Anda di halaman 1dari 4

Atenolol adalah adalah obat yang disebut beta-blocker.

Beta-blocker mempengaruhi jantung dan


peredaran darah (darah mengalir melalui arteri dan vena).

Indikasi:
Untuk menangani sakit di dada (angina) dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Obat ini juga
digunakan untuk mengatasi atau mencegah serangan jantung.

Dosis:

1. 5-10 mg IV dengan rata-rata 1 mg/menit


2. Dosis boleh diulangi sebanyak 5 mg IV 10 menit kemudian.
3. Berikan dosis oral 10-15 menit setelah pemberian IV terakhir diberikan.
4. 50 mg diberikan dalam 1 atau 2 dosis, dalam waktu 12 jam terpisah.
5. Dosis lanjutan: 50 mg melalui mulut (per oral) diberikan 2 kali sehari atau 100 mg
melalui mulut (per oral) sehari 1 kali.

Efek Samping:
Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); Efek CV (gagal jantung,
hipotermia, impotensi); Efek berturut-turut (bronchospasma pada pasien yang rentan dan obat
dengan kandungan beta1 harus digunakan secara hati-hati pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare,
konstipasi); Efek metabolik (bisa memproduksi hiper- atau hipoglikemia, perubahan pada serum
kolestrol & trigliserid.

Instruksi Khusus:

1. Amati HR, BP, & ECG selama pemberian IV.


2. Setelah pemberian IV pertama, pasien tanpa efek samping terbatas mungkin diubah
pemberiannya secara oral dengan target jeda HR antara 50-60 bpm.
3. Berkontra-indikasi dengan bradycardia, SBP <100mmHg, sumbatan pada paru-paru,
tanda-tanda dari peripheral hipoperfusion.
4. Gunakan dengan hati-hati pada pasien penderita bronchopasma, asma, atau penyakit
pernapasan lainnya. Gunakan dengan hati-hati pada penderita depresi, pasien dengan
peripheral vascular disease (PVD) dan pasien pengguna insulin.
5. Beta-blockers mungkin menutupi gejala-gejala hipertiroidisme dan hipoglikemia, dan
mungkin memperburuk psoriosis.
6. Pasien yang dalam pengobatan jangka panjang tidak boleh menghentikan pengunaan
secara tiba-tiba, harus berhenti secara bertahap selama 1-2 minggu.
Amlodipine merupakan antagonis kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion kalsium) yang
menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam otot polos vaskular dan otot
jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vaskular dan otot jantung. Amlodipine
menghambat influks ion kalsium secara selektif, di mana sebagian besar mempunyai efek pada sel otot
polos vaskular dibandingkan sel otot jantung.
Efek antihipertensi amlodipine adalah dengan bekerja langsung sebagai vasodilator arteri perifer yang
dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular serta penurunan tekanan darah. Dosis satu kali
sehari akan menghasilkan penurunan tekanan darah yang berlangsung selama 24 jam. Onset kerja
amlodipine adalah perlahan-lahan, sehingga tidak menyebabkan terjadinya hipotensi akut.
Efek antiangina amlodipine adalah melalui dilatasi arteriol perifer sehingga dapat menurunkan resistensi
perifer total (afterload). Karena amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung, pengurangan
beban jantung akan menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen miokardial serta kebutuhan energi.
Amlodipine menyebabkan dilatasi arteri dan arteriol koroner baik pada keadaan oksigenisasi normal
maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis amlodipine satu kali sehari dapat meningkatkan
waktu latihan, waktu timbulnya angina, waktu timbulnya depresi segmen ST dan menurunkan frekuensi
serangan angina serta penggunaan tablet nitrogliserin.
Amlodipine tidak menimbulkan perubahan kadar lemak plasma dan dapat digunakan pada pasien asma,
diabetes serta gout.

: Indikasi :.
Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospastik
(angina prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi tunggal
ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.
 
.: Kontra Indikasi :.
Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine dan
golongan dihidropiridin lainnya.
 
.: Dosis :.
Penggunaan dosis diberikan secara individual, bergantung pada toleransi dan respon pasien.
Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg satu
kali sehari. Untuk melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari.
Pada pasien usia lanjut atau dengan kelainan fungsi hati, dosis yang dianjurkan pada
awal terapi 2,5 mg satu kali sehari. Bila amlodipine diberikan dalam kombinasi dengan
antihipertensi lain, dosis awal yang digunakan adalah 2,5 mg.
Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik ataupun angina vasospastik adalah 5-
10 mg, dengan penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan fungsi hati.
Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian bersama obat-obat golongan tiazida, ACE
inhibitor,  β-bloker, nitrat dan nitrogliserin sublingual.
 
.: Efek Samping :.
Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek samping yang
timbul bervariasi dari ringan sampai sedang. Efek samping yang sering timbul dalam uji klinik
antara lain : edema, sakit kepala.
Secara umum    : fatigue, nyeri, peningkatan atau penurunan berat badan.
Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada penelitian pemakaian amlodipine pada wanita
hamil, sehingga penggunaannya selama kehamilan hanya bila keuntungannya lebih besar
dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum diketahui apakah amlodipine diekskresikan
ke dalam air susu ibu. Karena keamanan amlodipine pada bayi baru lahir belum jelas benar,
maka sebaiknya amlodipine tidak diberikan pada ibu menyusui.
Efektivitas dan keamanan amlodipine pada pasien anak belum jelas benar.
 
.: Peringatan dan Perhatian :.
Pasien dengan gangguan fungsi hati  :
Waktu paruh amlodipine menjadi lebih panjang, sehingga perlu pengawasan.
 
.: Interaksi Obat :.
Amlodipine dapat diberikan bersama dengan penggunaan diuretik golongan tiazida, α-bloker,
β-bloker, ACE inhibitor, nitrat, nitrogliserin sublingual, antiinflamasi non-steroid, antibiotika,
serta obat hipoglikemik oral.
Pemberian bersama digoxin tidak mengubah kadar digoxin serum ataupun bersihan ginjal
digoxin pada pasien normal.
Amlodipine tidak  mempunyai efek terhadap ikatan protein dari obat-obat : digoxin, phenytoin,
warfarin dan indomethacin.
Pemberian bersama simetidin atau antasida tidak mengubah farmakokinetik amlodipine.

Carotid bruit adalah suara sistolik yg terdengar di daerah arteri karotis selama auskultasi.

“Aritmia adalah kondisi di mana irama jantung tidak normal. Atau bisa juga dikatakan bahwa aritmia
atau gangguan irama jantung merupakan kelainan denyut jantung. Pada kasus ini penderita bisa
memiliki irama jantung yang terlalu cepat atau lambat. Secara normal, dalam keadaan istirahat,
kecepatan denyut jantung manusia berkisar 60–100 detak/menit.

”Gangguan irama jantung banyak jenisnya.Pada prinsipnya dapat dibagi menjadi dua,” tutur dokter yang
ahli dalam aritmia dari Rumah Sakit Jantung Binawaluya, DR dr Muhammad Munawar SpJP (K) FIHA FESC
FACC FSCAI FAPSIC FASCC FCAPSC.

Pertama aritmia yang berasal dari serambi (atrial arrhythmia) dan kedua yang berasal dari bilik
(ventricular arrhythmia). Keduanya juga terdiri atas banyak jenis. Ada yang dengan struktur jantung yang
normal (aritmia primer) dan ada yang disertai dengan kelainan jantung (aritmia sekunder).

”Angka kejadian masing-masing jenis aritmia berbeda-beda. Tetapi secara keseluruhan, antara 1–2%,
dan masing-masing jenis aritmia mempunyai kecenderungan gender yang berbeda,” ujar dia.

Penyakit ini bisa saja terjadi pada jantung normal.Ada dua golongan yang berisiko terkena gangguan
irama jantung.

Golongan pertama adalah anak-anak, dewasa, dan orang tua. Golongan kedua adalah pada orang yang
memiliki penyakit jantung lainnya, seperti penyakit jantung koroner.”

Anda mungkin juga menyukai