Oleh
Perceptor
dr. Karyanto, Sp.Rad.
bronkopneuonia, dan pneumonia interstisial akut. Pneumonia lobaris ditandai dengan area
konfluen udara, biasanya terbatas pada satu lobus atau segment. Bronkopneumonia
distribusinya multifokal dengan nodul yang cenderung berkumpul membentuk konsolidari ai-
space dan mengenai satu lobus atau lebih. Pneumonia intersisial akut mengenai bronkial dan
dinding bronkial, dan interstisial pulmoner, dan paling banyak disebabkan oleh virus dan
Mycoplasma pneumoniae.
Klasifikasi morfologi ini terbatas karena pola radiografi sering tidak dapat digunakan untuk
populasi dan penggunaan antibiotik secara luas mengubah pola penyakit ini. Oleh karena itu
Streptococcus penumonia merupakan penyebab paling sering dari CAP sedangkan bakteri
berkolonisasi di orofaring termasuk kokus gram positif, batang gram negatif, dan yang jarang
bakteri anaerob.
Artikel ini akan mereview gambaran radiologi yang paling sering dan tidak biasa dari
Pada pasien yang dicurigai penumonia, imaging berperan besar untuk mendeteksi, melihat
Alat imaging yang paling dasar untuk mendiagnosis pneumonia adalah foto thoraks.
Pneumonia mungkin memiliki gejala yang luas dan tekadang manifestasi klinis awal
cukuup jelas. Teknik lain seperti commuted tomography (CT) dapat digunakan,
memperlihatkan gambaran infiltrat yang tidak terlihat pada foto thoraks dan dapat
Dapat digunakan sebagai alternatif CT pada pasien yang tidak boleh terpajan radiasi
ion.
- Karakterisasi
Apakah imaging dapat digunakan untuk membedakan organisme infektif? Tew dkk.
diagnosis mencapai 67% untuk pneumonia bakterial dan 65% untuk nonbakterial.
sedikit sulit, terutama pada pasien dengan ventilasi ketika penyakit paru lain juga
mendeteksi temuan yang berhubungan. Studi yang dilakukan oleh Albaum dkk
menunjukkan bahwa reliabilitas foto thoraks untuk mendeteksi cairan pleura dan
infiltrat multipel sudah baik. Hal ini penting mengingat kedua temuan tersebut
- Follow-up
Kebanyakan pneumonia akan sembuh dalam 1-2 minggu. Resolusi yang lambat dapat
terjadi ketika ada keadaan tertentu seperti penyaki paru obstruktif kronis (PPOK),
alkoholisme, diabetes, dan defisiensy imun. Apabila pneumonia tidak sembuh, harus
CAP dapat juga disebabkan oleh organisme Gram negatif pada pasien usia lanjut, alkoholik,
yang luas. Insidensi organisme penyebab CAP berbeda-beda. Menurut Lim dkk yang paling
sering adalah S. pneumoniae (48%) diikuti oleh virus (19%), C. pneumoniae (13%),
Temuan radiologi pada CAP sama dengan pneumonia lobaris: konsolidasi airspace pada satu
segmen atau lobus, dibatasi oleh permukaan pleural. Pada CT mungin ditemukan ground
glass attenuation, nodul sentrilobular, penebalan dinding bronkial dan struktur cabang
sentrilobular.
1. Pneumonia pneumococcal
ditemukan adalah pneumonia lobaris pada satu segmen atau lobus. Akhir-akhir ini,
mungkin terlihat konfluen yang patchy yang multilobar atau bilateral. Kantor
2. Pneumonia Mycoplasma
Pneumonia tipe ini sering ditemukan pada anak-anak, remaja, dan dewasa <40 tahun.
1975, Putnan dkk mengidentifikasi dua gambaran klinis utama: unilateral dan bilateral
airspace dengan distribusi lobar atau segmental dan kelompok lainnya yang memiliki
terdapat pola yang predominan (interstisial atau alveolar) dengan lebih sering
3. Pneumonia Chlamydia
area konsolidasi terlokalisir yang mungkin tidak rata atau homogen. Chlamydia dan
Infeksi ini menular lewat droplet atau air yang terkontaminasi. Penyakit ini mungkin
terpajan air conditioning tower, sistem distribusi air dan humidifier yang terkolonisasi
bakteri. Gejala klinis pneumonia Leigonella adalah diare, sakit kepala, mialgia,
yang meluas secara cepat tampak opaksifikasi pada satu lobus atau lebih. Pada
a. Round pneumonia
Terjadi pada anak-anak dan beberapa kasus pada dewasa. Apabila terdapat
kecepatan pertumbuhannya.
CAP dapat menjadi difus dan bilateral pada pasien dengan penyakit PPOK
Pneumonia Aspirasi
Aspirasi adalah inhalasi isi orofaring atau gaster ke laring dan saluran napas bawah. Apabila
inhalasi berupa regurgitasi isi gaster yang steril maka dapat terjadi pneumotitis aspirasi; dan
Faktor predisposisi penumotitis asirasi adalah gangguan kesadaran seperti penggunaan obat-
aspirasi dikondisikan oleh disfagia neurologik, abormalits anatomi dari saluran aerodigestif
atas, refluks gastroesofageal pada orang tua, atau kebersihan oral yang buruk.
Gambaran radiografi pneumonia aspirasi dan pneumotitis bervariasi namun paling sering
ditemukan opasitas bilateral dan multisenter, biasanya pada paru kanan, dengan distribusi
yang muncul 48 jam setelah masuk rumah sakit, tidak termasuk infeksi inkubasi pada saat
masuk rumah sakit dan pneumonia yang muncul 48 jam setelah pulang dari rumah sakit.
Berdasarkan literatur, insidensi NP bervariasi, bergantung pada tipe hospitalisasi dan bangsal
Faktor risiko NP adalah kondisi pasien sebelum masuk RS, usia, keparahan penyakit
underlying, lama hospitalisasi, dan instruen yang digunakan pada tindakan invasif.
Mikroorganisme yang paling banyak menyebabkan NP adalah basil gram negatif aerob
(Enterobacteriae, E. coli, Pseudomonas aeruginosa), dan beberapa kokus gram positif seperti
S. aureus dan S. pneumoniae. Pada pasien yang dirawat di ICU, pneumonia tipe ini sering
terjadi dengan tingkat mortalitas yang tinggi (10-50%). Ventilasi mekanik menjadi faktor
risiko NP karena dapat memfasilitasi tumbuhnya diseminasi bakteri dan mekanisme batuk
menurun. Hal ini disebut dengan ventilator associated pneumonia (VAP). NP pada ICU juga
dapat terjadi pada pasien tanpa ventilasi, maka dari itu NP diklasifikasikan menjadi 2
kelompok: VAP dan pneumonia pada pasien non-ventilasi. Insiden dan mortalitas VAP lebih
tinggi dan terapi juga berbeda. Mekanisme penyebab VAP juga bervariasi tergantung pada
durasi ventilasi: VAP yang muncul pada 5 hari pertama biasanya disebabkan oleh
S.pneumoniae, H.influenzae, atau Moxarella catarrhalis, sedangkan VAP yang muncul >5
hari disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa, Acitenobacter, atau Enterobacter spp., atau
Pola radiografi NP mungkin sedikit bervariasi. Pneumonia ini paling sering bilateral dengan
fokus konsolidasi difus atau multiple tidak terbatas pada satu lobus dan seringkali terdapat
efusi pleura.
Tanda radiografi NP adalah nonspesifik. Sebuah studi oleh Wunderink dkk menemukan
bahwa tanda yang menunjukkan pneumonia hanya adanya air bronchogram, kecuali pada
pasien dengan sindrom distres aspirasi aku (ARDS). Pada pasien dengan ARDS, diagnosis
pneumonia sulit ditegakkan. Secara umum, ARDS bilateral, simetris. Adanya area
konsolidasi fokal mendukung diagnosis pneumonia namun asimetrisitas juga dapat
Dapat disimpulkan bahwa peran radiologi pada NP terbatas namun desisif. Keterlambatan
penanganan pneumonia mungkin fatal dan pemberian antibiotik mungkin memberikan hasil
negatif. Pada pasien yang dirawat di RS, foto thoraks sangat membantu ketika normal dan
menyingkirkan pneumonia. CT mungkin membantu pada beebrapa kasus yang sulit seperti
pada ARDS.
Komplikasi
Komplikasi lebih sering terjadi pada pasien dengan imunodepresi dan pneumonia
nosokomial. Kavitas mendukung diagnosis penyakit bakterial daripada viral atau infeksi
Mycoplasma. S.aureus, gram negatif, bakteri anaerob merupakan penyebab paling sering.
Gangren pulmoner merupakan bentuk kavitasi yang jarang namun menarik karena
menunjukkan sloughed lung di dalam kavitas yang besar sekunder karena trombosis
kavitasi pada pasien dengan imunodefisiensi dan Aspergillus pada host yang imunodefisiensi.
Pneumatokel merupakan ruang udara kistik yang mungkin muncul sebagai komplikasi dari
Efusi parapneumonik menjadi komplikasi pada 20-60% pasien yang dirawat dengan
pneumonia bakteial. Efusi pleura pada CAP jarang terjadi dan biasanya reaktif.
emfiema.
2. Pembesaran lobus
Proses infeksi lain seperti tuberkulosis dan pneumokokus juga dapat menyebabkan
pembesaran lobus.
Kesimpulan
pneumonia nosokomial, dan pneumonia aspirasi. Peran radiologi adalah untuk menentukan
diagnosis dan follow-up. Foto thoraks merupakan alat dasar untuk tujuan tersebut. CT
digunakan sebagai tambahan dan terutama untuk evaluasi komplikasi dari infiltrat pulmonar.
Peran radiologi pada pasien ICU sangat terbatas karena adanya overlap patologis yang dapat
menunjukkan tanda radiologi yang serupa.follow-up ketat dan korelasi klinis yang adekuat
harus dilakukan. CT pada kasus ini dapat memberikan informasi tambahan apabila pada foto