Adrenalin Intramuskular
Pemberian secara intramuskuler merupakan pilihan pertama dari cara pemberian adrenalin pada
penatalaksanaan syok anafilaktik. Adrenalin memiliki onset yang cepat setelah pemberian
intramuskuler dan pada pasien dalam keadaan syok, absorbsi intramuskuler lebihg cepat dan
lebih baik dari pada pemberian subkutan. Pasien dengan alergi berat dianjurkan untuk pemberian
sendiri injeksi intramuskuler adrenalin.
Volume injeksi adrenalin 1:1000 (1mg/ml) untuk injeksi intramuskuler pada syok anafilaksis.
2. Adrenalin Intravena
Pada saat pasien tampak sangat kesakitan dan benar-benar diragukan kemampuan sirkulasi dan
absorbsi injeksi intramuskuler, adrenalin mungkin diberikan dalam injeksi intravena lambat
dengan dosis 500mcg (5ml dari pengenceran injeksi adrenalin 1:10000) diberikan dengan
kecepatan 100 mcg/menit dan dihentikan jika respon dapat dipertahankan. Pada anak-anak dapat
diberi dosis 10mcg/kgBB (0,1ml/kgBB dari pengenceran injeksi adrenalin 1:10000 dengan
injeksi intravena lambat selama beberapa menit.
Daftar Pustaka
Alirifan,2007,Penatalaksanaan Syok Anafilaksis, http://alirifan.blogspot.com/2007/11, diakses
tanggal 10 Maret 2009