Anda di halaman 1dari 39

USULAN PENELITIAN

PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN TEPUNG KACANG TOLO DAN


TEPUNG DAUN KELOR TERHADAP DAYA TERIMA SNACKBAR
SEBAGAI PANGAN DARURAT

THERESIA ANGEL LAURI BR PINEM

P01031120113

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN

GIZI PROGRAM DIPLOMA III

2023
PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN TEPUNG KACANG TOLO DAN
TEPUNG DAUN KELOR TERHADAP DAYA TERIMA SNACKBAR
SEBAGAI PANGAN DARURAT

Usulan Penelitian Diajukan Sebagai Syarat Untuk Penulisan Karya Tulis


Ilmiah Program Studi Diploma III di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan

THERESIA ANGEL LAURI BR PINEM

P01031120113

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN

GIZI PROGRAM DIPLOMA III

2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Pengaruh Variasi Penggunaan Tepung Kacang


Tolo Dan Tepung Daun Kelor Terhadap Daya
Terima Snackbar Sebagai Pangan Darurat
Nama Mahasiswa : Theresia Angel Lauri Br Pinem
NIM : P01031120113
Program Studi : Diploma III

Menyetujui :

Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM


Pembimbing Utama

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya
berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
dengan judul “Pengaruh Variasi Penggunaan Tepung Kacang Tolo dan
Tepung Daun Kelor Terhadap Daya Terima Snackbar Sebagai Pangan
Darurat”
Dalam penulisan Proposal ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Medan
2. Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM selaku pembimbing yang
telah banyak memberikan waktu serta nasehat dalam usulan
pengerjaan Proposal ini.
3. Kedua orang tua saya yang tiada henti hentinya memberikan doa
dan dukungan tanpa terbatas.
4. Rekan-rekan seperjuangan yang tak dapat saya sebutkan
namanya satu persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan membalas segala
kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
Proposal ini, Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih belum dapat di
katakan sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan juga
masukkan yang dapat membangun untuk penyempurnaan usulan Proposal
ini, Atas perhatianya terimakasih.

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii


KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian.............................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5
A. Kacang Tolo (Vigna unguiculata) ........................................ 4
B. Daun Kelor (Moringa oleifera) ............................................ 7
C. Snackbar............................................................................. 10
D. Pangan Darurat .................................................................. 13
E. Uji Organoleptik .................................................................. 15
F. Kerangka Konsep ............................................................... 17
G. Definisi Operasional ............................................................ 18
H. Hipotesis ............................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 19
A. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................... 19
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................ 19
C. Bahan dan Alat ................................................................... 20
D. Jenis dan Pengumpulan Data ............................................. 24
E. Pengolahan Data dan Analisis Data ................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 25
LAMPIRAN............................................................................................... 27

v
DAFTAR TABEL

No Halaman
1 Komposisi Gizi Kacang Tolo ................................................................ 6
2 Kandungan Gizi Kacang kacangan ..................................................... 7
3 Komposisi Gizi Tepung Kacang Tolo .................................................. 8
4 Komposisi Gizi Daun Kelor ................................................................. 9
5 Komposisi Gizi Tepung Daun Kelor .................................................... 11
6 Standar Resep Snackbar .................................................................... 14
7 Definisi Operasional ............................................................................ 19
8 Bahan Pembuatan Snackbar .............................................................. 21
9 Kebutuhan Bahan Membuat Snackbar ............................................... 22
10 Alat Pembuatan Snackbar .................................................................. 23

vi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1 Kerangka Konsep ............................................................................... 18

vii
DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1 Bukti Bimbingan Proposal ................................................................... 28
2 Dokumentasi Hasil Snackbar .............................................................. 30
3 Tabel Angka Kecukupan Gizi 2019 ..................................................... 31

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dipenuhi
dalam situasi apapun, termasuk pada situasi bencana. Bencana
merupakan kejadian luar biasa yang terjadi diluar kendali manusia. Tanpa
diketahui waktu terjadinya dan seberapa besar dampak kerugian yang akan
ditimbulkan. Dampak bencana dapat berupa rusaknya lingkungan dan
menyebabkan kematian masal. Besarnya dampak tersebut membuat
pentingnya perhatian seluruh masyarakat untuk kesiap-siagaan dalam
menghadapi bencana (Batalipu, 2019).
Masalah yang sering kali luput dari perhatian ialah kecukupan gizi
bagi masyarakat yang terdampak bencana. Penurunan status gizi pasca
bencana dapat terjadi akibat layanan kesehatan terbatas, terputusnya jalur
distribusi makanan serta sanitasi yang buruk. Untuk itu manajemen
penanggulangan khususnya pemenuhan gizi perlu menjadi perhatian
semua pihak. Terutama kebutuhan bayi, balita, anak-anak, ibu hamil serta
lansia yang rentan terserang penyakit pasca bencana (Batalipu, 2019).
Pangan darurat merupakan suatu alternatif yang dapat menjadi
pertimbangan untuk menyediakan makanan yang menjadi sumber
pemenuhan gizi. Produk pangan darurat yang biasa dikonsumsi berupa
produk makanan yang praktis, mudah didapat dan dapat memenuhi
kebutuhan gizi manusia (Juita, 2018).
Snackbar merupakan salah satu produk pangan olahan yang
dijadikan cemilan (Snack) pada kondisi darurat yang sifatnya praktis dan
relatif tahan lama (Dewanti,2018). Snackbar dapat dikategorikan sebagai
Emergency Food Product (EFP) yaitu makanan yang disajikan pada
kondisi pasca bencana, karena memiliki gizi yang beragam dan baik yang
dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi harian setiap orang. Pada
perkembangannya, banyak variasi snackbar dengan penggunaan bahan
baku lainnya selain tepung terigu untuk menambah zat gizi
(Hamidah,2019)
1
Kacang tolo (Vigna unguiculata) merupakan salah satu jenis kacang-
kacangan yang telah lama di budidayakan di Indonesia. Kandungan seng
kacang tolo lebih tinggi dibandingkan kacang kedelai, kacang merah, dan
kacang hijau dengan kandungan sengnya sebesar 5,9 mg per 100 g,
sedangkan kacang kedelai 3,9 mg, kacang merah 2,6 mg, dan kacang hijau
2,9 mg. Data ini menunjukkan bahwa kacang tolo merupakan kacang yang
tinggi seng dibandingkan dengan kacang-kacang lainnya (TKPI,2017).
Kandungan seng (Zn) yang tinggi dalam kacang tolo dapat digunakan untuk
menanggulangi masalah gizi pada ibu hamil karena kacang tolo juga
merupakan sumber seng dari produk nabati yang sangat baik yang dapat
meningkatkan pertumbuhan sel janin.Kacang tolo akan dijadikan sebagai
salah satu bahan dalam pembuatan snackbar (Fenthy, 2017).
Tepung daun kelor diharapkan sebagai bentuk bahan pangan
setengah jadi yang lebih luas untuk pengembangan produk pangan yang
lebih beragam seperti makanan tambahan untuk ibu hamil karena memiliki
manfaat untuk mencegah kelainan pada janin dan meningkatkan
pertumbuhan sel janin. (Lisda, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengembangkan produk pangan darurat pada ibu hamil. Produk pangan
pada umumnya yang disukai yaitu snackbar. Produk ini diharapkan bisa
menjadi pangan dalam keadaan darurat, sebagai makanan tambahan untuk
ibu hamil.

2
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh variasi penggunaan tepung kacang tolo dan
tepung daun kelor terhadap daya terima Snackbar ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum
Melakukan pengembangan produk dan Mengetahui pengaruh variasi
penggunaan tepung kacang tolo dan tepung daun kelor terhadap daya
terima Snackbar

2. Tujuan khusus
a. Menilai daya terima warna snackbar tepung kacang tolo dengan
variasi tepung daun kelor
b. Menilai daya terima aroma snackbar tepung kacang tolo dengan
variasi tepung daun kelor
c. Menilai daya terima tekstur snackbar tepung kacang tolo dengan
variasi tepung daun kelor
d. Menilai daya terima rasa snackbar tepung kacang tolo dengan
variasi tepung daun kelor
e. Menentukan variasi penggunaan tepung kacang tolo dan tepung
daun kelor dengan daya terima snackbar yang lebih baik dari segi
warna,aroma,tekstur,dan rasa

D. Manfaat penelitian
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti tentang pengolahan snackbar
berbasis kacang tolo dengan variasi penambahan daun kelor
b. Bagi Masyarakat
Tersedianya salah satu produk olahan pangan darurat dengan
menggunakan pangan lokal kacang tolo dan daun kelor yang
mengandung nilai gizi yang tinggi.
c. Bagi Institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi
kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kacang Tolo (Vigna unguiculata)


Kacang tolo (Vigna unguiculata) merupakan salah satu jenis kacang
kacangan yang sudah lama ditanam di Indonesia namun jarang digunakan
sebagai produk komersial sehingga belum dibudidayakan secara intensif
(Kanetro,2017). Kacang tolo memiliki keunggulan yaitu mudah
dibudidayakan, kandungan seng yang tinggi dan harga yang relatif lebih
terjangkau dibandingkan dengan kacang kedelai. Kacang tolo yang
termasuk dalam kacang-kacangan lokal sumber protein nabati ini memiliki
peluang besar dalam mencukupi kebutuhan gizi akan protein selain kacang
kedelai. Kacang tolo juga memiliki kandungan seng lebih tinggi
dibandingkan kacang hijau.Dalam 100 gram kacang tolo kering
mengandung 24,4 gram protein,sedangkan pada 100 gram kacang hijau
kering mengandung 22,9 gram protein (TKPI, 2018).
Kacang tolo (Vigna unguiculata) sejenis tanaman legume yang
polong muda dan bijinya biasa disayur, seperti sayur lodeh atau brongkos.
Kacang tolo merupakan tanaman semusim yang tumbuh melebar, tegak
atau hampir tegak, tinggi 15-80 cm. Kacang ini dibedakan dari subspecies
lainnya dengan melihat polongnya yang sepanjang 10-30 cm,
menggantung, keras dan kaku, tidak menggembung ketika muda. Bijinya
biasanya agak besar, panjangnya antara 6-10 mm (Fadillah, 2020)
Menurut USDA (2016) Kandungan protein kacang tolo sangat tinggi
yaitu sebesar 23,52gr/100gr protein. Diversifikasi kacang-kacangan dalam
bentuk tepung kacang lebih fleksibel dalam penggunaanya dan lebih lama
masa simpannya. Salah satu produk diversifikasi adalah snackbar dengan
penambahan kacang tolo. Dalam daftar Tabel Komposisi Pangan Indonesia
kacang tolo per 100 gr memiliki kandungan zat gizi Seng (Zn) yaitu 5,9 mg.

4
Tabel 1. Komposisi gizi Kacang tolo per 100 gr

Kandungan Gizi Proporsi (Banyaknya)

Kalori 331 kkal

Protein 24.4 gr
Lemak 1.9 gr
Karbohidrat 56,6 gr
Kalsium 481 mg
Fosfor 399 mg

Zinc 6 mg
Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2017)

Dalam 100 gram kacang tolo terkandung 6 mg zinc yang memenuhi


hampir 50% kebutuhan zinc harian tubuh.Kacang tolo mempunyai potensi
besar sebagai bahan pangan yang bergizi. Pemanfaatan kacang tolo dapat
dilakukan melalui pengembangan cara tradisional maupun pengembangan
bahan pangan baru atau modifikasi.Selama ini kacang tolo hanya
dimanfaatkan sebagai campuran di beberapa makanan tradisional di
Indonesia seperti lepet atau dijadikan bahan campuran pada olahan sayur.
Sehingga pengembangan snackbar dari bahan baku kacang tolo dapat
menjadi salah satu upaya yang optimal untuk memanfaatkan kacang tolo
sebagai bahan pangan sumber protein nabati dengan diolah menjadi
snackbar. Hasil pengolahan kacang tolo menjadi snackbar dengan
penambahan daun kelor dapat menghasilkan snackbar dengan kualitas
yang baik. (Haliza, 2007).
Menurut Ismayanti (2015), tepung kacang tolo memiliki kadar
protein, lemak, dan kalori lebih tinggi daripada kacang tolo, tetapi memiliki
kadar serat yang lebih rendah daripada kacang tolo. Pada proses
perkecambahan, kandungan karbohidrat menurun karena karbohidrat
digunakan sebagai bahan persediaan makanan dengan cara dirombak
menjadi glukosa. Penurunan karbohidrat ini menyebabkan naiknya kadar
protein yang terkandung dalam kecambah kacang tolo.

5
Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Kacang-Kacangan

Jenis Kacang
Kandungan
No Kacang Kacang Kacang Kacang
Zat Gizi
Kedelai Merah Hijau Tolo
1. Energi (kal) 381 314 323 331

2. Protein (gr) 40,4 22,1 22,9 24,4

3. Lemak (gr) 16,7 1,1 1,5 1,9

4. Karbohidrat (gr) 24,9 56,2 56,8 56,6

5. Air 12,7 17,7 15.5 13,5

6. Serat Kasar 3,2 4 7,5 1,6

7. Seng (mg) 3,9 2,6 2,9 5,9

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (2017)

Pembuatan tepung kecambah kacang tolo menurut Ismayanti dan


Harjiono (2015) dimulai dengan biji kacang tolo disortasi, dicuci dan
direndam dengan perbandingan kacang : air (1 : 4) selama 12 jam. Air
rendaman dibuang dan kacang tolo kembali direndam dengan air yang telah
ditambahkan 0,5% NaHCO3 selama 12 jam untuk mengurangi bau langu.
Biji kacang tolo ditiriskan dan dikecambahkan selama 12 jam pada suhu
ruang (25 C). Selanjutnya kacang dikukus (steam blanching)⁰ selama 10
menit. Setelah itu dilakukan pengupasan kulit secara manual, pengeringan
menggunakan cabinet dryer suhu 60°C selama 5,5 jam, penepungan
menggunakan waring blender dan pengayakan 80 mesh

6
Tabel 3. Komposisi Gizi Tepung Kacang tolo per 100 gr

Kandungan Gizi Proporsi (Banyaknya)


Energi (Kkal) 346 kkal
Protein 22 gr
Lemak 1.3 gr
Karbohidrat 63,4 gr
Kalsium 80,3 mg
Sodium 23 mg
Seng 3,77 mg
Besi 7,54 mg
Magnesium 250,2 mg

B. Daun Kelor (Moringa oleifera)


Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu tanaman lokal yang
telah dikenal berabad-abad sebagai tanaman multiguna, padat gizi dan
berkhasiat obat. Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan
beragam dibanding jenis tanaman lainnya. Menurut hasil penelitian, daun
kelor mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalsium, kalium, besi
dan protein dalam jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna oleh tubuh
manusia. Tingginya kandungan zat besi (Fe) pada daun kelor kering
ataupun dalam bentuk tepung daun kelor yaitu setara dengan 25 kali lebih
tinggi daripada bayam dapat dijadikan alternatif penanggulangan anemia
pada ibu hamil secara alami (Marhaeni, 2021)
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang
telah banyak diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat
kaya akan gizi, diantaranya kalsium, besi, protein, dan vitamin C. Daun
kelor mengandung zat besi lebih tinggi daripada sayuran lainnya yaitu
sebesar 17,2 mg (Syarifah, 2015). Selain itu, daun kelor juga mengandung
berbagai macam amino, antara lain asam amino yang berbentuk asam
aspartat,histidin, lisin, arginin, venilalanin, dan methionin (Irwan, 2020).

7
Hasil analisa kandungan gizi diketahui daun kelor memiliki potensi
yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan gizi dalam tubuh. Konsumsi
daun kelor maka keseimbangan gizi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga
orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu untuk meningkatkan
energi dan ketahanan tubuhnya (Amelia, 2022)
Konsumsi daun kelor setara dengan mengkonsumsi beberapa
sayuran hijau, seperti daun singkong, kangkung, selada, daun katuk, dan
bayam. Daun kelor mengandung zat gizi makro seperti, karbohidrat, protein
dan mikro (vitamin E, kalsium, zat besi, zinc, vitamin C) yang sangat
dibutuhkan khususnya oleh ibu hamil (Tinna, 2018).
Tabel 4. Komposisi gizi Daun kelor per 100 gr

Komponen gizi Daun segar Daun kering

Protein (gram) 6,7 27,1

Lemak (gram) 1,7 2,3

Karbohidrat (gram) 13,4 38,2

Serat (gram) 0,9 19,2

Kalsium (mg) 440,0 2003,0

Magnesium (mg) 24,0 368,0

Fosfor (mg) 70,0 204,0

Sumber : Krisnadi (2015)

Kandungan nilai gizi yang tinggi, khasiat dan manfaatnya


menyebabkan kelor mendapat julukan sebagai Mother’s Best Friend dan
Miracle Tree karena kelor diyakini memiliki potensi untuk mengakhiri
kekurangan gizi, kelaparan, serta mencegah dan menyembuhkan berbagai
penyakit di seluruh dunia. Namun di Indonesia sendiri pemanfaatan kelor
masih belum banyak diketahui, umumnya hanya dikenal sebagai salah satu
menu sayuran, oleh karena itu untuk meningkatkan nilai ekonomis dari
tanaman kelor, daun kelor diolah menjadi salah satu produk olahan pangan
darurat sebagai makanan tambahan ibu hamil yaitu snackbar

8
Tepung daun kelor dapat dimanfaatkan dalam bentuk tepung agar
lebih awet dan mudah disimpan. Tepung daun kelor merupkan suplemen
makanan bergizi dan dapat ditambahkan sebagai campuran dalam
makanan. Daun kelor yang akan dijadikan 30 tepung harus dicuci dulu
untuk menghilangkan kuman dan kotoran (Amelia, 2022)
Menurut Zakaria (2012) ,bahwa cara membuat tepung daun kelor
adalah daun kelor yang digunakan adalah daun kelor muda yang dipetik dari
dahan pohon yang kurang lebih dari tangkai daun yang pertama (di bawah
pucuk)sampai daun yang ketujuh yang masih hijau, meskipun daun tua bisa
digunakan asal daun kelor tersebut belum menguning. Selanjutnya daun
kelor tersebut dicuci dengan air bersih kemudian dirunut dari tangkai
daunnya, kemudian ditebar diatas jaring kawat (rak jemuran oven) dan
diataur ketebalannya sedemikian rupa yang selanjutnya dikeringkan dalam
oven dengan suhu kurang lebih 45 derajat selama kurang lebih 24 jam
(sudah cukup kering).Pembuatan tepung daun kelor kering dengan
digunakan blender kering dan diayak dengan ayakan 100 mesh untuk
memisahkan batang-batang kecil yang tidak bisa hancur dengan blender,
selanjutnya disimpan dalam wadah pastik yang kedap udara.

Tabel 5. Komposisi Gizi Tepung daun kelor per 100 gr

Analisis Zat Gizi Komposisi


Kadar Air (%) 10,5

Protein (%) 28,25


Beta Karoten (Provitamin A) (mg) 11,92
Kalsium (mg) 2241,19

Zat Besi (mg) 35,91

Magnesium (mg) 28,03


Sumber: Winarno, 2014

9
C. Snackbar
Snack bar adalah salah satu produk pangan berupa makanan ringan
yang berbentuk batang dan padat. Snack bar dapat dikategorikan makanan
ringan yang merupakan cemilan sehat karena mengandung gizi yang
lengkap yaitu protein, karbohirat, vitamin, dan mineral. Snack bar pertama
kali dikenalkan dan beredar di Amerika Serikat pada tahun 1980an. Selain
kandungan gizi yang lengkap snack bar juga memiliki bentuk bar atau kotak
dengan ukuran kecil dan minimalis untuk kemudahan dalam konsumsi dan
sebagai alternatif cemilan di saat sibuk (Hamidah , 2019)
Karakteristik snack bar yang sehat dan baik mengandung protein,
serat tinggi, dan kalori rendah serta berbagai macam vitamin, mineral, dan
komponen bioaktif yang baik untuk kesehatan. Karbohidrat dalam snack bar
akan diserap oleh tubuh secara perlahan-lahan sehingga dapat menjadi
sumber glukosa dalam tubuh dan cocok dikonsumsi setiap hari sebagai
pengganti makanan pokok padi maupun gandum. Namun, tidak cocok
dikonsumsi pada malam hari. Saat ini snack bar dimanfaatkan sebagai
pangan fungsional karena dapat meningkatkan sumber gizi baik dalam
tubuh (Zaddana, 2021)
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) tahun 2007
menyatakan bahwa terdapat peningkatan signifikan dalam pemanfaatan
sumber nabati fungsional sebesar 8% - 14% terhadap potensi pasar pangan
fungsional. Peningkatan jumlah tersebut juga akan menjadikan peningkatan
permintaan semakin tinggi dan terus berlanjut seiring perubahan gaya hidup
masyarakat modern dan juga peningkatan jumlah populasi (Darawati, 2016)
Snackbar yang dibuat menggunakan bahan baku kacang tolo dan
daun kelor sebagai bahan utama ini diikat dengan bahan-bahan pengikat
yaitu telur ayam,tepung terigu,gula pasir,susu skim,vanili,garam.
Mencampurkan bahan-bahan tersebut, sesudah tercampur semua di
letakkan pada loyang dan padatkan setelah itu memanggang adonan
dengan oven, mendinginkan dengan lemari pendingin (Taula, 2021)

10
Penelitian sebelumnya terkait snack bar yaitu dilakukan oleh
Rahardjo (2019) dengan judul Pengaruh Kombinasi Kacang Kedelai dan
Kacang Tunggak yang Diperkaya Biji Nangka Terhadap Daya Terima dan
Kadar Protein Snack Bar. Hasil penelitian didapatkan bahwa formula terbaik
yaitu pada subtitusi kacang tunggak 10% dan penambahan biji nangka 40%
dari segi organoleptik rasa dan tekstur. Penambahan kacang tunggak 10%
dan biji nangka 40% menghasilkan formula terbaik berdasarkan uji protein
sebesar 17,85% dan dapat memenuhi standar kadar protein pada snack
bar komersil 16,70% serta mampu memenuhi 18,21% dari kebutuhan
protein pada AKG.

1. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan Snackbar antara lain :


a) Tepung Terigu
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari
bulir/biji gandum yang di haluskan, kemudian biasanya digunakan untuk
pembuatan mie, kue dan roti. Tepung terigu mengandung banyak zat
pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.
b) Susu Skim
Susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil
sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan
susu, sedikit lemak dan vitamin yang larut dalam lemak.
c) Margarin
Margarin adalah bahan makanan yang terbuat dari minyak atau lemak
tumbuh-tumbuhan atau yang biasa disebut lemak nabati. Margarin
memiliki tekstur yang lebih kaku dari pada mentega. Selain itu margarin
juga mengandung lemak baik yang lebih banyak daripada lemak jenuh
atau kolesterol jahat yang biasa terkandung dalam unsur hewani.
d) Telur Ayam
Telur yang digunakan dalam pembuatan snack bar bisa kuning telur,
putih telur atau keduanya. kuning telur akan menjadikan produk lebih
empuk, sebaliknya putih telur untuk memberi kelembaban, nilai gizi
sekaligus membuat struktur pada produk

11
e) Gula Pasir
Pada pembuatan snack bar, gula yang digunakan sebanyak 20-40%
dari berat tepung. Meningkatnya kadar gula di dalam adonan snack bar,
akan mengakibatkan snack bar menjadi semakin keras, sedangkan jika
gula yang ditambahkan kurang maka dapat menyebabkan tekstur snack
bar menjadi berpori-pori besar dan kasar (Sangkan Paran, 2009).
f) Vanili
Vanili merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang berfungsi
memberikan aroma harum dan adonan yang dihasilkan tidak berbau
amis/apek. Vanili didapat secara alami pada tumbuhan vanilla yang
diambil ekstrak/biji vanili.
g) Garam
Garam memiliki fungsi utama yaitu untuk pengawet pada bahan
makanan. Garam berperan dalam menguatkan rasa atau pembentuk
rasa,dalam pembuatan produk garam berfungsi dalam pelarutan gluten
untuk menciptakan struktur yang baik dalam adonan.Sebagian besar
formula kue menggunakan 1% garam atau kurang

2. Standar resep snackbar

Tabel 6. Standar Resep Snackbar


Bahan Komposisi bahan
Tepung terigu 150 gr

Susu skim 225 gr

Margarin 105 gr

Telur ayam 90 gr

Gula pasir 105 gr

Vanili 6 gr

Garam 3 gr

Sumber: International Food Research Journal (2016)

12
3. Cara membuat :

1) Sebelum melakukan pembuatan snack bar bahan-bahan yang


akan digunakan harus disiapkan terlebih dahulu, agar tidak ada
bahan yang tertinggal dan kualitas bahannya baik
2) Semua bahan ditimbang sesuai dengan resep menggunakan
timbangan
3) Pembuatan adonan diawali dengan proses pencampuran dan
pengadukan bahan-bahan.
4) Ketika adonan telah menyatu,dan lebarkan adonan diatas loyang
yang sudah dialasi baking paper kemudian masukkan kedalam
oven
5) Setiap snack bar memerlukan suhu dan lama pembakaran yang
berbeda.Suhu pemanggangan snack bar yang umum di oven
dengan suhu 170 C atau sama dengan 25-30 menit
6) Segera angkat dan keluarkan dari Loyang

D. Pangan Darurat
Indonesia merupakan kepulauan terbesar di dunia yang tersusun
dari 17.504 pulau yang terletak dalam Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire)
dan memiliki puluhan patahan aktif. Kondisi geografi menyebabkan
Indonesia menjadi daerah rawan gempa dan letusan gunung berapi. Tak
hanya memakan korban jiwa dan harta benda, bencana alam yang tak
terelakkan juga mengakibatkan kerusakan berbagai infrastruktur. Hal ini
berujung pada terputusnya jalur distribusi sehingga sering kali menyulitkan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan
terhadap pangan. Kebutuhan pangan seringkali dipenuhi melalui
pengadaan dapur umum. Namun pada beberapa kondisi bencana,
pendirian dapur umum tidak memungkinkan. Keterbatasan peralatan
memasak dan persediaan air bersih pasca bencana juga mendukung
sulitnya melakukan aktivitas pengolahan makanan untuk korban bencana.
Pada kondisi seperti ini resiko keracunan pangan akibat pengolahan yang
tidak higienis menjadi besar.

13
Produk pangan yang mampu memenuhi kebutuhan para korban
bencana ini biasa dikenal sebagai pangan darurat. Pangan darurat sengaja
dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan energi harian manusia dalam
keadaan darurat dan dapat langsung dikonsumsi. Pada dasarnya produk
pangan darurat dapat diproduksi dari komoditas apa saja. Namun idealnya
pangan darurat diproduksi dari bahan-bahan yang dapat dihasilkan oleh
negeri sendiri demi menciptakan ketahanan pangan. Bahan baku lokal yang
berpotensi tersebut seperti kedelai, kacang hijau, pisang, singkong, dan ubi
jalar.
Emergency Food Product ditujukan untuk mengurangi kematian para
korban bencana dengan menyediakan makanan yang secara nutrisi
lengkap sehingga dapat menjadi sumber nutrisi selama lima belas hari
terhitung dari awal pengungsian terjadi. Produk EFP terdiri dari dua jenis.
Jenis pertama merupakan pangan darurat yang dirancang untuk kondisi di
mana para korban bencana dapat memasak atau mempersiapkan
makanan. Jenis kedua adalah pangan darurat yang didesain untuk kondisi
di mana akses terhadap air dan api terbatas sehingga para korban bencana
tidak dapat memasak makanan. Pangan darurat untuk korban bencana,
terutama yang bersifat siap santap, sampai saat ini belum dikembangkan di
Indonesia tetapi sudah banyak berkembang untuk kepentingan tentara di
lapangan.
Terpenuhnya asupan gizi penyintas bencana diharapkan mampu
mencegah terjadinya bencana selanjutnya seperti wabah penyakit akibat
penurunan status gizi para penyintas bencana. Penurunan status gizi pasca
bencana dapat terjadi akibat layanan kesehatan terbatas, terputusnya jalur
distribusi makanan serta sanitasi yang buruk (Kementrian Kesehatan RI,
2016).Pemenuhan kebutuhan ibu hamil yang tidak optimal akan
mempengaruhi perkembangan janin yang dikandungnya misalnya,ibu
hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) ,anemia serta mati
dalam kandungan.

14
Solusi untuk mengatasi masalah rawan pangan termasuk kondisi
tanggap darurat sampai saat ini masih mengacu pada penyediaan beras
dan mie instant sebagai cadangan pangan. Dalam keadaan darurat,
penyediaan makanan seperti beras dan mie instant tidaklah menyelesaikan
masalah. Dalam mengolah beras atau mie instant menjadi makanan yang
siap konsumsi diperlukan ketersediaan air bersih yang memadai,
sementara dalam keadaan darurat, ketersediaan air bersih sering menjadi
kendala. Kualitas dan kuantitas air yang tidak sesuai standar konsumsi
manusia dapat menjadi sumber masalah baru bagi kelompok masyarakat
terdampak bencana. Indonesia sudah selayaknya memiliki sebuah konsep
pangan darurat. (Tanjung & Wahyuni, 2021)

E. Uji Organoleptik
Uji organoleptik adalah yang uji yang dilakukakan untuk mengetahui
rasa dan bau dari suatu produk makanan, minuman, dan produk lain.
metode dalam uji kesukaan biasanya digunakan untuk membedakan
kualitas dari makanan mengenai warna,aroma,tekstur, dan rasa yang
secara langsung dapat dibedakan. Uji ini berfungsi untuk menentukan
tingkat kesukaan produk terhadap konsumen (Mufathiroh, 2013).
Uji kesukaan ini dipakai Hedonic Scale Methode. Adapun yang
dimaksud dengan Hedonic Scale Methode adalah suatu kegiatan pengujian
yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang panelis yang mana
memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan atau ketidaksukaan
konsumen terhadap suatu produk tertentu. Metode ini mempunyai
keuntungan antara lain:
1. Sederhana, karena dapat digunakan panelis yang luas tingkatannya.

2. Panelis dapat menilai tanpa memerlukan pengalaman terlebih dahulu.

3. Data yang diperoleh dapat dianalisis secara statistika.

4. Hasilnya dapat membedakan tingkat kesukaan konsumen (Mufathiroh,


2013).

15
Adapun Parameter Uji Organoleptik Meliputi :

a) Warna
Warna adalah faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan atau
bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampakan makanan
agar menarik.Sebelum fakor-faktor yang lain dipertimbangkan secara
visual.
b) Aroma
Aroma dapat didefenisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan
indera pembau untuk menghasilkan aroma. Senyawa berbau sampai ke
jaringan pembau dalam hidung bersama-sama dengan udara.
Penginderaan cara ini memasyarakatkan bahwa senyawa berbau bersifat
mutlak. Timbulnya aroma makanan disebabkan oleh terbentuknya senyawa
yang mudah menguap itu dapat sebagai akibat atau reaksi karena
pekerjaan enzim atau dapat juga terbentuk tanpa bantuan reaksi enzim.
c) Tekstur
Tekstur adalah faktor kualitas makanan yang paling penting, sehingga
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan kita. Oleh karena itu, kita
menghendaki makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai
dengan selera yang kita harapkan, sehingga bila kita membeli makanan,
maka pentingnya nilai gizi biasanya ditempatkan pada mutu setelah harga,
tekstur, dan rasa. Tekstur makanan juga merupakan komponen yang turut
menentukan cita rasa makanan karena sensitifitas indera cita rasa
dipengaruhi oleh konsistensi makanan.
d) Rasa
Rasa suatu makanan merupakan faktor yang turut menentukan daya
terima konsumen. Rasa sebagian besar bahan pangan biasanya tidak stabil
yaitu dapat mengalami perubahan selama penanganan dan pengolahan,
selain itu perubahan tekstur dan vikositas bahan panganan dapat
memberikan rasa. Cacat pada rasa dapat disebabkan oleh adanya
penyimpanan susu dan produk susu yang digunakan, dan juga akibat
kekurangan atau kelebihan penambahan bahan-bahan lain, termasuk
penambahan rasa (Mufathiroh, 2013)

16
F. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Variasi Penggunaan Tepung Daya terima Snackbar,


kacang tolo dan tepung Daun
Meliputi :
Kelor
1. Warna
2. Aroma
3. Tekstur
4. Rasa

Gambar 1. Kerangka Konsep

17
G. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Skala
1 Snackbar Produk pangan yang dibuat dengan bahan
sesuai standar resep snackbar oleh
Ordinal
International Food Research Journal (2016)
tetapi menggunakan kombinasi tepung
terigu,tepung kacang tolo,tepung daun kelor
dengan prosedur pembuatan dan bahan
sesuai standart resep.
2 Daya terima Penerimaan panelis terhadap Warna,
Aroma, Tekstur, Rasa dari Snackbar
Ordinal
Yang ditentukan dengan uji organoleptik
berdasarkan 5 skala,yaitu :
• Amat sangat suka
• Sangat suka
• Suka
• Kurang suka
• Tidak suka
3 Tepung Kacang tolo yang diproses dengan melalui Ordinal
Kacang Tolo perendaman,pengeringan,
setelah itu Penggilingan sampai ke proses
penepungan.
4 Tepung Daun Daun kelor yang telah kering lalu dihaluskan
Ordinal
Kelor dan di tambahkan ke dalam bahan Dasar
bertujuan untuk menambah nilai gizi
khususnya zat besi pada snackbar

H. Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh variasi penggunaan tepung kacang tolo dan
daun kelor terhadap daya terima snackbar.
Ha : Ada pengaruh variasi penggunaan tepung kacang tolo dan daun
Kelor terhadap daya terima snackbar.

18
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu


Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Ilmu
Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan dan waktu
penelitian akan direncanakan pada bulan Februari 2023.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan direncanakan ini bersifat eksperimental
yaitu dengan rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah Rancangan Acak Lengkap , dengan 3 (Tiga) perlakuan dan 2 (dua)
kali pengulangan yang dilakukan. Jenis perlakuan pada penelitian ini
didasarkan pada kecukupan seng ibu hamil yaitu 3 mg perhari yang dapat
mencukupi sebagian atau beberapa persen dari kecukupan seng perhari
ibu hamil dengan mengonsumsi 50 gr tepung kacang tolo.
Perlakuan :
Perlakuan A yaitu 50 gr tepung kacang tolo + 10 gr tepung daun kelor
Perlakuan B yaitu 50 gr tepung kacang tolo + 15 gr tepung daun kelor
Perlakuan C yaitu 50 gr tepung kacang tolo + 20 gr tepung daun kelor
2. Jumlah unit percobaan
Jumlah unit percobaan (n) dalam penelitian dihitung dalam rumus :
n = rxt
= 2x3
= 6 unit percobaan

Keterangan :
n = Jumlah unit percobaan
r = Jumlah pengulangan (replikasi) sebanyak 2 kali
t = Jumlah perlakuan (treatment).

19
C. Bahan dan Alat
1. Bahan Pembuatan Snackbar
Tabel 8. Bahan Pembuatan Snackbar

No Bahan Spesifikasi
Tepung kacang tolo Terbuat dari kacang tolo yang
1
dihaluskan
Tepung daun Kelor Terbuat dari daun Kelor yang
2
dihaluskan
Tepung Terigu Merk Terigu, kemasan
3
750 gram

Telur Ayam Telur ayam sesuai syarat mutu


4
telur yang baik

Gula Pasir Merk Gulaku, kemasan 1 kg


5

Susu Skim Susu skim bubuk, kemasan


6
500 gram

Vanili Merk vanili bean


7

Margarin Merk Blue Band, kemasan


8.
200 gram

20
2. Kebutuhan bahan untuk membuat Snackbar

Tabel 9. Kebutuhan Bahan Membuat Snackbar

No Bahan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Total kebutuhan


A B C menurut 1 x
penggulangan

1 Tepung 40 gr 35 gr 30 gr 105 gr
Terigu

2 Tepung 50 gr 50 gr 50 gr 150 gr
Kacang Tolo

3 Tepung 10 gr 15 gr 20 gr 45 gr
Daun Kelor

4 Telur Ayam 60 gr 60 gr 60 gr 180 gr

5 Gula Pasir 70 gr 70 gr 70 gr 210 gr

6 Susu Skim 150 gr 150 gr 150 gr 450 gr

7 Vanili 2 gr 2 gr 2 gr 6 gr

8 Margarin 35 gr 35 gr 35 gr 105 gr

9 Garam 2 gr 2 gr 2 gr 6 gr

21
3. Alat Pembuatan Snackbar

Tabel 10. Alat Pembuatan Snackbar

No Alat Jumlah
1 Timbagan digital 1bh
2 Baskom kecil 1 bh
3 Spatula kayu 1 bh
4 Solet 1 bh
5 Sendok makan 2 bh
6 Pisau 1 bh
7 Piring stainless 2 bh
8 Loyang 2 bh
9 Oven baking 1 bh

4. Proses Pembuatan Tepung Kacang Tolo

a) Diawali dengan sortasi kacang tolo guna mendapatkan bahan


dengan kualitas yang baik.
b) Kacang yang telah disortasi kemudian dicuci dan direndam selama
14 jam lalu dilakukan pengukusan selama 10 menit.
c) Kacang yang telah dikukus kemudian dikupas kulitnya sehingga
dihasilkan kacang tolo tanpa kulit, lalu dikeringkan.
d) Kacang tolo tanpa kulit kemudian digiling dan diayak,sehingga
dihasilkan tepung kacang tolo.
(Lestari et al., 2019)

5. Proses Pembuatan Tepung Daun Kelor

a) Daun kelor di sortasi, daun kelor muda yang dipetik dari dahan pohon
yang kurang lebih dari tangkai daun yang pertama
b) Kemudian daun kelor tersebut dicuci dengan air bersih kemudian
dirunut dari tangkai daunnya.
c) Lalu daun kelor yang sudah dicuci, dikeringkan dengan oven pada
suhu 45˚ selama 24 jam.

22
d) Setelah mengering dihaluskan menggunakan blender kering,digiling
selama 5 menit dengan kecepatan tinggi.
e) Kemudian serbuk diayak dengan ukuran 100 mesh, untuk
memisahkan tepung dari tulang daun dan tangkai daun yang terikut.
(Zakaria 2012)

6. Proses Pembuatan Snack Bar


Prosedur Pembuatan Snackbar Kacang Tolo dan Tepung Daun Kelor :
a. Menimbang bahan yang akan digunakan dipersiapkan :
Perlakuan A penambahan Tepung terigu 40 gr : tepung kacang tolo
50 gr : Tepung daun kelor 10 gr,perlakuan B penambahan Tepung
terigu 35 gr : tepung kacang tolo 50 gr : Tepung daun kelor 15 gr,
Perlakuan C penambahan Tepung terigu 30 gr : tepung kacang tolo
50 : Tepung daun kelor 20 gr.
b. Masukkan kedalam baskom plastik kocok telur ,gula,margarin,vanili
dan garam mixer hingga mengembang
c. Campur tepung terigu,tepung kacang tolo,tepung daun kelor,susu
skim,lalu di ayak
d. Masukkan sedikit demi sedikit ke dalam adonan telur,aduk balih
hingga merata dengan spatula.
e. Ketika adonan telah menyatu,lebarkan adonan diatas loyang yang
sudah dialasi margarin kemudian masukkan kedalam oven.
f. Suhu pemanggangan snackbar yang umum di oven dengan suhu
170°C atau sama dengan 25-30 menit.
g. Segera angkat dan keluarkan dari loyang.

23
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Uji Organoleptik
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan uji organoleptik yaitu
warna, aroma, tekstur, dan rasa dari snackbar oleh panelis yang diambil
dari Mahasiswa/I Jurusan Gizi yang sudah lulus mata kuliah Ilmu Teknologi
Pangan (ITP),tidak keadaan sakit, tidak merokok dan bersedia untuk ikut
melakukan uji organoleptik.
Sampel disediakan di dalam piring kecil dengan setiap piring diberi
label sesuai dengan perlakuan. Setiap panelis diberi formulir unit
organoleptik masing-masing satu lembar untuk setiap percobaan. Penilaian
dinyatakan dalam skala hedonik dengan kriteria sebagai berikut:
1 = Tidak suka
2 = Kurang suka
3 = Suka
4 = Sangat suka
5 = Amat suka

E. Pengolahan dan Analisis Data

Data hasil organoleptik yang telah dikumpulkan diolah menggunakan


komputer dengan program SPSS versi 16,00 dengan uji sidik ragam
(Anova) pada ɑ 5%. Jika p hitung ɑ 5%. Jika p hitung ɑ <5%, artinya terdapat
perbedaan mutu organoleptik yang signifikan diantara jenis perlakuan.
Untuk itu dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui jenis perlakuan
mana yang saling berbeda. Hasil akhir dari analisa mutu organoleptik ini
adalah ditentukannya satu jenis perlakuan tepung kacang tolo variasi
tepung daun kelor terhadap daya terima snackbar

24
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, P., Nst, F. H., Khairani, A. F., Budi, R., & Harahap, M. S. (2022).
Pelatihan Pengolahan Daun Kelor Menjadi Bubur , Sebagai Diet
Alternative Penderita Diabetes ,. 1(2), 80–83.
Azizah, A., & Adriani, M. (2018). Tingkat Kecukupan Energi Protein Pada
Ibu Hamil Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis.
Media Gizi Indonesia, 12(1), 21. https://doi.org/10.20473/
Darawati, (2016). Pengembangan Pangan Fungsional Berbasis Pangan
Lokal Sebagai Produk Sarapan Untuk Remaja Gemuk (The
development of functional food product based on local food as
breakfast for overweight/obese adolescents). Jurnal Gizi Pangan,
11(1), 43–50.
Dewanti, E. (2018). Peranan World Food Programme (WFP) Melalui
Program Food For Assets (FFA) Dalam Upaya Mengurangi Potensi
Rawan Pangan Di Indonesia. Global Political Studies Journal, 2(2),
101–132. https://doi.org/10.34010/gpsjournal.v2i2.2026
Fadillah, R., Purnamawati, H., & Supijatno. (2020). Produksi Kacang
Tunggak (Vigna unguiculata [L.] Walp) dengan Input Pupuk Rendah.
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 48(1),
44–51. https://doi.org/10.24831/jai.v48i1.27597
Fenthy Marlina Safitri, Yunda Maymanah Rahmadewi, M. A. (2017). Vol. 6,
No. 1, Tahun 2017. Jurnal Teknologi Pertanian, 6(1), 49–59.
Irwan, Z. (2020). Kandungan Zat Gizi Daun Kelor (Moringa Oleifera)
Berdasarkan Metode Pengeringan. Jurnal Kesehatan Manarang, 6(1),
69–77. http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m%0A
Lisda Juniarsy Rahardjo, Asrul Bahar, & Annis Catur Adi. (2019). Pengaruh
Kombinasi Kacang Kedelai (Glycine Max) Dan Kacang Tunggak (Vigna
Unguiculata (L) Walp.) Yang Diperkaya Biji Nangka (Artocarpus
Heterophyllus) Terhadap Daya Terima Dan Kadar Protein Snack Bar
.Amerta
Marhaeni, L. sutji. (2021). Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Sumber
Pangan Fungsioal Dan Antioksidan Luluk. Agrisia, 13(2), 40–53.
Puspitasari, M., Gustina, T., Rany, N., Kesehatan, D., & Riau, P. (2021).
Pemberian makanan tambahan ibu hamil kek di puskesmas karya
wanita pekanbaru 1,2,3,4.
Rustamaji, G. A. S., & Ismawati, R. (2021). Daya Terima Dan Kandungan
Gizi Biskuit Daun Kelor Sebagai Alternatif Makanan Selingan Balita
Stunting. Jurnal Gizi Unesa, 01(01), 31–37.
Sabilah, H., & Eviyanti, A. (2022). Perhitungan Kalori Gizi pada Ibu Hamil
Berbasis Website Menggunakan Metode Cooper. Seminar Nasional
Inovasi Teknologi,

25
Safitri, F. M., Ningsih, D. R., Ismail, E., & Waluyo, W. (2016).
Pengembangan getuk kacang tolo sebagai makanan selingan alternatif
kaya serat. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of
Nutrition and Dietetics),
Taula, M. S. D., Oessoe, Y. Y. E., Sumual, M. F., Program, M., Teknologi,
S., Pertanian, F., Ratulangi, U. S., Program, D., Teknologi, S.,
Pertanian, F., & Ratulangi, U. S. (2021). Study Of The Chemical
Composition Of Snack Bars From Varios Local Rawmaterials :
Systematic Review kajian literatur untuk mengevaluasi data
bagaimana kualitas pada snack bars berdasarkan komposisi kimia
dari aneka snack bars berbahan baku lokal
Zaddana, C., Almasyhuri, A., Nurmala, S., & Oktaviyanti, T. (2021). Snack
Bar Berbahan Dasar Ubi Ungu dan Kacang Merah sebagai Alternatif
Selingan Penderita Diabetes Mellitus. Amerta Nutrition, 5(3), 260.
https://doi.org/10.20473/amnt.v5i3.2021.260-27

26
Lampiran 1

BUKTI BIMBINGAN PROPOSAL

Nama : Theresia Angel Lauri Br Pinem


Nim : P01031120113
Judul : Pengaruh Variasi Penggunaan Tepung
Kacang Tolo dan Tepung Daun Kelor
Terhadap Daya Terima Snackbar
Sebagai Pangan Darurat
Nama Pembimbing : Dr. Tetty Herta Doloksaribu,STP,MKM

No Tanggal Judul/topik T.Tangan T.tangan


Mahhasiswa Pembimbing

1. 14 Memberikan surat
September permintaan sebagai
2022 Dosen Pembimbing

2. 20 Menyerahkan Judul
September
2022

3. 3 Oktober Menyerahkan Judul


2022 dan diskusi

4. 10 Oktober Diskusi Judul


2022

5. 18 Oktober Menyerahkan Latar


2022 Belakang Proposal

6. 30 Menyerahkan
November Tinjauan Pustaka
2022 dan Metode
Penelitian

27
7. 1 Desember Revisi Proposal
2022

8. 2 Desember Revisi Proposal


2022

28
Lampiran 2

Dokumentasi Hasil Snackbar

Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3


40 : 10 35 : 15 30 : 20

29
Lampiran 3

1. Angka Kecukupuan Mineral (Zn) yang Dianjurkan (per orang per hari)
Kelompok Kalsiu Fosfor Magnesi Besi Iodium Seng Selen
Umur m (mg) (mg) um (mg) (mg) (mcg) (mg) ium
(mcg)
Perempuan
10-12 tahun 1200 1250 170 8 120 8 19
13-15 tahun 1200 1250 220 15 150 9 24
16-18 tahun 1200 1250 230 15 150 9 26
19-29 tahun 1200 700 330 18 150 8 24
30-49 tahun 1200 700 340 18 150 8 25
Hamil (+)
Trimester 1 +200 +0 +0 +0 +70 +2 +5
Trimester 2 +200 +0 +0 +9 +70 +4 +5
Trimester 3 +200 +0 +0 +9 +70 +4 +5

30
31

Anda mungkin juga menyukai