Indikasi:
Untuk menangani sakit di dada (angina) dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Obat ini juga
digunakan untuk mengatasi atau mencegah serangan jantung.
Dosis:
Efek Samping:
Efek CNS (kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur); Efek CV (gagal jantung,
hipotermia, impotensi); Efek berturut-turut (bronchospasma pada pasien yang rentan dan obat
dengan kandungan beta1 harus digunakan secara hati-hati pada pasien ini); Efek GI (N/V, diare,
konstipasi); Efek metabolik (bisa memproduksi hiper- atau hipoglikemia, perubahan pada serum
kolestrol & trigliserid.
Instruksi Khusus:
: Indikasi :.
Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospastik
(angina prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi tunggal
ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.
.: Kontra Indikasi :.
Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine dan
golongan dihidropiridin lainnya.
.: Dosis :.
Penggunaan dosis diberikan secara individual, bergantung pada toleransi dan respon pasien.
Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg satu
kali sehari. Untuk melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari.
Pada pasien usia lanjut atau dengan kelainan fungsi hati, dosis yang dianjurkan pada
awal terapi 2,5 mg satu kali sehari. Bila amlodipine diberikan dalam kombinasi dengan
antihipertensi lain, dosis awal yang digunakan adalah 2,5 mg.
Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik ataupun angina vasospastik adalah 5-
10 mg, dengan penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan fungsi hati.
Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian bersama obat-obat golongan tiazida, ACE
inhibitor, β-bloker, nitrat dan nitrogliserin sublingual.
.: Efek Samping :.
Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek samping yang
timbul bervariasi dari ringan sampai sedang. Efek samping yang sering timbul dalam uji klinik
antara lain : edema, sakit kepala.
Secara umum : fatigue, nyeri, peningkatan atau penurunan berat badan.
Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada penelitian pemakaian amlodipine pada wanita
hamil, sehingga penggunaannya selama kehamilan hanya bila keuntungannya lebih besar
dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum diketahui apakah amlodipine diekskresikan
ke dalam air susu ibu. Karena keamanan amlodipine pada bayi baru lahir belum jelas benar,
maka sebaiknya amlodipine tidak diberikan pada ibu menyusui.
Efektivitas dan keamanan amlodipine pada pasien anak belum jelas benar.
.: Peringatan dan Perhatian :.
Pasien dengan gangguan fungsi hati :
Waktu paruh amlodipine menjadi lebih panjang, sehingga perlu pengawasan.
.: Interaksi Obat :.
Amlodipine dapat diberikan bersama dengan penggunaan diuretik golongan tiazida, α-bloker,
β-bloker, ACE inhibitor, nitrat, nitrogliserin sublingual, antiinflamasi non-steroid, antibiotika,
serta obat hipoglikemik oral.
Pemberian bersama digoxin tidak mengubah kadar digoxin serum ataupun bersihan ginjal
digoxin pada pasien normal.
Amlodipine tidak mempunyai efek terhadap ikatan protein dari obat-obat : digoxin, phenytoin,
warfarin dan indomethacin.
Pemberian bersama simetidin atau antasida tidak mengubah farmakokinetik amlodipine.
Carotid bruit adalah suara sistolik yg terdengar di daerah arteri karotis selama auskultasi.
“Aritmia adalah kondisi di mana irama jantung tidak normal. Atau bisa juga dikatakan bahwa aritmia
atau gangguan irama jantung merupakan kelainan denyut jantung. Pada kasus ini penderita bisa
memiliki irama jantung yang terlalu cepat atau lambat. Secara normal, dalam keadaan istirahat,
kecepatan denyut jantung manusia berkisar 60–100 detak/menit.
”Gangguan irama jantung banyak jenisnya.Pada prinsipnya dapat dibagi menjadi dua,” tutur dokter yang
ahli dalam aritmia dari Rumah Sakit Jantung Binawaluya, DR dr Muhammad Munawar SpJP (K) FIHA FESC
FACC FSCAI FAPSIC FASCC FCAPSC.
Pertama aritmia yang berasal dari serambi (atrial arrhythmia) dan kedua yang berasal dari bilik
(ventricular arrhythmia). Keduanya juga terdiri atas banyak jenis. Ada yang dengan struktur jantung yang
normal (aritmia primer) dan ada yang disertai dengan kelainan jantung (aritmia sekunder).
”Angka kejadian masing-masing jenis aritmia berbeda-beda. Tetapi secara keseluruhan, antara 1–2%,
dan masing-masing jenis aritmia mempunyai kecenderungan gender yang berbeda,” ujar dia.
Penyakit ini bisa saja terjadi pada jantung normal.Ada dua golongan yang berisiko terkena gangguan
irama jantung.
Golongan pertama adalah anak-anak, dewasa, dan orang tua. Golongan kedua adalah pada orang yang
memiliki penyakit jantung lainnya, seperti penyakit jantung koroner.”