. Sumber Energi
Sumber energi berupa karbohidrat dan lemak, yang
kaya akan lemak anatara lain lemak/gajih dan minyak,
alpokat, biji berminyak (wijen, bunga matahari, kemiri),
santan, coklat, kacang-kacangan dengan kadar air rendah
(kacang tanah dan kacang kedele), dan aneka pangan
produk turunannya. Pangan sumber energi yang kaya
karbohidrat anatara lain beras, jangungm oat, serealia, umbi-
umbian, tepung, gula.
12
5. Hubungan Energi dengan kejadian stunting
Berdasarkan hasil penelitian Fentiana di wilayah kerja
Puskesmas Teladan Kota Medan tahun 2017 bahwa ada
hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan
stunting sebanyak 18 (85,7%) balita .
C. Asupan Protein
1. Pengertian Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air, terdiri dari
berbagai jenis protein yang diperoleh dari berbagai makanan
sumber protein baik yang berasal dari hewai maupun nabati.
Selanjutnya tubuh akan memecah protein dari makanan
menjadi unit terkecil, yaitu rantai-rantai asam amino yang
dibawa kedalam sel untuk kemudian digunakan membentuk
berbagai jenis protein yang dibutuhkan oleh tubuh.
(Almatsier,2016)
2. Fungsi Protein
a. Pertumbuhan dan pemeliharaan
Pertumbuhan dan penambahan otot hanya mungkin
bila tersedia cukup campuran asam amino yang sesuai
termasuk untuk pemeliharaan dan perbaikan. Tubuh
sangat efisien dalam memelihara protein yang ada dan
menggunakan kembali asam amino yang diperoleh dari
pemecahan jaringan untuk membangun kembali jaringan
yang sama atau jaringan lain. (Almatsier,2016)
b. Mengangkut Zat-zat gizi
Protein memegang peran esensial dalam mengankut
zta-zat gizi dari saluran cerna melalui dinding saluran
cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan,
dan melalui membran sel ke dalam sel-sel. Alat angkut
13
protein dapat bertindak secara khusus, misalnya protein
pengikat-retinol yang hanya mengangkut vitamin A.
(Almatsier,2016)
c. Pembentukan Antibodi
Kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi
bergantung pada kemampuannya untuk produksi
terhadap organisme yang menyebabkan infeksi tertentu
atau terhadap bahan-bahan asing yang memasuki tunuh.
Kekampuan tubuh ntuk melakukan detoksifikasi terhadap
bahan-bahan racun dikontrol oleh enzim-enzim yang
terutama terdapat di dalam hati. Dalam keadaan
kekurangan protein kemampuan tubuh untuk menghalagi
pengauh toksin bahan-bahan racun ini berkurang.
Seseorang yang kekurangan protein lebih rentan
terhadap bahan-bahan racun dan obat-obatan.
3. Sumber Protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein
yang baik, dalam jumlah atau pun mutu, seperti telur, susu,
daging, unggas, ikan, dll. Sumber protein nabati adalah
kacang kedela, tepe, tahun dan kacang-kacangan. Rerata
nasional konsumsi protein sehari rata-rata penduduk
Indonesia adalah 48,7 gram sehari.
14
sehingga mengalami kerapuhan tulang dan gigi. (Almatsier,
2016). Berikut adalah tabel Angka Kecukupan Protein di
Indonesia.
Tabel 3. AKG Protein di Indonesia
No Umur Laki-Laki (gr) Perempuan (gr)
1 0-6 bulan 12 12
2 7-11 bulan 18 18
3 1-3 tahun 26 26
4 4-6 tahun 35 35
5 7-9 tahun 49 49
6 10-12 tahun 56 60
7 13-15 tahun 72 69
8 16-18 tahun 66 59
9 19-29 tahun 62 56
10 30-49 tahun 65 57
11 50-64 tahun 65 57
12 65-80 tahun 62 56
13 >80 tahun 60 55
Sumber: Daftar AKG 2013
15
untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi
makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan
alat URT (sendok, gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran
lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari. Apabila
pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1×24 jam), maka data yang
diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan
kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam
sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-
turut. (Sirajuddin,dkk. 2016)
16
Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan
khusus dan tempat yang luas untuk wawancara.
Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.
Dapat digunakan untuk responden yang buta
huruf.oDapat memberikan gambaran nyata yang benar-
benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake
zat gizi sehari
17
3. Pencapaian Tingkat Konsumsi
Apabila ingin melakukan perbandingan antara
konsumsi zat gizi dengan keadaan gizi seseorang, biasanya
dilakukan perbandingan konsumsi zat gizi individu tersebut
terhadap AKG. Untuk menentukan AKG individu dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus (Supariasa dkk,
2016) :
18
E. Kerangka konsep
Asupan energi
Kejadian Stunting
Asupan protein
Keterangan:
Kejadian Stunting
= Variabel Terikat
19
F. Definisi Operasional
Tabel 4. Defenisi Operasional
No Variabel Definisi Skala
20
a. Normal : -2 SD – 2 SD
b. Stunting : Ordinal.
- Pendek -3 SD -<-2 SD
- Sangat Pendek <-3SD
Sumber : SK Menkes, 2011
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Sampel
Sampel penelitian ini merupakan bagian dari populasi.
Penentuan sampel dilakukan secara accidental sampling, yang
artinya sampel diambil dengan menginformasikan kepada
seluruh ibu dari anak baduta melalui kader dan pegawai
Puskesmas, dan yang datang kepada peneliti dijadikan sebagai
22
sampel. terlebih dahulu dibuat kriteria sampel yang disebut
dengan kriteria inklusi seperti berikut:
a. Dalam keadaan sehat
b. Berdomisili tetap
c. Anak baduta (13-24 bulan)
d. Orang tuanya bersedia sebagai responden dan anaknya
sebagai subjek dengan menandatangani infomed consent (IC)
23
b. Saat Penelitian
Penelitian di lakukan dengan datang ke lokasi penelitian serta
melakukan pengukuran pada sampel yang sudah ditentukan.
1. Data Primer
a) Data identitas sampel
Identitas sampel meliputi nama, umur dan alamat. Data
identitas diperoleh dengan mewawancarai langsung
responden dengan alat bantu form identitas.
b) Data asupan energi dan protein
Asupan energi dan protein diperoleh dengan menggunakan
teknik wawancara langsung kepada responden (ibu)
dengan menggunakan metode food recall 24 jam sealam 3
kali tidak berturut-turut. Untuk memudahkan responden
menjawab , pewawancara menggunakan alat bantu berupa
foto ukuran makanan (food recall) sehinggan didapatkan
ukuran rumah tangga (URT), gram bahan makanan yang
dikonsumsi.
24
c) Kejadian stunting
Data stunting pada anak baduta dilakukan dengan
mengggunakan pengukuran antropometri panjang badan
menurut umur (PB/U) dengan kategori sebagai berikut:
(SK Menkes, 2011)
a. Normal : -2 SD – 2 SD
b. Stunting : - Pendek -3 SD -<-2 SD
- Sangat Pendek <-3SD
25
E. Pengolahan dan analisis data
1. Pengolahan Data
Keseluruhan data diolah secara manual melalui tahapan-
tahapan proses yang dimulai secara Editing, Coding, Data Entry,
Cleaning Data, Tabulasi Data kemudian dianalisis dengan alat
bantu computer.
a. Data Identitas
Data identitas sampel meliputi nama, umur dan alamat. Data
identitas diperoleh dengan wawancarai langsung responden
dengan alat bantu form identitas
b. Data asupan energi dan protein
Pengolahan data asupan energi dan proten diperoleh dari
wawancara kepada responden,meliputi jenis makanan dalam
sehari, dengan menggunakan metode food recal 3 x 24 jam.
26
a. Normal : -2 SD – 2 SD
b. Stunting : - Pendek -3 SD - <-2 SD
- Sangat Pendek <-3SD
2. Analisis Data
Data di analisis dengan bantuan program komputer. Data
yang sudah didapat kemudian akan dianalisis dengan program
komputer lalu dianalisis antara variabel bebas dan variabel terikat.
a. Analisis univariat
Analisis univariat untuk menggambarkan masing-
masing variabel, baik variabel independen (asupan energi dan
protein) maupun variabel dependen (kejadian stunting).
b. Analisis Bivariat
Analisis ini Dilakukan untuk melihat hubungan asupan
energi dan asupan protein dengan kejadian stunting pada
anak baduta (bawah dua tahun) di Puskesmas Mandala
Medan, kemudian dilihat persentase kecenderungannya.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
B. Gambaran Karakteristik Sampel
1. Umur
Umur merupakan waktu hidup seseorang yang dimulai sejak
lahir hingga sekarang yag diukur dengan skala waktu, bulan dan
tahun. Distribusi sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada
gambar 2.
38%
62%
2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, fungsi biologi
antara laki – laki dan perempuan yang menentukan perbadaan
peran antara meraka. Distribusi sampel berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada gambar 2.
29
36% orang
LAKI-LAKI
64% orang
PEREMPUAN
7%
46%
47%
30
Hasil penelitian pada Gambar 4. Mendapatkan bahwa dari
45 responden sebahagian besar mempunyai rentang umur 30-
39 tahun sebesar 47%, sedangkan yang terkecil dengan
rentang usia 40-49 tahun sebesar 7%.
Penelitian yang dilakukan oleh Ye.jiang tahun 2014
mendapatkan bahwa ibu yang hamil >35 tahun memiliki resiko
anak stunting 2,74 kali dibandingkan ibu yang melahirkan pada
usia 25-35 tahun. Hal ini disebabkan karena di usia 35 tahun
beresiko mengalami pendarahan, mengalami keracunan
kehamilan, sedangkan usia <25 tahun rahim seorang ibu belum
matang sehingga beresiko terhadap infeksi kehamilan.
2. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan ibu adalah kegiatan yang dilakukan di dalam
maupun diluar rumah yang bertujuan untuk mendapatkan hasil.
Dari hasil penelitian diperoleh distribusi responden berdasarkan
pekerjaan ibu sebagai berikut:
5% 2%
93%
31
stunting, karena ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu
untuk mengasuh anak, tapi jika pola asuh yang diberikan
kurang baik seperti pola makan yang kurang diperhatikan maka
aka terjadi masalah gizi.
D. Analisis Univariat
Analisis univariat untuk menggambarkan masing-masing
variabel, baik variabel independen (asupan energi dan protein)
maupun variabel dependen (kejadian stunting).
1. Asupan Energi
Energi merupakan suatu kapasitas untuk melakukan
pekerjaan dengan jumlah energi yang dibutuhkan seseorang
dimana energi di dapat dari karbohidrat yang menyediakan
energi untuk seluruh jaringan dalam tubuh. Asupan energi dalam
penelitian ini adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh
sampel selama tiga hari tidak berturut – turut. Distribusi sampel
menurut asupan energi dapat dilihat pada tabel 6 sebagai
berikut:
No Asupan Energi n %
1 Baik 10 22
2 Sedang 32 71
3 Kurang 3 6
4 Defisit 0 0
Total 45 100
32
Kekurangan asupan energi yang berlangsung dalam
jangka waktu yang cukup lama akan mengakibatkan
menurunnya berat badan. Penurunan berat badan yang
berkelanjutan akan menyebabkan keadaan gizi kurang yang
akan berakibat terhambatnya proses tumbuh kembang, tinggi
badan yang tidak mencapai normal dan mudah terkena penyakit
infeksi. (Irianto, 2014)
2. Asupan Protein
Protein merupakan bagian dari semua sel hidup dan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Berbagai jenis protein dari berbagai
makanan yang selanjutnya akan memecah protein dari makanan
menjadi unit terkecil, yaitu rantai – rantai asam amino yang
dibawa kedalam sel untuk digunakan membentuk berbagai jenis
protein yang dibutuhkan oleh tubuh. (Almasier, 2016). Distribusi
sampel menurut asupan protein dapat dilihat pada tabel 6
sebagai berikut:
Tabel 6. Distribusi Sampel Menurut Asupan Protein
No Asupan Protein N %
1 Baik 21 47
2 Sedang 15 33
3 Kurang 2 4
4 Defisit 7 15
Total 45 100
33
proses dalam tubuh (pembentukan hormon dan ezim),
memelihara jaringan tubuh, memberi struktur tubuh dan
meningkatkan kekebalan tubuh (Pratama, 2019) Asupan protein
yang kurang dapat dilihat dari hasil recall 24 jam tidak berturut -
turut, dimana protein yang dikonsumsi hanya 1 potong per
harinya dan kebanyakan sumber proteinnya berasal dari kacang-
kacangan yang nilai biologisnya lebih rendah dari protein hewani.
3. Kejadian Stunting
Kejadian stunting adalah suatu keadaan dimana panjang
badan anak baduta tidak sesuai dengan panjang badan anak
seusianya. Distribusi sampel berdasarkan kejadian stunting
dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut:
Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Kejadian Stunting
No kejadian stunting N %
1 Stunting 13 29
2 Tidak Stunting 32 71
Total 45 100
34
E. Analisis Bivariant
Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan asupan energi
dan asupan protein dengan kejadian stunting pada anak Baduta
(bawah dua tahun) di Puskesmas Mandala Medan. Kemudian
dilihat persentase kecenderungannya.
N % n % N %
1 Baik 1 10 9 90 10 100
2 Sedang 9 28 23 72 32 100
3 Defisit 0 0 0 0 0 0
35
Kurangnya asupan energi akan menyebabkan pertumbuhan
anak terhambat yang disebabkan karena rendahnya asupan
makanan dan kandungan energi dalam makanan tambahan yang
diberikan dan akan menurunnya berat badan dalam waktu tertentu.
Kurangnya konsumsi asupan energi pada penelitian ini,
dikarenakan pola makan anak tidak teratur dan posi makan yang
kurang.
Hal ini sejalan dengan penelitian Muchlis 2011, bahwa terdapat
hubungan antara asupan energi dengan status gizi menurut
indikator TB/U (stunting). Bahwa baduta dengan asupan energi
yang baik yaitu >77% dari kebutuhan memiliki peluang lebih besar
berstatus gizi normal TB/U (tidak stunting).
Hasil penelitian Rahmawati 2018, asupan energi merupakan
risiko terjadinya stunting, asupan energi yang defisit pada anak
sangat pendek dikarenakan pola makan anak yang tidak teratur,
dan porsi makan yang kurang. Selain itu penelitian Fitri, 2013
bahwa anak baduta yang mempunyai asupan energi kurang,
memiliki risiko menjadi stunting sebesar 1,2 kali dibandingkan anak
baduta yang memiliki asupan energi cukup.
36
Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Protein
Dengan Kejadian Stunting
N % N % N %
2 Sedang 5 33 10 67 15 100
3 Kurang 1 50 1 50 2 100
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Asupan energi anak baduta di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala
Medan dengan kategori baik sebesar 22%
2. Asupan protein pada anak baduta di Wilayah Kerja Puskesmas
Mandala Medan sebagian besar dengan kategori baik sebesar
47%
3. Sebagian besar anak mengalami stunting di Wilayah Kerja
Puskesmas Mandala Medan sebesar 29%
4. Anak baduta yang mengalami kejadian stunting dengan kategori
stunting memiliki tingkat kecukupan energi dengan kategori baik
sebesar 10%
5. Anak baduta yang mengalami kejadian stunting dengan kategori
stunting memiliki tingkat kecukupan protein dengan kategori baik
0%
B. Saran
1. Perlunya peningkatan asupan energi dan protein pada anak baduta
yang sangat pendek untuk pertumbuhan anak yang baik.
2. Diharapkan pihak dinas kesehatan setempat memberikan
penyuluhan atau konseling kepada masyarakat secara terjadwal
tentang nutrisi yang baik bagi anak baduta.
3. Diharapkan penelitian ini dapat sebagai bahan informasi untuk
penelitian selanjutnya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, 2013. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting Pada
Balita (12-59 Bulan) Di Sumatera (Analisis Data Riskesdas 2010).
Vol 4 No 1.
Mugianti Sari, Arif Mulyadi, Agus Khoirul Anam, Zian Lukluin Najah. 2018.
Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan
Sukorejo Kolta Blitar.
39
Hidayati, Dkk. 2010. Kekurangan Energi Dan Zat Gizi Merupaka Faktor
Resiko Kejadian Stunting Stunted Anak Usia 1-3 Tahun Yang
Tinggal Di Wilayah Kumuh Perkotaan Surakarta.
Husnah, 2017. Nutrisi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Vol 17, No 3
Rahmaniah1, dkk. 2014. Riwayat asupan energi dan protein yang kurang
bukan faktor risiko stunting pada anak usia 6-23 bulan Jurnal Gizi
Dan Dietetik Indonesia Vol.2, No. 3
Sari, Endah Mayang, Mohammad Juffie, Neti Nurani, Mei Neni Sitaresmi.
2016. Asupan Protein, Kalsium, dan fosfor pada anak stunting dan
tidak stunting usia 24-59 bulan.
40
Vaozia, Nuryanto. “Faktor risiko kejadian stunting pada anak usi 1-3 tahun
(Studi Di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobongan)
“ (2016) : Vol 5, No 4
Word Bank dalam Fentiana, Nina dam Sinarsih, 2018. Prevalensi Stunting
Balita Di Medan-Indonesia Akibat Defisiensi Asupan Energi:
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi: Jurnal Kesehatan
Masyarakat.
41
Tabel 1. Master Tabel Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Anak Baduta (Bawah Dua Tahun) Dengan
Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala Medan
Rata -
Z- Asupan Energi Rata- Asupan Protein rata KATE
Umu BB BB TB SCO KATEG rata A % KAT. %
Nama Asupa AK AKGI. AKGI. GORI Pek.
No JK r AK An Ana RE ORI Asupa K ENER ENER PROT
Anak n G E P PROTE Ibu
(Bln) G ak k TB/ PB/U E h1 E h2 E h3 n P h1 P h2 P h3 G GI GI EIN
Protei IN
U Energi
n
M.
Fadlan Tidak
L 15 13 11 82 0,73 760,4 736,4 805,5 767,43 19,3 19,3 21,06 19,89 1125 951,92 26 22,00 80,62 sedang 90,39 Baik IRT
Ghani Stunting
1 Lubis
Yusuf
L 15 13 8,5 72 -2,95 Stunting 716,6 457,8 627,9 14,9 16,3 12,4 14,53 1125 735,58 26 17,00 81,67 sedang 85,49 Sedang IRT
2 trianda 600,77
3 Nazwa P 22 13 7,5 75 -2,66 Stunting 602,7 440,1 629,1 557,30 11,2 9,45 9,34 10,00 1125 649,04 26 15,00 85,87 Sedang 66,64 Defisit IRT
Azzura Tidak 15,7
P 20 13 8,7 79 -0,96 744,5 703,1 776,1 18 17,09 16,96 1125 752,88 26 97,45 Baik IRT
4 Asssyifa Stunting 741,23 8 17,40 98,45 Baik
Gina Nur
Tidak 13,6
Fitriah P 20 13 8,5 76 -1,82 592,5 620,7 580,9 16,1 15,2 14,98 1125 735,58 26 88,14 Sedang IRT
Stunting 5
5 Nst 598,03 17,00 81,30 Sedang
Hasbi 11,0
L 16 13 8,5 75 2,15 Stunting 578,5 643,5 571,8 15,2 9,17 11,81 1125 735,58 26 69,45 Defisit IRT
6 Alfatih 597,93 5 17,00 81,29 Sedang
Afifah Tidak 11,6
P 15 13 8 75 -0,65 566,7 560,3 563,6 17,9 12,98 14,18 1125 692,31 26 88,60 Sedang IRT
7 Hiliana Stunting 563,53 5 16,00 81,40 Sedang
Syafah
Tidak 21,0
Humaira P 17 13 10,7 82 0,46 512,5 1042,1 941,6 19,3 20,3 19,80 1125 925,96 26 92,52 Baik IRT
Stunting 9
8 h 832,07 21,40 89,86 Sedang
Arsyah Tidak
L 19 13 8,9 81 0,43 715,6 720,5 670,8 14,3 17,8 16,7 16,27 1125 770,19 26 91,39 Baik IRT
9 Aldri Stunting 702,30 17,80 91,19 Baik
Nuraini Tidak 15,4
P 21 13 9,6 80 -1,25 783,7 766,7 750,8 16,4 14,34 15,40 1125 830,77 26 80,19 Sedang IRT
10 Syafirti Stunting 767,07 5 19,20 92,33 Baik
Nuradila Tidak
L 19 13 7,7 79 -1,77 514,3 578,5 576,8 14,5 15,3 12,3 14,03 1125 666,35 26 91,13 Baik IRT
11 Rizki Stunting 556,53 15,40 83,52 sedang
Alessa Tidak 15,3
P 17 13 8,4 76 -1,52 520,5 605,7 633,2 16,3 15,3 15,65 1125 726,92 26 93,13 baik IRT
12 Zahra Stunting 586,47 4 16,80 80,68 Sedang
Putri Dwi 11,8
P 15 13 7,7 72 -2,06 Stunting 495,2 504,9 570,7 9,34 15,3 12,18 1125 666,35 26 79,07 Sedang IRT
13 Hamira 523,60 9 15,40 78,58 Kurang
Tidak
Aditya L 18 13 7,4 76,5 -1,84 622,2 480,8 611,8 10,6 9,56 16,34 12,17 1125 640,38 26 82,21 Sedang IRT
14 Stunting 571,60 14,80 89,26 Sedang
42
Kevin
Tidak 15,3
Juan L 20 13 8,9 80 -1,66 645,8 613,5 590,6 18,7 17,45 17,16 1125 770,19 26 96,42 Baik IRT
Stunting 4
15 Alfarizi 616,63 17,80 80,06 Sedang
Randi Tidak 16,0
L 14 13 8,3 75 -0,9 11,8 16,3 14,73 1125 718,27 26 88,73 Sedang IRT
16 Anugrah Stunting 624,3 714,9 640,8 660,00 9 16,60 91,89 Baik
Al- Hafiz Tidak 12,0 16,2
L 16 13 8,1 74 -1,8 11,9 13,41 1125 700,96 26 82,76 Sedang IRT
17 Yudistira Stunting 530 733,6 734,5 666,03 9 3 16,20 95,02 Baik
Tidak 14,6 18,9
Asyifa P 16 13 8,9 78 -0,18 16,3 16,65 1125 770,19 26 93,54 Baik IRT
18 Stunting 772,4 586,3 577,1 645,27 7 8 17,80 83,78 Sedang
Mikhal Tidak 11,5
L 14 13 7,6 74 -1,94 15,3 17,05 14,64 1125 657,69 26 96,29 Baik IRT
19 Azalea Stunting 556,8 569,6 530,8 552,40 6 15,20 83,99 Sedang
Adam
alwi
L 22 13 8,3 77 -2,81 Stunting 9,43 13,4 11,3 11,38 1125 718,27 26 68,53 Defisit IRT
Ramadha
20 n 640 631,1 652,4 641,17 16,60 89,27 Sedang
Afif Al-
L 20 13 6,3 74 -3,21 Stunting 9,67 8,45 8,01 8,71 1125 545,19 26 69,13 Defisit IRT
21 fatih 402,1 457,4 432,2 430,57 12,60 78,98 Kurang
Wira
Arsyila Tidak 20,0 1003,8
P 24 13 11,6 83,2 -0,79 26,3 20,5 22,29 1125 26 96,09 Baik swas
Hamela Stunting 8 5
22 788,4 820,2 810,3 806,30 23,20 80,32 Sedang ta
Adilan
Tidak 22,7 1021,1
Danis L 20 13 11,8 82 -0,63 22,8 21,09 21,95 1125 26 92,99 Baik IRT
Stunting 6 5
23 Daulay 799,6 779,5 829,5 802,87 23,60 92.99 Baik
Reno
L 16 13 6,2 72,5 -2,72 Stunting 12 8,87 11,03 10,63 1125 536,54 26 85,75 Sedang IRT
24 Karnain 422,5 404,3 412,7 413,17 12,40 77,01 Kurang
Rian
L 17 13 7 74 -2,67 Stunting 10 7,98 11,23 9,74 1125 605,77 26 69,55 Defisit IRT
25 Dian 545,2 530,6 523,9 533,23 14,00 88,03 Sedang
hafis
Tidak 15,6
Audri L 14 13 9,5 75,2 -0,92 15 21,3 17,32 1125 822,12 26 91,14 Baik IRT
Stunting 5
26 Daulay 594,9 528,5 862,2 661,87 19,00 80,51 Sedang
M.
Tidak 17,2
Hafizan L 12 13 8,7 72,5 -1,46 16,3 15,9 16,48 1125 752,88 26 94,69 Baik IRT
Stunting 3
27 NST 613,5 691,1 516,1 606,90 17,40 80,61 Sedang
M. Rasya
L 13 13 9,1 71 -2,46 Stunting 11,4 12,4 14,3 12,70 1125 787,50 26 69,78 Defisit IRT
28 Al-Fatih 686,2 684,6 673,2 681,33 18,20 86,52 Sedang
hafiszah Tidak
P 22 13 9,5 79 -1,87 16,6 13 12,9 14,17 1125 822,12 26 74,56 Kurang IRT
29 Mahira Stunting 634,6 747,4 615,2 665,73 19,00 80,98 Sedang
M. 12,0 17,9
L 15 13 9 72,3 -2,58 Stunting 12,8 14,29 1125 778,85 26 79,37 Kurang IRT
30 Naufal 717,8 628,5 701,1 682,47 8 8 18,00 87,63 Sedang
Ahmad Tidak 15,0 17,0
L 23 13 8,9 82 -1,38 14,9 15,69 1125 770,19 26 88,16 sedang IRT
31 fauzi Stunting 741,1 699,1 630,2 690,13 9 9 17,80 89,61 Sedang
syakila Tidak
P 13 10 82 -0,84 810,3 753,4 774,5 17,8 16,3 20,92 18,34 1125 865,38 26 91,70 Baik Guru
32 pratiwi 22 Stunting 779,40 20,00 90,06 Sedang
Ahmad Tidak
L 13 7,6 81 -1,45 545,4 534,6 558,9 14 16,4 12,3 14,23 1125 657,69 26 93,64 Baik IRT
33 Naufal 21 Stunting 546,30 15,20 83,06 Sedang
43
Tidak 17,3
Ghina P 13 8,1 72 -1,83 542,5 580,6 575,2 13,6 11,2 14,05 1125 700,96 26 86,71 Sedang Guru
34 15 Stunting 566,10 4 16,20 80,76 Sedang
Mhd. Al- Tidak 11,0
L 13 7,2 75 -1,21 7,87 9,87 12,20 1125 623,08 26 84,72 sedang IRT
35 Fatih 15 Stunting 511,5 530,5 562,3 534,77 9 14,40 85,83 Sedang
M.Zakari 17,0
L 13 9,4 73 -3,83 Stunting 15,9 16,76 16,56 1125 813,46 26 88,07 Sedang IRT
36 a Hsb 21 636,4 678,5 654,3 656,40 1 18,80 80,69 Sedang
M.Khaiz
ura Tidak
L 13 9,3 73,3 -1,87 13,7 24,2 12,76 16,89 1125 804,81 26 90,79 Baik IRT
Annaba Stunting
37 Nst 14 875,5 612,4 836,4 774,77 18,60 96,27 Baik
Alesa 14,3
P 13 8 70 -2,15 Stunting 12,9 14,87 14,04 1125 692,31 26 87,73 Sedang IRT
38 Zhra 12 608,7 650,8 549,4 602,97 4 16,00 87,10 Sedang
Ibrahim
Tidak
Farzan L 13 8 76 -1,26 14,9 15 16,6 15,50 1125 692,31 26 96,88 Baik IRT
Stunting
39 Alfarez 15 605,8 729,9 558,1 631,27 16,00 91,18 Baik
Alfiansya Tidak
L 13 10 80 0,07 646,2 760,6 698 27,4 16,5 15,67 19,86 1125 865,38 26 99,28 Baik IRT
40 h Lubis 15 Stunting 701,60 20,00 81,07 Sedang
Kevin
Tidak 16,0
Juan Al- L 13 8,9 80 0,49 19,3 17,4 17,57 1125 770,19 26 98,71 Baik IRT
Stunting 1
41 Farizi 14 569,8 560,4 780,2 636,80 17,80 82,68 Sedang
Alessa Tidak
P 13 8,4 75 -0,96 14,7 19,3 16,3 16,77 1125 726,92 26 99,80 Baik IRT
42 Zahra 15 Stunting 564,4 647,2 766,8 659,47 16,80 90,72 Baik
Alfi
Tidak
Sahri L 13 8,7 72 -1,63 647,3 719,2 590,5 17,3 12,5 15,34 15,05 1125 752,88 26 86,48 Sedang IRT
Stunting
43 Batubara 12 652,33 17,40 86,64 Sedang
Hafidz
15,4
Audri L 13 8,2 72 -2,49 Stunting 772,1 636,5 555,7 15,4 11,23 14,03 1125 709,62 26 85,53 Sedang IRT
5
44 Daulay 15 654,77 16,40 92,27 Baik
Syafira
Tidak
Aqila P 13 7,1 79 -1,03 527,8 562,3 424,5 14,3 15,7 11,3 13,77 1125 614,42 26 96,95 baik IRT
Stunting
45 Rahman 20 504,87 14,20 82,17 Sedang
44
Lampiran 2
HASIL SPSS
Umur Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
45
4. Frekuensi pekerjaan responden
pekerjaan ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
46
8. Frekuensi asupan energi dengan kejadian stunting
Count
Kejadian Stunting
Cukup 9 22 31
Defisit 3 0 3
Total 13 32 45
Count
Kejdianstunting
kategoriPro baik 0 21 21
sedang 5 10 15
kurang 1 1 2
defisit 7 0 7
Total 13 32 45
47
Lampiran 3.
48
Lampiran 4.
49
Lampirann 5.
50
Lampiran 6.
Medan,………………………2019
Peneliti Responden
51
Lampiran 7.
KUISIONER PENELITIAN
Identitas Sampel
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Berat Badan (BB) :
8. Pekerjaan a. Bekerja
b. Tidak Bekerja
52
Lampiran 8.
Nama Sampel :
Alamat :
Jenis Kelamin : L/P
Tanggal Pewawancara :
Hari ke :
Waktu
Nama Masakan Bahan Makanan URT Gram
Makan
PAGI
SNACK
SIANG
SNACK
MALAM
53
54
Lampiran 10.
No Handphone : 082163485689
55
Lampiran 11.
NIM : P01031117114
NIP : 196508041986031004
56
Lampiran 12.
BUKTI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
57
11. 08 Januari 2020 Revisi Ke Penguji 2
12. 10 Januari 2020 ACC Penguji 2
13. 13 Maret 2020 Diskusi hasil penelitian
58
Lampiran 13.
==========================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==========================================================
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
__________________________________________________________________
Meal analysis: energy 277,9 kcal (46 %), carbohydrate 33,4 g (36 %)
Siang
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
ikan kembung 25 g 28,0 kcal 0,0 g
labu siam mentah 10 g 2,0 kcal 0,4 g
pisang ambon 50 g 46,0 kcal 11,7 g
Meal analysis: energy 184,3 kcal (30 %), carbohydrate 36,0 g (38 %)
Malam
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
ikan kembung 30 g 33,6 kcal 0,0 g
labu siam mentah 10 g 2,0 kcal 0,4 g
Meal analysis: energy 143,9 kcal (24 %), carbohydrate 24,3 g (26 %)
59
=========================================================
HASIL PERHITUNGAN
==========================================================
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
__________________________________________________________________
energy 606,1 kcal 1050,0 kcal 58 %
water 0,0 g 1300,0 g 0%
protein 23,3 g(16%) 13,5 g(12 %) 173 %
fat 14,7 g(21%) 41,0 g(< 30 %) 36 %
carbohydr. 93,7 g(63%) 155,0 g(> 55 %) 60 %
dietary fiber 2,4 g - -
alcohol 0,0 g - -
PUFA 3,6 g 9,0 g 40 %
cholesterol 152,5 mg - -
Vit. A 345,2 µg 600,0 µg 58 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. B1 0,2 mg 0,6 mg 25 %
Vit. B2 0,3 mg 0,7 mg 46 %
Vit. B6 0,6 mg 0,4 mg 162 %
folic acid eq. 0,0 µg - -
Vit. C 5,7 mg 60,0 mg 10 %
sodium 72,2 mg - -
potassium 614,8 mg 1500,0 mg 41 %
calcium 62,9 mg 600,0 mg 10 %
magnesium 104,0 mg 80,0 mg 130 %
phosphorus 301,4 mg 500,0 mg 60 %
iron 1,7 mg 8,0 mg 22 %
zinc 1,8 mg 3,0 mg 60 %
60
==========================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==========================================================
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
__________________________________________________________________
Pagi
beras putih giling 25 g 90,2 kcal 19,9 g
telur ayam 40 g 62,0 kcal 0,4 g
kecap 5g 3,0 kcal 0,3 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
tepung susu skim 45 g 165,6 kcal 23,2 g
roti kukis 10 g 28,4 kcal 5,3 g
Meal analysis: energy 392,4 kcal (43 %), carbohydrate 49,0 g (45 %)
Siang
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
daging ayam 30 g 85,5 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 10 g 86,2 kcal 0,0 g
bayam segar 20 g 7,4 kcal 1,5 g
pepaya 20 g 7,8 kcal 2,0 g
roti kukis 20 g 56,8 kcal 10,5 g
Meal analysis: energy 351,9 kcal (39 %), carbohydrate 37,8 g (34 %)
Malam
tepung susu skim 45 g 165,6 kcal 23,2 g
Meal analysis: energy 165,6 kcal (18 %), carbohydrate 23,2 g (21 %)
61
==========================================================
HASIL PERHITUNGAN
==========================================================
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
__________________________________________________________________
energy 910,0 kcal 1050,0 kcal 87 %
water 0,0 g 1300,0 g 0%
protein 52,9 g(24%) 13,5 g(12 %) 392 %
fat 28,5 g(28%) 41,0 g(< 30 %) 69 %
carbohydr. 110,0 g(49%) 155,0 g(> 55 %) 71 %
dietary fiber 1,8 g - -
alcohol 0,0 g - -
PUFA 2,5 g 9,0 g 27 %
cholesterol 212,2 mg - -
Vit. A 978,4 µg 600,0 µg 163 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. B1 0,5 mg 0,6 mg 88 %
Vit. B2 1,7 mg 0,7 mg 244 %
Vit. B6 0,7 mg 0,4 mg 178 %
folic acid eq. 0,0 µg - -
Vit. C 28,9 mg 60,0 mg 48 %
sodium 1018,7 mg - -
potassium 1928,0 mg 1500,0 mg 129 %
calcium 1243,3 mg 600,0 mg 207 %
magnesium 159,9 mg 80,0 mg 200 %
phosphorus 1189,1 mg 500,0 mg 238 %
iron 2,2 mg 8,0 mg 27 %
zinc 5,8 mg 3,0 mg 192 %
62
==========================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==========================================================
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
__________________________________________________________________
Pagi
beras putih giling 25 g 90,2 kcal 19,9 g
telur ayam 40 g 62,0 kcal 0,4 g
kecap 5g 3,0 kcal 0,3 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
tepung susu skim 45 g 165,6 kcal 23,2 g
roti kukis 10 g 28,4 kcal 5,3 g
Meal analysis: energy 392,4 kcal (43 %), carbohydrate 49,0 g (45 %)
Siang
beras putih giling 30 g 108,3 kcal 23,9 g
daging ayam 30 g 85,5 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 10 g 86,2 kcal 0,0 g
bayam segar 20 g 7,4 kcal 1,5 g
pepaya 20 g 7,8 kcal 2,0 g
roti kukis 20 g 56,8 kcal 10,5 g
Meal analysis: energy 351,9 kcal (39 %), carbohydrate 37,8 g (34 %)
Malam
tepung susu skim 45 g 165,6 kcal 23,2 g
Meal analysis: energy 165,6 kcal (18 %), carbohydrate 23,2 g (21 %)
63
==========================================================
HASIL PERHITUNGAN
==========================================================
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
__________________________________________________________________
energy 910,0 kcal 1050,0 kcal 87 %
water 0,0 g 1300,0 g 0%
protein 52,9 g(24%) 13,5 g(12 %) 392 %
fat 28,5 g(28%) 41,0 g(< 30 %) 69 %
carbohydr. 110,0 g(49%) 155,0 g(> 55 %) 71 %
dietary fiber 1,8 g - -
alcohol 0,0 g - -
PUFA 2,5 g 9,0 g 27 %
cholesterol 212,2 mg - -
Vit. A 978,4 µg 600,0 µg 163 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. B1 0,5 mg 0,6 mg 88 %
Vit. B2 1,7 mg 0,7 mg 244 %
Vit. B6 0,7 mg 0,4 mg 178 %
folic acid eq. 0,0 µg - -
Vit. C 28,9 mg 60,0 mg 48 %
sodium 1018,7 mg - -
potassium 1928,0 mg 1500,0 mg 129 %
calcium 1243,3 mg 600,0 mg 207 %
magnesium 159,9 mg 80,0 mg 200 %
phosphorus 1189,1 mg 500,0 mg 238 %
iron 2,2 mg 8,0 mg 27 %
zinc 5,8 mg 3,0 mg 192 %
64
Lampiran 14.
DOKUMTASI PENELITIAN
65