Anda di halaman 1dari 45

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN

KEPUASAN PASIEN DI RSUD MADANI PALU

Proposal Penelitian

Oleh

EMI FEBRIANTI
PO7120318025

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM
STUDI PRODI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan di


hadapan Tim Penguji Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu
Jurusan Keperawatan Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
Palu.

Nama : Emi Febrianti


Nim : P07120318025

Palu, Juli 2022


Pembmbing I

Lindanur Sipatu,S.Kep,Ners,MM
Nip. 198006162002122002

Palu, Juli 2022


Pembimbing II

Helena Pangaribuan,S. Kep. Ns.,M.Kep


Nip.
19720520199
6032002

Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Palu
Iwan,S. Kep.Ns.,SH.,M.Kes
Nip. 197703262003121004
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
i
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim
penguji Poltekkes Kemenkes Palu.

NAMA : Emi Febrianti


NIM : P07120318025

Palu, Agustus 2022


Penguji 1,

Dr. Irsanty Collein, Ns.Sp.Kep.M.B


NIP : 197910112000122003

Palu, Agustus 2022


Penguji 2,

Dr. Jurana, S. Kep,Ns., M.Kes


NIP. 197112151991012001

Palu, Agustus 2022


Penguji 3,

Arifuddin, S.SIT., M.Kes


NIP. 19690322 198902 1 002

Menyetujui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Palu
Iwan. S.Kep.Ns., M.Kes
Nip. 19690605 199002 1 002
DAFTAR ISI
ii

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ...................................................... ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................
.................................................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. iv
LAMPIRAN........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Perilaku Caring Perawat.............................................. 8
B. Konsep Kepuasan Pasien........................................................
19
C. Kerangka Konsep....................................................................
23
D. Hipotesis...............................................................................
................................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..............................................
.........................................................................................24
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................
.........................................................................................24
C. Populasi dan Sampel ................................................................
.........................................................................................25
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional........................
.........................................................................................26
E. Pengumpulan Data ...................................................................
.........................................................................................27
F. Pengolahan Data .....................................................................
.........................................................................................28
G. Analisis Data ............................................................................
.........................................................................................29
H. Penyajian Data ........................................................................
.........................................................................................30
I. Etika Penelitian ..................................................................
30

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................


................................................................................................................................
32
LAMPIRAN

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar: Halaman
2.1 Kerangka Konsep ................................................................ 23
iv
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data

Awal

Lampiran 2 Surat Izin Pengambilan Data

Akhir

Lampiran 3 Lembar Persetujuan

Responden

Lampiran 4 Kusioner Perilaku Caring

Lampiran 5 Kusioner Kepuasan Pasien

Lampiran 6 Tabel Kegiatan Penelitian


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan dalam hal pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu telah

menjadi sorotan masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan.

Penyelenggara pelayanan kesehatan paripurna harus dimiliki rumah sakit

karena tidak hanya mengatasi pasien dengan kasus covid 19 tapi juga

penyakit umum lainnya sehingga harus mampu memberikan pelayanan yang

lebih berkualitas untuk memenuhi tuntunan masyarakat secara luas. Salah

satu pelayanan penting yang perlu mendapat perhatian adalah pelayanan

rawat jalan, karena kecenderungan masyarakat memilih pelayanan yang

cepat dan lengkap (Febriawati, 2020).

Mutu pelayanan Keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan

kesehatan yang menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan

keperawatan di masyarakat, salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan itu

adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskanpasien atau

tidak. Semakin meningkat tuntutan dan kebutuhan pasien, maka semakin

meningkat mutu pelayanan kesehatan yang diberikan. Pelayanan yang dirasakan

oleh pasien akan dibandingkan dengan harapannya itulah yang disebut

kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah perasaan puas pasien setelah

membandingkan kinerja dari pelayanan kesehatan yang terima dengan

1
2

harapannya (Az-Zahroh, 2017).

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada

orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi (Nursalam, 2018). Caring

merupakan tindakan perawat yang menunjukan kasih sayang, empati serta ikhlas

dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat ini bertujuan untuk memberikan

asuhan keperawatan melalui suatu pendekatan yang berorientasi pada kepedulian

perawat terhadap klien, dimana perilaku caring perawat ini sesuai dengan

tuntutan masyarakat yang mengharapkan pelayanan kesehatan yang baik dan

berkualitas. Sehingga jika perilaku caring ini diterapkan dengan baik maka klien

akan merasa puas dan akan berdampak pada peningkatan mutu pelayanan

keperawatan (Watson, 2014).

Dalam melaksanakan perilaku caring menurut Watson (2014) dalam

Theory of human Care mengungkapkan bahwa ada sepuluh faktor yang

mencerminkan perilaku caring dari perawat. Sepuluh faktor tersebut adalah

membentuk sistem nilai humanistic-altruistik, menanamkan keyakinan dan

harapan, mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain, membina

hubungan saling percaya dan saling membantu, meningkatkan dan menerima

ekspresi perasaan positif dan negatif, menggunakan metode pemecahan masalah

yang sistematis dalam pengambilan keputusan, meningkatkan proses belajar

mengajar interpersonal, menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi,

dan atau memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual, membantu dalam


3

pemenuhan kebutuhan dasar manusia, mengembangkan faktor kekuatan

eksistensial fenomenologis.

Berdasarkan hasil survey kepuasan pasien yang di lakukan oleh Kemenkes

RI (2020) menunjukkan bahwa 14% pasien tidak puas terhadap pelayanan

kesehatan yang di berikan, sedangkan petugas dalam memberikan pelayanan

umumnya telah baik di mana perilaku perawat dalam memberikan pelayanan

keperawatan berada di rangking kedua (84%) di bawah dokter (86%) dari data ini

menunjukkan bahwa masih ada pasien yang tidak puas terhadap pelayanan

keperawatan yang diberikan, di mana salah satu penyebabnya adalah perilaku

caring yang di berikan masih kurang memuaskan. Kenyataan yang di hadapi saat

ini adalah bahwa kebanyakan perawat terlihat secara aktif dan memuaskan diri

pada fenomena medik seperti diagnostik dan cara pengobatan. Ketika seorang

perawat sedang menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien dengan

menerapkan sifat caring akan selalu memperhatikan keseluruhan aspek caring.

Perawat tidak hanya bekerja pada lingkup tanggung jawabnya saja, tetapi ia juga

berinteraksi dengan lingkungannya (Kemenkes RI, 2020).

Kualitas pelayanan rawat inap di rumah sakit salah satunya dapat dilihat

melalui pemanfaatan penggunaan tempat tidur. Pemanfaatan penggunaan tempat

tidur untuk pelayanan rawat inap dinilai melalui indikator seperti Bed

Occupancy Ratio (BOR), Length Of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI), Bed

Turn Over (BTO). BOR yang ideal adalah sekitar 60%- 85%, LOS antara 6-7

hari dan TOI idealnya dalam waktu 1-3 hari. Di RSUD Madani, BOR rata-rata
4

tahun 2021 adalah 87,46%, rata-rata LOS adalah 6,4 hari dan rata-rata TOI 2,4

hari. Jika dilihat berdasarkan indikator, maka LOS dan TOI masih berada pada

standar, namun berdasarkan BOR, maka rata-rata BOR tahun 2019 melebihi

ambang batas atas yang telah di tetapkan (RSUD Madani, 2021).

Rumah Sakit Umum Daerah Madani merupakan salah satu rumah sakit

pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang terletak di kelurahan Mamboro Palu

Utara. RSUD Madani Memiliki pelayanan unggul dari perawatan jiwa dan

dibuka sejak tahun 1987. Sejak tahun 2003 RSUD Madani melayani pasien rawat

umum dan poliklinik umum sebagai rawat jalannnya. Tahun 2022 jumlah pasien

rawat jalan yang berobat di RSUD Madani berjumlah 15.671 pasien, dan data

pasien masuk di ruang rawat inap berjumlah 2.540 pasien. Data terakhir untuk

pasien masuk di ruang rawat inap RSUD Madani Palu pada bulan Mei berjumlah

515 orang (RSUD Madani, 2021).

Jika ditinjau berdasarkan tingkat kepuasan pasien di RSUD Madani, masih

banyak dari pasien dan keluarga pasien yang mengeluhkan kurang optimalnya

pelayanan yang diberikan. Hal ini tergambarkan dalam hasil survei Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) tahun 2019. Indikator kepuasan pasien yang

ditetapkan oleh rumah sakit adalah lebih dari 85%. Berdasarkan Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit berdasarkan Kemenkes no. 129 tahun 2008,

kepuasan pasien untuk rawat inap harusnya lebih dari 90%. Namun

kenyataannya di RSUD Madani pada semester 1 tahun 2019, rata-rata

pencapaian IKM hanya 79,67%.


5

Penelitian mengenai perilaku caring perawat pernah dilakukan oleh

Sumarwati (2012) di RSUP Fatmawati. Penelitian ini dilakukan untuk

menggambarkan perilaku caring perawat berdasarkan 10 perilaku caring Watson

(1979). Hasil penelitian didapat caring perawat sangat buruk. Hanya 19% pasien

yang dinilai berperilaku caring baik, sedangkan 81% lainnya merasa perilaku

caring perawat tidak baik .

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Winda Septianalita (2012), yang

meneliti tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di RSUD

Madani menunjukan bahwa dari populasi berjumlah 59 orang dan sampel

berjumlah 37 responden, diambil dengan menggunakan teknik simple random

sampling. Hasil penelitian didapatkan responden yang menyatakan puas

berjumlah 20 responden (54,05%) dan yang menyatakan kurang puas berjumlah

17 responden (45,95%).

Hasil studi pendahuluan peneliti di RSUD Madani pada tanggal 20 Mei

2022 terhadap 10 orang pasien dan 10 orang keluarga pasien di ruang tunggu

rawat inap dengan mengajukan 10 item pertanyaan tentang caring perawat. Hasil

dari pendahuluan ini didapat bahwa 60% pasien menilai bahwa perawat tidak

berperilaku caring. Sedangkan keluarga pasien sebanyak 70% menilai bahwa

perawat tidak berperilaku caring. Dari wawancara peneliti dengan diklat RSUD

Madani, selama ini belum ada penelitian yang menghubungkan antara perilaku

caring perawat dengan kepuasan pasien di RSUD Madani Palu. Dari uraian

diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan


6

perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di RSUD Madani”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah

“Apakah ada hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di

RSUD Madani?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di RSUD Madani.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perilaku caring perawat di Rumah Sakit Umum Daerah

Madani.

b. Untuk mengetahui kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah

Madani.

c. Untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien di RSUD Madani

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit, sebagai umpan balik dalam merancang kebijakan Rumah

Sakit untuk dapat dijadikan dasar pemikiran dalam rangka menemukan upaya-

upaya (mencari solusi yang terbaik dan tepat) yang perlu dilakukan untuk

perbaikan dalam berbagai bidang layanan terutama pelayanan asuhan

keperawatan dan untuk mengembangkan program yang lebih berorientasi


7

kepada kepuasan pasien, sesuai dengan visi dan misi rumah sakit sebagaimana

yang telah ditetapkan.

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dijadikan sebagai

bahan kepustakaan dan dapat di jadikan referensi tambahan terkait

“Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien” bagi

mahasiswa keperawatan

3. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

melakukan penelitian hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Madani tahun 2022.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian dapat menjadi suatu karya ilmiah

umum yang dapat dijadikan referensi atau pembanding untuk penelitian

berikutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Perilaku Caring Perawat

1. Pengertian

Caring merupakan pengetahuan manusia, inti dari praktik keperawatan

yang bersifat etik dan filosofikal (Marriner dan Tomey, 2016).

Caring bukan semata-mata perilaku, Caring adalah cara yang memiliki

makna dan memotivasi tindakan. Caring ini juga diartikan sebagai tindakan

yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil

meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth, et all, 2016).

Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus serta sentral

dari praktik keperawatan yang dilandaskan pada nilai-nilai kebaikan, perhatian,

kasih terhadap diri sendiri dan orang lain serta menghormati keyakinan spiritual

klien (Watson 2014). Caring adalah suatu karakteristik interpersonal yang tidak

diturunkan melalui genetika, tetapi dipelajari melalui pendidikan sebagai budaya

profesi (George, 2017).

Dwidiyanti (2018) selanjutnya menyatakan bahwa Caring merupakan

manifestasi dari perhatian kepada orang lain, berpusat pada orang,

menghormati harga diri dan kemanusiaan, komitmen untuk mencegah

terjadinya suatu yang memburuk, memberi perhatian dan konsen,

menghormati kepada orang lain dan kehidupan manusia, cinta dan ikatan,

8
9

otoritas dan keberadaan, selalu bersama, empati, pengetahuan,

penghargaan dan menyenangkan.

Morrison dan Burnard (2016) menggambarkan Caring sebagai suatu

proses yang memberikan kesempatan kepada seseorang (baik pemberi asuhan

(carrer) maupun penerima asuhan) untuk pertumbuhan pribadi, yang

didukung dengan aspek-aspek pengetahuan, penggantian irama, kesabaran,

kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati, harapan dan keberanian.

2. Asumsi tentang Caring

Watson (2014) menyebutkan terdapat tujuh asumsi yang mendasari

konsep Caring, yaitu:

a. Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktikkan secara

interpersonal

b. Caring terdiri dari faktor kuratif yang berasal dari kepuasan dalam

membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien.

c. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat

itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut

nantinya.

d. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung

perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih

tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri.

e. Caring lebih kompleks dari pada curing, praktik Caring memadukan antara

pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang


10

berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang

sakit

f. Caring merupakan inti dari keperawatan.

3. Konsep Keperawatan Jean Watson

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan

teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan

Watson didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Watson

memahami manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling

berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup)

berupa kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan

ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi

kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial

(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,

kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk

pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri (Hidayat, 2018).

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, manusia adalah makhluk yang

sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam

upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik

fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara

pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut

keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah

terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan


11

kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

(Hidayat, 2018).

Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan,

pemberi bantuan bagi klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan

atau mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan

proses perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami prilaku

dan respon manusia terhadap masalah yang aktual maupun potensial,

kebutuhan manusia dan bagaimana berespon dengan orang lain dan

memahami kelebihan dan kekurangan klien dan keluarganya, sekaligus

pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan

kenyamanan, perhatian dan empati pada klien dan kelurganya. Asuhan

keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan dalam

memberikan pelayanan pada klien. Aplikasi teori Watson membuat perubahan

secara sadar dengan tujuan untuk meningkatkan interaksi dengan klien,

interaksi caring-healing, menginspirasi klien untuk sembuh secara fisik,

emosi dan spiritual, menggabungkan pengetahuan ilmiah dan filosofis, perlu

banyak human care dalam masyarakat dan pelayanan kesehatan serta memilih

untuk hidup sebagai makhluk yang caring dan penuh kasih sayang untuk

meningkatkan asuhan keperawatan Watson (1987, dikutip dari Potter & Perry

2018).

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan

“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan


12

transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk

meningkatkan dan melindungi klien sebagai manusia yang mempengaruhi

kesanggupan klien untuk sembuh (Sartika, 2016).

Sedangkan teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah

et all (1960) meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia

untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik

klien maupun keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat

harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungan interpersonal,

psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi, dan

sosiologi serta pengetahuan tentang ilmu-ilmu dasar dan keterampilan

keperawatan tertentu. Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan

masalah dan pembuat keputusan serta merumuskan gambaran tentang

kebutuhan klien secara individual (Potter & Perry, 2018).

4. Perilaku Caring

Perilaku caring (caring act) adalah suatu tindakan yang dilakukan

dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh (Dwidiyanti, 2018).

Tindakan dalam bentuk perilaku caring seharusnya diajarkan pada manusia

mulai sejak lahir, masa perkembangan, masa pertumbuhan sampai di kala

meninggal. Perilaku caring adalah esensi dari keperawatan yang membedakan

dengan profesi lain dan mendominasi serta mempersatukan tindakan-tindakan

keperawatan. Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural

dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain. Perilaku
13

caring bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial, pandangan dan

nilai kultur setiap orang yang berbeda pada satu tempat dengan tempat lain

(Dwidiyanti, 2018).

5. Indikator caring

Membangun pribadi caring perawat dapat melalui pengembangan

indikator 10 caratif caring (Watson, 2014) sebagai berikut:

a. Sistem nilai humanistik-altruistik

Humanistik-altruistik dibangun dari pengalaman, belajar dan upaya-upaya

mengembangkan sikap humanis. Proses tumbuh kembang manusia akan

berpengaruh dalam mengembangkan jiwa altruistik dan humanis ini.

Biasanya proses tersebut merupakan hasil dari saling mempengaruhi baik

dari lingkungan sosial maupun orang tua Pengembangan faktor ini dapat

dimulai sejak dalam masa pendidikan.

b. Kepercayaan-harapan

Perawat menggunakan kekuatan sugestif secara positif untuk

memberikan dukungan pada pasien untuk yakin akan mendapat

kesembuhan. Hal ini harus diawali dari keyakinan dalam diri perawat

sendiri bahwa dengan sentuhannya pasien akan dapat kesembuhan.

Pengalaman dalam pelayanan memberikan kekuatan bahwa peran perawat

merupakan variabel penting dalam pemberi kepuasan dan kesembuhan.


14

c. Sensitif terhadap diri sendiri dan orang lain

Ditumbuhkan dengan cara megembangkan perasaan diri, merasakan emosi,

meningkatkan sensitivitas dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal

ini perawat dituntut mengembangkan sensitivitas terhadap klien.

d. Pertolongan Hubungan saling percaya.

Untuk mendapat hubungan saling percaya dengan pasien, seorang perawat

harus mempunyai kemampuan berkomunikasi terapeutik yang baik.

Perawat harus bisa membedakan komunikasi dan komunikasi terapeutik.

e. Pengembangan dan penerimaan terhadap ekspresi perasaan positif dan

negatif ekspresi yang benar atau sesuai menunjukkan bahwa seseorang

berada pada tingkat kesadaran tertentu.

f. Penggunaan metode ilmiah, problem solving dalam pengambilan

keputusan.

Diperoleh melalui riset yang berkesinambungan, pemberian arti terhadap

ilmu dan peningkatan pengetahuan.

g. Peningkatan proses belajar-mengajar dalam interpersonal

Fokusnya adalah proses belajar mengajar untuk meningkatkan pemahaman

dengan memperoleh informasi dan alternatif pemecahan masalah. Secara

personal perawat harus siap untuk menerima pengetahuan (ilmu) baru

dalam keperawatan dengan cara meningkatkan pedidikan formal dan non

formal.
15

h. Suportif, korektif dan protektif terhadap mental, fisik, sosiokultural dan

spiritual

Variabel eksternal dari faktor ini adalah fisik, keamanan, keselamatan dan

lingkungan. Variabel internal meliputi mental, spiritual dan aktivitas

cultural. Perawat harus mampu memberikan support, proteksi dan koreksi

terhadap variabel tersebut.

i. Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Kebutuhan dasar manusia menurut Watson terdiri dari :

1) Survival needs (biophisycal needs)

2) Fungsional needs (Psychophisical needs)

3) Integratif needs (Psychososial needs)

4) Growth-seeking needs (intrapersonal-interpersonal needs)

j. Dikembangkan faktor eksternal phenomenological

Yaitu studi tentang keberadaan manusia dengan menggunakan analisis

phenomenological. Bagi perawat faktor ini membantu menerima dan

menengahi ketidaksesuaian pandangan seseorang secara holistic ketika saat

yang bersamaan ditugaskan memenuhi kebutuhan secara hirarkikal.

Gabungan dari faktor ini adalah ilmu keperawatan yang membantu perawat

memahami pengertian seseorang dalam menemukan hidupnya dan

memahami seseorang dalam mengartikan setiap kejadian.


16

6. Aplikasi Prilaku Caring dalam Praktek Keperawatan

Linda Hall mengemukakan sebagai seorang perawat, kemampuan care,

core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan

asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Lydia Hall mengemukakan

perpaduan tiga aspek tersebut dalam teorinya. Core merupakan dasar dari ilmu

sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama

dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu

patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total

kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan Julia (1995, dalam

Sartika, 2018). Care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri

seorang ibu. Care mendasari kejujuran, autonomi dan keadilan serta etik dan

moral yang penting sekali bagi keperawatan (Basford & Slevin, 2016).

Dalam melakukan askep yang harus dilakukan mencakup: sikap caring,

hubungan perawat klien yang terapeutik, kolaborasi dengan anggota tim

kesehatan lain, kemampuan dalam memenuhi kebutuhan klien, kegiatan

jaminan mutu pelayanan.

Aplikasi caring perawat seperti memperkenalkan diri serta membuat

kontrak hubungan, memanggil klien dengan namanya, menggunakan

sentuhan, mengkaji lebih lanjut keinginan klien, menyakinkan klien bahwa

perawat akan membantu klien dalam memberikan askep, memenuhi

kebutuhan dasar klien dengan ikhlas, menjelaskan setiap tindakan yang akan

dilakukan (inform Consent), mendengarkan dengan penuh perhatian, bersikap


17

jujur, bersikap empati, dapat mengendalikan perasaan, selalu mendahulukan

kepentingan klien, tidak menerima uang dari klien, memberi waktu dan

perhatian, bekerja dengan trampil, dan cermat berdasarkan ilmu, kompeten

dalam melakukan tindakan keperawatan, berespon dengan cepat dan tanggap,

mengidentifikasi secara dini perubahan status kesehatan klien, serta

memberikan rasa aman dan nyaman (Kozier, 2016).

7. Menumbuhkan Prilaku Caring Perawat

Setiap perawat harus memahami caring, tulus dan berusaha memahami

apa yang dirasakan klien berbeda-beda sehingga perawat dapat memberikan

asuhan keperawatan bermutu yang diberikan perawat dapat dicapai apabila

perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien berupa memberikan

kenyamanan, kasih sayang, kepedulian, empati, memfasilitasi, minat,

keterlibatan, tindakan konsultasi kesehatan, tindakan instruksi kesehatan,

tindakan pemeliharaan kesehatan, perilaku menolong, cinta, kehadiran,

perilaku protektif, berbagi, perilaku stimulasi, penurunan stress, bantuan,

dukungan, surveilands, kelembutan, sentuhan dan kepercayaan (Creasia &

Parker, 2015).

8. Pentingnya Aplikasi Caring

Bersikap “caring” sebagai media pemberi asuhan perawatan merupakan

"caring for"(merawat) dan "caring about"(peduli) pada orang lain. "Caring

for"adalah kegiatan-kegiatan dalam memberikan asuhan keperawatan seperti

mengatur pemberian obat, prosedur-prosedur keperawatan, membantu


18

memenuhi kebutuhan dasar klien seperti membantu dalam pemberian

makanan. "Caring about" berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sharing atau

membagi pengalaman-pengalaman seseorang dan keberadaannya.

Perawat perlu menampilkan sikap empati, jujur dan tulus dalam

melakukan caring about. Kegiatan perawat harus ekspresif dan merupakan

cerminan aktivitas yang menciptakan hubungan dengan klien. Sifat-sifat

aktivitas ini menimbulkan keterlibatan hubungan saling percaya (Kozier,

2016).

Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan

seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan

dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja

yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang

kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan

keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi

keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan

kesehatan (Sartika, 2016).

9. Pengukuran Prilaku Caring

Pengukuran prilaku caring dengan mengacu pada pengembangan dari

caratif faktor yang mencakup pembentukan nilai humanistik dan altruistik,

menanamkan sikap penuh harapan, menanamkan sensitifitas terhadap diri

sendiri dan orang lain, hubungan saling percaya dan saling membantu,

meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif,


19

menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam

pengambilan keputusan, meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal,

menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi,memperbaiki mental,

sosiokultural dan spiritual, membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar

manusia dan mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomologis

(Ahmadi, 2016).

Valentine (2015) menyatakan bahwa perilaku caring perawat adalah

bagian dari praktik keperawatan professional yang holistik. Di dalam

penelitiannya ia mengemukakan bahwa pilihan klien dalam mencari pusat

pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh pengalaman positif terhadap perilaku

caring perawat.

B. Konsep Kepuasan Pasien

1. Pengertian kepuasan

kepuasan pasien secara subjektif dikaitkan dengan kualitas dari suatu

layanan yang didapatkan dan secara objektif dikaitkan dengan kejadian yang

telah lampau, pendidikan, dan keadaan psikologi, serta lingkungan. Kepuasan

pasien bergantung pada jasa pelayanan keperawatan yang diberikan oleh

perawat, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum (Sabarguna

dan Rubaya, 2016).

Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan akan

menyampaikan hasil dari pelayanan yang diterimanya dan bersikap

berdasarkan kepuasannya. Kepuasan pelayanan keperawatan dibuat


20

berdasarkan penilaian konsumen terkait mutu, dan kinerja hasil, terhadap

manfaat yang diterima dari produk atau jasa layanan. Dengan demikian,

kepuasan terbentuk karena perbandingan antara kinerja atau hasil yang

dirasakan dengan harapan (Koentjoro, 2017).

Dapat disimpulkan bahwa kepuasan pasien dapat terwujud dari

pelayanan kesehatan keperawatan yang baik. Kualitas atau mutu pelayanan

dapat dinilai dari tindakan ataupun sikap anggota tim keperawatan yang telah

memberikan asuhan. Pasien akan menganggap pelayanan itu baik jika mereka

merasakan kepuasan dari berbagai aspek.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

Berbagai faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien antara lain:

a. Sikap dan pendekatan perawat dengan pasien dimana pada saat

memberikan asuhan keperawatan, Perawat harus bersikap ramah dan care

kepada pasien, sehingga pasien akan mendapatakan kepuasan.

b. Pengetahuan dari perawat, yaitu pasien mendapatkan informasi yang

dibutuhkan terkait dengan masalah yang sedang dihadapi.

c. Prosedur administrasi, yaitu prosedur yang tidak berbelit-belit sehingga

pasien merasakan kemudahan dalam pelayanan administrasi

d. Fasilitas yang disediakan oleh Rumah sakit, meliputi peralatan dan

kebersihan ruangan dan lingkungan tempat pasien menjalani perawatan

e. Keterampilan keperawatan, perawat harus terampil dan cekatan dalam

memberikan asuhan keperawatan yang paripurna.


21

3. Aspek-aspek Kepuasan Pasien

Sabarguna (2016) kepuasan pasien dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu:

a. Aspek kenyamanan, klien merasakan kenyamanan dari berbagai fasilitas

yang ada di sebuah Rumah Sakit, dari lokasinya yang mudah dijangkau,

kenyamanan akan ruangan, kebersihan lingkungan Rumah Sakit, dan

Peralatan yang tersedia di rumah sakit tersebut.

b. Aspek hubungan klien dengan perawat, meliputi sikap perawat selama

memberi pelayanan, kecekatan perawat dalam merespon keluhan klien,

tehnik komunikasi yang efektif dari perawat serta kejelasan informasi yang

diberikan oleh pasien.

c. Aspek kompetensi teknis perawat, meliputi tingkat kompetensi atau

kemampuan yang dimiliki oleh perawat serta pengalaman perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

d. Aspek biaya, meliputi terjangkaunya biaya administrasi rumah sakit, biaya

perawatan serta pembiayaan lain yang dibebankan pada pasien selama

menjalani perawatan.

4. Indikator Kepuasan Pasien

Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan adalah kepuasan

pasien. Kepuasan didefinisikan sebagai penilaian pasca konsumsi, bahwa

suatu produk yang dipilih dapat memenuhi atau melebihi harapan pasien,

sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pembelian

ulang produk yang sama. Pengertian produk mencakup barang, jasa, atau
22

campuran antara barang dan jasa. Produk rumah sakit adalah jasa pelayanan

kesehatan (Kotler, 2016).

Supardi, mengatakan model kepuasan yang komprehensif dengan fokus

utama pada pelayanan barang dan jasa meliputi lima dimensi penilaian

sebagai berikut (Supardi, 2017):

a. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan petugas memberikan

pelayanan kepada pasien dengan cepat. Dalam pelayanan rumah sakit

adalah lama waktu menunggu pasien mulai dari mendaftar sampai

mendapat pelayanan tenaga kesehatan.

b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan petugas memberikan

pelayanan kepada pasien dengan tepat. Dalam pelayanan rumah sakit

adalah penilaian pasien terhadap kemampuan tenaga kesehatan.

c. Assurance (jaminan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan

kepada pasien sehingga dipercaya. Dalam pelayanan rumah sakit adalah

kejelasan tenaga kesehatan memberikan informasi tentang penyakit dan

obatnya kepada pasien.

d. Emphaty (empati), yaitu kemampuan petugas membina hubungan,

perhatian, dan memahami kebutuhan pasien. Dalam pelayanan rumah sakit

adalah keramahan petugas kesehatan dalam menyapa dan berbicara,

keikutsertaan pasien dalam mengambil keputusan pengobatan, dan

kebebasan pasien memilih tempat berobat dan tenaga kesehatan, serta

kemudahan pasien rawat inap mendapat kunjungan keluarga/temannya.


23

e. Tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik

yang dapat langsung dirasakan oleh pasien. Dalam pelayanan rumah sakit

adalah kebersihan ruangan pengobatan dan toilet.

C. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini akan ditentukan variabel yang merupakan variabel

independen (variabel yang mengikat) dan variabel dependen (variabel terikat)

yang merupakan indikasi dalam penyusunan dan pembuatan instrumen

penelitian. Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah Perilaku

Caring perawat dan Variabel dependen adalah Kepuasan Pasien. Adapun

kerangka Konsep penelitian hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan

pasien di RSUD Madani adalah sebagai berikut:

Perilaku Caring
Kepuasan Pasien
Perawat

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep Penelitian

D. Hipotesis

H1: Ada hubungan perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien di RSUD

Madani
24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu penelitian yang data-datanya

berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dari pengukuran maupun

dari nilai suatu data yang diperoleh dengan jalan mengubah kualitatif ke dalam

data kuantitatif (Sugiyono, 2017). Metode penelitian yang digunakan adalah

survei analitik artinya survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Desain yang dipakai dalam

penelitian ini adalah cross sectional study dimana peneliti melakukan observasi

atau pengukuran variabel pada satu saat, yaitu tiap subyek hanya diobservasi satu

kali saja dan pengukuran variabel dilakukan pada saat pemeriksaan. Peneliti

menggunakan jenis penelitian kuantitatif desain analitik dengan pendekatan cross

sectional study karena jenis data dan tujuan penelitian ini melihat keterkaitan

antara variabel independen dan dependen yang diteliti dalam kurun waktu yang

bersamaan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini rencana akan dilaksanakan di Rumah Sakit Daerah Madani

pada bulan Agustus tahun 2022.

24
25

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap umum RSUD

Madani yang meliputi Ruang Melon, Nangka, Ceri, Jeruk, dan Jambu.

2. Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus populasi yang

tidak diketahui populasi. Adapun rumus yang digunakan adalah :

n = Z 2 . P . (1-P)
d2

n = 1,96 . 0,5405 . (1-0,5405)


0,01

n = 1,96 . 0,25
0,01

n = 0,49
0,01

n = 49

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

Z2 = Harga Normal Baku yaitu 1,96

P = Proporsi kasus yaitu 55,05% (0,5405)

d = Kesalahan yang dapat ditoleransi, 0,1

3. Tehnik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non random

sampling dengan pendekatan purposive sampling. Purposive sampling


26

adalah cara pengambilan sampel dimana didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Alasan peneliti

menggunakan teknik purposive sampling adalah peneliti ingin mempertegas

kriteria sampel yang akan di cari sehingga hasil penelitian ini bisa mewakili

dari populasi yanga ada. Sampel dalam penelitian harus memenuhi kriteria

inklusi berikut ini:

a. Responden memiliki kesadaran Composmentis

b. Responden Kooperatif

c. Bersedia menjadi responden

d. Pasien dirawat minimal 2 hari perawatan.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Perilaku Caring perawat

Definisi : Perilaku pemberian rasa nyaman serta sikap empati perawat

pada pasien rawat inap umum serta menghargai privasi

pasien yang dirawat di RSUD Madani.

Alat ukur : Pengisian Kuesioner

Cara ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Baik, jika skor jawaban responden ≥ median/mean

Kurang Baik, jika skor jawaban responden < median/mean


27

2. Kepuasan Pasien

Definisi : Ungkapan perasaan yang disampaikan oleh pasien sebagai

responden setelah mendapat pelayanan dari petugas

kesehatan di RSUD Madani Palu.

Cara ukur : Pengisian Kuesioner

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Puas, jika skor jawaban responden ≥ median/mean

Tidak puas, jika skor jawaban responden < median/mean

E. Pengumpulan data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang di kumpulkan melalui wawancara tidak

langsung dengan menggunakan kuesioner yang berisi tentang perilaku caring

perawat di RSUD Madani Palu dan kepuasan pasien yang dirawat di RSUD

Madani Palu.

Kusioner perilaku caring dikutip dari Watson (2014), kusioner perilaku

caring berjumlah 33 pertanyaan terdiri dari Assurance of Human Presence

(jaminan kehadiran manusia) 7 pertanyaan, respectful Deferance

(penghormatan penuh hormat) 6 pertanyaan, Profesional Skill and Knowledge

(keterampilan dan pengetahuan) 8 pertanyaan, Positif Connectedness

(keterhubungan positif) 7 pertanyaan, Attentive to Others (perhatian kepada


28

orang lain) 5 pertanyaan. Skala yang digunakan dalam kusioner perilaku

caring adalah skala likert dengan pilihan (Tidak Pernah), (Kadang-kadang),

(Sering), (Selalu). Jika responden mejawab (Tidak Pernah) maka akan

diberikan nilai 1, jika menjawab (Kadang-kadang) diberikan nilai 2, jika

menjawab (Sering) diberikan nilai 3, jika menjawab (Selalu) diberikan nilai

4.

Pada kuesioner kepuasan diadopsi dari buku Nursalam, dimana

kuesioner terdiri dari 25 pernyataan. Kuesioner menggunakan skala likert

dengan alternative jawaban “Sangat Baik”, Baik”, “Tidak Baik” “Sangat

Tidak Baik”. Bila responden menjawab Sangat Baik” mendapat skor 4, Baik”

mendapat skor 3, “Tidak Baik” mendapat skor 2 “Sangat Tidak Baik”

mendapat skor 1. Skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 25.

2. Data Sekunder

Data yang didapat dari profil dan Diklat RSUD Madani Provinsi

Sulawesi Tengah.

F. Pengolahan Data

Pengolahan data dengan menggunakan komputer yang dilakukan dengan

beberapa tahap yaitu :

1. Editing yaitu memeriksa kembali yang ada di kuesioner setelah di ambil dari

responden (orang yang mengisi kuesioner tentang kelengkapan dan ketepatan

pengisian kuesioner).

2. Coding yaitu pemberian nomor kode pada kuesioner untuk memudahkan


29

pada saat dilakukan tabulasi data.

3. Tabulating yaitu penyusunan atau perhitungan data berdasarkan variabel

yang di teliti.

4. Cleaning yaitu pembersihan data, melihat variabel apakah data sudah benar

atau belum.

5. Entry Data yaitu memasukkan data ke komputer.

6. Describing yaitu menggambarkan atau menjelaskan data yang sudah di

kumpulkan (Sugiyono, 2011).

G. Analisis Data

Setelah dilakukan pengolahan data, selanjutnya data dianalis secara

univariat dan bivariat menggunakan program komputer.

1. Analisis Univariat

Dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing

variabel, variabel independen (perilaku caring perawat) dan variabel

dependen (kepuasan pasien). Pada umumnya analisis ini diperoleh hasil dalam

bentuk persentase (Notoatmodjo, 2018), dengan rumus sebagai sebagai

berikut:

f
P= x 100 %
n

Keterangan:

P : Persentase

f : Jumlah subjek yang ada pada kategori tertentu


30

N : Jumlah atau keseluruhan responden

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan dua variabel.

Analisis bivariat dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui

hubungan antara perilaku Caring perawat dengan kepuasan pasien dalam

pelayanan keperawatan menggunakan uji Chi-Square dengan bantuan

komputer. Uji Chi-Square dipilih karena data yang digunakan adalah data

yang berbentuk kategorik (ordinal-nominal). Syarat uji Chi-Square adalah sel

yang mempunyai nilai expected < 5, maksimal 20% dari jumlah sel

(Unaradjan, 2019).

H. Penyajian Data

Penyajian data hasil penelitian, peneliti akan menggunakan cara penyajian

dalam bentuk tabel dan narasi.

I. Etika Penelitian

Peneliti memulai penelitian dengan menekankan prinsip-prinsip dalam

etika yang berlaku, yang meliputi:

1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Consent)

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dilakukan penelitian selanjutnya

jika responden bersedia maka responden menandatangani informed Consent.

2. Tanpa nama (Anonimity)


31

Pengisian biodata responden, peniliti meganjurkan untuk memberikan

inisial. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga privasi pasien dan kerahasian dari

jawaban yang diberikan.

3. Rahasia (Confidentiallity)

Data yang akan diambil akan dipublikasikan secara terbatas tanpa

menyebutkan nama, alamat dan nomor telepona atau identitas penting lainnya

yang dianggap rahasia. Kerahasian responden akan sangat dijaga dalam proses

penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

Adriono, G. A., Elvioza, & Sitorus, R. S. (2006). Screening for retinopathy of


prematurity at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia – a
preliminary report. Acta Medica Lituanica, 13(3), 165–170.
Agustin, I. (2002). Perilaku caring perawat dan hubungannya dengan kepuasan klien
di Instalasir Rawat Inap Bedah Dewasa di Rumah Sakit Dr . Mohammad
Hoesin Palembang Tahun 2002 = The nurse behavior related caring behavior
and its relationship to patient satisfaction at Adult.
Ardiana, A., Sahar, J., & Gayatri, D. (n.d.). EMOSI ORANG LAIN TERHADAP
PERILAKU CARING PERAWAT Pendahuluan Metode.
Az-Zahroh (2017) Manajemen Keselamatan Pasien. Yogyakarta: Deepublish.
Boakye,O.E.(2014).No Covariance structure analysis of health-related indicators in
the elderly at home with a focus on subjective health Title. Implementation
Science, 39(1), 1–24. http://dx.doi.org/10.1016/j.biochi.
Crisp, J., Douglas, C., Rebeiro, G., Waters, D., Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P.
A., & Hall, A. M. (2020). Potter & Perry’s Fundamentals of Nursing -
Australia and New Zealand 6th Edition. 1636.

Febriawati, H. (2020) Manajemen Covid-19, Gambaran Dampak Covid-19 pada


Semua Line (Sosial, Ekonomi, Pendidikan dan Pangan). Bandung: CV. Tiga
Media Pratama.

Kemenkes RI (2020) Survey Kepuasan Pasien. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2014). Pedoman Manajemen Pelayanan Kesehatan. In Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.
Kusnanto. (2006). perilaku caring perawat profesional. Perilaku Caring Perawat
Profesional, 1999(December), 1–6.
Kotler, P. (2016) Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Nursalam, 2013. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik keperawatan


profesional, edisi 3, Jakarta : Salemba Medika
Nursalam (2018) Manajemen Keperawatan dan Aplikasinya. Jakarta: Salemba
Medika.
RSUD Madani (2021) Profil RSUD Madani Tahun 2021. Palu: RSUD Madani.

Oramas,C.V.,Keluarga,D. D., & Oramas, C. V. (2016). No Covariance structure


analysis Title.
Paputungan, A., & Bataha, Y. B. (2018). Hubungan Caring Perawat Dengan Tingkat
Kecemasan Gmim Pancaran Kasih Manado. E-Journal Keperawatan, 6(2), 1–7.

32
33

Prabhakara, G. (2010). Health Statistics (Health Information System). In Short


Textbook of Preventive and Social Medicine.
https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5
Puspitasari, N. W., Nurkholis, N., Kusumawati, F. T., Atmanto, A. P., Zuhri, M.,
Sulistiyaningsih, S., Diel, M. M., Elmonita, Y., Agustina, C., & Dwidiyanti, M.
(2018). Supervisi Klinik Dalam Pelayanan Keperawatan Sebagai Upaya
Peningkatan Kompetensi Perawat Di Rumah Sakit. Jurnal Perawat Indonesia,
2(2), 51. https://doi.org/10.32584/jpi.v2i2.12
Susihar. (2011). Pengaruh Pelatihan Perilaku Caring Terhadap Motivasi Perawat Dan
Kepuasan Pasien Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Royal Progress Jakarta.
Tesis Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia Depok,.
Supardi (2017) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta.

Wayan. (2006). Manajemen keperawatan. 117.


Winda Septianalita (2012). Kepuasan Pasien Pasca Bedah diruang Rawat Inap
RSUD Madani Palu. Kepuasan, Pelayanan Keperawatan
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah Mendapatkan Penjelasan dan memahami informasi yang diberikan

oleh peneliti, maka dengan ini menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi sebagai

responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Emi Febrianti, dengan judul

“Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien di RSUD Madani

Palu”.

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :

Demikianlah lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar


dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palu, Agustus 2022


Responden
KUESIONER PENELITIAN

HUNBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN


PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD MADANI

A. Identitas Responden
Nama : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Jenis kelamin : Lama rawat :
B. Kuesioner perilaku caring perawat
Petunjuk : Berilan tanda checklist pada kolom yang dipilih!
Pilihan Jawaban
Tidak Kadang
No Pertanyaan Sering Selalu
Pernah -kadang
3 4
1 2
Assurance of Human Presence
1 Perawat mendatangi dan
berinteraksi
dengan pasien tanpa harus
diminta.
2 Perawat berbicara dengan pasien
dengan tutur yang sopan dan
baik.
Perawat mendorong dan
3 mempersilakan pasien
untuk memanggil jika
ada masalah
4 Perawat mampu membantu
mengurangi rasa sakit pada
pasien.
Perawat menanggapi panggilan
5 pasien dengan cepat atau
kurang dari 5 menit
6 perawat bersikap manusiawi dan
tidak kasar
7 Perawat tidak membeda-bedakan
pasien dan berlaku adil
Respectful Deferance
8 Perawat mendengarkan keluhan
pasien dengan sungguh-sungguh
9 Perawat menghormati pasien dan
keluarga pasien
10 Perawat memberikan dukungan
dan
motivasi untuk sembuh.
Perawat mempersilakan pasien
11 untuk
mengungkapkan
keluhan-
keluhannya.
12 Perawat menyapa pasien
13 Perawat memelihara suasana
lingkungan yang menghormati
nilai- nilai budaya, adat istiadat
dan
kelangsungan beragama pasien
Professional Skill and Knowledge
14 Perawat mengetahui bagaimana
memberikan suntikan, infus, dll
15 Perawat bersikap percaya diri
dalam
merawat pasien
16 Perawat menjelaskan tindakan
medis
yang akan dilakukan
17 Perawat mengelola peralatannya
secara terampil.
18 Perawat menjaga kerahasiaan
informasi pasien.
Perawat memberitahukan
19 rencana perawatannya
kepada pasien dan
Keluarga
20 Perawat menggunakan bahasa
yang
sederhanda dan mudah
dimengerti
Perawat bertanggung jawab atas
21 pasien yang membutuhkan
asuhan keperawatan.

Positive Connectedness
22 Perawat meluangkan waktu
dengan
pasien untuk berbincang
23 Responden percaya kepada
perawat.
24 Perawat bersikap sabar atau tak
kenal
lelah terhadap pasien.
25 Perawat mengajak bercanda
pasien
26 Pasien merasa nyaman untuk
berbicara kepada perawat
27 Perawat memberikan harapan
pasien
untuk sembuh
28 Perawat menjaga kerahasiaan
pasien
Attentive to Others
29 Perawat menjadikan pasien
sebagai
prioritas utama
30 Perawat mendengarkan
pengalaman-
pengalaman pasien
31 Perawat memiliki sikap ramah
32 Perawat mempersilakan pasien
mengekspresikan perasaannya.
33 Perawat menanyakan
perkembangan
kesembuhan pasien.
Sumber: Kusnanto, 2019
C. Kepuasan Pasien

Petunjuk:
Berilah tanda silang (√) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan yang
anda ketahui.
SB : Sangat Baik TB : Tidak Baik
B : Baik STB : Sangat Tidak Baik

No Karakteristik SB B TB STB
.
1. RELIABILLITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah kesehatan
Anda dengan tepat dan profesional.
b. Perawat memberikan informasi tentang fasilitas
yang tersedia di ruangan.
c. Perawat memberi tahu dengan jelas tentang hal-
hal yang harus dipatuhi dalam pengobatan
kesehatan Anda.
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-
hal yang dilarang dalam pengobatan Anda.
e. Perawat tiba di ruangan tepat waktu .
2. ASSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat memberi perhatian terhadap keluhan
yang Anda rasakan.
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan petugas yang diberikan kepada Anda.
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan Anda.
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan Anda.
e. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan
tindakan kesehatan kepada Anda (seperti
menensi atau tindakan lainnya).
3. TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat memberi informasi tentang administrasi
yang berlaku bagi pasien rawat inap di Rumah
Sakit.
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan ruangan.
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-
alat kesehatan yang digunakan.
d. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan
fasilitas.
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya.
4. EMPATHY (EMPATI)
a. Perawat memberikan informasi kepada Anda
tentang segala tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan.
b. Petugas selalu ada di ruangan ketika jam kerja.
c. Perawat sering melakukan pemeriksaan secara
detail.
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat/status tapi berdasarkan
kondisi Anda.
e. Perawat perhatian dan memberi dukungan moril
terhadap keadaan Anda
5. RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan ketika
anda merasa susah untuk beraktifitas atau dalam
mengurus administrasi rumah sakit.
b. Perawat segera menangani Anda ketika sudah
giliran Anda diperiksa.
c. Perawat menyediakan waktu khusus jika anda
ingin berkonsultasi lebih mendalam tentang
kesehatan anda.
d. Perawat membantu Anda untuk memperoleh
obat.
e. Perawat membantu Anda untuk pelaksaan
pelayanan foto dan laboratorium di Rumah Sakit
ini.
Sumber: Nursalam, 2018

Anda mungkin juga menyukai