Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Balita 3-5 tahun
di Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018
ABSTRAK
Secara nasional status gizi anak di berbagai daerah di Indonesia masih menjadi
masalah. Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang
tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi yan terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat
pulih). Kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak dan motorik
kasar anak. Tujuan Penelitian untuk mengetahui hubungan status gizi dengan
perkembangan motorik kasar anak balita 3-5 tahun
Jenis penelitian Survey Analitik dengan rancangan Cross Sectional dilakukan pada
bulan Mei di Puskesmas Kelurahan Harjosari I terhadap 61 responden diambil dengan
teknik non probability sampling yaitu accidental sampling, data dikumpul dengan
kuisioner dan dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil uji chi square menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya
ada hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak balita 3-5 tahun.
Meningkatkan ketersediaan tenaga terlatih khususnya bidan dan ahli gizi sebagai
tenaga yang bertugas untuk melayani penyuluhan gizi dan memantau perkembangan
balita di Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan
Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Balita 3-5 Tahun Di Puskesmas
Kelurahan Harjosari 1 Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018” yang menjadi salah satu
syarat untuk menyelesaikan program studi D-IV Kebidanan Alih Jenjang Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan
Dalam proses menyelesaian Skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat
bimbingan materi dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan
ini dengan kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politekhnik
Kesehatan Kemenkes Medan.
3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku Kaprodi D-IV Kebidanan Politekhnik
Kesehatan Kemenkes Medan dilanjutkan Yusniar Siregar, SST, M.Kes
4. Melva Simatupang SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Evi Desfauza, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Ardiana Batubara, SST,M.Keb, selaku dosen penguji yang telah bersedia
memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada peneliti demi
kesempurnaan Skripsi ini.
7. Kepada Kepala Puskesmas Harjosari 1 Medan Amplas yang telah
memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian di
Puskesmas.
8. Hormat dan sembah sujud peneliti yang tidak terhingga kepada ibunda
tercinta Y. Simanjuntak dan terima kasih saya kepada suami tercinta saya
Abner Saragih yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tak
terhingga berupa doa yang tak pernah putus, materi dan dukungan selama
mengikuti kegiatan perkuliahan dan penyusunan Skripsi.
Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih dan berharap semoga Skripsi ini
dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan ilmu kebidanan bagi
pembaca maupun peneliti sendiri. Semoga Allah senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
C.1 Tujuan Umum ............................................................................. 2
C.2 Tujuan Khusus ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
D.1 Manfaat Teoritis ......................................................................... 3
D.2 Manfaat Praktis .......................................................................... 3
E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 3
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori....................................................................... 20
Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara nasional status gizi anak di berbagai daerah di Indonesia masih
menjadi masalah. Jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak,
dan keadaan kurang gizi menjadi penyebab sepertiga dari seluruh penyebab
kematian anak di seluruh dunia. Indonesia termasuk diantara rombongan 36
negara di dunia yang memberi 90 % kontribusi masalah gizi dunia (WHO, 2016).
Sementara berdasarkan hasil Riset Dasar Kesehatan Indonesia
(Riskesdas) 2016 prevalensi gizi buruk dan gizi kurang menurut indikator BB/U
pada balita tahun 2016 adalah 11,1%, terdiri dari 8,0% gizi kurang dan 3,1% gizi
buruk. Jika di bandingkan dengan angka prevalensi pada tahun 2015 adalah
11,9% terdiri dari 8,2% gizi kurang dan 3,7% gizi buruk (Riskesdas 2016).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Sumatera Utara tahun 2017
didapatkan 176 balita mengalami gizi buruk yang tersebar di 17 Kecamatan di
Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan laporan bulanan di Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas, pada bulan September 2017 diperoleh jumlah balita
usia 3sampai 5 tahun sebanyak 57 orang, dengan status gizi buruk 2 orang, gizi
kurang 24 orang, gizi lebih 1 orang dan gizi baik 20 orang.
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita
didasarkan fakta bahwa kurang gizi yan terjadi pada masa emas ini, bersifat
irreversible (tidak dapat pulih). Kekurangan gizi dapat mempengaruhi
perkembangan otak anak dan motorik kasar anak. Status gizi pada balita dapat
diketahui dengan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat
badan standar tabel WHO-NHCS, bila berat badannya kurang, maka status
gizinya kurang (Marimbi, H, 2017).
Berdasarkan penelitian Mariani dkk, mengenai hubungan status gizi
dengan perkembangan motorik anak di kabupaten Minahasa tahun 2015,
didapatkan bahwa tingkat perkembangan motorik anak dengan status gizi kurang
tidak sesuai dengan usia terjadi pada 66,7% responden, sedangkan tingkat
perkembangan motorik anak dengan statusgizinormal tidak sesuai hanya terjadi
pada 32,8% responden. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
status gizi memang sangat mempengaruhi perkembangan motorik anak balita
(Mariani, dkk,2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Kartika, dkk tahun 2013 mengenai
hubungan asupan gizi terhadap perkembangan motorik kasar di Kecamatan
Pamulang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan laju pertumbuhan motorik
pada anak yang diberi suplementasi tinggi energi dan zat mikro, didapatkan
sebesar 66,7% anak mengalami kemampuan motorik kasar lambat akibat
asupan energi kurang, dan 80% anak mengalami kekurangan asupan protein
sehingga kemampuan motorik kasar anak terganggu. Oleh karena itu, asupan
gizi yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, karena
zat gizi memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak khususnya
perkembangan motorik kasar anak.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di Puskesmas
Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas menunjukkan bahwa masih
terdapat balita 3-5 tahun dengan status gizi kurang dan masih terdapat
keterlambatan perkembangan motorik kasar pada balita 3-5 tahun. Padahal
penentuan status gizi pada balita sangatlah penting karena berpengaruh
terhadap perkembangan motorik kasar balita.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan status
gizi dengan perkembangan motorik kasar anak balita 3-5 tahun di Puskesmas
Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas Tahun 2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah
penelitian ini adalah “bagaimana hubungan status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak balita 3-5 tahun di Puskesmas Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas?”
C. Tujuan Penelitian
C.1.Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi
dengan perkembangan motorik kasar anak balita 3-5 tahun di Puskesmas
Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.
C.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi status gizi pada anak balita 3-5 tahun di
Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas
2. Untuk mengetahui distribusi perkembangan motorik kasar anak balita 3-5
tahun di Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas
3. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan motorik
kasar anak balita 3-5 tahun di Puskesmas Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas
D. Manfaat Penelitian
D.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan
masukan bagi kelurahan setempat untuk mengambil kebijakan dalam rangka
pentingnya pemberian informasi melalui penerangan kesehatan bagi semua Ibu
yang memiliki balita.
D.2. Manfaat Praktis
Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan motorik
kasar anak balita 3-5 tahun, sehingga ibu yang memiliki balita dapat
meningkatkan pengetahuannya tentangperkembangan motorik kasar.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang relevan dengan penelitian tentang hubungan status gizi
dengan perkembangan motorik kasar anak balita 3-5 tahun, sejauh penelusuran
yang dilakukan peneliti beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rezki, dkk, yang berjudul “Hubungan status
gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah di wilayah
kerja Posyandu Kalisongo Kecamatan Dau”, Metode penelitian yang
digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 75 anak usia prasekolah dan sampel
43 anak yang diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan
kriteria inklusi anak prasekolah di Posyandu Desa Kalisongo Kecamatan
Dau yang kondisinya tidak cacat fisik dan mental, mempunyai usia 2-4 tahun
dan tidak mempunyai penyakit tertentu yang menunjang status gizi. Teknik
pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner. Metode analisa data
yang di gunakan yaitu kolerasi spearman rank.Hasil penelitian membuktikan
bahwa status gizi anak sebagian besar 25 (58,1%) anak usia prasekolah
memiliki status gizi baik dan perkembangan motorik kasar anaksebagian
besar 26 (60,5%) anak usia prasekolah memiliki perkembangan motorik
kasar sesuai dengan tahapan perkembangan. Berdasarkan hasil uji kolerasi
spearman rank didapatkan p-value = 0,000 atau 0,000 < 0,050 sehingga
dapat disimpulkan bahwaada hubungan status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak usia prasekolah di Posyandu Kalisonggo kecamatan
Dau. Disarankan dalam meningkatkan perkembangan motorik kasar anak
usia prasekolah perlu menjaga status gizi anak agar tetap baik dengan
memberikan asupan gizi yang seimbang pada anak.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Caesar Ensang Timuda yang berjudul
“Hubungan Antara Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak
Usia Bayi Dan Balita (0-59 Bulan) Di Puskesmas Pandanwangi Malang”.
Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel secara clustersampling
dengan populasi 148 responden. Jumlah sampel 122 responden. Dianalisa
dengan uji chi square. Hasil Penelitian: 29,5% responden mengalami
keterlambatan perkembangan motorik kasar yang terdiri dari 3,3%
responden sangat kurus,7,4% responden kurus,15,6% responden normal
dan 3,3% anak gemuk, dengan nilai p sebesar 0,000 dan α =0,05. Dari hasil
penelitian mengatakan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara
status gizi dengan perkembangan motorik kasarAnak Usia Bayi Dan Balita
(0-59 Bulan) Di Puskesmas Pandanwangi Malang.
F. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu
Pembedaan Rezki, dkk Caesar Ensang Dina Mariana
Timuda Napitupulu
Judul penelitian Hubungan status Hubungan Hubungan status
gizi dengan Antara Status gizi dengan
perkembangan Gizi Dengan perkembangan
motorik kasar Perkembangan motorik kasar
anak usia Motorik Kasar anak balita 3-5
prasekolah di Anak Usia Bayi tahun di
wilayah kerja Dan Balita (0-59 Kelurahan
Posyandu Bulan) Di Harjosari I
Kalisongo Puskesmas Kecamatan
Kecamatan Dau Pandanwangi Medan Amplas
Malang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Status Gizi
A.1. Pengertian
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2016). Gizi adalah bahan
makanan yang berhubungan dengan kesehatan tubuh (Ngastyah, 2005).
Menurut Almatsier (2005) status gizi adalah keadaan tubuh akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi (nutrien status) adalah
ekspresi dari keadaan-keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu
(Supariasa, 2016).
Faktor Herediter :
- Genetik
- Ras Perkembangan
motorik kasar
- Umur
- Jenis kelamin
Faktor Lingkungan :
- Budaya
- Sosial ekonomi keluarga
- Cuaca
- Status Kesehatan
Gambar 2.1: Kerangka teori faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik
kasar anak
E. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dari hubungan status gizi dengan perkembangan
motorik kasar anak balita 3-5 tahun di Puskesmas Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik, penelitian yang
diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi dengan
perkembangan motorik kasar anak balita 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.
F. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan menjamin kerahasiaan, identitas responden,
melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan sudut
pertanyaan (informed consent), sebelum menandatangani surat persertujuan,
penelitian menjelaskan judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
menjelaskan kepada responden bahwa penelitian tidak akan membahayakan
bagi responden. Peneliti akan menjamin identitas respondem, dimana data yang
diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila
peneliti telah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan (Notoatmojo, 2012).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
A.1. Karakteristik Responden
Setelah dilakukan penelitian terhadap 61 orang balita 3-5 tahun di Wilayah Kerja
Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas, maka di dapatkan hasil sebagai
berikut
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Harjosari I Kecamatan Medan Amplas
nis Kelamin
ki-laki ,2
rempuan ,8
mlah 0
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden pada penelitian ini
berjumlah 61 orang yang terdiri dari 30 orang (49,2%) balita laki-laki dan 31
orang (50,8%) balita perempuan.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas
tegori Usia
ahun ,5
ahun
ahun ,5
mlah 0
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa usia responden pada
penelitian ini adalah mulai 3-5 tahun. Jumlah responden usia 3 tahun adalah 18
orang (29,5%), responden berusia 4 tahun berjumlah 36 orang (59%) dan yang
berusia 5 tahun berjumlah 7 orang (11,5%).
A.2. Analisis Univariat
A.2.1. Status Gizi
Status gizi responden dengan indikator BB menurut Umur dibagi menjadi 2
kategori, yaitu normal dan tidak normal. Responden dengan status gizi kurang
dan gizi buruk masuk dalam kategori tidak normal, sedangkan balita dengan
status gizi baik dan gizi lebih masuk kategori normal.
Untuk melihat status gizi responden di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas dapat dilihat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Status Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Harjosari
I Kecamatan Medan Amplas
atus Gizi
rmal ,7
ak Normal ,3
mlah 0
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 61 orang responden, 48
orang (78,7%) termasuk dalam kategori dengan status gizi normal dan 13 orang
(21,3%) lainnya termasuk dalam kategori tidak normal.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Kasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas
rkembangan Motorik Kasar
rmal ,3
ak Normal ,7
mlah 0
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari 61 orang responden, 49
orang (80,3%) memiliki perkembangan motorik kasar yang termasuk dalam
kategori normal dan 12 orang (19,7%) lainnya termasuk dalam kategori tidak
normal.
A.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan status gizi
dengan perkembangan motorik kasar anak balita 3-5 tahun wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.
Tabel 4.5
Hubungan status gizi dengan perkembangan Motorik Kasar Anak balita 3-5 tahun
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas
Perkembangan Motorik
Status Jumlah P value
No Normal Tidak Normal
Gizi
n % N % n %
0,000
1 Normal 48 78,7 1 1,6 49 80,3
Tidak
2 0 0 12 19,7 12 19,7
Normal
Jumlah 48 78,7 13 21,3 61 100
Hasil uji analisis bivariat menggunakan chi-square antara variabel status gizi
dengan perkembangan motorik kasar anak didapatkan bahwa status gizi normal dan
perkembangan motorik kasar yang normal ada sebanyak 48 dari 49 orang (78,7%), dan
dengan status gizi tidak normal dan perkembangan motorik kasar yang tidak normal ada
sebanyak 12 dari 12 orang (19,17%).
B. Pembahasan
B.1. Status Gizi
Status gizi merupakan gambaran keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat dengan membedakan status gizi kurang, baik, dan
lebih. Status gizi dipengaruhi oleh infeksi dan asupan makanan (Almatsier, 2001).
Menurut WHO, terjadinya kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) lebih dipengaruhi
oleh penyakit infeksi dan asupan makanan yang secara langsung berpengaruh terhadap
kejadian kekurangan gizi. Pola asuh serta pengetahuan ibu juga berpengaruh terhadap
kekurangan gizi.
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan
Medan Amplas didapatkan nilai p = 0,000 yang artinya p < 0,05 dimana terdapat
hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kemampuan motorik kasar
responden. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status
gizi dengan kemampuan motorik kasar responden.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Pramusinta (2013) yang
menyatakan bahwa perubahan status gizi dan status kesehatan anak akan berpengaruh
terhadap perkembangan motorik kasar anak, khususnya yang masih dibawah 5 tahun.
Hasil ini juga didukung oleh Satoto (1990) dan Suwandi (1999), yang menyatakan ada
hubungan status gizi masa lalu denga perkembangan motorik anak pada masa yang
akan datang.
Asupan gizi merupakan kebutuhan anak yang berperan dalam proses tumbuh
kembang terutama dalam perkembangan otak. Kemampuan anak untuk dapat
mengembangkan kemampuan saraf motoriknya adalah melalui pemberian asupan gizi
yang seimbang. Pemberian asupan gizi seimbang ini sangat berperan dalam tumbuh
kembang anak mulai dari janin dalam kandungan, balita, anak usia sekolah, remaja
bahkan sampai dewasa (Zaviera, 2008).
Budiarti (2011) menerangkan bahwa asupan gizi sangat mempengaruhi tumbuh
kembang anak, baik perkembangan motorik kasar atau motorik halus. Selanjutnya
menurut Susanthy (2012) juga mengklasifikasikan asupan gizi yang penting untuk fungsi
motorik, yaitu energi, protein, seng danbesi.
Parameter yang digunakan untuk penilaian status gizi yang digunakan dalam
aplikasi pemantauan status gizi dan tumbuh kembang anak ada tiga: umur, berat badan
dan tinggi badan. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu
pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat
menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Supariasa,
dkk, 2016).
Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Almatsier
(2014) bahwa status gizi yang baik atau optimal akan berpengaruh terhadap
perkembangan fisik, otak, kemampuan kerja dan kesehatan, sedangkan status gizi
kurang dapat menyebabkan kekurangan tenaga untuk bergerak dan melakukan aktivitas,
sehingga anak menjadi malas dan lemah karena kekurangan gizi. Marmi dan Raharjo
(2012) juga berpendapat status gizi
dapat mempengaruhi tumbuh dan kembang anak akan tetapi banyak faktor yang
dapat mempengaruhi perkembangan, jadi status gizi yang baik belum tentu
perkembangannya baik atau normal.
Menurut asumsi peneliti, status gizi sangat berpengaruh terhadap perkembangan
motorik kasar anak balita 3-5 tahun. Status gizi berhubungan dengan perkembangan
motorik kasar anak, artinya semakin rendah status gizi anak, maka perkembangan
motorik kasar anak juga akan rendah. Demikian juga sebaliknya jika rendah status gizi
anak tidak normal maka perkembangan motorik kasar anak juga akan meningkat.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Mayoritas status gizi di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas dengan kategori normal mayoritas yaitu
sebesar 78,7%.
2. Perkembangan motorik kasar di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Harjosari I Kecamatan Medan Amplas dengan kategori tidak normal
minoritas yaitu sebesar 19,7%.
3. Terdapat hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak
balita 3-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas
B. Saran
1. Kepada tenaga yang bertugas melayani KIA dan Posyandu
Memberikan dan meningkatkan informasi tentang penyuluhan gizi
maupun sosialisasi kepada masyarakat tentang gizi sehingga masyarakat
termotivasi untuk memperhatikan pentingnya gizi pada perkembangan
anak.
2. Kepada Puskesmas Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas
Meningkatkan ketersediaan tenaga terlatih khususnya bidan dan ahli gizi
sebagai tenaga yang bertugas untuk melayani penyuluhan gizi dan
memantau perkembangan balita di Puskesmas Kelurahan Harjosari I
Kecamatan Medan Amplas
3. Kepada Peneliti Selanjutnya
Mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian yang lebih
mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
motorik kasar anak balita dengan cakupan wilayah yang lebih luas, jumlah
sampel yang mayoritas.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti, 2011. Hubungan antara asupan gizi dengan tumbuh kembang anak usia 5-6
tahun. http://isjd.pdii.lipi.go.id diunduh 30 desember 2012 Jurnal penelitian
kesehatan suara forikes vo II nomer 1
Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat: Jakarta
. 2012. Perkembangan anak usia 0-36 bulan proses tumbuh kembang deteksi
intevensi kota Tasikmalaya: proyek dana dekonsentrasi provinsi Jawa Barat
kesehatan ibu dan anak
Kartasapoetra, G. & Marsetyo, H (2003). Ilmu Gizi (Kolerasi Gizi dan Kesehatan dan
Produktifitas Kerja). Rineka Cipta. Jakarta. Cet. Ke empat.
Mariani, dkk. 2015. Hubungan status gizi dengan perkembangan motoric anak di
kabupaten Minahasa. Skripsi
Marimbi, H. 2017. Tumbuh kembang, status gizi dan Imunisasi dasar pada balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Marmi. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nency, Yetty, dkk. Gizi Buruk, Ancaman Generasi yang Hilang. PPI Jepang Volume 7/
XVII November 2006, Jakarta.
Pramusinta, BPH. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Usia Remaja
tentang Stimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Motorik Anaknya yang
Berusia di bawah Dua Tahun. Sains Kesehatan.
Satoto, 1990. Pertumbuhan dan perkembangan anak, Pengamatan anak umur 10-18
bulan di kecamatan Mlonggo Kab. Jepara. Disertasi. Universitas Diponegoro.
Sebelum dan Selama Krisis. Jakarta : LIPI
Sulpi, Maulina. 2013. Hubungan ASI Eksklusif terhadap perkembangan motorik kasar
bayi usia 0-12 bulan di rumah sakit syarif hidayatullah. Tahun 2013
Supariasa, et. al. 2016 Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC
Susanthy, Novita, Ani Margawati. 2012. Hubungan derajat stunting, asupan zat gizi dan
social ekonomi rumah tangga dengan perkembangan motoric anak usia 24-36
bulan di wilayah kerja Puskesmas Bugangan Semarang.
Sutrisno, yogie. 2014. Hubungan status gizi dengan status perkembangan motoric kasar
pada anak usia 6-24 bulan di posyandu desa pari kecamatan mandalawangi
kabupaten pandenglang banten tahun 2014. Skripsi Fakultas kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta