Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

MATA KULIAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG


PENGGANGGU-B PERUSAHAAN PEST CONTROL
PT. ALAM JAYA KREASI NASIONAL

OLEH :
KELOMPOK II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN
MATA KULIAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG
PENGGANGGU-B PERUSAHAAN PEST CONTROL
PT. ALAM JAYA KREASI NASIONAL

OLEH

I Dewa Ayu Gita Diana Putri (P07133216022)


I Made Dhio Prayoga (P07133217003)
I Made Dwitya Nata (P07133217005)
Ni Kadek Nur Pitasari (P07133217011)
Muhammad Ruslan (P07133217016)
Da’I Maulana Hidayat (P07133217017)
Ni Komang Della Trisna Dewi (P07133217021)
Ni Wayan Astiti Rahayu (P07133217027)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN
MATA KULIAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG
PENGGANGGU-B

Telah disetujui oleh :


Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

I Gusti Ayu Made Aryasih, S.KM,. M.Si I Wayan Sali, S.KM., M.Si
NIP. 197301191998032001 NIP. 196404041986031008

Mengetahui
Ketua Jurusan,

I Wayan Sali, S.KM.,M.Si.


NIP. 196404041986031008

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN
MATA KULIAH PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG
PENGGANGGU-B

Telah diuji dihadapan Tim Penguji


Pada tanggal:

Penguji
1. I Gusti Ayu Made Aryasih, SKM., M.Si (………………….)
2. I Wayan Sali, S.KM., M.Si (………………….)

Mengetahui
Ketua Jurusan,

I Wayan Sali, S.KM.,M.Si.


NIP. 196404041986031008

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul
”Laporan Praktik Belajar Lapangan Mata Kuliah Pengendalian Vektor Dan
Binatang Pengganggu-B”. Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas praktik
belajar lapangan (PBL) tingkat/semester III/VI tahun akademik 2020.
Selama penulisan laporan ini penulis mengalami banyak kesulitan dalam
penyusunannya, namun kesulitan tersebut dapat diatasi berkat adanya bantuan,
bimbingan serta dorongan baik secara moral maupun materiil dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada
1. Bapak I Wayan Sali, S.KM.,M.Si selaku ketua jurusan yang telah
memberikan bimbingan, wawasan pengarahan, motivasi, dan saran dalam
penulisan laporan ini.
2. Ibu I Gusti Ayu Made Aryasih, S.KM., M.Si dan Bapak I Wayan Sali,
S.KM., M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
wawasan pengarahan, motivasi, dan saran dalam penulisan laporan ini.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah turut memberikan bantuannya dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, karena
mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan, waktu dan buku-buku
penunjang yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakannya.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini, dapat bermanfaat bagi
semua pihak di kemudian hari.

Denpasar, November 2020


Kelompok IV

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................. 2
C. Manfaat............................................................................................ 3
D. Metode Pelaksanaan......................................................................... 3
E. Sistematika Penulisan Laporan....................................................... . 3
BAB II PELAKSANAAN PBL.................................................................... 4
A. Pelaksanaan PBL………………………………………………….. 5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 7
A. Model Struktur-Struktur Organisasi Dalam PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional .............................................................................. 17
B. Dasar Hukum dalam Pengelolaan Usaha Pest Control
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional …….............................................. 10
C. Macam-Macam Pengendalian Vektor pada Usaha
Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional........................... 11
D. Sistem Kerja atau Mekanisme Pengendalian Vektor dan
Binatang Pengganggu pada Pest Control PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional ........................................................................... 11
E. Jenis-Jenis Pestisida Dalam Operasional Pest Control
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional............................................... 22
F. Teknik Penyimpanan Pestisida pada Pest Control PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional............................................................... 24
G. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terkait Alat
Pelindung Diri pada Pest Control PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional ...................................................................... 25

v
H. Kendala dalam Pemilihan, Penyimpanan, Pengaplikasian,
dan Pemusnahan Pestisida pada Pest Control PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional...................................................................... 25
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 28
A. Simpulan………………………………………………………... 28
B. Saran............................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Nasional (2015), pertambahan
penduduk di Indonesia dari tahun 2000 – 2010 mencapai angka 31.376.731 jiwa,
serta dunia industri pariwisata di Indonesia yang makin berkembang pesat
ditunjukkan dengan data dari Badan Pusat Statistik Nasional tentang kedatangan
wisatawan dari pintu masuk bandara yang mencapai 8.802.129 orang dalam
periode Januari 2013 - Desember 2013, mendorong banyak usaha di sektor
pariwisata bermunculan.
Salah satu akomodasi yang penting dalam kegiatan pariwisata adalah
penginapan berupa hotel, villa dan lain sebagainya. Menurut Peraturan Menteri
Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
Pm.53/Hm.001/Mpek/2013 Tentang Standar Usaha Hotel, yang di mana usaha
hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu
bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum,
kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Standar usaha hotel adalah rumusan kualifikasi usaha
hotel dan atau penggolongan kelas usaha hotel yang yang mencakup aspek
produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel.
Salah satu bentuk pelayanan pihak hotel dalam menjaga keamanan dan
kenyamanan pengunjungnya ialah pengendalian vektor dan binatang pengganggu
yang biasanya bekerjasama dengan usaha Pest Control. Pest control merupakan
pengendalian hama yang mengacu pada peraturan atau manajemen dari spesies
didefinisikan sebagai hama, dan dapat dianggap merugikan kesehatan seseorang,
ekologi atau ekonomi. Dalam pelaksanaan kegiatan pest control menggunakan
berbagai alat dan bahan kimia atau pestisida untuk mengendalikan populasi hama
agar tidak menimbulkan penyakit (Wikipedia, 2020).
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional Pest control merupakan salah satu
perusahaan pest control atau sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
pengendalian hama yang meliputi perumahan, perkantoran, gudang, hotel,

1
apartemen, dan lain sebagainya. dalam kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL)
yang dilakukan secara online ini, penulis ingin melakukan analisis mengenai
pengendalian vektor dan binatang pengganggu di PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
pest control yang bertujuan untuk mengetahui tentang implementasi upaya-upaya
pengendalian vektor dan binatang pengganggu pada perusahaan pest control PT.
Alam Jaya Kreasi Nasional, serta mengidentifikasi permasalahan dan upaya
pemecahan masalah yang ada di peruhaaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional sehingga mencapai hasil yang diinginkan.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui implementasi upaya-upaya pengendalian vector dan
binatang pengganggu, mengethui permasalahan dan upaya pemecahan
masalahnya pada perusahaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui model struktur organisasi dalam pengelolaan yang
terdapat pada perusahaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
b. Untuk mengetahui Dasar Hukum dalam pengendalian vector yang
terdapat pada perusahaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
c. Untuk mengetahui macam-macam pengendalian vektor yang terdapat
pada perusahaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
d. Untuk mengetahui sistem kerja/mekanisme pengendalian vector dan
binatang pengganggu pada perusahaan pest control PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional
e. Untuk mengetahui jenis-jenis pestisida yang digunakan dalam
perusahaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
f. Untuk mengetahui teknik penyimpanan pestisida pada Pest Control
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
g. Untuk mengetahui penerapan K3 khususnya terkait dengan APD
pestisida pada perusahaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional

2
h. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi kaitannya dengan
pemilahan, penyimpanan, pengaplikasian, dan pemusnahan pestisida
pada perusahaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional

C. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Mahasiswa mampu menerapkan teori terkait pengendalian vector dan
binatang pengganggu. Laporan ini juga diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai bahan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang Pest
Control.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan masukan dan informasi kepada pihak perusahaan pest
control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional mengenai implementasi
upaya-upaya pelaksanaan pengendalian vector khususnya dalam
pengaplikasian dan penggunaan APD.
b. Laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam
melakukan evaluasi kegiatan pengendalian hama yang dilakukan
oleh perusahaan pest control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional.

D. Metode pelaksanaan
Selama kegiatan Peraktik Belajar Lapangan (PBL), mahasiswa dituntut
mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data
mengenai upaya-upaya pengendalian vector dan binatang pengganggu pada
perusahaan pest control (PT. Alam Jaya Kreasi Nasional) serta mampu memberi
petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan
berkelompok. Terkait dengan adanya wabah Pandemi Korona Covid-19.
Poltekkes Kemenkes Denpasar maka pelaksanaan Peraktik Belajar Lapangan
(PBL) Semester Ganjil Tahun Akademik 2020/2021 dilaksanakan secara Learn
From Home.

3
E. Sistematika penulisan laporan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Metode Pelaksanaan
E. Sistematika Penulisan Laporan
BAB II PELAKSANAAN PBL
A. Pelaksanaan PBL Secara Online/Learn From Home
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran

4
BAB II
PELAKSANAAN PBL

A. Pelaksanaan PBL
Praktik Belajar Lapangan dilaksanakan secara daring (online), learn form
home (belajar dari rumah dan mencari materi melalui internet) dan mendapatkan
informasi dari narasumber melalui komunikasi aplikasi Whatsapp
Tabel 2.1 Distribusi Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan (PBL)
di PT Alam Jaya Kreasi Nasional Tahun 2020
No Hari/Tanggal Pelaksanaan Kegiatan PBL Keterangan
Dosen penanggung
Kamis, 08
1 Pembekalan PBL jawab mata kuliah
Oktober 2020
secara (Daring)
Selasa, 13 Lokasi PBL (PT. Alam Jaya Metode brosing di
2
Oktober 2020 Kreasi Nasional) internet
Metode brosing di web
Struktur organisasi dan dasar
Rabu, 14 perusahaan PT. PT.
3 hukum perusahaan PT. Alam
Oktober 2020 Alam Jaya Kreasi
Jaya Kreasi Nasional
Nasional
Macam-macam pengendalian
Metode brosing di web
Jumat, 15 dan sistem kerja pengendalian
4 perusahaan PT. Alam
Oktober 2020 vektor di perusahaan PT.
Jaya Kreasi Nasional
Alam Jaya Kreasi Nasional
Jenis-jenis pestisida yang
Metode brosing di web
Senin, 18 digunakan dalam operasional
5 perusahaan PT. Alam
Oktober 2020 PT. Alam Jaya Kreasi
Jaya Kreasi Nasional
Nasional
Teknik penyimpanan pestisida Metode brosing di web
Selasa, 19
6 di perusahaan PT. Alam Jaya perusahaan PT. Alam
Oktober 2020
Kreasi Nasional Jaya Kreasi Nasional
7 Rabu, 20 Penerapan K3 terkait APD Metode brosing di web
Oktober 2020 Pestisida di perusahaan PT. perusahaan PT. Alam

5
Alam Jaya Kreasi Nasional Jaya Kreasi Nasional
Kendala yang dihadapi
Metode brosing di web
Senin, 02 kaitannya dgn pestisida
8 perusahaan PT. Alam
November 2020 kadaluarsa di perusahaan PT.
Jaya Kreasi Nasional
Alam Jaya Kreasi Nasional
Metode pembelajaran
Selasa, 03
9 Pendahuluan (Latar Belakang) secara mandiri Learn
November 2020
From Home
Pendahuluan (Tujuan, Metode pembelajaran
Rabu, 04
10 manfaat, metode pelaksanaan, secara mandiri Learn
November 2020
sistematika penulisan laporan) From Home
Metode pembelajaran
Kamis, 05
11 Pelaksanaan PBL secara mandiri Learn
November 2020
From Home
Metode pembelajaran
Kamis, 12
12 Hasil dan pembahasan secara mandiri Learn
November 2020
From Home
Metode pembelajaran
Senin, 16
13 Penutup secara mandiri Learn
November 2020
From Home
Metode pembelajaran
Selasa, 17
14 Laporan keseluruhan secara mandiri Learn
November 2020
From Home

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi Pengelolaan Usaha Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian Provider)

Bagan 3.1
Struktur organisasi
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional

Direktur

Wakil
Management

Manager Manager Manager Manager


Teknis Marketing Mutu Administrasi

Administrasi
Fumigator Staf
Keuangan

Administrasi
Helper
Barang

Bagan struktur organisasi PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian


Provider) terdiri dari Direktur yang membawahi Manajer Mutu sebagai pengelola
Operasional secara administrasi kegiatan harian. Dalam kegiatan operasional
sehari – hari tersebut dibantu oleh Manajer Teknis, Manajer Marketing dan
Manajer Administrasi. Masing – masing Manajer bertanggung jawab atas segala
tugas yang dibebankan serta langsung bertanggung jawab kepada Direktur
Cabang melalui Wakil Manajemen. Secara jelas dan terperinci tugas dan
wewenang masing – masing diuraikan sebagai berikut :

7
Tabel 3.1
Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional

Struktur Organisasi Tugas dan Wewenang

Direktur 1) Menetapkan kebijakan mutu, sasaran mutu, visi


dan misi perusahaan.
2) Menetapkan struktur organisasi, tanggung jawab
dan penanggung jawab dan penanggung jawab
sistem mutu (wakil Manajemen).
3) Menetapkan wakil Manajemen.
4) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
Internal audit.
5) Menetapkan sistem komunikasi internal.
Wakil Manajemen 1) Mewakili direktur dalam melaksanakan operasional
harian perkantoran.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
adminsitrasi dan tehnis telah sesuai dengan aturan
dan  ketentuan yang berlaku.
3) Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan
masing-masing departemen agar dapat berjalan
dengan lancar.
Manajer Mutu 1) Memastikan konsisten pelaksanaan sistem
Manajemen Mutu.
2) Memelihara dan menetapkan seluruh proses sistem
Manajemen Mutu.
3) Melaporkan kepada direktur mengenai kinerja dan
sistem Manajemen Mutu termasuk kebutuhan
untuk peningkatan.
4) Membuat kerangka kerja.
5) Membuat panduan mutu.
6) Menyiapkan bahan penyusunan, pemeliharaan,

8
sosialisasi dokumen dan sistem mutu.
7) Manajer mutu merangkap sebagai manager
marketing.
Keuangan 1) Bertanggung jawab dalam mengelola keuangan
perusahaan.
2) Mengelola dan menganalisa keuangan perusahaan.
3) Mengawasi anggaran yang telah ditetapkan.
4) Membuat laporan posisi keuangan perusahaan.
5) Bertanggung jawab kepada wakil manajemen.
Manajer Pemasaran 1) Melaksanakan fungsi pemasaran dan penjualan
dalam perusahaan.
2) Membuat perencanaan dan strategi pemasaran.
3) Mengelola keluhan para pelanggan yang kemudian
disampaikan kepada wakil manajemen.
4) Melakukan survey order bersama fumigato.
Fumigator 1) Memastikan pelaksanaan fumigasi sesuai dengan
(tenaga kompeten) standar Barantan.
2) Bertanggung jawab terhadap keberhasilan
pekerjaan fumigasi.
3) Bertanggung jawab dalam kevalidasian dokumen
fumigasi.
4) Bertanggung jawab kepada wakil manajemen.
5) Melakukan perekaman seluruh kegiatan fumigasi.
6) Memastikan semua sarana yang diperlukan untuk
fumigasi selalu tersedia dan terkalibrasi.
Administrasi 1) Sebagai pengawas mutu dibidang administrasi.
2) Menerima dan mencatat order pekerjaan fumigasi.
3) Memastikan bahwa semua dokumen dan rekaman.
hasil kegiatan perusahaan disimpan sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
4) Memastikan bahwa semua kebutuhan administrasi
tersedia.

9
5) Bertanggung jawab kepada wakil manajemen.
Helper 1) Membantu pekerjaan fumigator dilapangan.
Kurir / Kolektor 1) Mengantar dokumen fumigasi kepada pelanggan.
2) Melakukan penagihan biaya fumigasi kepada
pelanggan.

B. Dasar Hukum Pengelolaan usaha Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
Dalam pelaksanaan pengelolaan usaha Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian Provider) menggunakan landasan hukum yang di mana
merupakan perpanjang tangan pemerintah Republik Indonesia. Dengan hal ini,
Kementerian Pertanian dalam mengaplikasikan Undang-Undang RI Nomer 16
Tahun 1992 khusunya keamanan dari organisme pengganggu tumbuhan dari dan
ke luar negeri yang telah diakreditasi serta diregristrasi oleh Badan Karantina
Pertanian dengan Nomor ID : 0142 MB. Selain itu Pest Control PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional (Fumigatian Provider) juga menggunakan peraturan-peraturan
sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan, adapun peraturan-
peraturan peraturan yang digunakan yaitu :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
258/Menkes/Per/III/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan
Pestisida. Di mana, pada pengaplikasiannya menggunakan Alat pelindung Diri
yang sesuai dengan persyaratan dan juga pekerja yang mengaplikasikan tugas
tersebut (Fumigator) harus dalam kondisi sehat.
2. Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Pedoman Fumigasi Arsip. Di mana dalam pengamatan secara langsung
melalui video yang diberikan oleh PT. AJKN, pengaplikasiannya menerapkan
tata cara persiapan fumigasi arsip. Dalm hal ini, PT AJKN selaku penyedia
jasa telah melakukan persyaratan yang ditetapkan pada peraturan pada saat
pelaksanaan fumigation khususnya di kearsipan.

C. Macam-Macam Pengendalian pada Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi


Nasional

10
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional memiliki beberapa macam pengendalian
adalah sebagai berikut.
1. Termite Control
Termite control adalah pekerjaan jasa mengendalikan rayap yang
kehadirannya dapat merusak kayu bangunan dan perabotan rumah yang bahannya
terbuat dari kayu atau bahan yang mengandung Selulosa.

2. General Pest Control


Jenis jasa ini adalah pengendalian berbagai jenis hama terbang (flying
insect) seperti nyamuk, lalat, dan kecoa. General pest control menjadi pilihan
apabila costumer meminginkan pengurangan terhadap beberapa hama tersebut
jenis jasa ini biasanya diminatai oleh restoran, apartemen dan hotel.

3. Rodent Control
Rodent control merupakan program pengendalian hama tikus secara
terpadu dengan memperhatikan karaktristik tikus antara lain jenis, habitat,
kebiasaan hidup, dan faktor adaptasi dari tikus. sehingga resiko kegagalan dalam
proses pengendalian dapat dihindarkan.

4. Fumigation Provider
Fumigation provider merupakan teknik penanganan tepat sasaran yang
biasa di gunakan oleh pengendali hama profesional untuk membasmi hama secara
efektif yang menyerang komoditas-komoditas dan produk-produk pangan. Jenis
pengendalian ini merupakan unggulan dari PT. Alam Jaya Kreasi Nasional.

D. Sistem Kerja serta Mekanisme Pengendalian PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
Dalam Sistem kerja PT. Alam Jaya Kreasi Nasional memiliki sistem
berupa bagan yang terstruktur dan dapat dilihat pada lampiran gambar. Di mana
pada bagan tersebut dapat dijelaskan berupa:
1. Pelanggan memberikan order melalui telepon, e-mail atau langsung fax
shipping instruksi (SI)

11
2. Setelah menerima dan mencatat order, staf administrasi melaporkan order
tersebut kepada marketing untuk pencatatan yang selanjutnya diteruskan
kepada fumigator untuk verifikasi kelayakan pekerjaan fumigasi (ex:
komoditi, dosis, tenaga kerja, dan lain-lain)
3. Fumigator menentukan penjadwalan kerja
4. Setelah penjadwalan kerja dibuat fumigator melakukan kegiatan pra-fumigasi
5. Pelaksanaan fumigasi oleh fumigator dan tim
6. Fumigator membuat pencatatan pekerjaan dilapangan
7. Pencatatan tersebut diserahkan kepada administrasi sebagai acuan untuk
pembuatan sertifikat selain shipping instruksi yang didapat dari pelanggan
8. Administrasi membuat sertifikat fumigasi (SI)
9. Setelah pencetakan sertifikat fumigasi selesai, dokumen tersebut diserahkan
kebagian keuangan
10. Keuangan membuat penagihan dengan dokumen pendukung lainnya
11. Dokumen yang telah selesai diserahkan kepada wakil manajemen untuk
diperiksa ulang
12. Wakil manajemen menyerahkan dokumen kepada kurir untuk disampaikan
kepada pelanggan

Sedangkan untuk mekanisme kerja berupa teknis pelaksanaan fumigasi


yang merupakan unggulan dari pelaksanaan pest control ini yaitu dengan
menggunakan methyl bromida (CH3Br) yang memerlukan peralatan dan bahan
yang mencakupi. Semua peralatan harus berfungsi dengan baik sebelum
digunakan. Secara garis besar, peralatan dan bahan yang perlu dimiliki oleh para
Fumigator untuk melaksanakan kegiatan Fumigasi adalah:
1. Peralatan pelindung, yang terdiri dari pakaian keselamatan kerja, alat
pelindung pernapasan, obat – obatan, dan alat pemadam kebakaran.
2. Peralatan untuk memonitor gas, yang terdiri dari alat pendeteksi kebocoran
gas dan alat pengukur konsentrasi gas.
3. Alat aplikasi fumigant, yang terdiri dari methyl bromida, lembaran penutup
(sheet), selang dan alat untuk pemasok fumigant, alat penguap, kipas angin,

12
pita perekat, troli, thermometer, kalkulator, kunci inggris, obeng dan
sejenisnya, tangga lipat, pisau, gunting dan sebagainya.
4. Alat petunjuk bahaya, yang terdiri dari tanda – tanda peringatan dan tali/pita
pembatas (hazard tape).
5. Dokumen-dokumen fumigasi, yang terdiri dari sertifikat fumigasi gas
clearance certificate, buku catatan, formulir pemberitahuan pelaksanaan
fumigasi dan lain-lain.
Banyak jenis, model dan merek dari peralatan-peralatan tersebut yang
dapat digunakan dan tersedia dipasar. Pemilihan peralatan yang akan digunakan
sangat bergantung pada faktor harga, spesifikasi, dan kemudahannya untuk
dioperasikan. Pemilihan peralatan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada para
fumigator. Sebagai sekedar tambahan informasi, badan karantina pertanian
misalnya, menggunakan riken gas interferometer / refractometer untuk mengukur
konsentrasi gas, riken gas leak detector dan lampu halide untuk menditeksi
kebocoran gas, dan self contained breathing apparatus (SCBA) untuk perlindung
pernafasan. Adapun tahapan-tahapan yang harus diperhatikan yaitu:
1. Persiapan
Pelaksanaan fumigasi, agar berhasil dengan baik, membutuhkan persiapan
yang baik pula. Oleh karena itu, para fumigator diharuskan untuk mempersiapkan
dengan sebaik-baiknya segala sesuatu yang diperlukan sehubungan dengan
fumigasi yang akan dilaksanakannya. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan
sebelum fumigasi dilaksanakan. Sebagai pedoman, dibawah ini disebutkan
langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh para fumigator sebelum fumigasi
dilaksanakan.
a. Mintalah informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pengguna jasa/klien
tentang komoditi yang akan difumigasi. Informasi yang perlu diperoleh dari
pengguna jasa meliputi jenis, jumlah, dan lokasi komoditi, waktu pengapalan/
pemuatan kealat angkut, apakah komoditi akan dieksport/dikirim ke area lain
atau merupakan komoditi impor/dimasukkan dari area lain, dan informasi
lainnya yang dipandang perlu
b. (Terutama yang harus dicantumkan dalam sertifikat fumigasi). Informasi
tersebut sangat penting bagi fumigator, antara lain untuk menentukan apakah

13
fumigasi dapat dilaksanakan atau apakah lokasi komoditi sesuai untuk tempat
melakukan fumigasi. Bila perlu. Lakukanlah peninjauan kelokasi komoditi
untuk memastikan perlu tidaknya komoditi tersebut dipindahkan dari
tempatnya.
c. Bila fumigasi dapat dilaksanakan, buatlah rencana kerja. Rencana tersebut
harus dijelaskan secara terperinci kepada orang – orang yang terlibat dalam
pelaksanaan fumigasi. Lakukanlah pembagian tugas untuk hal – hal yang
khusus bila dianggap perlu.
d. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang perlu dibawa. Sebelumnya
pastikan bahwa semua peralatan berada dalam keadaan baik berfungsi dengan
baik. Disarankan untuk selalu menyimpan peralatan dan bahan fumigasi dalam
keadaan “siap bawa” sehingga pada waktu diperlukan tidak harus lagi
menyiapkannya secara satu persatu serta untuk menghindarkan tercecer atau
tertinggalnya peralatan.
e. Lakukanlah pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pemberitahuan sebaiknya dilakukan secara tertulis dengan menggunakan
formulir seperti tercantum pada lampiran 3 dan disampaikan setidaknya 24
jam sebelum fumigasi dilaksanakan.pihak-pihak yang perlu diberitahu, antara
lain adalah :
1) petugas karantina tumbuhan setempat
2) Aparat keamanan setempat (polisi atau satpam dilokasi fumigasi)
3) Pengelola/orang yang bertanggung jawab atas lokal fumigasi (penguasa
pelabuhan/bandar udara, manajer gudang, manajer pabrik dan sebagainya)
4) Bila fumigasi dilakukan dekat dengan tempat hunian atau kantor, setiap
penghuni didekat area yang berbahaya serta kepala kantor yang
bersangkutan. Jangan lupa untuk mencatat alamat dokter atau rumah sakit
terdekat untuk keperluan bantuan medis bila terjadi kecelakaan keracunan
f. Setibanya dilokasi fumigasi, amankan segera lokasi tersebut. Buatlah batas
pada area berbahaya dengan menggunakan hazard tape atau tambang.
Tempelkanlah tanda – tanda peringatan berbahaya pada setiap pintu masuk
ruangan fumigasi serta tempat – tempat lain yang dipandang perlu dengan

14
menggunakan tanda seperti terdapat pada lampiran 4. semua tanda peringatan
harus diberi lampu penerangan atau illuminator.

2. Tempat/lokasi fumigasi
Tempat fumigasi harus berada diarea yang berventilasi baik dan ternaung.
Tempat tersebut harus terlindung dari kondisi cuaca buruk seperti hujan, panas,
angin kencang dan suhu yang rendah. Angin kencang dapat merupakan sebab
utama hilangnya fumigant. Penggunaan tali atau sabuk dapat membantu menahan
melekatkan lembaran penutup ( sheet ) fumigasi untuk mencegah agar lembaran
tidak melambai – lambai bila tertiup angin. Tempat fumigasi juga harus bebas dari
lalu lintas atau aktifitas manusia. Bila fumigasi terpaksa dilakukan didekat
ruangan dimana terdapat aktifitas manusia (seperti ruangan kantor misalnya),
ruangan tersebut harus dikosongkan selama proses fumigasi berjalan. Fumigasi
harus dilakukan ditempat yang terlindung, berventilasi baik, dan bebas dari
aktifitas manusia.

3. Ruangan fumigasi
Perlakuan fumigasi untuk tujuan karantina harus dilaksanakan diruang
yang tertutup rapat. Jika dapat dibuktikan bahwa ruangan fumigasi sudah kedap
gas (seperti peti kemas) penggunaan lembaran penutup tidak diperlukan. Jika
tidak dapat dibuktikan bahwa ruangan fumigasi kedap udara, lembaran penutup
harus digunakan.
Lantai ruangan fumigasi harus tidak dapat ditembus gas sehingga mampu menjaga
konsentrasi fumigant pada tingkat minimal selama masa perlakuan.
Apabila fumigasi dilakukan dengan menggunakan lembaran penutup ( terpauline /
sheet fumigation ) lantai ruang harus :
a. Datar dan bebas dari batu atau benda tajam lainnya sehingga penempatan
lembaran penutup pada permukaan lantai dapat dilakukan dengan baik untuk
kebocoran gas.
b. Bebas dari retakan – retakan dan saluran air atau celah lainnya yang dapat
mengurangi sifat kedap gas ruangan tersebut.

15
c. Beton yang tidak bercelah ( tertutup rapat dan dalam kondisi baik ) atau aspal
biasanya baik untuk digunakan sebagai lantai ruangan fumigasi.
d. Permukaan seperti tanah, pasir, kerikil atau paving blok tidak sesuai
digunakan sebagai lantai ruangan fumigasi. Untuk memperoleh hasil fumigasi
yang efektif, permukaan seperti ini harus ditutup rapat dengan lembaran
penutup yang kedap gas.Ruangan fumigasi harus benar-benar kedap gas.
Lakukanlah pemeriksaan secara teliti terhadap kemungkinan bocornya
ruangan fumigasi sebelum fumigasi dilaksanakan.

4. Fumigasi dengan menggunakan lembaran penutup  (sheet fumigation)


Sebelum melakukan fumigasi, seorang fumigator harus memeriksa dengan
mata kepala sendiri semua lembaran penutup. Lembaran-lembaran ini harus :
a. Bebas dari segala cacat (misalnya jahitan, keliman/sambungan, sobekan atau
lubang).
b. Memiliki kemampuan menyerap gas kurang dari 0,02 gram perhari per meter
persegi (dinyatakan dengan g/m² untuk methyl bromida). Lembaran terbuat
dari anyaman nylon yang dilapisi PVC, polythene atau unsupported PVC
cocok digunakan sebagai lembaran penutup yang umum digunakan memiliki
ketebalan antara 150-250 mikron dan berat 300-500 gram/m² serta kerapatan
anyaman/rajutan sebesar 0,125-0,250 mikron (setara dengan 500 gauge).
Sobekan, lubang dan abrasi merupakan faktor penyebab utama hilangnya
gas. Bahan-bahan berajut lebar dan berlapis tipis tidak sesuai untuk digunakan
sebagai lembaran fumigasi. Pelapis kolam atau lembaran polypropylene yang
diproses dengan pemanasan dan pendinginan juga tidak sesuai untuk digunakan
sebagai penutup karena dapat memindahkan methyl bromida secara berlebihan.
Bila lantai tidak dapat dijamin kedap gas, Perlu digunakan lembaran penutup
lantai untuk mencegah kebocoran gas.mUntuk setiap fumigasi dengan
menggunakan lembaran penutup, hal-hal sebagai berikut ini harus menjadi
perhatian bagi para fumigator.

16
5. Menggunakan petikemas kedap gas sebagai ruang fumigasi
Semua peti kemas harus difumigasi dibawah lembaran penutup kecuali
jika dapat ditunjukkan bahwa petikemas tersebut telah memenuhi standar uji
tekanan untuk kekedapan gas. Untuk fumigasi peti kemas tanpa lembaran
penutup, proses ini harus selalu dilakukan setiap saat sebelum peti kemas
difumigasi. Tingkat kekedapan gas harus diukur dengan menggunakan uji
penurunan tekanan (pressure decay test). Hal ini dapat dilakukan dengan melihat
waktu paruh tekanan (atau penurunan) dari 200 ke 100 pa.
Peti kemas yang tidak dapat diberikan tekanan sampai 250 pa (tekanan permulaan
untuk pengujian) akan dianggap sebagai tidak lulus uji dan harus dimasukkan
kebawah lembaran kedap gas sebelum difumigasi dengan methyl bromida.

6. Fumigasi kamar (chamber fumigation)


Fumigasi kamar berarti fumigasi yang dilaksanakan dalam sebuah ruangan
yang dirancang khusus untuk itu. Sebelum melaksanakan fumigasi kamar,
seseorang fumigator harus :
a. Memeriksa dengan teliti segel – segel pintu dalam ruangan
b. Meyakinkan bahwa tidak ada kerusakan yang terjadi diruangan dan tidak ada
satu barang pun yang berada diantara ruangan dan pintu ruangan yang dapat
menghambat kesempurnaan penutupnya
c. Melakukan uji tekanan pada ruangan untuk meyakinkan bahwa ruangan kedap
gas. Nilai penurunan tekanan dari 200-100 pascal harus paling tidak 10 detik.
Secara umum, prosedur fumigasi kamar sama dengan prosedur fumigasi peti
kemas.

7. Penyusunan (stuffing) komoditi


Meskipun dalam praktek sering sulit untuk dilaksanakan, volume
tumpukan komoditi seharusnya tidak lebih dari 2/3 volume ruangan fumigasi.
Komoditi harus ditumpuk sedemikian rupa sehingga memungkinkan sirkulasi gas
secara baik pada bagian atas, bawah, samping dan diantara komoditi. Sebagai
pedoman secara umum untuk fumigasi lembaran penutup, jarak antara lembaran

17
penutup dengan tumpukan komoditi yang disarankan pada bagian atas adalah 60
cm, pada bagian sisi 30 cm, sedang jarak dengan lantai minimum 5 cm.

8. Kemasan dan permukaan komoditi yang kedap gas


Banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika melakukan fumigasi
terhadap suatu komoditi. Untuk meyakinkan produk tidak rusak selama fumigasi,
kepada klien dan fumigator disarankan untuk berkonsultasi dengan pakar
mengenai cara terbaik untuk menyiapkan barang mereka untuk tujuan fumigasi
atau melakukan uji coba terlebih dahulu. Untuk menjamin keberhasilan fumigasi,
kemasan atau lapisan yang kedap gas (seperti pembungkus plastik,permukaan
yang dicat atau diplitur, aluminium foil, kertas berlapis lilin atau tir) harus dibuka,
dipotong atau dibuang sebelum fumigasi dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan
untuk memungkinkan penetrasi gas kedalam komoditi serta pelepasannya kembali
pada waktu aerasi. Jika komoditi telah diperiksa dan bebas dari bahan yang kedap
gas, pada sertifikat fumigasi dapat dicantumkan pernyataan sebagai berikut :“This
consignment HAS been verified free of impervious surfaces/layers that may
adversely affect the penetration of the fumigant, prior to fumigation” (Sebelum
difumigasi, barang kiriman telah dibuktikan bebas dari permukaan/lapisan kedap
gas yang mungkin berpengaruh terhadap penetrasi fumigant). Kemasan yang
kedap gas harus dibuka/dibuang sebelum fumigasi dilakukan. Furnitur harus
difumigasi sebelum dicat diplitur atau dipernis.

9. Fumigasi komoditi yang mudah rusak (perishable)


Tanaman hidup sangat mungkin akan rusak jika difumigasi pada suhu 30
ºC atau lebih. Bunga potong, buah segar, sayur dan beberapa jenis benih juga
sangat sensitif terhadap fumigasi dalam suhu dan dosis yang tinggi. Karena itu,
disarankan untuk meminta pendapat dari para pakar atau melakukan uji coba
terlebih dahulu sebelum fumigasi dilaksanakan. Untuk fumigasi buah segar dan
sayuran, fumigator harus menggunakan suhu daging, buah untuk kalkulasi dosis,
bukan suhu ruangan pada fumigasi komoditi lainnya. Suhu daging buah harus
dicantumkan dalam sertifikat fumigasi. Dalam melakukan pengukuran suhu
daging buah, fumigator harus mengambil sampel dari paling tidak satu tempat

18
disetiap bagian bawah, tengah dan atas partai komoditi. Alat pemeriksa suhu
harus dimasukan ke tengah sebuah buah yang terletak dibagian tengah karton bila
memungkinkan.

10. Fumigasi kayu dan produk kayu


Fumigasi kayu atau produk kayu hanya diperbolehkan bila :
a. Ketebalan produk kayu tersebut kurang dari 200 mm (8 inci).
b. Penumpukan (stuffing) komoditi dilakukan sedemikian rupa sehingga terpisah
secara vertical setiap 200 mm (8 inci).
c. Terdapat jarak yang cukup (paling tidak 50 mm) antara susunan komoditi
dengan bagian dasar dan atap ruangan fumigasi.
Ketentuan seperti diatas diperlukan karena konsentrasi methyl bromide
yang efektif hanya akan menembus sejauh 100 mm (4 inci) dari permukaan ke
bagian dalam kayu selama masa fumigasi. Hal ini juga perlu untuk mempermudah
sirkulasi fumigant disekitar komoditi.

11. Pengeluaran (aerasi) Fumigan


Setelah fumigasi selesai dilakukan, fumigator harus mengeluarkan
fumigant dari ruangan sampai konsentrasi gas dalam ruangan berada dibawah 5
ppm v/v (threshold Limit Value atau nilai batas minimal disingkat tlv yang
berlaku saat ini untuk methyl bromide). Pastikan bahwa daerah sekitar lokasi
fumigasi bebas dari orang-orang yang tidak terlibat secara langsung dalam
kegiatan fumigasi sebelum aerasi dilakukan. Personil yang melakukan aerasi
harus selalu menggunakan alat bantu pernapasan. Buka selebar-lebarnya pintu dan
semua pentilasi ruangan fumigasi atau angkat setinggi mugkin sisi-sisi lembaran
penutup (sheet) dan jepit dengan menggunakan pejepit (clamp) yang telah
disediakan untuk itu. Hidupkan semua kipas angin untuk mempercepat keluarnya
gas dari ruangan fumigasi. Setelah proses aerasi berlangsung beberapa saat,
lakukanlah pemeriksaan konsentrasi gas didalam ruangan serta area sekitar tempat
fumigasi sampai konsentrasi gas berada tingkat yang tidak membahayakan (< 5
ppm untuk methyl bromide). Ruangan dan area disekitar tempat fumigasi dapat
dinyatakan aman untuk dimasuki kembali setelah konsentrasi gas ditempat

19
tersebut berada pada tingkat yang tidak membahayakan. Cabutlah semua tanda
peringatan bahaya yang terpasang, jangan sampai ada yang tertinggal karna dapat
menyesatkan orang lain yang melihatnya. Komodoti yang tidak diberi aerasi
secara memadai dapat membahayakan kesehatan keselamatan para pekerja yang
terlibat dalam pembongkaran atau pemeriksaan. Bila tidak terdapat dokumentsi
yang menunjukan bahwa sebuah ruangan atau peti kemas yang difumigasi telah
diaerasi, para petugas harus melakukannya sebagai masih “mengandung gas”
sampai seorang fumigator yang kompeten menyatakan aman.
Petugas serta cap kantor pada halaman belakang sertifikat fumigasi serta
pernyataan sebagai berikut:
“Fumigasi dilaksanakan dibawah pengawasan petugas karantina tumbuhan”
“Fumigation was carried out under the supervision of PQ inspector”

12. Pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berkepentingan


Pihak-pihak yang diberi pemberitahuan pada saat fumigasi akan dilakukan
harus diberi tahu kembali oleh fumigator bahwa fumigasi telah selesai
dilaksanakan. Pemberitahuan ini dapat dilakukan dengan menyampaikan salinan
sertifikat bebas gas tersebut diatas kepala pihak-pihak yang bersangkutan.
Fumigator pada dasarnya tidak bertanggung jawab atas terjadinya reinfestasi
serangga terhadap komoditi yang telah difumigasi. Meskipun demikian, seorang
fumigator yang profesional pasti tidak menghendaki apabila hasil kerjanya
menjadi sia-sia akibat terjadinya reinfestasi serangga terhadap komoditi yang baru
saja difumigasinya. Selain itu, reinfestasi serangga, khususnya terhadap komoditi
ekspor, dapat mengakibatkan berkurangnya kepercayaan dari instansi karantina
dinegara tujuan atas sertifikat fumigasi yang diterbitkan oleh fumigator yang
bersangkutan meskipun hal itu diakibatkan oleh suatu kondisi yang berbeda diluar
kendalinya. Oleh karena itu, setelah suatu kegiatan fumigasi selesai dilaksanakan,
para fumigator hendaknya memberikan saran (advice) kepada pemilik komoditi
(media pembawa) tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya reinfestasi serangga serta akibat atau kerugian yang mungkin
ditimbulkan. Kebiasaan untuk memberikan saran tersebut hendaknya dijadikan
sebagai bagian dari praktek fumigasi yang baik (good fumigation practice) oleh

20
para fumigator. Untuk komoditi ekspor yang dimuat dalam peti kemas, peti kemas
hendaknya tidak lagi dibuka setelah difumigasi (hingga selesainya proses aerasi)
muatan peti kemas juga tidak boleh dicampur (ditambah) dengan muatan lainnya
yang belum difumigasi. Bila perlu, pintu peti kemas diberi segel yang hanya boleh
dibuka oleh instansi karantina tumbuhan dinegara tujuan untuk menghindari
dibukanya peti kemas tersebut oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
Untuk komoditi yang diangkut secara konvensional (tanpa menggunakan peti
kemas), penempatannya diatas kapal/alat angkut lainnya agar terpisah sedemikian
rupa dengan komoditi/barang-barang lainnya yang mungkin dapat menjadi
sumber infestasi baru. Bila dipandang perlu, lakukan terlebih dahulu desinsektasi
(penyemprotan) terhadap palka/ruangan kapal/alat pengangkut dimana komoditi
tersebut dimuat. Pemilik komoditi harus memastikan bahwa penanggung jawab
alat angkut memahami hal-hal yang telah difumigasi selama pengangkutan serta
akibat-akibat yang dapat ditimbulkannya. Bila perlu, cantumkan hal ini dalam
kontrak pengangkutan.Untuk komoditi yang akan disimpan dalam waktu yang
cukup lama dalam gudang, perlu disarankan agar pemilik komoditi
memperhatikan kondisi dan sanitasi gudang dimana komoditi tersebut akan
disimpan. Gudang harus selalu dalam keadaan bersih, kering dan sejuk. Sebelum
digunakan, gudang agar dibersihkan terlebih dahulu dari barang-barang atau
kotoran yang dapat menjadi sumber infestasi baru. Lakukan penyemprotan dengan
pestisida yang persisten terhadap seluruh ruangan gudang untuk membasmi
serangga yang mungkin terdapat didalamnya serta membantu mencegah
reinfestasi. Penyamprotan yang sama juga dapat dilakukan terhadap komoditi
yang dikemas dalam karung setelah komoditi tersebut ditempatkan didalam
gudang. Sedapat mungkin, jangan ditempatkan komoditi yang belum difumigasi
dalam satu gudang yang sama dengan komoditi yang telah difumigasi karena hal
ini mempersulit pencegahan reinfestasi serangga khususnya jenis-jenis serangga
yang mobilitasnya tinggi. Bila hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, upayakan
ada jarak yang cukup dan membatas yang memadai untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya crosscontamination diantara komoditi-komoditi tersebut.
Pemeriksaan secara rutin dan, bila perlu, penyemprotan sewaktu-waktu harus
dilakukan terhadap komoditi yang disimpan secara tercampur dalam satu gudang.

21
E. Jenis-Jenis Pestisida dalam Pengelolaan PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
Terdapat beberapa jenis pestisida yang digunakan untuk pengendalian
hama, vektor, dan binatang pengganggu di PT. Alam Jaya Kreasi Nasional,
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Cypermethrin
Cypermethrin adalah piretroid sintesis yang digunakan sebagai isektisida
dalam aplikasi pertanian komersil skala besar serta produk konsumen untuk
keperluan skala besar serta produk konsumen untuk keperluan rumah tangga. Ini
berlaku sebagai racun saraf yang bekerja cepat pada serangga. Bahan ini biasa
digunakan untuk pengendalian semut dan kecoa.

2. Diazinon
Diazinon adalah insektisida organofosfat non-sistemik yang sebelumnya
digunakan untuk mengendalikan kecoa , gegat , semut , dan kutu di bangunan
perumahan non-makanan. Diazinon banyak digunakan selama tahun 1970-an dan
awal 1980-an untuk penggunaan berkebun tujuan umum dan pengendalian hama
dalam ruangan.

3. Azemethipos
Azamethiphos adalah pestisida organophosphorus, yang bekerja dengan
mengganggu transmisi impuls saraf. Ini telah digunakan dalam bentuk semprot
untuk mengendalikan serangga seperti kecoa dan lalat di gedung, gudang dan
instalasi pertanian intensif. Azamethiphos ditemukan sebagai bubuk kristal abu-
abu yang tidak berwarna atau kadang-kadang sebagai butiran kuning oranye.
Biasanya tersedia secara komersial sebagai bubuk yang bisa dibasahi. Biasanya
digunakan untuk pengendalian nyamuk, lalat tsetse, kecoa, dan hama.

4. Bromadiolon
Bromadiolone adalah rodentisida anti-koagulan multi-umpan, sintetis,
generasi kedua. Jika dibandingkan dengan rodentisida antikoagulan lainnya,
bromadiolone memiliki tingkat aktivitas yang baik terhadap tikus coklat, dan

22
tingkat aktivitas moderat terhadap tikus. Bromadiolone adalah racun kuat untuk
semua spesies mamalia dan penting bahwa semua umpan harus dilindungi dengan
baik dari hewan non-target. Cara terbaik untuk mencapai ini adalah dengan
menempatkan umpan di kotak umpan yang disetujui.

5. Imidacloropid
Imidacloropid adalah insektisida sistemik yang mengganggu transmisi
rangsangan di sistem saraf serangga dan mengakibatkan kelumpuhan serangga
dan akhirnya kematian. Ini efektif karena Imidacloropid bekerja sebagai racun
kontak dan lambung. Insektisida ini mampu mengendalikan hama sasaran jenis
kutu-kutuan seperti kutu kebul, thrips dan aphids, serta hama wereng.

6. Temephos
Temephos atau disebut juga abate adalah larvasida sangat kuat yang secara
efektif mengontrol fase larva (jentik) nyamuk sebagai penyebar penyakit. Abate
(Temephos) bekerja dengan cara menghambat enzim penting fungsi sistem saraf.
Melakukan treatment menggunakan abate pada air tergenang akan membunuh
jentik nyamuk sebelum tumbuh dewasa dan mampu bereproduksi, ini ditujukan
untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk sebagai serangga pembawa penyakit
sehingga dapat meminimalkan penyebaran penyakit.

7. Lambda cyhalothrin
Lambda cyhalothrin diindikasikan untuk perawatan insektisida, fungisida
dan kondisi lainnya. Lambda cyhalothrin adalah insektisida piretroid sintetis dan
akarisida yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama dalam berbagai
aplikasi. Hama yang dikendalikan termasuk kutu daun, kumbang Colorado dan
larva kupu-kupu. Bahan ini juga dapat digunakan untuk manajemen hama
structural atau dalam aplikasi kesehatan masyarakat untuk mengendalikan
serangga seperti kecoa, nyamuk, kutu dan lalat yang dapat berkembang biak
sebagai vektor penyakit.

23
F. Teknik Penyimpanan Pestisida pada Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional memiliki gudang khusus untuk
penyimpanan bahan pestisida yang akan digunakan. Di mana dalam penyimpanan
tersebut dibedakan antara pestisida cair maupun padat, sehingga lebih mudah
dalam mencari serta menemukan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pest control, serta ruangan yang tertutup oleh pintu yang selalu
dikunci berguna untuk orang lain selain yang berkepentingan tidak leluasa untuk
masuk. Dalam penyimpanan tersebut adapun beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Simpan pestisida dalam kemasan aslinya
Kemasan asli pestisida dibuat dari bahan terpilih supaya pestisida dapat
disimpan dengan aman dan memastikan masa simpan hingga tanggal
kadaluwarsanya. Selain itu, hal terpenting yang ada dalam kemasan asli pestisida
adalah labelnya.  Pestisida yang baik akan mencantumkan petunjuk penggunaan,
peringatan keamanan, gejala keracunan, P3K, tanggal kadaluwarsa, dan
keterangan penting lainnya pada label. Ketentuan label pestisida diatur dalam
Permentan No. 39 tahun 2015 tentang Pendaftaran Pestisida.

2. Jauhkan wadah pestisida dari hal-hal yang bisa merusak label pada kemasan
pestisida
Jauhkan wadah pestisida dari air yang akan merusak label dan sinar
matahari langsung yang memburamkan tulisan label. Kemasan tanpa label atau
dengan label yang tidak terbaca akan meningkatkan bahaya kecelakaan,
keracunan, atau kesalahan penggunaan pestisida.

3. Simpan pestisida yang berbentuk bubuk atau butiran dalam wadah yang kedap
air
Biarkan pestisida bubuk atau butiran tetap berada dalam kemasan aslinya.
Kemasan aslinya biasanya sudah cukup untuk menyimpannya dalam kondisi
normal (udara tidak terlalu lembab). Namun jika akan menyimpannya selama

24
beberapa hari, wadah kedap air seperti boks plastic mungkin dibutuhkan karena
pestisida berupa bubuk atau butiran biasanya mudah bereaksi dengan air.

G. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terkait Alat Pelindung Diri


pada Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
Dalam pelaksanaan pengelolaan usaha Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional menerapkan penggunaan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang di
mana telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
258/Menkes/Per/III/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan Pestisida.
Di mana, pada pengaplikasiannya menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai
dengan persyaratan dan juga pekerja yang mengaplikasikan tugas tersebut harus
dalam kondisi sehat. Adapun alat-alat yang dimaksud yaitu:
1. Masker medis
2. Sarung tangan
3. Sepatu safety
4. Helm safety
5. Masker respirator
6. Seragam lengan dan celana panjang
7. Alat pemadam kebakaran

H. Kendala dalam Pemilahan, Penyimpanan, Pengaplikasian, dan Pemusnahan


Pestisida PT Alam Jaya Kreasi Nasional
Masalah atau kendala yang dihadapi PT Alam Jaya Kreasi Nasional dalam
pengelolaan tersebut tidak terlalu menjadi permasalahan yang sangat serius
dikarenakan adanya tenaga profesional serta kompeten di bidangnya membuat
pelaksanaan lancar tanpa terkendala sedikitpun. Dari proses pemilahan bahan
pestisida yang digunakan, PT. Alam Jaya Kreasi Nasional memaksimalkan sebisa
mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya. Seperti halnya
pengendalian hama tikus, pekerja memaksimalkan dengan menggunakan
perangkap serta lem daripada racun tikus yang dapat membuat tikus mati tanpa
diketahui dan mengeluarkan bau. Dari penyimpanan bahan pestisida, PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional mempunyai gudang khusus yang menyimpan pestisida padat

25
maupun cair yang tempatnya dibedakan serta ruangan yang tertutup dan terkunci
agar orang lain selain yang berkepentingan tidak leluasa untuk masuk. Dan untuk
pemusnahan pestisida yang telah kadaluarsa, PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
memaksimalkan untuk membeli bahan-bahan dalam waktu dekat saja dan
menghitung secara pasti keperluan akan bahan yang digunakan sehingga tidak
terdapat sisa pada saat pelaksanaan maupun penyimpanan. Namun, jika dilihat
secara jangka panjang PT Alam Jaya Kreasi Nasional pernah mengalami
permasalahan alat pada saat pengaplikasian, di mana masalah tersebut dapat
menjadi hambatan dalam pelaksanaan. Adapun masalah yang dialami pada alat-
alat tersebut yaitu:
1. Mesin susah dihidupkan. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
a. Cek pengapian ke busi
b. Cek bahan bakar apakah naik ke ruang bakar.
c. Cek kondisi membran
(Jika point a sampai point c dalam kondisi normal berarti ada kebocoran di
resonator).

2. Pengapian tidak ada. Langkah-langkah yang perlu dilakukan:


a. Lakukan jumper di switch jika menyala berarti ada masalah pada switch
b. Ukur tegangan dengan menggunakan avo meter, jika ada lakukan pergantian
di busi, kerenggangan busi antara 3-4 mm
c. Jika setelah ganti busi baru tetap tidak ada pengepian berarti ada masalah di
coil ignition.

3. Bensin tidak naik ke pembakaran.


a. Swingfog SN 50, lakukan pemancingan dengan menutup lubang di bagian
karburator dengan jari, lakukan pemompaan dan pompaan akan terasa berat,
jika keluar tapi setelah dinyalakan mati lagi atau harus di pompa terus agar
hidup, berarti ada sumbatan di bagian spuyer. (untuk melakukan langkah ini
lepas kepala coil ignition yang ke busi).

26
b. Tasco KA 150 dan KB 150, buka bagian filter bahan bakar yang berada di
posisi belakang tangki, lalu bersihkan, jika kondisi darurat bisa dilepaskan
tanpa filter.
c. Igeba TF/AF 35, buka bagian pengaturan udara, bersihkan lalu di pompa, jika
masih tidak naik ke pembakaran buka bagian karburator dan bersihkan dengan
karbu cleaner.

4. Mesin tidak mau langsam (nyala). Adapun penyebabnya karena:


a. Ada kebocoran udara di bagian selang.
b. Spuyer tersumbat
c. Klep Valep sudah rusak (untuk beberapa type fogging tertentu).
d. Ada Kebocoran di bagian resonator.
e. Posisi semburan bahan bakar tidak lurus atau kurang besar. (untuk fogging
Tasco KA 150, KB 150 dan Motoyama atau Produk dari Ace Hardware).
f. Membran sudah tidak bagus.

27
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Struktur organisasi PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian Provider)
terdiri dari Direktur yang membawahi Manajer Mutu sebagai pengelola
Operasional secara administrasi kegiatan harian. Dalam kegiatan
operasional sehari – hari tersebut dibantu oleh Manajer Teknis, Manajer
Marketing dan Manajer Administrasi. Masing – masing Manajer
bertanggung jawab atas segala tugas yang dibebankan serta langsung
bertanggung jawab kepada Direktur Cabang melalui Wakil Manajemen.
2. Dalam pelaksanaan pengelolaan usaha Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian Provider) menggunakan landasan hukum yang di
mana merupakan perpanjang tangan pemerintah Republik Indonesia.
Dengan hal ini, Kementerian Pertanian dalam mengaplikasikan Undang-
Undang RI Nomer 16 Tahun 1992 khusunya keamanan dari organisme
pengganggu tumbuhan dari dan ke luar negeri yang telah diakreditasi serta
diregristrasi oleh Badan Karantina Pertanian dengan Nomor ID : 0142
MB. Selain itu Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian
Provider) juga menggunakan peraturan-peraturan sesuai dengan protokol
kesehatan yang telah ditetapkan
3. PT. Alam Jaya Kreasi Nasional memiliki beberapa macam pengendalian
adalah sebagai berikut, Termite control adalah pekerjaan jasa
mengendalikan rayap, General Pest Control Jenis jasa ini adalah
pengendalian berbagai jenis hama terbang (flying insect) seperti nyamuk,
lalat, dan kecoa, Rodent control merupakan program pengendalian hama
tikus secara terpadu dengan memperhatikan karaktristik tikus antara lain
jenis, habitat, kebiasaan hidup, dan faktor adaptasi dari tikus, Fumigation
provider merupakan teknik penanganan tepat sasaran yang biasa di
gunakan oleh pengendali hama profesional untuk membasmi hama secara
efektif yang menyerang komoditas-komoditas dan produk-produk pangan.
4. mekanisme kerja berupa teknis pelaksanaan fumigasi yang merupakan
unggulan dari pelaksanaan pest control ini yaitu dengan menggunakan

28
methyl bromida (CH3Br) yang memerlukan peralatan dan bahan yang
mencakupi. Semua peralatan harus berfungsi dengan baik sebelum
digunakan.
5. Terdapat beberapa jenis pestisida yang digunakan untuk pengendalian
hama, vektor, dan binatang pengganggu di PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional, diantaranya adalah sebagai berikut, Cypermethrin , Diazinon,
Azamethiphos, Bromadiolone, Imidacloropid, Temephos, dan Lambda
cyhalothrin.
6. PT. Alam Jaya Kreasi Nasional memiliki gudang khusus untuk
penyimpanan bahan pestisida yang akan digunakan. Di mana dalam
penyimpanan tersebut dibedakan antara pestisida cair maupun padat,
sehingga lebih mudah dalam mencari serta menemukan bahan-bahan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan pest control, serta ruangan yang
tertutup oleh pintu yang selalu dikunci berguna untuk orang lain selain
yang berkepentingan tidak leluasa untuk masuk.
7. Dalam pelaksanaan pengelolaan usaha Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional menerapkan penggunaan alat keselamatan dan kesehatan kerja
yang di mana telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 258/Menkes/Per/III/1992 tentang Persyaratan
Kesehatan Pengelolaan Pestisida. Di mana, pada pengaplikasiannya
menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai dengan persyaratan dan
juga pekerja yang mengaplikasikan tugas tersebut harus dalam kondisi
sehat.
8. Masalah atau kendala yang dihadapi PT Alam Jaya Kreasi Nasional dalam
pengelolaan tersebut tidak terlalu menjadi permasalahan yang sangat
serius dikarenakan adanya tenaga profesional serta kompeten di bidangnya
membuat pelaksanaan lancar tanpa terkendala sedikitpun. Dari proses
pemilahan bahan pestisida yang digunakan, PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional memaksimalkan sebisa mungkin untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi konsumennya.

29
B. Saran
Adapun saran yang diperoleh dari hasil dan pembahasan di atas yaitu:
1. Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat, untuk memilih perusahaan pest control
yang telah diakui serta terakreditasi dalam pengaplikasiannya guna memenuhi
kepuasan terhadap pelayanan jasa yang diberikan serta mampu mengendalikan
sasaran binatang penggangu/vektor sesuai dengan tepat guna tanpa mencemari
lingkungan.
2. Perusahaan Pest Control PT Alam Jaya Kreasi Nasional
Diharapkan untuk perusahaan terkait, lebih mengembangkan sektor
wilayah dalam pelayanan jasa pest control dikarenakan perlunya pelayanan
pengendalian berupa binatang pengganggu/vektor yang telah terakrediitasi guna
memberikan kepuasan tersendiri terhadap para konsumen serta kepercayaan
bahwa pelayanan yang diberikan akan berjalan dengan baik.
4. Mahasiswa
Diharapkan untuk mahasiswa lebih meningkatkan disiplin dan profesional
kerja guna meningkatkan keterampilan dalam pengaplikasian semua hal yang
terkait dalam kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) khususnya dalam
pengelolaan perusahaan pest control.
3. Institusi
Dharapkan untuk institusi terkait, dapat menambah kegiatan atau materi
yang harus dicari atau diidentifikasi serta menambah dalam kegiatan Praktik
Belajar Lapangan (PBL) khususnya dalam pengelolaan perusahaan pest control.

30
DAFTAR PUSTAKA

AJKN. 2006. PT. Alam Jaya Kreasi Nasional. http://www.ajkn.co.id/about-us/


(diakses pada tanggal 13 oktober 2020)
BPSN. 2015. https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/1267/penduduk-
indonesia-menurut-provinsi-1971-1980-1990-1995-2000-dan-2010.html
(diakses pada tanggal 14 oktober 2020)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 58/Menkes/Per/III/1992
tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan Pestisida.
Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Pedoman Fumigasi Arsip
Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor
Pm.53/Hm.001/Mpek/2013 tentang Standar Usaha Hotel
Undang-Undang RI Nomer 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, Dan
Tumbuhan
Wikipedia. 2020. Pengendalian Hama.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_hama (diakses pada tanggal
14 oktober 2020)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI KEGIATAN PKL

Nama Mahasiswa : I Made Dwitya Nata


NIM : P07133217005
Dosen Pembimbing : I Gusti Ayu Made Aryasih, SKM., M.Si

NO HARI/ TANDA
TANGGAL TANGAN
URAIAN KEGIATAN DOSEN
PEMBIMBING
Kamis, 08
1 Oktober Pembekalan Praktik Belajar Lapangan
2020
Bimbingan tentang perusahaan Pest Control PT
Selasa, 13
Alam Jaya Kreasi Nasional untuk dijadikan
2 Oktober
landasan dalam pembuatan laporan PBL
2020
pengendalian vektor dan binatang pengganggu-b
Bimbingan tentang latar belakang penulisan
Rabu, 14 laporan PBL (latar belakang mengkaitkan dengan
3 Oktober pertambahan penduduk, parwisata, dan
2020 pengendalian oleh Pest Control PT Alam Jaya
Kreasi Nasional)
Jumat, 15
Bimbingan tentang manfaat dan tujuan apakah
4 Oktober
sesuai dengan pedoman laporan PBL
2020
Senin, 18
Bimbingan metode pelaksanaan dan sistematika
5 Oktober
penulisan laporan
2020
Selasa, 19
6 Oktober Bimbingan tentang Bab II Pelaksaan PBL
2020
Bimbingan tentang bab III hasil dan pembahasan
Rabu, 20
mengenai struktur organisasi dengan pembuatan
7 Oktober
bagan
2020

Bimbingan bab III hasil dan pembahasan


Senin, 02
mengenai dasar hukum yang berlaku dalam
8 November
penerapan pest control secara umum atau
2020
mendasar dari PT Alam Jaya Kreasi Nasional

Selasa, 03 Bimbingan bab III Hasil dan Pembahasan


9 November tentang Sistem Kerja atau Pengelolaan PT. Alam
2020 Jaya Kreasi Nasional
Rabu, 04 Bimbingan bab III Hasil dan Pembahasan
10 November tentang macam-macam pengendalian pada Pest
2020 Control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
Bimbingan bab III hasil dan pembahasan
Kamis, 05
tentang sistem kerja serta mekanisme
11 November
pengendalian Pest Control PT. Alam Jaya
2020
Kreasi Nasional
Jumat, 06 Bimbingan bab III hasil dan pembahasan tentang
12 November jenis-jenis pestisida dalam pengelolaan Pest
2020 Control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional

Bimbingan bab III hasil dan pembahasan tentang


Senin, 09
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
13 November
terkait alat pelindung diri pada Pest Control PT.
2020
Alam Jaya Kreasi Nasional

Bimbingan bab III hasil dan pembahasan tentang


Kamis, 12
kendala dalam pemilahan, penyimpanan,
14 November
pengaplikasian, dan pemusnahan pestisida PT
2020
Alam Jaya Kreasi Nasional
Senin, 16
15 November Bimbingan bab IV penutup
2020

Denpasar, 17 November 2020


Dosen Pembimbing Mahasiswa,

I Gusti Ayu Made Aryasih, SKM., M.Si I Made Dwitya Nata


NIP. 197301191998032001 NIM. P07133217005
Daftar Gambar
Gambar Penjelasan

Alat-alat yang
dipergunakan di PT.
Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigation
Provider)

Kegiatan pencegahan
reinfestasi serangga
yang dilaksanakan
oleh fumigator
beserta tim

Sistem kerja atau


pengelolaan berupa
alur kegiatan
pelayanan PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional
(Fumigation
Provider)
Pelaksanaan Termite
Control oleh pekerja
PT. AJKN

Pelaksanaan General
Pest Control oleh
pekerja PT. AJKN

Pelaksanaan
Fumigation Provider
di kearsipan dokumen
Negara oleh pekerja
PT. AJKN

Pelaksanaan Rodent
Control oleh pekerja
PT. AJKN
Penerapan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
dalam pelaksanaan
Pest Control

Anda mungkin juga menyukai