Oleh:
dr. Ismi Hanifah
dr. Putri Lestari
dr. Rifki Muhamad Faisal
dr. Robby Firmansyah Murzen
dr. Dika Pratiwi Adifa
dr. Tryda Meutia Anwar
dr. Tesia Iryani
SWT. Atas berkat rahmat, taufik dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan minipro ini
Berdarah Dengue di Wilayah Kelurahan Kupang Kota Bandar Lampung Tahun 2020”.
Minipro ini disusun untuk menyelesaikan kegiatan Internsip di stase Puskemas Program
Proses penulisan ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, maka pada
1. dr. Agustina Hadjar, selaku kepala Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung atas
kesabaran, dukungan dalam membimbing dan memberikan saran sehingga minipro ini
2. dr. Astriana, sebagai dokter pendamping internsip kami dalam stase Puskesmas di
4. Staff dan pegawai Puskesmas Kupang Kota Bandar Lampung yang telah banyak membantu
Kami berharap Allah SWT akan membalas semua kebaikan dari semua pihak yang telah
kami sebutkan di atas. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
memberikan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab tingginya angka kejadian demam berdarah adalah kurangnya
pengetahuan yang dimiliki masyarakat tentang demam berdarah. Pengetahuan dan sikap
akan mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap pencegahan demam berdarah.
Pencegahan yang saat ini dapat dilakukan adalah manajemen lingkungan tempat tinggal
terkait pengontrolan vektor virus dengue (Suryani, 2018).
Dalam mengendalikan jumlah kasus demam berdarah serta jumlah kematian akibat
penyakiti ini, maka berbagai pencegahan pun penting dilakukan. Salah satu upaya
pencegahan yang dianggap tepat adalah pemberantasan demam berdarah dengan memutus
rantai penularan melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN
DBD) yang merupakan kegiatan untuk memberantas telur, jentik, dan kepompong. PSN
DBD dapat dilakukan dengan cara 3M Plus yaitu menguras, menutup, mengubur ditambah
dengan pencegahan gigitan nyamuk (Suryani, 2018).
Lampung merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki beberapa wilayah
endemis DBD, salah satunya adalah Kota Bandar Lampung. Kasus DBD cenderung
meningkat dan semakin luas penyebarannya serta berpotensi menimbulkan Kejadian Luar
Biasa (KLB). Angka kesakitan (IR) selama 2010-2015 cenderung berfluktuasi. Angka
kesakitan DBD tahun 2016 sebesar 73,39 per 100.00 penduduk (Dinkes, 2015).
Angka kesakitan DBD di kota Bandar Lampung berfluktuatif. Pada tahun 2012 angka
kesakitan DBD adalah 109,8 per 100.000 penduduk, lalu meningkat menjadi 235,5 per
100.000 penduduk di tahun 2013. Pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 138,8 per
100.000 penduduk, dan mengala penurunan kembali menjadi 88 dan 84,6 per 100.000
penduduk di tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2017 angka kesakitan di Bandar Lampung
mengalami penurunan kembali di bawah angka kesakitan nasional,yaitu 47,4 per 100.000
penduduk. Namun kembali meningkat menjadi 179,2 per 100.000 penduduk ditahun 2018.
2.1.3 Etiologi Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah denguedisebabkan oleh virus dengue, yang termasuk ke dalam genus
Flavivirus, keluarga Flaviviridae.Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri
dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x10 6. Terdapat 4 serotipe virus
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4yang semuanya dapat menjadi penyebab dari demam
berdarah dengue (Sudoyo, 2014).
Kriteria laboratorium :
a. Trombositopenia (≤100.000)
b. Hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan hematokrit >20%
f. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah banyak
kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada pemberian yang
terlalu sedikit.
Jika PSN DBD dapat dilakukan masyarakat secara efektif, maka populasi nyamuk Aedes
aegypti dapat ditekan serendah rendahnya, sehingga penularan DBD akan menurun.
2.2 Perilaku
Perilaku adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi
perilaku manusia adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Ada 2 hal yang dapat
mempengaruhi perilaku yaitu faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Faktor keturunan
adalah merupakan konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan perilaku makhluk hidup
itu untuk selanjutnya. Lingkungan adalah kondisi atau merupakan lahan untuk perkembangan
perilaku tersebut.Menurut Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2014) mengemukakan bahwa
perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan (respon). Ia
membedakan ada dua respon yakni:
a. Respondent respons ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.
Respon-respon yang timbul umumnya relatif tetap.
b. Operant respons ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsangan
tertentu. Perangsangan semacam ini disebut reinforcing stimulikarena perangsangan-
perangsangan tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan organisme.
Perilaku kesehatan adalah suatu proses seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistim pelayanan kesehatan dan makanan serta lingkungan. Menurut
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health
related behavior) sebagai berikut:
a. Perilaku kesehatan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
b. Perilaku sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang merasa sakit
untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.
c. Perilaku peran sakit yakni segala tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit
untuk memperoleh kesembuhan.
Bloom (1908) membagi perilaku ke dalam 3 domain namun tidak mempunyai batasan yang
jelas dan tegas yakni pengetahuan, sikap, dan tindakan.
2.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam
melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif
merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt
behavior).
Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu rangsangan dapat
diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni:
a. Tahu (know)
Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam
tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan
tingkatan pengalaman yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui.
Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
yang sebenarnya.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan
masuk ke dalam struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis (synthesis)
Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
2.2.2 Sikap
Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai
tingkah laku yang tertutup.
Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai tiga
komponen pokok, yakni:
a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko.
2.2.3 Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan.
Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan :
a. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
adalah merupakan praktek tingkat pertama.
b. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatau sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
c. Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau
sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
d. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik
Sikap Pencegaha
n DBD
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
d. Cleaning data, dilakukan untuk pembersihan data dengan cara membuang data yang
tidak berguna dengan melihat distribusi frekuensi masing-masing variabelnya.
Tabel 4.1 Distribusi Data Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Kupang Kota Tahun
2020
N
Bulan Data DBD
o
1 Januari 0
2 Februari 0
3 Maret 0
4 April 0
5 Mei 0
6 Juni 0
7 Juli 1
8 Agustus 1
9 September 3
1
Oktober 0
0
Jumlah 5
Berdasarkantabel 4.3 dapat dikatakan bahwa responden yang kurang memiliki pengetahuan
mengenai demam berdarah sebanyak 23 responden (57,5%), sedangkan responden yang
memiliki pengetahuan yang baik mengenai demam berdarah sebanyak 17 responden
(42,5%).
4.2.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penilaian kuesioner, didapatkan 20 orang responden (50%) yang
pernah terjangkit demam berdarah dan 20 orang responden (50%) yang tidak pernah
terjangkit demam berdarah. Selain itu juga didapatkan 17 responden (42,5%) yang
memiliki pengetahuan yang baik mengenai demam berdarah dan 23 responden (57,5%)
yang kurang memiliki pengetahuan mengenai demam berdarah. Untuk penilaian sikap,
terdapat 24 responden (60%) yang sudah memiliki sikap yang baik terhadap pencegahan
demam berdarah dan 16 responden (40%) yang masih kurang memiliki sikap yang tepat
dalam mencegah demam berdarah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, masih terdapat masyarakat yang
kurang memiliki pengetahuan tentang demam berdarah. Berdasarkan hasil kuesioner,
masih banyak masyarakat yang keliru dalam menjawab pertanyaan penyebab dari demam
berdarah. Hampir seluruh responde nmenjawab nyamuk sebagai penyebab dari demam
berdarah.
Sikap responden terhadap pencegahan demam berdarah juga belum seluruhnya baik.
Masihada 16 responden (40%) yang masih belum memiliki sikap yang baik dalam
pencegahan demam berdarah. Responden-responden tersebut lebih memilih menyimpan
botol-botol bekas untuk dipakai dikemudian hari. Selain itu tidak sedikit responden yang
hanya menguras bak mandi jika bak mandi kotor.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Jika dilihat dari distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan, masih terdapat 23 responden
(57,5%) yang kurang memiliki pengetahuan mengenai demam berdarah.
2. Jika dilihat dari distribusi frekuensi berdasarkan sikap, responden yang memiliki sikap
yang baik lebih tinggi yaitu sebanyak 24 responden (60%) meskipun masih terdapat 16
responden (40%) yang kurang memiliki sikap baik dalam pencegahan demam berdarah.
5.2 Saran
Untuk instansi kesehatan hendaknya meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
demam berdarah sehingga sikap dalam mencegah demam berdarah dapat terstimulus dengan
baik. Metode yang digunakan mungkin bisa melalui penyuluhan, pemasangan poster, atau
pembagian leaflet.
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencari faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan dan sikap dalam mencegah demam berdarah pada responden yang masih belum
baik agar dapat menjadi informasi yang berguna bagi instansi kesehatan dan masyarakat.
KUESIONER PENELITIAN
Lembar Persetujuan :
yang menyatakan
(……………………….)
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk pengisian :
IDENTITAS RESPONDEN :
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Jumlahanak :
6. Alamat :
7. Terjangkit DBD : Pernah/Tidak
PENGETAHUAN RESPONDEN
1. Menurut anda, apa penyebab demam berdarah?
a. Virus
b. Bakteri
c. Nyamuk
2. Menurut anda, bagaimana ciri demam pada demam
berdarah?
a. Mendadak tinggi (awalnya sehat-sehat saja)
b. Suhunya tinggi terus menerus
c. Suhu naik pada sore hari dan disertai keringat malam
3. Menurut anda, bagaimana cara mencegah demam berdarah ?
a. Pemberian vaksin demam berdarah
b. Mandi dengan air bersih
c. Melakukan pencegahan dengan membunuh nyamuk penular demam
berdarah
4. Menurut anda, apa yang sebaiknya dapat anda lakukan jika ada salah
seorang anggota keluarga menderita demam berdarah?
a. Memberi antibiotic dan jamu
b. Mengkompres dan memberi obat penurun demam
c. Memberikan jus jambu biji merah
5. Menurut anda, apakah nyamuk penyebab demam berdarah berkembang
biak di genangan air bersih ?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika seseorang terkena demam berdarah, apakah orang di sekitarnya perlu
memasang kelambu agar terhidar dari gigitan nyamuk penyebab demam
berdarah?
a. Ya
b. Tidak
7. Di bawah ini yang merupakan gejala demam berdarah adalah ? (jawaban
boleh lebih dari Satu
o Demam dan sakit kepala
o Nyeri otot dan muncul bintik-bintik merah
o Perdarahan (mimisan/gusi berdarah/BAB berdarah)
o Pembesaran hati
SIKAP