KESEHATAN GLOBAL
Sistem Kesehatan
Semester IV
Dosen :
Prof. Dr. Kusharisupeni Djokosujono, M.Sc
Prof. Dr. Dra. R.T. Ayu Dewi Sartika, Apt., M.Sc
Dr. dra. Evi Martha, M.Kes
Oleh :
1. Himala Azzahra Putri
2. Theresia Rosita
3. Yuni Amalia
(1406565303)
(1406574176)
(1406542836)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kesehatan
manusia. Bebrapa hal mengenai pentignnya sistem kesehatan antara lain karena sistem
kesehatan merupakan alat dimana pelayanan kesehatan disediakan, kesehatan individu
berpengaruh penting terhadap keefektifan sitem kesehatan, banyak negara memakai
anggarannya untuk sistem ksehatan, pertumbuhan populasi penduduk yang menekan
biaya sistem kesehatan serta pencapaian populasi kesehatan terbaik pada biaya yang
rendah adalah tujuan penting negara berkembang.
1.2 Tujuan
- Mendefinisikan fungsi utama sistem kesehatan
- Mempelajari bagaimana pengaturan sistem kesehatan
- Mendiskusikan contoh khusus sistem kesehatan
- Mempelajari isu sistem kesehatan dan bagaimana pengaruhnya
- Mendeskripsikan bagaimana sistem kesehatan pada negara berkembang dan negara
-
BAB II
ISI
2.1 Sistem Kesehatan
Menurut WHO, sistem kesehatan adalah semua individu, institusi, dan sumber yang
megambil aksi kesehatan dimana sebagai pelayanan primer untuk memperbaiki
kesehatan. Sistem kesehatan juga diartikan sebagai kombinasi sumber, organisasi, dan
manajemen yang mendukung tersampainya pelayanan kesehatan untuk populasi. Selain
itu, sistem kesehatan juga menyediakan input khusus untuk pelayanan kesehatan seperti
edukasi untuk pelayan kesehatan yang profesional dan memproduksi obat-obatan dan alat
medis.
2.2 Fungsi Sistem Kesehatan
Tiga fungsi utama sistem kesehatan adalah kesehatan yang baik, tanggugjawab untuk
perkiraan populasi serta konstribusi keuangan yang adil dan jelas. Selain itu, sistem
kesehatan mempunyai empat fungsi untuk dimainkan antara lain menyediakan pelayanan
kesehatan, meningkatkan uang (resource generation),menjaga pelayanan kesehatan, serta
meregulasi dan mengatur sistem kesehatan.
Sistem kesehatan harus mampu menyediakan akses yang memeadai untuk pelayanna
kesehatan termasuk pencegahan, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi, melindungi
orang sakit dan keluarganya dari biaya kesehatan, serta membperbaiki kesehatan populasi
dan memperbaiki sistem yang ada.
WHO mendefinisikan pembangunan sistem kesehatan meliputi :
- Pelayanan kesehatan yang baik
- Penampilan para pekerja kesehatan yang berkerja secara efektif dan efisien
- Fungsi sistem informasi kesehatan untuk memonitor status kesehatan
- Akses produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan aman
- Sistem pembayaran kesehatan yang efektif
- Manajemen kepemimpinan dan pemerintah yang baik
Hal-hal di atas untuk mencapai tujuan memperbaiki kesehatan, tanggungjawab,
perlindungan resiko sosial dan finansial serta memperbaiki efisiensi.
2.3 Pengaturan Pelayanan Kesehatan
2.3.1 Pengakategorian Pelayanan Kesehatan
Sistem kesehatan digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu :
- Sistem yang melibatkan asuransi kesehatan nasional penawaran paket
-
fasilitas kesehatan
Sistem plusalistik sektor non profit memainkan peranan penting
Dari abel di atas, dapat diukur masing-masing tipe pendekatan sistem kesehatan
untuk menyediakan paket dasar asuransi pelayanan kesehatan yang benar, siapa
pemilik fasilitas kesehatan serta sikap operasi asuransi dalam sistem yang berbeda.
Selain itu hal yang perlu diukur dari sistem kesehatan adalah cara mereka
membiayai skema asuransi. Pada negara konstituen dan pemerintahan provinsi
pembayaran dinaikkan utnuk memperbaiki fasiliats yang diperoleh. Pada sistem
asuransi nasional asuransi kesehatan datang dari pekerja dan pemberi kerja
maupun non pekerja. Pada sistem pluralistisk, pemrintah membiayai asuransi
untuk golongan disabilitas, miskin dan lansia. sistem pluralistik banyak digunakan
sebagian besar negara berkembang. Sedangkan pada negara miskin menggunakan
sistem asuransi kesehtaan nasional. Pada akhirnya, pembiayaan pelayanan
kesehatan harus tetap dijaga. Beberapa fakta mengenai sistem kesehatan antara
lain hanya negara Cuba sebagai sektor umum yang membiayai dan melayani
semua pelayanan kesehatan. di negara berkembang pelayanan kesehatan dibiayai
oleh publik maupun pribadi. Di negara UK, fasilitas pelayanan kesehatan dimiliki
dan membayar pelayanan dari penyedia yang tidka bekerja. Di negara Canada,
Thailand dan New Zealan, sketor publik bertanggungjawab dalam pembiayaan
pelayanna kesehatan.
2.3.2
Tingkat Pelayanan
Sistem kesehtana digolongkan menjadi 3 yaitu primer, sekunder dan tersier.
Pada negara maju, pelayanan primer dilakukan oleh dokter, sekunder oleh
dokter spesialis dan rumah sakit umum di kota kecil, tersier oleh rumah sakit
speasialis yang hanya di kota kecil.
Di negara berkembang penggolongan berdasarkan area geografis. Pelayanan
primer pada area dnegan populasi 5.000-10.000 orang, rumah sakit sekunder di
tiap kota, dan rumah sakit tersier di kota besar. Di negara miskin menggunakan
asisten dokter, perawat atau bidan sebagai pelayan kesehatan yang telah dilatih
negara berkembang dan miskin khususnya, model pelayanan kesehatan primer sangat
efektif dan efisien.
2.5 Peran Sektor Publik, Pribadi dan NGO
Sektor publik adalah aktor pertama dalam sebagian besar sistem kesehatan.
keterlibatan sektor publik di nasional, negara dan level municipal tergantung pada negara.
Sektor publik bertanggungjawab pada penyediaan sistem, aturan, dan konsekuensi
peraturan. Selain itu, sektor publik juga meningkatkan biaya sistem kesehatan, pembuat
keputusan untuk alokasi biaya, pembuatan kebijakan asuransi kesehatan serta mengatur
dan membiayai fungsi kesehatan masyarakat.
Di negara berkembang, orang-orang sering membeli pelayanan kesehatan dari dukun.
Selain itu juga ada praktis medis yang tidak resmi seperti dukun beranak. Banyak ornag
juga membeli obat dari kios atau dari apotek.
Di beberapa negara, dokter menjalankan sektor khusus maupun sektor profit. Sektor
khusus mengoperasikan klinik kesehatan, rumah sakit, laboratorium dan pelayanan
kesehatan. Sektor profit mengoperasikan pembiayaan sendiri dibawah kontrak dengan
pemerintah..
Di negara berkembang dan negara miskin kebanyakan merupakan sektor non profit
yang sering disebut dengan nongovernmental organizations atau NGO. NGO merupakan
asosiasi struktur institusi politik yang bertanggungjawab pada objek sosial seperti
perlindungan lingkungan ataupun menyediakan pemilih pokok seperti orang pribumi.
Ranah aktivitas NGO antara lain berupa penelitian, distribusi iformasi, pelatihan,
organisasi lokal dan pelayanan komunitas untuk advokasi legal, perubahan legislatif dan
kepatuhan penduduk.
NGO bisa kecil, lokal, nasional maupun internasional. Pada komunitas, fungsi NGO
untuk mempromosikan edukasi kesehatan, dan memperbaiki suplai air dan sanitasi. NGO
juga bisa dibawah kontrak pemerintah, sektor khusus atau sektor sosial (kedermawanan).
Contohnya di Bangladesh, BRAC salah satu NGO yang besar disana membantu
sosialisasi program gizi dibawah kontrak dengan pemerintah. Sektor publik harus
mempunyai pembiayaan kesehatan yang efektif daripada sektor khusus, sektor profit
maupun NGO.
2.6 Pengeluaran Sektor Kesehatan
Sektor kesehatan adalah bagian penting ekonomi semua negara dimana pemerintah
maupun individu mengeluarkan biaya untuk kesehatan. Pengeluaran kesehatan total
disebut juga GDP. Indonesia menghabiskan 2,4% GDP untuk kesehatan. Kualitas A pada
negara berkembang dan miskin menghabiskan 4-7% dari GDP mereka untuk kesehatan.
beberapa negara berkembang menghabiskan sekitar 8% dari GDP untuk kesehatan.
beberapa negara maju dan Cuba menghabiskan lebih dari 10% GD dan U.S
menghabiskan sekitar 16% GDP untuk kesehatan.
Selain itu, sekitar 20-25% dari total pengeluaran kesehatan adalah dari sektor khusus
di negara maju yang mempunyai program asuransi kesehatan seperti negara Denmark,
Prancis dan Ireland. Sedangkan pada negara miskin seperti Sudan, Kenya, India,
Bangladesh, Vietnam yang memiliki sistem asuransi sosial yang tehenti, pengeluaran
sektor khusus untuk kesehatan antara 60-80%. Perlu diperhatikan juga bahwa negara
miskin lebih banayk mengeluarkan biaya kesehatan secara pribadi daripada negara maju.
2.7 Contoh Sistem Kesehatan Terpilih
Negara maju dan negara berkembang memiliki gaya maupun fitur utama pada sistem
kesehatannya masing-masing, yang dibangun dari pengalaman sejarah yang unik.
2.7.1 Negara Maju
Jerman. Jerman adalah negara pertama yang mempunyai program asuransi
universal yang dimulai pada tahun 1880. Sistem kesehatan di Jerman diatur
sebagai sickness fund, yaitu biaya asuransi yang dibayarkan dari konstribusi
yang sama dari pekerja dan pemberi kerja berdasarkan gaji pekerja sendiri.
Pemerintah berperan dalam pembiayaan sakit untuk pengangguran dan orang
yang berhenti bekerja serta mengatur sistem kesehatan. Pembiayaan kesehatan
mengoperasikan dasar nonprofit yang tidak menyediakan pelayanan namun
mengatur dan membayar pelayanan kesehatan. Pada sistem kesehatan Jerman,
asosiasi
dokter
mendapat
kontrak
dari
pembiayaan
kesehatan
untuk
obat mahal lainnya. Kecelakaan dan kasus perawatan darurat juga termasuk di dalam
paket keuntungan dasar.
Program 30 bath policy ini memiliki kesuksesan yang sangat penting. Dengan
mengumumkan program ini sebagai kebijakan, hampir seperlima dari populasi dapat
teratasi dengan kartu rencana, dengan penyedia pelayanan untuk keluarga dengan
keuntungan sebanyak 500 bath per tahun. Pegawai pemerintah dan masyarakat miskin
juga dapat teratasi dengan kebijakan pemerintah yang berbeda untuk 20 persen dari
populasi. Bagaimanapun, antara 2001 dan 2004, setelah mengumumkan program 30
bath policy, Populasi asuransi Thailand meningkat dari 25 juta menjadi lebih dari 59
juta.
2.10.3 Result-Based Financing (BFR)
Keuangan berbasis hasil (RBF), juga dikenal sebagai insentif berbasis kinerja
(PBI), adalah istilah umum yang mencakup banyak pendekatan keuangan berbedabeda yang menciptakan insentif bagi dampak kesehatan. RBF didefinisikan sebagai:
"pembayaran tunai atau transfer non-moneter yang diberikan kepada pemerintah
nasional atau subnasional, manajer, operator, pembayar atau konsumen pelayanan
kesehatan setelah hasil yang sudah ditetapkan telah dicapai dan diverifikasi.
RBF mencoba untuk menempatkan masalah sitem kesehatan dengan
keringanan. RBF melakukan pendekatan dengan menyingkirkan invesitasi untuk
pemasukan, seperti obat-obatan dan peralatan, dan meperbarui fakus kepada hasil,
seperti menyediaan fasilitas, atau dampak, seperti menurunnya angka kematian ibu.
RBF melakukan program pembayaran spesifik sesuai dengan kondisi:
Cash on delivery (COD)
Tansfer terbuat dari badan-badan pendonor kepadapa pemerintah
Performance based contracting (PBC)
Transfer terbuat dari pembeli layanan dan penyedia layanan
Conditional cash Transfer (CCTs)
Transfer terbuat dari pemerintah kepada warga mereka
2.11 Case Studies
2.11.1 Combatting Diarrheal Disease in Bangladesh
Introduction. Di Bangladesh, hampir 3 dari 5 setiap bayi yang baru lahir
meninggal selama satu bulan pertama kehidupan karena diare, pneumonia, dan
kekuranga gizi, dengan diare sebagai penyebab yang paling banyak.
The Intervention. BRAC adalah organisasi nonpemerintah yang aktif di bidang
kesehatan dan pengembangan kounias di Bangladesh. BRAC mengajarkan ibuibu untuk menyiapkan saline mulut dan merawat anak mereka dengan itu.
Kemudia BRAC mengkomunikasikan 10 pesan kesehatan termasuk menyiapkan
oral rehydration solution menggunakan bahan lokal dan pengukuran yang
akurat. Pekerja perempuan atau ORW, di latih untuk menyiapkan solusi. ORW
berkeja secara bersama untuk mengunjungi setia penanggung jawab rumah di
setiap desa.
The Impact. 12 juta penanggung jawab rumah menerima pembelajaran dan
ketika di tes kemudian, 90 persen dari wanita mengetahui bagaimana
menyiapkan solusi dengan aman dan efektif.
The Cost and Benefits. Total nilai dari bantuan adalah sebesar 9.3 juta USD.
Pengeluaran satu penanggung jawab rumah tentang oral rehidrasi terapi
menginvestasi sebesar 0.75 USD.
Lessons Learned. BRAC intervensi di Bangladesh menunjukkan bahwa para
ibu, berdasrkan level kemampuan mereka, dapat belajar untuk meningkatkan
perilaku sehat ketika disediakan dengan pelatian yang baik dan benar
2.11.2 Intergrating Services at the Grassroots Level
Introduction. Kasus ini mendiskusikan usaha untuk meningkatkan pemeberian
vitamin A dan obat-obatan untuk okosersiasi atau buta sungai pada beberapa
kota di Afrika, dengan harapan meningkatnya efektifitas dan efisiensi dari
program vitamin A, program onkosiasis, dan keseluruan sistem kesehatan.
The Intervention. Pemerintah Afrika menggati kebijakan dengan adanya
pemisah pada pemberian suplemen vitamin A kepada anak-anak berumur
dibawah 5 tahun, yang akan dimasukkan pada Hari Imunisasi Nasional. Helen
Keller internasional menjematani pemisah dengan mengkombinasikan suplemen
vitamin A dengan komunitasi perawatan langsung dengan invermektin buta
sungai.
The Impact. Dengan suplementasi vitamin A yang tinggi dan invermectin yang
tinggi dapat mengatasi perawatan semua komunitas. Dari satu daerah yang sehat
mencakup 50 ribu orang menjadi 15 daerah sehat mencakup 642 ribu orang,
suplemen vitamin A mecakup 77 persen dari anak-anak. Sebagai tambahan,
cakupan ivermectin meningkat dari 70.3 persen di tahun 2003 menjadi 74
persen pada tahun 2004.
The Cost and Benefits. Rata-rata pengluaran untuk satu perawatan overmectin
yaitu sebesar 0.58 USD dengan diluar dari bantuan, dengan batuan termasuk
menjadi 0.78 USD.
Lessons Learned. Untuk menangani sesuatu, buth sebuah strategi yang teruji
dan terencana. Supervisi, pemantauan, dan evaluasi yang berkelanjutan sangat
kritis selama penananan untuk meningkatan hasil suatu program.
2.11.3 Enchancing Comunity Health Services in Tanzania
2.11.4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Skolnik, Richard. 2011. Global Health 101 Second Edition : Jones and Bartlett Learning
www.jblearning.com. Pdf. [Online]. Diakses pada tanggal 23 Februari 2016 pukul 21.03