Anda di halaman 1dari 50

SISTEM SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN DI

PUSKESMAS
TINGGEDE KECAMATAN MARAWOLA
KABUPATEN SIGI

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT


DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA
KESEHATAN MASYARAKAT (SKM)

OLEH:

ALMAIDA TAURISIA
115 015 007

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INDONESIA JAYA

i
PALU, 2019
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN DI PUSKESMAS
TINGGEDE KECAMATAN MARAWOLA
KABUPATEN SIGI

SKRIPSI

OLEH

ALAMIDA TAURISA
115 015 007

Dosen Pembimbing I

Tanggal, November 2018


Desak Eka Susianawati, SKM, M.Kes
NIDN. 09 180582 05

Dosen Pembimbing II

Tanggal, November 2018


Subardin AB, SKM. M.Kes
NIDN. 0907116901

Ketua STIK Indonesia Jaya

Tanggal, November 2018


Dr. Esron Sirait, SE, M.Kes
NIDN. 0927125301

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperbaiki sesuai saran-saran pada


Waktu Ujian Hari Kamis, 2019

TIM PENGUJI

KETUA SEKRETARIS

I KADEK WARTANA SUBARDIN AB, SKM., M.Kes


NIDN. 0921108201 NIDN. 0907116901

ANGGOTA

Dr. PASH Panggabean, MPH, DR (HC) ……………………………..


NIDN. 99099002911

Ir. Christian V.D.P Panggabean, MT ……………………………..


NIDN. 0919117102

Dr. Esron Sirait, SE., M.Kes ……….…………………...


NIDN. 0927175301

iii
ABSTRAK

Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi adalah salah


Puskesmas yang berada di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi
Tengah yang belum tersentuh sistem informasi yang komputerisasi. Sehingga
proses yang menjadi perhatian lebih adalah proses pencatatan dan pelaporan
penerimaan retribusi dari setiap unit pelayanan yang ada di Puskesmas Tinggede
Kecamatan Marawola pengelolaan data (pencatatan dan pelaporan) secara manual
membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan tindakan lebih lanjut terhadap
pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan sistem pencatatan dan
pelaporan di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Variable dari penelitian ini adalah
input, process dan output dalam sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas.
Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data dianalisa
secara univariate dan disajikan dalam bentuk tabel beserta narasi. Jumlah responden
dalam penelitian ini adalah 64 responden.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variable input
responden yang menyatakan baikk sebanyak 76,6%. Sedangkan yang menyatakan
kurang baik sebanyak 23,4%. Pada variable process responden yang menyatakan
baik sebanyak 71,9% sedangkan yang menyatakan kurang baik sebanyak 28,1%.
Pada variable output responden yang baik sebanyak 51,6% sedangkan yang
menyatakan kurang baik sebanyak 48,4%.
Kesimpulan dalam penelitian adalah input, process dan output dari sistem
pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten
Sigi sudah baik. Saran kepada pihak puskesmas agar segera menerapkan sistem
informasi manajamen puskesmas sesuai peraturan yang terdapat pada Pasal 52 Ayat
(1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Puskesmas yang berbunyi
bahwa setiap puskesmas wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua
kegiatan penyelenggaraan Puskesmas dalam bentuk sistem informasi manajemen
Puskesmas.

Kata Kunci : Sistem, Pencatatan, Pelaporan Rumah Sakit.

iv
DAFTAR ISI

Isi Hal
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
A. Tinjauan Umum Tentang Sistem .................................................. 6
B. Tinjauan Umum Tentang Pencatatan dan Pelaporan .................... 9
C. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas ............................................ 10
D. Tinjauan Umum Tentang Input, Process, dan Output ................... 12
E. Landasan Teori .............................................................................. 14
F. Kerangka Pikir .............................................................................. 15
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 16
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 16
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 16
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 16
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................ 18
E. Pengolahan Data ............................................................................ 19
F. Analisa Data .................................................................................. 20
G. Penyajian Data .............................................................................. 20
H. Populasi dan Sampel ..................................................................... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 27
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 27
B. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 28
C. Pembahasan ................................................................................... 32
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 39
A. Kesimpulan ................................................................................... 39
B. Saran .............................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41


LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara Global yang terjadi di dunia selama ini adalah adanya variable

outcomes antara potensi sistem kesehatan dan performance sebenarnya di

berbagai negara, terutama negara berkembang padahal memiliki sumber dan

kesempatan yang relative sama. Hal ini sangat terkait dengan dengan

keefektifan dan kemampuan sistem yang digunakan dalam memberdayakan

semua sumber daya untuk menghasilkan outcomes yang diingginkan. Berbicara

kesehatan dan permasalahannya sebenarnya hal itu merupakan bagian dari

sebuah sistem yang di dalamnya terdiri dari komponen-komponen yang saling

berkaitan satu sama lain. Untuk memahami sistem kesehatan pendekatan sistem

yang membentuk kesehatan itu sendiri (Adisasmito, 2010).

Sistem informasi Puskesmas di Indonesia sudah dikembangkan sejak

tahun 1972, dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

651/XI-AU/PK/72 yang mengatur sistem pelaporan rumahs akit sebagai

pengganti sistem yang sebelumnya ada. Pada perkembangan berikutnya sistem

pelaporan Puskesmas disempurnakan kembali sebagai revisi ketiga dengan

surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 691 A/MENKES/SK/XII/84.

Pembakuan dari pada sistem pelaporan puskesmas merupakan landasan di

dalam upaya memantapkan sistem informasi puskesmas, karena salah satua

modal utama untuk menunjang kelancaran informasi adalah tersedianya data

dasar dari unit pelapor.

1
Perubahan dan perkembangan yang cepat dalam segala hal juga terjadi

di dunia pelayanan kesehatan. Hal ini semata-mata disebabkan sector pelayanan

kesehatan merupakan bagian dari sistem yang lebih luas dalam masyarakat dan

pemerintah dalam suatu negara, bahkan lebih jauh lagi sistem yang lebih global.

Jaringan sistem pelayanan kesehatan tersebut memerlukan sistem informasi

yang saling mendukung dan terkait sehingga setiap kegiatan dan program

kesehatan yang dilaksanakan dan dirasakan oleh masyarakat dan dapat

diketahui, dipahami, diantisipasi dan dikelola dengan sebaik – baiknya

(Adisasmito, 2010).

Salah satu teknologi informasi yang mendukung pengolahan data secara

cepat dan penyedian informasi yang akurat adalah computer. Kemampuan

computer untuk menyelesaikan permasalahan dalam pengolahan data baik

mudah maupun rumit sekalipun, menjadikan computer tidak bisa dilepaskan

dari kegiatan-kegiatan sehari-hari. Kebutuhan akan komputerisasi turut

dirasakan dlam kegiatan yang berhubungan pengolahan data. Hal ini berlaku

pada berbagai instansi, perusahaan dan perkantoran tidak terkecuali Puskesmas

(Kasim, 2013).

Setiap puskesmas di Indonesia wajib melakukan pencatatan dan

pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan puskesmas sebagaimana

ketentuan dalam Pasal 52 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009

tentang Rumah Sakit yang berbunyi bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan

pecatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit

dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

2
Sistem Informasi Manajemen (SIM) bagi suatu puskesmas merupakan

yang sangat penting untuk segera diterapkan. Hal ini mengingat semakin

kompeksnya permasalahan yanga da dalam data medik pasien maupun data-

data administrasi yang ada di Puskesmas. Namun biaya pengadaan SIM yang

realtif yang sangat besar.

Puskesmas Tinggede adalah salah satu puskesmas yang berada di

Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah yang belum

tersentuh sistem informasi yang terkomputerisasi. Sehingga dalam hal ini

proses yang menjadi perhatian lebih adalah proses pencatatan dan pelaporan

penerimaan retribusi dari setiap unit pelayanan yang ada di Puskesmas

Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi. Pengelolaan data (pencatatan

dan pelaporan) secara manual membutuhkan waktu yang lama yang melakukan

tindakan lebih lanjut terhadap pasien.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan 3 petugas kesehatan

pada bulan februari tahun 2015 di Puskesmas Tinggede oleh penulis terkait

input yang menjadi kendala adalah dana dan sarana dalam proses pendataan

pasien masih dilakukan dengan mendata pasien secara manual. Terkait process

dalam hal ini pada saat pasien dating berobat, pasien harus memperlihatkan

kartu pengobatannya Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). Ketika

pasien lupa membawa kartu tersebut petugas kesehatan yang ada di loket harus

mencari kembali data pasien untuk mengetahui apakah pasien tersebut benar

memiliki kartu pengobatan Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS)

hal ini mengakibatkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

3
tindakan medis terhadap pasien. Pasien harus menunggu lama sampai arsip atau

data pasien ditemukan. Proses pengolahan data dengan kata lain bahwa

pencatatan data masih bersifat sederhana sehingga dalam hal ini terkait output

adalah Puskesmas ini masih menggunakan sistem informasi secara manual.

Berdasarkan latar belakang permasalah tersebut maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan Judul penelitian “Sistem Pencatatan dan

Pelaporan di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana Sistem Pencatatan dan Pelaporan di Puskesmas Tinggede

Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu diketahuinya sistem penatatan dan

pelaporan di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya input dalam sistem pencatatan dan pelaporan di

Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

b) Diketahuinya proses dalam sistem pencatatan dan pelaporan di

Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

c) Diketahuinya output dalam sistem pencatatan dan di Puskemas

Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

4
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskemas Tinggede

Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca, dan

sebagai bahan masukan bagi instansi terkait di bidang kesehatan khususnya

yang berkaitan dengan sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas.

2. Bagi STIK Indonesia Jaya Palu

Memberikan informasi kepada pihak institusi Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Jaya Palu dan pengembangan Tri Dharma Perguruan

Tinggi serta memberikan bacaan bagi mahasiswa STIK Indonesia Jaya

laiannya untuk pengembangan keilmuan.

3. Bagi Peneliti

Dapat memperluas wawasan, pengalaman dalam rangka penerapan ilmu

yang diperoleh selama duduk dibangku perkuliahan dan dapat dijadikan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang

mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang

bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Pada

Sistem Informasi diperlukan klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan

keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi.

Kriteria dan Sistem Infonnasi antara lain yaitu fleksibel, efektif dan efisien.

sistemiriformasi merupakan kumpulan antara sub-sub sistem yang saling

berhubungan dan membentuk suatu komponen yang di dalamnya mencakup

input-proses-output yang berhubungan dengan pengolahan data sehingga

menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya (Sutabri, 2015).

Semua komponen input, process, outputsaling berkait, bila salah maka

hasilnya merupakan informasi yang salah juga. Informasi yang canggih seperti

angka statistik yang rumit, tidak ada gunanya bila pemakai tidak bisa mengerti,

maka komponen ini harus dipertimbangkan secara keseluruhan (Sabarguna,

2015).

Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

melaksanakan pekerjaan. Pembagian yang banyak dikenal masyarakat ialah

yang disebut dengan 4M yakni manusia (man), uang (money), sarana (material)

6
dan metode (method) dan 6M manusia (man), uang (money), sarana (material),

metode (method), pasar (market) serta mesin (machinery) (Azwar, 2010).

Menurut Sutabri (2015). transformasi informasi adalah komponen

proses dalam pengelolaan Sistem Infonnasi yang berfiingsi memproses data

menjadi informasi sehingga dapat dihasilkan produk informasi yang diperlukan

bagi para pemakai informasi, terdiri dari:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilaksanakan sesuai dengan jenis data, objek dan sumber

data serta persiapan pengumpulan data. Cara memperoleh data ialah bisa

secara langsung ataupun tidak langsung.

2. Pengolahan Data

Pengolahan data dapat dilakukan secara manual ataupun dengan bantuan

komputer. Hasil pengolahan data berupa keterangan-keterangan.

3. Penyajian dan penyebarluasan data dan informasi

Penyajian data dan informasi dilakukan baik secara visual mapupun dalam

bentuk publilcasi dengan metode komunikasi langsung atau tak langsung

4. Penataan dokumentasi

Pendokumentasian dapat dilakukan dengan cara yang lama (file) dan

cara baru (komputerisasi). Contohnya perpustakaan bertalian dengan upaya

pengumpulan, pemeliharaan, penyimpanan, pengaturan dan pendayagunaan

informasi.

Kualitas suatu informasi tergantung da 3 (tiga) hal yaitu, informasi

hams akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan (relevance) dan

7
nilai informasi didasarkan atas 10 (sepuluh) sifat, salah satunya adalah luas

dan lengkap (Sutabri, 2015). Menurut Siagian (2010), informasi yang

mampu mendukung proses pengambilan keputusan adalah paling sedikit 5

(lima) persyaratan, yaitu : lengkap, mutakhir, akurat, dapat dipercaya dan

disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan

sebagai alat pendukung proses pengambilan keputusan apabila diperlukan.

B. Tinjauan Umum Tentang Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah satu bentuk pokok

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan

dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan penyelenggaraan

pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan kesehatan. Sistem

Informasi Kesehatan Nasional dikembangkan dengan memadukan Sistem

Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dan sistem informasi lain yang terkait

(PP. 2012).

Sitem informasi Kesehatan (S1K), adalah kumpulan komponen dan

prosedur yang terorganisir dan bertujuan untuk menghasilkan informasi yang

dapat memperbaiki keputusan yang berkaitan dengan manajemen pelayanan

kesehatan di setiap tingkatnya (Barsasella, 2012).

Menurut WHO (2008), dalam kerangka Health Metrics Network

(HMN), pengembangan Sistem Informasi Kesehatan memhutuhkan enam

komponen yang saling berinteraksi untuk menghasilkan informasi yang lebih

baik. Enam komponen tersebut adalah:

8
1. HIS (Health Information System) Resource atau sumber daya Sistem

Informasi Kesehatan) termasuk di dalamnya sistem koordinasi dan

kepemimpinan, kebijakan, sistem finansial dan sumber daya, serta

infrastruktur Sistem Informasi Kesehatan.

2. Indicators atau Indikator-indikator yang berhubungan dengan tiga domain

utama informasi kesehatan, meliputi determinan kesehatan, sistem

kesehatan dan status kesehatan.

3. Data Source atau Sumber data dapat dibagi ke dalam diri kategori,

pendekatan berbasis populasi dan berbasis institusi.

4. Management Data atau Manajemen data meliputi penyimpanan data,

kualitas data dan proses data.

5. Information Product berupa proses perubahan data menjadi informasi.

6. Dissemination and use yaitu penyebaran dan pemanfaatan informasi yang

dapat mendukung pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Kesehatan pada hakikatnya harus dapat

mengupayakan dihasilkannya informasi yang diperlukan untuk pengambilan

keputusan di berbagai tingkat sistem kesehatan. Sesuai dengan pembagian

wilayah di Indonesia yang berlaku saat mi, tingkat-tingkat sistem kesehatan

dibagi menjadi:

1. Tingkat Kecamatan, dimana terdapat Puskesmas dan Pelayanan Kesehatan

dasar lain.

2. Tingkat Kabupaten/Kotamadya, dimana terdapat Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, Rumah Sakit Kabupaten/Kota dan rujukan primer lain.

9
3. Tingkat Provinsi, dimana terdapat Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah Sakit

Provinsi dan rujukan sekunder lainnya.

4. Tingkat Pusat, dimana terdapat Departemen Kesehatan, Rumah Sakit Pusat

dan pelayan kesehatan rujukan tersier lain.

Prinsipnya, Sistem Informasi Kesehatan merupakan sisteit informasi

yang mendukung proses pengambilan keputusan di setiap bagian administrasi

kesehatan. Selain itu beberapa aspek penting dalam informasi kesehatan adalah

akurasi dan ketepatan penyajian informasi, pengelolaan informasi kesehatan

harus mernadukan pengumpulan data melalui cara rutin dan non rutin. Aspek

kerahasiaan serta autoritas informasi harus diperhatikan.

Sistem Informasi Kesehatan di Puskesmas memiliki tanggungjawab

untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:

1. Mencatat dan mengumpulkan data, baik kegiatan dalam gedung maupun

luar gedung.

2. Mengolah data.

3. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

4. Memelihara bank data.

5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien

dan manajemen unit Puskesmas.

6. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-

pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.

10
C. Tinjauan Umum Tentang Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(SIMPUS)

SIMPUS merupakan suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk

membantu proses pengambilan keputusan dalam rnencapai sasaran kegiatan.

Sumber informasi SIMPUS meliputi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP), survei lapangan, laporan lintas sektor dan laporan sarana

kesehatan swasta (Depkes RI, 2008).

Menurut Kernenterian Kesahatan Republik Indonesia (2012), Sistem

informasi Puskesmas merupakan pengernasan SIMPUS keda!am SIK yang

memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan pencatatan dan

pengumpulan data serta diolah agar menghasilkan informasi yang lebih akurat

dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat, petugas kesehatan,

manajemen puskesmas, bahkan sampai ke pusat yang berbasis pada teknologi

informasi.

1. Latar Belakang Penggunaan SIMPUS

Latar belakang penggunaan SIMPUS antara lain (Barsasella, 2012):

a. Belum adanya kevalidan data mengenai orang sakit, penyakit, ibu hamil,

dan lain-lain dalam wilayah suatu puskesmas.

b. Memperbaiki pengumpulan data di puskesmas guna laporan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.

c. Memasuki era otonomi daerah mutlak diperlukan informasi yang tepat,

akurat dan up to date berkenaan dengan data orang sakit, ketersedian

obat, jumlah ibu hamil, masalah imunisasi dan lain-lain.

11
2. Tujuan SIMPUS

Adapun tujuan SIMPUS antara lain (Barsasella,, 2012):

a. Memudahkan pengoperasian suatu perangkat lunak pada kegiatan

manajemen Puskesmas dengan persyaratan seminimal mungkin dan segi

perangkat keras (hardware) maupun dad segi sumber daya manusia

yang akan mengggunakan perangkat lunak (software) tersebut.

b. Membantu dalam mengolah data puskesmas serta pembuatan berbagai

laporan yang diperlukan seperti laporan harian dan bulanan.

c. Terciptanya suatu sistern database untuk tingkat KabupatenlKota

dengan memanfaatkan data-data kiriman dan Puskesmas

d. Terjaganya data informasi dad Puskesmas dan dinas kesehatan sehingga

dapat dilakukan analisis dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian.

e. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

yang mendukung terselenggaranya proses administrasi yang dapat

meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung pengeluaran

kebijakan kesehatan yang lebih bermanfaat untuk masyarakat.

3. Ruang Lingkup SIMPUS

a. Admin Sistem (management user)

b. Modul Registrasi Loket

c. Modul Pelayanan Poli UmumfBP

d. Modul Pelayanan Poli Gigi

e. Modul Pelayanan Poli Kesehatan Ibu dan Anak

f. Modul Pelayanan Unit Apotek

12
g. Modul Pelayanan Unit Laboratorium/Radiologi

h. Modul Pelayanan Unit Gawat Darurat (untuk Puskesmas Perawatan)

i. Modul Pelayanan Rawat inap

j. Modul Pelayanan Poli Mata

k. Modul Aset/Persediaan Puskesmas

l. Modul Kepegawaian

m. Modul Administrasi (pencetakan surat Keterangan/Rujukan & Laporan

puskesmas)

n. Modul Kegiatan Luar Gedung / Usaha Kecil dan Menengah (Posyandu

Lansia, Posyandu anak, Imunisasi, Sanitasi Lingkungan, Pelayanan

Gizi, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Kesehatan Keluarga,

Promosi kesehatan dan lain-lain (Barsasella, 2012)

4. Fitur Unggulan SIMPUS

a. Tata tampilan gambar view tab yang menarik (berbasis GUI / Graphical

User Interface) dan user friendly dengan menggunakan OS Windows

b. Fasilitas input data kegiatan pelayanan Puskesmas baik dalam maupun

luar gedung (laporan/output bisa disatukan sesuai kebutuhan)

c. Fasilitas pencarian pasien, cetak buku pasien, paper pasien dan kartu

pasien, cetak surat keterangan (sakit, sehat dan kematian), cetak surat

rujukan RS (umum, ASKES, dan ASKESKIN)

d. Fasilitas pencarian pasien secara cepat, fasilitas untuk mencari data

pasien agar registrasi pasien bisa dilakukan dengan cepat (kurang dan 1

menit)

13
e. Fasilitas view dan cetak rekam medik pasien, diagnosis (dx) penyakit

sudah menggunakan LCD X

f. Fasilitas warning untuk alert

g. Database obat lengkap (bisa ditambahkan sendiri) baik obat dan Dinas

h. Dan swadaya

i. Fasilitas pembuatan resep obat bisa dalam bentuk puyer, fasilitas

perhitungan LBI dan LPLPO obatJalkes dilakukan secara otomatis

sesuai dengan penggunaannya menyediakan output laporan yang

diperlukan untuk administrasi Ke Dinas (bulanan dan tahunan, laporan

bisa dalarn bentuk grafik dan peta visual (contoh: Peta Penyebaran

Penyakit dan Grafik Pemantauan Kasus)

j. Fasilitas transfer data ke Dinas (bisa melalui perangkat jaringan maupun

flashdisk)

k. Laporan bisa di filter berdasarkan kategori-kategori sesuai kebutuhan,

fasilitas laporan bisa di-convert dalam bentuk data Ms-Excel dan Pdf

l. Fasilitas Backup Data Otomatis (Auto Backup)

m. Fasilitas integrasi data seluruh Puskesmas ke Dinas Kesehatan

(Barsasella, 2012).

5. Langkah-langkah dalam Pelaksanaan SIMPUS

a. Pendataan awal berbagai masalah baik dan segi perangkat keras ataupun

calon petugas data.

b. Pembentukan tim informasi baik tingkat puskesmas atau tingkat dinas

kesehatan. Adapun tim untuk tingkat puskesmas dapat terdiri dari

14
seorang penanggungjawab program dan disertai dengan beberapa

operator. Sedangkan untuk tingkat dinas kesehatan, mungkin diperlukan

satu tim khusus untuk mengorganisir alur data dan juga

bertanggungjawab untuk manajemen data-data kesehatan.

c. Inventarisasi data-data dasar, balk untuk tingkat puskesmas ataUpun

tingkat dinas kesehatan. Data-data- dasar itu antara lain data puskesmas,

data petugas medis, data tempat pelayanan kesehatan, data obat-obatan,

data diagnosis, dan beberapa data-data dasar lainnya. Data-data ini

nantinya akan dikodekan karena SIMPUS akan banyak membutuhkan

input data berupa kode.

d. Sosialisasi data-data dasar, hal mi perlu dilakukan kesemua staf dan

petugas di puskesmas supaya lebih mengenal sedini mungkin sistem

yang akan dipakai.

e. Pelatihan petugas SIMPUS. Dalam proses input data, tentunya

dibutuhkan petugas khusus yang benar-benar menguasai program

SIMPUS. Untuk itu perlu minimal 2 (dua) orang dan tiap Puskesmas

yang harus diberi pelatthan untuk awal pelaksanaan SIMPUS.

f. Uji coba implementasi SIMPUS. Hal ini dibutuhkan untuk menguji

semua staf dalam pengisian lembar registrasi pasien dan juga untuk

mengasah keterampilan input data dan petugas yang sudah dilatih.

g. Evaluasi, dilakukan untuk mencari dan memberi masukan kepada semua

pihak yang terkait dalam pelaksanaan SIMPUS(Barsasella, 2012).

15
6. Kelemahan/hambatan penggunaan SIMPUS

Kelemahan/hambatan dalam penggunaan SIMPUS (Barsasella, 2012):

a. Redundasi data

Pencatatan data yang berulang-ulang menyebabkan duplikasi data

sehingga kapasitas yang diperlukan bertambah banyak. Sebagai

akibatnya pelayanan pun menjadi lambat.

b. Unintegrated data

Penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron

dan informasi dan masing-masing bagian mempunyai asumsi yang

berbeda-beda.

c. Human error

d. Proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan

tenjadinya kesalahan pencatatan yang semakin besar.

e. Ketidaklengkapan data

Data tidak lengkap sehingga informasi yang diperoleh tidak dapat

dipergunakan secara optimal.

f. Ketidakakuratan data

g. Data yang dikumpulkan sening kali validitasnya dipertanyakan.

h. Tidak tepat waktu

i. Seringnya keterlambatan dalam pengeloiaan data mengakibatkan

informasi yang didapatkan kurang dan dimanfaatkan dengan baik untuk

menjadi dasar pengambilan keputusan.

16
D. Tinjauan Umum Tentang Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP)

1. Pengertian

SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum,

sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang telah

disederhanakan sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Pembinaan

Kesehatan Masyarakat nomor 590/BMIDJ/InfofV/96 tentang

penyederhanaan SP2TP (Modul pedoman pelaksanaan SP2TP).

2. Ruang Lingkup

Pelaksanaan SP2TP menganut konsep wilayah kerja puskesmas.

Oleh karena itu mencakup semua kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas

(puskesmas pembantu, puskesmas keliling, termasuk bidan di desa). Jenis

data yang dikumpulkan dan di catat dalam SP2TP adalah seluruh kegiatan

di puskesmas yang meliputi data:

a. Umum dan dernografi di wilayah kerja puskesmas

b. Ketenagaan di puskesmas

c. Sarana yang dimiliki puskesmas

d. Kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan di dalam dan di luar gedung

puskesmas

Laporan SP2TP menggunakan sistem tahun kalender. Periode

laporan dan puskesmas ke Dati II adalah bulanan dan tahunan. Periode

laporan dan Kabupaten ke Provinsi dan Pusat adalah triwulan (Modul

pedoman pelaksanaan SP2TP).

17
3. Tujuan SP2TP

Dalam Barsasella (2012), tujuan SP2TP adalah agar semua data hasil

kegiatan puskesmas dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang di atasnya

sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang

pengelolaan upaya kesehatan masyarakat.

a. Tujuan umum

Meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara berhasil guna dan

berdaya guna melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan

infomasi lain yang menunjang.

b. Tujuan khusus

1) Sebagai dasar penyusunan perencaaan tingkat puskesmas

2) Sebagai dasar penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan pokok

puskesmas (lokakarya mini)

3) Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pokok

puskesmas

4) Untuk mengatasi berbagai kegiatan hambatan pelaksanaan kegiatan

4. Manfaat SP2TP

Manfaat pencatatan dan pelaporan antara lain:

a. Memudalikan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat,

provinsi dan kabupaten kota.

b. Mernudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka

pengembangan tenaga kesehatan.

c. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan.

18
d. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil.

5. Pencatatan

Kegiatan pokok puskesmas baik yang dilakukan di dalam gedung

(semua data yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian program yang

dilakukan dalam gedung puskemas seperti tekanan darah, laboratorium, KB

dan lain-lain) maupun di luar gedung puskesmas (data yang dibuat

berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan di luar gedung puskesmas,

sperti kegiatan posyandu, UKS dan lain-lain) puskesmas tempat tidur dan

puskesmas pembantu serta bidan desa, harus di catat. Dengan demikian

perlu adanya mekanisme pencatatan yang baik, formulir yang cukup serta

cara pengisian yang benar dan teliti (Modul pedoman pelaksanaan SP2TP).

Jenis formulir tersebut sebagai berikut (Barsasella, 2012);

a. Rekam Kesehatan Keluarga (RKK) /Family Folder

Merupakan himpunan kartu-kartu individu suatu keluarga yang

memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas.

b. Kartu Rawat Jalan / Kartu Rekam Medik Pasien

Merupakan alat untuk mencatat identitas pasien dan status pasien rawat

jalan yang berkunjung ke Puskesmas.

c. Kartu Indeks Penyakit

Alat bantu untuk mencatat identitas pasien riwayat dan perkembangan

penyakit, khusus penderita penyakit TBC paru dan Kusta.

19
d. Kartu/Ibu

Merupakan alat bantu untuk mengetahui identitas, status kesehatan dan

riwayat kehamilan sampai kelahiran.

e. Kartu anak

Adalah alat bantu untuk mencatat identitas, status kesehatan, pelayanan

preventif-promotif-kuratif-rehabilitatif yang diberikan kepada balita

dan anak pra sekolah.

f. KMS balita, anak sekolah

Alat bantu untuk mencatat identitas, pelayanan dan pertumbuhan yang

telah diperoleh balita dan anak sekolah.

g. KMS ibu hamil

Alat untuk mengetahui dan mencatat perkembangan kesehatan ibu

hamil dan pelayanan kesehatan yang diterima ibu hamil.

h. KMS usia lanjut

Alat untuk mencatat kesehatan usia lanjut secara pribadi di balik fisik

maupun psikososial dan digunakan untuk memantau kesehatan, deteksi

dini penyakit dan evaluasi kemajuan kesehaan usia lanjut.

i. Register

Merupakan formulir untuk mencatat atau merekap data kegiatan di

dalam dan di luar gedung puskesmas yang telah di catat di kartu dan

catatan lainnya. Ada beberapa jenis register sebagai berikut:

20
1) Nomor indeks pengunjung puskesmas

2) Rawat jalan

3) Register kunjungan

4) Register rawat inap

5) Register KIA dan KB

6) Register kohort ibu dan balita

7) Register deteksi dini tumbuh kembang dan gizi

8) Register penimbangan ba1it

9) Register irnunisasi

10) Register gizi

11) Register kapsul beryodium

12) Register anak sekoah

13) Sensus harian : kunjungan, kegiatan MA, imunisasi dan penyakit

6. Jenis laporan SP2TP

Dalam Modul pedoman pelaksanaan SP2TP, ada beberapa jenis laporan

yang dibuat oleh puskesmas antara lain:

a. Laporan harlan untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu.

b. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang

ditanggulangi.

c. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin program. Laporan mi

terdiri dari empat jenis yaitu: LB 1 (data morbiditas), LB 2 (data obat),

LB 3 (data KIA, Gizi, imunisasi dan penyakit menular), LB 4 (data

kegiatan puskesmas).

21
7. Pelaporan

Pelaporan terpadu puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dan bulan

Januani sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Sesuai dengan

keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat nomor

590/BM/DJ/Info/V/96 diberlakukan formulir laporan yang baru. Sedangkan

untuk kebutuhan Kabupaten dan Provinsi diberikan kesempatan megembangan

variabel laporan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kemampuan

/beban kerja petugas di puskesmas? Adapun Laporan dan puskesmas ke Dati II

adalah sebagai berikut:

a. Laporan bulanan

1) LB 1 (data kesakitan)

2) LB 2 (data obat-obatan)

3) LB 3 (data gizi, KIA, pengamatan penyakit menular)

4) LB 4 (data kegiatan puskesmas)

5) Laporan sentinel

b. Laporan tahunan

1) Data dasar puskesmas (LT 1)

2) Data kepegawaian (LT 2)

3) Data peralatan (LT 3)

Laporan dan Kabupaten ke Provinsi dan pusat, laporan ini terdiri dari:

a. Laporan Triwulan

1) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB I

2) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 2

22
3) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 3

4) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LB 4

b. Laporan tahunan

1) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 1

2) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 2

3) Hasil entri data/rekapitulasi laporan LT 3

c. Laporan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah

Laporan ini mengacu pada petunjuk laporan KLB dan wabah serta

keputusan direktur jendral PPM dan PLP noinor 451-I/PD.03JJ4.IS/1991

tentang pedoman penanggulangan KLB.

8. Frekuensi pelaporan

a. Laporan dan puskesmas ke Kabupaten

Laporan ini menggunakan formulir standard yang terdiri dari:

1) Laporan hulanan LB 1, LB 2, LB 3 dan LB 4 dilakukan setiap bulan dan

paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke dinas kesehatan

Kabupaten.

2) Khusus laporan LB 2, satu kopi laporan dikirim pula ke Gedung Farmasi

Kabupaten (GFK).

3) Laporan bulanan sentinel LB1 dan LB2 setiap tanggal 10 bulan

berikutnya di kirimkan ke dinas kesehatan Dati 11, Dati I dan Pusat.

4) Laporan tahunan (LT- 1, LT-2, LT-3) dikirimkan selambat-lambatnya

tanggal 31 Januari tahun berikutnya.

23
5) Khusus laporan LT- 2 (data kepegawaian hanya diisi bagi pegawai yang

baru/belum pernah mengisi fomuli data kepegawaian.

b. Laporan dan Kabupaten ke Provinsi dan Pusat

1) Laporan triwulan dikirimkan paling lambat tauggal 20 bulan berikutnya

dan triwulan yang dimaksud kepada Kepala dinas kesehatan Kabupaten,

Kepala kantor wilayah Depkes Propinsi, Depkes RI c.q Ditjen

Binkesmas

2) Laporan tahunan dikirimkan paling lambat akhir bulan Februani dan

tahun berukutnya kepada: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala

Kantor Wilayah Depkes Propinsi, Depkes Pd c.q Ditjen Binkesmas.

E. Tinjauan Umum tentang input, Proses, Output

1. Input/Masukan

Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan

pelayanan kesehatan, seperti SDM, dana, fasilitas, peralatan, teknologi dan

lain-lain, Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan input yang

bermutu pula. Hubungan input dengan mutu adalah dalam perencanaan dan

penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan. (Azwar 2010).

2. Proses

Proses adalah kegiatan yang mencakup pengolahan data Sistern

Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), meliputi

pengumpulan, pengolahan data, penyajian data, penyebarluasan data. dan

penataan dokumentasi. (Azwar 2010).

24
3. Output

Output adalah kegiatan yang mencakup hasil kegiatan Sistem

Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), yakni akurat, tepat

waktu, relevan, lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. (Azwar 2010).

F. Landasan Teori

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah kumpulan subsistem yang

saling berhubungan, berkunipul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan,

saling berinteraksi dan bekerjasamt antara bagian sam dengan yang lainnya

dengan cara-cara tectentu untuk melakukan fungsi pengelolaan data, menerima

masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolabnya (processing) dan

menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi

pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai yang yang dapat

dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga maupun di masa mendatang,

mendukung kegiatan operasional, manajerial dan strategis organisasi dengan

memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut

guna mencapai tujuan (Sutanta, 2013).

SP2TP merupakan suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk

membantu proses pengambilan keputusan dalam mencapai sasaran kegiatan.

Sumber informasi SP2TP meliputi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP). survei lapangan, laporan lintas sektor dan laporan sarana

kesehatan swasta (Depkes RI, 2008).

25
G. Kerangka Pikir

Faktor sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP)

meliputi input, process, dan output. Input adalah segala sesuatu yang

dibutuhkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP)

agar dapat berjalan dengan baik, meliputi SDM, teknologi dan data. Process

adalah kegiatankegiatan pengolahan data Sistern pencatatan dan pelaporan

terpadu Puskesmas (SP2TP) meliputi pengumpulan, pengolahan, penyajian dan

penyebarluasan, serta penataan dokumentasi. Output adalah hasil informasi

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SP2TP). yakni akurat, tepat waktu,

relevari, dan lengkap.Adapun gambaran dan kerangka pikir yang akan diteliti

adalah sebagai berikut:

Input
Pelaksanaan Sistem
Process Pencatatan dan
Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP)
Output

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif, dimana akan melihal gambaran

sistem pencatatan SP2TP di Puskesmas Tinggde Kecamatan Marawola

Kabupaten Sigi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian mi akan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli – 30 Agustus 2018

di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

C. Variabel dan Defrnisi Operasional

1. Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah input, process, dan output.

2. Definisi Operasional

a. Input

Input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam sistem pencatatan

SP2TP agar dapat berjalan dengan baik, meliputi SDM, teknologi dan

data.

Cara ukur : Checklist

Alat ukur : Lembar Observasi

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur :

27
1. Baik : Jika total skor jawaban responden 76% - 100%

2. Cukup : Jika total skorjawaban responden 56% - 75%

3. Kurang : Jika total skorjawaban responden < 56%

b. Process

Process adalah kegiatan-kegiatan pengolahan data Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SP2TP) meliputi pengumpulan, pengolahan,

penyajian dan penyebarluasan, serta penataan dokumentasi.

Cara ukur : Checklist

Alat ukur : Lembar Observasi

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur :

1. Baik : Jika total skor jawaban responden 76% - 100%

2. Cukup : Jika total skor jawaban responden 56% - 75%

3. Kurang : Jika total skor jawaban responden < 56%

c. Output

Output adalah hasil informasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(SP2TP).yakni akurat, tepat waktu, relevan, dan lengkap.

Cara ukur : Checklist

Alat ukur : Lembar Observasi

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur :

28
1. Baik : Jika total skor jawaban responden 76% - 100%

2. Cukup : Jika total skor jawaban responden 56% - 75%

3. Kurang : Jika total skor jawaban responden < 56%

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, yang berisi

daftar pertanyaan tentang sistem pencatatan SP2TP di Puskesmas

Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui hasil pencatatan dan pelaporan

(dokumentasi) dari instansi yang terkait, berupa Profil Puskesmas

Tinggede tahun 2017.

2. Cara Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

E. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dan responderi akan dianalisis dengan cara:

1. Editing Data

Melengkapi jawaban responden pada kuesioner, memperbaiki

jawaban responden, mernperjelas, mengecek lagi.

29
2. Coding Data

Memberikan kode jawaban secara angka atau kode tertentu sehingga

lebih mudah ditabulasi.

3. Tabulating Data

Penyusunan atau perhitungan data yang berdasarkan variabel yang

diteliti.

4. Entry Data

Memasukkan data ke program untuk keperluan analisis.

5. Cleaning Data

Melakukan pengecekan kembali data apakah benar ataukah salah.

6. Describing Data

Menggambarkan atau menerangkan data.

F. Analisa Data

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui gambaran deskriptif dan data-

data yang dikumpulkan. Analisis univariat juga digunakan untuk melihat

distribusi frekuensi dan setiap variabel penelitian. Adapun rumus distribusi

frekuensi yang digunakan adalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2015):

𝑓
P= 𝑛-x100%

Keterangan: P = Persentase

f = Frekuensi

n = Jumlah pernyataan

30
G. Penyajian Data

Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis dan disajikan dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi disertai narasi.

H. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian i adalah seluruh petugas sistem pencatalan

SP2TP di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi

Moutong, yang berjumlah 4 orang.

2. Sampel

Total populasi atau sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bilajumlah populasi relative kecil, kurang dan 30 orang

(Sugiyono, 2007).

Sampel dalam penelitian mi adalah seluruh petugas sistem SP2TP di

Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Parigi Sigi,

berjumlah 4 orang, dengan teknik pengambilan sampel total populasi.

31
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Lambunu 2 berdiri sejak tahun 23 oktober 19% di Desa

Tinggede kecamatan Marawola Puskesmas Tinggede mempunyai wilayah kerja

di Kecamatan Marawola yang membawahi Empat Be1as Desa yaitu Desa

Lambunu, Lambunu Tirnur, Lambunu Utara, Siendeng, Anutapura, Margapura,

Petunasugi, Kotanagaya, Tirtanagaya, Wanagading, Bukit Makmur, Gunung

Sari, Ganongol Sari, dan Ogorandu dengan luas wilayah 38,247 Ha. Puskesmas

Tinggede mempunyai batas - batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Toli - Toli

Sebelah Selatan : berbatasan dengan kecamatan Tomini

Sebelah Barat : berbatasan dengan kecamatan Bolano

Sebelah Timur : berbatasan dengan kecamatan Taopa

1. Visi Puskesmas Lambunu 2

Puskesmas Lambunu 2 dalam melaksanakan fungsinya mempunyai Visi

sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara adil dan

merata tanpa melihat status sosial individu.

b. Menjadikan masyarakat sehat jasmani dan rohani secara menyeluruh.

32
2. Misi PuskesmasLambunu 2 sebagai berikut:

Untuk mewujudkan visi tersebut, Puskesmas 2 memiliki misi

sebagai berikut:

a. Menjadikan Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan.

b. Menjadikan Puskesmas sebagai Pusat Informasi.

c. Menjadiakan Puskesmas sebagai Pusat Administrasi.

B. Temuan Hasil Peneitian

1. Analisis Univariat Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, hasil analisis univariat akan menggambarkan

karakteristik responden berupa jenis kelamin, kelompok umur, dan

pendidikan terakhir. Variabel yang termasuk dalam analisis univariat

karakteristik responden dapat dilihat di bawah ini:

a. Jenis Kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian mi terdiri dan laki-laki dan

perempuan.

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di


Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1. Laki-Laki 2 50,0
2. Perempuan 2 50,0
Total 4 100
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa Jenis kelamin responden sama

banyak yaitu laki-laki sebanyak 50,0% dan perempuan sebanyak 50,0%.

33
b. Kelompok Umur

Kelompok umur dalam penelitian mi terdiri dan 23-25 tahun dan

26-28 tahun.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di


Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


1. 23-25 2 50,0
2. 26-28 2 50,0
Total 4 100
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kelompok umur responden sama

banyak yaitu 23-25 tahun sebanyak 50,0% dan 26-28 tahun sebanyak

50,0%.

c. Pendidikan Terakhir

Pendidikan terakhir dalam penelitian ini terdiri dari D3 dan S1.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di


Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten
Sigi.

No. Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


1. D3 2 50,0
2. S1 2 50,0
Total 4 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pendidikan terakhir responden

sama banyak yaitu D3 sebanyak 50,0% dan S1 sebanyak 50,0%.

34
2. Analisis Univariat Variabel Penelitian

Pada penelitian ini, hasil analisis univariat juga akan rnenggambarkan

variabel penelitian berupa input, process, dan output. Variabel yang

termasuk dalam analisis univariat variabel penelitian dapat dilihat di bawah

ini:

a. Input

Input dalam penelitian ini terdiri dari baik (jika total skor

jawaban responden 76% - 100%), cukup (jika total skor jawahan

responden 56%-75%), dan kurang (jika total skor jawaban responden <

56%).

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Input di Puskesmas


Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi

No. Input Frekuensi Persentase (%)


1. Baik 3 50,0
2. Cukup 1 50,0
3. Kurang 0 0
Total 4 100
Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

menganggap input balk sebanyak 75,0%, yang cukup sebanyak 25,0%,

sedangkan yang kurang 0 %

b. Process

Process dalam penelitian ini terdiri dari baik (jika total skor

jawaban responden 76% 100%), cukup (jika total skor jawaban

responden 56% - 75%), dan kurang (jika total skor jawaban responden

<56%).

35
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Process di Puskesmas
Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi

No. Input Frekuensi Persentase (%)


1. Baik 4 100
2. Cukup 0 0
3. Kurang 0 0
Total 4 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa keseluruhan responden

menganggap process baik sebanyak 100,0%, yang cukup 0%, dan yang

kurang 0%.

c. Output

Output dalarn penelitian ini terdiri dari baik (jika total skor

jawaban responden 76% - 100%), cukup (jika total skor jawaban

responden 56% - 75%), dan kurang (jika total skorjawaban responden <

56%)

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Output di Puskesmas


Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi.

No. Output Frekuensi Persentase (%)


1. Baik 4 100
2. Cukup 0 0
3. Kurang 0 0
Total 4 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.6 rnenunjukkan bahwa keseluruhan responden

rnenganggap output baik sebanyak 100,0%, yang cukup 0%, dan yang

kurang 0%.

36
C. Pembahasan

1. Input

Input adalah segala sesuatu yang dihutuhkan dalarn pelaksanaan

sistem pencatatan SP2TP agar dapat berjalan dengan baik, meliputi SDM,

teknologi dan data. Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian

besar responden menganggap input baik sebanyak 75,0% sedangkan yang

cukup sebanyak 25,0%.

Asumsi peneliti bahwa sebagian besar responden menganggap

input dalam pelaksanaan sistem pencatatan SP2TP di Puskesmas Lambunu

2 Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong baik

dikarenakan teknologi SP2TP mampu dipahami dengan baik, data SP2TP

tersedia dengan baik, serta tenaga pelaksana SP2TP mendapatkan

pelatihan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Muninjaya (2011) baliwa dalam program kesehatan, komponen sebuah

sistem terdiri dari masukan (input) proses (process) dan keluaran (output).

Masukan inpur) dalam program kesehatan terdiri dari 6 M yaitu : Man

(staf), Money (dana untuk kegiatan program), Material (peralatan yang

dibutuhkan, termasuk logistik), Method (ketrampilan, prosedur kerja,

peraturan, kebijaksanaan), Minute (jangka waktu pelaksanaan kegiatan

program), Market (sasaran masyarakat yang akan diberikan pelayanan

program serta persepsinya).

37
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari

(2017), yang menunjukkan inputmerupakan salah satu karakteristik

pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) di Puskesmas Sukararnai Kecamatan Medan Area, dimana

sebagian besar baik sebanyak 85,0%.

2. Process

Process adalah kegiatan-kegiatan pengolahan data Sistem Informasi

Manajernen Puskesmas (SP2TP) meliputi pengumpulan, pengolahan,

penyajian dan penyebarluasan, serta penataan dokurnentasi. Berdasarkan

tabel 4.5 menunjukkan bahwa keseluruhan responden menganggap process

baik sebanyak 100,0%.

Asumsi peneliti bahwa keseluruhan responden menganggap

process dalam pelaksanaan sistem pencatatan SP2TP di Puskesmas

Lambunu 2 Kecamatan Bolano Lambunu Kabupaten Parigi Moutong baik

dikarenakan pengumpulan data SP2TP terlaksana dengan baik, pengolahan

data SP2TP dilakukan dengan baik, penyajan data SP2TP tersedia dengan

baik, penyebarluasan data SP2TP dilakukan dengan baik, serta penataan

dokumentasi SP2TP dilakukan dengan baik.

Hasil penelitian mi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Muninjaya (2011) bahwa dalam program kesehatan, komponen sebuah

sistem terdiri dan masukan(input), proses (process), dan keluaran (output),

Proses (process) terdiri dari Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan

38
dan Pelaksanaan program, pengawasan dan pengendalian untuk kelancaran

kegiatan dan program kesehatan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakakan oleh Ridoan

(2009), yang menunjukkan process merupakan salah satu karakteristik

pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) di Puskesmas Sukaramai Kecamatan Medan Area, dimana

sebagian besar baik sebanyak 75,3%.

3. Output

Output adalah hasil informasi pelaksanaan Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas (SP2TP) yakni akurat, tepat waktu, relevan, dan

lengkap. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa keseluruhan

responden rnenganggap output baik sebanyak 100,0%.

Asumsi peneliti bahwa keseluruhan responden menganggap output

dalam pelaksanaan sistem pencatatan SP2TP di Puskesmas Tinggede

Kecamatan Marawola Kaupaten Sigi baik dikarenakan informasi yang

dihasilkan akurat, informasi yang dihasilkan tepat waktu, informasi yang

dihasilkan relevan, informasi yang dihasilkan lengkap, serta informasi yang

dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Sistern Sutanta (2013) bahwa Sistem Jnforrnai Manajernen (SIM) adalah

kumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama

dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerjasama antara

bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk

39
melakukan fungsi pengelolaan data, menerirna masukan (input) berupa

data-data, kemudian rnengolahnya processing) dan menghasilkan keluaran

(output) berupa informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang

berguna dan mempunyai nilai yang yang dapat dirasakan akibatnya baik

pada saat itu Juga maupun di masa mendatang, mendukung kegiatan

operasional, manajerial dan strategis organisasi dengan memanfaatkan

berbagai sumber daya yang ada dan tersedia lagi fungsi tersebut guna

mencapai tujuan.

SP2TP merupakan suatu tatanan yang menyediakan informasi

untuk membantu proses pengambilan keputusan dalarn mencapai sasaran

kegiatan. Sumber informasi SP2TP meliputi Sistem Pencatatan dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), survei lapangan, laporan lintas

sektor dan laporan sarana kesehatan swasta (Depkes RI, 2008).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ridoan

(2009), yang menunjukkan output merupakan salah satu karakteristik

pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

(SP2TP) di Puskesmas Sukaramai Kecamatan Medan Area, dirnana

sebagian besar baik sebanyak 78,5%.

40
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Pelaksanaan Sistem

Pencatatan SP2TP di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten

Sigi, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagian besar responden menganggap input baik dalam pelaksanaan

sistern pencatatan SP2TP di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola

Kabupaten Sigi.

2. Keseluruhan responden menganggap process baik dalam pelaksanaan

sistem pencatatan SP2TP di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola

Kabupaten Sigi.

3. Keseluruhan responden menganggap output baik dalam pelaksanaan sistem

pencatatan SP2TP di Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola

Kabupaten Sigi.

B. Saran

1. Bagi pihak Puskesmas Tinggede Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi,

agar mampu meningkatkan pelaksanaan sistem pencatatan SP2TP melalui

sosialisasi kepada petugas tentang standar mutu SP2TP.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat meneliti lebih lanjut tentang

pelaksanaan sistem pencatatan SP2TP dengan variabel yang lainnya.

41
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Barsasella, D. 2012. Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta: Mitra Wacana Medika.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas.


Jakarta.

Inggaputri, Y.R. 2009. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen


Puskesmas (SIMPUS) Berbasi Komputer dengan Metode PIECES di
Puskesmas Wilayah Kabupaten Blora. Tesis. Universitas Diponegoro.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 511 tahun
2002 tentang Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS). Jakarta.

Kusnanto, H. 1992. Metode Kualitatif Dalam Riset Kesehatan. Yogyakarta:


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasajana Universitas Gadjah
Mada.

Mendoza, O., & Chong, Y. C. 2014. Developing Health Management Information


Systems: a Practical Guide for Developing Countries.WHO Library
Cataloguing in Publication Data.

Notoatmodjo, S. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Panggabean, P., Wartana, I. K., Subardin, Sirait, E., Rasiman, N. B., Pelima, R. V.
2017. Pedoman Penulisan Proposal Skripsi. STIK Indonesia Jaya Palu (tidak
dipublikasikan) Palu.

Peraturan Pemerintah RI. 2012. Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta

Sabarguna, B.S. 2015. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Konosorium RS


Islam Jateng-DIY.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.

Sutabri,T. 2015. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi.

Sutanta, Edhy. 2013. Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu.

WHO. 2008. Assessing the National Health Information System: An Assessment


Tool. Health (San Francisco) (4.00 ed.).

42
Widodo, F. 2013. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS) di Kabupaten Bantul. Tesis. Universitas Gadjah Mada.

Wulandari, R. 2009. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Puskesmas


Berbasis Komputer di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Tesis. Universitas Diponegoro.

43
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN SISTEM INFORMSI MANAJEMEN PUSKESMAS
(SIMPUS) DI PUSKESMAS LAMBUNU 2 KECAMATAN BOLANO
LAMBUNU KABUPATEN PARIGI MOUTONG

A. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden : …………………………………………………
Inisial : …………………………………………………
Jenis Kelamin : …………………………………………………
Umur : ……….. Tahun
Tingkat Pendidikan : a. Tidak Sekolah d. Akademi/Diploma
b. SD e. Sarjana
c. SMP f. Pascasarjana (S2,S3)
d. SMA

B. VARIABEL PENELITIAN
a. Input
Berilah tanda check list (√) pada salah satu pilihan berikut menurut perasaan
Bapak/Ibu/Sdr (i) yang benar:
No Pernyataan YA TIDAK
1 Ketersediaan sumber daya manusa pelaksana
SP2TP cukup
2 Teknologi SP2TP mampu dipahami dengan baik

3 Data SP2TP tersedia dengan baik

4 Tenaga pelaksana SP2TP memiliki keterampilan


yang baik
5 Tenaga pelaksana SP2TP mendapat pelatihan

44
b. Process
Berilah tanda check list (√) pada salah satu pilihan berikut menurut perasaan
Bapak/Ibu/Sdr (i) yang benar:
No Pernyataan YA TIDAK
1 Pengumpulan data SP2TP terlaksana dengan baik

2 Pengolahan data SP2TP dilakukan dengan baik

3 Penyajian data SP2TP tersedia dengan baik

4 Penyebarluasan data SP2TP dilakukan dengan


baik
5 Penataan dokumentasi SP2TP dilakukan dengan
baik

c. Output
Berilah tanda check list (√) pada salah satu pilihan berikut menurut perasaan
Bapak/Ibu/Sdr (i) yang benar:
No Pernyataan YA TIDAK
1 Informasi yang dihasilkan akurat

2 Informasi yang dihasilkan tepat waktu

3 Informasi yang dihasilkan relevan

4 Informasi yang dihasilkan lengkap

5 Informasi yang dihasilkan dapat dipertanggung


jawabkan

45

Anda mungkin juga menyukai