Anda di halaman 1dari 3

PENYULUHAN DIARE

A. Latar Belakang Permasalahan atau Kasus


Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat,
walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang
dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan namun
penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan
menimbulkan kematian. Di Indonesia, hasil survei yang dilakukan oleh program,
diperoleh angka kesakitan Diare untuk tahun 2000 sebesar 301 per 1.000 penduduk,
angka ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei yang sama pada tahun 1996
sebesar 280 per 1.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan laporan kabupaten/ kota pada
tahun 2008 diperoleh angka kesakitan diare sebesar 27,97 per 1000 penduduk.
Sedangkan angka kesakitan diare pada tahun 2009 sebesar 27,25 per 1000 penduduk.
Penyakit diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan frekuensi
lebih dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lender dalam tinja.
Berdasarkan ilmu pengetahuan pada saat ini dimana teknologi untuk pencegahannya
sudah cukup dikuasai, akan tetapi permasalahan tentang penyakit diare dalam
masyarakat, sampai saat ini masih merupakan masalah yang relative besar, sehingga
dapat disimpulakn bahwa untuk mengatasi penyakit diare tidak cukup hanya dengan
menguasai teknologi pengobatan maupun pencegahannya saja.
Faktor hygiene dan sanitasi merupakan masalah penyebab terjadinya diare yaitu
pengadaan sumber air bersih, jamban keluarga, serta perilaku cuci tangan dengan
sabun. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare secara langsung adalah
perilaku cuci tangan ibu balita, hygiene, dan sanitasi, serta keadaan status gizi balita.
Perilaku ini semestinya ditempatkan pada jajaran paling atas sebagai program
kesehatan masyarakat di puskesmas, dimana fungsi puskesmas sebagai layanan
kesehatan formal yang paling dekat dengan masyarakat perlu mendapatkan peran lebih
besar, untuk dapat menjangkau masyarakat guna memberikan informasi dan mengubah
perilaku bersih.

B. Permasalahan di Keluarga, Masyarakat dan Kasus


Jumlah penderita penyakit diare masih cukup tinggi diwilayah kerja puskesmas
Kembangbahu. Penyakit diare termasuk 10 besar penyakit terbanyak di wilayah kerja
puskesmas Kembangbahu. Dan hingga kini penyakit diare masih banyak menyerang
penduduk di wilayah kerja puskesmas Kembangbahu, khususnya bayi dan balita.

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka mengadakan penyuluhan
kesehatan dengan materi “Penyakit Diare”. Pada penyuluhan ini akan disampaikan
mengenai pengertian diare, tanda-tanda penyakit diare, penyebab munculnya diare,
tindakan pertama yang dapat dilakukan di rumah ketika anak diare, penatalaksaan
diare, pencegahan diare, dan lain sebagainya.

D. Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan mengenai Penyakit Diare ini dilaksanakan pada tanggal
27 April, bertempat di salah satu rumah kader di desa kedung megarih, wilayah kerja
puskesmas Kembangbahu. Selama penyuluhan, pemateri menyampaikan informasi
mengenai pengertian diare, tanda-tanda penyakit diare, penyebab munculnya diare,
tindakan pertama yang dapat dilakukan di rumah ketika anak diare, penatalaksaan
diare, pencegahan diare, dan lain sebagainya. Kemudian di akhir sesi, pemateri
memberi kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya seputar penyakit
diare.

E. Monitoring dan Evaluasi


Kesimpulan
Penyuluhan mengenai penyakit diare berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Semua peserta mengikuti penyuluhan hingga selesai dan berpartisipasi aktif
memberikan pertanyaan seputar diare dan penyakit lainnya. Setelah pemberian materi
dan sesi tanya jawab, pemateri kemudian memberikan beberapa pertanyaan sederhana
seputar diare untuk mengetahui seberapa jauh para peserta memahami materi yang baru
disampaikan. Hampir seluruh peserta aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai