Anda di halaman 1dari 2

1.

Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas hidup anak salah satunya ditentukan oleh penanaman perilaku kesehatan sejak dini.
Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengetahuan, sikap, motivasi, dan
lingkungan. Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan
telinga terhadap objek tertentu. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek, baik
yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut.

Salah satu bentuk perilaku hidup sehat adalah dengan menjaga kebersihan diri. Mencuci tangan merupakan
salah satu cara untuk menghilangkan kuman dan untuk menghindari penularan penyakit. Di sekolah, anak
tidak hanya belajar, tetapi banyak kegiatan lain seperti bermain, bersentuhan, ataupun bertukar barang-
barang dengan teman-teman. Kuman yang terdapat di alat tulis, buku, dan benda lain akan mudah berpindah
dari tangan satu anak ke anak lainnya, sehingga penyakit akan mudah menular. Jadi, mencuci tangan harus
dilatih sejak dini pada anak agar memiliki kebiasaan mencuci tangan, sehingga anak terhindar dari penyakit.

Cuci tangan dengan sabun (CTPS) yang dipraktekan dengan tepat dan benar merupakan cara termudah dan
efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit seperti diare, kolera, Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA),
cacingan, flu, hepatitis A, dan flu burung. Mencuci tangan dengan air dan sabun lebih efektif menghilangkan
kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit, dan secara bermakna dapat mengurangi jumlah
mikrooganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri, dan parasite lainnya pada kedua tangan. Perilaku
cuci tangan pakai sabun (CTPS) yang tidak benar masih banyak ditemukan pada anak usia 10 tahun ke
bawah. Karena anak pada usia-usia tersebut sangat aktif dan rentan terhadap penyakit, maka dibutuhkan
kesadaran dari mereka bahwa pentingnya perilaku sehat cuci tangan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
.

2. Permasalahan

Namun dalam kenyataannya pada indikator cuci tangan pakai sabun (CTPS), hasil survey ESP (Environmental
Survey Programme) menemukan bahwa rata-rata hanya 6-12% penduduk Indonesia yang melakukan CTPS
dengan benar, sisanya belum mengetahui apa akibat jika tidak melakukan cuci tangan, manfaat mencuci
tangan, dan waktu yang tepat mencuci tangan.

3. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

Berdasarkan permasalahan tersebut maka di rencanakan untuk melakukan penyuluhan mengenai Cuci
tangan pakai sabun (CTPS) yang benar, diharapkan masyarakat mendapat informasi secara lengkap, jelas
dan benar. Perilaku CTPS yang benar penting untuk dilakukan untuk mencegah penyebaran pathogen diare,
infeksi saluran pernapasan, flu burung (H1N1), dan cacingan. KajianWorld Health Organitation (WHO) secara
umum di dunia menyatakan bahwa cuci tangan menggunakan sabun dapat mengurangi angka kejadian diare
sebesar 47 %

4. Pelaksanaan (Proses Intervensi)


Kegiatan penyuluhan dilakukan pada tanggal 18 April 2019 di Balai Desa Randubener. Dihadiri oleh
perwakilan puskesmas, perwakilan desa, ibu bidan desa, dan ibu-ibu yang hadir pada Posyandu Balita
Materi Penyuluhan berfokus pada :
1. Pengertian mengenai Cuci tangan Pakai Sabun (CTPS)
2. Latar belakang pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Memberikan informasi-informasi penting yang meliputi:
- Tujuan Cuci tangan pakai sabun
- Pentingnya Cuci tangan pakai sabun
- Waktu yang tepat mencuci tangan
- Langkah-langkah mencuci tangan yang benar
5. Monitoring dan Evaluasi

Di akhir acara peserta dipersilahkan untuk bertanya. Kemudian peserta diberi kesempatan untuk dapat
mengingat kembali materi penyuluhan yang sudah diberikan dengan cara Pemateri memberikan
pertanyaan kepada peserta seputar materi tersebut. Sebagian besar peserta dapat mengingat informasi
tersebut dan diharapkan dapat mengimplementasikannya.

Anda mungkin juga menyukai