Disusun oleh :
dr. Tutut Rachmawati
Pendamping :
dr. Wiwik Susanti
Disusun oleh :
dr. Tutut Rachmawati
Mengetahui,
Pendamping
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya
sehingga Mini Project dengan judul “Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Covid-19 Dan
Perilaku Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Mentaras” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Mini Project ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam rangka menyelesaikan Program Internship Dokter Indonesia Provinsi Jawa
Timur di Puskesmas Mentaras.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan petunjuk-petunjuk,
serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik dari institusi maupun dari luar institusi
Puskesmas Mentaras. Melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat:
1. Ibu dr. selaku Plt. Kepala Puskesmas Mentaras yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
2. Ibu dr. Wiwik Susanti selaku dokter pembimbing di Puskesmas Mentaras atas kesabaran serta
bimbingan yang telah diberikan.
3. Perawat, bidan dan segenap karyawan/wati Puskesmas Mentaras atas kebersamaan dan
dukungannya selama ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Mini Project ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, atas segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
dalam penyusunan Mini Project ini.
Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam masalah kesehatan dan
memberikan manfaat bagi kita semua.
dr Tutut Rachmawati
Puskesmas Mentaras
Periode 2020
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………........ 2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 2
BAB II. PROFIL PUSKESMAS
2.1 Latar Belakang.................................................................................... 3
2.2 Keadaan Geografis............................................................................. 5
2.3 Keadaan Demografis.......................................................................... 5
2.4 Data Sumber Daya.............................................................................. 6
2.5 Data Pendidikan.................................................................................. 11
2.6 Keadaan Peralatan Kesehatan UPT Puskesmas Mentaras.................. 14
2.7 Data Peran Serta Masyarakat............................................................. 16
2.8 Data Sasaran Program........................................................................ 16
2.9 Data Status Kesehatan........................................................................ 17
2.10 Struktur Organisasi............................................................................ 21
2.11 Anggaran Dana.................................................................................. 21
2.12 Penghitungan Penilaian Kinerja Puskesmas...................................... 26
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Corona virus Diseases (COVID-19).................................................. 52
3.1.1 Definisi......................................................................................... 52
3.1.2 Epidemiologi................................................................................ 52
3.1.3 Etiologi......................................................................................... 54
3.1.4 Penularan...................................................................................... 55
3.1.5 Manifestasi Klinis........................................................................ 56
3.1.6 Diagnosis...................................................................................... 56
3.1.7 Tatalaksana.................................................................................. 56
2
BAB II
PROFIL PUSKESMAS
Melalui Misi :
1. Meningkatkan manajemen Puskesmas yang transparan dan responsif.
2. Memberikan Pelayanan Kesehatan Prima yang mengacu pada peningkatan Mutu
pelayanan dan keselamatan pasien.
3. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga Masyarakat
beserta lingkungannya.
4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan Sehat.
5. Menjalin kerjasama dengan lintas sektor terkait pembangunan wilayah Yang
berwawasan kesehatan.
3
3. Sebagai wahana Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Dalam melaksanakan fungsinya, UPT Puskesmas Mentaras melaksanakan upaya kesehatan yang
terdiri dari upaya kesehatan essensial dan upaya kesehatan pengembangan.
Upaya Kesehatan Essensial merupakan kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di
Indonesia. Upaya ini memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan.
4
UPT Puskesmas Mentaras merupakan salah satu dari dua Puskesmas yang ada di wilayah
Kecamatan Dukun. Luas wilayah Puskesmas Mentaras : 43,73 Km2.
Batas-batas wilayah Puskesmas mentaras terdiri dari :
Sebelah utara : Kecamatan Panceng
Sebelah Timur : Puskesmas Dukun
Sebelah Selatan : Puskesmas Dukun
Sebelah Barat : Kecamatan Solokuro (Kabupaten Lamongan)
Wilayah UPT Puskesmas mentaras meliputi 11 desa :
1) Desa mentaras
2) Desa Tebuwung
3) Desa Tiremenggal
4) Desa petiyintunggal
5) Desa lowayu
6) Desa Bangeran
7) Desa Wonokerto
8) Desa Bulangan
9) Desa Gedongkedoan
10) Desa Karangcangkring
11) Desa Sawo
5
c. Jumlah Sekolah dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jumlah Fasilitas
Jumlah sekolah
Kesehatan
Ponkesdes
Posyandu
Polindes
No Nama Desa SM S
Pustu
MA/
TK SD/MI P/ M
SMK
Mts A
6
PEMETAAN KOMPETENSI TENAGA TAHUN 2019
7
7 Perawat UGD Khusnul Khotimh, S. Kep.Ns S-1 Kep Ners/D-
S-1 Keperawatan 4/D-3 Keperawatan
(Fungsional Diklat PPGD Diklat Asuhan
Perawat Diklat BCLS Keperawatan
Diklat PPGD
Ahli/Koordinat untuk Perawat (BLS/BCLS)
or)
8 Perawat 1. 1.Abdul Adzim D-3 Keperawatan
SPK Diklat Asuhan
UGD(Fungsio Pelatihan SIMPUS Keperawatan
nal Perawat Pelatihan PPGD Diklat PPGD
untuk Perawat (BLS/BCLS)
Terampil) 2. Nur Afiyah, Amd. Kep
D-3 Keperawatan
Diklat BCLS
3. Anis Nurlaili, Amd. Kep
D-3 Keperawatan
Diklat BCLS
4. Mahfudz, Amd. Kep
D-3 Keperawatan
Diklat PPGD
5. M.Syuhud Amd. Kep
D-3 Keperawatan
Diklat BCLS
6. Shobiyatul Mumayizah, Amd. Kep
D-3 Keperawatan
Diklat BCLS
7. Lutfi Aswin, Amd. Keb
D-3 Keperawatan
Diklat PPGD
8
4 Promosi Nur Afiyah S-1/D-3 Bidang Mengusulkan
Kesehatan SDM
Kesehatan S1 Keperawatan
Diklat
(Fungsional Penyuluhan Kesehatan
Penyuluh
Kesehatan)
5 Penanggulanga M.Nafiri S-1/D-3
Kesehatan
n Penyakit D3 Keperawatan Diklat
Epidemiologi
S1 Keperawatan Diklat
Pengelolaan Program T B
Diklat Program
Kusta
Diklat
Entomologi vektor Malaria
Diklat Fogging
untuk Petugas Puskessmas
(IVD)
Diklat
Entomologi vektor IVD
Diklat Praktek
RHA (Rapid Health
Assesment)
On The Job
Training Pengelola Program
TB Fasyankes
Diklat Surveilans
PTM dan Faktor Resiko
PTM
6 Kesehatan Ulfiana Anggraini S-1/D-4/D-3 Mengusulkan
S1 Keperawatan Bidang Kesehatan SDM
Lingkungan Lingkungan Atau Teknik
(Fungsional Kesehatan Lingkungan
Diklat Teknis
Sanitarian) Kesehatan Lingkungan
7 Gizi 1. Alfi Zahroti Firdaus S-1/D-4/D-3 Gizi
D3 – Gizi Diklat tata
(Fungsional laksana gizi buruk
Nutrisionis) Diklat
Pemantauan pertumbuhan
Diklat Konselor
ASI
8 Fungsional 1. Marya Christinawati,AMAK DIII D IV analis
D III Analis kesehatan kesehatan
pranata Diklat
laboratorium Pelatihan Pemeriksaan pemantapan mutu internal
TCM Phleobotomi
kesehatan 2. Frisca Ayu Kartika Sari,AMAK Pemeriksaan
D3 Analis Kesehatan mikroskopis TB<HIV AIDS
dan kusta
9
Kebersihan Paket C
3. Hady Winarto
Bendahara Penerimaan
SMA
4. Lu’ainiyah,Amd.Keb
Bendahara JKN dan RITP
D3 Kebidanan
Diklat APN
17. Poli TB 1.ISTADI,Amd.Kep Dikla
Pelatihan TB t Pengelolaan
Program T B
10
2.5 Data Pendidikan
JUMLAH MURID TAHUN AJARAN 2019-2020 DI WILAYAH UPT PUSKESMAS MENTARAS
3.
JUMLAH
KLS I KLS II KLS III KLS IV KLS V KLS VI
NO NAMA SEKOLAH TOTAL
L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML
1 SDN MENTARAS 14 6 20 19 12 21 10 12 22 12 12 24 10 13 23 12 13 25 77 68 145
2 SDN TEBUWUNG 14 6 20 9 7 16 14 4 18 13 9 22 7 12 19 13 8 21 70 46 116
3 SDN TIREMENGGAL 9 10 19 7 7 14 1 5 6 6 6 12 10 9 19 10 11 21 43 48 91
SDN
4 5 10 15 4 4 8 6 6 12 4 6 10 10 7 17 7 2 9 36 35 71
PETIYINTUNGGAL
18 13
5 SDN LOWAYU 37 25 62 30 30 60 29 20 49 33 22 55 29 18 47 27 17 44 317
5 2
6 SDN BANGERAN I 4 6 10 3 2 5 3 2 5 3 3 6 7 3 10 2 6 8 22 22 44
7 SDN BANGERAN II 2 8 10 4 5 9 7 6 13 3 5 8 8 6 14 2 5 7 26 35 61
8 SDN BULANGAN 5 5 10 5 3 8 8 3 11 5 5 10 8 2 10 4 8 12 35 26 61
SDN
9 7 7 14 5 9 14 10 10 20 15 12 27 12 14 26 11 14 25 60 66 126
KARANGCANGKRING
10 SDN SAWO 11 11 22 16 9 25 15 8 23 11 4 15 12 8 20 11 1 13 76 41 117
63 51
JUMLAH SD 108 94 202 92 88 180 103 73 176 105 83 188 113 82 195 99 86 185 1149
0 9
MI TARBIYATUS 10
11 14 12 26 14 17 31 10 14 24 17 18 35 13 18 31 12 21 33 80 180
SIBYAN 0
12 MI MUHAMMADIYAH 2 3 5 1 2 3 3 1 4 4 2 6 2 3 5 3 0 3 13 8 21
13 MI ALKARIMI 19 20 39 15 16 31 19 18 37 10 12 22 22 15 37 22 20 42 88 81 169
14 MI ALISLAMI 7 9 16 9 10 19 6 10 16 4 8 12 5 8 13 6 7 13 30 43 73
MI HIDAYATUL
15 3 5 8 3 2 5 2 4 6 3 3 6 2 4 6 7 5 12 17 18 35
MUBTADIN
MI HIDAYATUS 11 11
16 20 23 43 26 29 55 20 21 41 23 19 42 29 26 55 21 21 42 235
SALAM 9 6
MI TARBIYATUL
17 6 1 7 13 5 18 4 9 13 13 8 21 11 9 20 4 11 15 45 52 97
ANFAL I
MI TARBIYATUL
18 5 4 9 5 3 8 2 2 4 4 5 9 4 3 7 7 1 8 22 19 41
ANFAL II
MI YPP TANWIRUL
19 21 13 34 14 12 26 11 15 26 12 8 20 13 11 24 7 17 24 57 63 120
QULUB
11
JUMLAH
KLS I KLS II KLS III KLS IV KLS V KLS VI
NO NAMA SEKOLAH TOTAL
L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML L P JML
MI MA’ARIF
20 6 5 11 14 10 24 9 7 16 7 10 17 8 12 20 12 11 23 50 50 100
TANWIRUL QULUB
21 MI MIFTAHUL ULUM 10 12 22 5 8 13 5 13 18 9 18 27 6 6 12 6 10 16 41 55 96
22 MI DARUL ULUM 3 10 13 9 7 16 12 7 19 6 7 13 4 6 10 6 12 18 37 39 76
NURUL HUDA 19 19 38 16 15 31 18 15 33 22 19 41 20 12 32 12 17 29 88 78 166
13 13 13 13 13 12 15 68 72
JUMLAH MI 135 271 144 280 121 257 134 271 139 127 278 1409
6 6 6 7 3 5 3 7 2
23 22 21 22 22 22 23 13 12
JUMLAH SD+MI 243 473 246 470 224 436 239 260 252 477 463 2558
0 4 2 1 5 4 8 17 41
4.
5.
12
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX JUMLAH TOTAL
NO NAMA SEKOLAH
L P JML L P JML L P JML L P JML
32 SMA N I DUKUN 30 33 63 30 30 60 28 32 60 88 95 183
33 SMA AL KARIMI 51 34 85 53 35 88 33 41 74 137 110 247
34 SMA HIDAYATUS SIBYAN 16 15 31 8 25 33 10 8 18 34 48 82
35 JUMLAH SMA 96 82 178 91 90 181 71 181 224 259 253 512
36 MA YPP TANWIRUL QULUB 7 4 11 9 2 11 12 10 22 28 16 44
37 MA AL KARIMI 23 51 74 24 52 76 16 31 47 63 134 197
JUMLAH MA 30 55 85 33 54 87 28 41 69 91 150 241
38 SMK BUMI ASWAJA 7 12 19 8 13 21 18 12 30 33 37 70
JUMLAH SMA/,MA,SMK 133 149 282 132 157 289 117 234 323 383 440 823
13
2.6 Keadaan Peralatan Kesehatan di UPT Puskesmas Mentaras
Keadaan Peralatan Kesehatan di UPT Puskesmas Mentaras Tahun 2019
Kondisi
No Jenis Alat Jumlah Tidak Ket
Berfungsi
Berfungsi
1 UGD
a. Bed pasien 4 4 0
b. Termometer 1 1 0
c. Troli 2 2 0
d. Stetoskop 2 2 0
e. Tensimeter 2 2 0
f. Nebuliser 1 1 0
h. Timbangan badan 1 1 0
i. Suction 1 0 1
j. Senter 1 1 0
k. Penlight 0 0 0
l. Tabung oksigen+ 4 4 0
g. Humudifier 2 2 0
2 POLI UMUM
a. Tensimeter 2 2 0
b. stetoskop 2 2 0
c. Termometer 1 1 0
d. Outoscop 0 0 0
e. Reflek Hammer 1 1 0
f. Tong Spatel 1 1 0
g. Senter 1 1 0
h. Pen Light 1 1 0
i. THT set 1 1 0
j. Buku isihara 1 1 0
k. Timbangan injak 1 1 0
l. Microtoise 1 1 0
3 POLI GIGI
a. Dental unit I 1 1 0
b. Dental unit II 1 1 0
c. Tromol 5 5 0
d. Baki instrument 2 2 0
e. Baki intrument kecil 2 2 0
f. Baki inst.sedang 6 6 0
4 POLI KIA/KB
a. Tensimeter 2 2 0
b. stetoskop 2 2 0
c. Termometer 2 2 0
d. Reflek Hammer 1 1 0
e. Tong Spatel 2 2 0
f. Senter 0 0 0
g. Pen Light 1 1 0
h. THT set 0 0 0
5 LABORATORIUM
a. AC 1 1 0
b. Corong kaca 1 1 0
14
Kondisi
No Jenis Alat Jumlah Tidak Ket
Berfungsi
Berfungsi
c. DL Analisis 1 1 0
d. Deg glass 2 2 0
e. Excel 2 2 0
f. Erlenmeyer 2 2 0
g. Fotometer 2 2 0
h. HB meter 1 1 0
i. TCM meter 1 1 0
6 POJOK LAKTASI
a. Multi-Purpose Medikal 1
b. Breast Pump Elektik 1 1 0
c. Manual Breast pum 3 3 0
d. glass Nursing bottle 10 10 0
e. baby cup 8 8 0
f. Bottle Sterilizer 2 2 0
g. Termal bag 3 3 0
h. ice pak 3 3 0
7. UKS Kit
a. Snllen chart 8 8 0
b. buku ishihara 3 3 0
c. senter 2 2 0
d. stetoskop 3 3 0
e. garpu tala 1 1 0
f. tong spatel 1 1 0
g. autoskop 1 1 0
Kondisi
No Jenis Sarana Dan Prasarana JML Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
I SARANA KESEHATAN
1. Puskesmas 1 unit 0 0 0
2. Puskesmas Pembantu 3 unit 0 0 1
3. Polindes 1 unit 0 0 0
4. Rumah Dinas dokter 1 unit 0 0 0
5. Rumah Dinas Perawat 0 0 0 0
6. Rumah Dinas bidan 0 0 0 0
7. Kendaraan Pusling roda 4 2 unit 0 0 0
8. kendaraan Operasional roda 4 1 unit 0 0 0
9. Ambulance 0 0 0 0
10.Sepeda motor 9 0 0 0
II SARANA PENUNJANG
1. Komputer 12 0 0 0
2. Mesin Tik 0 0 0 0
3. Telepon 1 0 0 0
4. Laptop 5 0 0 0
5. LCD Proyektor 3 0 1 1
15
Kondisi
No Jenis Sarana Dan Prasarana JML Rusak Rusak Rusak
Ringan Sedang Berat
6. interkom - 0 0 0
7. pesawat TV 8 0 0 0
8. Handycam 0 0 0 0
9. kamera digilat 1 0 0 0
10. DVD Player 1 0 0 0
11. Sound System 2 0 0 0
12. AC split 16 0 0 0
13. Printer 13 0 0 0
Umur
Pendud
No Nama Desa 1-4 5-6 Bumil Bufas Bulin
uk 0-11 Bln
th th
1 Mentaras 3460 55 228 118 62 59 59
2 Tebuwung 4342 61 253 130 70 66 66
3 Tiremenggal 2570 41 168 87 45 43 43
4 Petiyintunggal 1438 23 93 47 26 25 25
5 Lowayu 7973 124 522 270 141 136 136
6 Bangeran 2701 37 151 79 42 40 40
7 Wonokerto 3065 47 193 99 52 50 50
8 Bulangan 2195 43 177 91 48 46 46
9 Gedongkedoan 1253 19 76 39 23 22 22
10 Karangcangkring 1528 23 93 47 26 25 25
11 Sawo 3678 53 220 114 59 56 56
16
Umur
Pendud
No Nama Desa 1-4 5-6 Bumil Bufas Bulin
uk 0-11 Bln
th th
Jumlah 34.205 526 2174 1121 594 568 568
Data Kunjungan Loket (Pasien Rawat Jalan UPT Puskemas Mentaras Tahun 2018
JENIS PASIEN
BULAN JKM/PK
UMUM JKN UKS JUMLAH
H
JANUARI 547 282 - 2 829
PEBRUARI 691 403 - 3 1094
MARET 740 400 - 4 1140
APRIL 805 538 - 5 1343
MEI 751 481 - 6 1232
JUNI 676 348 - 3 1024
JULI 638 339 - 4 977
AGUSTUS 701 422 - 5 1123
SEPTEMBER 711 406 - 4 1117
OKTOBER 628 431 - 5 1059
NOPEMBER 852 412 - 6 1264
DESEMBER 817 527 - 3 1344
JUMLAH 8557 4989 - 60 13546
17
JENIS PASIEN
BULAN
UMUM JKN PPKJG JUMLAH
JANUARI 6 17 25 48
PEBRUARI 2 23 24 49
MARET 6 28 41 63
APRIL 4 21 22 66
MEI 10 24 27 56
JUNI 4 20 20 51
JULI 11 30 28 61
AGUSTUS 2 15 24 45
SEPTEMBER 4 18 31 46
OKTOBER 4 12 24 47
NOPEMBER 5 14 11 43
DESEMBER 13 17 41
JUMLAH 71 239 306 616
Jenis
Kelompok Usia
Penyebab Kelamin
Kematian Usia
L P 0-1 Th Balita Pus Lansia Jumlah
Sekolah
CIRCULATION 0 0 0 0 0 0 0 0
FAILURE
IMA 0 0 0 0 0 0 0 0
HEPATOMA 1 2 0 0 0 0 3 3
DECOMP 13 7 0 0 0 3 17 20
AZETROMIA 0 0 0 0 0 0 0 0
TBC 11 9 0 0 0 3 17 20
MALNUTRISI 23 31 0 0 0 3 51 54
KLL 1 1 0 0 0 2 0 2
CYROSIS 5 0 0 0 0 1 4 5
HEPATIS
SUDDENT 1 1 0 0 0 2 0 2
DEATH
CANCER 2 1 0 0 0 1 2 3
SEPSIS 1 0 0 0 0 0 1 1
PERPORASI 6 7 0 0 0 6 7 13
DM 4 5 0 0 0 2 7 9
SYOK 0 0 0 0 0 0 0 0
HYPIFOLEMIK
PJL 0 0 0 0 0 0 0 0
CVA BLEDDING 6 10 0 0 0 1 15 16
RENAL 4 1 0 0 0 0 5 5
FAILURE
18
ASFEKSIA 0 1 1 0 0 0 0 1
PPOK 3 1 0 0 0 0 4 4
JUMLAH 80 77 1 0 0 24 133 157
19
2.10 STRUKUR ORGANISASI
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS MENTARAS
KEPALA
PUSKESMAS
dr. Riza'ul Falah
KELOMPOK JABATAN
KASUBAG TATA USAHA
FUNGSIONAL
Sukariyah, SE
KOORDINATOR
PENANGGUNG
KOORDINATOR
JAWAB JARINGAN
KOORDINATOR KOORDINATOR PENANGGUNG
PELAYANAN
PENANGGUNG PENANGGUNG JAWAB UKP
PUSKESMAS DAN
JAWAB UKM JAWAB UKM KEFARMASIAN
JEJARING
ESENSIAL PENGEMBANGAN DAN
FASILITAS
LABORATORIUM
PELAYANAN
KESEHATAN
dr. Anissa Prisma
drg. Nur Baiti Dwi M Siti Aisyah, Amd.Keb drg. Siti Azizah
R.D.
PENANGUNG
PENANGUNGJAW PENANGUNG
JAWAB USAHA PUSTU
AB PROMOSI JAWAB
KESEHATAN TIREMENGGAL
KESEHATAN POLI UMUM
SEKOLAH
Nur Afiyah, Sri Aningsih,
Lu'ainiyah, Amd.Keb Abdul Adzim
Amd.Kep Amd.Keb
PENANGUNG
PENANGUNG PENANGUNG
JAWAB PUSTU
JAWAB JAWAB
KESEHATAN WONOKERTO
KESEHATAN JIWA POLI GIGI
LINGKUNGAN
Ulfiyana A, Fatkhur Rohman,
drg. Siti Azizah Moh. Nafiri
Amd.Kep Amd.Kep
PENANGUNG
PENANGUNG
PENANGUNG JAWAB
JAWAB PUSTU SAWO
JAWAB KIA KESEHATAN GIGI
POLI KIA - KB
MASYARAKAT
Siti Aminatuz Z, M. Syahruddin, Siti Aisyah,
Komsatun, Amd.Keb
Amd.Keb Amd.Kep.Gi Amd.Keb
PENANGUNG
JAWAB PENANGUNG
PENANGUNG PONKESDES
KESEHATAN OLAH JAWAB
JAWAB KB TEBUWUNG
RAGA dan POLI MTBM-MTBS
KESEHATAN KERJA
Nur Hasanah, Fatkhur Rohman, Nur Hasanah,
Lu'ainiyah, Amd.Keb
Amd.Keb Amd.Kep Amd.Keb
PENANGUNG
PENANGUNG
PENANGUNG JAWAB PONKESDES
JAWAB
JAWAB GIZI KESEHATAN PETIYINYUNGGAL
POLI GIZI
INDERA
20
Alfi Zahroti F, Amd. Alfi Zahroti F, Amd.
Komsatun, Amd.Keb Suherni, Amd.Keb
Gz Gz
PENANGUNGJAW
PENANGUNG
AB PENCEGAHAN PENANGUNG
JAWAB PONKESDES
DAN JAWAB
KESEHATAN LOWAYU
PENGENDALIAN POLI TB - KUSTA
LANSIA
PENYAKIT
Imroatu Zuhro,
Suherni, Amd.Keb Istadi
Amd.Keb
PENANGUNG
JAWAB PENANGUNG
PONKESDES
KESEHATAN JAWAB
TB : Istadi BANGERAN
TRADISIONAL UGD
Kusta : Istadi KOMPLEMENTER
HIV-AIDS : Istadi Khusnul Khotimah,
Survailans : Moh. Mahfudz, Amd.Kep Mentik S, Amd.Keb
S.Kep.Ns
Nafiri
DBD : Moh. Nafiri
ISPA : Anis Nur L,
Amd.Kep Diare : PENANGUNGJAWA
PENANGUNG
Anis Nur L, B PERAWATAN PONKESDES
JAWAB
Amd.Kep KESEHATAN BULANGAN
RAWAT INAP
IMUN: Titik Wahyu MASYARAKAT
W, Amd.Keb
Imroatu Zuhro, Salwa Syarifah,
PTM : Moh. Syuhud, Moh. Nafiri
Amd.Kep Amd.Keb Amd.Keb
PENANGUNG
PONKESDES
JAWAB
GEDONGKEDO'AN
LABORATORIUM
Marya Cristinawati, Siti Aminatuz Z,
Amd.Ak Amd.Keb.
PENANGUNG PONKESDES
JAWAB KARANCANGKRIN
KAMAR OBAT G
Siti Aisyah,
Asroh, AMK
Amd.Keb
PENANGUNG
JAWAB
KLINIK SANITASI
Ulfiyanah A,
Amd.Kep
PENANGUNG
JAWAB
REKAM MEDIS
Sri Kusumawati
22
PJ KIA
Pelayanan Masyarakat
Imroatu Bidan Desa Lowayu
25 Pelayanan Kesehatan Keluarga
Zuhro,Amd.Keb PJ UKS
Nur Bidan Desa Tebuwung Pelayanan Masyarakat
26
Khasanah,Amd.Keb PJ KB Pelayanan Kesehatan Keluarga
Titik Wahyu Bidan Puskesmas Pelayanan Masyarakat
27
Wardani,Amd.Keb PJ Immunisasi Pelayanan Kesehatan Keluarga
Bidan Puskesmas Pelayanan Masyarakat
PJ Progran Indra Pelayanan Kesehatan Keluarga
28 Nur Sa’idah,Amd.Keb
SKM(Survey Kepuasan Kepuasan Pelanggan
Masyarakat
29 Sri Kusumawati Pelayanan Loket Pelaksana Administrasi
30 Mei Lailatul Rohmah Pelayanan Loket Pelaksana Administrasi
Nur Izzati Pelaksana Administrasi Gigi
31 Perawat Gigi
Fitriyah,Amd.Kepgi
Pelayanan Kesehatan
32 Alfi Zahroti Firdaus Petugas Gizi
Masyarakat
33 M. Syuhud,Amd.Kep Ponkesdes Petiyintunggal Pelayanan Kesehatan Dasar
Ponkesdes Pelayanan Kesehatan Dasar
34 Lutfi Aswin,Amd.Kep
Karangcangkring
Shobiyatul Pelayanan Kesehatan Dasar
35 Ponkesdes Gedongkedoan
Mumayizah,Amd.Kep
Ulfiana Ponkesdes Bulangan Pelayanan Kesehatan Dasar
36
Anggraini,Amd.Kep Petugas Kesling Pengawasan TTU,Makanan
David Pelayanan Kesehatan Dasar
37 UGD RANAP
Prihandono,Amd.Kep
UGD RANAP Pelayanan Kesehatan Dasar
Khusnul
38 Petugas Program
Khotimah,Amd.Kep
PJ Yankestrad
39 Marya Christinawati Laboratorium Pelayanan Kesehatan Dasar
40 Supriyanto Petugas Kebersihan Kebersihan lingkungan
41 Lukman Minto Utomo Petugas Kebersihan Kebersihan lingkungan
42 Husniyah Petugas Loket Pelaksana Administrasi
Faridah Halimatus Pelayanan Kesehatan Dasar
43 Perawat
Sa’diyah,Amd.Kep
44 Friska Ayu Kartika S Petugas Laborat Pelayanan Kesehatan Dasar
ITA HARTA Pelayanan Kesehatan Dasar
46 Perawat
MERINA
23
1 Upaya Kesehatan Prioritas Rp. 204.625.000 Rp. 204.625.000
2 Upaya Kesehatan Lainnya Rp 2.520.000 Rp 2.520.000
3 Manajemen Puskesmas Rp 82.995.000 Rp 82.995.000
JUMLAH Rp 287.500.000 Rp 2.87.500,000
PERSENTASE 100 100.00 0.00
C JKN / BPJS
1 Silpa 2017 460.176.500
Pagu sebelum PAK 954.000.000
PAGU PAK 1.414.176.500
KAPITASI Rp 398.273.119 Rp 398.273.119
Belanja barang dan jasa Rp 489.878.394 Rp 489.878.394
Belanja Modal Rp 87.939.060 Rp 87.939.060
JUMLAH Rp. 976.090.573 Rp. 976.090.573
Silpa tahun buku 2018 435.766.077
24
2.12 Penghitungan Penilaian Kinerja Puskesmas
Lampiran 10
PENGHITUNGAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2018
% Cakupan
Targe
t Sub
Tahu Target Variab Hambat
Satuan Total Penca el Rat Rencana
Upaya n Sasara Rata2 an/
No Kegiatan sasara Sasaran paian (terhad a2 Analisa Tindak
Kesehatan 2018 n Riil Progra Permasa
n (S) (ToS) (P) ap Vari Lanjut
(T) (Tx S) m lahan
dala target abel
m% sasara
n)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2.1.UKM ESSENSIAL
2.1.1.Upaya
(78,5+
Promosi Kesehatan 81
83,5):2
(100+6
2.1.1.1 Pengkajian PHBS (Pola 200:1 200:20
02.01.0 6+80+7
1
Hidup Bersih dan Sehat) 000 x 0x100 78,5
0+65+9
100% %
0):6
1.Rumah Tangga 100
75% RT. 9745 7309 7309 100 100 97%
yang dikaji %
2.Institusi
Sekolah
Pendidikan yang 69% 39 30 30 76,92 100
.
dikaji
3.Institusi
Kesehatan yang 100% IK 15 15 15 100 100
dikaji
4.Tempat-Tempat 64% TTU 38 25 25 65,79 100
25
Umum (TTU) yang
dikaji
5.Tempat Tempat
49% TTK 13 7 7 53,85 100
Kerja yang dikaji
6. Pondok
Pesantren yang 29% Ponpes 1 1 1 100 100
dikaji
2.1.1.1.2.Inter 100:1 (89+80+7
vensi/ 12x10 83,5 5+87+80+
Penyuluhan
0% 90):6
1.Kegiatan intervensi
POSYA
pada Kelompok Rumah 100%
NDU 42 252 252 100 100 100
Tangga
2. Kegiatan intervensi
SEKOL
pada Institusi 100%
AH
39 78 78 100 100
Pendidikan
3. Kegiatan intervensi
pada Institusi 100% SARKES 15 30 30 100 100
Kesehatan
4. Kegiatan intervensi
pada TTU
100% LOKASI 39 78 78 100 100
5. Kegiatan intervensi INSTIT
pada Tempat Kerja
100%
USI
13 26 26 100 100
6.Kegiatan intervensi
pada Pondok Pesantren
100% PONPES 1 2 2 100 100
2.1.1.3.Penge
mbangan ............. 4
UKBM
1. Posyandu PURI Posyand
80% 42 42 42 100 100 100
( Purnama Mandiri ) u
2.Pengukuran Tingkat
Poonkes
Perkembangan 97% 8 8 8 100 100
des
Poskesdes
26
2.1.1.4.
Penyuluhan
NAPZA
( Narkotika ............. 5
Psikotropika
dan Zat
Adiktif)
1. Penyuluhan Napza 25% sekolah 16 4 16 100 400
2.1.1.5
Pengembanga
............. 6
n Desa Siaga
Aktif
1.Desa Siaga Aktif 97% Desa 11 11 7 67,3 67,3 83,5
2.Desa Siaga Aktif
PURI ( Purnama 20% Desa 0 0 0 0 0
Mandiri )
3.Pembinaan Desa
100% Desa 11 11 11 100 100
Siaga Aktif
2.1.1.6.
Promosi ............. 7
Kesehatan
1.Promosi kesehatan di
dalam gedung
puskesm
Puskesmas dan 100% 12 12 12 100 100 100
as
jaringannya (Sasaran
masyarakat )
2..Promosi kesehatan
untuk pemberdayan
masyarakat di bidang Posyand
100% 42 42 42 100 100
kesehatan ( kegiatan di u
luar gedung
Puskesmas)
2.1.1.7 .............
27
Program
Pengembanga
n
1. Pembinaan tingkat
poskestre
perkembangan 95% 1 1 1 100 100 100
n
Poskestren
poskestre
2. Poskestren aktif 29% 1 1 1 100 100
n
3. Pembinaan tingkat
perkembangan Pos 95% pos ukk 6 5 10 166,67 200
UKK
4. Pembinaan tingkat
perkembangan 100% posbindu 11 10 11 100 110
Posbindu PTM
2.1.2. Upaya
02.01.0
Kesehatan 92,93
2
Lingkungan
2.1.2.1.Penye
.............
hatan Air
1.Pengawasan Sarana
15% Sarana 5533 829 126 2,27 15,1 57,55
Air Bersih ( SAB ) melatih
2.SAB yang memenuhi target kader
78% Sarana 126 98 59 46,83 60,2
syarat kesehatan terlalu untuk
3.Jumlah Kepala
Keluarga (KK) yang
besar membant
86% KK 9745 8380 8158 83,71 97,35 u SAB
memiliki akses
terhadap SAB
2.1.2.2.Penye
hatan
100 .............
Makanan dan
Minuman
1.Pembinaan Tempat
Pengelolaan Makanan ( 70% TPM 51 35 43 84,31 100
TPM )
2.TPM yang memenuhi
60% TPM 43 25 29 67,44 100
syarat kesehatan
28
2.1.2.3.Penye
hatan
Perumahan 100 .............
dan Sanitasi
Dasar
1.Pembinaan sanitasi
perumahan dan sanitasi 30% Sarana 419 126 126 30,07 100
dasar
2.Rumah yang
memenuhi syarat 73% Rumah 6732 4914 6402 95,09 100
kesehatan
2.1.2.4.Pembi
naan
Tempat-
100
Tempat
Umum ( TTU
)
1.Pembinaan sarana
87% Sarana 39 33 39 100 100
TTU
2.TTU yang memenuhi
68% Sarana 39 26 32 82,05 100
syarat kesehatan
2.1.2.5.Yanke 100
sling (Klinik
Sanitasi)
1.Konseling Sanitasi 10% Orang 1437 143 155 10,78 100
2.Inspeksi Sanitasi
20% Orang 155 31 34 21,98 100
PBL
3.Intervensi terhadap
20% Orang 34 6 12 35,29 100
pasien PBL yang di IS
2.1.2.6. 100 .............
Sanitasi Total
Berbasis
Masyarakat
( STBM ) =
29
Pemberdayaa
n Masyarakat
1 Jumlah Rumah
Tangga yang memiliki
85% KK 9745 8283 9661 99,13 100
Akses terhadap jamban
sehat
2.Desa/kelurahan yang
70% Desa 11 7 7 63,63 100
sudah ODF
3.Jumlah Jamban Sehat 70% Sarana 6648 4658 6404 96,29 100
4.Pelaksanaan
Kegiatan STBM di 75% Desa 11 8 11 100 100
Puskesmas
Upaya
Pelayanan
02.01.0 Kesehatan
84,71
3 Ibu , Anak
dan Keluarga
Berencana
2.1.3.1.Keseh
83,57
atan Ibu
1.Pelayanan kesehatan
100 bumil 593 593 518 87,35 87,35
untuk ibu hamil (K1)
2.Pelayanan kesehatan
91% Bumil 539 540 447 75,38 82,78
untuk ibu hamil (K4)
3.Pelayanan Persalinan
oleh tenaga kesehatan 100% bufas 566 566 426 75,27 75,27
(Pn)
4.Pelayanan Persalinan
oleh tenaga kesehatan 97% Bufas 566 549 426 75,27 77,6
di fasilitas kesehatan
5.Pelayanan Nifas oleh
92% Bufas 566 521 408 72,08 78,31
tenaga kesehatan (KF)
6.Penanganan
komplikasi kebidanan 95% Bumil 119 113 125 105,04 110,6
(PK)
2.1.3.2. 81,91 .............
30
Kesehatan
Bayi
1.Pelayanan Kesehatan
neonatus pertama 98% Neonatus 539 528 420 77,92 79,51
( KN1)
2.Pelayanan Kesehatan
Neonatus 0 - 28 hari 96% Neonatus 539 517 404 74,95 78,08
(KN lengkap)
3.Penanganan
86% Bayi 81 70 59 72,84 84,7
komplikasi neonatus
4.Pelayanan kesehatan
96% Bayi 526 505 431 81,99 85,35
bayi 29 hari - 11 bulan
2.1.3.3.
Kesehatan
Anak Balita 88,66
dan Anak
Prasekolah
1. Pelayanan
anak
kesehatan anak balita 82% 2159 1770 1525 70,63 86,16
balita
(12 - 59 bulan)
2. Pelayanan
kesehatan balita (0-59 81% balita 554 449 404 72,92 90,03
bulan)
3.Pelayanan kesehatan
Anak pra sekolah (60 - 81% Anak 2685 2175 1953 72,74 89,8
72 bulan)
2.1.3.4.
Kesehatan
Anak Usia 97,25
Sekolah dan
Remaja
1. Sekolah setingkat
SD/MI/SDLB yang
melaksanakan 100% Sekolah 23 23 23 100 100
pemeriksaan
penjaringan kesehatan
2. Sekolah setingkat 100% Sekolah 9 9 9 100 100
31
SMP/MTS yang
melaksanakan
pemeriksaan
penjaringan kesehatan
3. Sekolah setingkat
SMA/MA/SMK/SMA
LB yang melaksanakan 92,5% Sekolah 7 7 7 100 100
pemeriksaan
penjaringan kesehatan
4.Murid kelas I
setingkat SD/MI/SDLB
100% orang 498 498 498 100 100
yang diperiksa
penjaringan kesehatan
5.Murid kelas VII
setingkat
SMP/MTs/SMPLB 100% orang 433 433 433 100 100
yang diperiksa
penjaringan kesehatan
6.Setiap anak pada usia
pendidikan dasar
mendapatkan skrining 100% orang 931 931 931 100 100
kesehatan sesuai
standar
7.Murid kelas X
setingkat
SMA/MA/SMK/SMA 92,5% orang 333 333 333 100 100
LB yang diperiksa
penjaringan kesehatan
8. Pelayanan kesehatan
83% orang 4849 4025 3139 64,7 78
remaja
2.1.3.5.
Pelayanan
Keluarga 87
Berencana
(KB)
1.KB aktif
70% PUS 5753 4027 4227 73,5 105 100
(Contraceptive
32
Prevalence Rate/ CPR)
2. Peserta KB baru 10% PUS 5753 575 665 11,6 11,6 100
3. Akseptor KB Drop
<10% akseptor 4227 423 201 4,8 48 100
Out
4. Peserta KB
mengalami <3,5% akseptor 4227 148 24 0,6 16 100
komplikasi
5. Peserta KB
<12,50
mengalami efek Akseptor 4227 528 186 4,4 35 100
%
samping
Peny.KI
E KB
6. PUS dengan 4 T ber sejak
80% PUS 4T 2079 1663 1130 54,35 68 68
KB Banyak Catin
suami yg dan
TKI Hamil
7. KB pasca persalinan 60% Bulin 426 256 126 29,6 49 49
8. Ibu hamil yang
95% Bumil 593 563 464 78,2 82 82
diperiksa HIV
2.1.4.
Upaya
106.06.0
Pelaya
0
nan
Gizi
2.1.4.1.Pelaya
nan Gizi 74,12 93
Masyarakat
1. Pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi 96,577 100,6020
pada bayi umur 6-11
96% bayi 526 504,96 508
94677 279
bulan
2. Pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi
81,519 84,91585
pada balita umur 12-59
bulan 2 (dua) kali
96% balita 2159 2072,64 1760
22186 611
setahun
33
3. Pemberian 90 tablet
Besi pada ibu hamil
95% bumil 593 563 447
75,379
42664
79,39609
236
4.Ibu Hamil Kurang
Energi Kronis (KEK)
25% bumil 520 130 41
7,8846
15385
31,53846
154
2.1.4.2.
Penanggulan
114,2
gan .............
2
Gangguan
Gizi
1.Pemberian PMT-P 117,6470
85% balita 25 21,25 25 100
pada balita kurus 588
2. Ibu Hamil KEK
yang mendapat PMT- 80% bumil 41 32,8 41 100 125
Pemulihan
3. Balita gizi buruk
mendapat perawatan
100% balita 2 2 2 100 100
sesuai standar
tatalaksana gizi buruk
2.1.4.3.
129.8
Pemantauan .............
4
Status Gizi
1.Cakupan
75,344 96,59552
penimbangan balita 78% balita 2685 2094,3 2023
50652 118
D/S
2.Balita naik berat 79,067 95,26174
83% balita 1844 1530,52 1458
badannya (N/D) 24512 111
3.Balita Bawah Garis 0,2965 15,78947
23,00% balita 2023 38 6
Merah (BGM) 89224 368
4.Rumah Tangga
111,1111
mengkonsumsi garam 90% RT 286 257,4 286 100
111
beryodium
5.pemberian tablet
75,438 301,7543
tambah darah pada 25% bumil 1197 299,25 903
59649 86
remaja putri
6 Bayi usia 6 (enam ) 47% bayi 103 48,41 87 84,466 179,7149
34
bulan mendapat ASI
01942 349
Eksklusif
7. Bayi yang baru lahir
mendapat IMD 76,592 162,9637
47% bayi 769 361,43 589
(Inisiasi Menyusu 97789 828
Dini )
8 Balita pendek 0,3709 1,483979
25% balita 2965 741,25 11
(Stunting ) 94941 764
9.pelayanan konseling 203,9106
5% orang 1432 71,6 146 10,2
Gizi 145
Upaya
Pencegahan
02.01.0
dan .............
5
Pengendalian
Penyakit
2.1.5.1. Diare 95,83
1.Pelayanan Diare
100% Balita 453 453 525 100 100
Balita
2. Penggunaan oralit
100% Balita 525 525 525 100 100
pada balita diare
3. penggunaan Zinc
100% Balita 525 525 525 100 100
pada balita diare
4. Pelaksanaan
kegiatan Layanan
100% kegiatan 6 6 5 83,3 83,3
Rehidrasi Oral Aktif
(LROA)
2.1.5.2. ISPA
( Infeksi
Saluran 86,75
Pernapasan
Atas)
Cakupan penemuan
penderita Pneumonia 100% Balita 151 151 131 86,75 86,75
balita
2.1.5.3.Kusta 69
1. Cakupan lebih PASIEN 2 2 2 100 100
35
pemeriksaan kontak dari
dari kasus Kusta baru 80%
2. Kasus Kusta yang lebih
dilakukan PFS secara dari PASIEN 0 0 0 0 0
rutin 95%
lebih
3. RFT penderita Kusta dari PASIEN 2 2 2 100 100
90%
4. Penderita baru pasca
pengobatan dengan lebih
score kecacatannya dari PASIEN 2 0 0 0 0
tidak bertambah atau 97%
tetap
5. Proporsi kasus Kurang
0 0 0 100 100
defaulter Kusta dari 5%
6. Proporsi tenaga
lebih
kesehatan di desa
dari nakes 35 35 35 100 100
endemis Kusta
95%
tersosialisasi
7. Proporsi kader
lebih
kesehatan di desa Masyara
dari 87 87 87 100 100
endemis Kusta kat
95%
tersosialisasi
8. Proporsi SD/ MI di
desa endemis Kusta
100% 23 23 12 52 52
dilakukan screening
Kusta
2.1.5.4.Tuber
culosis
68,9
Bacillus (TB)
Paru
1.Semua kasus TB
yang ditemukan dan 100% orang 70 70 45 64,28 64,28
diobati
2.Terduga TBC yang
mendapatkan
100% orang 418 418 213 50,95 50,95
pelayanan TBC sesuai
standart
36
3.Angka Keberhasilan
pengobatan semua
90% orang 52 47 43 82,69 91,48
kasus TB (Succes
Rate/SR)
2.1.5.5.Penceg
ahan dan
Penanggulan 34,67
gan PMS dan
HIV/AIDS
1. Anak sekolah (SMP
dan SMA/sederajat) SEKOL
100% 16 16 3 18,75 18,75
yang sudah dijangkau AH
penyuluhan HIV/AIDS
2. Orang yang beresiko
terinfeksi HIV
100% orang 676 676 342 50,59 50,59
mendapatkan
pemeriksaan HIV
2.1.5.6.
Demam
Berdarah 71,7
Dengue
(DBD)
lebih
1. Angka Bebas Jentik
dari rumah 6732 1100 716 65,1 65,1
(ABJ)
95%
2. Penderita DBD
100% penderita 2 2 2 100 100
ditangani
3.Cakupan PE kasus
100% penderita 2 1 1 50 50
DBD
2.1.5.7.
0
Malaria
1.Penderita Malaria
yang dilakukan 100% 0 0 0 0 0 0
pemeriksaan SD
2.Penderita positif
Malaria yang diobati 100% 0 0 0 0 0 0
sesuai standar (ACT)
37
3.Penderita positif
Malaria yang di follow 100% 0 0 0 0 0 0
up
2.1.5.8.
Pencegahan
dan 0
Penanggulan
gan Rabies
1.Cuci luka terhadap
100% 0 0 0 0 0 0
kasus gigitan HPR
2.Vaksinasi terhadap
kasus gigitan HPR 100% 0 0 0 0 0 0
yang berindikasi
2.1.5.9.
Pelayanan .............
Imunisasi
1.IDL (Imunisasi Dasar
92,5% 539 499 537 99,6 107,6 88,87
Lengkap) bayi
2. UCI desa 80% desa 11 9 11 100 122
3. imunisasi lanjutan
baduta (usia 18 s/d 24 75% baduta 526 395 546 104 138
bulan)
4. Imunisasi DT pada
98% anak 560 549 494 88,2 89,9
anak kelas 1 SD
5. Imunisasi Campak
98% anak 560 549 494 88,2 89,9
pada anak kelas 1 SD
6. Imunisasi TT pada
98% anak 1116 1094 970 86,9 88,6
anak SD kelas 2 dan 3
7. Imunisasi TT5 pada
85% wus 9450 8033 1135 12,1 14,1
WUS (15-49 th)
8.Imunisasi TT2 plus
95% bumil 593 563 96 16,19 17,05
bumil (15-49 th)
9. Pemantauan suhu
100% hari 287 287 287 100 100
lemari es vaksin
10. Ketersediaan
100% buku 9 9 9 100 100
catatan stok vaksin
38
11. Laporan KIPI Zero
reporting / KIPI Non 90% buku 85 77 85 100 110,3896
serius
2.1.5.10.Peng
amatan
Penyakit
86,25
(Surveillance
Epidemiology
)
1. Laporan STP yang
>80% bulan 12 10 10 100 100
tepat waktu
2. Kelengkapan laporan
> 90% bulan 12 11 12 100 100
STP
3. Laporan C1 tepat
>80% bulan 12 10 9 90 90
waktu
4. Kelengkapan laporan
> 90% bulan 12 11 12 100 100
C1
5. Laporan W2
(mingguan) yang tepat >80% minggu 46,8 42 50 100 100
waktu
6. Kelengkapan laporan
> 90% minggu 46,8 47 52 100 100
W2 (mingguan)
7. Grafik Trend
Mingguan Penyakit 100% minggu 52 52 52 100 100
Potensial Wabah
8. Desa/ Kelurahan
yang mengalami KLB
ditanggulangi dalam 100% desa 0 0 0 0 0
waktu kurang dari 24
(dua puluh empat) jam
2.1.5.11.Pence
gahan dan
Pengendalian
67
Penyakit
Tidak
Menular
1. Desa/ Kelurahan 71% desa 11 8 11 100 100
39
yang melaksanakan
kegiatan Posbindu
PTM
2. Sekolah yang ada di
wilayah Puskesmas 50% sekolah 39 20 39 100 100
melaksanakan KTR
3. Setiap warga negara
Indonesia usia 15 - 59
tahun mendapatkan 100% orang 22582 22582 13081 58 58
skrining kesehatan
sesuai standar
tdk 1.pengetahua 1.penyuluhan
n WUS yg IVA secara
rendah formal dan
mengenai informal
IVA 2.
2. Kurangnya melanjutkan
motivasidan inovasi
minat WUS pemeriksaan
untuk IVA ke desa (
menjalani tes jemput bola)
IVA karena dengan
tdk slogan
mengalami "SEHARI
4Deteksi dini kanker keluhan apa DENGAN
leher rahim dan kanker apa,malu,tida JELITA"(seh
40% orang 5393 2237 220 4 10 k merasakan at hari ini
payudara pada wanita
gejala,takut dengan
usia 30-50 tahun jika tahu deteksi Dini
menderita Lihat dengan
kanker IVA tangkis
Cervik,dan kankes
pemeriksaann Servik)
ya sakit 3.memperban
yak informasi
tentang IVA
4.kerjasama
Lintas sektor
5.penambaha
n hari buka
Poli
40
Lampiran 10
PENGHITUNGAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS TAHUN 2018
Ha
Tar mba Renca
get tan/ na
Tah % Cakupan Analisa Per Tinda
un Total mas k
Satuan Target
Upaya 201 Sasara alah Lanjut
No Kegiatan sasara Sasaran Pencapaian (P)
Kesehatan 8 n an
n (S) (Tx S)
(T) (ToS) Sub Rat
dala Variabel a2
Rata2
m Riil (terhadap Var
target iab Program
%
sasaran ) el
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2.2. UKM
PENGEMBANGAN
2.2.1.Pelayanan
Keperawatan
Kesehatan 75,73
Masyarakat
( Perkesmas)
hsl me MELA
NJUTK
per.< meri AN
1.Rasio Kunjungan 30,0
Rumah (RKR)
80% kk 9745 7796 2927
3
37,54 dr ksa SECEP
target sem ATNY
A
ua
2.Individu dan
keluarganya dari
keluarga rawan yang kk
70% 259,2 181,3 162 62,5 89,5
mendapat keperawatan rawan
kesehatan masyarakat
( Home care)
41
3. Kenaikan tingkat
kemandirian keluarga 50% kk 162 81 162 100 100
setelah pembinaan
2.2.2.Pelayanan
67
Kesehatan Jiwa
1.Pemberdayaan
kelompok masyarakat kelompo
25% 22 5,5 0 0 0
terkait program k
kesehatan jiwa
2.Setiap orang dengan
gangguan jiwa (ODGJ)
100
berat mendapat orang 21 21 22 100 100
%
pelayanan kesehatan
sesuai standar
3. Penanganan kasus
kesehatan jiwa melalui
50% orang 22 6,6 6 100 100
rujukan ke RS /
Specialis
4.Kunjungan rumah
75% orang 22 16 13 100 79
pasien jiwa
5.Setiap Orang Dengan
Gangguan Jiwa
( ODGJ) ringan atau
Ganguan Mental 100 kunjung
607 607 338 56 56
Emosional (GME) % an
mendapat pelayanan
kesehatan sesuai
standar
2.2.3.Pelayanan Kesehatan Gigi masyarakat 100
1.PAUD/TK yang
mendapat
50% lembaga 20 10 18 90 180
penyuluhan/pemeriksa
an gigi dan mulut
2.Kunjungan ke
Posyandu terkait kunjung
30% 42 13 14 33 111
kesehatan gigi dan an
42
mulut
2.2.4.Pelayanan Kesehatan Tradisional 16,67
1. Penyehat Tradisional
ramuan yang memiliki 10% tempat 8 5 0 0 0
STPT
2. Hatra dengan
ketrampilan yang 10% tempat 29 19 0 0 0
memiliki STPT
3.Kelompok Asuhan
10% tempat 0 0 0 0 0
Mandiri yang terbentuk
4.Panti Sehat
kelompo
berkelompok yang 10% 0 0 0 0 0
k
berijin
5. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tradisional
10% tempat 0 0 0 0 0
berkelompokyang
berijin
6.Pembinaan ke
35% tempat 37 13 37 100 284
Penyehat Tradisional
2.2.5.Pelayanan Kesehatan Olahraga 92,55
club mem
swa berik
sta, an
tidak
desa pemb
1.Kelompok /klub 50,6 mem
olahraga yang dibina
55% club 77 43 39
5
90,7 sepa inaan
enuhi
k
target
bola
,voll
y
43
tidak susu
2.Pengukuran
100 86,9 mem lan
Kebugaran Calon orang 69 69 60 86,96
% 6 enuhi
Jamaah Haji
target
3.Pengukuran
33,8
Kebugaran jasmani 25% anak 1356 339 459 100
5
pada anak sekolah
2.2.6.P 100
elayan
an
Keseh
atan
Inder
a
2.2.6.1.Mata
1. Penemuan dan terpe
penanganan Kasus 60% orang 9776 5866 233 100 100 nuhi
refraksi.
2.Penemuan kasus terpe
penyakit mata di 50% orang 996 498 403 100 100 nuhi
Puskesmas
3.Penemuan kasus buta terpe
katarak pada usia 30% orang 9301 2790,3 170 100 100 nuhi
diatas 45 tahun
4.Pelayanan rujukan terpe
50% orang 996 498 242 100 100
mata nuhi
2.2.6.2.Telin
81
ga
44
1.Penemuan kasus terpe
yang rujukan ke nuhi
spesialis di Puskesmas 12% orang 276 33 18 100 100
melalui pemeriksaan
fungsi pendengaran
2.Penemuan kasus terpe
penyakit telinga di 40% orang 448 179 276 62 100 nuhi
puskesmas
Tdk
3.Penemuan Kasus
Serumen prop
75% orang 276 207 89 32 43 terpe
nuhi
2.2.7.
Pelaya
nan
Keseh 95,52
atan
Lansi
a
peny
masih
uluha
banya
1.Lansia umur lebih n ke
k
atau sama dengan 60 tiap
tahun yang mendapat lansia
posy
pelayanan kesehatan yg
100 tenta
lansia di fasilitas
%
orang 3086 3086 2336 75,7 75,7 tdk
kesehatan di wilayah ng
mau
kerja Puskesmas pada penti
dtg
kurun waktu tertentu . ngny
(yg di Skrening) ke
a
posy.
posy.
lansia
lansia
2. Pelayanan
Kesehatan pada pra
86,5
Lansia (45-59 ) dan 75% orang 9257 6943 8008 115,34
1
usia Lanjut (> 60
tahun)
45
2.2.8. 55,54
Pelaya
nan
Keseh
atan
Kerja
1.Pekerja formal yang 156,
35% orang 618 217 966 100
mendapat konseling 31
blm
ada
2. Pekerja informal reka
yang mendapat 35% orang 17177 6.011 2335 13,6 38,84 p
konseling pely
.des
a
3. Promotif dan blm bln
preventif yang terb April
kelompo 13,8
dilakukan pada 50% 6/72 36 10 27,78
kelompok kesehatan
k 9 entu
kerja k
2.2.9.
Keseh
100
atan
Matra
1.Hasil pemeriksaan
kesehatan jamaah haji
75% cjh 72 54 72 100 133,33
3 bulan sebelum
operasional terdata.
2.Terbentuknya Tim
100
TRC [Tim Reaksi SK ada ada ada 100 100
%
Cepat]
46
Targ Hambat Rencana
et % Cakupan Analisa an/Perm Tindak
Satua
Tahu Total Target asalahan Lanjut
n Penc
Upaya n Sasara Sasara Sub
No Kegiatan sasar apaia Rata
Kesehatan 2018 n n Variabel
an n (P) 2 Rata2
(T) (ToS) (Tx S) Riil (terhadap
(S) target
Vari Program
dala abel
sasaran )
m%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2.3.Upaya
Kesehatan
Perseoranga
n (UKP)
2.3.1. Pelayanan rawat jalan 73,5
1. Angka Kontak 150
per orang 167186 250779 8556 51,2 34
mil
2.Rasio Rujukan < 5%
Rawat Jalan Non orang 1935 <5% 1,26 100 100
Spesialistik
3.Rasio Peserta 50%
Prolanis Rutin
orang 360 180 188 52 100
Berkunjung ke FKTP
(RPPB)
4. Setiap penderita 100%
hipertensi mendapatkan 18,366 18,36658
pelayanan kesehatan orang 8069 8069 1482
58818 818
sesuai standar
5. Setiap penderita 100%
diabetes mellitus
mendapatkan pelayanan orang 2335 2335 2950 100 100
kesehatan sesuai
standar
6.Kelengkapan 100%
pengisian rekam medik px 15877 15877 14537 91,56 91,56
rawat jalan
47
7.Pelayanan Persalinan 100%
normal satu hari ( one bulin 0 0 0 0 0
day care )
8. Rasio gigi tetap yang >1
ditambal terhadap gigi 150/5 px 55 150/55 150 2,7 100
tetap yang dicabut 5
9.Bumil yang mendapat 100%
pemeriksaan kesehatan px 298 298 298 100 100
gigi
10.Pelayanan konseling 5%
gizi per orang 8556 429 78 0,9 18
tahun
2.3.2.
Pelayanan 100
Gawat Darurat
1.Kompetensi SDM
100% orang 11 4 4 36,36 100
memenuhi standar
2. Ketersediaan
peralatan, sarana
80% sarpras 16 16 16 100 100
prasarana dan obat
memenuhi standar
3.Kelengkapan
pengisian informed
consent dalam 24 jam 100% 1392 1392 1392 100 100
setelah selesai
pelayanan
2.3.3.
Pelayanan 90
Kefarmasian
1.Kesesuaian item obat
yang tersedia dalam ........... #DIV/
90% 0 #DIV/0!
Fornas .. 0!
2 . Ketersediaan obat
dan vaksin terhadap 20 ........... #DIV/
85% 0 #DIV/0!
obat indikator .. 0!
3. Penggunaan obat
68% % 100% 68% 90%
rasional
48
2.3.4.Pelayanan
79,18
laboratorium
1.Kesesuaian jenis 60%
pelayanan jenis
50 30 39 78 100
laboratorium dengan pemrk.
standar
2.Ketepatan waktu 100%
tunggu penyerahan
Pasien 2162 2162 2146 100 100
hasil pelayanan
laboratorium
3.Kesesuaian hasil 100%
pemeriksaan baku mutu Pasien 12 12 5 41,67 41,67
internal (PMI)
4. Pemeriksaan 100%
Hemoglobin pada ibu bumil 430 430 430 100 100
hamil K1
5. Pengambilan sputum 20% 19,750 98,66666
Pasien 1124 225 222
BTA 88968 667
2.3.5.Pelayanan Rawat Inap 73,75
845/12x
1.BOR 40% % 19 47,5 156,25
365
2.Kelengkapan
pengisian rekam medik 100% HARI 298 298 298 100 100
dalam 24 jam
49
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.2 Epidemiologi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak
diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Berdasarkan hasil
penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan.
Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China kemudian mengumumkan bahwa penyebab
kasus tersebut adalah Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang sama dengan
virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-
2 lebih menular dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV. Proses penularan yang cepat
membuat WHO menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada tanggal 30 Januari 2020.
Angka kematian kasar bervariasi tergantung negara dan tergantung pada populasi yang
terpengaruh, perkembangan wabahnya di suatu negara, dan ketersediaan pemeriksaan
laboratorium.9
Thailand merupakan negara pertama di luar China yang melaporkan adanya kasus COVID-19.
Setelah Thailand, negara berikutnya yang melaporkan kasus pertama COVID-19 adalah Jepang
dan Korea Selatan yang kemudian berkembang ke negara-negara lain. Sampai dengan tanggal 30
50
Juni 2020, WHO melaporkan 10.185.374 kasus konfirmasi dengan 503.862 kematian di seluruh
dunia (CFR 4,9%). Negara yang paling banyak melaporkan kasus konfirmasi adalah Amerika
Serikat, Brazil, Rusia, India, dan United Kingdom. Sementara, negara dengan angka kematian
paling tinggi adalah Amerika Serikat, United Kingdom, Italia, Perancis, dan Spanyol. Peta
sebaran COVID-19 di dunia dapat dilihat pada gambar 1.19
Indonesia melaporkan kasus pertama COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 dan jumlahnya terus
bertambah hingga sekarang. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2020 Kementerian Kesehatan
melaporkan 56.385 kasus konfirmasi COVID-19 dengan 2.875 kasus meninggal (CFR 5,1%)
yang tersebar di 34 provinsi. Sebanyak 51,5% kasus terjadi pada laki-laki. Kasus paling banyak
terjadi pada rentang usia 45-54 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia 0-5 tahun. Angka
kematian tertinggi ditemukan pada pasien dengan usia 55-64 tahun.9
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh CDC China, diketahui bahwa kasus paling banyak
terjadi pada pria (51,4%) dan terjadi pada usia 30-79 tahun dan paling sedikit terjadi pada usia
<10 tahun (1%). Sebanyak 81% kasus merupakan kasus yang ringan, 14% parah, dan 5% kritis
(Wu Z dan McGoogan JM, 2020). Orang dengan usia lanjut atau yang memiliki penyakit bawaan
diketahui lebih berisiko untuk mengalami penyakit yang lebih parah. Usia lanjut juga diduga
berhubungan dengan tingkat kematian. CDC China melaporkan bahwa CFR pada pasien dengan
usia ≥ 80 tahun adalah 14,8%, sementara CFR keseluruhan hanya 2,3%. Hal yang sama juga
ditemukan pada penelitian di Italia, di mana CFR pada usia ≥ 80 tahun adalah 20,2%, sementara
CFR keseluruhan adalah 7,2% (Onder G, Rezza G, Brusaferro S, 2020). Tingkat kematian juga
dipengaruhi oleh adanya penyakit bawaan pada pasien. Tingkat 10,5% ditemukan pada pasien
dengan penyakit kardiovaskular, 7,3% pada pasien dengan diabetes, 6,3% pada pasien dengan
penyakit pernapasan kronis, 6% pada pasien dengan hipertensi, dan 5,6% pada pasien dengan
kanker.9
3.1.3 Etiologi
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus. Coronavirus
merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur
protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N (nukleokapsid), glikoprotein M (membran),
glikoprotein spike S (spike), protein E (selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales,
keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan
51
deltacoronavirus. Sebelum adanya COVID-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi
manusia, yaitu HCoV-229E (alphacoronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63
(alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus), dan MERS-
CoV (betacoronavirus).9
Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus, umumnya
berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis
filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus
yang menyebabkan wabah SARS pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab COVID-
19 sebagai SARS-CoV-2.9
52
solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan yang mengandung klorin, asam
peroksiasetat, dan khloroform (kecuali khlorheksidin).9
3.1.4 Penularan
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS
dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih
belum diketahui.9
Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat
mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit disebabkan
oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat
menularkan sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14
hari setelah onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa 12,6%
menunjukkan penularan presimptomatik. Penting untuk mengetahui periode presimptomatik
karena memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus konfirmasi yang tidak bergejala
(asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah akan tetapi masih ada kemungkinan
kecil untuk terjadi penularan.9
Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa COVID-19 utamanya
ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang lain yang berada jarak dekat melalui
droplet. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10 μm. Penularan droplet
terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang
memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai
mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda
dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu,
penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
dan kontak tidak langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang
terinfeksi (misalnya, stetoskop atau termometer).9
Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat dimungkinkan dalam keadaan khusus
dimana prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal,
bronkoskopi, suction terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum
intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan
positif non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi kardiopulmoner. Masih diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai transmisi melalui udara.9
53
rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan,
diare, hilang penciuman dan pembauan atau ruam kulit.9
Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40% kasus akan
mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15%
kasus akan mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis. Pasien
dengan gejala ringan dilaporkan sembuh setelah 1 minggu. Pada kasus berat akan mengalami
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi-organ,
termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia
(lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah
tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker berisiko lebih besar mengalami
keparahan.9
3.1.6 Diagnosis
WHO merekomendasikan pemeriksaan molekuler untuk seluruh pasien yang terduga terinfeksi
COVID-19. Metode yang dianjurkan adalah metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid
Amplification Test) seperti pemeriksaan RT-PCR.9
3.1.7 Tatalaksana
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk mencegah atau mengobati
COVID-19. Pengobatan ditujukan sebagai terapi simptomatis dan suportif. Ada beberapa
kandidat vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti melalui uji klinis.9
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
54
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Mentaras
2. Waktu Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 1 Februari 2021
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian objek yang nyata dan memiliki karakteristik tertentu yang
mewakili populasi. (Martono,2012). Dalam hal ini sampel yang diambil adalah warga desa yang
tinggal di wilayah kerja Puskesmas Mentaras, meliputi :
1. Desa Mentaras
2. Desa Tebuwung
3. Desa Petiyintunggal
4. Desa Lowayu
5. Desa Bulangan
6. Desa Banyeran
7. Desa Wonokerto
8. Desa Gedangkedoan
9. Desa Sawo
10. Desa Karangcangring
1. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan cara Purposive Sampling,
yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan cara yg sudah ditentukan, yaitu
warga desa wilayah kerja Puskesmas Mentaras yang memenuhi kriteria inklusi.
Dalam pengumpulan data ini dilakukan langsung oleh peneliti dengan melakukan
pembagian kuesioner pada responden tentang tingkat pengetahuan dan perilaku dalam
menghadapi masa pandemi COVID-19.
Kriteria inklusi penelitian ini antara lain, yaitu masyarakat yang tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Mentaras, masyarakat yang bisa membaca dan menulis, dan. bersedia berpartisipasi
dalam penelitian ini dengan menandatangani lembar persetujuan responden.
55
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu. (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Notoatmodjo (2010), hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
dalam penelitian ini dibedakan menjadi:
Kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban benar dan salah.
- Bila salah nilai =0
- Bila benar nilai =1
Dengan cara penilaian =
56
Kuesioner perilaku yang digunakan terdiri dari 7 pernyataan dengan pilihan jawaban
menggunakan skala Likert. Skor kuesioner perilaku untuk pernyataan positif adalah:
57
informasi yang dicari. (Notoatmodjo,2010). Data primer pada penelitian ini adalah kuesioner
tentang tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat di masa pandemi COVID-19 pada
masyarakat yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Mentaras.
5. Pengolahan Data
Penyuntingan Data (Editing Data)
Dilakukan penyuntingan data untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah
“bersih” yaitu data tersebut semua telah terisi, konsisten, relevan, dan dapat dibaca dengan baik.
Hal ini dikerjakan dengan meneliti setiap lembar kuesioner pada waktu penerimaan dari
pengumpulan data. Apabila terdapat kejanggalan, formulir kuesioner dikembalikan kepada
pewawancara, agar kembali ke responden untuk melengkapi dan memperbaiki pengisian.
Pengkodean Data (Coding Data)
Pengkodean data dilakukan dengan cara memberikan angka pada setiap jawaban dengan
maksud untuk mempermudah pengolahan data. Pengkodean data dilakukan oleh peneliti sendiri
dengan seteliti mungkin untuk menghindari kesalahan.
Tabulasi Data (Tabulating Data)
Setelah dilakukan editing dan coding data, maka selanjutnya dilakukan pengelompokan
data tersebut ke dalam suatu tabel tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data pertama dengan responden di
wilayah kerja Puskesmas Mentaras. Setelah itu peneliti mengumpulkan data berdasarkan
algoritma riwayat dan perilaku masyarakat dikategorikan menjadi distribusi kasus masyarakat di
masa pandemi Covid-19 yang terdiri dari kategori Risiko Rendah, OTG, ODP, PDP
Sebelum digunakan untuk penelitian kuesioner sebelumnya dilakukan uji validitas dan
reliabilitas terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut layak untuk digunakan
atau tidak. Apabila terdapat soal yang tidak valid maka soal tersebut akan dihapus dan tidak
digunakan untuk penelitian. Dalam pembagian kuesioner, peneliti berkolaborasi dengan tim
puskesmas untuk membagikan kuesioner pada saat diadakan kegiatan penyuluhan tentang
penyakit menular.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
58
subjek penelitian yang bertempat tinggal pada wilayah kerja Puskesmas Mentaras dan seluruh
responden telah menyetujui untuk mengikuti penelitian ini.
Hasil penelitian ini berkaitan dengan distribusi frekuensi karakteristik peserta penelitian,
riwayat peserta penelitian, distribusi pengetahuan masyarakat tentang pandemi COVID-19,
distribusi perilaku masyarakat tentang pandemi COVID-19, distribusi kategori pengetahuan
masyarakat tentang pandemi COVID-19 dan kategori kasus masyarakat di masa pandemi
COVID-19 ditampilkan pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, dan tabel 6 secara
berturut-turut.
Karakteristik f %
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Tingkat Pendidikan
Sarjana
SMA
SMP
SD
Tidak Sekolah
Usia
< 17 tahun
17-25 tahun
26-35 tahun
36-45 tahun
46.55 tahun
> 55 tahun
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Swasta/Pensiunan Swasta
ASN/ Pensiunan ASN
TNI/Polri/Purnawirawan
Pelajar
Wirausaha
Tidak Bekerja
59
Lainnya
Tabel 1 menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki (%) berpendidikan Sarjana
(%), berusia antara 17-25 tahun (%), dan memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta atau
pensiunan swasta (%).
Riwayat Ya Tidak
f % f %
Kontak langsung dengan orang Positif COVID-19 dalam
2 minggu terakhir
Berada dalam satu ruangan/lingkungan yang sama dengan
orang positif COVID-19 dengan jarak 1-2m & waktu >
15 menit
Tabel 3
Distribusi pengetahuan masyarakat tentang pandemi COVID-19 (n=60 )
Pertanyaan Benar Salah
f % f %
COVID-19 adalah penyakit yang tidak berbahaya dan sama
seperti flu biasa
Virus korona dapat bertahan hidup beberapa jam di luar
tubuh manusia
Virus korona tidak akan menular pada saat berbicara
Orang yang bisa menularkan COVID-19 hanyalah yang
memiliki gejala
Orangyang sehat tidak perlu memakai masker saat keluar
rumah
Gejala COVID-19 pada usia lanjut umumnya lebih berat
dari pada pada usia muda
Risiko kematian pasien COVID-19 lebih tinggi pada
penderita penyakit kronis
Anak-anak tidak termasuk kelompok yang berisiko karena
jarang terinfeksi Covid-19
New normal artinya adalah kembali kepada kebiasaan
semula sebelum munculnya wabah korona
Isolasi mandiri pada orang yangterinfeksi COVID-19 tidak
diperlukan bagi yang tidak memiliki gejala
60
Tabel 3 menunjukkan sebagian besar masyarakat menjawab benar pada setiap item
Tabel 4
Distribusi perilaku masyarakat di masa pandemi COVID-19 (n=60 )
Pernyataan Selalu Hampir Jarang Tidak
Selalu Pernah
f % f % f % f %
Saya mencuci tangan dengan sabun
atau mengunakan hand
sanitizersetelah memegang benda-
benda di tempat umum
Tabel 4 menunjukkan mayoritas peserta menjawab ―Selalu‖ pada setiap poin pernyataan
perilakumasyarakat di masa pandemi COVID-19 yang positif (poin 1 –5) dan sebagian besar
menjawab ―Tidak pernah‖ pada poin pernyataan perilaku masyarakat di masa pandemi
COVID-19 yang negatif (poin 6 dan 7). Hal tersebut menggambarkan tingginya tingkat
kepatuhan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan dalam masa
pandemic COVID-19.
Tabel 5
Distribusi kategori pengetahuan masyarakat tentang pandemi COVID-19 (n=60 )
Pengetahuan f %
Baik
Cukup
Kurang
Tabel 6 menunjukkan mayoritas masyarakat berada pada kategori kasus risiko rendah
terhadap penularan COVID-19 yaitu sebanyak 85.33%.
5.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil riwayat peserta penelitian beserta kategori kasus masyarakat di masa pandemi
COVID-19, menunjukkan bahwa masyarakat wilayah kerja Puskesmas Mentaras tergolong
masyarakat yang memiliki risiko rendah untuk terpapar infeksi virus SARS-CoV-2 sebagai
penyebab kasus COVID-19. Hal tersebut didasarkan atas beberapa faktor, meliputi kontak
langsung ataupun berada dalam satu ruangan/lingkungan dengan orang positif COVID-19, ada
tidaknya riwayat penyakit menahun, riwayat kondisi demam (suhu 38°C), serta ada tidaknya
gejala gangguan pernafasan. Pertama, kontak langsung ataupun berada dalam satu
ruangan/lingkungan dengan orang positif COVID-19. Dalam proses kontak langsung, maka
orang sehat secara tidak sengaja menyentuh orang terinfeksi virus SARS-CoV-2, ataupun orang
tersebut menyentuh permukaan dan peralatan yang disentuh orang terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Secara umum, permukaan dan peralatan tersebut telah terkontaminasi oleh droplet berukuran
besar yang berisi virus SARS-CoV-2 dari pasien COVID-19, dimana virus tersebut dapat tetap
stabil dalam jangka waktu tertentu (van Doremalen et al., 2020).
Peristiwa-peristiwa tersebut dapat mendukung masuknya virus SARS-CoV-2 ke
dalamtubuh orang yang sehat dan proses infeksi akan berlanjut. Di sisi lain, dalam konteks ini,
peluang besar penularan virus SARS-CoV-2 didapat pula melalui jalur udara, dimana virus telah
berada dalam partikel dan menyebar di udara. Proses ini dimungkinkan karena sesegera mungkin
setelah pasien positif COVID-19 mengeluarkan droplet pada saat bersin atau batuk, maka
kandungan cairan dalam droplet akan menguap dan membentuk partikel berukuran kecil
sehingga pengangkutannya oleh aliran udara lebih mudah dan membebaskannnya dari adanya
gaya graviasi. Partikel berukuran kecil inilah sangat mudah menyebar, seperti dalam satu
ruangan, ataupun dalam radius puluhan meter dari orang positif COVID-19 sedang bersin
ataupun batuk (Morawska & Cao, 2020).
Maka dari itu, perlunya tindakan pencegahan berupa memaksimalkan penggunaan
ventilasi, menghindari adanya potensi resirkulasi udara, serta meminimalkan jumlah orang dalam
suatu ruangan tertentu yang saling berbagi lingkungan yang sama. Perlu diketahui bahwa,
potensi penumpukan partikel yang diduga mengandung virus SARS-CoV-2 sangat tinggi pada
fasilitas umum yang memiliki kepadatan orang relatif besar. Di samping itu, di ruangan tersebut
62
dinilai memiliki stabilitas virus SARS-CoV-2 yang tinggi, sehingga proses penularan virus
kepada orang yang sehat dapat terjadi dengan sangat mudah (Qian & Zheng, 2018).
Kedua, ada tidaknya riwayat penyakit menahun. Berbagai penelitian terhadap orang
positif COVID-19 telah memberikan hasil bahwa orang yang sedang mengidap penyakit
menahun tidak hanya memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi virus SARS-CoV-2, tetapi
juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk meninggal setelah terinfeksi (Verity et al., 2020).
Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak sistem kekebalan
tubuh seseorang. Semakin lemah sistem kekebalan tubuh, semakin rendah kemampuan melawan
infeksi, seperti COVID-19; dengan demikian, virus dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan
pada tubuh (Haybar, Kazemnia, & Rahim, 2020).
Secara spesifik, peningkatan risiko kematian pada penderita diabetes serta hipertensi
diduga disebabkan pula oleh peningkatan ekspresi ACE2 (Angiotensin-Converting Enzyme 2).
Peningkatan ekspresi ACE2 mampu memudahkan virus SARS-CoV-2 untuk berikatan dengan
permukaan sel epitel dan masuk ke dalam sel inang (Ma & Holt, 2020).Berikutnya pada pasien
COVID-19 dengan adanya riwayat penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung dan stroke,
memiliki kerentanan yang tinggi untuk memberikan representasi klinis lebih buruk dibandingkan
pasien tanpa riwayat penyakit kardiovaskuler. Berdasarkan data Chinese Center for Disease
Control and Prevention, menunjukkan bahwa dari studi klinis terhadap 44.672 kasus yang
terkonfirmasi COVID-19, nilai Case Fatality Rate (CFR) yang dihasilkan dalam studi kohort
menghasilkan nilai 6%, 7%, dan 10,5% untuk pasien COVID-19 dengan riwayat hipertensi,
diabetes dan kardiovaskuler (Wu & McGoogan, 2020).
Tanda utama dari penyakit kardiovaskuler yang menjadi penyebab peningkatan
keparahan representasi klinis pada pasien COVID-19 adalah adanya cedera jantung akut (acute
cardiac injury). Cedera jantung akut menjadi penanda prognostik negatif yang kuat pada pasien
COVID-19. Pada pasien dengan cedera jantung akut, terjadi peningkatan troponin jantung
beberapa kali lipat lebih tinggi sehingga memperparah kondisi pasien itu sendiri.
Di samping itu, pada pasien COVID-19 pula mengalami miokarditis virus (viral
myocarditis) memiliki risiko kematian tinggi, dimana virus SARS-CoV-2 dapat memberikan
cedera miokard langsung pada jantung dengan ditandai penemuan asam ribonukleat virus yang
tinggi (Bansal, 2020). Namun, perlu diketahui bahwa risiko kematian pada orang positif COVID-
19 pula akan meningkat apabilaorang tersebut telah berusia lebih dari 60 tahun atau telah berusia
tua (Haybar et al., 2020).
Ketiga, riwayat kondisi demam dengan suhu 38°C, serta ada tidaknya gejala gangguan
pernafasan. Adanya demam merupakan gejala yang umum ditemukan pada tahap awal pasien
yang terinfeksi virus SARS-CoV-2, meskipun demam pula merupakan gejala umum pada
berbagai kasus infeksi lainnya. Di samping itu, ada tidaknya gangguan pernapasan yang
ditimbulkan pada pasien COVID-19 berupa batuk serta dispnea (sesak napas). Dalam satu studi
63
klinis, menunjukkan bahwa manifestasi klinis utama pada pasien COVID-19 meliputi demam
(90% ataupun lebih), batuk (sekitar 75%), dan dispnea (hingga 50%) (Jiang et al., 2020).
Maka dari itu, dengan berbagai faktor risiko di atas, masyarakat sehendaknya
mewaspadai berbagai tanda gejala yang ditimbulkan ataupun menghindari adanya kontak
langsung terhadap orang positif COVID-19 guna mencegah adanya penularan serta peningkatan
kasus COVID-19 sendiri.Berdasarkan hasil distribusi pengetahuan masyarakat beserta distribusi
kategori pengetahuan masyarakat tentang pandemi COVID-19, masyarakat Desa wilayah kerja
Puskesmas Mentaras dikategorikan memiliki pengetahuan yang baik terkait pandemi COVID-19
yang ditunjukkan dengan mayoritas jawaban benar pada item-item pertanyaan yang diberikan
terkait pandemi COVID-19. Pengetahuan adalah salah satu hal yang penting diperhatikan dalam
rangka penanganan kasus COVID-19. Pengetahuan masyarakat khususnya dalam mencegah
transmisi penyebaran virus SARS-CoV-2 sangat berguna dalam menekan penularan virus
tersebut (Law, Leung, & Xu, 2020). Dengan memiliki pengetahuan yang baik terhadap suatu hal,
seseorang akan memiliki kemampuan untuk menentukan dan mengambil keputusan bagaimana
ia dapat menghadapinya (Purnamasari, Ika; Raharyani, 2020). Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian klinis lainnya, dimana dari 1.102 responden di Indonesia, mayoritas responden
memiliki tingkat pengetahuan yang baik terkait social distancing dalam rangka pencegahan
penularan COVID-19 dengan prevalensi mencapai 99% (Yanti et al., 2020).
Selain itu, penelitian lain di Provinsi DKI Jakarta juga memberikan hasil yang sejalan
dengan penelitian ini yaitu 83% responden memiliki pengetahuan yang baik dalam pencegahan
COVID-19 (Utami, Mose, & Martini, 2020).
Dari beberapa penelitian tersebut, maka dapat dilihat bahwa pengetahuan menjadi aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemecahan terhadap permasalahan khususnya
terkait COVID-19.
Diantara item-item pertanyaan yang diberikan pada tabel 3, terdapat 5 item dengan
frekuensi salah paling banyak saat dijawab oleh masyarakat Desa wilayah kerja Puskesmas
Mentaras, yaitu pada item 1, 2, 4, 9, dan 10. Pada item nomor 1 disebutkan bahwa COVID-19
adalah penyakit yang tidak berbahaya dan sama seperti flu biasa. Dari pertanyaan ini, %
masyarakat menjawab salah. Dalam faktanya, penting untuk diketahui bahwa meskipun
sebanyak 80% kasus COVID-19 bersifat ringan dan hanya memerlukan perawatan yang cukup
untuk memulihkan keadaan orang yang terserang, namun penyebarannya yang cepat
mengharuskan masyarakat untuk tetap waspada (Kemenkes RI, 2020).
Virus SARS-CoV-2 sendiri sebagai penyebab kasus COVID-19 memiliki kemampuan
berkembang biak dengan cepat dan mengkhawatirkan, sehingga virus ini mampu menghasilkan
suatu klaster penyakit pada suatu kelompok dengan hanya berasal dari satu pasien positif
COVID-19. Hal ni terbukti pada suatu investigasi epidemiologi pada 198 kasus awal COVID-19
mengungkapkan bahwa hanya 22% pasien yang terpapar langsung ke pasar, 32% berhubungan
64
dengan kasusyang dicurigai, dan 51% tidak memiliki kontak dengan salah satu sumber dari
penyebaran virus tersebut (Arshad Ali, Baloch, Ahmed, Arshad Ali, & Iqbal, 2020).
Pada item nomor 2 yang menyebutkan virus corona dapat bertahan hidup beberapa jam di
luar tubuh manusia menunjukkan hasil % dari peserta penelitian menjawab salah. Informasi awal
menunjukkan bahwa virus corona dapat bertahan hingga beberapa jam hingga hitungan hari.
Karakteristik jenis permukaan suatu benda yang berbeda akan memberikan rentang waktu
berbeda pada virus tetap aktif dan bertahan hidup menetap di permukaan benda tersebut.
Permukaan benda yang relatif berpori rendah seperti plastik dan baja, merupakan permukaan
benda yang paling buruk sebagai tempat menetapnya virus SARS-CoV-2 yang berasal dari
droplet ataupun partikel kecil di udara (Fiorillo et al., 2020).
Di samping itu, penelitian Kampf, Todt, Pfaender, & Steinmann (2020)menunjukkan
bahwa virus SARS-CoV-2 dapat tetap hidup dan menetap di permukaan suatu benda selama 9
hari dengan kondisi suhu kamar. Namun, adanya penggunaan disinfektan sederhana dapat
membunuh virus tersebut agar tidak menginfeksi orang lain (Kemenkes RI, 2020). Penggunaan
beberapa bahan kimia dengan konsentrasi tertentu, seperti etanol, 2-propanol, glutardialdehida,
povidon iodin, natrium hipoklorit, dan hidrogen peroksida dinilai mampu secara efektif untuk
melawan virus SARS-CoV-2 (Fiorillo et al., 2020).
Pada item nomor 4 menunjukkan hasil % dari peserta penelitian menjawab salah untuk
pertanyaan orang yang bisa menularkan COVID-19 hanyalah yang memiliki gejala serta pada
item nomor 10 dengan pertanyaan isolasi mandiri pada orang yang terinfeksi COVID-19 tidak
diperlukan bagi yang tidak memiliki gejala menunjukkan frekuensi salah (%). Dalam faktanya,
orang dengan tanpa gejala yang saat ini diistilahkan dengan kontak erat memiliki kecenderungan
mampu menularkan virus SARS-CoV-2 sebanding dengan orang dengan berbagai gejala yang
ditunjukkan. Orang yang tampaknya tidak memiliki gejala tetap memiliki potensi adanya riwayat
paparan dari orang positif COVID-19. Kelompok orang yang dikatakan dengan kontak erat ini
sendiri secara umum memiliki masa inkubasi virus yang jauh lebih pendek, sehingga gejala yang
ditimbulkan secara garis besar tidak akan terlihat, dan mayoritas kelompok ini merupakan orang-
orang pada usia muda dibandingkan orang padausia tua (Huang et al., 2020).
Oleh karena itu, masyarakat harus lebih menyadari adanya orang tanpa gejala (kontak
erat), serta selalu memiliki pengetahuan yang baik terkait pandemi COVID-19 guna mencegah
adanya penularan.
Pada item nomor 9 dengan pertanyaan new normal artinya adalah kembali kepada
kebiasaan semula sebelum munculnya wabah corona, menunjukkan persentase salah sebesar %.
Dimana hal ini berarti masih ada masyarakat yang memiliki mispersepsi terhadap istilah new
normal yang digunakan untuk menjelaskan masa penyesuaian baru, hidup berdampingan dengan
COVID-19 dengan beberapa prasyarat, seperti penggunaan data dan ilmu pengetahuan sebagai
dasar pengambilan keputusan, dilakukan secara bertahap, penerapan protokol kesehatan yang
ketat, serta melakukan review pelaksanaannya (Perencanaan et al., 2020).
65
Maka dari itu, masyarakat sehendaknya tidak semata-mata mengabaikan berbagai
protokol kesehatan hanya karena penggunaan istilah new normal tersebut. Di samping itu pula
berdasarkan berbagai item pertanyaan di atas, dapat dilihat bahwa masyarakat masih
memerlukan adanya edukasi terkait COVID-19 agar lebih menyadari pentingnya pengetahuan
dalam rangka pencegahan penularan virus ini.Berdasarkan hasil distribusi perilaku masyarakat
Desa wilayah kerja Puskesmas Mentaras beserta distribusi kategori kasus masyarakat di masa
pandemi COVID-19, maka masyarakat Desa wilayah kerja Puskesmas Mentaras secara garis
besar tergolong sebagai masyarakat dengan risiko rendah yang ditunjukkan dengan perilaku baik
yang dipilih pada item-item pertanyaan yang diberikan. Perilaku masyarakat khususnya
masyarakat Desa wilayah kerja Puskesmas Mentaras sangatlah penting guna membantu
masyarakat itu sendiri dalam mengenali serta mengatasi permasalahan COVID-19 yang menjadi
pandemi di masa kini.
Perilaku tersebut haruslah didasarkan atas kesadaran masyakat, dikarenakan banyak
masyarakat yang sebenarnya telah mengetahui berbagai pengetahuan terkait protokol kesehatan
ataupun pandemi COVID-19 namun tidak dapat melaksanakannya secara baik di dalam
kehidupannya sehari-hari (Tentama, 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya, dimana dari 1.102 responden di
Indonesia, mayoritas responden memiliki sikap yang positif (53%) dan perilaku yang baik (93%)
terkait penerapan social distancing (Yanti et al., 2020). Selain itu, penelitian lain yang
dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta juga memberikan hasil yang sejalan dengan penelitian ini
yaitu 70,7% responden memiliki sikap yang baik, dan 70,3% responden memiliki keterampilan
yang baik dalam pencegahan COVID-19 (Utami et al., 2020).
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka perilaku seseorang pula menjadi aspek
penting yang perlu diperhattikan dalam rangka mencegah dan menangani kasus COVID-19.
Berdasarkan berbagai item pertanyaan yang diberikan kepada responden, terdapat beberapa item
pertanyaan yang mengindikasikan bahwa masyarakat Desa wilayah kerja Puskesmas Mentaras
belum mematuhi protokol kesehatan dalam melawan COVID-19, yaitu pada item 3, 4, 5, 6, dan
7.
Pada item nomor 3, dinyatakan bahwa saya memakai masker bila berada di tempat umum
(pasar, terminal, tempat sembahyang, dll) dengan responden yang menyatakan tidak pernah
sebanyak 1 orang (%). Dalam faktanya, penggunaan masker sangatlah penting dalam rangka
melawan pandemi COVID-19. Masker memiliki kemampuan untuk melindungi pemakainya dari
adanya parikel infeksius, ataupun berguna sebagai source controlyaitu membatasi penyebaran
droplet yang dikeluarkan oleh pemakainya ke udara (Howard et al., 2020).
Dengan adanya kesadaran tinggi dalam penggunaan masker oleh semua orang, maka
secara tidak langsung semua orang akan terlindungi dari virus SARS-CoV-2. Namun perlu
diketahui, masker dengan bahan dasar berbeda akan memberikan efektivitas perlindungan yang
berbeda. Secara umum, masker kain yang sering digunakan oleh masyarakat memiliki tingkat
66
filtrasi antara 49% hingga 86% untuk partikel dengan ukuran 0,02 μm yang dihembuskan,
sedangkan masker medis memiliki tingkat filtrasi sebesar 89% untuk partikel yang sama (Davies
et al., 2013).
Sehingga, masyarakat sehendaknya dapat memilih masker sesuai dengan kondisi
lingkungan orang tersebut guna melindungi diri ataupun mengontrol dirinya sendiri dari droplet
penyebab kasus COVID-19.
Pada item nomor 4, dinyatakan bahwa saya menjaga jarak minimal 1 meter dari orang
lain saat berada di luar rumah dengan responden yang menyatakan tidak pernah sebesar orang
(%).
Serta, pada item nomor 5, dinyatakan bahwa saya menjaga jarak dengan orang yang
berusia lanjut. Perlu diketahui bahwa, menjaga jarak (social distancing) memiliki peran penting
dalam meminimalkan interaksi dan kerumunan, serta mencegah adanya penyebaran virus SARS-
CoV-2 dalam suatu kelompok. Social distancing akan membatasi laju reproduction rate (R0)
dalam penyebaran virus di antara komunitas (Aslam, 2020).
Dalam fase social distancing, masyarakat sangat disarankan untuk menghindari bepergian
ke daerah padat penduduk karena memiliki risiko infeksi yang tinggi (Suppawittaya, Yiemphat,
& Yasri, 2020).
Namun, karena masyarakat masih diperbolehkan untuk tinggal di area selain rumah
mereka, apabila memang diharuskan, maka memprioritaskan kebersihan dengan PHBS
merupakan suatu keharusan. Sangat penting bagi setiap orang untuk memprioritaskan kebersihan
diri termasuk mencuci tangan, menggunakan hand sanitizeruntuk membersihkan tanganyang
menyentuh benda-benda, serta menggunakan masker secara rasional saat berkunjung ke area
berisiko tinggi.
Secara spesifik, pada orang dengan usia tua, memiliki risiko yang lebih besar untuk
terinfeksi virus SARS-CoV-2 serta memiliki peluang besar untuk menularkan virus tersebut.
Berdasarkan studi menunjukkan bahwa 63,1% orang dewasa dengan usia 60 tahun ke atas
menderita hipertensi, 38% orang dewasa dengan usia 65 tahun ke atas menderita penyakit ginjal
kronis (cronic kidney disease), dan 26,8% orang dewasa dengan usia 65 tahun ke atas menderita
penyakit diabetes (Shahid et al., 2020).
Mayoritas pasien tersebut menggunakan ACE inhibitor dan angiotensin-receptor blockers
(ARBs) yang meregulasi ACE2, dimana ACE2 merupakan media utama dalam proses infeksi
virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh manusia. Maka dari itu, orang tua dengan berbagai penyakit
penyerta akan berisiko tinggi dan mengalami infeksi virus SARS-CoV-2 yang lebih parah.Pada
item nomor 6, dinyatakan bahwa saya menghadiri acara yang mengumpulkan banyak orang
dengan responden yang menyatakan sangat sering sebesar 5 orang (3,33%). Serta, pada item
nomor 7, dinyatakan bahwa saya menggunakan fasilitas umum atau pergi ke tempat umum
(transportasi umum, mall, pasar, tempat wisata) dengan responden yang menyatakan sangat
sering sebesar orang (%). Dalam faktanya, orang yang menghabiskan banyak waktunya di
67
tempat ramai, dengan lalu lintas tinggi, seperti pada berbagai tempat umum ataupun berada di
dalam fasilitas umum memiliki risiko yang tinggi untuk terinfeksi SARS-CoV-2 (Saadat,
Rawtani, & Hussain, 2020).
Hal ini dikarenakan masih banyaknya tempat umum ataupun fasilitas umum yang belum
mampu menerapkan adanya protokol kesehatan, yaitu social distancing, sehingga proses
penularan virus SARS-CoV-2 antar manusia semakin cepat dan semakin mudah. Maka dari itu,
penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) mutlak untuk diterapkan secara mandiri oleh
masing-masing orang guna menjaga dirinya dari infeksi virus SARS-CoV-2
BAB VI
KESIMPULAN
Sebagian besar masyarakat di desa wilayah kerja puskesmas Mentaras telah memahami
dan mengamalkan berbagai pengetahuan dan perilaku terkait pandemi COVID-19. Masyarakat
dinilai telah memiliki pengetahuan yang baik terkait berbagai protokol kesehatan beserta
68
berbagai dasar yang harus dipahami terkait pandemi COVID-19. Di samping itu, masyarakat
desa wilayah kerja puskesmas Mentaras dinilai memiliki potensi Kasus COVID-19 yang rendah
berdasarkan riwayat ataupun perilaku yang telah dilaksanakan. Sehendaknya, dengan
pengetahuan masyarakat yang baik dalam masa pandemi COVID-19 diharapkan dapat
meningkatkan perilaku masyarakat dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat atau
kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, D., Hadi, DR., dkk. (2020). Penyakit Virus Corona 2019 dalam Jurnal Respirologi
Indonesia edisi April 2020. Jakarta. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
69
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19) Juli 2020. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat
di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka
Cipta
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Susilo, A., Rumende, CM., dkk. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.
Jakarta. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia.
70