Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN

OLEH :
I Made Dwitya Nata
NIM. P07133217005

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2020

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN

Telah disetujui oleh :


Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

I Gusti Ayu Made Aryasih, S.KM,. M.Si Anysiah Elly Yulianti, SKM., M.Kes
NIP. 197301191998032001 NIP. 197007031997032001

Mengetahui
Ketua Jurusan,

I Wayan Sali, S.KM.,M.Si.


NIP. 196404041986031008

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN

Telah diuji dihadapan Tim Penguji


Pada tanggal:

Penguji
1. I Gusti Ayu Made Aryasih, SKM., M.Si (………………….)
2. Anysiah Elly Yulianti, S.KM., M.Kes (………………….)

Mengetahui
Ketua Jurusan,

I Wayan Sali, S.KM.,M.Si.


NIP. 196404041986031008

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN

ii
TAHUN 2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul
”Laporan Praktik Belajar Lapangan Mata Kuliah Administrasi dan
Manajamen Lingkungan”. Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas praktik
belajar lapangan (PBL) tingkat/semester III/VI tahun akademik 2020.
Selama penulisan laporan ini penulis mengalami banyak kesulitan dalam
penyusunannya, namun kesulitan tersebut dapat diatasi berkat adanya bantuan,
bimbingan serta dorongan baik secara moral maupun materiil dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada
1. Bapak I Wayan Sali, S.KM.,M.Si selaku ketua jurusan yang telah
memberikan bimbingan, wawasan pengarahan, motivasi, dan saran dalam
penulisan laporan ini.
2. Ibu I Gusti Ayu Made Aryasih, S.KM., M.Si dan Ibu Anysiah Elly
Yulianti, S.KM., M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, wawasan pengarahan, motivasi, dan saran dalam penulisan
laporan ini.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang
telah turut memberikan bantuannya dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, karena
mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan, waktu dan buku-buku
penunjang yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakannya.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini, dapat bermanfaat bagi
semua pihak di kemudian hari.

Denpasar, Oktober 2020


Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................. 2
C. Manfaat............................................................................................ 3
D. Metode Pelaksanaan......................................................................... 3
BAB II PELAKSANAAN PBL.................................................................... 5
A. Program Kerja PBL.......................................................................... 5
B. Pelaksanaan PBL………………………………………………….. 7
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 11
A. Model Struktur-Struktur Organisasi Dalam PT Alam Jaya
Kreasi Nasional (Fumigation Provider)........................................ 11
B. Dasar Hukum dalam Pengelolaan Usaha Pest Control
Pengelolaan PT. Alam Jaya Kreasi Nasional
(Fumigatian Provider)………………………………………….… 14
C. Sistem Kerja atau Pengelolaan PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian Provider).................................................. 15
D. Tahapan-Tahapan Dalam Pelaksanan Kegiatan Usaha PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian Provider)................................... 16
E. Masalah atau Kendala dalam Pengelolaan Usaha Pest Control
PT Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)................... 25
F. Alternatif Pemecahan Masalah dalam Usaha Pest Control

iv
PT Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)............. 26
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 28
A. Simpulan.......................................................................................... 28
B. Saran................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dari tahun ke tahun Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Denpasar Jurusan
Kesehatan Lingkungan senantiasa mengutamakan aspek peningkatan perangkat
lunak dan keras untuk menyelenggarakan olah keterampilan ini. Disamping
adanya praktikum di laboratorium dan bengkel kerja yang menjadi ajang olah
keterampilan, maka pada semester VII dalam rentang pendidikan yang keempat
tahun ini sebagian besar dimanfaatkan untuk Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL). Pemberian Pengalaman Belajar Lapangan ini bertujuan agar mahasiswa
memperoleh pengalaman menerapkan ilmu dan keterampilan di masyarakat,
khususnya yang terkait dengan implementasi mata kuliah Administrasi dan
Manajemen Kesehatan Lingkungan.
Dalam penerapannya, administrasi sebagai suatu kegiatan bersama
terdapat dimana-mana selama ada manusia yang hidup dan bekerja sama dalam
kelompok. Jika kita melihat sebuah pabrik bekerja menghasilkan semacam benda
sebagai produknya, maka disitu kita melihat ada administrasi. Jika kita melihat
suatu lembaga yang melatih dan memberikan suatu pelajaran yang akhirnya
mereka mendapat sertifikat dari proses pendidikan itu, maka disitu ada
administrasi. Demikianlah seterusnya jika ada kegiatan sekelompok orang secara
teratur untuk mencapai tujuan tertentu sebagai tujuan bersama, maka di sana ada
administrasi (Dharmayanti, 2016).
Dalam penerapan administrasi tersebut, terdapat bagian manajemen yang
merupakan kekuatan utama dalam organisasi untuk mengelola dan
mengkoordinasi sumberdaya manusia dan material. Dan para manajer
bertanggung jawab untuk pelaksanaan organisasinya, baik untuk hasil sekarang
maupun untuk potensi masa mendatang. Manajemen memasukkan unsur
kepemimpinan di samping penerapan berbagai keahlian teknis seperti
keterampilan pengambilan keputusan dan perencanaan. (Dharmayanti, 2016).

1
Dalam pengimplementasi administrasi dan manajamen tersebut, perlu
didasari dengan ilmu kesehatan lingkungan. Dimana, ilmu kesehatan lingkungan
adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika-dinamika hubungan
interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai perubahan
komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada masyarakat dan mempelajari upaya untuk penanggulangan dan
pencegahannya (Chandra, 2006).
Dari penjelasan diatas, perlu adanya keterikatan antara administrasi dan
manajamen yang baik dengan ilmu kesehatan lingkungan agar tidak terjadi hal-hal
yang merugikan serta berdampak bagi lingkungan itu sendiri ataupun dengan
mahluk hidup lainnya. Oleh sebab itu, penulis pada kesempatan ini akan
membahas mengenai Administrasi dan Manajamen Kesehatan Lingkungan pada
pengelolaan usaha pest control. Di mana usaha pest control yang penulis jadikan
landasan dalam pembuatan laporan yaitu PT Alam Jaya Kreasi Nasional
(Fumigation Provider). Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2006, yang berlokasi di
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. fokus kegiatan perusahaan ini lebih banyak
bergerak dibidang usaha Fumigation. Sebagai Perusahaan yang bergerak dibidang
jasa Pest Control (Fumigation) PT. AJKN telah mendapatkan jaminan atau telah
diakreditasi oleh Badan Karantina Pertanian/Departemen Pertanian dengan nomor
ID-0142-MB. Selain itu, PT AJKN memiliki sertifikasi pada setiap pekerjanya
yang menjadikan kepercayaan bahwa pelayanan terhadap Pest Control yang
diberikan telah memenuhi persyaratan memberikan kepuasan terhadap para mitra
atau kostumer.
Untuk lebih jelasnya mengenai Administrasi dan Manajamen Kesehatan
Lingkungan pada pengelolaan usaha pest control PT Alam Jaya Kreasi Nasional
(Fumigation Provider), penulis akan membahas mengenai hal-hal yang terkait
tentang pengelolaan usaha pest control PT Alam Jaya Kreasi Nasional
(Fumigation Provider) tersebut.

B. Tujuan
1. Tujuan umum

2
Adapun tujuan umum dari penulisan laporan ini yaitu untuk mengetahui
Administrasi dan Manajamen Kesehatan Lingkungan pada pengelolaan usaha pest
control PT Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat memahami model struktur struktur organisasi dalam
suatu usaha pest control.
b. Mahasiswa dapat memahami dasar hukum dalam pengelolaan usaha pest
control.
c. Mahasiswa dapat memahami sistem kerja/ pengelolaan usaha pest control.
d. Mahasiswa dapat memahami tahapan-tahapan dalam pelaksanan kegiatan
usaha pest control.
e. Mahasiswa dapat merumuskan masalah atau kendala dalam pengelolaan
usaha pest control
f. Mahasiswa dapat menyusun alternatif pemecahan masalah dalam usaha
pest control

C. Manfaat
Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan memberikan mafaat
kepada berbagai pihak, yakni sebagai berikut.
1. Manfaat praktis
Semoga hasil penulisan ini dapat menanmbah wawasan penulis dan pembaca
tentang Administrasi dan Manajamen Kesehatan Lingkungan pada pengelolaan
usaha pest control PT Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider).
2. Manfaat teorities
Semoga hasil penulisan in dapat memberikan informasi yang lengkap
kepada pihak mengenai struktur-struktur organisasi dalam suatu usaha pest
control, dasar hukum dalam pengelolaan usaha pest control, Sistem kerja/
pengelolaan usaha pest control, tahapan-tahapan dalam pelaksanan kegiatan usaha
pest control, merumuskan masalah atau kendala dalam pengelolaan usaha pest
control, serta menyusun alternatif pemecahan masalah dalam usaha pest control.

3
D. Metode Pelaksanaan
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah
sebaga berikut.
1. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam kegiatan Praktek Belajar Lapangan ini
adalah sebagai berikut :
a. Alat tulis
b. Hp
c. Laptop
2. Metode (cara kerja)
Adapun metode yang dipakai dalam pelaksanaan kegiatan dan penulisan
laporan ini adalah sebagai berikut.
a. Metode tinjauan kepustakaan
Metode ini yaitu studi kepustakaan berupa buku, jurnal dan regulasi
sebagai sumber acuan dalam kegiatan. Dalam metode tinjauan ini untuk
penyusunan laporan, penulis menggunakan buku, jurnal dan regulasi yang
berhubungan dengan Pest Control.
b. Metode observasi (pengamatan secara langsung)
Metode ini yaitu melakukan pengamatan langsung melalui video yang
ditampilkan oleh web resmi PT Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation
Provider).
c. Metode analisis data
Metode ini menggunakan cara menganalisis data yang diproleh, serta
membandingkan dengan peraturan yang berlaku pada Pest Control.

4
BAB II
PELAKSANAAN PBL

A. Program Kerja PBL


Program kerja Praktik Belajar Lingkungan (PBL), dilaksanakan selama 3
bulan dari tanggal 9 september sampai tanggal 31 November 2020. Adapun
program kerja Praktik Belajar Lingkungan (PBL) ini dilakukan di PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional dengan menggunakan sistem daring (dalam jaringan) yang di
mana semua data-data yang diproleh untuk kelengkapan laporan ini didapat
melalui situs web terkait dengan perusahaan PT. Alam Jaya Kreasi Nasional.
Adapun program kerja PBL yang tersusun dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 2.1
Proram Kerja PBL di
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)
No Hari/tanggal Kegiatan yang akan dilaksanakan
1. Rabu, 09/09/2020 Pembekalan PKL secara online
2. Rabu, 30/09/2020 Mencari perusahaan Pest Control PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional (Fumigation Provider) untuk
dijadikan landasan dalam pembuatan PBL
Administrasi dan Manajamen Kesling
3. Kamis, 01/10/2020 Pembuatan Bab I pendahuluan mengenai latar
belakang
4. Jumat, 02/10/2020 Pembuatan bab I pendahuluan mengenai rumusan
masalah yang mengacu pada pembuatan hasil dan
pembahasan laporan

5
5. Senin, 05/10/20 Pembuatan Bab I pendahuluan mengenai manfaat dan
tujuan laporan
6. Selasa, 06/10/20 Pembuatan Bab II pelaksanaan PBL
7. Rabu, 07/10/20 Pembuatan Bab III hasil dan pembahasan mengenai
struktur organisasi dengan pembuatan bagan PT.
Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)
8. Kamis, 08/10/20 Pembuatan Bab III hasil dan pembahasan mengenai
dasar hukum yang berlaku dalam penerapan pest
control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation
Provider)
9. Jumat, 09/10/20 Pembuatan Bab III hasil dan pembahasan mengenai
sistem kerja atau pengelolaan pest control PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)
10. Senin, 12/10/20 Pembuatan Bab III hasil dan pembahasan tentang
tahapan-tahapan dalam pelaksanan kegiatan
11. Selasa, 13/10/20 Pembuatan Bab III hasil dan pembahasan mengenai
masalah atau kendala dalam pengelolaan usaha Pest
Control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation
Provider)
12. Rabu, 14/10/2020 Pembuatan Bab III hasil dan pembahasan tentang
alternatif pemecahan masalah pest control PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)
13. Kamis, 15/10/2020 Pembuatan Bab IV penutup tentang simpulan laporan
PBL
14. Jumat, 16/10/2020 Pembuatan Bab IV penutup tentang simpulan laporan
PBL
15. Sabtu, 17/10/2020 Pembuatan lampiran berupa daftar gambar dan lain-
lain

B. Pelaksanaan PBL

6
Pelaksanaan Praktik Belajar Lingkungan (PBL), dilaksanakan selama 3
bulan dari tanggal 9 september sampai tanggal 31 November 2020. Adapun
pelaksanaan Praktik Belajar Lingkungan (PBL) ini dilakukan di PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional dengan menggunakan sistem daring (dalam jaringan) yang di
mana semua data-data yang diproleh untuk kelengkapan laporan ini didapat
melalui situs web terkait dengan perusahaan PT. Alam Jaya Kreasi Nasional.
Adapun pelaksanaan PBL yang tersusun dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 2.2
Pelaksanaan PBL di
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)
No Hari / PUKUL Jenis Kegiatan Catatan
Tanggal Masuk Keluar Hasil Mahasiswa
1 Rabu, 07.30 14.00 Pembekalan PKL Berjalan dengan
09/09/2020 secara online baik
2 Rabu, 07.30 14.00 Mencari perusahaan Tidak ada
30/09/2020 Pest Control PT Alam masalah dan
Jaya Kreasi Nasional kendala yang
yang bergerak dalam dihadapi
fumigation provider
untuk dijadikan
landasan dalam
pembuatan PBL
Administrasi dan
Manajamen Kesling
3 Kamis, 07.30 14.00 Pembuatan Bab I Tidak ada
01/10/2020 pendahuluan masalah dan
mengenai latar kendala yang
belakang penulisan dihadapi
laporan PBL (Latar
belakang

7
dilakukannya PBL,
mengkaitkan dengan
Administrasi dan
Manajamen Kesling,
mengkaitkan kembali
tentang tentang pest
control)
4 Jumat, 07.30 14.00 Pembuatan bab I Tidak ada
02/10/2020 pendahuluan masalah dan
mengenai rumusan kendala yang
masalah yang dihadapi
mengacu pada
pembuatan hasil dan
pembahasan laporan
5 Senin, 07.30 14.00 Pembuatan Bab I Tidak ada
05/10/20 pendahuluan masalah dan
mengenai manfaat dan kendala yang
tujuan sesuai dengan dihadapi
pedoman laporan PBL
6 Selasa, 07.30 14.00 Pembuatan Bab II Tidak ada
06/10/20 pelaksanaan PBL masalah dan
kendala yang
dihadapi
7 Rabu, 07.30 14.00 Pembuatan Bab III Tidak ada
07/10/20 hasil dan pembahasan masalah dan
mengenai struktur kendala yang
organisasi dengan dihadapi
pembuatan bagan PT.
Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigation
Provider)

8
8 Kamis, 07.30 14.00 Pembuatan Bab III Tidak ada
08/10/20 hasil dan pembahasan masalah dan
mengenai dasar kendala yang
hukum yang berlaku dihadapi
dalam penerapan pest
control PT Alam Jaya
Kreasi Nasional

9 Jumat, 07.30 14.00 Pembuatan bab III Tidak ada


09/10/20 hasil dan pembahasan masalah dan
tentang Sistem kerja kendala yang
atau pengelolaan PT. dihadapi
Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian
Provider).)
10 Senin, 07.30 14.00 Pembuatan Bab III Tidak ada
12/10/20 hasil dan pembahasan masalah dan
tentang tahapan- kendala yang
tahapan dalam dihadapi
pelaksanan kegiatan
usaha PT. Alam Jaya
Kreasi Nasional
(Fumigatian
Provider).
11 Selasa, 07.30 14.00 Pembuatan Bab III Tidak ada
13/10/20 hasil dan pembahasan masalah dan
tentang masalah atau kendala yang
kendala dalam dihadapi
pengelolaan usaha
Pest Control PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional

9
(Fumigation Provider)
12 Rabu, 07.30 14.00 Pembuatan Bab III Tidak ada masalah
14/10/2020 hasil dan pembahasan dan kendala yang
tentang alternatif dihadapi
pemecahan masalah
dalam usaha Pest
Control PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional
(Fumigation Provider)
13 Kamis, 07.30 14.00 Pembuatan Bab IV Tidak ada
15/10/2020 penutup tentang masalah dan
simpulan laporan PBL kendala yang
dihadapi
14 Jumat, 07.30 14.00 Pembuatan Bab IV Tidak ada
16/10/2020 penutup tentang masalah dan
simpulan laporan PBL kendala yang
dihadapi
15 Sabtu, 07.30 14.00 Pembuatan lampiran Tidak ada
17/10/2020
berupa daftar gambar masalah dan
dan lain-lain kendala yang
dihadapi

10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Model Struktur-Struktur Organisasi Dalam PT Alam Jaya Kreasi Nasional


(Fumigation Provider).

Bagan 3.1
Struktur organisasi
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)

Direktur

Wakil
Management

Manager Manager Manager Manager


Teknis Marketing Mutu Administrasi

Administrasi
Fumigator Staf
Keuangan

Administrasi
Helper
Barang

Bagan struktur organisasi PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian


Provider) terdiri dari Direktur yang membawahi Manajer Mutu sebagai pengelola
Operasional secara administrasi kegiatan harian. Dalam kegiatan operasional
sehari – hari tersebut dibantu oleh Manajer Teknis, Manajer Marketing dan
Manajer Administrasi. Masing – masing Manajer bertanggung jawab atas segala
tugas yang dibebankan serta langsung bertanggung jawab kepada Direktur
Cabang melalui Wakil Manajemen. Secara jelas dan terperinci tugas dan
wewenang masing – masing diuraikan sebagai berikut :

11
Tabel 3.2
Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi
PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)

Struktur Organisasi Tugas dan Wewenang

Direktur 1) Menetapkan kebijakan mutu, sasaran mutu, visi


dan misi perusahaan.
2) Menetapkan struktur organisasi, tanggung jawab
dan penanggung jawab dan penanggung jawab
sistem mutu (wakil Manajemen).
3) Menetapkan wakil Manajemen.
4) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan
Internal audit.
5) Menetapkan sistem komunikasi internal.
Wakil Manajemen 1) Mewakili direktur dalam melaksanakan operasional
harian perkantoran.
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
adminsitrasi dan tehnis telah sesuai dengan aturan
dan  ketentuan yang berlaku.
3) Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan
masing-masing departemen agar dapat berjalan
dengan lancar.
Manajer Mutu 1) Memastikan konsisten pelaksanaan sistem
Manajemen Mutu.
2) Memelihara dan menetapkan seluruh proses sistem
Manajemen Mutu.
3) Melaporkan kepada direktur mengenai kinerja dan
sistem Manajemen Mutu termasuk kebutuhan
untuk peningkatan.
4) Membuat kerangka kerja.
5) Membuat panduan mutu.

12
6) Menyiapkan bahan penyusunan, pemeliharaan,
sosialisasi dokumen dan sistem mutu.
7) Manajer mutu merangkap sebagai manager
marketing.
Keuangan 1) Bertanggung jawab dalam mengelola keuangan
perusahaan.
2) Mengelola dan menganalisa keuangan perusahaan.
3) Mengawasi anggaran yang telah ditetapkan.
4) Membuat laporan posisi keuangan perusahaan.
5) Bertanggung jawab kepada wakil manajemen.
Manajer Pemasaran 1) Melaksanakan fungsi pemasaran dan penjualan
dalam perusahaan.
2) Membuat perencanaan dan strategi pemasaran.
3) Mengelola keluhan para pelanggan yang kemudian
disampaikan kepada wakil manajemen.
4) Melakukan survey order bersama fumigato.
Fumigator 1) Memastikan pelaksanaan fumigasi sesuai dengan
(tenaga kompeten) standar Barantan.
2) Bertanggung jawab terhadap keberhasilan
pekerjaan fumigasi.
3) Bertanggung jawab dalam kevalidasian dokumen
fumigasi.
4) Bertanggung jawab kepada wakil manajemen.
5) Melakukan perekaman seluruh kegiatan fumigasi.
6) Memastikan semua sarana yang diperlukan untuk
fumigasi selalu tersedia dan terkalibrasi.
Administrasi 1) Sebagai pengawas mutu dibidang administrasi.
2) Menerima dan mencatat order pekerjaan fumigasi.
3) Memastikan bahwa semua dokumen dan rekaman.
hasil kegiatan perusahaan disimpan sesuai dengan
kebijakan perusahaan.

13
4) Memastikan bahwa semua kebutuhan administrasi
tersedia.
5) Bertanggung jawab kepada wakil manajemen.
Helper 1) Membantu pekerjaan fumigator dilapangan.
Kurir / Kolektor 1) Mengantar dokumen fumigasi kepada pelanggan.
2) Melakukan penagihan biaya fumigasi kepada
pelanggan.

B. Dasar Hukum dalam Pengelolaan Usaha Pest Control Pengelolaan PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian Provider).
Dalam pelaksanaan pengelolaan usaha Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian Provider) menggunakan landasan hukum yang di mana
merupakan perpanjang tangan pemerintah Republik Indonesia. Dengan hal ini,
Kementerian Pertanian dalam mengaplikasikan Undang-Undang RI Nomer 16
Tahun 1992 dan PP Nomer 14 Tahun 1992 khusunya keamanan dari organisme
pengganggu tumbuhan dari dan ke luar negeri yang telah diakreditasi serta
diregristrasi oleh Badan Karantina Pertanian dengan Nomor ID : 0142 MB. Selain
itu Pest Control PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian Provider) juga
menggunakan peraturan-peraturan sesuai dengan protokol kesehatan yang telah
ditetapkan, adapun peraturan-peraturan peraturan yang digunakan yaitu :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
258/Menkes/Per/III/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan
Pestisida. Di mana, pada pengaplikasiannya menggunakan Alat pelindung Diri
yang sesuai dengan persyaratan dan juga pekerja yang mengaplikasikan tugas
tersebut (Fumigator) harus dalam kondisi sehat.
2. Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Pedoman Fumigasi Arsip. Di mana dalam pengamatan secara langsung
melalui video yang diberikan oleh PT. AJKN, pengaplikasiannya menerapkan
tata cara persiapan fumigasi arsip. Dalm hal ini, PT AJKN selaku penyedia

14
jasa telah melakukan persyaratan yang ditetapkan pada peraturan pada saat
pelaksanaan fumigation khususnya di kearsipan.

C. Sistem Kerja atau Pengelolaan PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian
Provider).
Dalam Sistem kerja atau pengelolaan usaha, PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian Provider) memiliki sistem berupa bagan yang terstruktur
dan dapat dilihat pada lampiran gambar . Di mana pada bagan tersebut dapat
dijelaskan berupa:
1. Pelanggan memberikan order melalui telepon, e-mail atau langsung fax
shipping instruksi (SI)
2. Setelah menerima dan mencatat order, staf administrasi melaporkan order
tersebut kepada marketing untuk pencatatan yang selanjutnya diteruskan
kepada fumigator untuk verifikasi kelayakan pekerjaan fumigasi (ex:
komoditi, dosis, tenaga kerja, dan lain-lain)
3. Fumigator menentukan penjadwalan kerja
4. Setelah penjadwalan kerja dibuat fumigator melakukan kegiatan pra-fumigasi
5. Pelaksanaan fumigasi oleh fumigator dan tim
6. Fumigator membuat pencatatan pekerjaan dilapangan
7. Pencatatan tersebut diserahkan kepada administrasi sebagai acuan untuk
pembuatan sertifikat selain shipping instruksi yang didapat dari pelanggan
8. Administrasi membuat sertifikat fumigasi (SI)
9. Setelah pencetakan sertifikat fumigasi selesai, dokumen tersebut diserahkan
kebagian keuangan
10. Keuangan membuat penagihan dengan dokumen pendukung lainnya
11. Dokumen yang telah selesai diserahkan kepada wakil manajemen untuk
diperiksa ulang
12. Wakil manajemen menyerahkan dokumen kepada kurir untuk disampaikan
kepada pelanggan

15
D. Tahapan-Tahapan Dalam Pelaksanan Kegiatan Usaha PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian Provider).
Teknis pelaksanaan fumigasi dengan menggunakan methyl bromida
(CH3Br) memerlukan peralatan dan bahan yang mencakupi. Semua peralatan
harus berfungsi dengan baik sebelum digunakan.Secara garis besar, peralatan dan
bahan yang perlu dimiliki oleh para Fumigator untuk melaksanakan kegiatan
Fumigasi adalah:
1. Peralatan pelindung, yang terdiri dari pakaian keselamatan kerja, alat
pelindung pernapasan, obat – obatan, dan alat pemadam kebakaran.
2. Peralatan untuk memonitor gas, yang terdiri dari alat pendeteksi kebocoran
gas dan alat pengukur konsentrasi gas.
3. Alat aplikasi fumigant, yang terdiri dari methyl bromida, lembaran penutup
(sheet), selang dan alat untuk pemasok fumigant, alat penguap, kipas angin,
pita perekat, troli, thermometer, kalkulator, kunci inggris, obeng dan
sejenisnya, tangga lipat, pisau, gunting dan sebagainya.
4. Alat petunjuk bahaya, yang terdiri dari tanda – tanda peringatan dan tali/pita
pembatas (hazard tape).
5. Dokumen-dokumen fumigasi, yang terdiri dari sertifikat fumigasi gas
clearance certificate, buku catatan, formulir pemberitahuan pelaksanaan
fumigasi dan lain-lain.
Banyak jenis, model dan merek dari peralatan-peralatan tersebut yang
dapat digunakan dan tersedia dipasar. Pemilihan peralatan yang akan digunakan
sangat bergantung pada faktor harga, spesifikasi, dan kemudahannya untuk
dioperasikan. Pemilihan peralatan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada para
fumigator. Sebagai sekedar tambahan informasi, badan karantina pertanian
misalnya, menggunakan riken gas interferometer / refractometer untuk mengukur
konsentrasi gas, riken gas leak detector dan lampu halide untuk menditeksi
kebocoran gas, dan self contained breathing apparatus (SCBA) untuk perlindung
pernafasan. Adapun tahapan-tahapan yang harus diperhatikan yaitu:

16
1. Persiapan
Pelaksanaan fumigasi, agar berhasil dengan baik, membutuhkan persiapan
yang baik pula. Oleh karena itu, para fumigator diharuskan untuk mempersiapkan
dengan sebaik-baiknya segala sesuatu yang diperlukan sehubungan dengan
fumigasi yang akan dilaksanakannya. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan
sebelum fumigasi dilaksanakan. Sebagai pedoman, dibawah ini disebutkan
langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh para fumigator sebelum fumigasi
dilaksanakan.
a. Mintalah informasi yang selengkap-lengkapnya kepada pengguna jasa/klien
tentang komoditi yang akan difumigasi. Informasi yang perlu diperoleh dari
pengguna jasa meliputi jenis, jumlah, dan lokasi komoditi, waktu pengapalan/
pemuatan kealat angkut, apakah komoditi akan dieksport/dikirim ke area lain
atau merupakan komoditi impor/dimasukkan dari area lain, dan informasi
lainnya yang dipandang perlu
b. (Terutama yang harus dicantumkan dalam sertifikat fumigasi). Informasi
tersebut sangat penting bagi fumigator, antara lain untuk menentukan apakah
fumigasi dapat dilaksanakan atau apakah lokasi komoditi sesuai untuk tempat
melakukan fumigasi. Bila perlu. Lakukanlah peninjauan kelokasi komoditi
untuk memastikan perlu tidaknya komoditi tersebut dipindahkan dari
tempatnya.
c. Bila fumigasi dapat dilaksanakan, buatlah rencana kerja. Rencana tersebut
harus dijelaskan secara terperinci kepada orang – orang yang terlibat dalam
pelaksanaan fumigasi. Lakukanlah pembagian tugas untuk hal – hal yang
khusus bila dianggap perlu.
d. Persiapkan semua peralatan dan bahan yang perlu dibawa. Sebelumnya
pastikan bahwa semua peralatan berada dalam keadaan baik berfungsi dengan
baik. Disarankan untuk selalu menyimpan peralatan dan bahan fumigasi dalam
keadaan “siap bawa” sehingga pada waktu diperlukan tidak harus lagi
menyiapkannya secara satu persatu serta untuk menghindarkan tercecer atau
tertinggalnya peralatan.

17
e. Lakukanlah pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pemberitahuan sebaiknya dilakukan secara tertulis dengan menggunakan
formulir seperti tercantum pada lampiran 3 dan disampaikan setidaknya 24
jam sebelum fumigasi dilaksanakan.pihak-pihak yang perlu diberitahu, antara
lain adalah :
1) petugas karantina tumbuhan setempat
2) Aparat keamanan setempat (polisi atau satpam dilokasi fumigasi)
3) Pengelola/orang yang bertanggung jawab atas lokal fumigasi (penguasa
pelabuhan/bandar udara, manajer gudang, manajer pabrik dan sebagainya)
4) Bila fumigasi dilakukan dekat dengan tempat hunian atau kantor, setiap
penghuni didekat area yang berbahaya serta kepala kantor yang
bersangkutan. Jangan lupa untuk mencatat alamat dokter atau rumah sakit
terdekat untuk keperluan bantuan medis bila terjadi kecelakaan keracunan
f. Setibanya dilokasi fumigasi, amankan segera lokasi tersebut. Buatlah batas
pada area berbahaya dengan menggunakan hazard tape atau tambang.
Tempelkanlah tanda – tanda peringatan berbahaya pada setiap pintu masuk
ruangan fumigasi serta tempat – tempat lain yang dipandang perlu dengan
menggunakan tanda seperti terdapat pada lampiran 4. semua tanda peringatan
harus diberi lampu penerangan atau illuminator.

2. Tempat/lokasi fumigasi
Tempat fumigasi harus berada diarea yang berventilasi baik dan ternaung.
Tempat tersebut harus terlindung dari kondisi cuaca buruk seperti hujan, panas,
angin kencang dan suhu yang rendah. Angin kencang dapat merupakan sebab
utama hilangnya fumigant. Penggunaan tali atau sabuk dapat membantu menahan
melekatkan lembaran penutup ( sheet ) fumigasi untuk mencegah agar lembaran
tidak melambai – lambai bila tertiup angin. Tempat fumigasi juga harus bebas dari
lalu lintas atau aktifitas manusia. Bila fumigasi terpaksa dilakukan didekat
ruangan dimana terdapat aktifitas manusia (seperti ruangan kantor misalnya),
ruangan tersebut harus dikosongkan selama proses fumigasi berjalan. Fumigasi

18
harus dilakukan ditempat yang terlindung, berventilasi baik, dan bebas dari
aktifitas manusia.

3. Ruangan fumigasi
Perlakuan fumigasi untuk tujuan karantina harus dilaksanakan diruang
yang tertutup rapat. Jika dapat dibuktikan bahwa ruangan fumigasi sudah kedap
gas (seperti peti kemas) penggunaan lembaran penutup tidak diperlukan. Jika
tidak dapat dibuktikan bahwa ruangan fumigasi kedap udara, lembaran penutup
harus digunakan.
Lantai ruangan fumigasi harus tidak dapat ditembus gas sehingga mampu menjaga
konsentrasi fumigant pada tingkat minimal selama masa perlakuan.
Apabila fumigasi dilakukan dengan menggunakan lembaran penutup ( terpauline /
sheet fumigation ) lantai ruang harus :
a. Datar dan bebas dari batu atau benda tajam lainnya sehingga penempatan
lembaran penutup pada permukaan lantai dapat dilakukan dengan baik untuk
kebocoran gas.
b. Bebas dari retakan – retakan dan saluran air atau celah lainnya yang dapat
mengurangi sifat kedap gas ruangan tersebut.
c. Beton yang tidak bercelah ( tertutup rapat dan dalam kondisi baik ) atau aspal
biasanya baik untuk digunakan sebagai lantai ruangan fumigasi.
d. Permukaan seperti tanah, pasir, kerikil atau paving blok tidak sesuai
digunakan sebagai lantai ruangan fumigasi. Untuk memperoleh hasil fumigasi
yang efektif, permukaan seperti ini harus ditutup rapat dengan lembaran
penutup yang kedap gas.Ruangan fumigasi harus benar-benar kedap gas.
Lakukanlah pemeriksaan secara teliti terhadap kemungkinan bocornya
ruangan fumigasi sebelum fumigasi dilaksanakan.

4. Fumigasi dengan menggunakan lembaran penutup  (sheet fumigation)


Sebelum melakukan fumigasi, seorang fumigator harus memeriksa dengan
mata kepala sendiri semua lembaran penutup. Lembaran-lembaran ini harus :

19
a. Bebas dari segala cacat (misalnya jahitan, keliman/sambungan, sobekan atau
lubang).
b. Memiliki kemampuan menyerap gas kurang dari 0,02 gram perhari per meter
persegi (dinyatakan dengan g/m² untuk methyl bromida). Lembaran terbuat
dari anyaman nylon yang dilapisi PVC, polythene atau unsupported PVC
cocok digunakan sebagai lembaran penutup yang umum digunakan memiliki
ketebalan antara 150-250 mikron dan berat 300-500 gram/m² serta kerapatan
anyaman/rajutan sebesar 0,125-0,250 mikron (setara dengan 500 gauge).
Sobekan, lubang dan abrasi merupakan faktor penyebab utama hilangnya
gas. Bahan-bahan berajut lebar dan berlapis tipis tidak sesuai untuk digunakan
sebagai lembaran fumigasi. Pelapis kolam atau lembaran polypropylene yang
diproses dengan pemanasan dan pendinginan juga tidak sesuai untuk digunakan
sebagai penutup karena dapat memindahkan methyl bromida secara berlebihan.
Bila lantai tidak dapat dijamin kedap gas, Perlu digunakan lembaran penutup
lantai untuk mencegah kebocoran gas.mUntuk setiap fumigasi dengan
menggunakan lembaran penutup, hal-hal sebagai berikut ini harus menjadi
perhatian bagi para fumigator.

5. Menggunakan petikemas kedap gas sebagai ruang fumigasi


Semua peti kemas harus difumigasi dibawah lembaran penutup kecuali
jika dapat ditunjukkan bahwa petikemas tersebut telah memenuhi standar uji
tekanan untuk kekedapan gas. Untuk fumigasi peti kemas tanpa lembaran
penutup, proses ini harus selalu dilakukan setiap saat sebelum peti kemas
difumigasi. Tingkat kekedapan gas harus diukur dengan menggunakan uji
penurunan tekanan (pressure decay test). Hal ini dapat dilakukan dengan melihat
waktu paruh tekanan (atau penurunan) dari 200 ke 100 pa.
Peti kemas yang tidak dapat diberikan tekanan sampai 250 pa (tekanan permulaan
untuk pengujian) akan dianggap sebagai tidak lulus uji dan harus dimasukkan
kebawah lembaran kedap gas sebelum difumigasi dengan methyl bromida.

6. Fumigasi kamar (chamber fumigation)

20
Fumigasi kamar berarti fumigasi yang dilaksanakan dalam sebuah ruangan
yang dirancang khusus untuk itu. Sebelum melaksanakan fumigasi kamar,
seseorang fumigator harus :
a) Memeriksa dengan teliti segel – segel pintu dalam ruangan
b) Meyakinkan bahwa tidak ada kerusakan yang terjadi diruangan dan tidak ada
satu barang pun yang berada diantara ruangan dan pintu ruangan yang dapat
menghambat kesempurnaan penutupnya
c) Melakukan uji tekanan pada ruangan untuk meyakinkan bahwa ruangan kedap
gas. Nilai penurunan tekanan dari 200-100 pascal harus paling tidak 10 detik.
Secara umum, prosedur fumigasi kamar sama dengan prosedur fumigasi peti
kemas.

7. Penyusunan (stuffing) komoditi


Meskipun dalam praktek sering sulit untuk dilaksanakan, volume
tumpukan komoditi seharusnya tidak lebih dari 2/3 volume ruangan fumigasi.
Komoditi harus ditumpuk sedemikian rupa sehingga memungkinkan sirkulasi gas
secara baik pada bagian atas, bawah, samping dan diantara komoditi. Sebagai
pedoman secara umum untuk fumigasi lembaran penutup, jarak antara lembaran
penutup dengan tumpukan komoditi yang disarankan pada bagian atas adalah 60
cm, pada bagian sisi 30 cm, sedang jarak dengan lantai minimum 5 cm.

8. Kemasan dan permukaan komoditi yang kedap gas


Banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika melakukan fumigasi
terhadap suatu komoditi. Untuk meyakinkan produk tidak rusak selama fumigasi,
kepada klien dan fumigator disarankan untuk berkonsultasi dengan pakar
mengenai cara terbaik untuk menyiapkan barang mereka untuk tujuan fumigasi
atau melakukan uji coba terlebih dahulu. Untuk menjamin keberhasilan fumigasi,
kemasan atau lapisan yang kedap gas (seperti pembungkus plastik,permukaan
yang dicat atau diplitur, aluminium foil, kertas berlapis lilin atau tir) harus dibuka,
dipotong atau dibuang sebelum fumigasi dilaksanakan. Hal ini perlu dilakukan
untuk memungkinkan penetrasi gas kedalam komoditi serta pelepasannya kembali

21
pada waktu aerasi. Jika komoditi telah diperiksa dan bebas dari bahan yang kedap
gas, pada sertifikat fumigasi dapat dicantumkan pernyataan sebagai berikut :“This
consignment HAS been verified free of impervious surfaces/layers that may
adversely affect the penetration of the fumigant, prior to fumigation” (Sebelum
difumigasi, barang kiriman telah dibuktikan bebas dari permukaan/lapisan kedap
gas yang mungkin berpengaruh terhadap penetrasi fumigant). Kemasan yang
kedap gas harus dibuka/dibuang sebelum fumigasi dilakukan. Furnitur harus
difumigasi sebelum dicat diplitur atau dipernis.

9. Fumigasi komoditi yang mudah rusak (perishable)


Tanaman hidup sangat mungkin akan rusak jika difumigasi pada suhu 30
ºC atau lebih. Bunga potong, buah segar, sayur dan beberapa jenis benih juga
sangat sensitif terhadap fumigasi dalam suhu dan dosis yang tinggi. Karena itu,
disarankan untuk meminta pendapat dari para pakar atau melakukan uji coba
terlebih dahulu sebelum fumigasi dilaksanakan. Untuk fumigasi buah segar dan
sayuran, fumigator harus menggunakan suhu daging, buah untuk kalkulasi dosis,
bukan suhu ruangan pada fumigasi komoditi lainnya. Suhu daging buah harus
dicantumkan dalam sertifikat fumigasi. Dalam melakukan pengukuran suhu
daging buah, fumigator harus mengambil sampel dari paling tidak satu tempat
disetiap bagian bawah, tengah dan atas partai komoditi. Alat pemeriksa suhu
harus dimasukan ke tengah sebuah buah yang terletak dibagian tengah karton bila
memungkinkan.

10. Fumigasi kayu dan produk kayu


Fumigasi kayu atau produk kayu hanya diperbolehkan bila :
a) Ketebalan produk kayu tersebut kurang dari 200 mm (8 inci).
b) Penumpukan (stuffing) komoditi dilakukan sedemikian rupa sehingga terpisah
secara vertical setiap 200 mm (8 inci).
c) Terdapat jarak yang cukup (paling tidak 50 mm) antara susunan komoditi
dengan bagian dasar dan atap ruangan fumigasi.

22
Ketentuan seperti diatas diperlukan karena konsentrasi methyl bromide
yang efektif hanya akan menembus sejauh 100 mm (4 inci) dari permukaan ke
bagian dalam kayu selama masa fumigasi. Hal ini juga perlu untuk mempermudah
sirkulasi fumigant disekitar komoditi.

11. Pengeluaran (aerasi) Fumigan


Setelah fumigasi selesai dilakukan, fumigator harus mengeluarkan
fumigant dari ruangan sampai konsentrasi gas dalam ruangan berada dibawah 5
ppm v/v (threshold Limit Value atau nilai batas minimal disingkat tlv yang
berlaku saat ini untuk methyl bromide). Pastikan bahwa daerah sekitar lokasi
fumigasi bebas dari orang-orang yang tidak terlibat secara langsung dalam
kegiatan fumigasi sebelum aerasi dilakukan. Personil yang melakukan aerasi
harus selalu menggunakan alat bantu pernapasan. Buka selebar-lebarnya pintu dan
semua pentilasi ruangan fumigasi atau angkat setinggi mugkin sisi-sisi lembaran
penutup (sheet) dan jepit dengan menggunakan pejepit (clamp) yang telah
disediakan untuk itu. Hidupkan semua kipas angin untuk mempercepat keluarnya
gas dari ruangan fumigasi. Setelah proses aerasi berlangsung beberapa saat,
lakukanlah pemeriksaan konsentrasi gas didalam ruangan serta area sekitar tempat
fumigasi sampai konsentrasi gas berada tingkat yang tidak membahayakan (< 5
ppm untuk methyl bromide). Ruangan dan area disekitar tempat fumigasi dapat
dinyatakan aman untuk dimasuki kembali setelah konsentrasi gas ditempat
tersebut berada pada tingkat yang tidak membahayakan. Cabutlah semua tanda
peringatan bahaya yang terpasang, jangan sampai ada yang tertinggal karna dapat
menyesatkan orang lain yang melihatnya. Komodoti yang tidak diberi aerasi
secara memadai dapat membahayakan kesehatan keselamatan para pekerja yang
terlibat dalam pembongkaran atau pemeriksaan. Bila tidak terdapat dokumentsi
yang menunjukan bahwa sebuah ruangan atau peti kemas yang difumigasi telah
diaerasi, para petugas harus melakukannya sebagai masih “mengandung gas”
sampai seorang fumigator yang kompeten menyatakan aman.
Petugas serta cap kantor pada halaman belakang sertifikat fumigasi serta
pernyataan sebagai berikut:

23
“Fumigasi dilaksanakan dibawah pengawasan petugas karantina tumbuhan”
“Fumigation was carried out under the supervision of PQ inspector”

12. Pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berkepentingan


Pihak-pihak yang diberi pemberitahuan pada saat fumigasi akan dilakukan
harus diberi tahu kembali oleh fumigator bahwa fumigasi telah selesai
dilaksanakan. Pemberitahuan ini dapat dilakukan dengan menyampaikan salinan
sertifikat bebas gas tersebut diatas kepala pihak-pihak yang bersangkutan.
Fumigator pada dasarnya tidak bertanggung jawab atas terjadinya reinfestasi
serangga terhadap komoditi yang telah difumigasi. Meskipun demikian, seorang
fumigator yang profesional pasti tidak menghendaki apabila hasil kerjanya
menjadi sia-sia akibat terjadinya reinfestasi serangga terhadap komoditi yang baru
saja difumigasinya. Selain itu, reinfestasi serangga, khususnya terhadap komoditi
ekspor, dapat mengakibatkan berkurangnya kepercayaan dari instansi karantina
dinegara tujuan atas sertifikat fumigasi yang diterbitkan oleh fumigator yang
bersangkutan meskipun hal itu diakibatkan oleh suatu kondisi yang berbeda diluar
kendalinya. Oleh karena itu, setelah suatu kegiatan fumigasi selesai dilaksanakan,
para fumigator hendaknya memberikan saran (advice) kepada pemilik komoditi
(media pembawa) tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya reinfestasi serangga serta akibat atau kerugian yang mungkin
ditimbulkan. Kebiasaan untuk memberikan saran tersebut hendaknya dijadikan
sebagai bagian dari praktek fumigasi yang baik (good fumigation practice) oleh
para fumigator. Untuk komoditi ekspor yang dimuat dalam peti kemas, peti kemas
hendaknya tidak lagi dibuka setelah difumigasi (hingga selesainya proses aerasi)
muatan peti kemas juga tidak boleh dicampur (ditambah) dengan muatan lainnya
yang belum difumigasi. Bila perlu, pintu peti kemas diberi segel yang hanya boleh
dibuka oleh instansi karantina tumbuhan dinegara tujuan untuk menghindari
dibukanya peti kemas tersebut oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
Untuk komoditi yang diangkut secara konvensional (tanpa menggunakan peti
kemas), penempatannya diatas kapal/alat angkut lainnya agar terpisah sedemikian
rupa dengan komoditi/barang-barang lainnya yang mungkin dapat menjadi

24
sumber infestasi baru. Bila dipandang perlu, lakukan terlebih dahulu desinsektasi
(penyemprotan) terhadap palka/ruangan kapal/alat pengangkut dimana komoditi
tersebut dimuat. Pemilik komoditi harus memastikan bahwa penanggung jawab
alat angkut memahami hal-hal yang telah difumigasi selama pengangkutan serta
akibat-akibat yang dapat ditimbulkannya. Bila perlu, cantumkan hal ini dalam
kontrak pengangkutan.Untuk komoditi yang akan disimpan dalam waktu yang
cukup lama dalam gudang, perlu disarankan agar pemilik komoditi
memperhatikan kondisi dan sanitasi gudang dimana komoditi tersebut akan
disimpan. Gudang harus selalu dalam keadaan bersih, kering dan sejuk. Sebelum
digunakan, gudang agar dibersihkan terlebih dahulu dari barang-barang atau
kotoran yang dapat menjadi sumber infestasi baru. Lakukan penyemprotan dengan
pestisida yang persisten terhadap seluruh ruangan gudang untuk membasmi
serangga yang mungkin terdapat didalamnya serta membantu mencegah
reinfestasi. Penyamprotan yang sama juga dapat dilakukan terhadap komoditi
yang dikemas dalam karung setelah komoditi tersebut ditempatkan didalam
gudang. Sedapat mungkin, jangan ditempatkan komoditi yang belum difumigasi
dalam satu gudang yang sama dengan komoditi yang telah difumigasi karena hal
ini mempersulit pencegahan reinfestasi serangga khususnya jenis-jenis serangga
yang mobilitasnya tinggi. Bila hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, upayakan
ada jarak yang cukup dan membatas yang memadai untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya crosscontamination diantara komoditi-komoditi tersebut.
Pemeriksaan secara rutin dan, bila perlu, penymprotan sewaktu-waktu harus
dilakukan terhadap komoditi yang disimpan secara tercampur dalam satu gudang.

E. Masalah atau Kendala dalam Pengelolaan Usaha Pest Control PT Alam Jaya
Kreasi Nasional (Fumigation Provider).
Masalah atau kendala yang dihadapi PT Alam Jaya Kreasi Nasional
(Fumigation Provider) dalam pengelolaan tersebut tidak terlalu menjadi
permasalahan yang sangat serius dikarenakan adanya tenaga profesional serta
kompeten di bidangnya membuat pelaksanaan lancar tanpa terkendala sedikitpun.
Namun, jika dilihat secara jangka panjang PT Alam Jaya Kreasi Nasional

25
(Fumigation Provider) pernah mengalami permasalahan pada alat, di mana
masalah tersebut dapat menjadi hambatan dalam pelaksanaan. Adapun masalah
yang dialami pada alat-alat tersebut yaitu:
1. Mesin susah dihidupkan. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan:
a. Cek pengapian ke busi
b. Cek bahan bakar apakah naik ke ruang bakar.
c. Cek kondisi membran
(Jika point a sampai point c dalam kondisi normal berarti ada kebocoran di
resonator).

2. Pengapian tidak ada. Langkah-langkah yang perlu dilakukan:


a. Lakukan jumper di switch jika menyala berarti ada masalah pada switch
b. Ukur tegangan dengan menggunakan avo meter, jika ada lakukan pergantian
di busi, kerenggangan busi antara 3-4 mm
c. Jika setelah ganti busi baru tetap tidak ada pengepian berarti ada masalah di
coil ignition.

3. Bensin tidak naik ke pembakaran.


a. Swingfog SN 50, lakukan pemancingan dengan menutup lubang di bagian
karburator dengan jari, lakukan pemompaan dan pompaan akan terasa berat,
jika keluar tapi setelah dinyalakan mati lagi atau harus di pompa terus agar
hidup, berarti ada sumbatan di bagian spuyer. (untuk melakukan langkah ini
lepas kepala coil ignition yang ke busi).
b. Tasco KA 150 dan KB 150, buka bagian filter bahan bakar yang berada di
posisi belakang tangki, lalu bersihkan, jika kondisi darurat bisa dilepaskan
tanpa filter.
c. Igeba TF/AF 35, buka bagian pengaturan udara, bersihkan lalu di pompa, jika
masih tidak naik ke pembakaran buka bagian karburator dan bersihkan dengan
karbu cleaner.

4. mesin tidak mau langsam (nyala). Adapun penyebabnya karena:

26
a. Ada kebocoran udara di bagian selang.
b. Spuyer tersumbat
c. Klep Valep sudah rusak (untuk beberapa type fogging tertentu).
d. Ada Kebocoran di bagian resonator.
e. Posisi semburan bahan bakar tidak lurus atau kurang besar. (untuk fogging
Tasco KA 150, KB 150 dan Motoyama atau Produk dari Ace Hardware).
f. Membran sudah tidak bagus.

F. Alternatif Pemecahan Masalah dalam Usaha Pest Control PT Alam Jaya


Kreasi Nasional (Fumigation Provider).
Dalam permasalahan yang dialami tersebut, adapun alternatif pemecahan
masalah yaitu dengan melakukan perawatan secara rutin. Di mana PT Alam Jaya
Kreasi Nasional (Fumigation Provider) melakukan perawatan-perwatan yang
bertujuan untuk meminimalisir atau meniadakan segala kendala yang terjadi pada
alat-alat yang digunakan pada saat pelaksanaan. Mesin-mesin fogging diperlukan
perawatan berkala dan dianjurkan melakukan perawatan setelah pemakaian,
adapun beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melakukan perawatan:
1. Kosongkan Chemical dari tabung, lalu masukan air yang di campur detergen
agar bersih. Jangan membiarkan chemical mengendap di tabung karena akan
mengakibatkan keropos atau bolong di bagian tabung chemical.
2. Kosongkan Bahan Bakar dari Tabung, karena biasanya akan terjadi gumpalan
atau kotoran yang akibatnya akan membuat sumbatan di jalur spuyer, selain
itu bisa mengakibatkan keropos dan bolong.
3. Lakukan Pembersihan di Ruang Bakar dan Membran dengan menggunakan
Karbu Cleaner.
4. Lakukan Pembersihan di Selongsong dengan menggunakan sikat kawat
khusus.
5. Cek baut di jika longgar kencangkan segera.
6. Bersihkan Busi.
7. Cek Kondisi Batery dengan menggunakan AVO meter.

27
8. Untuk Mesin Fogging Portable lakukan pembersihan di lokasi treatment
setelah dipakai, dengan cara keluarkan chemical dari tabungnya, masukan air
ke tabung chemical dan pompa air dalam kondisi mesin mati, setelah beberapa
menit nyalakan mesin dan pompa lagi sampai keluar air dari ujung spiral,
untuk mencegah pengerakan di spiral, karena mesin mini fogger atau mesin
fogging portable sangat rentan dengan penyumbatan di spiral dikarenakan
lubang spiral sangat kecil, dan buka nozzle bagian depan lalu bersihkan
dengan menggunakan obeng kecil untuk menghilangkan bekas kerak
chemical.

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Adapun simpulan yang diperoleh dari hasil dan pembahasan di atas yaitu:
1. Bagan struktur organisasi PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian
Provider) terdiri dari Direktur yang membawahi Manajer Mutu sebagai
pengelola operasional kegiatan harian. Sedangkan, dalam kegiatan operasional
sehari–hari tersebut dibantu oleh Manajer Teknis, Manajer Marketing dan
Manajer Administras yang di mana setiap bagan tersebut memiliki fungsi dan
tugas yang berbeda.
2. Dasar Hukum yang digunakan dalam pengelolaan usaha Pest Control PT.
Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian Provider) yaitu Undang-Undang RI
Nomer 16 Tahun 1992 dan PP Nomer 14 Tahun 1992 khusunya keamanan

28
dari organisme pengganggu tumbuhan. Sera dalam pengaplikasiannya yaitu,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
258/Menkes/Per/III/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan
Pestisida yang didalamnya membahas tentang alat pelindung diri yang harus
dipergunakan dan Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2018 tentang Pedoman Fumigasi Arsip. Di mana dalam pengamatan
secara langsung melalui video yang diberikan oleh PT. AJKN,
pengaplikasiannya menerapkan tata cara persiapan fumigasi arsip.
3. Sistem kerja atau pengelolaan PT. Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigatian
Provider) meliputi pelanggan memberikan order. Kemudian, staf administrasi
melaporkan order tersebut kepada marketing, selanjutnya diteruskan kepada
fumigator untuk verifikasi kelayakan pekerjaan fumigasi, yang di mana
sekaligus menentukan penjadwalan kerja. Setelah itu, melakukan pelaksanaan
fumigasi oleh fumigator dan tim. Setelah selesai, fumigator membuat
pencatatan pekerjaan di lapangan yang akan diserahkan kepada administrasi
sebagai acuan untuk pembuatan sertifikat yang di mana dokumen tersebut
diserahkan kebagian keuangan yang akan melakukan penagihan dengan
dokumen pendukung lainnya. Dokumen yang telah selesai, diserahkan kepada
wakil manajemen untuk diperiksa ulang kemudian dokumen diserahkan
kepada kurir untuk disampaikan kepada pelanggan
4. Dalam tahapan-tahapan pelaksanan kegiatan usaha PT. Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigatian Provider) adapun langkah-langkah yang dilakukan
meliputi: persiapan, tempat/lokasi fumigasi, ruangan fumigasi, fumigasi
dengan menggunakan lembaran penutup  (sheet fumigation), menggunakan
petikemas kedap gas sebagai ruang fumigasi, fumigasi kamar (chamber
fumigation), penyusunan (stuffing) komoditi, kemasan dan permukaan
komoditi yang kedap gas, fumigasi komoditi yang mudah rusak (perishable),
fumigasi kayu dan produk kayu, pengeluaran (aerasi) fumigan, dan
pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Masalah atau kendala dalam pengelolaan usaha Pest Control PT Alam Jaya
Kreasi Nasional (Fumigation Provider) pernah mengalami permasalahan pada

29
alat. Di mana permalsalahan tersebut meliputi mesin susah dihidupkan,
pengapian tidak ada, bensin tidak naik ke pembakaran, dan mesin tidak mau
langsam (nyala).
6. Alternatif pemecahan masalah dalam usaha Pest Control PT Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigation Provider) tersebut dengan melakukan perawatan secara
rutin guna meminimalisir atau meniadakan segala kendala yang terjadi pada
alat-alat yang digunakan pada saat pelaksanaan.

B. Saran
Adapun saran yang diperoleh dari hasil dan pembahasan di atas yaitu:
1. Masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat, untuk memilih perusahaan pest control
yang telah diakui serta terakreditasi dalam pengaplikasiannya guna memenuhi
kepuasan terhadap pelayanan jasa yang diberikan serta mampu mengendalikan
sasaran binatang penggangu/vektor sesuai dengan tepat guna tanpa mencemari
lingkungan.
2. Perusahaan Pest Control PT Alam Jaya Kreasi Nasional (Fumigation Provider)
Diharapkan untuk perusahaan terkait, lebih mengembangkan sektor
wilayah dalam pelayanan jasa pest control dikarenakan perlunya pelayanan
pengendalian berupa binatang pengganggu/vektor yang telah terakrediitasi
khususnya dalam fumigation provider mampu memberikan kepuasan tersendiri
terhadap para konsumen serta kepercayaan bahwa pelayanan yang diberikan akan
berjalan dengan baik.
3. Institusi
Dharapkan untuk institusi terkait, dapat menambah kegiatan atau materi
yang harus dicari atau diidentifikasi dalam kegiatan Praktik Belajar Lapangan
(PBL) khususnya dalam pengelolaan perusahaan pest control.

30
31
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC
Dharmayanti, Putri. (2016). Konsep Dasar, Proses dan Ruang Lingkup
Administrasi Pendidikan
http://putridharmayantipendibioc2013.blogspot.com/2016/05/konsep-
dasarproses-dan-ruang-lingkup.html (diakses tanggal 01 Oktober 2020)
Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Pedoman Fumigasi Arsip
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
258/Menkes/Per/III/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan
Pestisida.
Undang-Undang RI Nomer 16 Tahun 1992 dan PP Nomer 14 Tahun 1992
khusunya keamanan dari organisme pengganggu tumbuhan dari dan ke luar
negeri
AJKN, PT. Admin. (2006). PT Alam Jaya Kreasi Nasional Fumigation Provider
ID-0142 MB
http://www.ajkn.co.id/about-us/ (30 September 2020)
DAFTAR GAMBAR

Gambar Penjelasan
Alat-alat yang
dipergunakan di PT.
Alam Jaya Kreasi
Nasional (Fumigation
Provider)

Kegiatan pencegahan
reinfestasi serangga
yang dilaksanakan
oleh fumigator
beserta tim

Sistem kerja atau


pengelolaan berupa
alur kegiatan
pelayanan PT. Alam
Jaya Kreasi Nasional
(Fumigation
Provider)

Anda mungkin juga menyukai