Anda di halaman 1dari 63

MAKALAH ANALISIS MANAJEMEN KESEHATAN DI UPT.

PUSKESMAS DANAU PANGGANG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Ilmu Manajemen dan Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan

Dosen :Susanti Suhartati, SST, M.Kes


Disusun Oleh : Kelompok 3

1. ANISYAH NIM. 11194862111158


2. ANNISA NIM. 11194862111159
3. HANOVANI NIM. 11194862111166
4. MARIA BUTAR-BUTAR NIM. 11194862111173
5. NORMA NIM. 11194862111178
6. REDHA YULIANI NIM. 11194862111181
7. RINI WAHYUNI NIM. 11194862111185
8. SITI QOMARIAH NIM. 11194862111190

PROGRAM SARJANA KEBIDANANFAKULTASKESEHATAN


UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan hidayahnya-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Analisis
manajemen di Puskesmas, dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen dan
Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan, dosen yaituIbu Susanti Suhartati, SST,
M.Kes

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing
maupun membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang
sistem manajemen,khususnya manajemen Kesehatan, sehingga dapat merealisasikannya
di tempat kita bekerja.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam kami membuat makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang.

Penyusun, 25 April 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................................6
1.3 Manfaat Penulisan...............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................7
2.1 Pengertian Manajemen.......................................................................................7
2.2 Input....................................................................................................................9
2.3 Proses................................................................Error! Bookmark not defined.
2.4 Output...............................................................................................................34
2.5 Analisis SWOT.................................................................................................35
2.5.1 Defenisi SWOT.........................................................................................35
2.5.2 Tujuan SWOT...........................................................................................36
2.5.3 Komponen SWOT.....................................................................................36
2.5.4 Jenis-jenis SWOT......................................................................................37
2.5.5 Matrik SWOT............................................................................................38
2.5.6 Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT.......................................................38
2.5.7 Pendekatan Kuantitatif dan Strategi Analisis SWOT................................39
BAB III TINJAUAN LAHAN DAN PEMBAHASAN.................................................42
3.1 Hasil Identifikasi Manajemen Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan di
Puskesmas Tapin Utara................................................................................................42
3.1.1 Profil 6 M..................................................................................................42
3.1.2 Fungsi Manajemen....................................................................................43
3.1.3 Organisasi di Pelayanan Kesehatan...........................................................45
3.1.4 Kepemimpinan di Pelayanan Kesehatan...................................................46
3.1.5 Metode Pendekatan Pemecahan Masalah..................................................46
3.1.6 Proses Penjaminan Mutu dan Penampilan kerja.......................................46
3.2 SWOT dan Prioritas Masalah...........................................................................47
3.2.1 SWOT........................................................................................................47
3.2.2 Prioritas Masalah.......................................................................................59

ii
3.3 Rencana Penyelesaian Masalah (POA : Plan Of Action).................................60
BAB IV PENUTUP........................................................................................................61
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................61
4.2 Saran.................................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................62

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan perbaikan
di segala bidang, misalnya: Bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, terutama
bidang kesehatan. Karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia yang mutlak
dipenuhi, sebelum memenuhi kebutuhan yang lain. Perbaikan di bidang kesehatan ini
meliputi; segi pelayanan, tenaga kesehatan, dan fasilitas yang memadai. Untuk
merealisasikan program pemerintah dalam rangka meningkatkan perbaikan mutu
kesehatan di butuhkan adanya kepemimpinan yang dapat mengoordinir system
pelayanan kesehatan, disamping itu dibutuhkan pula suatu system yang dapat
memanajemen pelayanan kesehatan yang ada.(Mugianti, 2018)

Untuk memahami pemikiran dan praktik manajemen dewasa ini, kitaperlu


mengkaji manajemen dari perspektif historis. Pemikiran manajemen mengungkapkan
fenomena-fenomena manajerial darisetiap kerjasamaorganisasional untuk pencapaian
tujuan organisasi, kemudian diformulasikan dalam asas-asas, fungsi-fungsi, dan tehnik-
teknik manajemen. Dengan mempelajari dan mengaplikasi pemikiran manajemen pada
manajemen Puskesmas, akan memudahkan pengelolaan sumber daya manusia
kesehatan maupun sumber daya lain secara efisien dan dapat mengelola tugas agar
tujuan Puskesmas dapat dicapai secara efektif.(Sulaeman, 2021)

Perencanaan Puskesmas adalah fungsi manajemen Puskesmas yangpertama dan


menjadi landasan serta titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.Semua
kegiatan dan tindakan manajemen Puskesmas didasarkan dan/atau disesuaikan dengan
perencanaan yang sudah ditetapkan. Ini berarti, setelah perencanaan disusun, kemudian
struktur organisasi, tata kerja, dan personalia Puskesmas yang akan melaksanakan tugas
organisasi ditentukan (fungsi pengorganisasian). Selanjutnya personalia yang bekerja
dalam organisasi Puskesmas digerakan dan diarahkan agar mereka bertindak dan
bekerja efektif untuk mencapai tujuan Puskesmas yang direncanakan (fungsi
penggerakan dan pelaksanaan). Semua aktivitas personalia dan organisasi Puskesmas

4
diawasi, dipantau, dan dibimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target
kinerja Puskesmas (fungsi pengawasan dan pengendalian).(Sulaeman, 2021)

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang


bersamaan dengan pertumbuhan sistem manajemen. Kepemimpinan dapat dilihat dari
segi penyiapan rencana dan pelatihan calon para pemimpin. Orang yang ditunjuk atau
dipilih sebagai pemimpin adalah seorang yang dapat bertanggung jawab dan memiliki
jiwa kepemimpinan yang tinggi.(Evi Fitriani, 2021)

Kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan seseorang untuk


mempengaruhi orang lain yaitu orang yang dipimpin, sehingga orang lain tersebut
bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut demi mencapai
tujuan bersama. Kepemimpinan yang kuat dalam pelayanan kebidanan sangat penting
jika melihat tantangan yang dihadapi profesi kebidanan saat ini. (Evi Fitriani, 2021)

Bidan telah memfasilitasi suatu budaya kerja yang mendukung dan proaktif
dimana setiap individu didorong untuk secara teratur menilai dan meperbarui
pengetahuan mereka untuk kepentingan praktik mereka sendiri dan untuk melindungi
keselamatan perempuan dan bayi dalam perawatan mereka. Selain itu, bidan juga
melaksanakan kegiatan kepemimpinan dalam praktek sehari-hari mereka, meskipun
mereka mungkin tidak meyadari hal itu. Ini termasuk dalam memprioritaskan kebutuhan
perawatan, advokasi pilihan ibu dan menunjukkan intra dan antarprofesi bekerja untuk
memastikan perbaikan kesinambungan dalam perawatan standar. (Mugianti, 2018)

Kepemimpinan (leadership) sangat dibutuhkan oleh bidan dalam menjalankan


tugasnya. Dengan sifat kepemimpinan yang dimiliki dapat membantu mengoordinir
suatu daerah kerjanya sehingga program-program yang direncanakan dapat terlaksana
dengan baik. Kepemimpinan yang efektif adalah slah satu komponen paling penting
yang mengarahkan organisasi ke hasil yang efektif dan efisien.(Evi Fitriani, 2021)

Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan, serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakankegiatannyasecara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada
masyarakatyang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.(Evi Fitriani, 2021)

5
Puskesmas Tapin Utara merupakan puskesmas yang terletak di Kecamatan
Tapin Utara Kabupaten Tapin dengan karakteristik masyarakat yang heterogen.
Berdasarkan observasi, Puskesmas Tapin Utara memiliki sistem pelayanan yang baik
dalam pengkoordinir sistem pelayanan dan memiliki fasilitas yang baik dan nyaman
untuk pasien.

I.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

- Untuk mengetahui Profil (6M) di Puskesmas Tapin Utara


- Untuk mengetahui fungsi manajemen di Puskesmas Tapin Utara
- Untuk mengetahui kepemimpinan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tapin
Utara
- Untuk mengetahui metode pendekatan pemecahan masalah di Puskesmas
Tapin Utara
- Untuk mengetahui proses penjamin mutu dan penampilan kerja di di
Puskesmas Tapin Utara
- Untuk mengetahui SWOT dan prioritas masalah di Puskesmas Tapin Utara
- Untuk mengetahui rencana penyelesaian masalah di Puskesmas Tapin Utara

I.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan dari makalah ini adalah :

- Bagi Pendidikan Kebidanan


Makalah ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran tentang kepemimpinan
dan manajemen dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.
- Bagi pelayanan Kebidanan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi saran atau contoh dalam pelaksanaan
kepemimpinan dan manajemen pelayanan kesehatan di puskesmas.

I.4

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Manajemen


Sebelum mengetahui unsur manajemen, kamu perlu mengenali pengertiannya
terlebih dahulu dari para ahli agar lebih paham. Berikut pengertian manajemen menurut
para ahli:

George R. Terry. Dikenal sebagai Bapak Ilmu Manajemen, dalam bukunya yang
berjudul Principle of Manajemen menyebutkan, pengertian manajemen adalah sebuah
proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.(Sulaeman, 2021)

Henry Fayol. Pengertian manajemen menurut Henry Fayol adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan terhadap sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan yang efektif dan efisien.(Arlenti & Zainal, 2021)

Oey Liang Lee. Pengertian manajemen yaitu ilmu dan seni untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi manusia dengan
bantuan alat-alat sehingga dapat mencapai tujuan.(Arlenti & Zainal, 2021)

Ricky W. Griffin. Kemudian pengertian manajemen menurut Ricky W. Griffin, yaitu


sebuah proses perencanaan, proses organisasi, proses kordinasi, dan proses kontrol
terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.(Arlenti &
Zainal, 2021)

Federick Winslow Taylor. Pengertian manajemen adalah seni mengetahui apa yang
harus dilakukan dan melihat bahwa itu dilakukan dengan cara sebaik mungkin.(Arlenti
& Zainal, 2021)

Koontz dan Weihrich. Pengertian manajemen adalah proses merancang dan


memelihara lingkungan di mana individu, bekerja sama dalam kelompok, secara efisien
mencapai tujuan yang dipilih.(Arlenti & Zainal, 2021)

7
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan kegiatan melalui orang lain.
Kegiatan manajem mengacu pada konsep manajemen secara umum, dengan
menggunakan pendekatan fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan (pengawasan dan
Evaluasi).Manajemen pelayanan berfokus pada komponen 5 M (Man, Money, Material,
Method, Marketing). Dalam setiap kegiatan manajemen selalu diawali dari perencanaan
dan diakhiri dengan pengontrolan dan evaluasi yang merupakan suatu siklus yang
berulang (Mugianti, 2018).
Manajemen adalah proses danupaya untuk mengoptimalkan masukan (input)
sumber daya melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen : perencanaan (P1),
penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3)
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi yang tetah ditetapkan.(Sulaeman,
2021)
Manajemen kesehatan merupakan salah satu subsistem dalam
SistemKesehatan Nasional (SKN) yaitu sebagai subsistem manajamen kesehatan dan
informasi kesehatan. Subsistem manajemen kesehatan dan informasi kesehatan adalah
bentuk dan cara penyelenggaraan yang menghimpun berbagai upaya kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan
informasi kesehatan yang mendukung subsistem lainnya dari SKN guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. (Sulaeman, 2021)
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah suatu proses kebidanan yang
menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti, perencanaan,
pengorganisasan, implementasi, pengendalian dan evaluasi. Manajemen asuhan
kebidanan menekankan pada penggunaan proses kebidanan dan hal ini melekat pada
diri seorang bidan. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus menggunakan
proses kebidanan untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan yang dinginkan pasien.
Proses Kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang menekankan pada
pengambilan keputusan tentang keterlibatan bidan sesuai yang dibutuhkan pasien.
Proses kebidanan terdiri dari 5 tahapan yaitu, pengkajian, penentuan diagnosa
kebidanan, intervensi kebidanan, implementasi dan evaluasi (Mugianti, 2018)

8
II.2 Input
II.2.1 M1 (MAN)
a. Definisi
Manusia (Human). Unsur manajemen yang pertama dan paling utama adalah
manusia. Manusia membuat tujuan dan melakukan proses dalam mencapai
tujuan tersebut. Proses kerja tidak akan terjadi tanpa unsur manusia di
dalamnya.
M1 (MAN) atau bisa di sebut juga sumberdaya manusia yaitu ketenagakerjaan
yang terdiri dari Struktur organisasi, jumlah ketenagakerjaan yang di butuhkan
(Tenaga Kesehatan/Non Kesehatan), pengaturan ketenaga kerjaan, jumlah
tenaga yang di perlukan tergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungan.(Arlenti & Zainal, 2021)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi M1 (Man)
1) Umur
Semakin tua usia seseorang karyawan semakin kecil kemungkinan keluar
dari pekerjaan, karena semakin kecil alternatif untuk memperoleh
kesempatan pekerjaan lain. Di samping itu karyawan yang bertambah tua
biasanya telah bekerja lebih lama, memperoleh gaji yang lebih besar dan
berbagai keuntungan lainnya. Hubungan usia dengan kinerja atau
produktivitas dipercaya menurun dengan bertambahnya usia. Hal ini
disebabkan karena ketrampilan-ketrampilan fisiknya sudah mulai
menurun.Tetapi produktivitas seseorang tidak hanya tergantung pada
ketrampilan fisik serupa itu.Karyawan yang bertambah tua, bisa meningkat
produktivitasnya karena pengalaman dan lebih bijaksana dalam mengambil
keputusan.
2) Jenis kelamin
Beberapa isu yang sering diperdebatkan, kesalahpahaman dan pendapat-
pendapat tanpa dukungan mengenai apakah kinerja wanita sama dengan pria
ketika bekerja. Misalnya ada/tidaknya perbedaan yang konsisten pria-wanita
dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan, analisis, dorongan,
motivasi, sosiabilitas atau kemampuan bekerja.

9
Secara umum diketahui ada perbedaan yang signifikan dalam produktifitas
kerja maupun dalam kepuasan kerja, tapi dalam masalah absen kerja
karyawati lebih sering tidak masuk kerja daripada laki-laki.Alasan yang
paling logis adalah karena secara tradisional wanita memiliki tanggung
jawab urusan rumah tangga dan keluarga.Bila ada anggota keluarga yang
sakit atau urusan sosial seperti kematian tetangga dan sebagainya, biasanya
wanita agak sering tidak masuk kerja.
3) Masa kerja
Banyak studi tentang hubungan antara senioritas karyawan dan
produktivitas.Meskipun prestasi kerja seseorang itu bisa ditelusuri dari
prestasi kerja sebelumnya, tetapi sampai ini belum dapat diambil
kesimpulan yang meyakinkan antara dua variabel tersebut.Hasil riset
menunjukkan bahwa suatu hubungan yang positif antara senioritas dan
produktivitas pekerjaan.Masa kerja yang diekspresikan sebagai pengalaman
kerja, tampaknya menjadi peramal yang baik terhadap produktivitas
karyawan.Studi juga menunjukkan bahwa senioritas berkaitan negatif
dengan kemangkiran.Masa kerja berhubungan negatif dengan keluar
masuknya karyawan dan sebagai salah satu peramal tunggal paling baik
tentang keluar masuknya karyawan.
4) Pendidikan
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Hasbullah (2005) yaitu
tuntunan di dalam tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Salah satu upaya
untuk meningkatkan sumber daya keperawatan adalah melalui pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan perawatan keterampilan
teknis atau keterampilan dalam hubungan interpersonal.Sebagian besar
pendidikan perawat adalah vokasional (D3 Keperawatan).Untuk menjadi
perawat profesional, lulusan SLTA harus menempuh pendidikan akademik
S1 Keperawatan dan Profesi Ners.Tetapi bila ingin menjadi perawat
vokasional, (primary nurse) dapat mengambil D3 Keperawatan/Akademi

10
Keperawatan.Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus segera
ke D3 Keperawatan atau langsung ke S1 Keperawatan.Selanjutnya, lulusan
D3 Keperawatan dapat melanjutkan ke S1 Keperawatan dan Ners.Dari
pendidikan S1 dan Ners, baru ke Magister Keperawatan/spesialis dan
Doktor/Konsultan.
5) Pelatihan kerja
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang
menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi maupun
masyarakat. Pendidikan dengan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang
tak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumberdaya manusia,
yang di dalamnya terjadi proses perencanaan, penempatan, dan
pengembangan tenaga manusia. Dalam proses pengembangannya
diupayakan agar sumberdaya manusia dapat diberdayakan secara maksimal,
sehingga apa yang menjadi tujuan dalam memenuhi kebutuhan hidup
manusia tersebut dapat terpenuhi. Moekijat (1993) juga menyatakan bahwa
“pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan
yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang
lebih mengutamakan praktek daripada teori. Alex S. Nitisemito (1982)
mengungkapkan tentang tujuan pelatihan sebagai usaha untuk memperbaiki
dan mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengetahuan, sesuai dari
keinginan individu, masyarakat, maupun lembaga yang
bersangkutan.Dengan demikian pelatihan dimaksudkan dalam pengertian
yang lebih luas, dan tidak terbatas sematamata hanya untuk
mengembangkan keterampilan dan bimbingan saja.Pelatihan diberikan
dengan harapan individu dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Seseorang yang telah mengikuti pelatihan dengan baik biasanya akan
memberikan hasil pekerjaan lebih banyak dan baik pula dari pada individu
yang tidak mengikuti pelatihan. Dengan demikian, kegiatan pelatihan lebih
ditekankan pada peningkatan pengetahuan, keahlian/keterampilan (skill),
pengalaman, dan sikap peserta pelatihan tentang bagaimana melaksanakan
aktivitas atau pekerjaan tertentu.Hal ini sejalan dengan pendapat Henry

11
Simamora (1995) yang menjelaskan bahwa pelatihan merupakan
serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian,
pengetahuan, pengalaman ataupun perubahan sikap seorang individu atau
kelompok dalam menjalankan tugas tertentu.
b. Prinsip Dalam Ketenagaan
Ada prinsip dalam ketenagakerjaan yaitu (Nursalam, 2014) :
1) Pembagian Kerja
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi: pekerjaan dibagi‐bagi sehingga
setiap orang memiliki tugas tertentu.
a) Conside/ Mempertimbangkan:
(1) pendidikan dan pengalaman setiap staf
(2) peran dan fungsi
(3) mengetahui ruang lingkup tugas
(4) mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya
(5) mengetahui hal‐ hal‐hal yang dapat didelegasikan kepada staf
b) Pendelegasian Tugas
(1) Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
(2) Alat pengembangan dan latihan manajemen
c) Faktor yang berpengaruh dalam pemberian delegasi:
(1) Sifat kegiatan
(2) Kemampuan staff
(3) Hasil yang diharapkan
d) Koordinasi
(1) Menghindari perasaan lepas antar tugas yang ada dibangsal/bagian
dan perasaan lebih penting dari yang lain
(2) Menumbuhkan rasa saling membantu
(3) Menimbulkan kesatuan tindakan dan sikap antar staf
e) Perhitungan Tenaga
(1) Metode Rasio
Rumah sakit tipe B dengan jumlah tempat tidur 200 buah, maka
seorang pimpinan tenaga keperawatan akan memperhitungkan

12
jumlah tenaga keperawatan adalah: 1/1 × 200 = 200 jumlah tenaga
perawat yang dibutuhkan untuk rumah sakit tersebut adalah 200
orang.
Bila rumah sakit tipe C dengan jumlah tempat tidur 100 buah, maka
jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah: 2/3 × 100 = 67,
maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah 100 orang. Bila
rumah sakit tipe D dengan jumlah tempat tidur 75 buah, maka
jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan adalah: ½ × 75 = 37,5
(2) Metode Douglas
Di ruang X RS Y dirawat 36 orang pasien dengan kategori sebagai
berikut: 30 pasien dengn perawatan minimal, 4 pasien dengan
perawatan parsial dan 2 pasien dengan perawatan total. Maka
kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut.
Tabel Kebutuhan Tenaga Perawat Tiap Sif Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasien di Rumah Sakit
Kualitas Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam


ketergantunga pasien
n
Minimal 30 30 x 0,17 = 30 x 0,14 = 30 x 0,07 =
5,1 4,2 3
Parsial 5 4 x 0,27 = 4 x 0,15 = 4 x 0,10 =
1,08 0,6 0,28
Total 2 2 x 0,36 = 2 x 0,36 = 2 x 0,20 =
0,72 0,6 0,4
Jumlah 36 6,9 5,4 3,68
7 5 4
Total tenaga perawat:
Pagi : 7 orang
Sore : 5 orang
Malam : 4 orang
15 orang

13
Jumlah tenaga lepas dinas per hari:
86×15 =4,62 (Dibulatkan 5 orang)
279

Keterangan: angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas


dalam 1 tahun, sedangkan 297 adalah jumlah hari kerja efektif dalam
1 tahun. Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per
hari di ruang X adalah 15 orang + 5 orang lepas dinas + 2 orang
tenaga; Kepala ruang dan wakil = 22 orang.
(3) Metode Gillies
Ruang X RS Y berkapasitas tempat tidur 20 tempat tidur, jumlah
rata-rata pasien yang dirawat 30 orang per hari.Kriteria pasien yang
dirawat tersebut adalah 20 orang dapat melakukan perawatan
mandiri, 5 orang perlu diberikan perawatan sebagian, dan 5 orang
harus diberikan perawatan total.Tingkat pendidikan perawat yaitu S-
1 dan DIII Keperawatan.
(4) BOR (Bed Occupacy Ratio).
Umumnya, hal-hal yang berkaitan dengan bayi baru lahir (perinatal)
akan dicatat; dihitung; dan dilaporkan secara terpisah. Jadi, jumlah
TT dalam rumus BOR tidak termasuk TT bayi baru lahir (bassinet)
dan jumlah hari perawatan (HP) dalam rumus BOR juga tidak
termasuk HP bayi baru lahir.Apabila menggunakan data dari lembar
laporan RL-1, maka j umlah HP diambil dibaris SUB TOTAL (yaitu
baris sebelum ditambah perinatologi), bukan baris TOTAL.Periode
penghitungan BOR ditentukan berdasarkan kebijakan internal RS,
bisa bulanan, tribulan, semester, atau bahkan tahunan.Lingkup
penghitungan BOR juga ditentukan berdasarkan kebijakan internal
RS, misalnya BOR per bangsal atau BOR untuk lingkup rumah sakit
(seluruh bangsal). BOR dihitung dengan cara membandingkan
jumlah TT yang terpakai (O) dengan jumlah TT yang tersedia (A).
Perbandingan ini ditunjukkan dalam bentuk persentase (%).
Jadi, rumus dasar untuk menghitung BOR yaitu: BOR = (O/A) x
100% rerata jumlah TT terpakai dalam suatu periode (O) sama

14
dengan jumlah HP dalam periode tersebut dibagi dengan jumlah hari
dalam periode yang bersangkutan (t), atau O = (jumlah HP) / t maka,
misalnya BOR untuk bulan Januari 2014 dapat dihitung : BOR =
((jumlah HP Januari) / (A x t)) x 100% Misalnya dalam bulan
Januari 2014 tersedia 10 TT dan tercatat total HP periode Januari
2014 = 23.436, maka BOR periode Januari 2014 = (23.436 /
(10x31)) x 100%= 75,6 % BOR Dengan Perubahan Jumlah TT jika
terjadi perubahan jumlah TT dalam periode yang akan dihitung
BOR-nya, maka BOR dapat dihitung dengan cara seperti contoh
berikut ini misalnya, RS.Mahindra memiliki TT tersedia 50. Pada
tanggal 25 Januari 2014 terjadi penambahan 5 TT.Jumlah total HP
hingga akhir periode Januari 2014 = 1250. Maka untuk menghitung
BOR periode Januari 2014 yaitu : (1.250
/ ((50x24)+(55x7))) x 100% = 78,9 %

(Arlenti & Zainal, 2021)

II.2.2 M2 (MONEY)
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai.Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat
(tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan
secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan
untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta
berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. (Nursalam, 2011).
a. Fungsi manajemen keuangan
Menurut Martono dan Harjito (2008) ada 3 fungsi utama dalam manajemen
keuangan, anatara lain sebagai berikut :
1) Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan
dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi merupakan keputusan yang
paling penting karena keputusan investasi ini berpengaruh secara langsung
terhadap besarnya laba investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-
waktu yang akan datang.

15
2) Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan menyangkut tentang sumber-sumber dana yang
berada di sisi aktiva. Ada beberapa hal mengenai keputusan pendanaan,
yaitu keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk
membiayai investasi, dan penetapan tentang perimbangan pembelanjaan
yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum.
3) Keputusan Pengelolaan Aktivas
Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset
tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien.Manajer keuangan bersama
manajer-manajer lain diperusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai
tingkatan dari aset-aset yang ada.Tanggung jawab tersebut menuntut
manajer keuangan lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar daripada
aktiva tetap. Manajer keuangan yang konservatif akan mengalokasikan
dananya sesuai dengan jangka waktu aset yang didanai.
b. Tujuan manajemen keuangan
Tujuan manajemen keuangan yang merupakan penjabaran pertama dari strategi
perusahaan, sangat bergantung pada posisi perusahaan saat itu. Beberapa
tujuan keuangan tersebut di antaranya adalah:
a) Peningkatan nilai saham yang merupakan hasil dari strategi yang
diterapkan dalam operasionalisasi usaha, biasanya diukur melalui
accounting profit, dengan indikator di antaranya return of investment
(RoI), return on capital employed (ROCE), dan economic value added
(EVA) atau nilai tambah ekonomis;
b) Strategi pertumbuhan usaha melalui upaya pengembangan usaha baru
dan program kerja sama dengan target mempertahankan pelanggan serta
menambah pelanggan;
c) Strategi produktivitas, yaitu melalui pengurangan biaya-biaya produksi,
pemakaian sumber daya secara bersama-sama dengan unit bisnis lain,
serta pengurangan modal kerja dan aktiva tetap yang dipergunakan untuk
mendukung tingkat operasional perusahaan.(Arlenti & Zainal, 2021)

16
II.2.3 M3 (MATERIAL)
Bahan (Material). Bahan baku atau material sangat vital dalam proses
produksi. Perusahaan tidak bisa mengolah sesuatu untuk dijual tanpa adanya bahan
baku. Sangat dibutuhkan tenaga ahli untuk mengolah bahan baku agar menjadi barang
jadi atau setengah jadi. Sumber daya manusia dan bahan baku berkaitan erat satu sama
lain dan tidak bisa dipisahkan.

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan di organisasi.Manajemen mencakup kegiatan POAC
(planning, organizing, actuating, controlling) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi. Konsep 5M Manajemen selalu dikaitkan dengan usaha
bersama sekelompok manusia, yang mana merupakan suatu proses aktifitas guna
mencapai sasaran atau suatu telaah yang direncanakan terlebih dahulu, untuk mencapai
sasaran itu, diperlukan sejumlah sarana, fasilitas atau alat yang disebut juga sebagai
unsur-unsur manajemen.
Dikutip dari buku Ibrahim Lubis mengemukakan lima unsur manajemen (5M)
yaitu: Man, Materials, Machines, Methods, Money.
a. Materials (Bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
b. Tujuan Manajemen Material:
1) Tujuan Primer :
a) Tepat Harga
b) Tinggi omset
c) Rendah pengadaan & biaya penyimpanan
Adalah teknik ilmiah dan system managemen yang berkaitan dengan
Perencanaan, Pengorganisasian & Pengendalian aliran material, dari
pembelian awal mereka ke tujuan yang sesuai dengan Kebutuhan
konsumen.
Tujuan Managemen Materi / Bahan Untuk mendapatkan :

17
a) Kualitas yang baik
b) kuantitas pasokan yang baik
c) waktu yang tepat
d) Di tempat yang Tepat
e) Untuk biaya yang tepat juga.
f) Kontinuitas pasokan
g) Konsistensi dalam kualitas;
h) Hubungan dengan pemasok Baik
i) Pengembangan personil
j) Sistem Informasi yang baik
2) Tujuan Sekunder :
a) Peramalan dimasa depan / Forecasting
b) Kerjasama yang baik
c) Produk peningkatan
d) Standardisasi
e) Membuat atau membeli keputusan
f) Baru bahan & produk
g) timbal balik hubungan Menguntungkan
c. Lingkup Manajemen Material / Bahan:
Manajemen Material / Bahan mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan
Transportasi dan Pengiriman, Penentuan Rute dan Moda transportasi, dan
Peralatan penanganan material, Akuntabilitas, dan Penyimpanan barang. Ada
beberapa poin penting dalam Manajemen Material / Bahan yaitu :
1) Hal mengenai biaya
2) Penanaman Efisiensi di segala kegiatan Empat dasar kebutuhan Manajemen
Material / Bahan
3) Untuk memiliki bahan yang memadai di tangan bila diperlukan
4) Untuk membayar harga serendah mungkin, konsisten dengan kualitas dan
persyaratan nilai pembelian bahan
5) Untuk meminimalkan investasi persediaan
6) Untuk beroperasi secara efisien
Dasar prinsip-prinsip Manajemen Material / bahan

18
1) Efektif manajemen & pengawasan
Hal ini tergantung pada fungsi manajerial
a) Perencanaan
b) Mengorganisir
c) Staffing
d) Mengarahkan
e) Mengontrol
f) Pelaporan
g) Penganggaran
d. Unsur-unsur manajemen material

1) Permintaan estimasi
2) Mengidentifikasi item yang diperlukan
3) Hitung dari tren dalam Konsumsi selama 2 tahun terakhir.
4) Tinjau dengan keterbatasan sumber daya
e. Fungsional bidang Manajemen Materi / bahan
1) Pembelian
2) Pusat layanan pasokan
3) Toko toko Sentral
4) Toko-toko percetakan
5) Apotik – apotik
6) Perusahaan Linen & jasa
f. Keuntungan Menggunakan Manajemen Materi/ Bahan.
1) Kontrol dan persediaan menjadi lebih mudah dan sederhana
2) Jobs dalam administrasi berkurang jauh
3) Berbagai masalah jadwal pengiriman, permintaan darurat dan penyimpanan
dapat diminimalkan
Contoh angket M2 :
M2-Material : Sarana dan Prasarana Penataan Gedung/Lokasi dan
DenahRuangan.(Arlenti & Zainal, 2021)

19
II.2.4 M4 (MESIN)

Mesin (Machines). Unsur manajemen selanjutnya adalah mesin.Mesin


dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan sulit menjadi lebih mudah dan cepat.
Penggunaan mesin meningkatkan hasil dan keuntungan, juga membuat proses kerja jadi
efektif dan efisien.

Tingkat kesalahan manusia atau human error juga bisa ditekan dengan penggunaan
mesin. Tapi, dibutuhkan sumber daya yang andal dan bahan baku berkualitas untuk
memperoleh hasil maksimal.(Arlenti & Zainal, 2021)

II.2.5 M5 (METODE)

Metode (Methods). Dalam mengelola sesuatu diperlukan metode atau standard


operational procedure yang baku. Pekerjaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien
jika dilakukan dengan metode yang tepat. Suatu metode kerja perlu mempertimbangkan
sasaran, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis.(Arlenti & Zainal, 2021)

Metode yang tepat dan baik sebagai salah satu unsur manajemen juga harus
dipahami manusia yang menjalankannya. Maksudnya, sebuah metode bisa berjalan
dengan baik jika manusia terlibat di dalamnya.(Arlenti & Zainal, 2021)

II.2.6 M6(MARKET)
Pasar (Market). Konsumen atau pasar adalah elemen penting sebagai unsur
manajemen.Tanpa pemasaran, barang tidak laku terjual.Sebab tidak ada permintaan dan
bisa berakibat pada produksi terhenti. Bahkan aktivitas perusahaan bisa vakum.(Arlenti
& Zainal, 2021)

II.3 Proses
II.3.1 Defenisi Proses
Proses ialah interaksi professional antara pemberi layanan dengan konsumen
(pasien/masyarakat). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang penting. Proses
adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara professional oleh tenaga Kesehatan
dan interaksinya dengan pasien.(Arlenti & Zainal, 2021)

20
Penilaian terhadap proses adalah evaluasi terhadap dokter, dan profesi
Kesehatan dalam me-manage pasien. Kriteria umum yang digunakan adalah derajat
dimana pengelolaan pasien, sesuai dengan standar dan harapan masing-masing proses.
(Arlenti & Zainal, 2021)

II.3.2 Fungsi Perencanaan


Perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa,
siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan. Perencanaan
memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif.
Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada
dimana kepala ruangan harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek serta melakukan perubahan.Perencanaan sangat penting karena mengurangi
ketidakpastian dimasa yang akan datang, memusatkan perhatian pada setiap unit yang
terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis, memungkinkan dilakukannya
pengawasan.(Sulaeman, 2021)
a. Prinsip Perencanaan
Perencanaan yang baik harus memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik yaitu:
a) Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana merupakan
suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan.
b) Dibuat oleh orang-orang yang mengerti organisasi
c) Dibuat oleh orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik perencaan
d) Adanya suatu perencanaan yang teliti,yang berarti rencana harus di ikuti
oleh program kegiatan terinci
e) Tidak boleh terlepas dari pemikiran pelaksanaan, artinya harus tergambar
bagaimana rencana tersebut dilaksanakan.
f) Bersifat sederhana, yang berarti disusun secara sistematis dan
prioritasnya jelas terlihat.
g) Bersifat luwes, yang berarti bisa diadakan penyesuaian bila ada
perubahan

21
h) Terdapat tempat pengambilan risiko karena tidak ada seorangpun yang
mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang
i) Bersifat praktis, yang berarti bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi
organisasi
j) Merupakan prakiraan atau peramalan atas keadaan yang terjadi.
2) Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang
harus dijawab dengan memuaskan menggunakan pendekatan (5W1H)
a) What : kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah disepakati?
b) Where : dimana kegiatan akan dilakukan?
c) When : kapan kegiatan tersebut akan dilakukan?
d) Who : siapa yang harus melaksanakan kegiatan tersebut?
e) Why : mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan?
f) How : bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut kearah
pencapaian tujuan?(Sulaeman, 2021)
b. Tipe – Tipe Perencanaan
1) Berdasarkan luasnya
a) Strategic; rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseluruhan,
menjadi sasaran umum organisasi tersebut, dan berusaha menetapkan
organisasi tersebut kedalam lingkungannya
b) Operasional; rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran
menyeluruh
2) Berdasarkan karangka waktu
a) Jangka Panjang
b) Jangka pendek
3) Berdasarkan kehususan
a) Pengarahan; rencana yang fleksibel dan yang menjadi pedoman umum
b) Pemerinci; rencana yang mendefenisikan dengan jelas dan tidak
memberuang untuk penafsiran
4) Berdasarkan frekuensi
a) Sekali pakai; rencana yang digunakan satu kali saja yang yang secara
kusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik

22
b) Terus menerus; rencana yang berkesinambungan yang menjadi pedoman
bagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
c. Manfaat Perencanaan
1) Standar pelaksanaan dan pengawasan
2) Pemilihan alternatif terbaik
3) Penyusunan skala perioritas
4) Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5) Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
6) Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
7) Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.(Sulaeman, 2021)
II.3.3 Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian atau organitating merupakan salah satu dari 4 fungsi
Manajemen. Umumnya, Fungsi pengorganisasian dilakukan setelah fungsi Perencanaan
(planning). Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada
orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang
dimiliki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan
proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk
menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya
sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Tugas
pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang berbeda,
mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan seluruh kemampuan
kesuatu arah tertentu. Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing
(penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi.(Sulaeman, 2021)
Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang
yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas
organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan
the right man in the right place.Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM
yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi.
Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu,maka perlu juga
mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara
sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.(Sulaeman, 2021)
a. Tujuan Pengorganisasian

23
Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai berikut :
1) Mempermudah pelaksanaan tugas.
2) Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.
3) Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah
ditentukan.
4) Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugastugas yang ada.
b. Prinsip Pengorganisasian
Terdapat lima prinsip umum dalam pengorganisasian, yaitu :
1) Prinsip Spesialisasi kerja
Prinsip ini sering disebut juga Prinsip Pembagian Kerja atau Division of
Work, Yang dimaksud dengan Spesialisasi kerja adalah pembagian tugas-
tugas atau pekerjaan yang kompleks menjadi beberapa sub-pekerjaan atau
bagian kepada karyawannya.Setiap karyawan dilatih untuk melakukan
tugas-tugas tertentu yang berkaitan dengan spesialisasinya sehingga mereka
memiliki kualifikasi dan kemampuan yang berkaitan dengan tugas-tugas
yang diberikan tersebut. Keuntungan dari Spesialisasi pekerjaan atau
Pembagian kerja ini adalah meningkatkannya produktivitas dan dapat
melakukan pekerjaan dengan efisien karena setiap karyawan melakukan
tugas yang sama setiap harinya sehingga kecepatan kerja dan kualitas kerja
dapat terjaga dengan baik. Namun di sisi lain, ketergantungan organisasi
terhadap karyawan tersebut akan menjadi sangat tinggi dan juga
menimbulkan kebosanan karyawan akan rutinitas pekerjaan yang sama dan
berulang-ulang. Kebosanan karyawan tersebut lama kelamaan akan dapat
menyebabkan tingginya tingkat ketidakhadiran (absen) dan tingkat
pergantian tenaga kerja (employee turnover) yang tinggi juga.
2) Prinsip Otoritas (Authority)
Otoritas adalah hak untuk melakukan sesuatu, membuat keputusan,
memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu (atau tidak melakukan
sesuatu) atas nama organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
3) Prinsip Rantai Komando (Chain of Command)
Rantai Komando merupakan konsep penting untuk membangun suatu
struktur organisasi yang kuat. Rantai Komand atau Chain of Command

24
dapat diartikan sebagai garis kewenangan tanpa putus yang membentang
dari puncak manajemen ke karyawan level terendah serta mejelaskan siapa
yang harus bertanggung jawab dan melapor kepada siapa. Jadi pada
dasarnya dapat dikatakan bahwa Rantai Komando adalah aliran pelaporan.
Berdasarkan Prinsip Kesatuan Komando, Karyawan seharusnya hanya
menerima perintah dari seorang atasan saja dan juga bertanggung jawab
kepada satu atasan saja. Jika terlalu banyak Atasan yang memberikan
perintah, karyawan yang bersangkutan akan sulit untuk membedakan
prioritasnya. Hal ini juga akan menimbulkan kebingungan dan tidak fokus
pada tugas yang diberikannya.
4) Prinsip Pendelegasian Wewenang (Delegation)
Pendelegasian wewenang merupakan salah satu hal yang penting dalam
organisasi.Tanpa adanya pendelegasian wewenang, seorang manajer harus
mengerjakan sendiri semua pekerjaannya.Keberhasilan seorang manajer
pada dasarnya sangat tergantung pada kemampuannya untuk
mendelegasikan wewenang dan pekerjaan kepada bawahannya.
5) Prinsip Rentang Kendali (Span of Control)
Rentang Kendali (Span of Control) atau sering disebut juga dengan Rentang
Manajemen (Span of Management) adalah Jumlah Karyawan atau bawahan
yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan dalam satu
waktu, atasan yang dimaksud tersebut dapat berupa seorang Supervisor
ataupun Manajer. Rentang kendali ini sangat penting dalam mengetahui
desain dan ndinamika kelompok pada organisasi yang bersangkutan.
Rentang kendali pada suatu unit kerja (departement) dapat berbeda dengan
unit kerja lainnya meskipun dalam satu organisasi yang sama. Tidak ada
angka atau jumlah yang pasti terhadap rentang kendali ini, hal ini karena
setiap organisasi memiliki desain dan bentuk yang berbeda-beda
juga.Disamping itu, pengalaman dan kepribadian manajer serta kemampuan
dan perilaku bawahan juga mempengaruhi jumlah rentang kendali ini.
II.3.4 Fungsi Ketenagaan
Penyusunan personalia atau staffing menurut Janet B. Parks (2007: 338) adalah
recruiting, selecting, orienting, training, developing and replacing employees to

25
produce goods and services in the most effective and efficient manner. Staffing
merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu
organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha
agar setiap tenaga kerja memberikan daya guna yang maksimal bagi organisasi.Di
dalam menyusun sebuah organisasi, perlu sekali pembagian tugas yang sebaik-baiknya
dan memberi wewenang-wewenang yang tepat, namun demikian yang lebih penting lagi
ialah menempatkan orang secara tepat pada tempat-tempat sesuai struktur organisasi
yang telah ditetapkan.Ketenagaan (staffing) sering dimulai dengan rencana sumber daya
manusia, dimana terdiri dari antisipasi dan mempersiapkan untuk perpindahan karyawan
ke dalam, masuk dan keluar dari perusahaan. Proses ini mengharapkan dapat
mengantisipasi kebutuhan SDM dimasa yang akan datang dan seleksi SDM merupakan
cara untuk mendekati pemenuhan kebutuhan sumber daya yang tepat. Ketenagaan
adalah aktivitas yang diambil untuk menarik, mempekerjakan dan menggaji personil
atau karyawan yang dapat memberikan dukungan efektif bagi penjualan dalam
organisasi.Dalam keperawatan ketenagaan adalah pemilihan, pelatihan, memotivasi dan
mempertahankan personil dalam organisasi.Staf perawat merupakan tantangan konstan
untuk fasilitas perawatan kesehatan.Sebelum pemilihan karyawan seseorang harus
membuat analisa pekerjaan tertentu, yang dibutuhkan dalam organisasi sehingga
kemudian dapat muncul pemilihan personil. Manajemen ketenagaan keperawatan
memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-
masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen (Arlenti &
Zainal, 2021).

II.3.5 Fungsi Pengarahan


Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial
dan usaha-usaha organisasi.Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja.Untuk
melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka pimpinan mengambil
tindakantindakannya kearah itu.Seperti : Leadership(pimpinan), perintah, komunikasi
dan conseling (nasehat). Actuating disebut juga“ gerakan aksi mencakup kegiatan yang
dilakukan seorang pimpinan untuk mengawalin dan melanjutkan kegiatan yang
ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan- tujuan
dapat tercapai. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)

26
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Menurut Dimas (2010),
mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut, oleh karena para
anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Pandangan lain tentang
pelaksanaan (Actuating) adalah fungsi yang teramat penting dalam manajemen.
Seringkali diketahui perencanaan dan pengorganisasiannya bagus, namun dikarenakan
kurangnya kemampuan pelaksanaan, hasil kegiatan suatu pekerjaan belum seperti.
Istilah lain juga yang berhubungan dengan pengarahan atau pelaksanaan adalah
Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang
manajer dalam mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur
perencanaan dan pengorganisasian, agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Actuating
mencakup penetapan dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawainya,
memberi penghargaan, memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi kepada
mereka. Jadi, dapat disimpulkan bahwa actuating/pelaksanaan artinya menggerakkan
orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara
bersama- sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif sesuai dengan
perencanaan yang ada. Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang
berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.Perencanaan dan
pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan
seluruh potensi sumber daya manusia dan non-manusia pada pelaksanaan tugas.Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi.Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi, peran,
keahlian, dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan. Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah
sebagai berikut:
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan

27
d. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas
yang tinggi. Fungsi aktuasi haruslah dimulai pada diri manajer selaku pimpinan
organisasi. Manajer yang ingin berhasil menggerakkan karyawannya agar
bekerja lebih produktif, harus memahami dan menerapkan ilmu psikologi, ilmu
komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi. Seorang manajer harus mampu
bersikap yaitu objektif dalam menghadapi berbagai persoalan organisasi
melalui pengamatan, objektif dalam menghadapi perbedaan dan persamaan
karakter stafnya baik sebagai individu maupun kelompok manusia. Manajer
mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan, peka terhadap lingkungan dan
adanya kemampuan bekerja sama dengan orang lain secara harmonis. Dengan
kata lain, manajer harus peka dengan kodrat manusia yaitu mempunyai
kekuatan dan kelemahan, tidak mungkin akan mampu bekerja sendiri dan pasti
akan memerlukan bantuan orang lain, manusia mempunyai kebutuhan yang
bersifat pribadi dan sosial, dan pada diri manusia kadang-kadang muncul juga
sifat-sifat emosional (Arlenti & Zainal, 2021).
Tujuan fungsi aktuasi, adalah:
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
b. Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
e. Membuat organisasi berkembang secara dinamis
Jadi, yang berperan dalam pencapaian tujuan tersebut adalah pimpinan,karena
dalam hal ini pimpinan yang selalu mengusahakan suasana kerja yang
meningkat, dengan diberikan motivasi dan prestasi supaya bawahannya lebih
semangat dalam bekerja.
Prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
a. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
b. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi

28
d. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
e. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
f. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
g. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Cara pelaksanaan ini digunakan karena pada umumnya pimpinan
menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka
bersedia bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang
dari prinsip-prinsip di muka. Adapun cara-cara pengarahan yang dilakukan
dapat berupa:(Sulaeman, 2021).
1) Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu
supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini
diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan
pengenalan dan memberikan solusi atas berbagai masalah yang
dihadapinya.Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak
selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah
dihadapinya.Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang
membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu
diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan
perananya. Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara
lain, :
a) Tugas itu sendiri
b) Tugas lain yang ada hubungannya
c) Ruang lingkup tugas
d) Tujuan dari tugas
e) Delegasi wewenang
f) Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
g) Hubungan antara masing-masing tenaga kerja, Dst
2) Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang
berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan
tertentu pada keadaan tertentu.Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan

29
ditujukan kepada para bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini
mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang
lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian
lain.
3) Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan
pemberian perintah.Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin
melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
Kesulitan-kesulitan akan muncul bilamana tugastugas akan diberikan
kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya kesulitan-kesulitan dalam
menafsirkan wewenang ini dapat menimbulkan keengganan bawahan untuk
mengambil suatu tindakan. Sebagai contoh, seorang Kepala Bagian
Pembelian mengadakan perjanjian pembelian dengan pihak penyedia
(supplier) dengan wewenang yang kurang jelas itu, ia akan menanyakan
kepada pimpinan, yang jawabannya belum tentu memuaskan. Hal ini dapat
diatasi dengan membuat suatu bagan wewenang untuk menyetujui
perjanjian.Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan,
maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah
mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang
terbentuk.Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan
sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan
penggerak atau pelaksanaan.Secara praktis fungsi actuating ini merupakan
usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berikut
ini adalah beberapa elemen penggerakan atau actuating dalam manajemen
(Mugianti, 2018) :
a) Coordinating adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer
agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai
kepentingan dan perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai.

30
b) Motivating merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen
perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang
cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan optimal.
c) Communication, komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat
diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin
komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang
kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan teamwork atau
kerjasama yang baik dalam berbagai kegiatan perusahaan.
d) Commanding, dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa
seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah – langkah dan resiko
dari setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan
dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan. Dengan
pengarahan yang baik dari para atasan dengan visi dan misi yang jelas
dari suatu manajer perusahaan dapat menimbulkan efek yang positif
untuk perusahaan itu sendiri, antara lain teamwork yang baik dan dapat
memunculkan decision maker yang bagus.Karena decision maker dan
teamwork dalam suatu perusahaan adalah kunci kesuksesan suatu
perusahaan untuk mencapai goal atau tujuan perusahaan seefektif dan
seefisien mungkin. Bilamana diambil secara singkat dan ringkas, maka
fungsi actuating dapat tercakup dalam lima sub fungsi manajemen, yakni
:communicating, leading, directing, motivating, dan facilitating.
(Mugianti, 2018)
II.3.6 Fungsi Pengendalian
Controlling atau pengawasan dan pengendalian adalah proses untuk mengamati
secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi(Mugianti, 2018).
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari
personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu
dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi
perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya
dilakukan oleh divisi audit internal. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang
tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain,

31
tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dengan demikian, pengawasan
merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai.Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana
pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
a. Prinsip Controlling
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur.Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang
harus diselesaikan oleh staf. Prinsip-prinsip controlling adalah(Mugianti,
2018):
1) Prisnsip keseragaman yang menjamin bahwa control berkaitan dengan
struktur organisasi
2) Prinsip perbandingan menjamin bahwa control dinyatakan dalam istilah-
istilah standar kinerja yang dibutuhkan, termasuk kinerja masa lalu. Pada
pengontrolan ini berarti menyusun tanda dan memeriksa serta menjelaskan
hasil dalam istilah yang ditandai.
3) Prinsip penerimaan memberikan ringkasan yang mengidentifikasi
penerimaan pada standar.
4) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah
diukur.
5) Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf.
b. Tujuan Controlling
Tujuan utama dari controlling adalah Menjamin setiap kegiatan yang telah
direncanakan berjalan secara tepat dan benar sehingga tujuan yang ditetapkan
tercapai, adapun tujuan lainnya adalah :
1) Menjaga eksistensi organisasi
2) Meningkatkan motivasi warga organisasi
3) Memberikan metode bagi manajemen dalam melakukan evaluasi
4) Memberikan alat deteksi dini terhadap stategi yang
dikembangkan/dijalankan dalam bukunya menyebutkan untuk fungsi-fungsi
control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai contoh,
manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan

32
operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan
penugasan, serta pengunaan sumber-sumber secara efektif.Kegiatan-
kegiatan control ditujukan untuk perubahan yang cepat.
c. Manfaat Controlling
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan secara tepat,
organisasi akan memperoleh manfaat sebagai berikut (Mugianti, 2018):
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan
sesuai dengan standar atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya
yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan pengendalian
bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi program.
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian
staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bila hal ini diketahui, pimpinan
organisasi akan dapat memberikan latihan bagi staf nya karena latihan
memang dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
staf.
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar
4) Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
dan latihan lanjutan.
6) Mempertahankan kesimbangan
7) Meningkatkan kinerja
8) Menghadirkan suasana kondusif bagi warga organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi
d. Tipe Controlling
Adapun tipe controlling menurut (Mugianti, 2018) adalah:
1) Feedforward controls berfokus pada operasional sebelum kegiaitan dimulai.
Tujuannya untuk mencegah timbulnya masalah.
2) Concurrent controls penerapannya berfokus pada saat proses
kegiatan/pekerjaaan berlangsung.

33
3) Feedback controls berfokus paad hasil dari pekerjaan yang dilakukan.
Feedback control ini akan menjadi masukan dalam membuat rencana
kedepanya, input dan desain dari proses kedepannya.
e. Teknik Controlling
Berikut ini merupakan teknik controlling (Mugianti, 2018) :
1) Langsung
“supervisor mengawasi secara lansung hal yang ada dilapangan”
Keuntungan: Relatif lebih objektif dam perbaikan & umpan balik dapat
secara langsung diberikan. Kerugian: Relatif membutuhkan waktu lebih
banyak
2) Tidak Langsung
“Melalui laporan tertulis atau lisan” Keuntungan: Relatif lebih mudah
(menghadapi benda mati). Kerugian: Komunikasi satu arah, gampang
direkayasa dan sangat dipengaruhi kemampuan pelapor
f. Obyek dalam Controlling
Dalam melaksanakan fungsi controling manajerial menurut (Mugianti, 2018)
ada lima jenis obyek yang perlu dijadikan sasaran pengawasa.
1) Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa.
Pengawasan ini bersifat fisik.
2) Keuangan
3) Pelaksanaan program dilapangan sesuai dengan prosedur yang telah di buat
4) Obyek yang bersifat strategis
5) Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.

II.4 Output
Defenisi Output

Output adalah hasil yang dicapai dalam jangka pendek, sedangkan outcome
adalah hasil yang terjadi setelah pelaksanaan kegiatan jangka
pendek. Output berkenaan dengan dua aspek: (1) apa yang kita produksi/hasilkan, dan
(2) siapa orang yang menjadi sasaran kita.(Arlenti & Zainal, 2021)

34
Keluaran (output) dalam ilmu ekonomi adalah jumlah barang atau jasa yang
diproduksi dalam periode waktu tertentu oleh masyarakat, perusahaan, atau pemerintah,
baik untuk dikonsumsi langsung atau diolah kembali untuk produksi lebih lanjut.
(Arlenti & Zainal, 2021)
Output yaitu yang menunjuk pada pada penampilan (performance) pelayanan
kesehatan. Penampilan dapat dibedakan atas dua macam :

a. Penampilan aspek medis pelayanan Kesehatan


b. Penampilan aspek non medis pelayanan Kesehatan

Secara umum disebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.(Sulaeman, 2021)

Output/outcome, ialah hasil pelayanan Kesehatan, merupakan perubahan yang


terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.
Hasil akhir kegiatan dan Tindakan tenaga Kesehatan professional terhadap pasien. Hasil
pelayanan Kesehatan medis dapat dinilai antara lain dengan melakukan audit medis,
review rekam medis dan review medis lainnya, adanya keluhan pasien fdan informed
consent.(Sulaeman, 2021)

II.5 Analisis SWOT


II.5.1 Defenisi SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats)
(Sulaeman, 2021).
SWOT merupakan metode analisis perencanaan strategi guna mengetahui peta
faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal suatu perusahaan atau unit bisnis
sehingga menghasilkan kesimpulan yang berguna untuk memberi masukan terhadap
pengambilan keputusan strategi dan memberi masukan prioritas strategi terhadap apa
yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu oleh pengambil keputusan. Analisis SWOT

35
secara sederhana mudah dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan
internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya.
(Ghaniy et al., 2020)
Jika hal ini digunakan dengan benar, maka dimungkinkan bagi suatu perusahaan
untuk mendapatkan sebuah gambaran menyeluruh mengenai situasi perusahaan itu
dalam hubungannya dengan masyarakat, lembaga-lembaga yang lain (Bakri,2017).
Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal, (terdiri atas ancaman dan
kesempatan), yang digabungkan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan
kelemahan akan membantu dalam mengembangkan sebuah visi tentang masa depan.
Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai membuat program yang kompeten atau
mengganti program-program yang tidak relevan dengan program yang lebih inovatif
dan relevan (Ghaniy et al., 2020).
II.5.2 Tujuan SWOT
a. Memanfaatkan keuntungan dari kekuatan yang dimiliki dan kesempatan yang
ada
b. Meminimalisasi Kelemahan dan mengeliminasi ancaman
c. Analisis SWOT sangat berguna untuk mengenali situasi, lingkungan, dan
kondisi saat ini untuk keperluan pengambilan keputusankeputusan
menentukan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan
terhadap kelangsungan hidup aktivitas bisnisnya.
d. Analsis SWOT memberikan alur pikir (framework) yang baik untuk
keperluan peninjauan strategi, posisi, dan arah perusahaan pengambilan posisi
bisnis dalam industri, mengevaluasi kompetitor, pengambilan kebijakan
dalam perencanaan strategi marketing atau bisnis, membuat laporan
penelitian, brainstorming saat meeting, atau kebutuhan lainnya (Ghaniy et al.,
2020).
II.5.3 Komponen SWOT
Analisis SWOT ini terdiri atas 4 komponen dasar yaitu :
a. Strenght (Kekuatan) Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan
dari organisasi atau program pada saat ini.
b. Weakness (Kelemahan) Adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.

36
c. Opporttunity (Peluang) Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang
diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di
masa depan.
d. Threats (Ancaman) Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam ekstensi organisasi
dimasa depan (Ghaniy et al., 2020).
II.5.4 Jenis-jenis SWOT
a. Model kuantitatif. Model Kuantitatif adalah sebuah asumsi dasar dari model
ini, kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi
berpasangan ini terjadi karena diasumsikan dalam sebuah kekuatan bahwa
selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang
terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu
rumusan strength harus selalu miliki satu pasangan weakness dan setiap satu
rumusan opportunities harus memiliki satu pasangan threath. Kemudian
setelah masingmasing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah
selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan
cara memberikan score pada masing-masing sub komponen, dimana satu sub
komponen dibandingkan dengan sub komponen yang lain dalam komponen
yang sama atau mengikuti laju vertikal. Sub komponen yang lebih
menentukan dalam jalannya organisasi diberikan score yang lebih besar.
Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi
kadar subyektifitas penilaian model kualitatif (Ghaniy et al., 2020)
b. Model kualitatif. Urutan-urutan dalam membuat analisa SWOT kualitatif
tidak berbeda dengan urut-urutan kuantitatif perbedaan besar diantara
keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing
komponen. Apabila pada model kuantitafif setiap subkomponen S memiliki
pasangan subkomponen W, dan satu sub komponen O memiliki pasangan
satu komponen T, maka dalam model kulaitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu
subkomponen pada masing-masing komponen (SWOT) berdiri bebas dan
tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak
dapat dibuat diagram cartesian, karena mungkin saja misalnya subkomponen

37
S ada sebanyak 10 buah sementara subkomponen W hanya 6 buah (Ghaniy et
al., 2020).
II.5.5 Matrik SWOT
Matrik SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi
yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) adalah ringkasan atau
rumusan faktor-faktor strategis internal dalam kerangka kekuatan (Strengths) dan
kelemahan (Weaknesses).EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) adalah
ringkasan atau rumusan faktor-faktor strategis eksternal dalam kerangka kesempatan
(Opportunities) dan ancaman (Threats).
a. Strategi S-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran
organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi W-O adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
c. Strategi S-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang
dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.
d. Strategi W-T adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang
bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.(Ghaniy et al., 2020)
II.5.6 Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal
(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(Kekuatan dan Kelamahan).Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang
timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

38
II.5.7 Pendekatan Kuantitatif dan Strategi Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melaluii
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998),
agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan skor tidak boleh lebih dari 5 (a) dan bobot dengan
ketentuan tidak boleh lebih dari 1 (b) point faktor serta jumlah total perkalian
skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a)
masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap
sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian
terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan
akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 10,
dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang
peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan
secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor
adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor
lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat
(rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan
banyaknya jumlah point faktor).
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor
O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu Y.

39
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
SWOT

Dari Gambar diatas dapat diketahui bagaimana Matriks kuadran SWOT yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima
dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
b. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi,
artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan
berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenanya,
organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya
organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.Sebab, strategi yang

40
lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus
memperbaiki kinerja organisasi.
d. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar.Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya
kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis.Oleh karenanya
organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil
terus berupaya membenahi diri (Ghaniy et al., 2020).

41
BAB III
TINJAUAN LAHAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Identifikasi Manajemen Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan


di Puskesmas Tapin Utara
III.1.1 Profil 6 M
1. Man (Manusia)
Masalah :
a. Tenaga perawat/ bidan tidak mencukupi sehingga 1 petugas memegang 1-
2 program sekaligus
b. Terbatasanya pelatihan yang pernah diikuti sehingga pengetahuan petugas
tidak maksimal dengan program yang dipegang

Strategi :

a. Koordinasi dengan BKSDM untuk penambahan tenaga kesehatan di


Puskesmas
b. Koordinasi dengan dinas kesehatan untuk pelatihan program
2. Money (uang)
Tidak ditemukan masalah terkait dana di Puskesmas. Dana kegiatan
Puskesmas berasal dari dana APBD, BOK, dan JKN.
3. Materials (Bangunan )
Masalah :
a. Ruangan yang ada tidak sesuai dengan jumlah poli yang dibutuhkan,
sehingga ada beberapa ruangan ditempati 2 poli pelayanan kesehatan di
Puskesmas
b. Atap bangunan sudah lama dan sebagian bocor

Strategi :

a. Koordinasi dengan pemerintah daerah untuk rehab total puskesmas/


pembangunan baru
b. Perbaikan atap puskesmas dengan dana JKN
4. Machines (mesin/ peralatan)

42
Masalah :

Izin incenerator dari dinas lingkungan hidup tidak dapat diproses,


dikarenakan pembayaran proses yang mencapai Rp. 10.000.000.

Strategi :

Bekerja sama dengan dinas lingkungan hidup dalam hal izin incinerator.

5. Methods (Metode)

Masalah :

Penyediaan antrian online belum terlaksana

Strategi :

a. Menganggarkan pembelian handphone untuk penerimaan pendaftaran


online
b. Menyiapkan petugas pelayanan antrian online
6. Market (Pasar)

Tidak ditemukan masalah dengan marketing Puskesmas Tapin Utara, lokasi


Puskesmas strategis sehingga mudah diakses oleh masyarakat yaitu terletak di
ibu kota kabupaten.

III.1.2 Fungsi Manajemen


A. Perencanaan

Langkah-langkah perencanaan yang dilakukan puskesmas adalah :

- Menyusun usulan kegiatan


- Mengajukan usulan kegiatan
- Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
B. Pengoorganisasian

Pengoorganisasian yang dilakukan yaitu berupa penentuan para


penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan yang ada di
Puskesmas Tapin Utara.

43
C. Staffing

Menentukan tanggung jawab setiap staff sesuai dengan bidang keahliannya


masing-masing.

D. Koordinasi dan Pengawasan

Koordinasi dilakukan atas dua pengawasan yaitu pengawasan internal dan


eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara langsung oleh atasan,
pengawasan eksternal dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten Tapin.

44
III.1.3 Organisasi di Pelayanan Kesehatan
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TAPIN UTARA TAHUN 2022
PERMENKES RI NO .43 TAHUN 2019

KEPALA PUSKESMAS
SUGENG, S.Kep.Ns.MM

KEPALA TATA USAHA


AHMAD SAPT ONO, AMK

SISTEM INFORMASI PUSKESMAS ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN BENDAHARA PENGELUARAN IDA RUYANI,AMG


RIKA PERDANA, AMK Hj. Risna Afriyanti, SKM BENDAHARA PENERIMAAN REDHA YULIANI, AM.Keb
BENDAHARA JKN NORMA,AM.Keb
BENDAHARA GAJI REZKY N. A, AM. Keb

PJ UKM ESENSIAL DAN KEPERAWATAN KESEHATAN PJ JARINGAN PELAYANAN PKM DAN JEJARING PJ BANGUNAN, PRASARANA DAN
PJ UKM PENGEMBANGAN PJ UKP,KEFARMASIAN DAN LABO RATO RIUM PJ MUTU
MASYARAKAT PKM PERALATAN

FATHIYAH, AMK HALID KAPRI, S.Farm.Apt dr. ADE WIDYANTI ENDANG HARTATI, A.Md.Keb DAHLIANA, AMK dr. Hj.MARDIATI

KOORDINAT OR
KOORDINAT OR KOORDINAT OR PENYEHAT AN KOORDINAT OR
PELAYANAN GIZI KOORDINAT OR P2P KOORDINAT OR KESGA KESEHAT AN OLAH RAGA KESEHAT AN INDERA POLI UMUM APOTIK PUSKESMAS KELILING
PELAYANAN PROMKES LINGKUNGAN PERKESMAS
(UKM)

FANNY SILALAHI, GIT A DWI DESIAT Y, FANNY SILALAHI,


FAT HIYAH, AMK NOR JANNAH,S.T r.Kes Hj. IST IHARAH,SST RAHMAWAT I, AMK DAHLIANA, AMK dr. MARDIAT I HALID K, S.Farm. Apt YUSMILIAWAT I, AMK
S.Kep.Ners AMG S.Kep.Ners

KEST RAD
PENGELOLA PROMKES IMUNISASI ST BM KESEHAT AN IBU PHN KESEHAT AN MAT RA /HAJI POLI ANAK LABORATORIUM PUSKESMAS PEMBANT U
KOMPLEMENT ER
ERNA RAHMAWAT I,
SARI KUMALA, SKM NOR JANNAH,S.T r.Kes ENDANG HART AT I, AM. Keb FAT HIAH, AMK FAT HIAH, AMK Halid Kapri, S.Farm.Apt dr. ADE WIDYANT I ANISAH, Amd.Ak DESA KERAMAT
REDHA YULIANI, AM. Keb A.Md.Kes

DESA BN HANYAR RIKA PERDANA, AMK

KESEHAT AN KERJA POLI KESEHAT AN


P2P ISPA KESEHAT AN LANSIA PIS PK UKGMD
POSYANDU BALITA (UKK) GIGI&MULUT LOKET PENDAFTARAN
REZKY NOOR AMALIA, FANNY SILALAHI,
FARIDA, AMG RIKA PERDANA, AMK IDA RUYANI PANJI, S..Kep.Ns MAHDARIATI
AM.Keb S.Kep.Ners drg. MUCHONI
BIDAN DESA BIDAN KELURAHAN
BIDAN KELURAHAN
UKS P2 T B KESPRO UKGS POSYANDU REMAJA BIDAN DESA ANT ASARI
POLI KIA/KB P.CARE/KASIR RANT AU KANAN
ERNA RAHMAWAT I,
RAHMAWAT I, AMK NORMA, AM. Keb SINT A MAULIANI NORMA, A.Md. Keb MILINAWAT I, AM. K eb SRI RAHAYU, AM.Keb
A.Md.Kep Hj. IST IHARAH, SST HIKMAH, AM.Keb
BIDAN DESA ANT ASARI HILIR ISNAWAT I, AM.Keb
BIDAN KELURAHAN
P2 H.ISP KES.JIWA POLI GIZI
SBH SDDIDT K P3K NAHDINA,S.T r.Keb RANT AU KIWA

RAHMAWAT I, AMK FANNY SILALAHI, S.Kep.Ners RIKA PRADANA, AMK PANJI, S.Kep.Ns
FENNY YUNIART I, AM.Keb GIT A DWI DESIAT Y, AMG BIDAN DESA PERINT IS IDA NURMIAT I, AM.Keb
DEWI INEKE PUT RI, AM. Keb ISMA SELVINA,
BIDAN AM.Keb
KELURAHAN
P2 KUST A KB POLI MT BS BIDAN DESA LUMBU RAYA RANGDA MALINGKUNG

Hj, ERNY KARMILA ENDANG HART AT I, AM.Keb OLIVIA LISDANA SARI, Amd. Keb
ERNA RAHMAWAT I, A.Md.Kep FENNY YUNIART I, AM.Keb
BIDAN DESA KERAMAT M UTIA M ARKELURAHAN
S ALINA, A.M d.Ke b
BIDAN
P2 MALARIA POLI PKPR LAILAT UL IST IQOMAH,AM.Keb KUPANG
ANISAH, A.Md.AK NORMA, A.Md. Keb BIDAN DESA BN.HALAT KIRI RIT A YULIANI, AM.KEB
DWI KART INI ENDAH S.
MYLINA ARDILA, AM.Keb
AM.Keb
P2 DBD RG.TINDAKAN BIDAN DESA BN. HALAT KANAN
DAHLIANA, AMK PANJI, S.Kep.Ns MYLANI ARDILA, AM.Keb
BIDAN DESA KAKARAN
KECACINGAN RG. KEBIDANAN T RI UT AMI, Amd. Keb
DAHLIANA, AMK Hj. IST IHARAH, SST BIDAN DESA BADAUN
RIZKY CHANDRA Y, A.Md.Keb
SURVEILANS BIDAN DESA BANUA HANYAR HULU
FAT HIAH, AMK NURUL ABDIAT I, AM.Keb
BIDAN DESA BANUA HANYAR
KESEHAT AN JIWA NURUL ABDIAT I, AM.Keb
RIKA PERDANA, AMK
BIDAN DESA JINGAH BABARIS
NOR EDYANT IE, A.Md.Keb
PT M
YUSMILIAWAT I, AMK

45
III.1.4 Kepemimpinan di Pelayanan Kesehatan
Gaya kepemimpinan yang dilakukan di Puskesmas Tapin Utara adalah gaya
kepemipinan demokratis yaitu pemimpin meminta pendapat atau masukan dari
anggota setiap tim sebelum mengambil keputusan yang akan dibuat. Anggota
tim didorong untuk lebih kreatif dan diberi kesempatan untuk menyampaikan
saran atau gagasan mereka meskipun keputusan akhir ada di tangan pemimpin.

A. Peran pemimpin dalam mendorong program keselamatan pasien


Peran pimpinan dalam mendorong program keselamatan pasien yaitu
pimpinan memberikan informasi terkait masalah keselamatan pasien,
mensosialisasikan tujuh langkah menuju keselamatan pasien, menyarankan
untuk saling membantu antar unit, memberikan masukan pada bidan dalam
tindakan keselamatan pasien, serta memahami tujuan program keselamatan
pasien sudah terlaksana di ruangan masing-masing.
B. Peran pimpinan dalam mengurangi kejadian yang tidak diharapkan
Peran pimpinan dalam mengurangi kejadian yang tidak diharapkan yaitu
melalui kebebasan kepada bidan dalam memberikan pendapat, kebebasan
bidan dalam bertanya tentang keputusan tindakan, terlaksananya program
keselamatan di setiap unit, serta pemberian sanksi jika mencelakakan pasien
yang menimbulkan cidera pada pasien.
III.1.5 Metode Pendekatan Pemecahan Masalah
Metode Pendekatan pemecahan masalah yang dilakukan di Puskesmas Tapin
Utara yaitu Metode Kompromi (Compromise) yaitu metode pemecahan masalah dengan
cara melakukan perundingan damai. Metode ini bertujuan untuk mencari akar
permasalahan, sehingga dicapai suatu kesepakatan damai. Metode ini dapat
memperkecil permusuhan yang terpendam.
III.1.6 Proses Penjaminan Mutu dan Penampilan kerja
a. Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien menjadi hal yang sangat diperhatikan di layanan kesehatan
Puskesmas Tapin Utara, dapat dilihat dari perawatan yang diberikan dengan
mengutamakan prinsip-prinsip keselamatan pasien. Pelayanan yang diberikan
dengan tidak merugikan pasien dan bidan yang bekerja.

46
b. Effectiveness
Perawatan yang diberikan oleh bidan berdasarkan pada ilmu pengetahuan
yang ilmiah, bidan yang bekerja di Puskesmas Tapin Utara adalah lulusan
dari berbagai sekolah bidan yang ada di Indonesia dan telah lulus uji
kompetensi bidan dan diakui sebagai bidan yang kompeten dalam melakukan
asuhan kebidanan kepada ibu dan anak.
c. Berpusat pada pasien
Perawatan yang dilakukan oleh bidan di Puskesmas Tapin Utara berpusat pada
pasien, yaitu menghormati hak-hak pasien dan kebutuhan pasien serta nilai-
nilai yang diyakini pasien sebagai pedoman untuk segala keputusan klinis.
d. Tepat Waktu
Perawatan yang dilakukan oleh bidan tersedia secara tepat waktu saat pasien
membutuhkan dapat dilihat dari gambaran layanan kesehatan yang berfokus
pada peningkatan perawatan kesehatan.
e. Efisiensi
Perawatan yang dilakukan yaitu mengefisiensikan segala hal yang berkaitan
dengan pasien maupun bidan sebagai pemberi layanan kesehatan.

III.2 SWOT dan Prioritas Masalah


III.2.1 SWOT

Tabel 1SWOT Puskesmas Tapin Utara

Strength Weakness Oppurtunity Threath


(kekuatan) (kelemahan) (peluang) (ancaman)
- Gaya - Tenaga - Manajemen - Terbatasanya
kepemimpinan yang perawat/ puskesmas pelatihan yang
dilakukan di bidan tidak memiliki pernah diikuti
Puskesmas Tapin mencukupi struktur sehingga
Utara adalah gaya sehingga 1 organisasi pengetahuan
kepemipinan petugas yang jelasdan petugas
demokratis. Tenaga memegang program kerja tidakmaksimal

47
kesehatan yang 1-2 yang baik dengan
bekerja di program program yang
Puskesmas Tapin sekaligus dipegang
Utara adalah sudah
teregistrasi dan
kompeten pada
bidangnya.

- Dana kegiatan - Izin - Bekerja sama - Perubahan


Puskesmas berasal incenerator dengan pihak Regulasi yang
dari dana APBD, dari dinas terkait (dinas membatasi
BOK, dan JKN. lingkungan lingkungan surat perijinan
Anggaran Dana hidup tidak hidup) dalam sementara tidak
mencukupi untuk dapat hal izin bisa dijadikan
operasional diproses, incinerator dokumen
puskesmas. dikarenaka sementara perijinan untuk
n sehingga bisa standar
pembayara diupload di akreditasi
n proses aplikasi SIO maupun
yang Puskesmas kesehatan
mencapai untuk tahun lingkungan.
Rp. 2022
10.000.000
.
Sedangkan
kode
rekening
-
mata
anggaran
untuk
proses
perijinan

48
tersebut
tidak ada.

- Sarana dan - Ruangan - Perencanaan - Atap bangunan sudah


Prasarana yang ada Pemindahan lama dan sebagian
yang cukup tidak Puskesmas ke bocor saat hujan.
memadai sesuai bangunan baru Sehingga
dalam dengan oleh menyebabkan lantai
pelayanan jumlah poli Pemerintah basah dan licin.
kesehatan yang Daerah
dibutuhkan Kabupaten
, sehingga Tapin.
ada
beberapa
ruangan
ditempati 2
- poli
pelayanan
kesehatan -

di
Puskesmas

- Manajemen - Antrian - Pembelian - Regulasi


Puskesmas online handphone persetujuan
memiliki belum untuk anggaran
struktur dapat penerimaan pembelian HP
organisasi terealisasi pendaftaran untuk antrian
yang jelas dan online online.
program yang dianggarkan
baik. tahun 2023.

49
- Lokasi
- Ruangan
puskesmas - Puskesmas
yang ada
yang terbilang terletak di - Berdekatan
dipuskesm
strategis dan ibukota dengan Rumah
as kecil
mudah kabupaten Sakit Swasta
dan
diakses oleh Tapin dan dan dokter
sebagian
masyarakat mudah diakses praktek pribadi
bergabung
masyarakat. sehingga
2 poli
pelayanan
pelayanan.
dapat
dibandingkan
masyarakat.

50
III.2.2 Matriks SWOT

51
IFAS Kekuatan (S) Kelemahan (W)
- ManajemenPuskesmas - Tenaga perawat/ bidan
memiliki struktur tidak mencukupi sehingga
organisasi yang jelas. 1 petugas memegang 1-2
- Gaya kepemimpinan yang program sekaligus.
dilakukan di Puskesmas - Terbatasanya pelatihan
Tapin Utara adalah gaya yang pernah diikuti
kepemipinan demokratis. sehingga pengetahuan
- Bidan yang bekerja di petugas tidak maksimal
Puskesmas Tapin Utara dengan program yang
adalah lulusan dari dipegang.
berbagai sekolah bidan - Ruangan yang ada tidak
yang ada di Indonesia dan sesuai dengan jumlah poli
telah lulus uji kompetensi yang dibutuhkan, sehingga
bidan dan diakui sebagai ada beberapa ruangan.
bidan yang kompeten. ditempati 2 poli pelayanan
- Dana kegiatan Puskesmas kesehatan di Puskesmas
berasal dari dana APBD, - Antrian online belum dapat
BOK, dan JKN. terealisasi.
- Memiliki program kerja
yang baik.
- Lokasi Puskesmas yang
strategis, mudah di akses
oleh masyarakat serta
terletak di ibukota
kabupaten.
- Prasarana yang cukup
memadai dalam pelayanan
Kesehatan.
- Metode Pendekatan
pemecahan masalah yang
dilakukan di Puskesmas
Tapin Utara yaitu Metode

52
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
- Masyarakat bersedia - Meningkatkan kualitas - Koordinasi dengan pihak
diberikan pelayanan manajemen dan mutu terkait (BKSDM) untuk
Kesehatan. pelayanan Kesehatan penambahan tenaga
- Dana operasional cukup terhadap masyarakat kesehatan di Puskesmas.
dalam mengerjakan - Menganggarkan pembelian
program yang ada. handphone untuk
- Sebagai puskesmas induk penerimaan pendaftaran
di kecamatan tapin utara. online
- Menyiapkan petugas
pelayanan antrian online.

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT


- Banyak berdiri balai - Aktif melakukan promosi - Perbaikan atap puskesmas
pengobatan diluar Kesehatan dan pelayanan dengan dana JKN.
puskesmas. Kesehatan puskesmas di - Bekerja sama dengan pihak
- Atap bangunan sudah lama berbagai media. terkait(dinas lingkungan
dan sebagian bocor. - Aktif melakukan sosialisasi hidup) dalam hal izin
dan pendekatan terhadap incinerator.
masyarakat.
- Koordinasi dengan
pemerintah daerah untuk
rehab total puskesmas/
pembangunan baru.

Perhitungan Analisis SWOT Puskesmas Tapin Utara


No ANALISIS SWOT BOBOT RATING (R) BXR SKOR
(B)
1 Man (M1)
a. Faktor Internal (IFAS)
Strength
Gaya kepemimpinan yang dilakukan 0,7 4 0,7 x 4 = 2,8
di Puskesmas Tapin Utara adalah
gaya kepemipinan demokratis.
Tenaga kesehatan yang bekerja di

53
Puskesmas Tapin Utara adalah 2,8-0,3 = 2,5
sudah teregistrasi dan kompeten
pada bidangnya.
Weakness
Tenaga perawat/ bidan tidak
mencukupi sehingga 1 petugas 0,3 1 0,3x1 = 0,3
memegang 1-2 program sekaligus

b. Faktor Eksternal (EFAS)


Oppurtunity
Manajemen puskesmas memiliki 0,6 4 0,6x4 = 2,4
struktur organisasi yang jelas dan
program kerja yang baik.
Threath 2,4- 1,6= 0,8
Terbatasanya pelatihan yang pernah 0,4 4 0,4x4 = 1,6
diikuti sehingga pengetahuan
petugas tidakmaksimal dengan
program yang dipegang

Total 2,5(+) / 0,8(+)


Kuadran I

No ANALISIS SWOT BOBOT RATING (R) BXR SKOR


(B)
1 Money (M2)
c. Faktor Internal (IFAS)
Strength
Dana kegiatan Puskesmas berasal 0,7 4 0,7 x 4 = 2,8
dari dana APBD, BOK, dan JKN.
Anggaran Dana mencukupi untuk
operasional puskesmas. 2,8-1,2 = 1,6

Weakness
Izin incenerator dari dinas
lingkungan hidup tidak dapat
diproses, dikarenakan pembayaran 0,3 4 0,3x4 = 1,2
proses yang mencapai Rp.
10.000.000
d. Faktor Eksternal (EFAS)
Oppurtunity
Bekerja sama dengan pihak terkait
(dinas lingkungan hidup) dalam hal
izin incinerator sementara sehingga 0,4 1 0,4x1= 0,4
bisa diupload di aplikasi SIO

54
Puskesmas untuk tahun 2022
0,6-1= -0,4
Threath
Perubahan Regulasi yang membatasi
surat perijinan sementara tidak bisa 0,6 1 0,6x1= 0,6
dijadikan dokumen perijinan untuk
standar akreditasi maupun kesehatan
lingkungan.
Total 1,6(+) / -0,4 (-)
Kuadran II

No ANALISIS SWOT BOBOT RATING (R) BXR SKOR


(B)
1 Material (M3)
e. Faktor Internal (IFAS)
Strength.
Sarana dan Prasarana yang cukup 0,4 3 0,4 x 3 = 1,2
memadai dalam pelayanan
kesehatan
1,2-0,6 = 0,6

Weakness
Ruangan yang ada tidak sesuai
dengan jumlah poli yang
dibutuhkan, sehingga ada beberapa
0,6 1 0,6x1 = 0,6
ruangan ditempati 2 poli pelayanan
kesehatan di Puskesmas
f. Faktor Eksternal (EFAS)
Oppurtunity.
Perencanaan Pemindahan
Puskesmas ke bangunan baru oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten 0,4 2 0,4x1=0,8
Tapin.

Threath. 0,8-1,2=-0,4
Atap bangunan sudah lama dan
sebagian bocor saat hujan. Sehingga
menyebabkan lantai basah dan licin. 0,6 2 0,6x2=1,2

Total 0,6(+) / -0,4 (-)


Kuadran II

No ANALISIS SWOT BOBOT RATING (R) BXR SKOR

55
(B)
1 Methode (M4)
g. Faktor Internal (IFAS)
Strength.
Manajemen Puskesmas memiliki 0,8 3 0,8 x 3 = 2,4
struktur organisasi yang jelas dan
program yang baik.
2,4-0,8= 1,6

Weakness.
Antrian online belum dapat 0,2 4 0,2x4 = 0,8
terealisasi
h. Faktor Eksternal (EFAS)
Oppurtunity.
Pembelian handphone untuk
0,6 4 0,6x4= 2,4
penerimaan pendaftaran online
dianggarkan tahun 2023
Threath. 2,4-1,6= 0,8
Regulasi persetujuan anggaran
pembelian HP untuk antrian online. 0,4 4 0,4x4= 1,6

Total 1,6(+) / 0,8 (+)


Kuadran I

No ANALISIS SWOT BOBOT RATING (R) BXR SKOR


(B)
1 Marketing(M5)
i. Faktor Internal (IFAS)
Strength.
Lokasi puskesmas yang terbilang 0,6 4 0,6 x 4= 2,4
strategis dan mudah diakses oleh
masyarakat
2,4-0,4 = 2
Weakness.
Ruangan yang ada dipuskesmas 0,4 1 0,4x1= 0,4
kecil dan sebagian bergabung 2 poli
pelayanan.
j. Faktor Eksternal (EFAS)
Oppurtunity.
Puskesmas terletak di ibukota
kabupaten Tapin dan mudah diakses 0,8 4 0,8x4=3,2
masyarakat.
Threath. 3,2-0,6=2,6
Berdekatan dengan Rumah Sakit
Swasta dan dokter praktek pribadi 0,2 3 0,2x3=0,6
sehingga pelayanan dapat
dibandingkan masyarakat.

56
Total 2(+) / 2,6 (+)
Kuadran I

Diagram Layang

57
3 O
Kuadran I
Kuadran IIII 2.8
2.6
2.4 M5
2.2
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
0.8
0.6 M4 M1
0.4
0.2
S
W

0
-3 .6 .2 .8 .4 -1 .6 .2
-0.2 0.
2
0.
6 1
1.
4
1.
8
2.
2
2.
6 3
-2 -2 -1 -1 -0 -0
-0.4 M3 M2
-0.6
-0.8
Kuadran IV -1 Kuadran II
-1.2
-1.4
-1.6
-1.8
-2
-2.2
-2.4
-2.6
-2.8
-3
T
Keterangan :

M1 (Man) : S-W (2,5), O-T (0,8)

M2 (Material) : S-W (1,6), O-T (-0,4)

M3 (Method) : S-W (0,6), O-T (-0,4)

M4 (Money) : S-W (1,6), O-T (0,8)

M5 (Mutu) : S-W (2), O-T (2,6)

S : Strength (Kekuatan)

58
W : Weakness (Kelemahan)

O : Opportunity (Tantangan)

T : Threatened (Ancaman)

III.2.3 Prioritas Masalah


NO MASALAH Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas
1 Tenaga perawat/ bidan tidak 5 4 3 3 5 20 2
mencukupi sehingga 1
petugas memegang 1-2
program sekaligus

2 Izin incenerator dari dinas3 3 2 2 2 12 5


lingkungan hidup tidak dapat
diproses, dikarenakan
pembayaran proses yang
mencapai Rp. 10.000.000.
Sedangkan kode rekening
mata anggaran untuk proses
perijinan tersebut tidak ada.
3 Ruangan yang ada tidak5 4 3 3 2 15 3
sesuai dengan jumlah poli
yang dibutuhkan, sehingga
ada beberapa ruangan
ditempati 2 poli pelayanan
kesehatan di Puskesmas
4 Antrian online belum dapat 5 4 5 4 5 23 1
terealisasi

5 Ruangan yang ada4 3 3 3 1 14 4


dipuskesmas kecil dan

59
sebagian bergabung 2 poli
pelayanan.

III.3 Rencana Penyelesaian Masalah (POA : Plan Of Action)

A. Membuat RAK (Rencana Anggaran Kegiatan) pembelian HP untuk


penerimaan antrian online. RAK akan diusulkan dalam DPA (Dokumen
Pelaksanaan Anggaran) JKN 2023.
B. Mengusulkan Penambahan Tenaga pada aplikasi SDMK. Memaksimalkan
SDM yang ada untuk melaksanakan program yang ada di Puskesmas Tapin
Utara. Memperbaiki kualitas SDM yang ada dengan mengikuti pelatihan
secara langsung maupun online yang berkaitan dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
C. Meningkatkan kualaitas dan kuantitas jangkauan Pelayanan dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah tersedia di Puskesmas
Tapin Utara.
D. Berkomitmen bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan didalam dan
diluar gedung.
E. Memaksimalkan penggunaan ruangan yang ada, untuk ruangan yang
ditempati 2 poli dapat dipisahkan dengan tirai sementara. Untuk poli yang
digabung ditentukan berdasarkan target dan sasaran pelayanan yang
seimbang.
F. Untuk Ruangan yang kecil ditempati 1 poli saja dan untuk penggunaan
meubelair diatur hanya yang diperlukan diruangan tersebut.
G. Melakukan rehab untuk memperbaiki bagian gedung puskesmas yang rusak
seperti atap yang bocor. Melakukan pengecekan rutin dan pemeliharaan
bangunan puskesmas agar tetap aman dan nyaman digunakan.
H. Ijin Incenerator akan terus diusulkan dalam RAK dan koordinasi untuk
perijinan yang sesuai dengan dinas lingkungan hidup.

60
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Manajemen kepemimpinan sangat penting dalam mengelola organisasi,


khususnya puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat,
struktur organisasi yang jelas sagat berdampak dalam pengerjaan program pelayanan
yang ada di layanan kesehatan.Untuk itu, program serta penanggung jawab program
harus ditetapkan dengan jelas agar pertanggungjawaban serta pelaksanaannya dapat
berjalan dengan baik.Pola tata kelola juga harus tetap dimanajemen dengan baik dalam
hal perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengkoordinasian dan pengawasan.

IV.2 Saran
A. Bagi pelayanan kebidanan : diharapkan bidan dapat menerapkan
systemmanajemen dengan baik di lingkungan layanan Kesehatan.

B. Bagi Pendidikan : Untuk pendidikan diharapakan kepada para mahasiswa


mempelajari lebih dalam tentang system manajemen dan kepemimpinan
dalam pelayanan kebidanan.

61
DAFTAR PUSTAKA

Arlenti, L., & Zainal, E. (2021). Manajemen pelayanan kebidanan.

Evi Fitriani. (2021). Hubungan Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Tenaga
Kesehatan Di Puskesmas Gunung Tua Tahun 2020. Jurnal Pilar Kebidanan
Madina, 7 (1)(April), 1–9.

Ghaniy, R. A., Effendi, S., Wulan, S., & Triyanto, D. (2020). Analisis Penerapan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SP2TP ) Puskesmas
Sukamerindu. 19(1), 83–97.

Mugianti, S. (2018). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Manajemen Dan


Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan. In J. Hotman, N. L. Saputri, & A.
Sosiawan (Eds.), Kemenkes RI. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sulaeman, E. S. (2021). Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. 286.

62

Anda mungkin juga menyukai