Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PT BPRS SARANA ARTA LEKSANA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi

Dosen Pengampu:

Disusun Oleh:
Naufal Muammar Daffa 1804100092

Kelas D

Jurusan S1 Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

METRO

1442 H

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem
Informasi dengan judul Pt BPRS Arta Leksana.

Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah
ini. Oleh sebab itu, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Metro, 30 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Sejarah............................................................................................2

C. Struktur Organisasi........................................................................3

D. Visi dan Misi................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................5

A. Produk dan Akad Keuangan........................................................5

BAB III Sistem informasi yang diterapkan manajemen perbankan dalam

menghadapi “Pandemi Virus Corona”......................................20


DAFTAR PUSTAKA...................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah bank syariah mulai ada ketika diberlakukannya Undang-undang No.7 Tahun
1992 tentang perbankan. pada waktu itu masih menggunakan menggunakan istilah
“bank bagi hasil” untuk menyebut bank yang berdasarkan prinsip syariah. Sampai
pada akhir tahun 1998, jumlah kantor bank syariah secara nasional di Indonesia
adalah sebanyak 78 kantor, yang terdiri dari 1 kantor bank umum dan 77 kantor BPR.

Dalam kurun waktu 1997 hingga saat ini lembaga perbankan syariah mengalami
pertumbuhan yang signifikan. Jumlah bank tumbuh dengan pesat dari hanya satu bank
umum syariah dan 78 BPRS pada tahun 1998 menjadi 2 bank umum syariah, 3 UUS,
dan 81 BPRS pada akhir Tahun 2001. Jumlah Kantor Cabang dari bank umum syariah
dan UUS tumbuh dari 26 menjadi 51.

Aset perbankan syariah juga tumbuh dengan pesat dari Rp. 479 milyar pada tahun
1998 menjadi Rp. 2.781 milyar pada tahun 2001. meskipun kontribusinya terhadap
total asset perbankan nasional masih relatif kecil (penetrasi asset 0,26%), asset
perbankan syariah mampu mencapai pertumbuhan 74 % pertahun selama periode
1998 – 2001. Sampai tahun 2002, industri perbankan syariah memiliki 88 institusi (2
bank umum syariah, 5 bank umu konvensional yang memiliki cabang syariah, dan 81
BPRS) dengan jumlah jaringan kantor sebanyak 136 yang tersebar di 20 propinsi.
Hingga akhir tahun 2005, terdapat 3 bank umum syariah dan 16 unit usaha syariah.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank


Indonesia, jumlah bank syariah telah mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 Bank
Umum Syariah dan 25 Unit Usaha Syariah. Jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) telah mencapai 139 unit pada periode yang sama. Total aset perbankan
syariah per Oktober 2010 mencapai Rp86 trilyun. Kemudian secara kelembagaan,
jumlah bank syariah juga mengalami peningkatan. Saat ini, sudah ada 11 Bank Umum
Syariah, 23 Unit Usaha Syariah, 146 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan
jaringan kantor mencapai 1.625 unit. Jaringan perbankan syariah saat ini juga telah
menjangkau lebih dari 89 kabupaten atau kota di 33 provinsi

Itulah perjalanan Sejarah bank syariah secara singkat yang kini menjadi bagian
kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini. Mudah-mudahan menjadi pelajaran
yang bermanfaat bagi kita.

B. SEJARAH
PT BPRS Arta Leksana merupakan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) yang
berkantor pusat di Jl. Perintis Kemerdekaan Ruko No. 30 Purwokerto. Bank ini
memiliki dua kantor yang lain, yaitu kantor cabang Wangon yang terletak di Ruko
No.7 Pasar Wangon Banyumas dan kantor kas Ajibarang di Kavling Blok E No.6
Pasar Ajibarang. Pada awalnya, BPRS ini didirikan dengan tujuan untuk memberikan
payung hukum bagi BMT Al-Amin, agar dana-dana yang tersimpan dapat dijamin
oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang baru berdiri pada
Maret 2006. Selain itu juga diharapkan dengan berdirinya BPRS Arta Leksana ini,
masyarakat akan semakin percaya dan mau menitipkan dananya sehingga akan
terkumpul dana-dana dari kaum muslimin yang dapat digunakan untuk pemberdayaan
masyarakat dan pengusaha-pengusaha yang membutuhkan modal untuk
pengembangan usahanya. Tujuan lain adalah :
a. Memberikan pelayanan permodalan bagi segenap kalangan ekonomi
lemah dengan pola bagi hasil dengan sistem syariah yang
mengedepankan prinsip kejujuran dan kekeluargaan.
b. Memberi pengertian tentang sistem ekonomi non bunga kepada
masyarat umum.
c. Menumbuhkan pengertian tentang perlunya pengaturan keuangan
yang hemat dan terencana sehingga ada unsur perencanaan keuangan
yang sederhana untuk setiap usaha-usaha yang dijalankan nasabah.
d. Memberikan pengertian sederhana bahwa agama Islam tidak hanya
mengatur masalah aqidah dan akhlaq saja tapi ada sistem syariah
yang sudah mengatur masalah ibadah dan muamalah.
e. Bahwa ajaran Islam harus benar-benar mengedepankan ajaran
Rahmatan Lil Alamin.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi ini merupakan alat terpenting bagi sebuah perusahaan atau instansi
karena dengan adanya stuktur organisasi setiap karyawan akan merasa mempunyai
tanggung jawab yang besar sehingga mereka akan melaksanakan pekerjaan itu dengan
baik dan benar. Adapun organisasi PT. BPRS Arya Leksana adalah seperti di bawah
ini:
1. Pemegang Saham :
Ahmad Tohari
Gamal Muaddi, SH. M Kn.
Socheh Narsan
Tingga Pradana
Achmad Sudarto SH
Adi Widoyoko
Widia, SE. MM.
Tri Setyaningrum,SE.
Lina Krisnawati, SE. MM.
Miko Suryantoro, ST. MT.
2. Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Khelmi Tibyani ST. MT.
Komisaris : Gamal Muaddi, SH. M Kn.
3. Dewan Pengawas Syariah
DPS Ketua : Kyai Mustolih
DPS Anggota : KH. Khotmil Kirom
4. Dewan Direksi
Direktur Utama : Hj. Widia SE. MM.
Direktur : Noviandhi Yudha Pratama, SE.

Dari struktur di atas dapat dillihat tugas-tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
bagian adalah sebagai berikut :
a. Dewan pengawas syariah bertugas mengarahkan, menganalisa serta mengawasi
jalannya kegiatan bank yang bertujuan menjamim bahwa bank telah beroperasi
sesuai dengan prinsip syariah islam.
b. Dewan komisaris bertugas sebagai penentu garis-garis besar kebijakan
perusahaan.Susunan dewan komisaris dalam hal ini dipimpin oleh seorang
komisaris utama.
c. Dewan direksi bertugas sebagai pelaksana kegiatan yang terjun langsung dan
bertanggung jawab atas kegiatan PT. BPRS Sarana Prima Mandiri. Susunan
dewan direksi dalam hal ini dipimpin oleh direktur utama.

d. Kabag.marketing bertugas memasarkan produk-produk perbankan dan mencari,


merawat nasabah (baik dalam bentuk pembiayaan maupun simpanan). Dibawah
kabang.marketing terdiri dari dua staf diantaranya :
1. Administrasi pembiayaan
2. Marketing

e. Kabag.operasional bertugas melaksanakan operasional perbankan, yang


dibawahnya terdiri dari :
1. Teller
2. Customer Service
3. IT

f. Bagian umum bertugas dibidang sarana dan pra sarana yang mana dalam hal ini
ada tiga bagian, diantaranya :
1. Office Boy
2. Security
3. Driver

D. VISI MISI
Visi : Membangun Ekonomi Umat

Misi : Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang memiliki kebermanfaatan


optimal bagi masyarakat. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar lebih
sejahtera dalam bingkai Iman dan Taqwa kepada Allah Swt.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PRODUK DAN AKAD KEUANGAN SYARIAH

Produk-Produk Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana:


1) Tabungan Wadi’ah

Merupakan investasi tabungan yang menggunakan akad Wadi’ah yang dapat

dibuka di kantor Arta Leksana baik yang ada di Wangon, Ajibarang maupun

Purwokerto. Di BPRS Arta Leksana, produk ini terdapat 2 (dua) jenis, yaitu

Wadi’ah Dhomanah dan Wadi’ah Amanah. Untuk produk tabungan wadi’ah

dhomanah, tabungan dapat diambil sewaktu-waktu oleh nasabah, selain itu nasabah

akan mendapatkan bonus dimana bonus tersebut akan diberikan berdasarkan

kebijakan dari pihak bank. Sedangkan untuk produk wadi’ah amanah, nasabah

tidak akan mendapatkan bonus apapun dari pihak bank, dan dana dari produk ini

juga tidak boleh digunakan oleh pihak bank.

BPRS Arta Leksana hanya menggunakan produk Wadi’ah Dhomanah sehingga

semua nasabah memungkinkan mendapatkan bonus. Pada bulan Oktober 2012

jumlah tabungan wadi’ah mencapai Rp3.885.032.698,- meningkat jika

dibandingkan pada bulan September 2012 yang hanya mencapai Rp

3.710.189.682,-

2) Tabungan Dana Haji

Tujuan penyelenggaraan Tabungan Haji dan Umroh adalah sebagai salah satu

produk yang dapat membantu bagi nasabah yang ingin beribadah haji dan umroh
tetapi belum bisa menyediakan dana haji dan umroh tersebut secara keseluruhan

sehingga dilakukan dengan menabung terlebih dahulu sampai dana tersebut

terkumpul dan mencukupi.

Tabungan Haji dan Umrah menggunakan akad Mudharabah sehingga atas dana

Tabungan Haji dan Umroh ini, nasabah selaku pemilik dana (shahibul maal)

berhak mendapatkan bagi hasil dari BPRS (selaku Mudharib) dimana proporsi

nisbah bagi hasilnya ditentukan dengan Surat Keputusan (SK) direksi.

3) Tabungan Qurban

Tabungan Qurban merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi nasabah yang

menginginkan qurban di saat hari raya Idul Adha. Tabungan ini merupakan

tabungan mudharabah sehingga tidak bisa diambil sewaktu-waktu. Nasabah

mendapatkan bagi hasil setiap bulannya. Pengambilan dana bisa dilakukan pada

saat dana tabungan akan digunakan untuk berqurban.

4) Tabungan Siswa Arta Leksana

Tabungan siswa arta leksana merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi para

siswa. Tabungan ini merupakan tabungan mudharabah. Para siswa yang menabung

akan mendapatkan bagi hasil setiap bulannya. Pengambilan tidak bisa sewaktu-

waktu. Pengambilan dana bisa dilakukan jika akan digunakan untuk kepentingan

sekolah.

5) Deposito Mudharabah

Yang dimaksud dengan Deposito Mudharabah adalah investasi berjangka pihak

ketiga kepada BPRS dengan menggunakan sistem bagi hasil terhadap pengelolaan
dana tersebut. Nasabah selaku shahibul maal dari dana Deposito Mudharabah

berhak mendapatkan bagi hasil dari BPRS selaku mudharib dimana proporsi nisbah

bagi hasilnya disesuaikan dengan produk jangka waktu deposito mudharabah yang

diambil.

Tabungan mudharabah yang meliputi tabungan dana haji, tabungan qurban, dan

tabungan siswa Arta Leksana pada bulan Oktober 2012 telah mencapai Rp

485.258.404,-. Sedangkan untuk deposito mudharabah telah mencapai Rp

8.959.000.000,-. Meningkat jika dibandingkan pada bulan September 2012 yang

hanya mencapai Rp 396.263.366,9 untuk tabungan mudharabah sedangkan

deposito mudharabah mencapai Rp 7.613.000.000,-

Produk Pembiayaan

a Murabahah

1. Definisi

Murabahah secara teknis perbankannya adalah akad jual

beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk

membeli barang. Dari transaksi tersebut bank mendapatkan keuntungan jual

beli yang disepakati bersama.

Murabahah merupakan kontrak penjualan dengan basis penangguhan

pembayaran (deffered payment) dan harga yang ditentukan dengan dasar fixed

mark-up profit. Harga mark-up ini bukan dihubungkan dengan penundaan

pembayaran, karena jika pihak yang didanai mengalami default pada saat jatuh

tempo maka jumlah yang harus dibayar tetap sama


19
BAB III

Sistem informasi yang diterapkan manajemen perbankan dalam menghadapi


“Pandemi Virus Corona”

Sehubung dengan adanya fenomena Pandemic Virus Corona (Covid-19) yang telah terjadi di
Indonesia, dengan ini menginformasikan dengan Nasabah Bank Arta Leksana yang
mengalami kendala atau perlambatan usaha sebagai dampak dari pandemi Virus Corona
dapat segera menghubungi kantor guna mendapatkan informasi serta solusi terhadap fasilitas
pembiayaan yang dimiliki.

Perihal relaksasi yang dapat diberikan BPRS ARTA LEKSANA terhadap Debitur yang
terkena dampak Virus Corona, adalah sebagai berikut:
1.    Prioritas Debitur yang mendapatkan relaksasi adalah :
a) Debitur yang menurut penilaian BPRS ARTA LEKSANA terkena dampak Virus Corona
b)   Nilai pinjaman/pembiayaan dibawah Rp 10 Milyar
c) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

2. Relaksasi kepada Debitur dalam bentuk Penyesuaian Pembayaran Kewajiban. Adapun


jenis relaksasi yang dapat diberikan, antara lain :
a) Perpanjangan jangka waktu;
b)    Penjadwalan kembali; dan/atau
c) Jenis relaksasi lainnya yang diberikan oleh BPRS ARTA LEKSANA.

 3.Tata cara pengajuan relaksasi dapat dilakukan dengan cara :


a)   Pengajuan relaksasi dapat dilakukan dengan cara mengisi formulir yang dapat di
download dari website resmi BPRS ARTA LEKSANA atau melalui petugas BPRS ARTA
LEKSANA.
b) Pengembalian formulir bisa dilakukan melalui email atau melalui petugas BPRS ARTA
LEKSANA.
c) Relaksasi pinjaman/pembiayaan dapat diberikan setelah adanya persetujuan dari BPRS
ARTA LEKSANA dengan mempertimbangkan kriteria nasabah yang terdampak wabah
Virus Corona.
d) Persetujuan permohonan relaksasi akan diinformasikan oleh BPRS ARTA LEKSANA
melalui saluran komunikasi BPRS ARTA LEKSANA.
e)    Bagi Debitur yang telah mendapatkan persetujuan relaksasi tetap mengikuti persyaratan
dan tata cara yang telah ditetapkan BPRS ARTA LEKSANA.
f) Bagi Debitur yang telah mendapatkan persetujuan relaksasi agar melakukan pembayaran
angsuran dengan penuh tanggung jawab sesuai perjanjian relaksasi yang telah disepakati
bersama.
 
4. Bagi Debitur yang tidak terdampak wabah Virus Corona agar tetap melakukan
pembayaran angsuran sesuai dengan perjanjian.

5. Dapat kami sampaikan bahwa BPRS ARTA LEKSANA tetap beroperasi dan memberikan
layanan kepada Nasabah.

6.Nasabah dihimbau agar selalu mengikuti informasi resmi dari BPRS ARTA


LEKSANA dan tidak mudah percaya dengan informasi yang bersifat hoax.

Untuk keterangan lebih lanjut, Nasabah dapat menghubungi Petugas di seluruh jaringan
Kantor BPRS ARTA LEKSANA terdekat.

Hal ini mendorong kami untuk mewujudkan komitmen dalam memberikan solusi terbaik bagi
Nasabah Bank SPM. Semoga langkah ini dapat memberikan kemudahan bagi usaha Nasabah.
Guna mendukung upaya Pemerintah dan Masyarakat untuk mencegah penyebaran virus
Covid-19. Perubahan ini berlaku sampai ada update informasi terbaru dari kami. Mohon maaf
atas ketidaknyaman Anda.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://bprsartaleksana.co.id/
21

Anda mungkin juga menyukai