Penyakit infeksi jamur, masih memiliki prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia,
mengingat negara kita beriklim tropis yang mempunyai kelembapan tinggi. Jamur bisa hidup dan
tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia. Jamur bisa
menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit tersebut antara lain mikosis
yang meyerang langsung pada kulit, mikotoksitosis akibat mengonsumsi toksin jamur yang ada
dalam produk makanan, dan misetismus yang disebabkan oleh konsumsi jamur beracun.
Tinea corporiss adalah dermatofitosis pada area badan (batang tubuh). Kelainan ini dapat
bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup.
Kelainan kulit yang tampak pada paha dan perut serta kulit kepala merupakan lesi berbatas tegas.
Peradangan pada tepi lebih nyata daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri atas macam-
macam bentuk yang primer dan sekunder (polimorfi). Bila penyakit ini menjadi menahun dapat
berupa bercak hitam disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan.
Kebanyakan Tinea penyebarannya pada musim panas dan banyak berkeringat. Paling
banyak di daerah tropis. Penyebab terseringnya Epidermophyton Floccosum, namun dapat pula
oleh T. Rubrum dan T. Mentagrophytes, yang ditularkan secara langsung atau tak langsung.
Laki-laki sering dijumpai daripada perempuan dengan perbandingan 3:1. Pada orang dewasa
lebih sering dijumpai daripada anak-anak. Pada daerah yang kebersihannya kurang diperhatikan
juga beresiko serta lingkungan yang kotor dan lembap.
Tinea corporiss adalah dermatofitosis pada area badan (batang tubuh). Kelainan ini dapat
bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit yang berlangsung seumur hidup
karena dapat berulang/kambuh-kambuhan (relaps).
• Nama : Tn. M
• Umur : 44 tahun
• Jenis kelamin : Pria
• Alamat : Ganjar Asri
• Agama : Islam
• Tanggal pemeriksaan :30 Juni 2020
2.2 Anamnesis
• Keluhan Utama:
Gatal di daerah paha dan lipat perut
• Riwayat Penyakit Sekarang (autoanamnesa):
Pasien mengeluhkan adanya gatal di daerah paha dan lipat perut. Gatal ini dirasakan sejak
kurang lebih 1 bulan yang lalu, gatal dirasakan terus menerus, tidak memberat pada malam hari.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya
• Riwayat Pengobatan:
Pasien mendapat pengobatan dari Puskesmas setempat berupa salep, tetapi pasien
tidak tahu namanya. Setelah menggunakan salep tersebut, pasien tidak merasa membaik, dan
pasien merasakan gatalnya bertambah
• Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
• Riwayat Psikososial:
Pasien mandi 2 kali sehari menggunakan air sumur
Status Dermatologis
• Lokasi: perut dan lipat paha serta kulit kepala
• Distribusi: Terlokalisir
• Ruam: Plak eritematosa, berskuama, batas tegas, ukuran diameter lebih dari 10
cm, tepian polisiklik dengan central healing
Diagnosis Banding
• Eritrasma
• Kandidosis intertriginosa
Diagnosis
Tinea corporis et capitis
Kegiatan Home visit dan pemberian tambahan makanan pada Bumil KEK
Tanggal: 10 Februari 2020
Background
Prevalensi Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil tahun 2013 secara nasional yaitu sebesar
24,2% dan menurun menjadi 17,3% pada tahun 2018. Berdasarkan Kemenkes RI tahun,
penyebab terbesar kematian ibu adalah pendarahan, hipertensi, infeksi, partus lama, dan abortus.
Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
pendarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.
Salah satu bentuk faktor risiko pada ibu hamil adalah Kurang Energi Kronis (KEK) dengan
lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa
kehamilan. Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan
makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu sehingga kebutuhan ibu hamil akan zat gizi yang semakin meningkat tidak
terpenuhi. Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan
sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita dan merupakan masa
kehidupan yang penting.
Dampak Kurang Energi Kronis terhadap proses persalinan diantaranya akan berisiko terjadinya
persalinan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), dan persalinan dengan operasi
cederung meningkat. Dampak Kurang Energi Kronis (KEK) terhadap janin diantaranya berisiko
terjadinya proses pertumbuhan janin terhambat, keguguran atau abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Masalah ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) disebabkan konsumsi zat gizi yang masih
kurang. Penyebab lain terjadinya Kurang Energi Kronis (KEK) adalah penyakit infeksi, ibu
hamil yang asupan makannya cukup tetapi menderita suatu penyakit atau sakit maka mengalami
masalah yang ditandai dengan menurunnya nafsu makan yang menyebabkan asupan makan
berkurang dan ibu hamil yang asupan makannya kurang dapat menurunkan daya tahan tubuh
sehingga mudah terserang penyakit. Kecukupan gizi saat kehamilan sangat berpengaruh pada
perkembangan fisik dan kognitif bayi yang akan dilahirkan dan berpengaruh pada pertumbuhan
dan perkembangan bayi dimasa yang akan datang. Selama masa kehamilan terjadi peningkatan
kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal.
Permasalahan
1. Kurangnya asupan gizi yang cukup pada bumil KEK
2. Masih terdapat bumil yang tidak rutin melakukan pemeriksaan Anc ke puskes, bidan,
atau dokter
3. Kurangnya pengetahuan tentang KEK
4. Rendahnya minat baca bumil terhadap buku KIA yang banyak memberikan informasi
mengenai kehamilan dan perawatan bayi
Perencanaan
1. Membantu memenuhi kecukupan gizi bumil KEK dan zat besi serta Asam Folat
2. Mendorong bumil agar rutin melakukan pemeriksaan kehamilan maupun pemeriksaan
kesehatan selama hamil
3. Meningkatkan pengetahuan tentang KEK dan kehamilan dengan resiko tinggi
4. Memberikan penjelasan dan arahan agar bumil rajin membaca buku KIA selama hamil
karena penting untuk ibu maupun bayinya kelak.
Pemilihan Intervensi
1. Pembagian tablet tambah darah dan PMT jika ditemukan bumil dengan KEK
2. Pemeriksaan TTV
3. Pemeriksaan TD
4. Pemeriksaan ANC
5. Edukasi dan konseling
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2020 dengan melakukan home visit pada bumil
oleh dokter internsip dan kader. Pada kegiatan ini dilaksanakan home visit ke masing-masing
rumah 7 orang bumil yang terdata masuk dalam cakupan puskesmas Ganjar Agung. Rangakain
kegiatan pada setiap kunjungan meliputi:
- Pemeriksaan TTV dan TD
- Pemeriksaan ANC dan DJJ
- Pemberian tablet tambah darah
- Edukasi dan konseling
Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan Home visit bumil risti dan KEK sudah berjalan cukup baik.
Pelaksanaan
Kegiatan Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 18/3/2020 di PKM Ganjar Agung pada pukul
08.30 pada saat pasien menunggu pelayanan. Peserta penyuluhan adalah seluruh pengunjung
puskesmas Ganjar Agung yang datang pada jam tersebut. Media penyuluhan yaitu menggunakan
banner covid-19. Kegiatan diawali dengan penyuluhan covid-19. Kemudian diikuti dnegan
penyuluhan etika batuk yang baik, dan demonstrasi 6 lagkah cuci tangan WHO dan diikuti oleh
pada peseta. Dan diakhir sesi peserta diberikan kesempatan untuk bertanya atau diskusi.
Mengenai cakupan imunisasi, data Kementerian Kesehatan menyebutkan, sekitar 91% bayi di
Indonesia pada tahun 2017 telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Angka ini masih sedikit
di bawah target renstra (rencana strategis) tahun 2017, yaitu sebesar 92 persen. Sembilan belas
dari 34 provinsi di Indonesia juga belum mencapai target renstra. Papua dan Kalimantan Utara
menempati tempat terendah dengan capaian kurang dari 70%. Berdasarkan data tersebut,
diketahui juga bahwa hampir 9% atau lebih dari 400.000 bayi di Indonesia tidak mendapatkan
imunisasi dasar secara lengkap. Sedangkan untuk cakupan imunisasi lanjutan, persentase anak
usia 12-24 bulan yang telah mendapatkan imunisasi DPT-HB-HiB tahun 2017 mencapai sekitar
63 persen. Angka ini telah melampaui target renstra 2017 sebesar 45 persen. Puskesmas
merupakan penyelenggara posyandu yang melakukan kegiatan sesuai jadwal. Adapun salah satu
agenda wajib adalah melakukan imunisasi rutin.
Permasalahan
Kementerian Kesehatan RI menyatakan Indonesia memiliki target imunisasi pentavalen (DPT-
HB-Hib) Baduta sebesar 70% pada tahun 2018, sedangkan cakupan imunisasi pentavalen Baduta
terhitung Januari sampai Maret tahun 2018 hanya mencapai angka 10,8%. Untuk mencapai target
nasional dan global dalam eradikasi, eliminasi, dan reduksi terhadap Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) seperti tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus,
hepatitis-B, serta pneumonia. Cakupan imunisasi harus dipertahankan setinggi-tingginya dan
merata sampai mencapai tingkat Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi.
Saat ini salah satu program pemerintah terbaru terkait pemberian imunisasi adalah penggunaan
vaksin kombinasi yang dikenal sebagai Vaksin Pentavalen. Vaksin ini merupakan gabungan
vaksin DPT-HB ditambah Hib. Di Indonesia, pelaksanaan pemberian imunisasi DPT-HB-Hib
baru dilaksanakan mulai tahun 2014, sehingga pencapaian cakupan imunisasi pentavalen ini
masih belum sesuai harapan . Pada tahun 2011, Indonesia menduduki peringkat kedua dengan
806 kasus difteri setelah India. Jumlah kasus difteri di Indonesia tersebar ke-18 provinsi
termasuk Provinsi Lampung.
Permasalahan yang temukan yaitu:
1. Cakupan imunisasi dasar yang masih kurang
2. Tidak semua bayi dan balita melakukan imunisasi di posyandu sehingga dalam pendataan
harus menyeluruh
3. Dalam pelaksanaannya didapatkan kendala ada balita yang telat mendapatkan vaksin
karena demam saat akan di imunisasi sehingga ditunda.
Perencanaan
1. Meningkatakan cakupan imunisasi dasar
2. Melakukan pendataan mengenai imunisasi secara teliti dan menyeluruh
3. Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai vaksin DPT-HB-HiB (pentabio)
manfaat dan efek sampingnya agar mengurangi rasa cemas.
Pemilihan Intervensi
- Imunisasi pentabio pada balita sesuai dengan jadwalnya
- Edukasi dn konseling
Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 februari 2020 di Posyandu cempaka III pukul 09.30
sd selesai. Kegiatan diawali dengan pendataan, peningmbangan berat badan, pengisian kurva di
buku KIA, dan imunisasi. Dalam hal ini dokter internsip melakukan injeksi pentabio dengan
dosis 0,5cc secara IM. Kemudian setiap bayi atau balita yang mendapatkan pentabo dibawakan
Paracetamol sirup untuk mengantisipasi apabila terdapat KIPI seperti demam yang paling sering
terjadi. Ibu balita diberikan edukasi untuk kompres tempat bekas suntian apabila bengkak dan
memberikan Paracetamol sirup bila demam pemberiannya sesuai dosis berdasarkan berat badan
anaknya.
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring :
- Monitoring jadwal pemberian imunisasi
- Monitoring KIPI
- Monitoring BB bayi/balita setiap posyandu
Evaluasi:
Kegiatan sudah berjalan dengan baik dan rutin dilaksakaan sesuai dengan jadwal posyandu.