Anda di halaman 1dari 4

1.

Vaksinasi COVID-19 Puskesmas Cikancung (Desa Cikancung)

Latar Belakang

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China
Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru
coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu
singkat. Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah hampir menjangkau seluruh wilayah
provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian semakin meningkat dan
berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan
masyarakat di Indonesia, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun
2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Keputusan Presiden tersebut menetapkan COVID-19 sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) dan menetapkan KKM COVID-19 di Indonesia yang wajib
dilakukan upaya penanggulangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Permasalahan

Berdasarkan hasil data yang dihimpun dari situs covid19.bandungkab.go.id hingga 16 Juni 2021 tercatat
kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Bandung sudah mencapai 16.437 kasus dan angka kematian
akibat Covid-19 sebanyak 296 orang sementara jumlah pasien yang dinyatakan sembuh mencapai
14.283 kasus. Prinsip dasar upaya penanggulangan COVID-19 bertumpu pada penemuan kasus
suspek/probable (find), yang dilanjutkan dengan upaya untuk isolasi (isolate) dan pemeriksaan
laboratorium (test).

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

Dalam Pedoman COVID-19 terbaru disebutkan bahwa kasus COVID-19 terbagi menjadi, yaitu Kasus
Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan, Discarded, Selesai Isolasi, dan
Kematian. Untuk Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, istilah yang digunakan
pada pedoman sebelumnya adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP),
Orang Tanpa Gejala (OTG). Saat ditemukan kasus di suatu wilayah kegiatan respon penanggulangan
antara lain identifikasi dan pemantauan kontak, rujukan, komunikasi risiko dan pemutusan rantai
penularan. Pemantauan pada setiap kasus bisa dilakukan melalui telepon atau melalui kunjungan secara
berkala (harian) dan dicatat pada formulir pemantauan harian sebagaimana terlampir.

Pelaksanaan (Tinggal ganti ini sama data kalian)

Dilakukan pemantauan pasien terkonfirmasi COVID-19 di Desa Mandalasari dan Desa Cikasungka.
Pemantauan dilakukan kepada 2 orang pasien terkonfirmasi COVID-19. Pasien Tn. A, yang bertempat
tinggal di Desa Mandalasari, mengeluhkan sesak yang memberat sehingga dilakukan pemantauan
melalui kunjungan langsung, pemberian obat, dan edukasi. Pasien Ny. B, yang bertempat tinggal di Desa
Cikasungka, mengeluhkan nyeri perut dan mual yang membuat pasien tidak dapat makan sehingga
dilakukan pemantauan melalui kunjungan langsung, pemberian obat, dan edukasi.

Monitoring dan evaluasi

Pelaksanaan kegiatan vaksinasi COVID-19 berlangsung dengan lancar. Peserta vaksinasi yang hadir
sebanyak 40 orang, tetapi 3 orang ditunda untuk pemberian vaksin COVID-19 dikarenakan tidak
memenuhi kriteria yang ditentukan untuk vaksinasi COVID-19

2. Pelaksanaan SWAB Antigen pada Pasien Kontak Erat di Kecamatan Cikancung (Kalau swab pcr
tinggal ganti weh judulnya sama pelaksanaannya jadi swab PCR)

Latar belakang

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China
Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru
coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai negara dalam waktu
singkat. Dilihat dari situasi penyebaran COVID-19 yang sudah hampir menjangkau seluruh wilayah
provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian semakin meningkat dan
berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan
masyarakat di Indonesia, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun
2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Keputusan Presiden tersebut menetapkan COVID-19 sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) dan menetapkan KKM COVID-19 di Indonesia yang wajib
dilakukan upaya penanggulangan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Permasalahan

Berdasarkan hasil data yang dihimpun dari situs covid19.bandungkab.go.id hingga 16 Juni 2021 tercatat
kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Bandung sudah mencapai 16.437 kasus dan angka kematian
akibat Covid-19 sebanyak 296 orang sementara jumlah pasien yang dinyatakan sembuh mencapai
14.283 kasus. Prinsip dasar upaya penanggulangan COVID-19 bertumpu pada penemuan kasus
suspek/probable (find), yang dilanjutkan dengan upaya untuk isolasi (isolate) dan pemeriksaan
laboratorium (test).

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Pemeriksaan laboratorium yang dapt dilakukan diantaranya dari pemeriksaan leukosit, absolute limfosit
count, neutrophil limfosit ratio, trombosit, C-reactive protein, procalcitonin, serta pulse oxymetri. Selain
itu, terdapat juga tes antibody, antigen, serta PCR test yang dapat lebih akurat digunakan untuk
mendiagnosis COVID-19.

Pelaksanaan

Dilakukan kegiatan Swab Antigen pada pasien kontak erat di Puskesmas Cikancung, Kecamatan
Cikancung. Kepada sebanyak 3 orang pasien kasus kontak erat dilakukan pemeriksaan Swab Antigen.

Monitoring dan evaluasi

Pelaksanaan kegiatan Swab PCR pada pasien Kontak Erat terlaksana dengan baik dan lancar. Swab
Antigen dilakukan kepasa 3 orang pasien yang kontak erat, didapatkan hasil 2 orang positif dan 1 orang
negatif.
3. Pemantauan Pasien COVID-19

Latar Belakang dan permasalahan aku samain kaya yang pelaksanaan kegiatan swab

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Dalam Pedoman COVID-19 terbaru disebutkan bahwa kasus COVID-19 terbagi menjadi, yaitu Kasus
Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, Pelaku Perjalanan, Discarded, Selesai Isolasi,
dan Kematian. Untuk Kasus Suspek, Kasus Probable, Kasus Konfirmasi, Kontak Erat, istilah yang
digunakan pada pedoman sebelumnya adalah Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam
Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG). Saat ditemukan kasus di suatu wilayah kegiatan
respon penanggulangan antara lain identifikasi dan pemantauan kontak, rujukan, komunikasi risiko
dan pemutusan rantai penularan. Pemantauan pada setiap kasus bisa dilakukan melalui telepon
atau melalui kunjungan secara berkala (harian) dan dicatat pada formulir pemantauan harian
sebagaimana terlampir.

Pelaksanaan

Dilakukan pemantauan pasien terkonfirmasi COVID-19 di Desa Mandalasari. Pemantauan dilakukan


kepada 4 orang pasien terkonfirmasi COVID-19 yang tinggal serumah dan akan dipindahkan untuk
melakukan isolasi mandiri di Gedung BLK Manggahang, Baleendah, Kabupaten Bandung. Dari 4
pasien, 3 pasien tidak bergejala dan 1 pasien mengalami gejala ringan yaitu batuk. Setelah dilakukan
evaluasi pada pasien, hasil pemeriksaan dilaporkan ke pihak BLK lalu dilakukan pengantaran pasien
dari rumah ke BLK untuk melakukan isolasi mandiri.

Monitoring dan evaluasi

Pelaksanaan berlangsung dengan baik dan lancar. Petugas yang melakukan pemantauan memakai
APD level 3 lengkap serta pasien juga diminta untuk menggunakkan masker dan jaga jarak.

Anda mungkin juga menyukai