World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 menyatakan bahwa kanker merupakan
penyakit tidak menular yang mengakibatkan kematian terbanyak di dunia. Dalam hal
ini kanker menempati urutan nomor dua penyakit mematikan setelah penyakit jantung
dan pembuluh darah. pada wanita, kanker serviks menjadi kanker ginekologi yang
paling sering terjadi. Oleh karena itu, program pemeriksaan dini kanker serviks
diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Tes IVA (inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan pemeriksaan skrining untuk
deteksi dini kanker serviks. Prosedur pemeriksaan yaitu dengan memasukkan spekulum
ke dalam vagina, agar mulut rahim (serviks) dapat di periksa secara langsung. Mulut
rahim kemudian diolesi zat asam cuka, apabila zat asam mengenai sel-sel yang
abnormal, warna jaringan akan berubah menjadi putih dan dikatakan sebagai hasil tes
positif. Mengapa memilih IVA sebagai pilihan intervensi? karena IVA mudah dan murah
untuk dilaksanakan, hampir seluruh SDM kesehatan mampu melakukannya dengan latihan
yang cukup sederhana, serta hasilnya pun cepat didapat, sehingga dengan
terlaksananya pemeriksaan IVA, maka tenaga kesehatan dapat memilih tindak lanjut
yang tepat, baik untuk terapi maupun pemeriksaan lanjutan seperti papsmear dan/atau
biopsi.
Tes IVA kali ini dilaksanakan pada tanggal 18 November 2019, di Posyandu Kuncup
Mekar Dangin Pangkung Pekutatan, berupa pemeriksaan IVA, serta pemberian pengertian
mengenai apa itu IVA dan bahaya kanker serviks.