P01031120113
2023
PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN TEPUNG KACANG TOLO DAN
TEPUNG DAUN KELOR TERHADAP DAYA TERIMA SNACKBAR
SEBAGAI PANGAN DARURAT
P01031120113
2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Menyetujui :
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
dengan judul “Pengaruh Variasi Penggunaan Tepung Kacang Tolo dan
Tepung Daun Kelor Terhadap Daya Terima Snackbar Sebagai Pangan
Darurat”
Dalam penulisan Proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Medan
2. Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM selaku pembimbing yang
telah banyak memberikan waktu serta nasehat dalam usulan
pengerjaan Proposal ini.
3. Kedua orang tua saya yang tiada henti hentinya memberikan doa
dan dukungan tanpa terbatas.
4. Rekan-rekan seperjuangan yang tak dapat saya sebutkan
namanya satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan membalas segala
kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
Proposal ini, Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih belum dapat di
katakan sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan juga
masukkan yang dapat membangun untuk penyempurnaan usulan Proposal
ini, Atas perhatianya terimakasih.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
No Halaman
1 Komposisi Gizi Kacang Tolo ................................................................ 6
2 Kandungan Gizi Kacang kacangan ..................................................... 7
3 Komposisi Gizi Tepung Kacang Tolo .................................................. 8
4 Komposisi Gizi Daun Kelor ................................................................. 9
5 Komposisi Gizi Tepung Daun Kelor .................................................... 11
6 Standar Resep Snackbar .................................................................... 14
7 Definisi Operasional ............................................................................ 19
8 Bahan Pembuatan Snackbar .............................................................. 21
9 Kebutuhan Bahan Membuat Snackbar ............................................... 22
10 Alat Pembuatan Snackbar .................................................................. 23
vi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Kerangka Konsep ............................................................................... 18
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1 Bukti Bimbingan Proposal ................................................................... 28
2 Dokumentasi Hasil Snackbar .............................................................. 30
3 Tabel Angka Kecukupan Gizi 2019 ..................................................... 31
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dipenuhi
dalam situasi apapun, termasuk pada situasi bencana. Bencana
merupakan kejadian luar biasa yang terjadi diluar kendali manusia. Tanpa
diketahui waktu terjadinya dan seberapa besar dampak kerugian yang akan
ditimbulkan. Dampak bencana dapat berupa rusaknya lingkungan dan
menyebabkan kematian masal. Besarnya dampak tersebut membuat
pentingnya perhatian seluruh masyarakat untuk kesiap-siagaan dalam
menghadapi bencana (Batalipu, 2019).
Masalah yang sering kali luput dari perhatian ialah kecukupan gizi
bagi masyarakat yang terdampak bencana. Penurunan status gizi pasca
bencana dapat terjadi akibat layanan kesehatan terbatas, terputusnya jalur
distribusi makanan serta sanitasi yang buruk. Untuk itu manajemen
penanggulangan khususnya pemenuhan gizi perlu menjadi perhatian
semua pihak. Terutama kebutuhan bayi, balita, anak-anak, ibu hamil serta
lansia yang rentan terserang penyakit pasca bencana (Batalipu, 2019).
Pangan darurat merupakan suatu alternatif yang dapat menjadi
pertimbangan untuk menyediakan makanan yang menjadi sumber
pemenuhan gizi. Produk pangan darurat yang biasa dikonsumsi berupa
produk makanan yang praktis, mudah didapat dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi manusia (Juita, 2018).
Snackbar merupakan salah satu produk pangan olahan yang
dijadikan cemilan (Snack) pada kondisi darurat yang sifatnya praktis dan
relatif tahan lama (Dewanti,2018). Snackbar dapat dikategorikan sebagai
Emergency Food Product (EFP) yaitu makanan yang disajikan pada
kondisi pasca bencana, karena memiliki gizi yang beragam dan baik yang
dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi harian setiap orang. Pada
perkembangannya, banyak variasi snackbar dengan penggunaan bahan
baku lainnya selain tepung terigu untuk menambah zat gizi
(Hamidah,2019)
1
Kacang tolo (Vigna unguiculata) merupakan salah satu jenis kacang-
kacangan yang telah lama di budidayakan di Indonesia. Kandungan seng
kacang tolo lebih tinggi dibandingkan kacang kedelai, kacang merah, dan
kacang hijau dengan kandungan sengnya sebesar 5,9 mg per 100 g,
sedangkan kacang kedelai 3,9 mg, kacang merah 2,6 mg, dan kacang hijau
2,9 mg. Data ini menunjukkan bahwa kacang tolo merupakan kacang yang
tinggi seng dibandingkan dengan kacang-kacang lainnya (TKPI,2017).
Kandungan seng (Zn) yang tinggi dalam kacang tolo dapat digunakan untuk
menanggulangi masalah gizi pada ibu hamil karena kacang tolo juga
merupakan sumber seng dari produk nabati yang sangat baik yang dapat
meningkatkan pertumbuhan sel janin.Kacang tolo akan dijadikan sebagai
salah satu bahan dalam pembuatan snackbar (Fenthy, 2017).
Tepung daun kelor diharapkan sebagai bentuk bahan pangan
setengah jadi yang lebih luas untuk pengembangan produk pangan yang
lebih beragam seperti makanan tambahan untuk ibu hamil karena memiliki
manfaat untuk mencegah kelainan pada janin dan meningkatkan
pertumbuhan sel janin. (Lisda, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengembangkan produk pangan darurat pada ibu hamil. Produk pangan
pada umumnya yang disukai yaitu snackbar. Produk ini diharapkan bisa
menjadi pangan dalam keadaan darurat, sebagai makanan tambahan untuk
ibu hamil.
2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh variasi penggunaan tepung kacang tolo dan
tepung daun kelor terhadap daya terima Snackbar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Melakukan pengembangan produk dan Mengetahui pengaruh variasi
penggunaan tepung kacang tolo dan tepung daun kelor terhadap daya
terima Snackbar
2. Tujuan khusus
a. Menilai daya terima warna snackbar tepung kacang tolo dengan
variasi tepung daun kelor
b. Menilai daya terima aroma snackbar tepung kacang tolo dengan
variasi tepung daun kelor
c. Menilai daya terima tekstur snackbar tepung kacang tolo dengan
variasi tepung daun kelor
d. Menilai daya terima rasa snackbar tepung kacang tolo dengan
variasi tepung daun kelor
e. Menentukan variasi penggunaan tepung kacang tolo dan tepung
daun kelor dengan daya terima snackbar yang lebih baik dari segi
warna,aroma,tekstur,dan rasa
D. Manfaat penelitian
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti tentang pengolahan snackbar
berbasis kacang tolo dengan variasi penambahan daun kelor
b. Bagi Masyarakat
Tersedianya salah satu produk olahan pangan darurat dengan
menggunakan pangan lokal kacang tolo dan daun kelor yang
mengandung nilai gizi yang tinggi.
c. Bagi Institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Tabel 1. Komposisi gizi Kacang tolo per 100 gr
Protein 24.4 gr
Lemak 1.9 gr
Karbohidrat 56,6 gr
Kalsium 481 mg
Fosfor 399 mg
Zinc 6 mg
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2017)
5
Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Kacang-Kacangan
Jenis Kacang
Kandungan
No Kacang Kacang Kacang Kacang
Zat Gizi
Kedelai Merah Hijau Tolo
1. Energi (kal) 381 314 323 331
6
Tabel 3. Komposisi Gizi Tepung Kacang tolo per 100 gr
7
Hasil analisa kandungan gizi diketahui daun kelor memiliki potensi
yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan gizi dalam tubuh. Konsumsi
daun kelor maka keseimbangan gizi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga
orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan
energi dan ketahanan tubuhnya (Amelia, 2022)
Konsumsi daun kelor setara dengan mengkonsumsi beberapa
sayuran hijau, seperti daun singkong, kangkung, selada, daun katuk, dan
bayam. Daun kelor mengandung zat gizi makro seperti, karbohidrat, protein
dan mikro (vitamin E, kalsium, zat besi, zinc, vitamin C) yang sangat
dibutuhkan khususnya oleh ibu hamil (Tinna, 2018).
Tabel 4. Komposisi gizi Daun kelor per 100 gr
8
Tepung daun kelor dapat dimanfaatkan dalam bentuk tepung agar
lebih awet dan mudah disimpan. Tepung daun kelor merupkan suplemen
makanan bergizi dan dapat ditambahkan sebagai campuran dalam
makanan. Daun kelor yang akan dijadikan 30 tepung harus dicuci dulu
untuk menghilangkan kuman dan kotoran (Amelia, 2022)
Menurut Zakaria (2012) ,bahwa cara membuat tepung daun kelor
adalah daun kelor yang digunakan adalah daun kelor muda yang dipetik dari
dahan pohon yang kurang lebih dari tangkai daun yang pertama (di bawah
pucuk)sampai daun yang ketujuh yang masih hijau, meskipun daun tua bisa
digunakan asal daun kelor tersebut belum menguning. Selanjutnya daun
kelor tersebut dicuci dengan air bersih kemudian dirunut dari tangkai
daunnya, kemudian ditebar diatas jaring kawat (rak jemuran oven) dan
diataur ketebalannya sedemikian rupa yang selanjutnya dikeringkan dalam
oven dengan suhu kurang lebih 45 derajat selama kurang lebih 24 jam
(sudah cukup kering).Pembuatan tepung daun kelor kering dengan
digunakan blender kering dan diayak dengan ayakan 100 mesh untuk
memisahkan batang-batang kecil yang tidak bisa hancur dengan blender,
selanjutnya disimpan dalam wadah pastik yang kedap udara.
9
C. Snackbar
Snack bar adalah salah satu produk pangan berupa makanan ringan
yang berbentuk batang dan padat. Snack bar dapat dikategorikan makanan
ringan yang merupakan cemilan sehat karena mengandung gizi yang
lengkap yaitu protein, karbohirat, vitamin, dan mineral. Snack bar pertama
kali dikenalkan dan beredar di Amerika Serikat pada tahun 1980an. Selain
kandungan gizi yang lengkap snack bar juga memiliki bentuk bar atau kotak
dengan ukuran kecil dan minimalis untuk kemudahan dalam konsumsi dan
sebagai alternatif cemilan di saat sibuk (Hamidah , 2019)
Karakteristik snack bar yang sehat dan baik mengandung protein,
serat tinggi, dan kalori rendah serta berbagai macam vitamin, mineral, dan
komponen bioaktif yang baik untuk kesehatan. Karbohidrat dalam snack bar
akan diserap oleh tubuh secara perlahan-lahan sehingga dapat menjadi
sumber glukosa dalam tubuh dan cocok dikonsumsi setiap hari sebagai
pengganti makanan pokok padi maupun gandum. Namun, tidak cocok
dikonsumsi pada malam hari. Saat ini snack bar dimanfaatkan sebagai
pangan fungsional karena dapat meningkatkan sumber gizi baik dalam
tubuh (Zaddana, 2021)
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) tahun 2007
menyatakan bahwa terdapat peningkatan signifikan dalam pemanfaatan
sumber nabati fungsional sebesar 8% - 14% terhadap potensi pasar pangan
fungsional. Peningkatan jumlah tersebut juga akan menjadikan peningkatan
permintaan semakin tinggi dan terus berlanjut seiring perubahan gaya hidup
masyarakat modern dan juga peningkatan jumlah populasi (Darawati, 2016)
Snackbar yang dibuat menggunakan bahan baku kacang tolo dan
daun kelor sebagai bahan utama ini diikat dengan bahan-bahan pengikat
yaitu telur ayam,tepung terigu,gula pasir,susu skim,vanili,garam.
Mencampurkan bahan-bahan tersebut, sesudah tercampur semua di
letakkan pada loyang dan padatkan setelah itu memanggang adonan
dengan oven, mendinginkan dengan lemari pendingin (Taula, 2021)
10
Penelitian sebelumnya terkait snack bar yaitu dilakukan oleh
Rahardjo (2019) dengan judul Pengaruh Kombinasi Kacang Kedelai dan
Kacang Tunggak yang Diperkaya Biji Nangka Terhadap Daya Terima dan
Kadar Protein Snack Bar. Hasil penelitian didapatkan bahwa formula terbaik
yaitu pada subtitusi kacang tunggak 10% dan penambahan biji nangka 40%
dari segi organoleptik rasa dan tekstur. Penambahan kacang tunggak 10%
dan biji nangka 40% menghasilkan formula terbaik berdasarkan uji protein
sebesar 17,85% dan dapat memenuhi standar kadar protein pada snack
bar komersil 16,70% serta mampu memenuhi 18,21% dari kebutuhan
protein pada AKG.
11
e) Gula Pasir
Pada pembuatan snack bar, gula yang digunakan sebanyak 20-40%
dari berat tepung. Meningkatnya kadar gula di dalam adonan snack bar,
akan mengakibatkan snack bar menjadi semakin keras, sedangkan jika
gula yang ditambahkan kurang maka dapat menyebabkan tekstur snack
bar menjadi berpori-pori besar dan kasar (Sangkan Paran, 2009).
f) Vanili
Vanili merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang berfungsi
memberikan aroma harum dan adonan yang dihasilkan tidak berbau
amis/apek. Vanili didapat secara alami pada tumbuhan vanilla yang
diambil ekstrak/biji vanili.
g) Garam
Garam memiliki fungsi utama yaitu untuk pengawet pada bahan
makanan. Garam berperan dalam menguatkan rasa atau pembentuk
rasa,dalam pembuatan produk garam berfungsi dalam pelarutan gluten
untuk menciptakan struktur yang baik dalam adonan.Sebagian besar
formula kue menggunakan 1% garam atau kurang
Margarin 105 gr
Telur ayam 90 gr
Vanili 6 gr
Garam 3 gr
12
3. Cara membuat :
D. Pangan Darurat
Indonesia merupakan kepulauan terbesar di dunia yang tersusun
dari 17.504 pulau yang terletak dalam Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire)
dan memiliki puluhan patahan aktif. Kondisi geografi menyebabkan
Indonesia menjadi daerah rawan gempa dan letusan gunung berapi. Tak
hanya memakan korban jiwa dan harta benda, bencana alam yang tak
terelakkan juga mengakibatkan kerusakan berbagai infrastruktur. Hal ini
berujung pada terputusnya jalur distribusi sehingga sering kali menyulitkan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan
terhadap pangan. Kebutuhan pangan seringkali dipenuhi melalui
pengadaan dapur umum. Namun pada beberapa kondisi bencana,
pendirian dapur umum tidak memungkinkan. Keterbatasan peralatan
memasak dan persediaan air bersih pasca bencana juga mendukung
sulitnya melakukan aktivitas pengolahan makanan untuk korban bencana.
Pada kondisi seperti ini resiko keracunan pangan akibat pengolahan yang
tidak higienis menjadi besar.
13
Produk pangan yang mampu memenuhi kebutuhan para korban
bencana ini biasa dikenal sebagai pangan darurat. Pangan darurat sengaja
dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan energi harian manusia dalam
keadaan darurat dan dapat langsung dikonsumsi. Pada dasarnya produk
pangan darurat dapat diproduksi dari komoditas apa saja. Namun idealnya
pangan darurat diproduksi dari bahan-bahan yang dapat dihasilkan oleh
negeri sendiri demi menciptakan ketahanan pangan. Bahan baku lokal yang
berpotensi tersebut seperti kedelai, kacang hijau, pisang, singkong, dan ubi
jalar.
Emergency Food Product ditujukan untuk mengurangi kematian para
korban bencana dengan menyediakan makanan yang secara nutrisi
lengkap sehingga dapat menjadi sumber nutrisi selama lima belas hari
terhitung dari awal pengungsian terjadi. Produk EFP terdiri dari dua jenis.
Jenis pertama merupakan pangan darurat yang dirancang untuk kondisi di
mana para korban bencana dapat memasak atau mempersiapkan
makanan. Jenis kedua adalah pangan darurat yang didesain untuk kondisi
di mana akses terhadap air dan api terbatas sehingga para korban bencana
tidak dapat memasak makanan. Pangan darurat untuk korban bencana,
terutama yang bersifat siap santap, sampai saat ini belum dikembangkan di
Indonesia tetapi sudah banyak berkembang untuk kepentingan tentara di
lapangan.
Terpenuhnya asupan gizi penyintas bencana diharapkan mampu
mencegah terjadinya bencana selanjutnya seperti wabah penyakit akibat
penurunan status gizi para penyintas bencana. Penurunan status gizi pasca
bencana dapat terjadi akibat layanan kesehatan terbatas, terputusnya jalur
distribusi makanan serta sanitasi yang buruk (Kementrian Kesehatan RI,
2016).Pemenuhan kebutuhan ibu hamil yang tidak optimal akan
mempengaruhi perkembangan janin yang dikandungnya misalnya,ibu
hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) ,anemia serta mati
dalam kandungan.
14
Solusi untuk mengatasi masalah rawan pangan termasuk kondisi
tanggap darurat sampai saat ini masih mengacu pada penyediaan beras
dan mie instant sebagai cadangan pangan. Dalam keadaan darurat,
penyediaan makanan seperti beras dan mie instant tidaklah menyelesaikan
masalah. Dalam mengolah beras atau mie instant menjadi makanan yang
siap konsumsi diperlukan ketersediaan air bersih yang memadai,
sementara dalam keadaan darurat, ketersediaan air bersih sering menjadi
kendala. Kualitas dan kuantitas air yang tidak sesuai standar konsumsi
manusia dapat menjadi sumber masalah baru bagi kelompok masyarakat
terdampak bencana. Indonesia sudah selayaknya memiliki sebuah konsep
pangan darurat. (Tanjung & Wahyuni, 2021)
E. Uji Organoleptik
Uji organoleptik adalah yang uji yang dilakukakan untuk mengetahui
rasa dan bau dari suatu produk makanan, minuman, dan produk lain.
metode dalam uji kesukaan biasanya digunakan untuk membedakan
kualitas dari makanan mengenai warna,aroma,tekstur, dan rasa yang
secara langsung dapat dibedakan. Uji ini berfungsi untuk menentukan
tingkat kesukaan produk terhadap konsumen (Mufathiroh, 2013).
Uji kesukaan ini dipakai Hedonic Scale Methode. Adapun yang
dimaksud dengan Hedonic Scale Methode adalah suatu kegiatan pengujian
yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang panelis yang mana
memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan
konsumen terhadap suatu produk tertentu. Metode ini mempunyai
keuntungan antara lain:
1. Sederhana, karena dapat digunakan panelis yang luas tingkatannya.
15
Adapun Parameter Uji Organoleptik Meliputi :
a) Warna
Warna adalah faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan atau
bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampakan makanan
agar menarik.Sebelum fakor-faktor yang lain dipertimbangkan secara
visual.
b) Aroma
Aroma dapat didefenisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan
indera pembau untuk menghasilkan aroma. Senyawa berbau sampai ke
jaringan pembau dalam hidung bersama-sama dengan udara.
Penginderaan cara ini memasyarakatkan bahwa senyawa berbau bersifat
mutlak. Timbulnya aroma makanan disebabkan oleh terbentuknya senyawa
yang mudah menguap itu dapat sebagai akibat atau reaksi karena
pekerjaan enzim atau dapat juga terbentuk tanpa bantuan reaksi enzim.
c) Tekstur
Tekstur adalah faktor kualitas makanan yang paling penting, sehingga
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh karena itu, kita
menghendaki makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai
dengan selera yang kita harapkan, sehingga bila kita membeli makanan,
maka pentingnya nilai gizi biasanya ditempatkan pada mutu setelah harga,
tekstur, dan rasa. Tekstur makanan juga merupakan komponen yang turut
menentukan cita rasa makanan karena sensitifitas indera cita rasa
dipengaruhi oleh konsistensi makanan.
d) Rasa
Rasa suatu makanan merupakan faktor yang turut menentukan daya
terima konsumen. Rasa sebagian besar bahan pangan biasanya tidak stabil
yaitu dapat mengalami perubahan selama penanganan dan pengolahan,
selain itu perubahan tekstur dan vikositas bahan panganan dapat
memberikan rasa. Cacat pada rasa dapat disebabkan oleh adanya
penyimpanan susu dan produk susu yang digunakan, dan juga akibat
kekurangan atau kelebihan penambahan bahan-bahan lain, termasuk
penambahan rasa (Mufathiroh, 2013)
16
F. Kerangka Konsep
17
G. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Skala
1 Snackbar Produk pangan yang dibuat dengan bahan
sesuai standar resep snackbar oleh
Ordinal
International Food Research Journal (2016)
tetapi menggunakan kombinasi tepung
terigu,tepung kacang tolo,tepung daun kelor
dengan prosedur pembuatan dan bahan
sesuai standart resep.
2 Daya terima Penerimaan panelis terhadap Warna,
Aroma, Tekstur, Rasa dari Snackbar
Ordinal
Yang ditentukan dengan uji organoleptik
berdasarkan 5 skala,yaitu :
• Amat sangat suka
• Sangat suka
• Suka
• Kurang suka
• Tidak suka
3 Tepung Kacang tolo yang diproses dengan melalui Ordinal
Kacang Tolo perendaman,pengeringan,
setelah itu Penggilingan sampai ke proses
penepungan.
4 Tepung Daun Daun kelor yang telah kering lalu dihaluskan
Ordinal
Kelor dan di tambahkan ke dalam bahan Dasar
bertujuan untuk menambah nilai gizi
khususnya zat besi pada snackbar
H. Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh variasi penggunaan tepung kacang tolo dan
daun kelor terhadap daya terima snackbar.
Ha : Ada pengaruh variasi penggunaan tepung kacang tolo dan daun
Kelor terhadap daya terima snackbar.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan :
n = Jumlah unit percobaan
r = Jumlah pengulangan (replikasi) sebanyak 2 kali
t = Jumlah perlakuan (treatment).
19
C. Bahan dan Alat
1. Bahan Pembuatan Snackbar
Tabel 8. Bahan Pembuatan Snackbar
No Bahan Spesifikasi
Tepung kacang tolo Terbuat dari kacang tolo yang
1
dihaluskan
Tepung daun Kelor Terbuat dari daun Kelor yang
2
dihaluskan
Tepung Terigu Merk Terigu, kemasan
3
750 gram
20
2. Kebutuhan bahan untuk membuat Snackbar
1 Tepung 40 gr 35 gr 30 gr 105 gr
Terigu
2 Tepung 50 gr 50 gr 50 gr 150 gr
Kacang Tolo
3 Tepung 10 gr 15 gr 20 gr 45 gr
Daun Kelor
7 Vanili 2 gr 2 gr 2 gr 6 gr
8 Margarin 35 gr 35 gr 35 gr 105 gr
9 Garam 2 gr 2 gr 2 gr 6 gr
21
3. Alat Pembuatan Snackbar
No Alat Jumlah
1 Timbagan digital 1bh
2 Baskom kecil 1 bh
3 Spatula kayu 1 bh
4 Solet 1 bh
5 Sendok makan 2 bh
6 Pisau 1 bh
7 Piring stainless 2 bh
8 Loyang 2 bh
9 Oven baking 1 bh
a) Daun kelor di sortasi, daun kelor muda yang dipetik dari dahan pohon
yang kurang lebih dari tangkai daun yang pertama
b) Kemudian daun kelor tersebut dicuci dengan air bersih kemudian
dirunut dari tangkai daunnya.
c) Lalu daun kelor yang sudah dicuci, dikeringkan dengan oven pada
suhu 45˚ selama 24 jam.
22
d) Setelah mengering dihaluskan menggunakan blender kering,digiling
selama 5 menit dengan kecepatan tinggi.
e) Kemudian serbuk diayak dengan ukuran 100 mesh, untuk
memisahkan tepung dari tulang daun dan tangkai daun yang terikut.
(Zakaria 2012)
23
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data
1. Uji Organoleptik
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan uji organoleptik yaitu
warna, aroma, tekstur, dan rasa dari snackbar oleh panelis yang diambil
dari Mahasiswa/I Jurusan Gizi yang sudah lulus mata kuliah Ilmu Teknologi
Pangan (ITP),tidak keadaan sakit, tidak merokok dan bersedia untuk ikut
melakukan uji organoleptik.
Sampel disediakan di dalam piring kecil dengan setiap piring diberi
label sesuai dengan perlakuan. Setiap panelis diberi formulir unit
organoleptik masing-masing satu lembar untuk setiap percobaan. Penilaian
dinyatakan dalam skala hedonik dengan kriteria sebagai berikut:
1 = Tidak suka
2 = Kurang suka
3 = Suka
4 = Sangat suka
5 = Amat suka
24
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, P., Nst, F. H., Khairani, A. F., Budi, R., & Harahap, M. S. (2022).
Pelatihan Pengolahan Daun Kelor Menjadi Bubur , Sebagai Diet
Alternative Penderita Diabetes ,. 1(2), 80–83.
Azizah, A., & Adriani, M. (2018). Tingkat Kecukupan Energi Protein Pada
Ibu Hamil Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis.
Media Gizi Indonesia, 12(1), 21. https://doi.org/10.20473/
Darawati, (2016). Pengembangan Pangan Fungsional Berbasis Pangan
Lokal Sebagai Produk Sarapan Untuk Remaja Gemuk (The
development of functional food product based on local food as
breakfast for overweight/obese adolescents). Jurnal Gizi Pangan,
11(1), 43–50.
Dewanti, E. (2018). Peranan World Food Programme (WFP) Melalui
Program Food For Assets (FFA) Dalam Upaya Mengurangi Potensi
Rawan Pangan Di Indonesia. Global Political Studies Journal, 2(2),
101–132. https://doi.org/10.34010/gpsjournal.v2i2.2026
Fadillah, R., Purnamawati, H., & Supijatno. (2020). Produksi Kacang
Tunggak (Vigna unguiculata [L.] Walp) dengan Input Pupuk Rendah.
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 48(1),
44–51. https://doi.org/10.24831/jai.v48i1.27597
Fenthy Marlina Safitri, Yunda Maymanah Rahmadewi, M. A. (2017). Vol. 6,
No. 1, Tahun 2017. Jurnal Teknologi Pertanian, 6(1), 49–59.
Irwan, Z. (2020). Kandungan Zat Gizi Daun Kelor (Moringa Oleifera)
Berdasarkan Metode Pengeringan. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(1),
69–77. http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m%0A
Lisda Juniarsy Rahardjo, Asrul Bahar, & Annis Catur Adi. (2019). Pengaruh
Kombinasi Kacang Kedelai (Glycine Max) Dan Kacang Tunggak (Vigna
Unguiculata (L) Walp.) Yang Diperkaya Biji Nangka (Artocarpus
Heterophyllus) Terhadap Daya Terima Dan Kadar Protein Snack Bar
.Amerta
Marhaeni, L. sutji. (2021). Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Sumber
Pangan Fungsioal Dan Antioksidan Luluk. Agrisia, 13(2), 40–53.
Puspitasari, M., Gustina, T., Rany, N., Kesehatan, D., & Riau, P. (2021).
Pemberian makanan tambahan ibu hamil kek di puskesmas karya
wanita pekanbaru 1,2,3,4.
Rustamaji, G. A. S., & Ismawati, R. (2021). Daya Terima Dan Kandungan
Gizi Biskuit Daun Kelor Sebagai Alternatif Makanan Selingan Balita
Stunting. Jurnal Gizi Unesa, 01(01), 31–37.
Sabilah, H., & Eviyanti, A. (2022). Perhitungan Kalori Gizi pada Ibu Hamil
Berbasis Website Menggunakan Metode Cooper. Seminar Nasional
Inovasi Teknologi,
25
Safitri, F. M., Ningsih, D. R., Ismail, E., & Waluyo, W. (2016).
Pengembangan getuk kacang tolo sebagai makanan selingan alternatif
kaya serat. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of
Nutrition and Dietetics),
Taula, M. S. D., Oessoe, Y. Y. E., Sumual, M. F., Program, M., Teknologi,
S., Pertanian, F., Ratulangi, U. S., Program, D., Teknologi, S.,
Pertanian, F., & Ratulangi, U. S. (2021). Study Of The Chemical
Composition Of Snack Bars From Varios Local Rawmaterials :
Systematic Review kajian literatur untuk mengevaluasi data
bagaimana kualitas pada snack bars berdasarkan komposisi kimia
dari aneka snack bars berbahan baku lokal
Zaddana, C., Almasyhuri, A., Nurmala, S., & Oktaviyanti, T. (2021). Snack
Bar Berbahan Dasar Ubi Ungu dan Kacang Merah sebagai Alternatif
Selingan Penderita Diabetes Mellitus. Amerta Nutrition, 5(3), 260.
https://doi.org/10.20473/amnt.v5i3.2021.260-27
26
Lampiran 1
1. 14 Memberikan surat
September permintaan sebagai
2022 Dosen Pembimbing
2. 20 Menyerahkan Judul
September
2022
6. 30 Menyerahkan
November Tinjauan Pustaka
2022 dan Metode
Penelitian
27
7. 1 Desember Revisi Proposal
2022
28
Lampiran 2
29
Lampiran 3
1. Angka Kecukupuan Mineral (Zn) yang Dianjurkan (per orang per hari)
Kelompok Kalsiu Fosfor Magnesi Besi Iodium Seng Selen
Umur m (mg) (mg) um (mg) (mg) (mcg) (mg) ium
(mcg)
Perempuan
10-12 tahun 1200 1250 170 8 120 8 19
13-15 tahun 1200 1250 220 15 150 9 24
16-18 tahun 1200 1250 230 15 150 9 26
19-29 tahun 1200 700 330 18 150 8 24
30-49 tahun 1200 700 340 18 150 8 25
Hamil (+)
Trimester 1 +200 +0 +0 +0 +70 +2 +5
Trimester 2 +200 +0 +0 +9 +70 +4 +5
Trimester 3 +200 +0 +0 +9 +70 +4 +5
30
31