PUSKEMAS PAGEDANGAN
KECAMATAN PAGEDANGAN KABUPATEN TANGERANG
OLEH:
Arisman Gea 12190000002
Elma Siti Sondari 12190000003
Tria Nur Andini 12190000005
Nisrina Hamadalillah Hafidz 12190000007
Muhammad Adam Firdausi Nur Fatahillah 12190000009
LAPORAN KELOMPOK
PRAKTEK KERJA LAPANGAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
KELOMPOK 1
Mengetahui/Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga laporan penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban Magang Gizi Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Pagedangan dapat selesai dengan tepat waktu.
Laporan Magang Gizi Kesehatan Masyarakat ini disusun sebagai salah satu
syarat menyelesaikan Paktek Kerja Lapangan (PKL) Gizi Kesehatan Masyarakat.
Laporan ini dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Eddy Riris Anita Tarihoran, M.Kes selaku kepala Puskesmas Pagedangan
2. drg. Aulia Friyanti selaku ketua Tata Usaha di Puskesmas Pagedangan
3. Sri Setyani, S.Gz selaku kepala Unit Gizi di Puskesmas Pagedangan
4. Lulu’ul Badriyah, SKM., MKM selaku dosen pembimbing lapangan dan Ketua
Program Studi Sarjana Gizi Universitas Indonesia Maju
5. Segenap staff karyawan di Puskesmas Pagedangan yang tidak dapat disebutkan
satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat
6. Rekan-rekan PKL Universitas Indonesia Maju Program Studi Sarjana Gizi yang
telah mendukung penyelesaian laporan ini
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
guna kesempurnaan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.3 Matriks Perencanaan Kegiatan ..................................................................... 16
4.4 Analisis Prioritas Masalah ............................................................................ 17
4.5 Input .............................................................................................................. 19
4.6 Proses............................................................................................................ 19
4.7 Output ........................................................................................................... 19
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 22
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 22
5.2 Saran ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 23
LAMPIRAN ................................................................................................................ 25
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
dengan sesama anak, kurang perasaan gembira, dan cenderung menjadi apatis.
Dalam jangka panjang, anak tersebut akan mengalami gangguan kognitif,
penurunan prestasi belajar, gangguan tingkah laku, bahkan peningkatan resiko
kematian (Abidin et al., 2018).
Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, maka kelompok kami telah
menyusun perencanaan ke dalam proposal yang dimana secara umum
perencanaan tersebut adalah suatu proses penyusunan yang sistematis mengenai
kegiatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah wasting yang berada
pada wilayah Puskesmas Pagedangan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Sehingga Puskesmas dapat mewujudkan tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya yaitu tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.
2
b. Mahasiswa dapat membantu secara langsung (mengintervensi) masalah
gizi di wilayah sekitar Puskesmas Pagedangan Tangerang
c. Puskesmas Pagedangan terbantu adanya kegiatan intervensi masalah gizi
yang diadakan oleh Mahasiswa
d. Terciptanya hubungan yang baik antar instansi dan pihak Puskesmas
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
8. Desa Kadu Sirung
9. Desa Jatake
10. Desa Malang Nengah
11. Desa Karang Tengah
2.2 Wasting
Wasting merupakan gabungan dari istilah kurus (wasted) dan sangat
kurus (severe wasted) yang didasarkan pada indeks berat badan menurut
panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badab (BB/TB)
dengan ambang batas (Z score) <-2SD (Hasyim et al., 2021). Pada tahun 2012
kematian balita berjumlah 6.6 juta jiwa artinya 18.000 jiwa balita meninggal
setiap harinya dimana secara tidak langsung wasting atau balita kurus
menyumbang 60% kematian balita sebagai underlying causes terhadap penyakit
infeksi sebagai penyebab langsung kematian. Tahun 2013 dari 161 juta jiwa
balita di dunia menderita kelaparan dimana 51 juta jiwa balita diantaranya
menderita wasting. Di negara berkembang dan miskin, persoalan nutrisi
berkisar seputar kekurangan asupan sehingga menimbulkan defisiensi nutrisi
seperti kekurangan energi protein, anemia, defisiensi iodium dan kekurangan
mikronutrien lain (Kemenkes, 2013).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 175 juta
anak di negara berkembang mengalami malnutrisi dilihat dari data berat badan
menurut umur dan sekitar 230 juta mengalami stunted dilihat dari tinggi badan
menurut umur. Pada tahun 2007, hampir 20 juta anak bawah lima tahun (balita)
menderita malnutrisi berat akut. Menurut WHO, anak penderita gizi buruk
berisiko kematian 5-20 kali lebih besar dari pada anak dengan nutrisi baik.
Malnutrisi bertanggung jawab langsung dan tidak langsung terhadap 60%
kematian balita, lebih dari dua pertiga kematian tersebut justru terjadi pada usia
kurang dari satu tahun. Indonesia merupakan negara berkembang yang masih
memiliki masalah gizi kurang yaitu wasting (Kemenkes, 2013).
5
Menurut data UNICEF tahun 2017 terdapat 51 juta (7,5%) balita
mengalami wasting. Sebagian besar balita di dunia yang megalami wasting
berasal dari benua afrika dan asia. Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas
tahun 2018), status gizi balita Indonesia mengalami perbaikan dari tahun 2013
hingga tahun 2018. Prevalensi wasting menurun dari 12,1% menjadi 10,2%.
Namun, angka prevalensi tersebut masih dalam masih berada dalam kategori
tinggi berdasarkan batas ambang prevalensi malnutrisi sebagai masalah
kesehatan masyarakat yang ditetapkan WHO.
Prevalensi wasting pada anak usia 0-23 bulan (baduta) di Provinsi
Banten yaitu13,5% (6,3% kurus dan 7,2% sangat kurus). Data penilaian status
gizi (PSG) tahun 2017juga menunjukkan prevalensi wasting pada baduta di
Banten yang hampir sama dengandata Riskesda 2018 yaitu 13,1% (9,2% kurus
dan 3,9% sangat kurus) (KementerianKesehatanRI, 2018). Pada tahun
2013, Kabupaten Tangerang merupakan kabupatendengan prevalensi wasting
pada anak usia di bawah lima tahun (balita) tertinggi se-Provinsi Banten,
yaitu 16,3% (Kemenkes, 2013). Berdasarkan klasifikasi WHO, prevalensi
wasting di Kabupaten Tangerang dikategorikan kritis karena prevalensinya
diatas 16%. Selain itu, prevalensi wasting tersebut masih jauh dari target global
yaitu kurang dari 5% (Roza Werdani et al., 2023).
Wasting merupakan kelompok gizi kurang, secara langsung disebabkan
oleh inadekuat nutrisi dan penyakit infeksi sedangkan penyebab pokok masalah
gizi kurag meliputi: ketahanan pangan yang tidak memadai, perawatan ibu dan
pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Wasting yang disebabkan oleh
defisit asupan energi yang terjadi secara alamiah sehubungan dengan
ketidaktahanan pangan serta kelaparan. Faktor resiko terjadi wasting meliputi:
pemberian ASI, berat badan bayi lahir, kunjungan ANC, status pekerjaan ibu,
dan tingkat pendidikan (Afriyani & Malahayati, 2016).
6
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Wasting
Masa balita merupakan masa yang rawan mengalami masalah kurang
gizi, hal tersebut dikarenakan pada masa balita tubuh mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang relatif cepat dibandingkan masa-masa yang lain.
Pertumbuhan dan perkembangan tubuh pada masa balita akan menentukan
kualitas pertumbuhan di masa yang akan datang. Berikut beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya wasting:
1. Asupan zat gizi
Salah satu kelompok rawan akan masalah gizi adalah balita. Hal ini
dikarenakan pada masa balita memerlukan asupan zat gizi dalam jumlah
besar untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Kesalahan dalam
pemenuhan zat gizi balita akan membawa dampak terhadap pertumbuhan
dan perkembangan saat dewasa. Balita yang kekurangan gizi akan berisiko
mengalami penurunan IQ, penurunan imunitas dan produktivitas, masalah
kesehatan mental dan emosional, serta kegagalan pertumbuhan.
2. Ekonomi
Salah satu penyebab dasar dari wasting dan stunting adalah kondisi
ekonomi keluarga yang rendah (miskin). Kemiskinan mengakibatkan
keluarga tersebut mengalami keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan gizi
keluarga dari segi kualitas maupun kuantitas.
3. Pola asuh ibu
Penyebab lain yang secara tidak langsung memengaruhi kejadian
wasting pada balita adalah pola asuh ibu terhadap balita. Perilaku ibu
dalam mengasuh balitanya memiliki kaitan yang erat dengan kejadian
wasting pada balita. Ibu dengan pola asuh yang baik akan cenderung
memiliki anak dengan status gizi yang baik pula, begitu juga sebaliknya,
ibu dengan pola asuh gizi yang kurang cenderung memiliki anak dengan
status gizi yang kurang pula. Pola asuh ibu merupakan perilaku ibu dalam
mengasuh balita mereka. Perilaku sendiri berdasarkan Notoatmodjo (2005)
dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuan. Pengetahuan yang baik akan
7
menciptakan sikap yang baik, yang selanjutnya apabila sikap tersebut
dinilai sesuai, maka akan muncul perilaku yang baik pula. Pengetahuan
sendiri didapatkan dari informasi baik yang didapatkan dari pendidikan
formal maupun dari media (non formal), seperti radio, TV, internet, koran,
majalah, dll.
4. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan memengaruhi seseorang dalam menerima
informasi. Orang dengan tingkat pendidikan yang lebih baik akan lebih
mudah dalam menerima informasi daripada orang dengan tingkat
pendidikan yang kurang. Informasi tersebut dijadikan sebagai bekal ibu
untuk mengasuh balitanya dalam kehidupan sehari- hari (Ni’mah
Cholifatun & Muniroh, 2015).
5. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi sehingga mudah
terserang infeksi. Infeksi yang berlanjut akan menghambat pertumbuhan
fisik anak sehingga anak menderita wasting. Hasil penelitian menunjukkan
faktor dominan terjadinya wasting pada balita adalah penyakit infeksi,
balita yang sering menderita penyakit infeksi berisiko 3,512 kali
mengalami wasting dibandingkan anak yang tidak menderita penyakit
infeksi. pada balita penyakit infeksi seperti Diare sering terjadi walaupun
ada balita yang tidak menderita penyakit infeksi, kemungkinan itu dapat
terjadi dipengaruhi oleh faktor lain seperti memakan makanan yang tidak
hygienis dan cara olah makanan salah. Selain itu ada beberapa balita yang
mengalami ISPA ringan (Noflidaputri et al., 2022).
6. BBLR
Bayi dengan berat badan lahir rendah lebih banyak cenderung
mengalami wasting dibandingan bayi dengan berat badan lahir normal.
Berat badan lahir rendah memiliki jangka panjang efek yang buruk bagi
kesehatan seperti kematian eonatal, morbiditas, penurunan perkembangan
kognitif, dan penyakit kronis. Bayi dengan berat badan lahir yang rendah
8
dapat meningkatkan risiko kematian 20 kali lipat dibandingkan bayi
dengan berat lahir normal.
7. ASI Ekslusif
Balita yang mendapatkan ASI Esklusif kebutuhan nutrisi yang
diperoleh saat bayi sesuai dengan usia dan bayi dapat terhindar dari
terjadinya penyakit infeksi yang disebabkan pemberian makanan tambahan
selain ASI karena kandungan ASI sangat baik untuk bayi karena
mengandung imunoglobulin dan zat lain memberikan kekebalan pada bayi
terhadap infeksi bakteri daan virus. Masih banyak balita yang tidak
mendapatkan ASI ekslusif salah satu penyebabnya adalah budaya maupun
tradisi setempat yang biasanya merupakan anjuran dari orang tua agar bayi
diberi madu maupun air putih mendapatkan susu formula maka bayi akan
bertambah gemuk sehingga tidak cukup hanya dengan ASI saja. Tetapi ada
juga ibu yang memberikan.
9
g. Pantau berat badan anak menggunakan Kartu Menuju Sehat. Kartu ini
digunakan untuk mencatat perkembangan anak.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi wasting pada
anak agar pertumbuhannya berjalan lebih optimal.
Cara mencegah wasting pada anak supaya terhindar dari masalah
wasting, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan supaya asupan nutrisi dan
kesehatan anak tetap terjaga. Berikut adalah cara mencegah wasting pada anak:
a. Memberikan ASI eksklusif jika anak berusia di bawah 6 bulan
b. Mencukupi kebutuhan gizi anak dengan memberinya makanan bergizi
c. Mencuci sayur dan buah menggunakan air bersih sebelum dimasak
d. Melakukan imunisasi rutin sesuai jadwal
e. Meningkatkan sanitasi dan kebersihan lingkungan
f. Jauhkan anak dari paparan asap rokok
g. Membawa anak ke pelayanan kesehatan ketika sakit.
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.4 Materi
1. Pengertian Wasting
2. Faktor yang mempengaruhi Wasting
11
3. Pencegahan Wasting
4. PMT Nugget Sehat
3.5 Sasaran
Kegiatan ini dilakukan pada masyarakat di wilayah desa Cijantra yang
memiliki anak balita (bayi lima tahun). Target sasaran dalam kegiatan ini
sebanyak 15 orang.
Adapun pemilihan tempat kegiatan yang diambil merupakan desa yang
berdasarkan data E-PPGBM tahun 2022 termasuk yang sering didapati masalah
gizi pada balita.
12
3.10 Gantt Chart Kegiatan
No Nama Kegiatan Juli Agt
3 4 1 2
1 Analisis prioritas masalah
2 Menyusun proposal kegiatan
3 Pembuatan PMT Nugget Sehat
4 Pelaksanaan kegiatan
5 Evaluasi kegiatan
6 Menyusun laporan kegiatan
3.11 Pendanaan
Tabel 3. 2
Rencana Anggaran Biaya
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Target
Target
Nasional
No Indikator Pencapaian Keterangan
Tahun
Tahun 2022
2022
1 Pemberian kapsul vitamin A 90% 83,11% Tidak menjadi
pada balita masalah gizi
2 Pemberian tablet besi (Fe 100% 100% Tercapainya
III/90) pada ibu hamil target
3 Pemberian PMT pada balita 100% 100% Tercapainya
gizi buruk target
4 Balita ditimbang naik berat 80% 45% Masalah gizi
badannya masyarakat
5 Balita Bawah Garis Merah 1% 4,4% Masalah gizi
(BGM) masyarakat
6 Bayi mendapat ASI ekslusif 60% 62,5% Tercapainya
target
7 Desa dengan garam 90% 91% Tercapainya
beryodium baik target
14
8 Pemberian vitamin A pada 90% 114% Tercapainya
ibu nifas target
9 Balita gizi buruk mendapat 100% 100% Tercapainya
perawatan target
10 Balita yang ditimbang di 80% 22,3% Masalah gizi
Posyandu masyarakat
11 Pemberian Tablet Tambah 80% 82,7% Tercapainya
Darah (TTD) pada remaja target
putri
12 Ibu hamil KEK mendapat 75% 100% Tercapainya
PMT target
13 Penderita stunting usia 0-2 <15% 8,7% Tercapainya
tahun yang ditemukan di target
bulan penimbangan balita
14 Balita Wasting 5% 9% Masalah gizi
masyarakat
Sumber: E-PPGBM, 2022
Dari tabel diatas maka terbagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: (1)
masalah gizi masayarakat, (2) tidak menjadi masalah gizi masyarakat, dan
(3) tercapainya target.
15
Tabel 4. 2
Lima Masalah Gizi Masyarakat di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Pagedangan
16
Berikut adalah anlisis prioritas masalah gizi masyarakat yang berada di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Pagedangan.
Tabel 4. 4
Analisis Prioritas Masalah Gizi Masyarakat di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Pagedangan
17
pengetahuan warga dengan 2023 di
sekitar mengenai optimal Desa
balita wasting dan Cijantra
pencegahannya
Sasaran 90% dari Daftar Mahasiswa
Masyarakat/ibu jumlah hadir dan gizi
balita di Desa peserta pengisian
Cijantra hadir pre-test/
post-test
Input Tersedianya Checklist Mahasiswa
SDM, sumber dana, seluruh alat daftar alat gizi
sarana alat: poster yang yang
dibutuhkan dibutuhkan
untuk
penyuluhan
Output 85% ibu Nilai hasil Mahasiswa
Pengetahuan ibu balita pre-test dan gizi
balita meningkat mempunyai post-test
pengetahuan
yang baik
Aktivitas Proses Antusiasme Mahasiswa
Pengenalan penyuluhan warga gizi
mengenai wasting berjalan mengikuti
serta pencegahan lancar penyuluhan
dan penanganannya dengan tinggi
respon
yang baik
18
4.5 Input
Unsur-unsur yang diperhatikan dalam kegiatan penyuluhan edukasi
yang sudah dijalankan adalah:
i. Sumber Daya Manusia (SDM)
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan edukasi “Cegah Wasting untuk Tangerang
Gemilang” dilaksanakan oleh mahasiswa Gizi berjumlah lima (5) orang dan
kader Posyandu Cijantra sebanyak empat (4) orang.
ii. Sumber dana
Sumber dana dalam kegiatan ini berasal dari mahasiswa
iii. Sarana alat
Sarana alat dalam kegiatan ini berupa poster edukasi terkait wasting dan isi
piringku
4.6 Proses
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 15 Agustus 2023
pada pukul 09.00 WIB sampai dengan 10.30 WIB di Posyandu Cijantra I,
RT/RW 01/01. Kegiatan dimulai dengan pemberian sambutan oleh ketua
Posyandu Cijantra, kemudian peserta mengisi daftar hadir dan soal pre-test.
Pemaparan materi wasting dan isi piringku dipaparkan oleh mahasiswa, dan
dilanjut dengan edukasi dan pemberian PMT nugget sehat. Setelah selesai
pemaparan materi, dilanjut dengan kegiatan games yang dimana terdapat 3
pemenang bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan
benar. Pengisian post-test dilakukan di akhir acara sebelum penutupan.
4.7 Output
Output dalam kegiatan penyuluhan ini adalah adanya peningkatan ibu
balita yang dapat dibuktikan dengan nilai hasil pre-test dan post-test. Berikut
adalah rekapitulasi nilai pre-test dan post-test.
19
Tabel 4. 5
Rekapitulasi Nilai Pre-Test dan Post-Test
Tabel 4. 6
Hasil Analisa Pre Test dan Post Test Menggunakan Uji T
20
disimpulkan bahwa adanya peningkatan pengetahuan ibu balita sebelum dan
sesudah pemaparan materi.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kegiatan penyuluhan
dengan judul “Cegah Wasting untuk Tangerang Gemilang” yang dilaksanakan
pada hari Selasa, 15 Agustus 2023 antara lain:
1. Terdapat lima masalah gizi masyarakat di wilayah kerja puskesmas
pagedangan yang masih belum mencapai target.
2. Dari hasil lima masalah gizi masyarkat, ditentukan Analisis Prioritas
masalah pada Puskesmas Pagedangan yaitu balita wasting
3. Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan adanya peningkatan pengetahuan
ibu balita didapatkan dari hasil uji t yaitu p-value 0,017 (p<0,05).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah kegiatan ini adalah:
1. Pemberian edukasi lebih lanjut terkait pengenalan bahan makanan padat
energi yang mudah didapatkan dan memiliki harga yang terjangkau.
2. Diperlukan kegiatan demo masak bagi ibu balita untuk meningkatkan
pengetahuan ibu yang berkaitan dengan kandungan gizi agar kebutuhan
anak tercukupi
22
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A., Tasnim, T., Fatmawati, F., & Banudi, L. (2018). Faktor risiko wasting
dalam penerapan full day school pada anak di paud pesantren ummusabri
kendari. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health
Research" Forikes Voice"), 9(4), 263–268.
Afriyani, R., & Malahayati, N. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian
Wasting pada Balita Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Talang Betutu Kota
Palembang. Jurnal Kesehatan, VII(1), 66–72.
Ferlina, H., Nurhayati, A., & Patriasih, R. (2020). Asupan Energi Pada Anak Wasting
Di Desa Mandalasari Kabupaten Garut. Media Pendidikan, Gizi, Dan Kuliner,
9(1).
Hasyim, D. I., Puspariny, C., & Susanti, E. (2021). Asuhan Kebidanan Pertumbuhan
dan Perkembangan pada Balita dengan Wasting. Muhammadiyah Journal of
Midwifery, 2(1), 34. https://doi.org/10.24853/myjm.2.1.34-39
Kemenkes. (2013). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Ed.).
Lastanto, I. H., & Cindy, A. (2014). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Cebongan. J Stikes Kusuma
Husada, 1(1), 1–14.
Muliyati, H., Mbali, M., Bando, H., Utami, R. P., & Mananta, O. (2021). Analisis
faktor kejadian wasting pada anak balita 12-59 bulan di Puskesmas Bulili Kota
Palu: Studi cross sectional. AcTion: Aceh Nutrition Journal, 6(2), 111–117.
Ni’mah Cholifatun, & Muniroh, L. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat
Pengetahuan dan Pola Asuh ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita
Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia, 10(1), 84–90.
Noflidaputri, R., Reni, G., & Sari, M. (2022). Determinan Faktor Penyebab Kejadian
Wasting di Wilayah Kerja Puskesmas Muara Labuh Kabuoaten Solok Selatan.
Human Care Journal, 7(2), 496–507.
Rachmawati, Q. A., & Anggraini, E. (2021). Perbedaan Tingkat Pengetahuan Gizi
Seimbang dan Status Gizi Antara Siswa SMP dengan MTs di Kecamatan Pare
Kabupaten Kediri. 1–10. https://portal.stikes-khkediri.ac.id
23
Roza Werdani, A., Roza Werdani Institut Kesehatan Mitra Bunda Alamat, A., Seraya
No, J., & Bt Ampar, K. (2023). Hubungan BBLR dengan Kekurangan Gizi
(Wasting) Pada Anak Usia 6-23 Bulan. Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan
Indonesia(JIKKI), 3(3), 11–18. https://doi.org/10.55606/jikki.v3i2.2061
United Nations Children’s Fund NY., N. Y. (1990). Strategy for Improved Nutrition
of Children and Women in Developing Countries. A UNICEF Policy Review.
ERIC Clearinghouse.
24
LAMPIRAN
25
Lampiran 2. Rundown Acara
26
Lampiran 3. Dokumentasi
Pemaparan materi
27
Pembagian Post Test
28