OLEH:
KELOMPOK 1
i
LEMBAR PENGESAHAN
PembimbingAkademik
NIDN : 0703058402
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala. Adapun penyusunan dengan judul
Ruang Isolasi A Rsud Dr. Soetomo” ini berdasarkan informasi dan data-data
yang saya peroleh dari beberapa literatur. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan desiminasi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
3. Pihak-Pihak yang tidak dapat kami sebutkan, terimakasih atas bantuan dan
penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................... i
Lembar Pengesahan................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................. 3
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................ 4
BAB 2 RESUME HASIL PENGKAJIAN DATA SEKUNDER
2.1 Visi, Misi, dan Motto RS.................................................................. 6
2.2 Visi, Misi, dan Motto Ruang Isolasi................................................. 7
2.3 Resume Pengumpulan Data dan Analisis Data................................. 78
2.3.1 Tenaga dan Pasien (M1-Man)...................................................... 78
2.3.2 Bangunan, Sarana, dan Prasarana (M2-Material)........................ 92
2.3.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode)...........
1. Penerapan Pemberian Model Praktik Keperawatan Profesional
(MAKP).........................................................................................
2. Timbang Terima.............................................................................
3. Ronde Keperawatan........................................................................
4. Supervisi dan Delegasi...................................................................
5. Discharge Planing...........................................................................
6. Pengelolaan Sentralisasi Obat........................................................
7. Penerimaan Pasien Baru.................................................................
8. Dokumentasi Keperawatan.............................................................
2.3.4 Pembiayaan (M4-Money)............................................................
2.3.5 Mutu Pelayanan Keperawatan (M5-Mutu)..................................
2.4 Identifikasi Analisa SWOT dan Diagram Layang............................ 93
2.5 Identifikasi Masalah.......................................................................... 93
2.6 Prioritas Masalah...............................................................................
BAB 3 PERENCANAAN APLIKASI PRAKTEK PROFESI
MANAJEMEN KEPERAWATAN
3.1 Rencana Kegiatan Kelompok............................................................ 95
3.2 Pengorganisasian Kelompok............................................................. 104
3.3 Jadwal Dinas..................................................................................... 105
BAB 4 PELAKSANAAN
4.1 Pengelolaan Ketenagaan...................................................................
4.1.1 Persiapan .....................................................................................
4.1.2 Pelaksanaan..................................................................................
4.1.3 Hambatan.....................................................................................
4.1.4 Dukungan.....................................................................................
iv
BAB 5 EVALUASI
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan........................................................................................ 88
6.2 Saran.................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
6
modular. Pelaksanaan MAKP yaitu dilakukan dengan membagi tenaga
keperawatan menjadi 2 tim, setiap tim terdiri dari 1 PP dan 2 PA dengan
kepala ruangan adalah D3 Keperawatan dan wakil kepala ruangan adalah
seorang Ners. Kedua Perawat Primer dari tim1 dan tim 2 adalah perawat yang
memiliki latar belakang pendidikan S1 Keperawatan. Perawat Associate
adalah S1 Keperawatan dan DIII Keperawatan. Dari 16 perawat Ruang Ruang
Isolasi A, hampir semua pernah mengikuti pelatihan MAKP, yang
berpendidikan S1 keperawatan berjumlah 6 orang, dan DIII keperawatan
berjumlah 12 orang. Ruangan isolasi A merupakan ruangan yang sudah
pernah digunakan sebagai tempat praktik manajemen keperawatan oleh
mahasiswa S1 Keperawatan.
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi
organisasi pelayanan kesehatan. Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan primer termasuk
model yang umum digunakan walaupun belum begitu banyak diaplikasikan
di rumah sakit di Indonesia (Panjaitan, dkk. 2015). Karena untuk menjadi
perawat primer diperlukan latar belakang dengan kriteria sertif, menguasai
keperawatan klinis, penuh pertimbangan, self direction, mampu mengambil
keputusan secara tepat, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
ilmu (Nursalam, 2015).
7
pasien, keluarga, dan masyarakat, (4) Menambah kepuasan kerja perawat
karena dapat melaksanakan perannya dengan baik, (5) Terpenuhinya
kebutuhan dasar pasien secara komprehensif, (6) Terlaksananya proses
keperawatan yang sesuai dengan Standar Praktik Keperawatan (SPK), (7)
Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya. Penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional, untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama, yaitu (1)
Ketenagaan keperawatan, (2) Metode pemberian asuhan keperawatan, dan (3)
Dokumentasi keperawatan (Cristiana dkk, 2019; Staggs,et, all, 2017; Choi, et.
All, 2016).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional
dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan Model
MAKP dengan metode asuhan keperawatan primer (Primary Nursing).
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
1. Melaksanakan pengkajian visi, misi dan motto RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
2. Melaksanakan pengkajian data M1-M5 di ruang isolasi.
3. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
4. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang dibuat.
5. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Timbang
Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Penerimaan Pasien Baru, (4)
Sentralisasi Obat, (5) Supervisi dan Delegasi Keperawatan, (6)
Discharge Planning, (7) Dokumentasi Keperawatan.
6. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional : (1) Timbang
Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Penerimaan Pasien Baru, (4)
8
Sentralisasi Obat, (5) Supervisi dan Delegasi Keperawatan, (6)
Discharge Planning, (7) Dokumentasi Keperawatan.
7. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan
berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional :
(1) Timbang Terima, (2) Ronde Keperawatan, (3) Penerimaan Pasien
Baru, (4) Sentralisasi Obat, (5) Supervisi dan Delegasi Keperawatan, (6)
Discharge Planning, (7) Dokumentasi Keperawatan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami penerapan atau aplikasi MAKP
didalam rumah sakit sebagai aplikasi teori mata kuliah manajemen
keperawatan serta dapat mengembangkan kemampuan dalam pengelolaan
pelayanan keperawatan dan tercapainya kompetensi dalam pengelolaan
suatu unit rawat inap.
9
1.3.4 Bagi Pasien dan Keluarga Pasien
Mendapat pelayanan yang optimal, tercapainya kepuasaan pasien dan
keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang diterima, tidak terjadinya
infeksi pada pasien.
BAB 2
10
RESUME HASIL PENGKAJIAN DATA SEKUNDER
dan mandiri.
terjangkau.
nyaman.
kesehatan penderita”.
Kepala Ruangan (1
orang)
12
kepala ruangan dan 2 Perawat Primer. Dalam pelaksanaan tugas
modifikasi dari gabungan tim dan primer , satu tim terdiri dari 2
2015).
13
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim yang terdiri dari
Surabaya
Praktik Perawat.
15
informasi da pelatihan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan
dan kinerja seseorang (Maulidina, 2018). Hal ini juga berlaku pada
pelatihan, dilihat dari segi lama kerja dan pelatihan yang diikuti perawat
pelatihan, jadi dilihat dari segi lama kerja dan pelatihan yang diikuti
keperawatan di ruangan.
16
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 16-18 Maret 2019 dengan
segi lama kerja dan pelatihan yang diikuti tenaga non medis di ruang
pelatihan, sehingga para tenaga kerja kerja tetap didukung penuh dalam
17
4. Tenaga Medis
penyakit paru yang bertanggung jawab kurang lebih 2-3 pasien setiap
Menurut Arifin, dkk, (2016) tenaga medis merupakan setiap orang yang
kesehatan.
medis yang terdapat pada ruang isolasi A sudah cukup baik karena
5. Pasien
pasien untuk ruang suspek laki-laki, 4 bed pasien untuk ruang suspek
18
perempuan, 4 bed pasien untuk ruang BTA negatif laki-laki, 2 bed
pasien untuk ruang BTA negatif perempuan, 3 bed pasien untuk ruang
HCU, 5 bed pasien untuk ruang BTA positif perempuan, 6 bed pasien
untuk ruang BTA positif laki-laki, 3 bed untuk ruang MDR laki-laki, 3
bed untuk ruang MDR perempuan. Dengan jumlah total bed 34 dengan
penyakit TB.
dan bed pasa pasien isolasi. Namun dengan adanya revonasi bed
19
6. Kebutuhan tenaga perawat
1. Pengaturan Ketenagaan
1. Minimal Care
bantuan
20
4) Mampu mandi sendiri atau mandi dengan bantuan
sebagian
bantuan
d. Operasi ringan
2. Parsial Care
tempat tidur
berdandan
tidur/kamar mandi)
21
e. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Total care
berdandan
6) Dimandikan perawat
f. Menggunakan WSD
22
b. Kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan per hari
2019
Hari Pertama :
2019
Pagi : 4 orang
Sore : 2orang
Malam : 2 orang +
8 orang
279 279
23
8 orang + 2 orang structural (Kepala ruangan dan wakil kepala
24
strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan ketenaga
Hari Kedua :
Maret 2019
Pagi : 6 orang
25
Sore : 4 orang
Malam : 3 orang +
13 orang
86 x 13 = 1118 = 4 orang
279 279
26
Menurut fakta jumlah pasien di ruang Isolasi A sebanyak 23
Hari Ketiga :
27
Tabel 2.7 Komposisi Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan
Maret 2018
Pagi : 5 orang
Sore : 4 orang
Malam : 2 orang +
11 orang
279 279
28
6 orang berpendidikan S-1, 10 orang berpendidikan D-3. Jam
29
menganalisa dan merencanakan kebutuhan ketenaga keperawatan
Soetomo Surabaya
berikut :
30
Tabel 2.12 Komposisi Penggunaan Tempat Tidur Pasien Ruang Isolasi
Surabaya mencapai sift pagi 73,5%, shift siang mencapai 76,5%, dan
shift malam 67,6%, dengan rata rata 72,53% maka BOR diruangan
60-85%.
dilihat dari hasil BOR tidak ada yang dibawah 60% dan diatas 85%.
Hari kedua
31
Tabel 2.13 Penggunaan Tempat Tidur Pasien Ruang Isolasi ARSUD Dr.
malam 67,6% dengan rata rata 67,6% per hari makadikatakan ruang
32
BOR yang tinggi (85 %) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat
75-85%.
pemanfaatan tempat tidur yang ada diruang isolasi A tidak ada yang
Beban kerja perawat ruang Isolasi A termasuk dalam kat egori normal
dilihat dari hasil BOR tidak ada yang dibawah 60% dan diatas 85%.
Hari ketiga
33
SUSPEC ( 8 bed ), MDR ( 8 bed ), HCU ( 3 bed ). Pada tanggal 18
Pada tanggal 16 Maret 2019 shift pagi komposisi BOR mencapai 73,5
%shift pagi, 76,5% sift siang, dan shift malam tetap 67,6%. Untuk shift
2019 tetap sama dari 23 bed yang terpakai tetap 21 bed yang terpakai.
bed.
34
BOR digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur
60-85%.
pemanfaatan tempat tidur yang ada diruang isolasi A tidak ada yang
kurang dan lebih dari batas nilai normal yaitu 62,7% meskipun
dilihat dari hasil BOR tidak ada yang dibawah 60% dan diatas 85%.
2019
35
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
3 orang
279 279
orang.
hasil jumlah perawat pagi sebanyak 1 orang ,siang sebanyak 1 orang, malam
sebanyak 5 orang, shift siang sebanyak 4 orang, dan shift malam 3 orang.
ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas perhari adalah 1 orang dan
menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore (14.00-21.00), dan shift
malam (21.00-07.00)
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
3 orang
279 279
Jam kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore
April 2019
Pagi : 1 orang
Sore : 1 orang
Malam : 1 orang +
3 orang
279 279
38
Berdasarkan hitungan yang sudah disesuaikan dengan rumus
malam (21.00-07.00).
Bor Klien
berikut:
Tabel 2.7 Komposisi BOR Klien Isolasi 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya
39
No Shift BTA + BTA - SUSPECTMDR H Penggunaan
C Tempat
U Tidur Pasien
2019 shift pagi komposisi penggunaan tempat tidur pasien isolasi A RSUD
dr. Soetomo Surabaya mencapai 73,5%, shift, siang mencapai 76,5%, dan
Tabel 2.13 Penggunaan Tempat Tidur Pasien Ruang Isolasi ARSUD Dr.
40
No Shift BTA + BTA - SUSPECTMDR H Penggunaan
C Tempat
U Tidur Pasien
tempat tidur, total keseluruhan 34 bed. Pada tanggal 17 maret 2019 shift pagi
komposisi penggunaan tempat tidur pasien isolasi A RSUD dr. Soetomo Surabaya
mencapai 67,6%, shift, siang mencapai 67,6%, dan shift malam 67,6%.
41
3. Malam 11 bed 6 bed 8 bed 6 bed 3 bed 22/34 x
(6 kosong) (2 kosong) (1 (3 (0 100% =
kosong) koson koson 64,7%
g) g)
Ruang Isolasi A Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya mempunyai
mencapai 61,7%, shift, siang mencapai 61,7%, dan shift malam 64,7%.
Pada tanggal 16 Maret 2019 shift pagi komposisi BOR mencapai 73,5
%shift pagi, 76,5% sift siang, dan shift malam tetap 67,6%. Untuk shift
2019 tetap sama dari 23 bed yang terpakai tetap 21 bed yang terpakai.
42
pasien Isolasi A RSUD dr. Soetomo Surabaya tanggal 16 – 18 Maret
tempat tidur. Sesuai dengan teori diatas bahwa BOR pada ruang Isolasi
Pandan Wangi
c Ruang alat EKG berada di sebelah kiri setelah pintu masuk dan
43
e Ruang Suspect laki- laki berada disebelah kiri setelah pintu
suspect perempuan
g Ruang BTA negatif laki- laki berada didepan ruang BTA negatif
perempuan
perempuan
dispensing
HCU
l Ruang MDR laki- laki berada disebelah kiri ruang BTA positif
laki- laki
44
c BTA negatif laki- laki : 4 bed
e HCU : 3 bed
a. Fasilitas Pasien
3. WC pasien : 6 buah
5. Lampu : 21 buah
masuk
45
2. Kantor Kepala Ruangan terletak diluar belakang setelah
7. Kulkas 1 buah
15. AC 3 buah
4. Peralatan Kesehatan
Tabel 2.26 Inventaris Alat di Ruang Isolasi A RSUD Dr. Soetomo pada
30 november- 20 desember
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Rusak Keterangan
Baik
Ringan
1. Set alat rawat luka 17 17 -
2. Bengkok 10 10 -
3. Tempat tidur pasien 34 34 -
4. O2 Sentral 34 33 1
5. O2 Tabung besar 14 14 -
6. O2 Tabung kecil 1 1 -
46
7. Shyringe Pump 7 7 -
8. Tensimeter jarum 4 4 -
9. Tensimeter digital 5 5 -
10. Troley Injeksi 6 6 -
11. Troley Linen Kotor 1 1 -
12. Troley Linen Bersih 1 1 -
13. Kursi Roda 4 4 -
14. Kursi kayu 6 6 -
15. Kursi Bunder Hijau 6 6 -
16. Nebulezer 4 3 1
17. Stethoscop 8 7 1
18. Suction 6 6 -
Sampah medis (kantong
19. 2 2 -
kuning)
Sampah non
20. medis/umum (kantong 7 7 -
hitam)
Sampah farmasi
21. 2 2 -
(kantong coklat)
22. Almari Rak 5 5 -
23. Safety box 6 6 -
24. Wastafel 6 5 1
25. Aerocom 1 1 -
26. Tabung Aerocom 5 5 -
Tidak ada yang
27. Apar 4 4 -
expired
28. Kereta Makan 1 1 -
29. Brancand 1 1 -
30. Eye wash 1 1 -
31. Set WSD 2 2 -
november- 20 desember
dijangkau
sudah mencukupi dan dalam kondisi baik dan tidak ada yang
47
Tabel 2.27 Daftar Obat Emergency Di Ruang Isolasi A RSUD Dr.
Tabel 2.28 Daftar Obat High Alert Di Ruang Isolasi A RSUD Dr.
dibawah ini:
Tabel 2.29 Inventaris Alat Habis Pakai yang Tersedia Per Bulan di
49
Peralatan habis pakai yang tersedia di Ruang Isolasi A per minggu dan per
bulan sudah ada dan fasilitas yang ada sudah memenuhi kebutuhan
8. Ruang penunjang
5. Mushola
7. Gudang
8. Dapur
9. Farmasi
3. Buku RPO
50
4. Buku absensi mahasiswa
6. Absensi pegawai
instrumen kotor
kotor
51
16. Prosedur pemberian obat
31. Pemberian tanda kode warna untuk diagnosa penyakit dan kondisi
bawah ini:
52
Tabel 2.30 Inventaris Alat Tenun di Ruang Isolasi A RSUD Dr. Soetomo
Untuk penggantian alat tenun keseluruhan diganti pada setiap harinya. Alat
oleh RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Alat-alat yang sudah tersedia, telah
berkaitan dengan lokasi data denah Ruangan, data tempat tidur pasien ,
klien. Data yang didapat dari hasil dari pengkajian di atas, sebagian besar
alat tenun keseluruhan diganti pada setiap harinya. Alat tenun yang kotor
Menurut teori isolasi sendiri adalah Ruang isolasi adalah ruangan untuk
penempatan bagi pasien dengan penyakit infeksi yang menular agar tidak
pasien yang mengidap penyakit infeksi dan menular, dengan pasien yang
54
mengidap penyakit tidak menular. Berdasarkan cara transmisi/penularan
kontak, dan penularan droplet (H5N1, H1N1, MERS CoV) atau udara
Dilihat dari data dan teori pada ruang Isolasi A sudah cukup sesuai sarana
dan prasarananya , pada tata letak gedung ruangan sudah sesuai dengan
untuk perawatan pasien sesuai dengan standart yang berlaku namun masih
ada beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki karena ada yang mengalami
pasien , jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien, semua
55
berdasarkan masing masing jenis sampah medis serta safetybox di setiap
yaitu sift pagi terdapat 3 PP dan 6 PA, sift siang terdapat 3 PA, serta sift
dan visi rumah sakit. Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan
di ruang Isolasi A sudah efektif dan efisien, tidak pernah ada kritikan
56
Isolasi A menyatakan bahwa metode praktik keperawatan moduler yang
efektif antara perawat dengan tim kesehatan lain dan sesuai dengan visi
Isolasi A.
2. Timbang Terima
pada pergantian shift malam ke pagi (pukul 07.00), pagi ke sore (pukul
oleh semua perawat dan petugas yang hadir dan 100% perawat
57
kepada rumah sakit untuk menggunakan suatu standar yang strategis
salah satu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan yang benar
International, 2017).
obat), hal ini sudah sesuai dengan teori diatas. Maka dari itu dari hasil
3. Ronde Keperawatan
58
Menurut hasil wawancara dan angkett anggal 30 November 2020 - 20
secara rutin di ruang isolasi A dan jarang ditemukannya kasus baru atau
langka yang sebagai salah satu syarat kegiatan ronde keperawatan, 40%
perawat pelaksana. Hal ini diperkuat dengan penelitian Pratiwi & Utami
Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa peran perawat disini sangat
penting teruatama saat peran timbang terima dimana timbang terima ini
4. Supervisi Keperawatan
supervisi telah tersedia. Hasil dari supevisi ini akan disampaikan kepada
Discharge planning
cara lisan. Format isi perencanaan pulang sudah tercantum dalam rekam
terdapat luka, aktivitas dan istirahat. Kadang kala disertakan pula resep
melakukan pendokumentasian.
Sentralisasi Obat
program UDD (Unit Day Dispensing), dan dikelola oleh depo farmasi.
61
sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat
disaksikan oleh perawat dan petugas depo itu sendiri, petugas depo
dipisahkan untuk masing masing pasien dalam satu almari yang sama,
62
Berdasarkan hasil angket dan observasi didapatkan data bahwa tanggal
data bahwa alur penerimaan pasien yakni pasien datang dari Poli atau
IRD akan mengurus persetujuan umum saat masuk rumah sakit (MRS)
didapatkan data bahwa penerimaan pasien baru dari IGD ataupun dari
diri, sarana dan prasarana, orientasi ruangan, cuci tangan, tata tertib di
prosedur yang dilakukan oleh perawat ketika ada pasien baru datang
kesebuah ruangan rawat inap dalam hal ini disampaikan beberapa hal
63
tertib ruang, dan penyakit. Unsur-unsur penerimaan pasien baru yaitu
sesuai dengan unsur penerimaan pasien baru. Namun ada unsur yang
Dokumentasi
64
dengan metode SOAPI. Dokumentasi tersebut dilakukan terkait
Soetomo Surabaya
66
Berdasarkan teori diatas pendokumentasian di ruang isolasi A RSUD
Pancaningrum D, 2015.
rumah sakit melalui komputer. Selain itu ada income lain selain
68
remunerasi bagi perawat dan dokter lalu tunjangan kerja untuk
& Obied, 2016 dalam Pashar dan Luky, 2020). Pentingnya reward
69
Pemberian reward ucapan terima kasih dapat memberikan perasaan
1. Patient safety
rumah sakit.
70
identitas dan 23,9% (5 pasien) mengetahui fungsi dari gelang
71
TBAK (Tulis Baca Konfirmasi). Berdasarkan fakta tersebut
medis.
72
menyimpan obat-obat yang perlu diwaspadai disimpan di
kotak obat khusus yang sudah diberi label obat seperti obat
verifikasi pra [operasi, tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien dan
73
semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
physician’s behavior.
74
c) Dari data hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 30
75
memiliki wawasan yang luas serta pengetauan dan
atau pengobatan.
resiko jatuh bagi pasien yang beresiko tinggi jatuh, dengan cara
pasien.
76
Berdasarkan fakta yang ada pada ruang isolasi A bahwa dalam
penanganan resiko jatuh pada pasien sudah baik hal ini di buktikan
77
infeksi menurut (Darmadi,2008) mengemukakan bahwa daerah
menjadi masalah yang khusus bila terjadi pada seorang lanjut usia
kematian.
78
untuk catatan data dari ruangan, ruang Isolasi A belum memiliki
4.8%
95.2%
79
nyeri ringan (skala nyeri 1-3) disebabkan karena pemasangan dower
pemasangan WSC.
nyeri yang dirasakan dan dapat memberikan terapi yang sesuai. Potter
dengan fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan prosedur serta sikap
80
manajemen, pada tanggal 30 November sampai 20 Desember 2020
obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak tepat cara pemberian, tidak
tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu pemberian dan tidak
81
seharunya memberikan informasi dengan baik agar smua pasien
harapkan.
Kepuasan Pada Prosedur
Tindakan
8% 61%
Berdasarkan pada31%
kuesioner diatas dapat diketahui bahwa dari 21
38% (8 pasien) dan 48% (10 pasien) mengalami cemas sedang, dan
82
Smeltzer and Bare (2000 dalam Arbani, 2015), penatalaksanaan
14,3% 38%
48%
83
Berdasarkan fakta tersebut maka seharusnya ruang A memiliki
1 2
Total:
b. Eksternal Factor
OPPORTUNITY 0,2 3 0,6 O-T=
1. Adanya program pelatihan / seminar 3,4-3=
khusus tentang manajemen 0,4
keperawatan 0,2 2 0,4
2. Adanya perawat yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi 0,1 3 0,3
3. Adanya kerjasama yang baik antar
mahasiswa Keperawatan dengan
perawat klinik 0,1 3 0,3
4. Adanya mahasiswa Keperawatan
yang praktek manajemen 0,1 4 0,4
5. Sebanyak 93,5% pasien di ruang A
dengan tingkat ketergantungan
minimal pada bulan Maret
6. Adanya kebijakan pemerintah 0,1 2 0,2
tentang profesionalisasi perawat
7. Adanya progran akreditasi RS dari 0,2 4 0,8
pemerintah, dimana MAKP
merupakan salah satu penilaian
1 3
Total:
THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari 0,3 4 1,2
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan hukum
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,1 2 0,2
akan pentingnya kesehatan
0,2 3 0,6
4. Persaingan dengan masuknya
perawat asing 0,2 3 0,6
5. Persaingan antar RS yang semakin
kuat
1 3,2
Total:
2. M-2 (MATERIAL)
a. Internal factor (IFAS)
STRENGTH
85
1. Mempunyai sarana dan prasarana 0,2 3 0,6 S-W=
untuk pasien dan tenaga kesehatan 3-1,8=
yang mencukupi 1,2
2. RS pemerintah tipe A sekaligus 0,2 4 0,8
sebagai RS pendidikan dan rujukan
3. Tersedianaya Nurse station diruang 0,2 4 0,8
isolasi A
4. Adanya program kalibrasi dan 0,2 2 0,4
pendataan secara rutin untuk alat-
alat kesehatan setiap tahun
5. Terdapat wastafel disetiap pintu 0,2 2 0,4
keluar
1 3
Total:
WEAKNESS
1. Pendataan alat- alat setiap tahunnya 0,2 1 0,2
masih lambat (tahun 2018 masih
satu alat yang dilakukan pendataan)
2. Sebagian ruangan masih direnovasi 0,1 2 0,2
sehingga tidak dapat menampung
pasien baru.
3. Terdapat satu wastafel diluar pintu 0,2 2 0,4
keluar ruang pasien yang rusak
(wastafel tersumbat)
4. Terdapat 1 oksigen sentral yang 0,2 2 0,4
bocor diruang pasien
5. Penempatan alur discharge planing 0,2 2 0,4
yang masih berada diruang alat
6. Penempatan timbangan BB + TB 0,1 2 0,2
yang berada di nurse station dan
dibelakang pintu keluar ruang
pasien yang tidak digunakan
1 1,8
Total:
b. Ekstarnal factor (EFAS)
OPPORTUNITY 0,4 2 0,8 O-T=
1. Adanya penambahan peralatan 2,4-1,4=
sesuai dengan kebutuhan ruangan 1
terhadap pihak pengadaan barang
RS
2. Adanya kesempatan untuk menata 0,4 3 1,2
tempat penyimpanan obat-obat
diruangan yang aman
3. Adanya kesempatan untuk
penggantian alat-alat yang sudah 0,2 2 0,4
tidak layak pakai
1 2,4
86
Total:
THREATENED
1. Pasien dan keluarga semakin 0,6 2 0,8
mengerti akan tuntutan kebutuhan
perawatan yang maksimal
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,5 3 0,6
akan pentingnya kesehatan
1 1,4
Total:
3. M-3 (METHODE)
MAKP
a. Internal factor
STRENGTH 0,2 3 0,6 S-W=
1. RS memiliki visi, misi dan motto 2,4 -1,0=
sebagai acuan melaksanakan 1,4
kegiatan pelayanan 0,2 2 0,4
2. Sudah ada model MAKP yang
digunakanyaitu moduler 0,1 2 0,2
3. Mempunyai Standar Asuhan
Keperawatan yang terintegrasi 0,1 2 0,2
4. Mempunyai SOP setiap tindakan 0,1 3 0,3
5. Kepala ruang mendukung semua
kegiatan keperawatan 0,1 2 0,2
6. Pembagian tugas antara PP dan PA
sudah jelas 0,1 2 0,2
7. Terlaksananya komunikasi yang
adekuat antara perawat dan tim
kesehatan yang lain 0,1 3 0,3
8. Ketenagaan keperawatan sudah
memenuhi syarat untuk MAKP (S1-
Keperawatan 6 orang)
1 2,4
Total:
WEAKNESS
1. Perawat belum semuanya 1 1 1
memahami model asuhan
keperawatan yang digunakan saat
diruangan
Total: 1 1,0
b. Eksternal factor
OPPORTUNITY 0,3 3 0,9 O-T=
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan 2,7-
Praktik Manajemen Keperawatan 0,1 2 0,2 2,50=
87
2. Adanya mahasiswa keperawatan 0,2
yang praktik klinik di ruang Isolasi 0,2 3 0,6
A
3. Ada kerjasama antara mahasiswa 0,2 2 0,4
keperawatan dengan perawat
ruangan 0,2 3 0,6
4. Ada kerjasama antara Institusi
Kesehatan dengan Rumah sakit
5. Adanya kebijakan RS tentang
pelaksanaan MAKP
1 2,7
Total:
THREATENED
1. Persaingan antara RS yang semakin 0,2 3 0,6
ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat yang 0,30 3 0,9
semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan keperawatan
yang lebih profesional
3. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,10 2 0,2
tentang hukum
4. Makin tinggi kesadaran masyarakat 0,2 2 0,4
akan pentingnya kesehatan
5. Persaingan dengan masuknya 0,2 2 0,4
perawat asing
1 2,50
Total:
RONDE KEPERAWATAN
1. Internal factor
STRENGTH 0,5 3 1,5
1. Perawat sudah mengetahui syarat- S-W=
syarat kegiatan ronde keperawatan 0,2 2 0,4 2,3-2,0=
2. Ronde keperawatan pernah 0,3
dilaksanakan secara informal namun
lebih sering dilakukan diskusi
tentang pasien dengan kasus yang
lama progress kesembuhannya. 0,3 3 0,9
3. Sebagian besar perawat diruangi
solasi A mengerti alur ronde
keperawatan.
1 2,3
Total:
WEAKNESS
1. Pasien yang dirawat di isolasi A 0,6 2 1,2
88
merupakan kasus TB paru yang
memerlukan perawatan dengan
jangka waktu yang lama.
2. Jarang ditemukannya kasus baru 0,4 2 0,8
atau langka sebagai syarat
dilakukannya Ronde Keperawatan
Total: 1 2,0
a. Ekstarnal factor
OPPORTUNITY 0,3 2 0,6 O-T=
1. Adanya pelatihan dan seminar 2,4-2=
tentang managemen keperawatan 0,4 3 1,2 0,4
2. Adanya kesempatan dari Karu untuk
mengadakan ronde keperawatan
pada perawat dan mahasiswa
STIKES yang praktekmanajemen 0,3 2 0,6
3. Adanya kesempatan untuk
melanjutkan jenjang pendidikan
keperawatan lebih tinggi
1 2,4
Total:
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 0,5 2 1
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang lebih professional
2. Persaingan antar ruang semakin kuat 0,5 2 1
dalam pemberian pelayanan
Total:
1 2
TIMBANG TERIMA
a. Internal Factor
STRENGTH
1. Pada ruang isolasi A sudah 0,1 2 0,2 S-W=
melakukan timbang terima 2,2-2,5=
2. Perawat mampu melakukan timbang 0,2 2 0,4 -0,3
terima sesuai alur
3. Kepala ruang memimpin kegiatan 0,2 2 0,4
timbang terima secara optimal
4. Saat timbang terima komunikasi 0,2 2 0,4
antar perawat menggunakan SBAR
5. Timbang terima dihadiri seluruh 0,2 3 0,6
perawat dari kedua shift
6. Timbang terima dilakukan langsung 0.1 2 0,2
menggunakan rekam medis
Total: 1 2,2
89
WEAKNESS
1. Timbang terima tidak dilakukan di 0,5 2 1,0
nurse stasion sehingga pelaksanaan
nya belum optimal
2. Proses timbang terima tidak
dilanjutkan ke bed pasien guna 0,5 3 1,5
validasi data.
1 2.5
Total:
b. Eksternal Factor
OPPORTUNITY 0,2 2 0,4 O-T=
1. Adanya mahasiswa praktek 3,1-3=
keperawatan manajemen keperawatan 0,3 4 1,2 0,1
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa keperawatan yang praktek
dengan perawat ruangan 0,2 3 0,6
3. Adanya kebijakan pada kepala
ruangan Isolasi Palem 1 tentang 0,3 3 0,9
timbang terima
4. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan timbang terima 1 3,1
Total:
TREATHENED
1. Tingginya tuntutan dari masyarakat 0,5 3 1,5
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat 0,5 3 1,5
tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan
1 3
Total:
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
a. Internal Factor
STRENGTH 0,2 4 0,8 S-W=
1. Sudah ada sistem pendokumentasian 3-2=
SOR 0,2 2 0,4 1
2. Terdapat format pengkajian
persistem 0,1 3 0,3
3. Karu mendukung semua kegiatan
keperawatan 0,2 2 0,4
4. Pendokumentasian pada rekam
medik keseluruhan sudah diisi 0,2 4 0,8
5. Adanya kesadaran perawat tentang
tangung jawab dan tangung gugat. 0,1 3 0,3
6. Adanya penanggung jawab yang
90
melakukan crosscheck
pendokumentasian
1 3,6
Total:
WEAKNESS
1. Dokumentasi pada rekammedik 1 2 2
kadang-kadang dilengkapi saat
pasien akan pulang atau saat
keadaan ruangan memungkinkan
Total : 1 2
b. Eksternal factor
OPPORTUNITY 0,4 2 0,8 O-T=
1. Adanya mahasiswa keperawatan 2,8-2,4=
yang praktek managemen 0,4
keperawatan di ruang Isolasi Palem
1 0,3 3 0,9
2. Kerjasama yang baik antara perawat
dan mahasiswa praktik 0,3 3 0,9
3. Perawat terlibat dalam setiap
tindakan
1 2,8
Total:
THREATENED
1. Dokumentasi sebagai dasar 0,3 2 0,6
tanggung jawab dan tanggung gugat
2. Akreditasi RS tentang sistem 0,3 2 0,6
pendokumentasian
3. Semakin tingginya kesadaran
masyarakat terhadap hukum dan 0,4 3 1,2
kesehatan
1 2,4
Total:
DISCHARGE PLANNING
a. Internal Factor
STRENGHT
1. Perawat mampu melakukan 0,1 3 0,3 S-W=
Discharge planning 2-1=
2. Perawat bersedia melakukan HE 0,1 3 0,3 1
mengenai Discharge planning dari
pasien masuk rumah sakit dan keluar
rumah sakit
3. Tersedianya format Discharge 0,1 2 0,2
91
planning keperawatan
4. Perawat menggunakan bahasa yang 0,2 2 0,4
dimengerti oleh pasien saat
melakukan Discharge planning
5. Adanya pemahaman tentang 0,1 2 0,2
Discharge planning oleh perawat
6. Adanya pendokumentasian setiap 0.2 1 0,2
selesai melakukan Discharge
planning 0,2 2 0,4
7. Adanya kartu kontrol berobat
Total: 1 2
WEAKNESS
1. Sebagian perawat belum 1 1 1
menggunakan leaflet/brosur pada
saat pemberian Health Education
(HE) untuk Discharge Planning
1 1 1
Total:
b. Ekternal Factor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 0,4 3 1,2 O-T=
yang melakukan praktik manajemen 3,2-2,6=
keperawatan 0,6
2. Adanya kerjasama yang baik antara 0,2 4 0,8
mahasiswa keperawatan dengan
perawat klinik
3. Adanya kemauan pasien/keluarga 0,2 2 0,4
mengikuti anjuran perawat
4. Adanya kerjasama antara perawat 0,2 4 0,8
dengan Tim kesehatan lain
Total: 1 3,2
TREATHENED
1. Makin tingginya kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
2. Makin tingginya tuntutan masyarakat 0,4 2 0,8
akan tanggung jawab dan tanggung
gugat terhdap tenaga kesehatan
3. Persaingan antar Rumah Sakit yang 0,2 3 0,6
semakin ketat
1 2,6
Total:
SUPERVISI
Internal Factor
92
STRENGTH
1. RSUD Dr. Soetomo merupakan RS 0,2 3 0,6
pendidikan tipeA yang menjadi RS
rujukan nasional dengan akreditasi S-W=
JCI. 2,2-2,0=
2. Adanya hubungan kerjasama antara 0,3 2 0,6 0,2
kepala ruangan dengan staf
3. Adanya kemauan perawat untuk 0,2 2 0,4
memperbaiki kemampuannya dalam
tindakan keperawatan
4. Kepala ruang mendukung 0,1 2 0,2
dilaksanakannya supervisi
5. Sudah dilaksanakan observasi 0,1 3 0,3
sewaktu-waktu oleh kepala ruangan
maupun dari bidang keperawatan
6. Supervisi telah dilaksanakan tetapi 0,1 1 0,1
dengan cara rutin
Total 1 2,2
WEAKNESS
1. Supervisi belum dilaksanakan 0,3 2 0,6
secara terjadwal
2. Dokumentasi supervisi kurang 0,3 2 0,6
optimal
3. Pada ruang Isolasi A belum 0,4 2 0,8
memiliki format penilaian supervisi
Total: 1 2,0
a. Eksternal Factor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 0,3 2 0,6 O-T=
yang praktik manajemen 2,4-2=
keperawatan. 0,4
2. Adanya kegiatan supervisi secara 0,4 3 1,2
umum yang diadakan oleh bidang
keperawatan.
3. Adanya kerjasama yang baik antara
institusi keperawatan dengan bidang 0,3 2 0,6
keperawatan.
Total: 1 2,4
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan 0,5 2 1
pelayanan yang lebih professional.
2. Adanya persaingan dengan
93
masuknya perawat asing. 0,4 2 0,8
3. Tuntutan pasien sebagai konsumen
untuk mendapatnkan pelayaman 0 2 0.2
yang profesional
Total:
1 2
SENTRALISASI OBAT
a. Internal Factor
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,2 3 0,6 S-W=
untuk pengelolaan sentralisasi obat 2,2-1=
2. Perawat mengetahui tentang 0,1 2 0,2 1,2
sentralisasi obat
3. Sudah dilaksanakan kegiatan 0,1 2 0,2
sentralisasi obat dengan program
UDD oleh perawat berkolaborasi
dengan depo farmasi
4. Proses penerimaan obat dari pasien/ 0,1 2 0,2
keluarga pasien sudah sesuai dengan
alur serah terima obat
5. Pada Ruang Isolasi A terdapat 0,1 2 0,2
ruangan khusus untuk sentralisasi
obat
6. Ada etiket dan alamat setiap 0,2 2 0,4
pemberian obat – obatan pada
pasien
7. Adanya depo farmasi di Ruang 0,1 2 0.2
Isolasi A
8. Adanya pendokumentasian disetiap 0,1 2 0.2
status pasien
Total: 1 2,2
WEAKNESS
1. Tidak adanya pendokumentasian 1 1 1
untuk cairan infus
Total: 1 1
b. Ekternal Factor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 0,4 1 0,4 O-T=
yang praktek managemen 2,2-2=
keperawatan 0,2
2. Kerjasama yang baik antara perawat 0,6 3 1,8
dan farmasi
Total: 1 2,2
TREATHENED
94
1. Adanya tuntutan pasien untuk 0,5 2 1
mendapatkan pelayanan yang
profesional
2. Makin tingginya tuntutan 0,5 2 1
masyarakat akan tanggung jawab
dan tanggung gugat terhadap tenaga
keperawatan
Total: 1 2
PENERIMAAN PASIEN BARU
a. Internal factor
STRENGTH 0,3 2 0,6 S-W=
1. Perawat melakukan anamnesa 2,3-1=
langsung terhadap pasien baru 1,3
datang 0,3 3 0,9
2. Perawat merencanakan intervensi
baik mandiri maupun kolaboratif 0,4 2 0,8
3. Perawat menempatkan pasien sesuai
dengan penyakitnya dan kelas
4. Terdapat welcome book
1 2,3
Total:
WEAKNESS
1. 25% perawat tidak memperkenalkan 0,2 1 0,2
diri kepada pasien dan keluarga
2. 25% perawat terkadang tidak 0,2 1 0,2
menyampaikan tata tertib pada
pasien dan keluarga.
3. 25% perawat terkadang tidak 0,2 1 0,2
menyampaikan sarana dan prasarana
pada pasien dan keluarga
4. 25% perawat terkadang tidak 0,2 1 0,2
mengorientasikan tempat pada
pasien dan keluarga
5. 25% perawat jarang menjelaskan
manfaat dan tujuan saat pemakaian
gelang ke pasien dan cara cuci
tangan.
0,2 1 0,2
Total:
1 1
Total : 1 2,8
4. Pembiayaan (M4)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana operasional ruangan diperoleh 0,35 3 1,05 S-W=
dari rumah sakit 2,6-2=
2. Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari 0,25 3 0,75 0,6
rumah sakit
3. Dana kesejahteran pegawai diperoleh 0,40 2 0,80
dari rumah sakit
Total : 1 2,6
WEAKNESS
1. Persyaratan yang harus ada untuk 0,25 2 0,50
proses administrasi pasien banyak
yang belum lengkap.
2. Biaya perawatan ruangan terbatas 0,75 2 1,5
dari dana yang diberikan oleh rumah
sakit dan renovasi banyak memakan
waktu
Total : 1 2
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Pengeluaran sebagian besar dibiayai 0,5 3 1,5 O-T=
rumah sakit 2,5-2=
2. Ada kesempatan untuk 0,5 2 1 0,5
menggunakan instrumen medis
96
dengan re-use sehingga menghemat
pengeluaran
Total : 1 2,5
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi 1 2 2
dari masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih
profesional sehingga membutuhkan
pendanaan yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan prasarana.
Total : 1 2
5. MUTU (M5)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Perawat di ruang Isolasi A 0,2 2 0,9
melakukan komunikasi efektif
2. Pelaksanaan tepat lokasi, tepat 0,2 2 0,8
prosedur, dan tepat pasien di ruang S–W=
Isolasi A. 3,3 - 2,6
3. Ketepatan dan keamanan di Isolasi A 0,2 3 0,6 = 0,7
dalam mengelola obat-obatan
4. Kepuasan pasien terhadap pelayanan 0,2 2 0,6
kesehatan di RS.
5. Pencegahan dan pengurangan resiko 0,1 2 0,2
pasien infeksi terkait pelayanan
kesehatan di Isolasi A.
6. Pengurangan resiko pasien jatuh oleh 0,1 2 0,2
perawat di Isolasi A.
Total : 1 3,3
WEAKNESS
1. Belum maksimalnya penjelasan oleh 0,3 3 0,9
perawat tentang fungsi pemakaian
gelang identitas pasien.
2. Keluarga pasien & pasien belum 0,3 4 1,2
mematuhi penggunakan masker N95
di dalam ruang isolasi A.
3. Alur masuk ke ruang perawatan 0,2 2 0,4
pasien sebagian perawat masih belum
mengikuti prosedur yang ditentukan
ruangan.
4. Belum ada tempat pembuangan 0,2 4 0,8
sputum di setiap bed pasien.
Total : 1 3,3
97
b. EkternalFaktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Dengan adanya akreditasi JCI, RS 0,4 3 1.2 OO-T=
–T=
mampu menjadi RS yang 2,9- 2,5 =
2,4-2,
0.4
berstandart internasional -0,1
2. Adanya pelatihan untuk 0,7 2 1,4
peningkatan pelayanan yang
berkualitas
3. Adanya mahasiswa praktik 0,3 1 0,3
Keperawatan yang mampu
meningkatkan kualitas pelayanan
dengan adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dengan perawat
ruangan
Total : 1 2,9
THREATENED
1. Adanya persaingan dari RS lain 0,5 2 1
yang memberikan penawaran
program jasa pelayanan kesehatan
yang lebih terjangkau.
2. Adanya peningkatan tuntutan 0,5 3 1,5
pelayanan dari masyarakat yang
harus dipenuhi
Total : 1 2,5
98
2.4 Identifikasi Masalah
dan stetoskop)
metode modular
validasi pasien
99
5. Ronde keperawatan belum berjalan dengan optimal diruangan
1. Timbang terima
2. Supervisi delegasi
3. Ronde keperawatan
100
BAB 3
PERENCANAAN
sebagai berikut:
2020:
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 2 orang +
7 orang
101
86 x 7 = 602 = 2,15 = 2 orang
279 279
7 orang + 1 orang structural (Kepala ruangan dan wakil kepala ruangan) + 2 orang lepas
dinas = 8 orang
Sekitar 60% total pasien di Ruang Isolasi A memiliki tingkat ketergantungan minimal
sebanyak 40%, memiliki tingkat ketergantungan parsial. Jumlah tenaga lepas dinas perhari
adalah 2 orang dan total jumlah perawat adalah 13 orang. Jumlah perawat diruangan 1. Jam
kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore (14.00-21.00), dan shift
malam (21.00-07.00).
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 2 orang +
7 orang
279 279
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan:
6 orang + 1 orang structural (Kepala ruangan dan wakil kepala ruangan) + 2 orang lepas
dinas = 7 orang
102
Sekitar 60% total pasien di Ruang Isolasi A memiliki tingkat ketergantungan minimal
sebanyak 40%, memiliki tingkat ketergantungan parsial. Jumlah tenaga lepas dinas perhari
adalah 2 orang dan total jumlah perawat adalah 13 orang. Jumlah perawat diruangan 6. Jam
kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore (14.00-21.00), dan shift
malam (21.00-07.00).
Pagi : 3 orang
Sore : 2 orang
Malam : 2 orang +
7 orang
279 279
7 orang + 1 orang structural (Kepala ruangan dan wakil kepala ruangan) + 2 orang lepas
dinas = 8 orang
Sekitar 60% total pasien di Ruang Isolasi A memiliki tingkat ketergantungan minimal
sebanyak 40%, memiliki tingkat ketergantungan parsial. Jumlah tenaga lepas dinas perhari
adalah 2 orang dan total jumlah perawat adalah 13 orang. Jumlah perawat diruangan 1. Jam
kerja dibagi menjadi 3 shift, shift pagi (07.00-14.00), shift sore (14.00-21.00), dan shift
malam (21.00-07.00).
103
b. Penggunaan tempat tidur pasien rawat inap di ruang isolasi A (3
1 PAGI 11 / 15 x 73,3%
100%
2 SIANG 11 / 15 x 73,3%
100%
3 MALAM 11 / 15 x 73,3%
100%
Ruang Isolasi A mempunyai kapasitas tempat tidur, total keseluruhan 15 bed. Pada
tanggal 7 Desember 2020 shift pagi komposisi penggunaan tempat tidur pasien
Ruang Isolasi A mencapai 73,3%, shift siang mencapai 73,3%, dan shift malam
1 PAGI 11 / 15 x 73,3%
100%
2 SIANG 11 / 15 x 73,3%
100%
3 MALAM 11 / 15 x 73,3%
100%
Ruang Isolasi A mempunyai kapasitas tempat tidur, total keseluruhan 15 bed. Pada
tanggal 8 Desember 2020 shift pagi komposisi penggunaan tempat tidur pasien
Ruang Isolasi A mencapai 73,3%, shift siang mencapai 93,3%, dan shift malam
104
3. Ketiga tanggal 9 Desember 2020
1 PAGI 11 / 15 x 73,3%
100%
2 SIANG 11 / 15 x 100% 73,3%
Ruang Isolasi A mempunyai kapasitas tempat tidur, total keseluruhan 15 bed. Pada
tanggal 9 Desember 2020 shift pagi komposisi penggunaan tempat tidur pasien
Ruang Isolasi A mencapai 73,3%, shift siang mencapai 73,3%, dan shift malam
105
c. Menentukan Kasus Semu
2. Membuat Deskripsi dan menentukan diagnosa keperawatan tiap kasus yang telah dipilih.
2. Tn N usia 54 masuk rumah sakit tanggal 30 november di bawa ke igd dan di pindahkan dipindahkaan diruang
106
Isolasi Anggrek Dr Soetomo Surabaya . pada saat Pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan umum pasien tampak
lemah dengan TTV yaitu TD: 90/60 mmHg, N: 90x/menit, RR: 20x/menit, S : 38,5ºC. Wajah tampak pucat,
kepala : rambut tampak berwarna hitam kusam distribusi merata dan berketombe. Mata : konjungtiva anemis,
abdomen : bising usus 20x/ menit, kulit : terlihat kering, turgor kulit kembali > 2 detik,; ekstremitas:tidak ada
edema, akral teraba hangat, tonus otot melemah. Dada : inspeksi, simetris, tidak ada kelainan bentuk dada,
tidak ada retraksi dinding dada. Palpasi : saat bernapas teraba simetris, tidak ada massa, pernapasan cepat dan
dalam. Abdomen: inspeksi: warna kulit putih. Auskultasi: Suara bising usus 30x/menit. Perkusi: Suara timpani
dan ada acites.Palpasi: tidak ada pembesaran hepar dan tidak ada distensi abdomen. Hasil pemeriksaan
laboratorium hematologi tanggal 24 juni 2018 yaitu hemoglobin 8,4 g/dl, jumlah eritrosit 3,10 10^6/μL,
hematokrit 25,4 %, MCV 81,9 fL,MCH 271,1 pg, MMCHC 14,5%, jumlah leukosit 2,77 10^3/ul, Eosinofil
2,9%, Basofil 0,0%, Neutrofil 87,0 %, Limfosit 5,4 %, Monosit 4,7%, jumlah Eosinofil 0,08 10^3/ul, jumlah
Basofil 0,0010^3/uljumlah Neutrofil 2,41 10^3/ul, jumlah Limfosit 0,15 L10^3/ul, jumlah Trombosit 91
10^3/ul, PDW12,1 fL, MPV 11,5 fL, P-LCR 32,4 %, PCT 0,10 %.
3. An. R umur 7 tahun , masuk ke rumah sakit tanggal 30 november di UGD dan di pindahkan ke ruang isolasi
A Dr Soetomo Surabaya. Pada saat itu diagnosa medis DIFTERI Keadaan pasien mata bengkak sejak 2 hari
sebelum MRS ,demam, nyeri saat menelan batuk pilek dan sesak nafas. Tekanan darah 100/70mmHg, S :
38ºC, Nadi :166x/menit, RR : 28x/Menit, Kesadaran : Composmentis, Keadaan umum : lemah , GCS E:4 V:5
M6. Pemeriksaan fisik di dapatkan hasil : sesak (+), batuk (+),irama nafas reguler , ronchi (-), Hasil
107
laboraturium leukosit : 11.700/mm³, hemoglobin :11,9 gr/dl, hematokrit: 35,1%, trombosit : 159000/ mm³
GDS : 98 , ureum 34,8, creatinin 0,6, swab tenggorokan dengan pewarnaan Neisser : positif corynebacterium
diphtheriae.
4. Tn B umur 38 tahun masuk ke rumah sakit tanggal 30 november di UGD dan di pindahkan ke ruang isolasi A
Dr Soetomo Surabaya dengan diagnosa medis kusta keadaan pasien : pasien merasa gatal- gatal ,badan panas
dan kulit bercak-bercak kemerahan, ada tanda bekas garukan dan ada luka di telapak kaki kanan . Keadaan
umum : baik, kesadaran composmentis GCS E:4 V:5 M6, tanda- tanda vital :TD :110/70mmHg , N :
84x/menit, S : 36,5 ºC, RR: 18x/menit, status gizi baik, CRT normal <3detik, terapi yang di berikan MDT MB
Adult 1x2 tablet, saft gentamicin 5mg 2 tube
d. Jadwal Dinas 13 Perawat (Kelompok 1 Mahasiswa Stikes Karya Husada Kediri) di Ruang Isolasi A
108
109
3.1.2. Method (M2) – Metode
Leaflet Kusta
110
Leaflet Difteri
111
Berdasarkan jumlah pasien kelolaan dan jumlah sumber daya yaitu kapasitas bed 15 dengan tenaga keperawatan 13 orang
dengan S1 Keperawatan semua tenaga perawat telah mengikuti pelatihan seperti BTCLS, PRA TUGAS, PPGD, Patient
Safety, Transfusi darah, jenjang karir keperwatan dan lain sebagainya , dibutuhkan sekitar 7 orang perawat dengan tingkat
ketergantungan minimal 65%-60%, partial 30%-40%, maka kelompok memilih Metode MAKP Modular (primer-tim).
MAKP modular merupakan variasi MAKP primer dan tim tetapi dengan metode tim dimana perawat primer bekerjasama
dengan perawat associate. Menggabungkan perawat primer dengan perawat associate agar terjadi kolaborasi
keharmonisan kerja serta saling sharing pengetahuan dan ketrampilan satu sama lain untuk meningkatkan kualitas
a. Sesuai dengan visi dan misi rumah sakit. Dengan MAKP modular (primer-tim) mutu pelayanan meningkat karena
pasien mendapat pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien.
112
dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu, perawat primer tetap bertanggungjawab penuh dengan
kondisi pasien
d. Kepuasan dan kinerja perawat. Dengan MAKP modular (primer-tim), penggabungkan perawat primer dengan perawat
associate agar terjadi kolaborasi keharmonisan kerja serta saling sharing pengetahuan dan ketrampilan satu sama lain
menjadi keuntungan sendiri bagi perawat untuk saling berbagi ilmu.
e. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya. Dengan MAKP modular (primer-
tim) diadakannya middle conference yakni bertemunya semua anggota kembali untuk melakukan kegiatan konferensi
tengah, yang bertujuan melakukan evaluasi pertengahan untuk membahas maslah atau kesulitan yang ditemui anggota
selama pelaksaan pelayanan.
113
114
3.1.4. Method (M3) – Role Play Penerimaan Pasien Baru
a. Rencana Kegiatan
b. Pengorganisasian
PP : Dea ., S.Kep
PA : Alvin ., S.Kep
115
Pasien : Putri Regina., S.Kep
a. Pelaksanaan Kegiatan
b. Pengorganisasian
116
PA2 : Yesi, S.Kep.
a. Pelaksanaan Kegiatan
b. Pengorganisasian
117
3.1.7. Method (M3)- Role Play Ronde Keperawatan
a. Pelaksanaan
Waktu : 12.30-selesai
Tempat : Ners Station, Bed pasien Pandan Wangi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
b. Pengorganisasian
118
PP 1 : Evi K S.Kep
PP 2 : Sintia S.Kep
PA : Dea Ayu,S.Kep
Delegasi
119
Pelaksana : Kepala Ruangan
Supervisi
a. Struktur Pengorganisasian
PA : Elvia , S.Kep
Pasien : Sisky,S.Kep
a. Pelaksanaan Kegiatan
120
Associate.
b. Pengorganisasian
PP : Sisky, S.Kep
Keperawatan
I. Data Umum
Nama : ……………………………………………………………
Ruang : ……………………………………………………………
Umur : ……………………………………………………………
Agama : ……………………………………………………………
Bahasa : ……………………………………………………………
Alamat :……………………………………………………………
121
Pekerjaan :……………………………………………………………
Status :……………………………………………………………
Genogram:
122
Kemampuan Perawatan Diri
Skor 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : perlu bantuan orang lain, 3 :
perlu bantuan orang lain dan alat, 4 : tergantung pada orang lain /
tidak mampu.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eleminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Makan dan minum
Gosok gigi
Keterangan : ..........................................................................................
...................
3. Pola Istirahat dan Tidur :
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Jumlah Jam Tidur Siang
Pengantar Tidur
Gangguan Tidur
Jenis
Porsi
Total Konsumsi
Keluhan
123
5. Pola Eliminasi Eliminasi Uri
Pancaran
Jumlah
Bau
Warna
Eliminasi Alvi
Konsistensi
Bau
Warna
124
......................................................................................................................
Praktik Ibadah
1. Laboratorium
2. Radiologi
2 Terapi
1. Oral
2. Parenteral
3. Lain – lain
126
ANALISA DATA
NAMA : RUANG :
NO. REG : TANGGAL :
INTERVENSI
NO DIAGNOSA KEP SLKI INTERVENSI (SIKI)
.
Nama :
No.reg :
Dx. Medis:
Alamat :
No.tlfn yang bisa dihubungi:
Penjelasan tentang:
1. Perkenalan diri
2. Perkenalan perawat yang bertanggungjawab
3. Perkenalan dokter yang bertanggungjawab
4. Penjelasan akan aturan Rumah Sakit
a. Jam berkunjung
b. Penunggu pasien
c. Waktu makan
5. Perkenalan ruangan/lingkungan
a. Dapur
b. Kamar mandi
c. Ruang perawat
d. Ruang sholat atau kapel
e. Farmasi/depo farmasi
f. Fasilitas (TV/AC)
6. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat beserta inform consent
7. Dilarang membawa barang berharga
8. Perkenalan pasien baru dengan pasien lain yang sekamar (bila ada)
9. Menanyakan kembali pasien tentang kejelasan
Kota,.....20—
Kepala Ruangan, Pasien/Keluarga,
128
( ) ( )
129
Menyatakan (setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi, setelah
mendapatkan penjelasan tentang sentralisasi obat yaitu pengaturan
pemakaian obat yang diatur/dikoordinir oleh perawat sesuai ketentuan dosis
yang diberikan dokter. Sentralisasi obat ini dilakukan dengan prosedur
sebagai berikut:
( ) ( )
Lembar Serah Terima Obat
Nama Pasien :
No. Kamar :
Umur :
No. RM :
No. Tanggal Nama obat Jumlah TTD/nama TTD/nama Ket.
Penerimaan Obat sediaan terang keluarga terang perawat
Aturan Diet:
Tanggal/tempat kontrol:
2
Dipulangkan dari RS dengan keadaan:
Sembuh
Meneruskan dengan obat jalan
Pindah ke RS lain
Pulang paksa
Lari
Meninggal
Kota,.............20___
Pasien/keluarga, Perawat,
( ) ( )
Mengetahui,
Kepala Ruang,
( )
1. Patient safety
3. Salah satu bagian dari statistik rumah sakit adalah indicator pelayanan
3
mengetahui tingkat pemanfaatanya. Untuk rata rata pemakaian tempat
tidur dirumah sakit sangat baik. Rata rata BOR dirumah sakit yaitu
82,72%.
asuransi swasta.
line(IVL). dari 101 klien yang terpasang IVL, tidak ada yang terjadi
empat yaitu factor kimiawi, mekanik, agen bacterial, post infus (INS,
4
mengakibatkan flebitis adalah melakukan hand hygine dengan cara
yang benar dan pada waktu yang tepat, sesuai dengan yang tertuang
nyeri dada atau hipotensi. Gejala lain yang jarang terjadi ada rasa panas
Pasien tidak puas biasanya dalam hal pelayanan yang dilakukan oleh
9. Kecemasan pasien
5
Berdasarkan hasil pengkajian jumlah angka kejadian nyeri tercatat pada
ini disebabkan karena efek dari kemoterapi (misal mual) dan respon
dari penyakit.
sekitar 30% dan hampir 70% pasien kanker stadium lanjut yang
&Grunberg, 2009).
6
Tabel Rencana Kegiatan Kelompok
3. Method (M3) – Metode MAKP Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Rencana untuk Lia Yusmawati, S.Kep 07-08 Desember
mampu mampu memilih moetode 2020
memilih melakukan MAKP yang
Metode kegiatan MAKP dipilih yaitu
MAKP yang sesuai yang MAKP Modular
sesuai dipilih 2. Rencana
dengan 2. Mahasiswa membuat bagan
kelompok mampu strutur organisasi
melakukan role sesuai dengan
play yang sesuai metode yang
dengan tugas dipilih
yang dibagikan
4. Method (M3) – Role Play Melakukan 1. Penerimaan 1. Menentukan Yesi Dwi A, S.Kep 08-15 Desember
Penerimaan pasien baru penerimaan pasien baru agar penanggung 2020
pasien baru terlaksana jawab
sesuai sesuai dengan penerimaan
dengan SOP SOP. pasien baru.
yang benar. 2. Tersusun 2. Mendokument
format asikan hasil
penerimaan pelaksanaan
pasien baru. pasien baru
3. Membuat
format
penerimaan
pasien baru.
5. Method (M3) – Role Play Timbang 1. Pelaksanaan 1. Menyusun Dea Ayu P, S.Kep 08-15 Desember
96
Timbang Terima Terima timbang materi 2020
dilaksanaka terima timbang
n sesuai dilakukan terima.
dengan dengan 2. Membuat
prosedur melakukan format
yang benar validasi ke timbang
pasien dan terima.
dilakukan 3. Melaksanakan
diskusi timbang
kembali terima
tentang bersama-sama
kesesuaian dengan Karu
data. dan perawat
ruangan sesuai
dengan
prosedur
timbang
terima.
4. Mendokument
asi hasil
timbang
terima.
6. Method (M3) – Role Play Discharge Discharge 1. Memberikan Erlita Nurafidah, 08-15 Desember
Discharge Planning planning planning penyuluhan S.Kep 2020
sesuai diberikan mulai klien saat
prosedur pasien masuk, datang, masa
yang benar. selama dirawat perawatan dan
dan persiapan ketika pasien
97
pulang akan pulang.
2. Pembagian
tugas yang
jelas untuk
pelaksanaan
discharge
planning
3. Melakukan
pelaksanaan
discharge
planning
sesuai
prosedur
4. Mengevaluasi
pelaksanaan
discharge
planning
5. Mendokument
asikan
pelaksanaan
discharge
planning.
7. Method (M3) – Role Play Ronde 1. Pelaksanaan Pelaksaan ronde Elvia Rafidah, S.Kep 08-15 Desember
Ronde Keperawatan keperawata Ronde keperawatan 2020
n keperawatan dilakukan dengan
dilaksanaka dilasanakan teknik diskusi
n sesuai secara optimal kasus
98
dengan alur dan mencari
ronde solusi dari
keperawata kasus yang
n. diangkat.
8. Method (M3) – Role Play Supervisi Pendokumentasia 1.Melaksanakan Alfin Muzayana, 08-15 Desember
Supervisi dan atau delegasi dan delegasi n yang tepat supervisi S.Kep 2020
dilakukan tentang supervisi keperawatan
secara sesuai prinsip 3F, sesuai dengan
struktur dan untuk mengetahui SOP yang
optimal, kelebihan dan benar.
teknis kekurangan 2.Mengevaluasi
maupun kemajuan hasil
operasional pelayanan pelaksanaan
keperawatan. supervisi
keperawatan
sesuai dengan
3F (Fair,
Fedback,
Followup).
3.Mendokumenta
sikan hasil
pelaksanaan
supervisi
keperawatan.
4.Pendelegasian
dapat dilakukan
dengan baik.
99
9. Method (M3) – Role Play Terdapat 1. Pendistribusia 1. Memberikan Sintia Indarwati, 08-15 Desember
Sentralisasi Obat koordinasi n obat penjelasan S.Kep 2020
antara diberikan kepada
perawat kepada pasien keluarga
ruangan dan sesuai dengan tentang
petugas 8B 1W. sentralisasi obat
farmasi 2. Pendokumenta 2. Bekerja sama
dalam sian yang dengan depo
melakukan benar tentang farmasi ruangan
pemberian obat yang dalam
obat sesuai diberikan sentralisasi
denga n kepada pasien. obat.
prosedur 3. Terjalinnya
yang benar kerjasama
antara perawat
dan petugas
farmasi.
10. Method (M3) - Dokumentasi Mahasiswa 1. Mahasiswa 1. Buat buku Chidy Aprilia, S.Kep 08-15 Desember
Keperawatan mampu mampu status pasien, 2020
melaksanaka membuat buku sesuai dengan
n status pasien kasus semu
dokumentasi berdasarkan yang telah
keperawata kasus semu dibuat
2. Mahasiswa 2. Lakukan
mampu implementasi
memberikan dan evaluasi
suhan pada pasien dan
keperawatan tulis evaluasi
dan melakuakn SOAP saat
100
evaluasi SOAP akhir dinas
pada kasus
semu
3. Mahasiswa
mampu
melakukan
dokumentasi
sesuai kondisi
pasien
11. Mutu (M5) 1. Kepuasaa 1. Kepuasaan 1. Mengupayaka Sisky Nurpratiwi, 17-19 Desember
n klien klien n adanya S.Kep 2020
meningka terpenuhi information
t, 2. Tidak ada center di Ners
pendoku complain dari Station bagi
mentasian pasien dan keluarga
mutu keluarga pasien
pelayanan terhadap 2. Mengupayaka
tercatat pelayanan n pemberian
dengan 3. Pasien mampu HE tentang
baik dan memahami penyakit dan
rapi penyakit dan perawatannya
2. Meningka dan cara 3. Pemberian HE
tkan perawatannya untuk pasien
pengetahu 4. Mampu dan keluarga
an tentang melakukan (melatih cara
penyakit cuci tangan cuci tangan
dan dengan baik yang benar)
perawatan dan benar
nya
101
3. Untuk
mencegah
kejadian
resiko
infeksi
102
3.2.Pengorganisasian
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Associate
Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan
adalah model MAKP Modular, hal itu karena keuntungan pada model MAKP
atau perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim yang juga
yang berbeda.
105
STRUKTUR ORGANISASI
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
DIRUANG ISOLASI A RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Tanggal 30 November – 20 Desember 2020
Ketua Kelompok
Putri Regina, S.Kep
Sekretaris Bendahara
Yola Regita S, S.Kep Sisky Nurpratiwi , S.Kep
PJ Ronde PJ Dischard Planning PJ PKRS PJ Sentralisasi Obat PJ Timbang Terima PJ Supervisi PJ Penerimaan Pasien
Keperawatan Baru
Erlita N, S.Kep Chidy A, S.Kep Sintia I, S.Kep Dea Ayu, S Kep Alfin M, S.Kep
Yesi Dwi, S.Kep
Elvia R, S.Kep
M1-M5 PJ Perlengkapan
Lidya Latifatul,S.Kep. Lia Yusmawati , S.Kep Elvia R , S.Kep. Erlita N,S.Kep. Alfin M S. Kep
DAFTAR PUSTAKA
106
AAN kelompok 7-19 desember
2020
7. BAB 5 Penagnggung jawab Lia yusmawati Membuat laporan
EVALUASI Dibantu semua anggota evaluasi pelaksanaan dari
kelompok tanggal 7-19
desember 2020
8. BAB 6 Penagnggung jawab Alfin m Membuat kesimpulan
KESIMPUL Dibantu semua anggota saran
AN DAN kelompok dari laporan dan
SARAN jalannya kegiatan
9. DESIMINAS Semua anggota Kelompok Regina Putri Melakukan seminar
I AKHIR dengan
Dosen
10. EVALUASI Semua anggota Kelompok Regina Putri Ujian Mahasiswa
DAN UJIAN dengan Dosen Penguji
yang sudah
ditentukan
NB: SEMUA ANGGOTA SALING BERKONTRIBUSI dan BEKERJASAMA
107
a) Poster
108
105
106
107