Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL SKRIPSI

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP RUMAH SAKIT BASIS


MILITER DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT MARINIR EWA
PANGALILA

Oleh :

Muchammad Rizqi Fajar Aldiyansyah

201912077

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

YAYASAN RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO

S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SURABAYA

2023
HALAMAN PERSETUJUAN
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP RUMAH SAKIT BASIS
MILITER DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT MARINIR EWA
PANGALILA

Telah layak untuk diseminarkan


sebagai persyaratan melakukan penelitian

Oleh :
Muchammad Rizqi Fajar Aldiyansyah
201912077

Disetujui pada tanggal : 09 Juni 2023

Dosen Pembimbing

Muhadi, SKM., M.Kes

i
HALAMAN PENGESAHAN
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP RUMAH SAKIT BASIS
MILITER DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT MARINIR EWA
PANGALILA

Telah diuji pada tanggal : 12 Juni 2023

Dosen Penguji 1, Dosen Pembimbing/Penguji 2,

Achmad Djunawan, SKM., M.PH. Muhadi, SKM., M.Kes

Mengetahui,
Koordinator Skripsi

Dyan Angesti, S.Kom., M.M

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................. 3
1.3. Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.5. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.5.1. Tujuan Umum ................................................................................... 4
1.5.2. Tujuan Khusus .................................................................................. 4
1.6. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.6.1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 4
1.6.2. Manfaat Aplikatif .............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1. Persepsi ..................................................................................................... 5
2.1.1. Definisi .............................................................................................. 5
2.1.2. Indikator Persepsi .............................................................................. 6
2.1.3. Syarat dan Proses Terjadinya Persepsi .............................................. 7
2.2. Masyarakat ............................................................................................... 8
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ................................................................. 9
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian .............................................................. 9
3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual ............................................................. 9
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 11
4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................. 11

iii
4.3. Subyek dan Informan Penelitian ............................................................ 11
4.3.1. Subjek Penelitian............................................................................. 11
4.3.2. Informan Penelitian ......................................................................... 11
4.4. Instrumen Penelitian ............................................................................... 12
4.5. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 12
4.6. Metode Penyajian dan Analisis Data ...................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
LAMPIRAN .......................................................................................................... 20

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3 Daftar Informan dalam Penelitian ......................................................... 11

v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Identifikasi Masalah ............................................................................ 3
Gambar 2.1 Proses terjadinya persepsi (Sunaryo, 2013). ....................................... 8
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual………………………………………………...9

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ....................................................................... 20

Lampiran 2 Surat Pernyataan Ketersediaan Responden ....................................... 21

vii
DAFTAR SINGKATAN

TNI : Tentara Nasional Indonesia


RUMKITAL : Rumah Sakit Angkatan Laut

viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan elemen yang sangat
penting untuk menjaga kedaulatan negara dan berperan sebagai alat negara di
bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan
dan keputusan politik negara. TNI yang merupakan instansi militer yang
bersifat tertutup dan rahasia sehingga hal-hal tertentu tidak boleh dipublish ke
publik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004
Tentang Tentara Nasional Indonesia dijelaskan bahwa selain mempertahankan
wilayah negara, tugas TNI membantu menanggulangi akibat bencana alam,
pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian
dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Maka hal yang harus
diutamakan saat bantuan bencana alam dan kemanusiaan yaitu teknologi,
logistik, dan kesehatan perlu dimaksimalkan. Untuk melaksanakan poses
tugas bencana alam dan kemanusiaan, TNI dibantu oleh masyarakat. Oleh
karena itu, dengan adanya jargon “Bersama Rakyat TNI Kuat” yang artinya
jika bekerja sama dan mempererat hubungan dengan masyarakat maka TNI
semakin kuat untuk melindungi negara dan rakyat yang mendukungnya.
Masyarakat menggambarkan bahwa TNI adalah instansi yang ditujukan
untuk rakyat karena proses penyeleksian anggota TNI betul-betul dari rakyat
jadi TNI merupakan instansi yang dibangun dari rakyat untuk rakyat. Namun,
masyarakat mempunyai pemikiran lain bahwa hal yang bersifat kemiliteran itu
rahasia dan khusus. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat perlu adanya etos kerja yang tinggi dan pelayanan publik yang baik.
Tidak hanya itu, informasi yang diberikan kepada masyarakat harus jelas agar
tidak ada kekeliruan dalam penyampaian informasi atau informasi yang
didapatkan masyarakat. Terutama dalam bidang kesehatan yang dimana
masyarakat sangat membutuhkan untuk mendapatkan layanan kesehatan di
rumah sakit. Rumah sakit harus transparansi kepada masyarakat terkait dengan
kegiatan dan pelayanan yang dilakukan. Terutama rumah sakit basis militer

1
2

yang dianggap oleh masyarakat yang sifatnya tertutup dan rahasia. Oleh karena
itu, rumah sakit basis militer harus melakukan transparansi agar pemikiran atau
persepsi dari masyarakat dapat diubah.
Pada tahun 2018, Menteri Pertahanan Republik Indonesia
memutuskan bahwa rumah sakit militer telah ditetapkan menjadi Badan
Layanan Umum sehingga harus dikelola secara transparan dan akuntabel,
serta dapat memberikan pelayanan prima yang terbaik yang tidak
menghilangkan jati diri sebagai rumah sakit milik Kemhan dan TNI. Oleh
karena itu, rumah sakit yang dikelola BLU harus mengikuti kebijakan yang
berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun
2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah. Namun tidak hanya itu, rumah
sakit basis militer yang dikelola BLU juga mengacu pada Peraturan Menteri
Pertahanan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 Tentang Penilaian
Kinerja Badan Layanan Umum Rumah Sakit Di Lingkungan Kementerian
Pertahanan Dan Tentara Nasional Indonesia dan Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2023 Tentang Tarif Layanan Badan
Layanan Umum Rumah Sakit Tingkat II, Tingkat III, Dan Tingkat IV Pada
Kementerian Pertahanan.
Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir E.W.A PANGALILA
merupakan rumah sakit Tk. III di lingkungan Kementrian Pertahanan dan TNI
yang berlokasi di Jl. Golf 1 No. 1 Surabaya. Beberapa tahun ke belakang
Rumkitalmar Ewa Pangalila melakukan sebuah perubahan yaitu mengubah
status rumah sakit khusus militer menjadi BLU di lingkungan Kemenhan dan
TNI mengikuti keputusan dari Menteri Pertahanan dan Panglima TNI.
Sehingga rumah sakit saat ini terbuka untuk masyarakat umum atau sipil.
Dengan perubahan statusnya, Rumkitalmar Ewa Pangalila yang merupakan
rumah sakit tipe c telah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas
sehingga dapat menjadi rujukan pasien. Walaupun Rumkitalmar Ewa
3

Pangalila menerima pasien rujukan dari Puskemas dan Klinik, Namun saat
ini masyarakat lebih suka meminta dirujuk ke rumah sakit milik pemerintah.
Pada tahun 2022 jumlah kunjungan pasien di Rumkitalmar Ewa Pangalila
berkisar pada angka 50-100 pasien per hari. Namun kunjungan pasien di
Rumkitalmar masih didominasi oleh anggota TNI daripada masyarakat sipil.
Dengan adanya dominasi kunjungan pasien dari anggota TNI yang artinya
bahwa masyarakat masih punya pemikiran lain tentang rumah sakit milik
militer.
1.2. Identifikasi Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi Persepsi masyarakat terhadap
rumah sakit basis militer. Hal ini bisa dilihat pada gambar 1.1

Status Rumah Sakit


Faktor
Fisik
Sumber Informasi

Produk Pasien /
Faktor Pengunjung
Price Fisiologi
Penjamin Kepesertaan Persepsi
Masyarakat
Faktor Terhadap
Pelayanan Kesehatan
Psikologis Rumah Sakit
Basis Militer
Pencitraan Rumah Sakit
Kegiatan Kemasyarakatan Masyarakat
Sekitar
Sosialisasi

Gambar 1.1 Identifikasi Masalah


1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih fokus dan terarah dalam pembahasan, peneliti hanya
membahas mengenai pendapat yaitu pendapat pasien/pengunjung dan
pendapat masyarakat sekitar.

1.4. Rumusan Masalah


Bagaimana persepsi masyarakat terhadap rumah sakit basis militer?
4

1.5. Tujuan Penelitian


1.5.1. Tujuan Umum
Menganalisis persepsi masyarakat terhadap rumah sakit
basis militer.
1.5.2. Tujuan Khusus
1. Menganalisis pengaruh persepsi masyarakat
2. Menganalisis kemudahan dalam mengakses informasi tentang
rumah sakit
3. Menemukan solusi untuk mengubah persepsi masyarakat
terhadap rumah sakit basis militer
1.6. Manfaat Penelitian
1.6.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan bagi peneliti dalam menyusun tugas akhir dalam
menganalisis persepsi masyarakat terhadap rumah sakit basis militer.

1.6.2. Manfaat Aplikatif


a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan sarana untuk menambah
wawasan dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu
pengetahuan selama pendidikan Sarjana Administrasi Rumah Sakit.
b. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan
rumah sakit untuk meningkatkan hubungan dengan masyarakat
serta menemukan solusi untuk langkah lebih lanjut dalam
melakukan strategi pemasaran rumah sakit dan meningkatkan
kunjungan pasien.
c. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan
judul penelitian di atas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Persepsi
2.1.1. Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah
tanggapan langsung dari sesuatu atau kejadian lalu diproses untuk
mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Pengertian persepsi
menurut beberapa ahli yaitu:
1. Menurut Sunaryo (2013), persepsi merupakan proses
diterimanya rangsangan melalui pancaindran yang didahului oleh
perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan
dan mengahayati tentang hal-hal yang diamati, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar diri individu.
2. Menurut McShane dalam Wibowo mengemukakan persepsi
dengan proses menerima informasi membuat pengertian tentang
dunia sekitar kita, dan hal ini memerlukan pertimbangan
informasi, mana perlu diperhatikan, bagaimana mengkatagorikan
informasi, dan bagaimana menginterpretasikannya dalam
kerangka kerja pengetahuan kita yang telah ada.
3. Persepsi dapat didefiniskan sebagai proses menerima, menyeleksi,
mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan
reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data (Pareek, 1996
dalam Sobur, 2013). Menurut John R. Wenburg dan William W.
Wilmot persepsi merupakan sebagai cara individu memberikan
makna. Menurut Rudolph. F. Vanderber persepsi adalah proses
penafsirkan informasi yang indrawi. Menurut teori rangsangan-
tanggapan (stimulus-respon) persepsi merupakan bagian dari
keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah
rangsangan diterapkan kepada manusia (Sobur, 2013).
4. Menurut Jalaludin Rakhmat (2015) mendefiniskan persepsi
adalah, Pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-

5
6

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan


menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimulus
inderawi (sensory stimuli).
Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu (1)
seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rengsangan
dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit, (2)
interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang, (3) interpretasi dan persepsi
kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.
Proses persepsi adalah melakukan selseksi, interpretasi dan
pembulatan terhadap informasi yang sampai (Sobur, 2013). Dapat
disimpulkan bahwa persepsi merupakan cara pandang seseorang
terhadap sesuatu lalu diproses untuk mengetahui beberapa hal yang
dimulai proses diterima rangsangan melalui pengindraan, sehingga
mampu mengartikan cara pandang tersebut dari dalam dirinya dan
lingkungannya.
2.1.2. Indikator Persepsi
Indikator persepsi menurut Bimo Walgito (2002, dalam
Hariyadi, 2014) sebagai berikut:
a. Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu
Rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh
panca indera, baik penglihatan, pendengaran, peraba, pencium,
dan pengecap secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Hasil
penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indera tersebut akan
mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan didalam otak.
Gambaran tersebut dapat tunggal maupun jamak, tergantung
objek persepsi yang 16 diamati. Di dalam otak terkumpul
gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik yang lama maupun
yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut
tersebut tergantung dari jelas tidaknya rangsangan, normalitas
alat indera dan waktu, baru saja atau sudah lama.
7

b. Pengertian atau pemahaman


Gambaran-gambaran atau kesan – kesan yang terjadi
didalam otak, maka gambaran tersebut diorganisir, digolong –
golongkan (diklasifikasi), dibandingkan, diinterpretasi, sehingga
terbentuk pengertian atau pemahaman tersebut sangat unik dan
cepat. Pengertian yang terbentuk tergantung juga pada gambaran-
gambaran lama yang telah dimiliki individu sebelumnya (disebut
apersepsi).
c. Penilaian atau evaluasi
Suatu pengertian atau pemahaman yang telah terbentuk,
akan dilanjutkan dengan penilaian dari individu. Individu
membandingkan pengertian atau pemahaman yang baru
diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki
individu secara subjektif. Penilaian individu berbeda-beda
meskipun objeknya sama, oleh karena itu persepsi bersifat
individual.
2.1.3. Syarat dan Proses Terjadinya Persepsi
Syarat terjadinya persepsi menurut Sunaryo (2013)
diantaranya:
a. Adanya objek, objek berperan sebagai stimulus dan pancaindra
sebagai reseptor.
b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan
persepsi.
c. Adanya pancaindra sebagai reseptor penerima stimulus 17.
d. Saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak
(pusat saraf atau pusat kesadaran). Kemudian dari otak dibawaa
melalui saraf motoric sebagai alat untuk mengadakan respon.
Persepsi terjadi melalui tiga proses yaitu proses fisik, fisiologis
dan psikologis. Proses fisik terjadi melalui kealaman, yakni objek
diberikan stimulus kemudian diterima oleh reseptor atau pancaindra.
Proses fisiologi terjadi melalui stimulus yang dihantarkan ke saraf
8

sensorik lalu disampaikan ke otak. Proses psikologis merupakan


proses yang terjadi pada otak sehingga individu menyadari stimulus
yang diterima. Ketiga syarat diatas diperlukan untuk mendapatkan
persepsi yang baik (Sunaryo, 2013).

Objek Stimulus Reseptor

Saraf Sensorik Otak Saraf Motorik

Persepsi

Gambar 2.1 Proses terjadinya persepsi (Sunaryo, 2013).

2.2. Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Masyarakat adalah
sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yang mereka anggap sama. Menurut Simanjuntak (2016),
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang mengadakan hubungan satu
sama lain baik secara perorangan maupun secara kelompok untuk mencapai
kepentingan bersama maupun yang bertentangan didalam suatu ruang,
peristiwa, waktu, dan tempat yang sering juga disebut common and latent
interest.
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Pasien / Pengunjung
1. Status Rumah Sakit
2. Sumber Informasi
3. Produk
4. Penjamin Kepesertaan Persepsi
5. Price Masyarakat
Terhadap Rumah
6. Pelayanan Kesehatan Sakit Basis
Militer
Masyarakat Sekitar
1. Sosialisasi
2. Pencitraan
3. Kegiatan Kemasyarakatan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual


Keterangan:
: Tidak diteliti
: Diteliti
3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual terdapat faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap rumah sakit basis militer
diantaranya:
1. Faktor pasien/pengunjung meliputi status rumah sakit, sistem informasi
publik, produk, penjamin kepesertaan, price,dan pelayanan kesehatan.
2. faktor masyarakat sekitar meliputi sosialisasi, pencitraan, dan kegiatan
kemasyarakatan.
Dari kerangka konsep tersebut, peneliti hanya berfokus terhadap
untuk melakukan penelitian terhadap dua variabel, yakni terdiri dari variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini variabel bebas
(Independent Variabel) yakni persepsi masyarakat yang terdiri dari faktor

9
10

masyarakat sekitar (sosialisasi, pencitraan, dan kegiatan kemasyarakatan).


Sedangkan variabel terikat (Dependent Variabel) yaitu rumah sakit basis
militer yakni faktor pasien/pengunjung (status rumah sakit, sistem informasi
publik, produk, penjamin kepesertaan, price, dan layanan kesehatan).
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis dan rancang bangun penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan mengunakan metode penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus
merupakan rancangan penelitian yang bersifat komprehensif, merinci,
intens, dan mendalam, serta terarah pada upaya dalam mengkaji masalah-
masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer atau berbatas waktu
(Herdiansyah, 2015).
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2023
di Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Ewa Pangalila
4.3. Subyek dan Informan Penelitian
4.3.1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah sebagai baik benda, hal, atau orang yang
memberikan peneliti data atau informasi. Subyek penelitian dalam
penelitian ini adalah pasien/pengunjung rumah sakit, masyarakat
sekitar dan pegawai rumah sakit
4.3.2. Informan Penelitian
Menurut Moleong (2012:132), informan adalah individu atau
orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi mengenai
situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Melalui informan,
peneliti dapat mengetahui segala sumber informasi mengenai hal yang
menjadi objek penelitian.
Tabel 4.3 Daftar Informan dalam Penelitian
No. Jabatan Informan Jumlah
1. Ketua RT/RW atau Tokoh Masyarakat 5
2. Pasien/Pengunjung 5
3. Karyawan Rumah sakit (Validasi data) 2
Jumlah 12

11
12

4.4. Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian ini berupa wawancara terstruktur yang
ditujukan pada pasien/pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar yang
ada di RS Marinir Ewa Pangalila.

4.5. Metode Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada
setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar,
diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket),
dokumentasi dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2018). Adapun metode
pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Observasi
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau
menyelidiki tingkah laku non verbal yakni dengan teknik observasi.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain (Sugiyono,
2018). Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek
alam yang lain. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat belajar
13

tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Observasi dalam


penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan untuk mengetahui kondisi yang sebenernya di
RUMKITALMAR EWA PANGALILA
2. In Depth Interview
Menurut Berger (dalam Kriyantono, 2020, h. 289) wawancara
merupakan percakapan antara periset (seseorang yang ingin
mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang dinilai
mempunyai informasi penting terhadap satu objek).
Menurut Kriyantono (2020, h. 289) wawancara dalam riset
kualitatif, dapat juga disebut sebagai wawancara mendalam (depth
interview) atau wawancara intesif (intensive interview) dan
kebanyakan tidak berstruktur. Wawancara dalam riset kualitatif
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data kualitatif yang
mendalam.
Menurut Kriyantono (2020, h. 290) dalam kegiatan riset dapat
ditemukan beberapa jenis wawancara, yaitu wawancara pendahuluan,
wawancara terstruktur, wawancara semistruktur, dan wawancara
mendalam (depth interview). Pada penelitian ini penulis
menggunakan wawancara mendalam.
Menurut Kriyantono (2020, h. 291-293) wawancara
mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data dan informasi
yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan informan agar
mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini
membedakan antara responded (orang yang akan diwawancarai hanya
sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui atau pahami
dan yang akan diwawancarai beberapa kali).
Biasanya ini menjadi alat utama pada riset kualitatif yang
dikombinasikan dengan observasi partisipan. Pada saat melakukan
wawancara mendalam, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol
atas respons dari informan, artinya informan dapat bebas memberikan
14

jawaban. Tugas yang harus dilakukan periset adalah memastikan


informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap,
mendalam dan bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Hal ini dapat
dicapai dengan cara mengusahakan wawancara ini berlangsung secara
informal seperti sedang melakukan percakapan biasa atau mengobrol.
Wawancara mendalam memiliki karakteristik yang unik:
a) Digunakan untuk subjek yang sedikit atau hanya satu/ dua orang
saja. Jika periset merasa data yang terkumpul sudah jenuh dan
tidak ada sesuatu yang baru, maka periset dapat mengakhiri
wawancara.
b) Menyediakan latar belakang secara detil mengenai alasan
informan memberikan jawaban tertentu. Dari hasil wawancara,
terelaborasi beberapa elemen, yaituopini, nilai-nilai(values),
motivasi, pengalaman-pengalaman, maupun perasaan informan.
c) Memperhatikan bukan hanya jawaban verbal informan,
melainkan observasi yang panjang mengenai respon-respon yang
nonverbal informan.
d) Biasanya wawancara mendalam itu dilakukan dalam jangka
waktu yang lama dan berkali-kali.
e) Memungkinkan memberikan pertanyaan yang berbeda antara
satu informan dengan yang lainnya. Susunan kata dan urutannya
bisa disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan. Pertanyaan
yang diajukan dapat disesuaikan dengan infromasi apa yang ingin
diperoleh dan berdasarkan jawaban informan yang
dikembangkan oleh periset.
f) Wawancara mendalam sangat dipengaruhi oleh iklim wawancara,
semakin kondusif iklim wawancara atau keakraban antara periset
dengan informan, maka wawancara akan berlagsung terus-
menerus.
g) Pertayaan dan jawaban dari partisipan, dapat bersifat replicable
atau dapat diulang , ditambahi atau dikurangi. Hal ini diartikan
15

periset dapat memberikan hasil wawancara untuk ditanggapi


partisipan ,apakah ada yang kurang atau apakah perlu ditambahi
lagi. Periset berkesempatan menggali informasi yang lebih dalam,
jika merasa ada datang yang kurang atau belum lengkap.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen,
tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
dapat mendukung penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi atau wawancara akan lebih dapat
dipercaya atau mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik yang sudah ada (Sugiyono, 2018).

Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan data yang diperlukan


dalam penelitian, meliputi :

1. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan


responden menggunakan instrumen wawancara yang ditujukan pada
pengunjung rumah sakit dan masyarakat sekitar yang ada di RS Marinir
Ewa Pangalila meliputi usia, pekerjaan, lokasi dan jarak tempat tinggal,
kepesertaan, dan sumber informasi.
2. Data sekunder diperoleh dari berbagai laporan dan dokumen resmi yang
ada di Rumah Sakit. Dalam penelitian ini didapatkan dari status rumah
sakit, layanan kesehatan, sistem informasi publik, price, penjamin
kepesertaan dan jumlah kunjungan.
3. Petugas yang melakukan wawancara dan kajian data sekunder adalah
peneliti sendiri.
4.6. Metode Penyajian dan Analisis Data
Dalam penelitian pada hakikatnya merupakan proses mengolah data
yang telah diperoleh di lapangan agar menjadi informasi. Hasil akhir dalam
penelitian disamping tergantung kepada data yang diperoleh di lapangan juga
akan sangat tergantung pada bagaimana menganalisis data (Suliyanto, 2018).
16

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data
yang digunakan oleh penelitian menggunakan model Miles and Huberman.

Menurut Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2018) analisis


data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah
jenuh. Miles dan Huberman menawarkan pola umum analisis dengan model
interaktif sebagai berikut :

1. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih dan memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah tereduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan
(Sugiyono, 2018)
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data
dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
mudah dipahami. Selain itu dalam penelitian kualitatif penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan atar
kategori, flowchart, dan sejenisnya. Namun yang sering digunakan untuk
17

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang


bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data
tergorganisasikan, dan tersusun sehingga akan semakin mudah dipahami
(Sugiyono, 2018).
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan. (Sugiyono, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo. (2014). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.


Hal. 59

KBBI. 2023. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online, diakses tanggal 29
Mei 2023] https://kbbi.web.id/persepsi

Alex, Sobur. 2013. Psikologi Umum., Bandung : Pustaka Setia Bandung

Baskara, Hariyadi. 2014. Analisis Pengaruh Kepercayaan, Keamanan, Kualitas


Pelayanan Dan Persepsi Akan Resiko Terhadap Keputusan Pembelian
Melalui Situs Jejaring Sosial (Social Networking Websites). Jurnal
Manajemen Vol. 1 No. 4 (2014) Hal. 1-15.

Jalaludin Rakhmat. (2015). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. Hal. 50

KBBI. 2023. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online, diakses tanggal 29
Mei 2023] https://kbbi.web.id/masyarakat

Simanjuntak, B.A. (2016). Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi Pada


Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Menteri, P., Republik, K. and Pertahanan, P.K. (2023) ‘Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Tarif Layanan Badan Layanan
Umum Rumah Sakit Tingkat II, Tingkat III, dan Tingkat IV pada
Kementerian Pertahanan’.

Setyadi Sunaryo, A. (2013) ‘HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG


KONDISI FISIK LINGKUNGAN KERJA DENGAN SIKAP KERJA
DALAM MENINGKATKAN ETOS KERJA KARYAWAN UD. ES WE
DI SURAKARTA’.
Sugiyono. (2018) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta

18
19

Suliyanto (2018). Metode Penelitian Bisnis untuk Skripsi, Tesis, & Disertasi.
Yogyakarta: Andi Offset.

Kriyantono, R. (2020). Teknik praktis riset komunikasi kuantitatif dan kualitatif


disertai contoh praktis Skripsi, Tesis, dan Disertai Riset Media, Public
Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.
Rawamangun: Prenadamedia Group.

Herdiansyah, H. (2015). Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu psikologi.


Jakarta: Salemba Humanika
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP RUMAH SAKIT BASIS
MILITER DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT MARINIR EWA
PANGALILA

A. Pasien/Pengunjung
1. Bagaimana pendapat anda tentang Rumah Sakit Ewa Pangalila?
2. Apakah bapak/ibu mengetahui rumah sakit ini ditujukan untuk siapa?
3. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Rumah Sakit Ewa
Pangalila?
4. Fasilitas kesehatan apa yang bapak/ibu pilih saat di Rumah Sakit Ewa
Pangalila?
5. Apakah bapak/ibu mengikuti kepesertaan asuransi? Dan apa
asuransinya?
6. Menurut pendapat anda, bagaimana tarif pelayanan yang anda dapatkan
di Rumah Sakit Ewa Pangalila?
7. Menurut pendapat anda, bagaimana kualitas pelayanan Rumah Sakit
Ewa Pangalila?
B. Masyarakat Sekitar
1. Bagaimana pendapat anda tentang Rumah Sakit Ewa Pangalila?
2. Apakah pihak rumah sakit pernah melakukan sosialisasi di sekitar
tempat tinggal anda?
3. Apakah pihak rumah sakit pernah melakukan kegiatan untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat atau bisa disebut pencitraan?
4. Apakah pihak rumah sakit pernah melakukan kegiatan kemasyarakatan
contohnya bakti sosial?

20
Lampiran 2 Surat Pernyataan Ketersediaan Responden

SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk turut
berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa S1
Program Studi Administrasi Rumah Sakit, STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr.
Soetomo, yaitu:
Nama : Muchammad Rizqi Fajar Aldiyansyah
NIM : 201912077
Judul : Persepsi Masyarakat Terhadap Rumah Sakit Basis Militer Di
Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir E.W.A Pangalila
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti terkait dengan segala sesuatu
mengenai penelitian ini. Saya mengerti bahwa informasi yang saya berikan akan
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Selain itu, jawaban yang saya berikan ini
adalah jawaban sebenarnya sesuai dengan apa yang diketahui tanpa ada paksaan
dari pihak lain.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, Agustus 2023


Responden

(.........................................)

21

Anda mungkin juga menyukai