Disusun Oleh :
Kelompok 05,06,30
i
LEMBAR PENGESAHAN
Ketua Kelompok
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan
Menyetujui,
Kepala Bidang Keperawatan Kepala Ruang Melati
RSU Anwar Medika Sidoarjo
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat tuhan yang maha kuasa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, tuntunan serta hidayah-Nya kepada penulis,
sehingga tim dapat menyelesaikan praktik profesi (Ners) manajemen keperawatan
di Ruang Melati RSU Anwar Medika
Laporan ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan praktik profesi ners
manajemen keperawatan. Tim penulis menyadari bahwa praktik profesi ners
manajemen ini sangat bermanfaat bagi tim penulis dan bagi RSU Anwar Medika
di Ruang Melati untuk meningkatkan kemampuan diri dalam pelayanan
kesehatan. Untuk itu tim penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Fuji Agustiningsih, Amd.Kep selaku Kepala Ruangan Melati
2. Siti Ainur,S.Kep,.Ns selaku CI ruangan Melati di RSU Anwar Medika
3. Ana Zakiyah, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik
4. Seluruh perawat dan staf ruang rawat inap Melati RSU Anwar Medika Sidoarjo
yang telah membantu dan memfasilitasi mahasiswa dalam menjalankan praktik
profesi ners manajemen keperawatan.
5. Teman-teman Profesi Ners Kelompok 05, 06, 30
Tim penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan praktik profesi ners
manajemen keperawatan ini jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan.
iii
1 DAFTAR ISI
iv
2.2.6 Pendelegasian Tugas ................................................................ 29
2.2.7 Ketenagaan ............................................................................... 29
2.2.8 Klasifikasi Pasien ..................................................................... 43
2.3 Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) .......................... 44
2.4 Lima Unsur Dalam Metode Keperawatan .......................................... 51
2.4.1 M1 (Man) ................................................................................. 51
2.4.2 M2 (Material) ........................................................................... 53
2.4.3 M3 (Methode) .......................................................................... 57
2.4.4 M4 (Money) ..............................................................................119
2.4.5 M5 (Market) .............................................................................123
BAB 4 PELAKSANAAN
4.1 Pengorganisasian ...............................................................................202
4.2 Struktur Organisasi ............................................................................203
4.3 M1 (Man)............................................................................................204
4.4 M2 (Material) .....................................................................................207
4.5 M3 (Metode) .......................................................................................160
4.5.1 MAKP .......................................................................................209
4.5.2 Timbang Terima ........................................................................214
4.5.3 Ronde Keperawatan ..................................................................219
4.5.4 Sentralisasi Obat........................................................................228
4.5.5 Supervisi ...................................................................................231
4.5.6 Discharge Planning ..................................................................235
v
4.5.7 Dokumentasi .............................................................................239
4.6 M5 (Market) .......................................................................................240
4.6.1 Indikator Mutu .........................................................................240
4.6.2 Kepuasan Pasien .......................................................................241
BAB 5 KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................246
5.2 Saran ...................................................................................................249
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Tujuan Swasta
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat menganalisa dan menerapkan manajemen
keperawatan serta model asuhan keperawatan (MAKP) yang sesuai dengan
Ruang Melati Rumah Sakit Anwar Medika dengan hasil akhir menggunakan
analisis SWOT.
Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, di
Ruang Melati diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menganalisa kebutuhan tenaga keperawatan (SDM) di Ruang rawat inap
Melati RSAnwar Medika Sidoarjo
2. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana di ruang rawat inap Melati
RS Anwar Medika Sidoarjo
3. Menganalisa dan melakukan role play sesuai dengan model MAKP yang
telah ditentukan :
a. Melakukan penerimaan pasien baru.
b. Melakukan supervisi keperawatan.
c. Melakukan timbang terima keperawatan.
d. Melakukan Discharge Planning.
4
Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mampu mengumpulkan data (M1-M5) dalam penerapan
manajemen keperawatan di ruang rawat inap Melati RS Anwar Medika
Sidoarjo
2. Mahasiswa mampu menganalisa masalah dengan metode SWOT di ruang
rawat inap Melati RS Anwar Medika Sidoarjo
3. Mahasiswa mampu merencanakan tindak lanjut atas permasalahan yang
sudah ditemukan.
4. Mahasiswa mampu menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan
perannya masing-masing dalam penerapan MAKP TIM.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan metode TIM di Ruang rawat inap Melati RS Anwar
Medika Sidoarjo
6. Meningkatkan pelayanan keperawatan melalui praktik manajemen
pelayanan keperawatan profesional.
5
Bagi perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
4. Meningkatkan kinerja perawat di Ruang rawat inap Melati RS Anwar
Medika Sidoarjo
1.5 Pengorganisasian
Efektifitas pelaksanaan model praktik keperawatn profesional dalam
menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum, maka
kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut :
1. Pembimbing akademik : Ana Zakiyah, M.Kep
2. Pembimbing ruangan : Siti Ainur S, S.Kep, Ns
3. Ketua Kelompok : Cahyono Adi Saputra, S.Kep
4. Wakil Ketua : Dian Putri Amelia, S. Kep
5. Sekretaris I : Hanifa Rachmawati, S.Kep
6. Sekretaris II : St Rahmatul M, S. Kep
7. Sekretaris III : Rina Andriyanti, S. Kep
8. Bendahara I : Devian Rezky Ida P, S.Kep
9. Bendahara II : Heni Wulandari, S. Kep
10. Sie Humas : Chandra Amar I.M, S. Kep
Yeny Martasari, S. Kep
6
7
8
1. Pengkajian-Pengumpulan Data
Pada tahap ini seorang manajer di tuntut tidak hanya
mengumpulkan informasi tentang keadaan pasien, melainkan juga
megenai institusi (Rumah sakit, Puskesma dan lain-lain), tenaga
keperawatan administrasi dan bagian keuangan yang akan
memepengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan
2. Perencanaan
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan
yang strategis dalam mencapi tujuan organisasi yang ditentukan.
Perencanaan disini di maksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, menetapkan ukuran dan tipe tenaga
keperawatan yang di butuhkan, membuat pola struktur organisasi yanag
dapat mengoptimalakan efektifitas staf serta menegakan kebijaksanaa,
9
dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang
telah di tetapkan.
3. Pelaksanaan
Pada tahap implementasi dalam proses manajemen keperawatan
terdiri atas bagaimana manager memimpin orang lain untuk menjalanka
tindakan yang telah di rencanakan.
4. Evaluasi
Tahap akhir proses managerial adalah mengevaluasi seluruh
kegiatan yang telah di lakasanakan. Tujuan dari evaluasi disini adalah
untuk menilau seberapa jauh staf mampu melaksanakan perannya sesuai
dengan tujuan organisasi yang telah di tetapkan serta mengidentifikasi
faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan
(Nursalam, 2007).
2.1.4 Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan
1. Berlandaskan perencanaan
2. Pengunaan waktu yang efektif
3. Melibatkan pengambilan keputusan
4. Memenuhi kebutuhan ASKEP pasien, kepuasan pasien sebagai tujuan
5. Terorganisir sesuai kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan
10
Data
Pengembangan staf
Personalia
Peralatan
Pengumpulan: Perencanaan: Pengaturan: Penelitian
Persediaan Informasi Tujuan Tabel
tentang unit organisasi
sistem
kerja pasien evaluasi tugas
karyawan standar deskripsi kerja
sumber daya kebijakan dan
pembentukan
Kepegawaian
1. Klasifikasi pasien
2. Penentuan kebutuhan Kepemimpinan Pengawasan
1. Penggunaan kekuatan 1. Jaminan kesehatan
staf
2. Pemecahan masalah 2. Audit pasien
3. Rekruitmen
3. Pengambilan 3. Penilaian prestasi
4. Pemilihan orientasi
keputusan 4. Disiplin
5. Penjadwalan
4. Mempengaruhi 5. Hubungan perkarya
6. Penugasan
keputusan dan tenaga kerja
7. Minimalisasi ketidak
5. Menangani konflik 6. Sistem informasi
hadiran
6. Komunikasi dan komputer
8. Penurunan pergantian
analisis transional
9. Pengembangan staf
a. Langkah Perencanaan
Perencanaan dimulai sebagai sebuah ide atau cita-cita yang
muncul karena perhatian khusus pada satu sisi tertentu. Perencanaan
kesehatan dapat dibuat dalam skala besar seperti perencanaan untu
upaya penurunan kamatian bayi secara nasional atau hanya dalam
skala kecil misalnya perencanaan posyandu di dalam suatu dusun.
Sebagai suatu proses, perencanaan mempunyai beberapa
langkah penting. Ada lima langkah penting yang perlu dilakukan pada
setiap mejalankan fungsi perencanaan.
1) Analisa situasi. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan data
atau fakta. Pada langkah ini anggota kelompok perencana perlu
memanfaatkan seefektif mungkin ilmu epidemiologi, antropologi,
demografi, ilmu ekonomi dan statistik sederhana.
2) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah.
Terbatasnya sumber daya dan kemampuan organisasi, serta
kompleksnya permsalahan yang dihadapi, mengharuskan para
manajer untuk menetapkan prioritas yang perlu dipecahkan.
12
2. Pengorganisaian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongka dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas–tugas dan wewenang seorang, dan pendelegasian wewenang dalam
rangka mencapai tujuan.
a. Manfaat pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2) Pendelegasian wewenang
3) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
b. Langkah-langkah pengorganisasian
Ada enam langkah atau aspek penting dalam fungsi perorganisasian:
1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah
tertuang di dalam fungsi perencanaan
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan. Dan di sini aka nada pembagian tugas.
3) Menggolongkan kegiatan pokok dalam satuan kegiatan yang
praktis (elemen kegiatan). Pengaturan ruang kerja adalah salah satu
contohnya.
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan. Pengaturan ruang kerja
adalah salah satu contohnya.
5) Mendelegasikan wewenang.
c. Wewenang dalam organisasi
Wewewang adalah kekuasaan atau hak untuk mememrintah atau
menerima orang lain berbuat sesuatu. Wewewnang seseorang dalam
sebuah organisasidibatasi melalui uraian tugasnya sesuai dengan
fungsi kedudukan staf di dalam sebuah organisasi.
14
2) Keuangan
3) Pelaksanaan program di lapangan sesuai denagn RKO
(rencana kerja operasional) yang dibuat oleh masing–masing
staf.
4) Hal-hal yang sifatnya strategis
5) Pelaksanaan kerja sama dengan pihak kecamatan, peraturan
daerah (perda) tentang penggunaan anggaran dan sebagainya.
g. Cara mendapatkan data untuk melakukan pengawasan
1) Pengamatan langsung
Supervisi oleh pimpinan ke lapangan untuk mengamati
kegiatan staf dan membandingkannya dengan standar adalah
cara pengawasan langsung. Data atau informasi tentang
pelaksanaan suatu program yang diperoleh melalui cara seperti
ini mempunyai kualitas yang terbaik (akurat), tetapi
memerlukan motivasi yang baik juga dan pemimpin untuk turun
ke lapangan (dilakukan denagn obyektif).
2) Laporan lisan
Pimpinan juga dapat memperoleh data langsung tentang
pelaksananaan dengan mendengarkan laporan lisan staf. Dengan
cara ini pimpinan hanya memperoleh informasi terbatas tentang
kemajuan program
3) Laporan tertulis
Staf penanggung jawab program diminta membuat laporan
singkat tentang hasil kegiatannya. Informasinya hanya terbatas
pada hal-hal yang dianggap penting oleh staf.
2.1.7 Komponen Manajemen Keperawatan
Komponen Manajemen Keperawatan terdiri atas:
1. Input
a. Informasi
b. Personal
c. Peralatan
19
d. Fasilitas
2. Proses
Kelompok manajemen dari tertinggi sampai dengan perawat
pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melaksanakan
perencanaan, organisasi, pengarahan dana pengawasan dalam pelaksaan
pelayanan keperawatan.
3. Output
a. Askep (asuhan keperawatan)
b. Pengembangan staf samapai dengan riset
4. Kontrol
a. Butget prosedur
b. Evaluasi kinerja
c. Akreditasi
5. Feedback mechanism
a. Laporan financial
b. Audit keperawatan
c. Surve kendali mutu
d. Kinerja
2.1.8 Fungsi Operasional Manajemen
Fungsi opresaional manajemen terdiri atas :
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah penerapan manajemen berdasarkan
fungsinya untuk memperoleh sumber daya manusia yang terbaik bagi
bisnis yang kita jalankan dan bagaimana sumber daya manusia yang
terbaik tersebut dapat dipelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan
kualitas pekerja yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
2. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen berdasarkan
fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa yang
sesungguhnya yang dibtuhkan oleh konsumen.
20
2. Teori Perilaku
Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan
pemimpin dan bagaimana seorang manager menjalankan fungsinya.
Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari sebuah perilaku otoriter
ke demokratis atau dari fokus suatu produksi ke fokus pegawai. Menurut
Vestal (1994) teori perilaku ini dinamakan dengan gaya kepemimpinan
seorang manajer dalam suatu organisasi (Nursalam, 2003).
3. Teori “ contigency dan situasional “
Teori ini menekankan bahwa menejer yang efektif adalah manajer
yang melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasikan antara faktor
bawaan, perilaku, dan situasi. Fokus metode manajemen ini menekankan
pada perilaku manajer yang menekankan pada produksi dan manusia.
Dalam sebuah kelompok, perlu adanya komitmen yang tinggi dalam
mencapai tujuan organisasi, kompetisi antar anggota kelompok dapat
dikurangi, dan komunikasi serta adanya kebersamaan yang dapat
ditingkatkan sehingga akan dapat dicapai tujuan organisasi yang optimal
(Blake dan Mount, 1964 dikutip oleh Grany dan Massey, 1999).
(Nursalam, 2003: 68).
4. Teori Kontemporer (kepemimpinan dan manajemen)
Teori ini menekankan terhadap 4 komponen penting dalam suatu
pengelolaan, yaitu:
a. Manajen/ pemimpin
b. Staf dan atasan
c. Perkaryaan
d. Lingkungan
Dalam melaksanakan suatu manajemen seorang pemimpin harus
mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai tujuan
organisasi (Nursalam, 2003).
25
5. Teori motivasi
Teori motivasi dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu :
a. Teori Maslow (The Need Hirarchy)
1) Fisiologis : Gaji pokok
2) Aman : Perencanaan yang reguler (gaji)
3) Kasih sayang : Kerjasama secara tim
4) Harga diri : Pencapaian posisi
5) Aktualisasi : Tantangan dalam bekerja
b. Teori Clyton Alderfer (ERG theory)
1) E : Existence (fisiologi & aman)
2) R : Relatedness (kasih sayang)
3) G : Growth (harga diri & aktualisasi)
c. Teori Federich Herzberg (two-factors Theory)
1) Motivator : Kepuasaan kerja
2) Hygiene : Lingkungan yang kondusif
d. McClelland (Learned Theory)
1) Affilation : Bersahabat
2) Power : Memerintah orang lain
3) Achievement: Suka tantangan, kompetisi dan menyelesaikan
masalah secara efektif
Tabel 2.2 Berbagai Masalah pada Motivasi dan Penyelesaiannya
Masalah Motivasi Potensial Solusi
1. Pembagian tugas yang a. Penjabaran jobs-description
tidak jelas b. Penjabaran standar pelaksanaan
c. Tujuan
d. Umpan balik pelaksanaan
2. Hambatan dalam a. Seleksi karyawan yang baik
pelaksanaan b. Penyususnan ulang penugasan
c. Menciptakan lingkungan yang sehat (aman,
nyaman, gaji, waktu istirahat, peralatan yang
lengkap dll)
3. Kurang/ tidak adanya a. Reinforcement
peghargaan (Rewards) b. Penghargaan HR secara adil
c. Peningkatan kualitas karyawan
26
e. Teori Z
Teori Z di kemukakan oleh Ouchi (1981), teori ini merupakan
pengembangan dari teori Y dari McGregor (1460) dan mendukung
gaya kepemimpinan demokratis. Komponen teori Z meliputi
pengambilan keputusan dan kesepakatan, menempatkan pegawai
sesuai keahliannya, menekankan pada keamanan pekaryaan, promosi
yang lambat dan pendekatan yang holistik terhadap staf. Teori ini
menekankan pada staf di bandingkan dengan kualitas produksi.
f. Teori Interaktif
Schein (1970) menekankan staf atau pegawai adalah manusia
suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sekitarnya dan
berkembang secara dinamis. Sistem tersebut di anggap suatu sistem
terbuka, jika terjadi adanya perubahan energi dan informasi
lingkungan. Asumsi teori ini sebagai berikut:
1) Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks, mereka
mempunyai motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu
perkaryaan.
2) Motivasi seorang tidak tetap, tetapi berkembangan sesuai
perubahan waktu
3) Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda
4) Penampilan seseorang dan produktifitas dipengaruhi oleh tugas
yang harus diselesaikan, kemampuan seseorang, pengalaman, dan
motivasi.
5) Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap
situasi.
Hollander (1978) mendukung teori tersebut, dimana ia
menekankan bahwa antara peran pemimpin dan staf dipengaruhi oleh
peran yang lainnya. Dia menekankan bahwa pemimpin dan staf
27
2) Cara Need
Menghitung kebutukan berdasarkan beban kerja yang kita
perhitungkan sendiri, sehingga memenuhi standart profesi.
Diskripsi tentang pelayanan yang diberikan kepada pasien. Standart
waktu yang dibutuhkan agar berjalan dengan baik (Hudgin’s 82).
3) Cara Demand
Menurut kegiatan yang nyata dilakukan oleh perawat.
MenurutTatuko (1992):
a. Kasus gawat daerurat: 86, 31 menit
b. Kasus mendesak: 71, 28 menit
c. Kasus tidak mendesak: 33,69 menit.
4) Formula loka karya keperawatan
AxS2x7xTTxBOR+25%
41 mg x 40 jam
Keterangan :
A : rata-rata jam perawatan /hari
TT : tempat tidur
S2 : jumlah minggu dalam 1 tahun
25% : penyesusaian terhadap produktifitas
BOR : kapasitas pemakain tempat tidur
5) Metode Douglas (1984, dalam Swansburg dan Swansburg
1999)
Menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu
unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masing
masing kategori mempunyai nilai standar pershitnya, yaitu sebagai
berikut:
36
Contoh :
Ruang rawat dengan 19 orang klien, dimana 5 orang dengan
ketergantungan minimal, 10 orang dengan ketergantungan partial
dan 4 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Loss day = (∑ hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar) x ∑perawat
∑hari kerja efektif
= (52+12+14 = 78 hari) x 13 = 3,5 orang
286
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas
non keperawatan (non nuersing jobs) seperti: membuat perincian
pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.
= (jumlah tenaga keperawatan + lossday) x 25%
= (13 + 3,5) x 25% = 4,1
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh
tersebut adalah 21 orang.
7) Cara perhitungan berdasarkan tingkat ketergantungan pasien
a) Asuhan keperawatan minimal (minimal care),dengan kriteria:
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakain dilakukan setiap hari
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Obsevasi tanda-tanda vital setiap shift
5. Pengobatan minimal, status sikologis stabil
b) Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Obsevasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih 1 kali
c) Asuhan keperawatan agak berat dengan kritreria
1. Sebagian aktifitas dibantu
2. Observasi tanda–tanda vital dilakukan setiap 2-4 jam sekali
3. Terpasang folley kateter, intake output dicatat
4. Terpasang infus
5. Pengobtan lebih sekali
6. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
38
Kepala ruangan
Klien
Kepala Ruangan
Kepala ruangan
PP1 PP1
Pa 1 Pa 1
Pa 2 Pa 2
Pasien Pasien
12345 12345
Kepala Ruangan
CCM
PP1 PP2
PAGI
PA PA
SORE PA PA
MALAM PA PA PA
PP1 PP1
LIBUR/
CUTI
9-10 Pasien 9-10 Pasien
2.4.1 M1 (MAN)
Sumber daya manusia atau biasa di singkat menjadi SDM potensi
yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai
makhluk social yang adaptif dan transformative yang mampu mengelola
dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju
tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatana yang seimbang dan
berkelanjutan.
Menurut Dessler (1997) dalam Suroso Santoso (2003) fungsi dasar
yang dijalankan oleh manajemen pada hakikatnya merupakan dasar dari
manjemen sumber daya manusia. Fungsi dari manajemen tersebut adalah
1. Planning (P) atau perencanaan, yaitu menetapkan apa yang harus
dilakukan.
2. Organizing (O) atau pengorganisasian, yaitu penugasan kelompok kerja
serta penstafan atau penyusutan personalia.
3. Actuating (A) atau pengarahan yang terjadi atas kepemimpinan, motivasi
dan manajemen konflik.
4. Controlling (C) atau pengendalian.
Mc Leod (1995) dalam Suroso Santoso (2003) memandang
manajemen dari sudut manajemen sistem informasi dan mengelompokkan
komponen manajemen sumber daya manusia sebagai berikut:
1. Perekrutan (Recruiting)
2. Penerimaan (Hiring)
3. Pendidikan dan pelatihan (Education and Training)
4. Pemutusan Hubungan Kerja (Firing)
5. Administrasi Tunjangan (Employee benefits administration)
6. Manajemen informasi sumber daya manusia (Human Resource
Information Management).
Tujuan sumber daya manusia perlu dikelola dengan baik dengan
alasan sebagai berikut:
1. Membantu organisasi mencapai tujuan.
52
2.4.2 M2 (MATERIAL)
1. Definisi
Material, merupakan satu dari lima metode manajemen keperawatan
yang memiliki karakteristik antara lain:
1) (umumnya) Kebutuhannya tidak pasti
2) Sangat menentukan kelancaran proses pelayanan
3) Keberadaan dan ketidakberadaan/ kekurangannya menimbulkan biaya
4) (umumnya) memiliki prosentase tertinggi dalam neraca,
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
54
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau
materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang
dikehendaki.
2. Tujuan, Manfaat dan Sarana
1) memahami konsep manajemen material secara mendalam dan terintegrasi
serta perannya dalam kehidupan pelayanan.
2) Menyusun rencana kebutuhan dan rencana kegiatan pengadaan material
secara fisik maupun financial.
3) Menyajikan informasi material untuk dipakai sebagai referensi
penagmbilan keputusan
4) Mengelola pergudangan dan distribusi barang
5) Melakukan evaluasi terhadap system manajemen material sehingga bisa
diketahui inti masalah yang dihadapi dan cara pemecahannya.
Tujuan manajemen persediaan (material) adalah untuk menyediakan
jumlah material yang tepat, waktu yang tepat dan biaya rendah. Untuk itu
sangat dubutuhkan pengaturan material atau bahan baku agar biaya produksi
dapat lebih optimal.
Pengertian material mempunyai pengertian sebagai suatu pengaturan
yang mencakup hal-hal yang berhubungan denga system persediaan yang
sekaligus system informasinya, agar dicapai system pengadaan material yang
tepat waktu, tepat jumlah, tepat bahan dan tepat harga. System penaaturan ini
kemudian dikenal perencanaan kebutuhan barang bakuatau dalam istilah
asing dikenal sebagai MRP (Material Requirement Planning), (Yamit, 1996).
Tujuan dari perencanaan kebutuhan bahan baku adalah sebagai berikut
(Yamit, 1996):
a) Menjamin tersedianyan material, item, atau komponen pada saat
dibutuhkan untuk memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin
kesedianya produk jadi bagi konsumen.
b) Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum
c) Merencanakan aktvitas pengiriman, dan aktivitas pembelian
55
7 Mitela/topi 1 : 1/3
8 Penutup sprei 1:5
9 Piyama 1:5
10 Selimut wool 1:1
11 Selimut biasa 1:5
12 Selimut anak 1 : 6-8
13 Sprei kecil 1:6-8
14 Sarung bantal 1:6
15 Sarung guling 1:3
16 Sarung kasur 1:1
17 Sarung buli-buli panas 1:¼
18 Sarung eskap 1:¼
19 Sarung windring 1 : 1/10
20 Sarung O2 1 : 1/3
21 Taplak meja pasien 1:3
22 Taplak meja teras 1:3
23 Vitrase 1:2
24 Tutup alat 1:2
25 Steek laken 1 : 6-8
26 Handuk 1:3
27 Waslap 1:5
b. Alat-alat medis
No Nama barang Ratio/ alat
1 Tensimeter 2/ ruangan
2 Stetoskop 2/ ruangan
3 Timbangan berat badan/tinggi badan 1/ ruangan
4 Irrigator set 2/ ruangan
5 Sterilisatior 1/ ruangan
6 Tabung O2 + flowcymeter 2/ ruangan
7 Gunting verband 2/ ruangan
8 Korentang 2/ ruangan
9 Bak instrument 2/ ruangan
10 Blas spuit 2/ ruangan
11 Gliserin spuit 2/ ruangan
12 Bengkok 2/ ruangan
13 Nasal kateter 2/ ruangan
14 Masker O2 2/ ruangan
15 Pispot 1:½
16 Urinal 1:½
17 Thermometer 5/ ruangan
18 Standar infuse 1:1
57
2.4.3 M3 (METHODE)
1. Timbang Terima
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien, menyampaikan hal-
hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya, tersusun
rencana kerja untuk dinas berkutnya (Nursalam, 2002).
Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan
proses komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat
58
itu sebagai wujud profesional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat
kepada klien (Dowding, 2001 dan Kerr, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi yang
disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan baik. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui
komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang
lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya
adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien). Tujuan timbang terima:
a. Tujuan umum
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang
penting.
b. Tujuan khusus
1) Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
2) Menyampaikan hal yang sudah/ belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.
3) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya.
4) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikkutnya.
c. Manfaat
1. Bagi perawat
a) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
b) Menjalin hubungan kerja sama dan bertanggung jawab antar
perawat.
c) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
2. Bagi pasien
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.
d. Prosedur timbang terima
59
Pelaksa
Tahap Kegiatan Waktu Tempat
naan
Persiapan 1. Kedua kelompok dinas sudah siap 5 menit Nurse Katim
(shift jaga) Station dan PA
2. Prinsip timbang terima, semua pasien
baru masuk dan pasien lama
dilakukan timbang terima khususnya
pasien yang membutuhkan observasi
lebih lanjut.
3. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan buku catatan.
1. Timbang
e. P terima dilaksanakan setiap 20 Nurse Karu,
pergantian
e shift/operan. menit Station Katim
2. Perawat
l yang melaksanakan timbang dan PA
terima
a mengkaji secara penuh
terhadap
k masalah, kebutuhan dan
segenap
s tindakan yang telah
dilaksanakan
a serta hal – hal yang
penting
n lainnya selama masa
perawatan
a (tanggung jawab).
3. Kepala
a ruangan membuka acara
timbang
n terima.
4. Hal hal yang sifatnya khusus,
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat khusus untuk
kemudian diserah terimakan kepada
petugas berikutnya.
5. PP menyampaikan timbang terima
pada PP berikutnya, hal yang perlu
disampaikan dalam timbang terima
dengan metode komunikasi SBAR :
a. Jumlah pasien.
b. Identitas klien diagnosa medis.
c. Data (keluhan/ subyektif dan
obyektif).
d. Masalah keperawatan yang
mungkin muncul.
e. Intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum)
f. Intervensi kolaboratif dan
dependen.
g. Rencana umum dan persiapan
60
RENCANA TINDAKAN
PERKEMBANGAN / KEADAAN
PASIEN
MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
1. Diskusi
2. Tanya Jawab
Media
1. Status klien
2. Buku timbang terima
3. Alat tulis
4. Sarana dan prasarana perawat
Pengorganisasian
1. Kepala Ruangan :
2. Perawat Primer (Pagi) :
3. Perawat Primer (sore) :
4. Perawat Associate (Pagi) :
5. Perawat Associate (Sore) :
6. Perawat Associate (Libur) :
7. Pembimbing/ Supervisor :
e. Uraian Kerja
A. Prolog
Pada hari ….. jam …… seluruh perawat (PP dan PA) shift pagi dan
sore serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk
melakukan timbang terima.
B. Sesi I di Nurse Station
Kepala ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului
dengan do’a dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk
melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas
kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore), PP dan PA shift
sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang
sudah dan belum dilaksanakan (cara umum), intervensi kolaboratif
dan dependen, rencana umum dan persiapan operasi, pemeriksaan
penunjang dan lain-lain, hal yang belum jelas atas laporan yang telah
disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di nurse station
64
b) Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang
akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan pada perawat
primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima
pertama dilakukan di nurse station. Isi timbang terima mencakup
jumlah pasien, diagnosa keperawatan dan intervensi yang belum
65
atau sudah dilakukan waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke pasien.
c) Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasein, komunikasi
antar perawat berjalan dengan baik.
2. Ronde Keperawatan
1) Pengertian
Ronde keperawatan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan perawat serta melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
(Nursalam, 2007)
Karakteristik:
a) Pasien dilibatkan secara langsung
b) Pasien merupakan fokus kegiatan.
c) PA, PP dan konselor melakukan diskusi
d) Konselor memfasilitasi kreatifitas
e) Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
2) Tujuan
a) Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berfikir kritis.
b) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan seluruh tim
keperawatan mampu:
1. Menumbuhkan cara berpikir yang positif dan sistematis.
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
3. Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi
66
Penetapan pasien
Persiapan pasien :
- Informed Consent
- hasil pengkajian
- apa diagnosis
keperawatan ?
Penyajian masalah - Apakah data yang
mendukung ?
- Bagaimana intervensi
Tahap Pelaksanaan di yang sudah dilakukan ?
Nurse Station - Apa hambatan yang
ditemukan ?
Validasi Data
b. Proses
1. peserta mengikuti kegitan dari hingga akhir
2. seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai
peran yang di tentukan
c. Hasil
1. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
2. maslah pasien dapat teratasi
3. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis
2) meningkatkan cara berpikir yang sistematis
3) meningkatkan kemampuan faliditas data pasien
4) meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan
5) menummbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada permasalahan pasien
6) meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan
keperawatan
7) meningkatkan justifikasi
8) meningkatkan kemampuan hasil kerjanya
3. Sentralisasi Obat
1) Definisi
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat
akan di brikan pada pasien di serahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam 2002). Saat ini harga obat atau alat kesehatan sangat
mahal, diluar jangkauan masyarakat terutama bagi klien yang dirawat
dirumah sakit yang mayoritas menggunakan berbagai merk obat paten bagi
setiap klien. Penggunaan berbagai merk obat dengan harga yang sangat
tinggi tersebut tentu saja tidak hanya berpengaruh secara ekonomis semata,
namun lebih dari itu resiko penyimpangan pengguanaan diluar hal
semestinya juga dapat menimbulkan kerugian bagi klien sendiri. Resistensi
tubuh terhadap obat dan resiko resistensi kuman penyakit dapat terjadi
70
3. Perawat Associate
Melakukan pencatatan dan kontrol terhadap pemakaian obat selama
klien di rawat
5) Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat
Teknik pengelolaan obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh
obat yang di berikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi
diserahkan sepenuhnya kepada perawat (Nursalam,2007) penanggung
jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara operasional
dapat di delegasikan terhadap staf yang di tunjuk (Nursalam, 2002).
Pengeluaran dan pembagian obat tersebut di lakukan oleh perawat dimana
pasien atau keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat tersebut: Prinsip 6 benar
a) Benar Pasien
Sebelum obat di berikan, identitas pasien harus di periksa (papan
identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau di tanyakan langsung
kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara
verbal, respon no verbal dapat di pakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau
kesadaran, harus di cari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan
lansung kepada keluarganya, bayi harus selalu di identifikasi dari gelang
identitasnya.
b) Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generic. Setiap obat debgan
nama dagang dan harus di periksa nama generiknya, bila perlu harus
menghubungi apoteker untuk menanyakannya nama generic atau
kandungan obat. Sebelum member obat kepada pasien,label pada botol
atau kemasannya harus di periksa tiga kali pertama saat membaca
permintaan obat dan botol di ambil dari rak obat, kedua label botol di
bandingkan dengan obat yang di minta, ketiga saat dikembalikan ke rak
obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh di pakai dan harus di
kembalikan ke bagiabn farmasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat
73
harus memeriksa lagi. Saat member obat perawat harus untuk apa obat itu
di berikan, ini memebantu mengingat nama obat dan kerjanya.
c) Benar Dosis
Sebelum memberi obat perawat harus memeriksa dosisnya. Jika,
ragu perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya
perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun
tabletnya. Misalnya ondansentron 1 ampul, dosisnya 1 ampul
ondansentron dosisnya ada 4 mg,ada juga 8 mg.ada antibiotic 1 vial
dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500 mg. Jadi harus tetap hati-hati dan teliti.
d) Benar cara/ rute
Obat dapat di berikan melalui sejumlah rute yang berbeda.Faktor
yang menentukan pemberian rute terbaik di tentukan oleh keadaan umum
pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat di berikan peroral,
sublingual, parenteral, topical, rectal, inhalasi.
1. Oral
Adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak di pakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga di
absorbs melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet
ISDN
2. Parenteral
Kata ini berasal dari bahasa Yunani Para, berarti di samping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti di luar usus, atau tidak melalui usus
cerna, yaitu melalui vena (perset/ perinfus)
3. Topikal
Yaitu pemberian obat melalui kulit atau membrane mukosa. Misalnya
salep, lotion, krim, spray, tetes mata.
4. Rectal
Obat dapat di beri memlui rute rectal berupa enema atau supositoria
yang akan mencair pada suhu badan
74
5. Inhalasi
Yaitu pemberian obat melalui sistem pernafasan
e) Benar waktu
Khususnya bagi orang yang efektifitasnya tergantung untuk
mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat
harus di minum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang di
perlukan harus di beri satu jam sebelum makan. ingat dalam pemberian
antibiotic yang tidak boleh di beri bersama susu karena susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat di serap. Ada obat yang
harus di minum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan
pada lambung misalnya asam mefenamat
f) Benar Dokumentasi
Setelah obat itu di berikan, harus di dokumentasikan, dosis, rute,
waktu dan oleh siapa obat itu di berikan. Bila pasien menolak meminum
obatnya atau obat itu tidak dapat di minum harus di catat alasannya dan di
laporkan.
a) Penerimaan obat
1. Obat yang telah di resepkan di tunjukan kepada perawat dan obat
yang telah di ambil oleh keluarga di serahkan kepada perawat
dengan menerima lembar terima obat
2. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat,jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, dan di ketahui (ditanda
tangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan
atau bilamana obat tersebut akan habis serta penjelasan tentang 6
BENAR.
3. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat.
4. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat (Nursalam, 2002).
b) Pemberian obat
75
Dokter
pendekatan
perawat untuk
Pasien atau keluarga persetujuan
sentralisasi obat
• kartu obat
Pasien atau kelurga • lembar pemberian
• buku serah terima
obat
PP/ Perawat yang menerima
pasien/keluarga
Gambar 2.8 Alur Pelaksanaan sentralisasi Obat
Obat khusus :
1) Penjelasan atau penyuluhan tentang obat khusus akan
diberikan oleh perawat primer
2) Pemberian obat khusus sebaiknya dilakukan oleh perawat
83
4. Supervisi Keperawatan
a. Definisi
Supervisi keperawatan merupakan upaya untuk membantu pembinaan
dan peningkatan kemapuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif
(Nursalam, 2007). Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung
dan berkala oleh “atasan” terhadap pekerjaan yang telah dilakukan
“bawahan” untuk kemudian jika ditemukan masalah segera diberikan bantuan
secara langsung guna mengatasinya (Bachtiar, 2009). Supervisi keperawatan
merupakan proses pemberian sumber yang diberika perawat dalam
menyelesaikan tugas, dengan supervisi manajer keperawatan dapat
menemukan berbagai kendala dalam melakukan asuhan keperawatan dan
dapat menghargai potensi setiap anggotanya (Apwani, 2006).
Dari berberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi
adalah kegiatan dalam membantu pembinaan dan melakukan pembinaan dan
melakukan pengamatan secara langsung oleh atasan kepada bawahan agar
mereka dapat melakukan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien
yang apabila ditemukan masalah segera diberikan bantuan yang bersifat
langsung guna mengatasinya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi
keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan
oleh supervisor. Dalam mencakup masalah pelayanan keperawatan dan
merupakan proses pemberian sumber yang diberikan perawatan dalam
menyelesaikan tugas dengan supervisi manajer keperawatan dapat
menemukan berbagai kendala dalam melakukan asuhan keperawatan dan
dapat menghargai potensi setiap angggota.
b. Manfaat supervisi
Manfaat supervisi ditinjau dari sudut manajemen dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu :
1) Meningkatkan aktivitas kerja
86
b) Pengawas keperawatan
Bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pelayanan kepada
ruangan yang ada di instalasinya
c) Kepala Seksi Keperawatan
Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung
dan seluruh perawat secara tidak langsung (Nursalam, 2007).
3) Alur Supervisi:
KEPALA BIDANG
KEPERAWATAN
KEPALA SEKSI
KEPERAWATAN
Kepala
perawatan
IRNA
Menetapakan kegiatan
Superviser
atau instrument/ alat ukur
Kepala
Ruangan
Menilai kinerja perawat
Superviser
Pp 1 Pp 1
Pembinaan (3 f)
Penyampaian penilaian Pp 1 Pp 1
Feed back
Follow Up, Pemecahan
masalah Kinerja Perawat dan
pelayanan meningkat
d. Macam-macam supervisi:
1. Langsung
Supervisi di lakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang
berlagsung, di mana supervisor terlibat dalam kegiatan umpan balik dan
perbaikan bukan memerintah
Cara memberikan pengarahan efektif:
a. Pengarahan harus lengkap
b. Mudah di pahami
c. Menggunakan kata-kata yang tepat
d. Berbicara dengan jelas
e. Berikan asuhan yang logis
f. Hindari membrikan banyak arahan pada suatu saat
g. Yakin arahan anda di laksanakan/ perlu tindak lanjut
Umpan balik dan perbaikan dapat di lakukan saat supervise:
a. Yang di supervise melakukan secara mandiri peran dan fungsinya di
dampingi oleh supervisor
b. Selama proses, supervisor dapat member dukungan, reinforcement dan
petunjuk
c. Setelah selesai, supervisor dan supervise melakukan diskusi:
Mengatakan yang sesuai, Memperbaiki yang masih kurang/ lemah,
Reinforcement pada yang baik
d. Komunikasi: Perlu di terapkan terus menerus sehingga keterampilan
berkomunikasi meningkat, Komunikasi terbuka, Mau mengakui bila
melakukan kesalahan
2. Tidak Langsung
Supervisi di lakukan melalui laporan tertilis maupun lisan,
supervisior tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan
sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta, tetapi umpan balik di
berikan secara tertulis
90
e. Langkah supervisi
Pra Supervisi:
a. Supervisor menetapakan kegiatan yang akan di lakukan supervise
b. Menyiapkan instrument (format supervisi)
Pelaksanaan:
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur instrument
atau instrument yang telah di siapkan
b. Supervisor menadapat beberapa hal yang membutuhkan
c. Supervisor memanggil PP dam PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan
d. Pelaksanaan supervise dan inspeksi, wawancara, dan memfalidasi data
sekunder, anatara lain: supervisor mengklarifikasi permasalahan yang
ada, supervisor malakukan tanya jawab dengan perawat.
Pasca supervisi:
Supervisor memberikan penilain supervise (F-Fair), supervisor
memberikan feedback dan klarifikasi, memberikan reinforcement dan
follow up perbaikan (Nursalam, 2007)
f. Teknik supervise keperawatan
a. Proses supervise praktek keperawatan, meliputi 3 element:
1) Standar keperawatan sebagai acuan
2) Fakta pelaksanaan sebagai pebanding tercapainya tujuan
3) Tindak lanjut kualitas perlu di pertahankan/ di perbaiki
b. Area yang di supervise:
1) Pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang akan di laksanakan
2) Keterampilan yang di lakukan sesuai standar
3) Sikap dan penghargaan terhadap pekerja
91
g. Model system
FORMAT SUPERVISI
Supervisi : ...........
Hari / tanggal :......... Supervisi :................
Yang di supervisi :.........
Ruangan :..........
Aspek Parameter Bobot Dilakukan Ket
penilain Ya Tidak
Persiapan A. Persiapan klien
1. ........
2. ........
3. ........
B . Persiapan alat
1. ........
2. ........
3. ........
Pelaksanaan Sesuai SOP/SAK
1. ...........
2. ...........
Sikap Sikap perawat
melakukan kegiatan :
1. Komunikasi
2. Kerja sama
3. Tanggung jawab
4. Kewaspadaan
5. Evaluasi
Total nilai :
Nilai : kriteria :
Ya :1 56 % : kurang
Tidak :0 56 %- 75 % : cukup
Nilai = Total nilai × 100% > 76 :baik
o Data Kesehatan
o Data Pribadi
o Pemberi Perawatan
o Lingkungan
o Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge
planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan
keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap
anggota keluarga yang membutuhkan perawatan, adalah penting untuk
menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.
3) Perencanaaan:
Hasil yang diharapkan Menurut Luverne & Barbara, 1988,
perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana
pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat
dengan METHODE, yaitu:
a) Medication (obat) Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus
dilanjutkan setelah pulang.
b) Environment (Lingkungan) Lingkungan tempat klien akan pulang
dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki
fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c) Treatrment (pengobatan) Perawat harus memastikan bahwa
pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh
klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan,
perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke
rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
d) Health Teaching (Pengajaran Kesehatan) Klien yang akan pulang
sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan.
Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
pearwatan kesehatan tambahan.
97
Keadaan pasien:
1. Klinis dan pemeriksaaan
penunjang lainnya
2. Tingkatkan ketrgantungan klien
Perencanaan pulang
b. Daftar masalah
Berisi tentang masalah yang telah teridentifikasi dari data
dasar, selanjutnya masalah disusun secara kronologis
sesuai tanggal identifikasi masalah. Daftar masalah ditulis
pertama kali oleh perawat yang pertama kali bertemu
dengan klien atau orang yang diberi tanggung jawab.
c. Daftar awal rencana asuhan keperawatan
Rencana asuhan keperawatan ditulis oleh perawat yang
menyusun daftar masalah. Dokter menulis instruksi medis
sedangkan perawat menulis instruksi keperawatan atau
rencana asuhan keperawatan.
d. Catatan perkembangan
Berisikan perkembangan/ kemajuan dari tiap-tiap masalah
kesehatan klien yang telah dilakukan intervensi dan
disusun oleh semua perawat yang terlibat dengan
menambahkan catatan perkembangan pada lembar yang
sama. (Nursalam, 2009.202).
2. Format Dokumentasi
Aziz Alimul (2001) mengemukakan ada lima bentuk format yang
lazim digunakan:
1. Format Naratif
Merupakan format yang dipakai untuk mencatat
perkembangan pasien dari hari ke hari dalam bentuk narasi.
2. Format SOAPIER
Format ini dapat digunakan pada catatan medis yang
berorientasi pada masalah (Problem Oriented Medical
Record) yang mencerminkan masalah yang diidentifikasi
oleh semua anggota tim perawat.
Format soapier terdiri dari SOAPIER:
115
a. S = Data Subyektif
Masalah yang dikemukakan dan dikeluhkan atau yang
dirasakan pasien
b. O = Data Obyektif
Tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan
diagnose keperawatan meliputi data fisiologis dan informasi
dari pemeriksaan. Data info dapat diperoleh melalui
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
diagnostic laboratorium.
c. A = Pengkajian ( Assesment )
Analisis data subyektif dan objektif dalam menentukan
masalah pasien.
d. P = Perencanaan
Pengembangan rencana segera atau untuk yang akan dating
dari intervensi tindakan untuk mencapai status kesehatan
optimal.
I = Intervensi → Tindakan yang dilakukan oleh perawat
E = Evaluasi → Merupakan analisis respon pasien terhadap
intervensi yang diberikan
R = Revisi → Data pasien yang mengalami perubahan
berdasarkan adanya respon pasien terahadap tindakan
keperawatan merupakan acuan perawat dalam melakukan
revisi atau modifikasi rencana asuhan keperawatan.
3. Format fokus/ DAR
Semua masalah pasien diidetifikasi dalam catatan
keperawatan dan terlihat pada rencana keperawatan. Kolom
focus dapat berisi: masalah pasien (Data), tindakan (Action),
dan Respon (R)
4. Format DAE
Merupakan system dokumentasi dengan konstruksi data
tindakan dan evaluasi dimana setiap diagnosa keperawatan
116
1) Keadaan persaingan
2) Tingkat petumbuhan penduduk
3) Tngkat penghasilan masyarakat
4) Tingkat pendidikan masyarakat
5) Tingka penyebaran penduduk
6) Agama, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
7) Berbagai kebijakan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi,
sosial, budaya, maupun keamanan
8) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional,
kemajuan tehnologi dan sebagainya.
4. Pengertian BUDGETING
Dalam pengertian budget yang telah diuraikan diatas dapatlah diketahui
bahwa budget merupakan hasil kerja (output) yang terutama berupa
tafsiran-tafsiran yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan budgeting adalah proses kegiatan
yang menghasilkan budget tersebut sebagai hasil kerja (output), serta
proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
budget, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja
dan alat pengawasan kerja. Secara lebih diperinci, proses kegiatan yang
tercakup dalam bugeting tersebut antara lain:
a. Pengumpulan data dan informasi yang di perlukan untuk menyusun
budget
b. Pengolaan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk
mengadakan tafsiran-tafsiran dalam rangka menyususn budget
c. Menyusun budget serta menyajikan secara teratur dan sistematis
d. Pengkoordinasian pelaksanaan budget
e. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan, yaitu
untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan budget.
f. Pengolaan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan
interprestasi dan memperoleh kesimpulan - kesimpulan dalam rangka
mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telah di
122
2.4.5 M 5 (MARKET)
1. Defenisi
Market atau pasar adalah tempat dimana organisasi
menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Penguasaan pasar dalam
arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat di kuasai maka harga harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
2. Faktor Kunci Keberhasilan Dari Pemasaran
Faktor kunci keberhasilan dalam rencana strategi pemasaran suatu
rumah sakit adalah:
a. Adanya subbag marketing dalam struktur organisasi suatu rumah
sakit
b. Adanya visi dan misi
c. Status rumah sakit yang profit
d. Adanya upaya pemasaran yang telah di laksanakan di suatu rumah
sakit
e. Jumlah spesialisasi yang cukup memadai
f. Tersedianya fasilitas medik dan non medik yang memadai
3. Pengumpulan data dan analisa SWOT
a. Data Internal
Data internal dapat di peroleh pada suatu rumah sakit merupakan
sumber daya yang ada yaitu mencakup:
1) Struktur organisasi yang di lengkapi dengan Subbag marketing
2) Jumlah dan mutu SDM yang memadai
3) Sarana dan prasarana
4) Jumlah pelayanan klinik yang cukup banyak
5) Upaya pemasaran yang di lakukan
6) Manajemen rumah sakit negri murni
7) Menciptakan suasana kerja yang serasi dan bertanggung jawab
8) Meningkatkan kerja sama karyawan
124
b. Data Eksternal
Untuk mendapatkan data eksternal adalah dapat diperoleh di
lingkungan
Di luar rumah sakit yang meliputi:
1) Kebijakan atau politik: penetapan suatu rumah sakit sebagai RS
swasta atau Negeri, direktur berada di bawah yayasan atau
pemerintahan
2) Sosial atau pendidikan: semakin tingginya kesadaran masyarakat
akan membuat masyarakat semakin kritis terhadap kebutuhan
kesehatannya
3) Adanya kerja sama antar rumah sakit sebagai rumah sakit swasta
sebagai rumah sakit rujukan
4) Ekonomi
5) Budaya: masyarakat mencari pelayanan kesehatan yang murah
6) Teknologi: adanya teknologi komputerisasi
7) Persaingan bisnis: Adanya RS swasta yang lebih baik fasilitasnya
sebagai pesaing
BAB 3
PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA SWOT
125
126
3.2 M1 (Man)
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Anwar Medika di Ruang Melati
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Ruang Melati RSU Anwar Medika
Kepala Ruangan
Fuji Agustiningsih, Amd. Kep
Pasien
50%
42%
17% 12 Tahun
8% 8 Tahun
50%
25% 4 Tahun
< 1 Tahun
c. Tenaga Non-Kerja
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Tenaga Kerja Non-Keperawatan Di Ruang
Melati RSU Anwar Medika
No. Kualifikasi Jumlah
1. Cleaning service 7
3. apoteker 1
Jumlah 4
Berdasarkan hasil wawancara pada hari Rabu tanggal 8 Januari 2020
didapatkan tenaga Non-Keperawatan di Ruang Melati yaitu apoteker
sebanyak 1 orang, clening service sebanyak 7 orang, namun jadi satu
dengan ruang Asoka.
d. BOR
Berdasarkan hasil catatat di Ruang Melati Rumah Sakit Anwar Media
Sidoarjo (Oktober 2019 - November 2019)
Tabel 3.3 BOR Oktober-November 2019
BOR Oktober 2019 November 2019
Hasil Analisis
Berdasarkan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan menurut
Depkes (2005) rata-rata perawat pelaksana sebanyak 15 orang. Sedangkan
132
3.3 M2 (Material)
U S
Ruang
Teratai Selaser B
Melati 7 Melati 10
Melati 11
Selaser
Melati 6 Melati 9
3.3.2 Sarana yang terdapat di Ruang Melati sesuai dengan Pedoman Teknis
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Menurut Permenkes RI 2016
Tabel 3.5 Sarana yang terdapat di Ruang Melati sesuai dengan
Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Menurut
Permenkes RI 2016
No Sarana Standar Kondisi di Keterangan
Depkes Ruangan
Kesimpulan :
Dalam lokasi dan denah ruang serta kapasitas tempat tidur ruang
melati RSU Anwar Medika jika dibandingkan dengan standar sarana dan
prasarana rumah sakit menurut Permenkes RI 2016 RS yaitu :
1. Kapasitas tempat tidur pasien kelas I dan kelas III sudah memenuhi
standar yaitu kelas I terdapat 2 tempat tidur per ruang dan kelas III
terdapat 3-5 tempat tidur per ruang,
138
rumah sakit menfasilitasi free wifi bagi pasien dan pengunjung yang
merupakan nilai lebih dari RS.
Semua alat yang tersedia diunit rawat inap sudah menunjang dalam
asuhan keperawatan masih layak pakai dan kondisi baik sesuai standart
Permenkes RI 2010 tantang klasifikasi rumah sakit. Dan semua peralatan
medis rutin dibersihkan setiap selesai pemakaian.
3.4 M3 (Metode)
3.4.1 MAKP
a. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Melati pada
tanggal 07 Januari 2020 didapatkan hasil bahwa model keperawatan
yang di gunakan di ruang Melati adalah model asuhan keperawatan tim.
Metode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok
143
b. Observasi
Dari hasil observasi pada tanggal 07-09 januari 2019 di Ruang
Melati, Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang
Melati, yaitu menggunakan MAKP dengan model tim, yang mana
dalam model ini perawat ruangan dibagi tugas menjadi beberapa bagian
yang bertanggung jawab dengan tugas masing-masing yaitu Kepala
Ruangan, Perawat Kepala Jaga, Perawat Pelaksana. Pada saat tindakan,
komunikasi antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lain sudah
berjalan dengan baik. Namun pada model MAKP Tim di ruang Melati
ini kurang maksimal karena memang terjadi ketidakseimbangan antara
jumlah perawat, jumlah pasien serta tingkat ketergantungan pasien.
Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh setiap anggota tim dilakukan
bersama-sama agar pelaksanaan bisa berjalan secara optimal.
144
c. Kuesioner
1. Pengatahuan Model MAKP
Gambar 3.8 Diagram Pengatahuan Model MAKP
90% 82%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
18%
20%
10% 0%
0%
Baik Cukup Kurang
70% 64%
60%
50%
40% 36%
30%
20%
10%
0%
0%
Baik Cukup Kurang
145
50% 46%
40% 36%
30%
18%
20%
10%
0%
Baik Cukup Kurang
90% 82%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
18%
20%
10%
0%
0%
Baik Cukup Kurang
b. Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama pengkajian
timbang terima dilakukan tiap pergantian shift, yaitu dari shift pagi ke
siang, siang ke malam, malam ke pagi. Setiap timbang terima dihadiri
oleh perawat kepala jaga, perawat pelaksana dan kepala ruangan
(kecuali untuk shift sore ke malam tanpa kepala ruangan). Timbang
terima dilakukan setiap pergantian shift di ruang perawat. Pengoperan
timbang terima berupa identitas pasien, nomor bed pasien, diagnosa
medis, data subjektif (keluhan utama pasien), keadaan umum, data
147
c. Kuesioner
Tabel 3.9 Hasil Tabulasi Kuesioner Timbang Terima Di Melati RS
Anwar Medika.
disampaikan saat operan salah satu diantaranya kondisi pasien dan hasil
visite dokter, Saat kunjungan operan ke masing-masing tempat tidur
pasien, 11 perawat menanyakan kondisi pasien. Berdasarkan waktu
operan saat kunjungan ke masing-masing pasien, 11 perawat (100%)
mengatakan durasi <5 menit, dan 11 perawat (100%) mengatakan >5
menit.
b. Kuesioner
Gambar 3.12 Diagram Kuesioner Tentang Ronde Keperawatan di
RS Anwar Medika Sidoarjo
90% 82%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
18%
20%
10%
0
0%
Baik Cukup Kurang
149
b. Observasi
Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 7 januari 2020
didapatkan bahwa ruang melati menggunakan system UDD (Unit Dose
Dispensing) dan ODD ( One Day Dose) Pada UDD (Unit Dose
Dispensing) digunakan untuk obat oral dimana obat yang disiapkan
dalam bentuk siap pakai selama 24 jam dan pada system ODD (One
Day Dose) digunakan untuk obat injeksi. Di ruang melati sudah
terdapat loker penyimpanan obat dengan nama pasien di masing-masing
loker sehingga tertata rapi. Alur dari system UDD (Unit Dose
Dispensing), dimana dokter memberikan resep obat kepada perawat
jaga kemudian resep tersebut disetorkan ke pihak depo farmasi. Pihak
depo farmasi menyiapkan obat sesuai dengan resep yang sudah
disetorkan dan mengantarkan ke ruangan melati. Penyetoran ini
dilakukan setiap sore. Apabila ada obat baru atau urgent yang
diresepkan maka perawat akan mengambil sendiri ke depo farmasi.
Bilamana pasien pulang dan obat masih tersisa, maka perawat akan
mengembalikan obat tersebut ke pihak farmasi dengan mengisi form
retur. Sentralisasi obat di ruangan tetap di kontrol oleh depo farmasi
150
3.4.5 Supervisi
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara pada tangal 07 januari 2020
supervisi yang dilakukan di Ruang Melati merupakan supervisi yang
terjadwal rutin satu bulan sekali. Supervisi dilakukan oleh Kabid
Keperawatan Rumah Sakit untuk menilai kinerja perawat. Terdapat
format penilaian yang baku, terstruktur, dan dokumentasi supervisi.
Supervisi berisi kinerja perawat selama satu bulan dan tindakan
langsung yang dilakukan perawat dinilai sesuai SOP. Terdapat reward
bagi satu ruangan yang perawatnya dalam kinerja bagus. Ruang Melati
mendapat Reward satu bulan yang lalu dengan Unit Terdisiplin.
Diruang Melati belum ada supervisi secara lansung oleh kepala rungan
hanya dari kabid keperawatan
151
b. Kuisioner
Tabel 3. 10 Tabulasi Data Per-item soal Supervisi Di Ruang melati
RS. Anwar medika
Baik 13 100
Cukup 0 0
Total 13 100
Datang Sendiri
Rujukan Puskesmas/
Dokter Keluarga/ RS Lain
IGD/IRD POLI
MRS Pulang
Ruang Melati
Kontrol
a. Wawancara
Dari hasil wawancara pada tanggal 07 Januari 2020 pelaksanaan
discharge planning di ruang melati sudah dilakukan sesuai standart
yang diterapkan oleh rumah sakit dengan lembar Discharge Planning,
yaitu saat pasien pertama kali masuk sampai pulang. Pada saat pasien
MRS perawat akan menjelaskan tentang aturan-aturan yang harus
dipatuhi selama pasien dirawat di ruang melati seperti visite dokter,
orientasi ruangan , jika pasien membutuhkan perawat pasien sudah
disediakan tombol nurse station. Setiap pasien yang akan pulang dari
rawat inap ruang melati juga diberikan edukasi sebagai ilmu perawatan
dirumah. Kemudian perawat menyampaikan yang meliputi perawatan
dirumah dan jadwal kontrol.
b. Observasi
Hasil observasi selama 3 hari tanggal 7 – 9 Januari 2020
didapatkan bahwa saat pasien yang baru MRS dan KRS sudah
dilakukan discharge planning dengan baik. Perawat dalam menerima
pasien MRS melakukan orientasi kepada pasien secara menyeluruh Saat
pasien pulang perawat ruang melati sudah melakukan discharge
planning dengan menjelaskan bagaimana perawatan dirumah dan
jadwal kontrol , namun selama pengkajian pelaksanaan discharge
planning diruang melati tidak menggunakan leaflet atau brosur sebagai
media penyampaian edukasi ke pasien dan hanya berupa lisan . Hal ini
karena Kurang tersedianya leaflet edukasi di nurse station sesuai
dengan penyakit pasien. Perawat tidak mengalami kesulitan selama
memberikan penjelasakan tentang pendidikan kesehatan dan bahasa
yang digunakan mudah dimengerti oleh pasien. Berdasarkan hasil
lembar observasi ceklist didapatkan hasil bahwa proses Discharge
Planning diruang melati RS Anwar Medika sudah sesuai dengan SOP.
154
c. Kuesioner
Gambar 3.14 Diagram Hasil Kuesioner Discharge Planning
100% 91%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
9%
10%
0
0%
Baik Cukup Kurang
Diisi
Assesment Diagnosa Intervensi
Implementasi Evaluasi
20% 20%
20% 20%
20%
f. Buku SPO
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa buku SPO sudah ada
dari Tim komite keperawatan RSU ANWAR MEDIKA yang menjadi
acuan tindakan di Keperawatan
i. Buku visite
Dari hasil observasi visite yang dilakukan oleh dokter kepada
perawat mengenai nama pasien, diagnosis, dan tambahan terapi
selanjutnya ataupun perhentian terapi oral dan injeksi.
3.5 M4 (Money)
a. Pembiayaan
Sumber biaya RSU ANWAR MEDIKA berasal dari Yayasan RSU Anwar
Medika, Sedangkan pembiayaan pasien sebagian besar dari asuransi
seperti:
Tabel 3.16 Sumber Biaya RSU Anwar Medika
NO NAMA ASURANSI
ASURANSI ASTRA AVIVA LIFE / ASURANSI AVIVA
1 INDONESIA
2 ASURANSI MANULIFE
161
33 HANHWA LIFE
34 PT. FWD LIFE INDONESIA
35 AIAF INDIVIDU
36 CHUBB LIFE
37 ASURANSI AVRIST
38 ASURANSI KARYAWAN DAN KELUARGA ADMEDIKA
39 PT. ASURANSI AXA INDONESIA
40 TOKIO MARINE LIFE INSURANCE
41 SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA
42 ICON+
43 PT. JOB PERTAMINA TALISMAN JAMBI MERANG
44 INDOSURYA LIFE
45 MEGALIFE INDIVIDU
46 PT. NUSANTARA REGAS
47 PT. TUGU PRATAMA INDONESIA
48 INFOMEDIA SOLUSI HUMANIKA (ISH)
49 PT. PATRA SK
50 HDI FAMILY COMPANIES INDONESIA
51 PT. ASURANSI BUMIPUTERAMUDA 1967
52 PERTAMINA INTERNASIONAL EP
53 PT. SOMPO INSURANCE INDONESIA
54 SILOAM CARE
55 PT. PELITA AIR SERVICE
56 FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UI
57 PT. ASURANSI INTRA ASIA
58 BANK JATIM
59 PT. ASURANSI SAMSUNG TUGU
60 DIREKSI TELKOM
PT. PERTAMINA HULU ENERGI (ABAR, KAMPAR, METAN
61 TANJUNG II, NSB, SIAK, WMO, NUNUKAN COMPANY, PHE)
163
Visite
Kelas Fasilitas
Kamar Dokter Dokter
Umum Spesialis
• Tv berwarna
• AC
• Hospital bed
• Kasur, bantal,
I • korden Rp. 275.000 Rp. 85.000
• Meja
• Kursi penunggu
• Jemuran
• Tempat sampah
165
• Pijakan kaki
• Pispot
• urinal
• Wastavel
• Remot AC +
remot TV
Rp.45.000
• Keset
• Kamar mandi
dalam
• Hanscrub tiap
bed
• Tempat tidur
• Kasur dan bantal
• Meja
III Rp. 200.000 Rp. 75.000
• AC
• Kursi penunggu Rp.40.000
Total 288
• Pembiayaan pasien selama di rumah sakit
Perusahaan JKK/Jamina
0% n
Kesehatan BPJS
Umum 4%
Kerja 1%
Jasa Raharja
0% Asuransi 1% Umum
Jasa Raharja
Perusahaan
BPJS 94%
JKK/Jaminan Kesehatan
Kerja
Asuransi
• Sistem pembayaran
Jika pasien ingin bertanya mengenai berapa banyak biaya yang
dihabiskan selama perawatan diruangan, keluarga pasien dapat
menanyakan langsung pada perawat di ruangan dan disampaikan secara
lisan dalam bentuk billing dan diinputkan pada kasir untuk pembayaran.
3.6 M5 (Market)
1. Kerjasama dan Pemasaran
Daftar perusahaan dan asuransi yang bekerjasama dengan RSU Anwar
Medika
a. Dari asuransi dengan admedika maupun non admedika sesuai dengan
perjanjian berkerjasama dengan kurang lebih 25 ansuransi.
NB: Tidak ada target pencapaian kerja sama dalam setahun dari pihak
asuransi atau pihak perusahaan
b. Asuransi yang dilayani di RSAM sebagai penjamin dan pembayaran
tanpa perlu pihak marketing melakukan perjanjian kerja sama dengan
masing-masing asuransi kurang lebih 19 ansuransi.
167
90 80 80
80 75
70 70
70
60
50
40 30 30
30 25
20 20
20
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
puas
puas
puas
puas
puas
sangat puas
sangat puas
sangat puas
sangat puas
sangat puas
tidak puas
tidak puas
tidak puas
tidak puas
sangat tidak puas
Series1
1 CKD 4 6
2 Diabetes Milletus 5 5
3 Dyspepsia 5 5
4 Colic Abdomen 3 4
5 Hiperpireksia 3 4
6 Anemia 4 4
7 GEA 3 2
8 DHF 4 2
9 CVA 6 2
10 PJK 6 1
TOTAL 43 35
43
ALOS = 𝟑𝟓 = 1,2 = 1
176
3.7.1 M1 (Man)
TOTAL 1 3
WEAKNESS
1. Struktur organisasi belum 0,5 2 1
tercantum
2. Menurut standart Depkes 0,5 3 1,5
kebutuhan perawat di ruang
Melati belum memenuhi
dengan jumlah pasien yang
ada disetiap harinya.
TOTAL 1 2,5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pendidikan 0,3 3 0,9 O-T =
dan pelatihan bagi perawat. 3 – 2,6 =
2. Adanya kerjasama yang baik 0,4 3 1,2 0,4
antara mahasiswa dan
perawat yang menjadikan
promosi rumah sakit semakin
baik
178
TOTAL 1 2,6
Kuadran I
Kuadran III
0,4
Nilai X
0,5
Kesimpulan
Nilai M1 berada pada kuadran I yakni agresif dimana kuadran ini merupakan
organisasi ruang yang paling kuat dan berpeluang untuk lebih baik lagi untuk
mencapai pelayanan yang lebih prima.
179
3.7.2 M2 (Material)
No Analisa SWOT Bobot Rating BxR Hasil
1. M2 (Sarana & Prasarana)
Internal Factor
STRENGTH
1. Ruangan Melati dikhususkan 0,2 4 0,8 S-W=3,1-
untuk penanganan kasus 2,2 = 0,9
interna dan HD
2. Diruangan terdapat 0,2 2 0,4
administrasi penunjang, buku
injeksi, protap SOP dan SAK.
3. Kapasitas tempat tidur sesuai
dengan standar akreditasi. 0,1 3 0,3
4. Terdapat Nurse Station.
5. Mempunyai peralatan yang 0,1 4 0,4
mendukung tindakan 0,1 3 0,3
keperawatan
6. Semua peralatan medis rutin
dibersihkan setiap selesai 0,1 3 0,3
pemakaian
7. Terdapat fasilitas free WIFI
bagi pasien dan pengunjung 0,2 3 0,6
TOTAL 1 3,1
WEAKNESS
1. Belum terdapat ruang tindakan 0,6 2 1,2
khusus di ruang melati.
2. Ruang kamar mandi/WC jadi 0,5 2 1
satu dengan ruang terata
TOTAL 1 2,2
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya standart akreditasi 0,5 3 1,5 O-T = 3-2
tentang ketentuan sarana dan =1
prasarana rumah sakit
2. Adanya Permenkes RI tentang 0,5 3 1,5
klasifikasi RS untuk fasilitas
dan alat medis
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi 0,4 2 0,8
dari masyarakat untuk ruang
180
TOTAL 1 2
Kuadran I
Kuadran III
1
0,8
Nilai X
0,9 1
Kesimpulan
Nilai M2 berada pada kuadran I yakni agresif dimana kuadran ini merupakan
organisasi ruang yang paling kuat dan berpeluang untuk lebih baik lagi untuk
mengembangkan RS lebih luas dan ditunjang dengan pembangunan sarana dan
prasarana yang lebih memadai
181
3.7.3 M3 (Metode)
MAKP
keperawatan. 1 3 3
TOTAL 1 3
THREATHENED
1. Adanya tuntutan mutu pelayanan 1 2 2
dari rumah sakit sehingga
diharapkan perawat ruangan
melaksanakan MAKP sesuai
prosedur yang ditentukan.
TOTAL 1 2
Kuadran I
1
0,2
Nilai X
-1 -0,2
Kesimpulan
Nilai M3 MAKP berada pada kuadran III yakni turn around dimana kuadran ini
menggambarkan organisasi mempunyai peluang besar tetapi mengahadapi
beberapa kendala/kelemahan internal. MAKP tim sudah dijalankan dengan
optimal namun kurang maksimal karena memang terjadi ketidakseimbangan
antara jumlah perawat, jumlah pasien serta tingkat ketergantungan pasien.
183
Timbang Trima
Kuadran 1
3
Kuadran 3
2
1
Nilai X
1 2 3,3
Kesimpulan
Nilai M3 Timbang Trima berada pada kuadran I yakni agresif dimana kuadran ini
menggambarkan sesuatu yang baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk
meraih peluang yang mengguntungkan dimana timbang trima yang dilakukan di
ruang Melati 100% baik dilakukan sesuai dengan SOP RSU Anwar Medika
185
Ronde Keperawatan
Kuadran I
Kuadran III
2
1
Nilai X
1 2
Kesimpulan
Sentralisasi Obat
TOTAL 1 2
Eksternal Faktor
188
OPPORTUNITY
1. Kesediaan pasien dan keluarga 1 3 3 O–T=
untuk dilakukan sentralisasi 3 – 2,5 =
obat. Agar sentralisasi obat 0,5
dapat tercapai
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari pasien 0,5 3 1,5
untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2. Makin tinggi kesadaran 0,5 2 1
masyarakat tentang hukum
TOTAL 1 2,5
Kuadran I
Kuadran III
0,5
Nilai X
0,5 1 1,2
Kesimpulan
Nilai M3 Sentralisasi Obat berada pada kuadran I yakni agresif dimana kuadran
ini merupakan organisasi ruang yang kuat dan berpeluang untuk lebih baik dalam
pelayanan dan kenyamanan sehingga dengan memberikan pelayanan yang
berkualitas dan profesional dapat membuat pasien dan keluarga merasa puas.
189
Supervisi
No Analisa SWOT Bobot Rating BxR Hasil
SUPERVISI
Internal Faktor
STRENGTH
1. Supervisi keperawatan sudah di 0,3 3 0,6 S–W=
lakukan di ruang melati oleh 2 -1 = 1
kabid keperawatan rutin tiap
satu bulan sekali 0,4 2 0,8
2. Adanya format baku dalam
penilaian secara langsung oleh
kabid keperawatan 0,3 3 0,6
3. Terdapat reward bagi unit
dengan perawat yang rata-rata
kinerjanya baik dari hasil
supervisi oleh kabid
keperawatan
TOTAL 1 2
WEAKNESS
1. Belum terdapat supervisi dari 1 1 1
kepala rungan terhadap perawat
secara langsung
2.
TOTAL 1 1
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 1 3 3 O–T=
Keperawatan yang praktik 3-2=1
manajemen keperawatan
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai 1 2 2
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional
TOTAL 1 2
190
Kuadran 1
Kuadran 3
1
Nilai X
1
Kesimpulan
Nilai M3 Supervisi berada pada kuadran I yakni agresif dimana kuadran ini
menggambarkan sesuatu yang baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk
meraih peluang yang mengguntungkan dimana supervisi sudah dilakukan dengan
terjadwal oleh kabid keperawatan sesuai dengan SOP RSU Anwar Medika. Hanya
saja bisa lebih dikembangankan dengan adanya supervisi dari Kepala ruangan
sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dan profesional
191
Discharge Planning
No Analisa SWOT Bobot Rating BxR Hasil
DISCHARGE PLANNING
Internal faktor
STRENGTH
1. Discharge planning sudah 0,3 3 0,9 S–W=
dilakukan ke semua pasien. 3,3 – 2 =
2. Tersedia format discharge 0,3 4 1,2 1.3
planning dan sudah diisi sesuai
SOP
3. Perawat tidak mengalami 0,25 3 0,75
kesulitan selama memberikan
penjelasakan tentang
pendidikan kesehatan dan
bahasa yang digunakan mudah
dimengerti oleh pasien.
4. Berdasarkan kuesioner terdapat 0,15 3 0,45
10 perawat dengan
pengetahuan baik tentang
discharge planning
TOTAL 1 3,3
WEAKNESS
1. Kurang tersedianya leaflet 1 2 2
edukasi di nurse station sesuai
dengan penyakit pasien.
TOTAL 1 2
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik 0.50 2 1 O–T=
antara pasien dan keluarga 2,5 –
dengan perawat ruangan. 1,50 = 1
2. Adanya kemauan dari pasien 0,50 3 1,5
dan keluarga untuk
memperoleh pendidikam
kesehatan.
TOTAL 1 2.5
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari 0.50 2 1
masyarakat untuk memeroleh
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Makin tinggi kesadaran 0.50 1 0,50
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
TOTAL 1 1,50
192
Kuadran I
Kuadran III
1
Nilai X
1 1,3
Kesimpulan
Nilai M3 Discharge Planning berada di kuadran I yakni agresif dimana situasi ini
sangat baik karena kekuatannya bisa dimanfaatkan untuk meraih peluang yang
menguntungkan dimana Discharge Planning sudah dilakukan dengan baik oleh
Ruang Melati sesuai dengan SOP RSU Anwar Medika.
193
Dokumentasi Keperawatan
No Analisa SWOT Bobot Rating BxR Hasil
DOKUMENTASI
a. Faktor Internal (IFAS)
STRENGTH
1. Terdapat format dokumentasi 0.5 4 2 S–W=
yang dengan dengan sistem 4 -3 =1
SOR.
2. Format asuhan keperawatan
0.5 4 2
sudah ada.
Total 1 4
WEAKNESS
1. Dari observasi status pasien 1 3 3
pengisian dokumen pasien tidak
lengkap yaitu diagnosa dan
assesmeant keperawatan rawat
inap
Total 1 3
b. Faktor Eksternal
OPPORTUNITY
1. Peluang perawat untuk 0,5 4 2 O–T=
meningkatkan pendidikan 3 – 2,5 =
(pengenmbangan SDM) 0,5
2. Adanya sistem akreditasi Rs
0,3 2 0,6
sehingga untuk memotivasi
untuk mendokumentasikan
asuhan keperawatan
3. Adanya dukungan kepala
ruangan terhadap dokumentasi 0,2 2 0,4
keperawatn
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Adanya tuntutan dari pasien 0,5 2 1
untuk mendapatkan perawatan
yang professional.
0,5
2. Persaingan RS dalam 2 1,5
memberikan pelayanan
keperawatan
TOTAL 1 2,5
194
Kuadran I
Kuadran III
1
0,5
Nilai X
0,5 1
Kesimpulan
Nilai M3 Dokumentasi berada pada kuadran 1 yakni agresif dimana pada kuadran
ini merupakan organisasi ruang yang paling kuat dan berpeluang untuk lebih baik
lagi dalam pelayanan.
195
3.7.4 M4 (Money)
No Analisa SWOT Bobot Rating BxR Hasil
1. M4( Money)
Internal Factor
STRENGTH
1. Sebagian besar pembiayaaan
pasien berasal dari BPJS maupun
asuransi yang bekerja sama dengan
pihak RSU Anwar Medika, dan 1 3 3 S-W = 3
sebagian kecil yang menggunakan
biaya sendiri (Umum). biaya - 1,6 =
perawatan yang berlaku saat ini 1,4
sesuai kelas perawatan di Ruang
Interna kelas 1 dan kelas 3.
TOTAL 1 3
WEAKNESS
1. Kurangnya sosialisasi billing
payment ke keluarga pasien 0,4 1 0,4
2. Tidak adanya pendapatan seperti 0,6 2 1,2
dari usaha koperasi ruangan
TOTAL 1 1,6
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama dengan
beberapa asuransi perusahaan 0,5 3 1,5 O-T =
merupakan tambahan pendapatan 2,5 – 1,6
Rumah Sakit = 0,9
2. Kerjasama dengan institusi dalam
menyediakan lahan untuk praktik 0,5 2 1
klinik
TOTAL 1 2,5
TREATHENED
1. Persaingan dan berkembangnya
Rumah Sakit swasta yang 0,6 2 1,2
memiliki pembiayaan relatif
terjangkau oleh semua kalangan
masyarakat serta sarana dan
prasarana yang lebih memadai.
2. Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
0,4 1 0,4
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan
196
TOTAL 1 1,6
0,9
0,7
Kuadran 3 0,5
0,3
0,1
Kesimpulan :
3.7.5 M5 (Market)
N Analisa SWOT Bobot Rating BxR Hasil
o
1. M5( Market)
Internal Factor
STRENGTH
1. Kepuasan pasien terhadap 0,2 4 1,2
pelayanan kesehatan di
rumah sakit 100%.
2. Pemasaran melalui media 0,25 2 0,5 S – W=
cetak, online, dan media 2,9 – 2=
elektronik 0,9
3. Adanya variasi karakteristik 0,25 2 0,5
dari pasien (BPJS, umum,
KIS)
4. Sebagai tempat praktik 0,2 2 0,4
mahasiswa keperawatan D-3
maupun S-1.
5. LOS rata – rata 1 hari 0,1 3 0,3
TOTAL 1 2,9
WEAKNESS
1. Masih terdapatnya angka
kejadian pada indikator 1 2 2
patient safety
TOTAL 1 2
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Mahasiswa S-1 keperawatan 0,5 3 1,5
praktik manajemen. O-T = 3,2
2. Adanya kerjasama dengan 0,3 2 0,9
– 3 = 0,2
perguruan tinggi
3. Adanya kerjasama dengan 0,2 4 0,8
asuransi dan perusahaan
TOTAL 1 3,2
TREATHENED
1. Adanya peningkatan standar 0,7 2,25
masyarakat yang harus 3
dipenuhi.
2. Persaingan RS dalam 0,3 0,75
memberikan pelayanan 3
keperawatan.
TOTAL 1 3
198
Kuadran I
Kuadran III
0,9
0,2
Nilai X
0,2 0,9
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis SWOT di ruang melati Rumah sakit Anwar Medika
dapat disimpulkan bahwa ruang melati berada pada Kuadran I (Agresif). Angka
ALOS yang berada di angka 5 hari dan Indikator Mutu Pelayanan di ruang Melati
yang sudah sesuai dengan standar Kemenkes dan standar Internasional sehingga
dapat meningkatkan kepuasan pasien.
199
3.7.7 Strategi
1. Perlu adanya sosialisasi tentang timbang terima sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan perawat tentang timbang terima.
2. Pembuatan SOP tentang ronde keperawatan sehingga perawat dapat
melakukan ronde keperawatan sesuai dengan peraturan atau sop yang
ada di rumah sakit
3. Berikan leaflet sesuai dengan penyakit yang diderita pasien agar
pasien dapat mengerti dan mendapat informasi mengenai penyakitnya
dan pasien dapat mengetahui apa yang harus dilakukan keluarga untuk
membantu perawatan pasien.
4. Adanya struktur organisasi dapat menjelaskan tentang peran masing-
masing anggota sehingga masing-masing anggota dapat melakukan
sasuai dengan jobdisk yang ada secra maksimal.
201
3. M3 (Metode)
• Ronde Keperawatan 2 2 4
• Sentralisasi Obat 1,2 0,5 1,7
• Supervisi 1 1 2
• Discharge Planning 1,3 1 2,3
• Dokumentasi Keperawatan
1 0,5 1,5
4. M4 (Money) 1,4 0,9 2,3
Dari hasil prioritas masalah diatas dapat disimpulkan bahwa masalah yang
prioritas di Ruang Melati adalah malsah M1 (Man) bernilai 0,9 dan MAKP
bernilai 0,8.
BAB 4
PELAKSANAAN
Pada bab ini akan diuraikan Model Asuhan Keperawatan Profesional Team
yang dilaksanakan dalam Praktik Manajemen Keperawatan di Melati RSU Anwar
Medika, yang dilaksanakan pada tanggal 16 Januari – 21 Januari 2020.
Pelaksanaan MAKP ditekankan pada komponen utama yaitu Timbang terima,
Sentralisasi obat, Supervisi, Ronde Keperawatan, Discharge Planning dan
Dokumentasi Keperawatan.
4.1 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan
Professional dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya
umum, kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
202
203
Ketua Kelompok
Cahyono Andi
Wakil Ketua
Dian Putri Amelia
Bendahara : Sekretaris :
4.3 M1 (Man)
Pengaturan M1 (MAN) di ruang kelolaan Melati 2 dan 3 kelas III
dilakukan mulai tanggal 16 – 21 Januari 2020, dengan menghitung tingkat
ketergantungan pasien, kebutuhan tenaga keperawatan dan BOR pasien.
1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Membuat struktur organisasi kelompok
b. Menyusun jadwal dinas
c. Menyusun job description untuk kepala ruang, Katim dan anggota tim
d. Menyiapkan format perhitungan BOR
e. Menyiapkan format kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
Depkes
f. Menyiapkan format perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien
g. Sosialisasi cara perhitungan BOR, menentukan tingkat ketergantungan
pasien serta menghitung kebutuhan tenaga perawat
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan menentukan tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan standart Depkes
b. Menghitung jumlah kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien setiap hari
205
1. 16 Januari 2020 5 8
2. 17 Januari 2020 5 6
3. 18 Januari 2020 4 6
4. 19 Januari 2010 4 6
5. 20 Januari 2010 4 6
6. 21 Januari 2010 4 6
Jumlah 4 6
3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur :
Dalam pengorganisasian tugas, kelompok sudah sesuai dengan struktur
yang telah di sesuaikan dengan pengaturan kebutuhan ketenagakerjaan
DepkesRI. Terdapat Kepala Ruangan, Kepala tim, dan Perawat
Pelaksana atau anggota tim. Model MPKP yang digunakan oleh
kelompok adalah model MPKP Tim.
b. Evaluasi Pelaksanaan :
1) Adanya mahasiswa yang belum memahami tentang peran tugas dan
fungsinya sesuai dengan struktur organisasi yang sudah ditentukan
207
4. Hambatan
Kelompok tidak menemukan hambatan dalam pelaksanaan, seluruh
mahasiswa paham tentang tugas dan fungsinya
5. Solusi
1) Berkonsultasi dengan pembimbing tentang pengaturan peran masing-
masing anggota kelompok
2) Sosialisasi kembali cara menghitung kebutuhan tenaga perawat,
Membuat kesepakatan kelompok tentang teguran bagi anggota
kelompok yang kurang disiplin
3) Perlu pemahaman lebih lanjut tentang tatacara pengisian dokumentasi
keperawatan
4) Motivasi dan caring sesama anggota tim jika ada permasalahan di job
disk tanggungjawabnya.
6. Dukungan
Kepala ruangan sekaligus pembimbing ruangan, dan perawat
Ruang Melati memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta memberikan
masukan yang bersifat positif saat mahasiswa melakukan praktik
manajemen keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan.
4.4 M2 (Material)
Selama praktek manajemen keperawatan di ruang Melati dari tanggal
16 – 21 Januari 2020 untuk sarana dan prasarana sudah sesuai dengan
ruangan, mahasiswa menambahkan map plastik, rak map serta ATK untuk
menunjang MAKP seperti buku laporan timbang trima, buku observasi TTV,
Indikator mutu yang meliputi instrumen penilaian flebitis, dekubitus, ISK,
Skala Nyeri, dan resiko jatuh pasien untuk dewasa, geriatric dan Dokumen
SOP, Lembar diagnosa keperawatan, Rekam medik atau status pasien (lembar
208
4.5 M3 (Metode)
Kelompok menerapkan model asuhan keperawatan Tim. Dalam satu
hari terdiri dari satu kepala ruangan dan terdapat 3 Tim sesuai dengan shif
kerja. Satu tim berisi satu perawat primer dan 2-4 perawat assosiate yang
tergabung dalam satu kelompok kecil yang saling membantu dan bekerja
sesuai dengan tugas masing-masing. Kelompok mengelola pasien Melati 2
dan Melati 3 kelas III yang terdapat 3 bad tiap kamar. Metode Tim ini
memungkinkan pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan
komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi
kepuasan kepada antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah
dukungan dari kepala ruang.
4.5.1 MAKP
1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model
asuhan keperawatan Tim. Adapun bagan model asuhan keperawatan
adalah:
Gambar 4.2 Struktur Organisasi MAKP Mahasiswa Manajemen
Kepala Ruangan
Presentase
102%
100%
98%
Axis Title
96%
94%
92%
90%
88%
St.
Dian Yeny Rahmat Hanifa Chandra
Cahyono
Putri Martasa ul Rachma Amar I.
Ady S
Ameli ri Maryam wati M
ah
Presentase 100% 100% 93% 93% 93% 93%
105
100 100 100 100 100 100 100 100
100
95 93 93 93
90 86
85
80
75
105
100 100 100 100 100 100 100 100
100
95 92
90
85 85 85
85
80
75
PASIEN
TINDAKAN
PERKEMBANGAN/
KEADAAN PASIEN
MASALAH:
1. Teratasi
2. Belumteratasi
3. Muncul Masalah Baru
217
Chart Title
150
100
Axis Title
50
0
1/16/202 1/17/202 1/18/202 1/19/202 1/20/202 1/21/202
0 0 0 0 0 0
Pagi 78.9 78.9 84.2 89.5 94.7 100
Siang 78.9 84.2 78.9 78.9 89.5 100
Malam 84.2 89.5 89.5 100 89.5 94.7
1) Analisa Data
Berdasarkan diagram di atas dapat dijelaskan dari 18 kali
pelaksanaan timbang terima selama 6 hari di ruang Melati
didapatkan 33 kali penilaian timbang terima menggunakan lembar
cek list/ observasi ketepatan dengan prosentase rata rata 88 %
bernilai baik. Dari hasil diagram juga menunjukkan peningkatan
pelaksanaan timbang terima sesuai dengan SOP yang di
berlakukan Meski nilainya penilaiannya lebih fluktuatif pada
dinas pagi dan siang di minggu awal pelaksanan MAKP yakni
tanggal 16 – 21 Januari 2020, ini diakibatkan mahasiswa belum
sepenuhnya memahami yang disampaikan saat timbang terima
termasuk tugas tugas yang seharusnya dikerjakan. Namun,
dengan berjalanya waktu dan evaluasi timbang terima sudah
berjalan sangat baik.
218
a. Pra Ronde
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok 1
hari sebelum pelaksanaan, dengan uraian sebagai berikut:
1) Menentukan kasus dan topik
Kelompok memilih Ny.S dengan Diabetes Melitus +
Hipoglikemi + Stemi + Dispepsi sebagai kasus untuk ronde
keperawatan
2) Menentukan tim ronde
Kepala Ruangan : Yeny Martasari
Perawat Primer : Devian Rezky Ida. P
Rina Andriyanti
Perawat Associate : Cahyono Adi
Heni Wulandari
Dokter Jaga : Chandra Amar I.M
Perwakilan Farmasi : Dian Putri Amelia
Perwakilan Gizi : Bagus Ponco A
3) Meminta informed concent ronde keperawatan yang ditanda
tangani oleh keluaga pasien. Perawat primer meminta inform
consent kepada keluarga pasien dan kontrak waktu untuk
pelaksanaan ronde keperawatan
4) Membuat proposal kegiatan ronde keperawatan dengan kasus
Diabetes Melitus + Hipoglikemi + Stemi + Dispepsi
b. Pelaksanaan
Ronde keperawatan dilaksanakan pada
Hari/tanggal : Senin , 20 Januari 2020
Waktu : 20.00 WIB sampai selesai
Tempat : Ruang Melati 4
Acara dihadiri oleh
CI Ruang Melati : Siti Ainur, S.Kep.,Ns
Penanggung Jawab Siang : Misbachul Huda, S.Kep.,Ns
221
2) Penyajian Masalah
a) Memberi salam dan memperkenalkan pasien
Perawat primer membuka dengan ucapan salam kemudian
menjelaskan identitas pasien.
b) Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien
Perawat primer menjelaskan bahwa pasien sering keluar
masuk rumah sakit, kali ini pasien mengalami sakit yang
berbeda. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit hepatitis
dan HIV. Perawat primer menjelaskan riwayat penyakit
dahulu pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus.
c) Menjelaskan masalah pasien dan rencana kegiatan yang telah
dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu
didiskusikan,
Dengan berdasarkan data subyektif, obyektif dan data
penunjang berupa lab darah, perawat primer menjelaskan
bahwa masalah keperawatan pada pasien yaitu intoleransi
aktivitas. Perawat primer menjelaskan bahwa dilakukan
tindakan pemeriksaan darah lengkap dan cek gula darah,
selain itu perawat primer juga kurang menjelaskan secara
rinci tindakan keperawatan apa saja yang telah diberikan
kepada pasien.
3) Validasi Data
a) Karena pasien akan KRS pada sore hari, anggota tim ronde
keperawatan setuju untuk tidak melakukan validasi data ke
pasien.
b) Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut
Diskusi antar anggota berlangsung di ruang nurse station
tanpa dilakukan validasi langsung ke pasien. Masalah
keperawatan yang muncul adalah intoleransi aktivitas.
224
prosentase
95%
90%
85%
Axis Title
80%
75%
70%
65%
pra ronde pelaksanaan pasca ronde
prosentase 80% 90% 75%
3. Pelaksanaan
1) Sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Melati Rs Anwar Medika
Sidoarjo mulai tanggal 16 – 21 Januari 2020. Metode yang
digunakan adalah pendekatan secara langsung pada pasien dan
keluarga pasien dengan komunikasi terapeutik untuk meyakinkan
klien agar bersedia mengikuti pengelolaan sentralisasi obat.
2) Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi
obat.
229
DOKTER
PETUGAS
RUANGAN
FARMASI/APOTE
K
*Lembar serah
terima obat
PP/PERAWAT YANG
MENERIMA
*Surat persetujuan
PENGATURAN DAN sentralisasi obat dari
PENGELOLAAN OLEH perawat
PERAWAT *Lembar serah
terima obat
*Lembar pemberian
PASIEN/KELUARGA obat
230
Keterangan :
: Garis komando
: Garis Koordinasi
231
120%
100% 100%
100% 93%
86% 86%
79% 79%
80% 71%
60%
40% 29%
21% 21%
14% 14%
20% 7%
0 0
0%
5. Hasil Analisa
Sentralisasi obat yang dilaksanakan di Ruang Melati RS Anwar
Medika Sidoarjo selama 6 hari dilaksanakan dengan baik. Pada
pelaksanaan pencampuran obat dan injeksi intravena mahasiswa
memperhatikan persiapan yang dilakukan dan melakukan tindakan
sesuai dengan SOP, tetapi ada beberapa item yang terlewatkan yaitu
pada point pengisian lembar obat injeksi, sudah terisi penuh namun
terdapat 2 form obat pasien yang sudah ada centang pemberian obat,
232
4.5.5 Supervisi
1. Persiapan
Persiapan supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi
supervisi dan administrasi penunjang yang meliputi instrumen
supervisi lengkap dengan para meter penilaian, laporan kegiatan
supervisi, serta pendokumentasian hasil supervisi. Pada tahap ini
kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Membuat proposal supervisi keperawatan
b. Menetapkan Karu, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana untuk
supervisi keperawatan.
c. Menetapkan kegiatan yang akan di supervisi oleh kepala ruangan.
233
120
9591 100 100 9594 100 100 9594 100
100 90 85 90 9585 8985
79 79 79 79
80 71 71
60
40
20
0
60
40
20
0
3. Hambatan
Pelaksanaan supervisi 8 SOP yang telah dilakukan dikatakan
sudah memenuhi kriteria baik, namun masih ada beberapa mahasiswa
yang tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai SOP, contohnya
pada perawatan infus, mahasiswa tidak mengganti selang infus setelah
pemakaian tranfusi darah atau bila terdapat banyak stoisel yang akan
menghambat aliran infus, seharusnya infus diganti setelah 3 hari rawat
inap tapi mahasiwa tidak mengganti saat flebitis baru diganti. Selain
itu, pada role play ronde keperawatan diperankan oleh mahasiswa
sendiri mulai dari dokter, farmasi dan ahli gizi sehingga hasilnya
kurang maksimal, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu.
4. Solusi
Melakukan sosialisasi kepada perawat agar mempelajari SOP
dengan baik dan benar, serta memberitahu tentang pentingnya dalam
penggunaan APD, dan sebaiknya waktu implementasi diperpanjang.
236
120%
100%100%100%100% 100% 100%100% 100%
100% 83% 83%
80% 67% 67%
60%
40% 33%
20%
0%
Dokter penanggung…
penjelasan irigasi
jadwal kontrol
obat
diet
nutrisi
keb. Perawatan
Manajemen nyeri
pencegahan infeksi
aktivitas
orientasi ruang
cuci tangan
4.5.7 Dokumentasi
105
100 100
100
95 93 93
90
86
85
80
75
Assesment Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Series1
4.6 M5 (Market)
35 30 29 30
30
25 22
20 15 15
15
8
10
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0
puas
puas
puas
puas
puas
sangat puas
sangat puas
sangat puas
sangat puas
sangat puas
tidak puas
tidak puas
tidak puas
tidak puas
tidak puas
sangat tidak puas
Series1
Kejadian Flebitis
Gambar 4.18 Diagram Persentase Kejadian Flebitis di Nurse
Station (Ruang Melati) Periode 16-21 Januari
2020 RS Anwar Medika
100
90 86
80
70
60
50
40
30
20 14
10
0
Tidak terjadi Terjadi
Series1
Kejadian Flebitis
120
100
100
80
60
40
20
0
0
Tidak terjadi Terjadi
ISK
Series1
60
50
50
40
29
30
21
20
10
0
Tidak Beresiko Rendah Tinggi
Resiko Jatuh
Series1
Kejadian Dekubitus
Gambar 1.2 Diagram Persentase Kejadian Dekubitus di Nurse
Station (Ruang Melati) Periode 16-21 Januari
2020 RS Anwar Medika
120
100
100
80
60
40
20
0
0
Tidak Beresiko Beresiko
Kejadian dekubitus
1 CKD 4 4
2 Diabetes Milletus 5 4
3 Dyspepsia 5 4
4 Colic Abdomen 3 4
5 Hiperpireksia 3 4
6 Anemia 4 4
7 GEA 3 2
8 DHF 4 2
248
9 CVA 6 2
10 PJK 6 1
TOTAL 43 31
7
6 6
6
5 5
5
4 4 4
4
3 3 3
3
2
1
0
ALOS
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan umum praktik manajemen keperawatan yaitu
mahasiswa dapat mengerti prinsip-prinsip manajemen keperawatan dan
mampu melakukan pengelolaan unit pelayanan keperawatan dengan model
asuhan keperawatan profesional sesuai dengan konsep dan langkah–langkah
manajemen keperawatan dengan pendekatan proses penyelesaian masalah,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan sudah terlaksana.
M1 (Man)
M2 (Material)
246
247
M3 (Metodhe)
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman yang kami dapat selama praktik Profesi Ners
Manajemen Keperawatan STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto di ruang
Melati, kami dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi ruangan:
a. Bagi perawat di ruangan diharapkan tetap mempertahankan timbang
terima dengan baik dan sesuai SOP yang lama maupun yang telah baru
direvisi. Menggunakan komunikasi SOAP dan saat dilakukan validasi
pada pasien, perawat juga sudah memperkenalkan diri ke pasien setiap
kali shif.
b. Untuk pelaksanaan Discharge planning diharapkan perawat dapat
melakukan dengan baik dan sesuai prosedur yang ada mulai dari pasien
awal masuk, selama dirawat dan ketika pasien pulang. Pemberian
edukasi kesehatan kepada pasien hendaknya dilakukan selama pasien
dirawat dan ketika pulang perawat memberikan leaflet pada setiap
pasien sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemandirian pasien dan keluarga. Pelaksaan harusnya dengan media
yang lebih interaktif. Dan dilakukan lebih optimal pada pasien pulang.
c. Diharapkan bagi kepala ruangan maupun untuk melaksanakan supervisi
nyata secara rutin setiap hari atau setiap minggu dan terjadwal.
Pelaksaknaan supervise pada setiap tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat pelaksana dan dikomunikasikan sebelum
pelaksanaan sehingga perawat pelaksana dapat mempersiapkan diri.
Pelaksanaan supervisi didokumentasikan di buku supervisi dan hasilnya
disampaikan kepada perawat yang disupervisi untuk evaluasi kinerja.
Sebaiknya pemberian reward juga penting untuk memberi motivasi
kerja pada staf perawat.
d. Diharapkan pada pelaksanaan sentralisasi obat sebaiknya di lakukan
dengan optimal, ada bebrapaitem alur sentralisasi yang sering di
lalaikan, yakni belum di lakukkannya penandatanganan pemberian obat.
250
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, K., & Carol Kerr. (2002). Customer Relationship Management. New
York: McGraw-Hill
Anton Mulyono Aziz dan Maya Irjayanti. (2014). Manajemen. Bandung: Mardika
Group
Amirullah. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu
Arwani. (2006). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC
Azwar, Azrul. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Dessler, Gary. (1997). Management Sumber Daya Manusia.. Jakarta: Prenhallind.
Emerson, Kirk, Tina Nabatchi, and Stephen Balogh. (2011). An Integrative
Framework for Collaborative Governance. Journal of Public Administration
Research and Theory.
Fiedler, F.E. (1967). A Theory of Leadership Effectiveness. New York: McGraw-
Hill
George R. Terry; Stephen G. Franklin. (1982). Principles of Management. New
York: McGraw-Hill Higher Education
Gillies, DA. (2000). Nursing Management A system Approach. Philadelpia : WB
Sauders Company
Hasibuan, Malayu S.P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Hoffart, N & Woods, CG. (1996). 'Element of nursing professional practice
models', Journal of Professional Nursing, vol 12, no. 6, hal 354
Hollander
. (1978). Leadership Dynamics: A practical guide to effective relationship.
Academyof Management Journal
Lilis, Sulastri. (2014). Manajemen Sebuah Pengantar Sejarah, Tokoh, Teori, dan
Praktik. Bandung: La Goods Publishing
Marquis, B.L,. C.J. Huston. (1998). Management Decision Making for Nurses.
124. Case Studies.Edisi 3. Phialelpia: J.B. Lippincot.
Nursalam, (2003) Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik.
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika
252
Lampiran 1
Kuesioner
Kuesioner M1 (Man)
1. Bagaimana struktur organisasi yang berjalan di Ruang Melati apakah anda
sudah puas dan sudah sesuai dengan kemampuan perawat di bidangnya?
a. Ya b. Tidak
2. Menurut anda apakah pembagian tugas sudah sesuai dengan struktur
organisasi yang ada?
a. Ya b. Tidak
3. Menurut anda apakah kepala ruang sudah optimal dalam melaksanakan
tugas?
a. Ya b. Tidak
4. Dengan tingkat ketergantungan pasien yang ada di ruangan, bagaimana
tingkat beban kerja diruangan menurut anda?
a. Berat b. Biasa saja
5. Apakah pendapatan yang anda terima sudah sesuai dengan beban kerja anda?
a. Ya b. Tidak
6. Menurut anda apakah jumlah perawat sudah sebanding dengan jumlah
pasien?
a. Ya b. Tidak
7. Bagaimana peran SOP, apakah sudah membantu dan meringankan tugas
anda?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah anda ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi?
a. Ya b. Tidak
254
b. Tidak ..................
11. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi setiap pasien? (boleh
memilih lebih dari satu jawaban)
a. < 5menit
b. > 5 menit
12. Tahukah anda bagaimana persetujuan atau penerimaan operan?
a. Iya, siapa yang bertanggung jawab ................
b. Tidak ............................
13. Apakah anda (shif pengganti) dievaluasi kesiapannya oleh kepala
ruangan?
a. Iya, bagaimana bentuk evaluasinya .............
b. Tidak ...................
258
b. Tidak
11. Meskipun anda sibuk dengan urusan anda,apakah anda tetap melaksanakan
discharge planning ?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah setiap selesai melakukan discharge planing anda melakukan
pendokumentasian dari discharge planing?
a. Ya
b. Tidak
260
KUESIONER (Supervisi)
1. Apakah benar supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk
penyelesaian tugas-tugas keperawatan?
a) Ya
b) Tidak
2. Apakah supervisi telah dilakukan di ruangan?
a) Ya
b) Tidak
3. Apakah supervisi dilakukan secara rutin?
a) Ya
b) Tidak
4. Apakah supervisi dilakukan oleh Kabid Perawat ?
a) Ya
b) Tidak
5. Adakah format baku untuk supervisi setiap tindakan?
a) Ya
b) Tidak
6. Apakah format untuk supervisi sudah sesuai dengan standart keperawatan?
a) Ya
b) Tidak
7. Adakah alat (instrumen) untuk supervisi sudah tersedia secara lengkap?
a) Ya
b) Tidak
8. Apakah hasil dari supervisi di sampaikan kepada perawat?
a) Ya
b) Tidak
9. Apakah selalu ada feedback dari supervisi?
a) Ya
b) Tidak
10. Apakah anda puas dengan hasil dari feedback tersebut?
a) Ya
261
b) Tidak
11. Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari supervisi?
a) Ya
b) Tidak
12. Apakah anda menginginkan perubahan untuk setiap tindakan sesuai
dengan hasil perbaikan dari supervisi?
a) Ya
b) Tidak
13. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi?
a) Ya
b) Tidak
262
Lampiran 2
Observasi M1 (Man)
URAIAN TUGAS KEPALA RUANGAN
• Diagnosa medis
• Masalah keperawatan
• Informasikan tindakan
medis dan tindakan
keperawatan yang
telah dilakukan beserta
waktu pelaksanaannya
selama shift
selama shift
• Perkembangan pasien
yang ada selama shift
• Informasikan edukasi
yang telah di lakukan
(bila ada).
• Cek kelengkapan
rekam medis serta
administrasi ( misal
kelengkapan peserta
BPJS ).
• Kenalkan nama
perawat jaga
selanjutnya
Pembagian Obat:
1. Obat yang telah disimpan untuk √ √ √
selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam format pemberian
obat oral / Injeksi degan terlebih
dahulu dicocokkan dengan terapi yang
diinstruksikan dokter.
Obat khusus:
1. Obat khusus apabila sediaan √ √ √
mempunyai harga yang cukup mahal.
Informasikan kepada keluarga pasien
dan mintakan ttd persetujuan biaya
pembelian obat jika setuju
resepdiberikan kepada depo farmasi
dan dicatat dalam form pemberian obat
Pengembalian obat: √ √ √
1. Kembalikan obat yang sudah tidak
diperlukan oleh pasien dengan
menggunakan form retur ditulis oleh
perawat untuk diserahkan kepada depo
farmasi
278
Penilaian
No Prosedur
Dilakukan Tidak Dilakukan
Mempersiapkan dokumentasi
berikut :
√
a. Status rekam medis pasien
1 b. Form asesmen awal pasien
(masuk)
c. Form perencanaan pulang
pasien
2 Leafet edukasi sesuai dengan √
penyakit pasien dan diberikan
Dokter menandatangani √
3 persetujuan pulaang pada lembar
pulang rekam medic
Penderita diijinkan √
9
meninggakan ruangan
Total 8 1
Kriteria :
Baik : Jika nilai 6 - 8
Cukup : Jika nilai 3 - 5
Kurang : Jika nilai 0–2
280
281
Lampira 3
Tabulasi Analisa SWOT
MAKP
Tabel Dristribusi Frekuensi Pengetahuan MAKP Tim
No.Res Pertanyaan
1 2 3 Jumlah % Kriteria
1 1 1 1 3 100 Baik
2 1 1 1 3 100 Baik
3 1 1 1 3 100 Baik
4 1 1 1 3 100 Baik
5 1 1 0 2 67 Cukup
6 1 1 1 3 100 Baik
7 1 1 1 3 100 Baik
8 1 1 1 3 100 Baik
9 1 1 0 2 67 Cukup
10 1 1 1 3 100 Baik
11 1 1 1 3 100 Baik
Pertanyaan
No.Res 1 2 3 Jumlah % Kriteria
1 1 1 0 2 67 Cukup
2 1 1 1 3 100 Baik
3 1 1 1 3 100 Baik
4 0 1 1 2 67 Cukup
5 1 1 0 2 67 Cukup
6 1 1 1 3 100 Baik
7 1 1 1 3 100 Baik
8 1 1 1 3 100 Baik
9 0 1 1 2 67 Cukup
10 1 1 1 3 100 Baik
11 1 1 1 3 100 Baik
284
Pertanyaan
No.Res 1 2 3 Jumlah % Kriteria
1 1 0 0 1 33 Kurang
2 1 0 1 2 67 Cukup
3 1 1 1 3 100 Baik
4 1 1 1 3 100 Baik
5 1 0 1 2 67 Cukup
6 1 1 1 3 100 Baik
7 1 1 1 3 100 Baik
8 1 0 1 2 67 Cukup
9 1 0 0 1 33 Kurang
10 1 0 1 2 67 Cukup
11 1 1 1 3 100 Baik
Pertanyaan
No.Res 1 2 3 Jumlah % Kriteria
1 1 1 1 3 100 Baik
2 1 1 1 3 100 Baik
3 1 1 1 3 100 Baik
4 0 1 1 2 67 Cukup
5 1 1 1 3 100 Baik
6 1 1 1 3 100 Baik
7 1 1 1 3 100 Baik
8 1 1 1 3 100 Baik
9 0 1 1 2 67 Cukup
10 1 1 1 3 100 Baik
11 1 1 1 3 100 Baik
285
Timbang Terima
Tabel Dristribusi Frekuensi Timbang Trima
Soal
No.Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total % Kriteria
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 85 Baik
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 85 Baik
3 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 77 Baik
4 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 10 77 Baik
5 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 10 77 Baik
6 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 92 Baik
7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 92 Baik
8 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 11 85 Baik
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 11 85 Baik
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 92 Baik
11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 12 92 Baik
Ronde Keperawatan
Tabel Dristribusi Frekuensi Ronde Keperawatan
Soal
No Res
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total % Kriteria
1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 70 cukup
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 baik
3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 baik
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 baik
5 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 70 cukup
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 baik
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 baik
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 baik
10 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90 baik
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 baik
286
Supervisi
Tabel Dristribusi Frekuensi Supervisi
Soal
No.Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total % Kriteria
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100 Baik
Discharge Planning
Tabel Dristribusi Frekuensi Discharge Planning
Dokumentasi Keperawatan
Tabel Distribusi Dokumentasi di Ruang Melati RSU Anwar Medika
No No RM Pengkajian Diagnosa Intervensi Implementasi Evaluasi Total Prosentase
1 232xxx 1 1 1 1 1 5 100
2 232xxx 1 1 1 1 1 5 100
3 137xxx 1 1 1 1 1 5 100
4 032xxx 1 1 1 1 1 5 100
5 227xxx 1 1 1 1 1 5 100
6 222xxx 1 1 1 1 1 5 100
7 232xxx 1 1 1 1 1 5 100
8 232xxx 1 1 1 1 1 5 100
9 232xxx 1 1 1 1 1 5 100
10 232xxx 1 1 1 1 1 5 100
11 225xxx 1 1 1 1 1 5 100
12 230xxx 1 1 1 1 1 5 100
13 159xxx 1 1 1 1 1 5 100
14 212xxx 1 1 1 1 1 5 100
15 127xxx 1 1 1 1 1 5 100
16 232xxx 1 1 1 1 1 5 100
17 229xxx 1 1 1 1 1 5 100
18 189xxx 1 1 1 1 1 5 100
19 178xxx 1 1 1 1 1 5 100
20 233xxx 1 1 1 1 1 5 100
21 212xxx 1 1 1 1 1 5 100
288
22 267xxx 1 1 1 1 1 5 100
23 287xxx 1 1 1 1 1 5 100
Total 23 23 23 23 23
Prosentase 100 100 100 100 100
Kode
1= Terisi
0= Tidak Terisi
289
KARAKTERISTIK
No TANGIBLES RELLIABILITY RESPONSIVENNESS ASSURANCE EMPATHY Kategori
Total %
A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E
Sangat
3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 81 81
1 Puas
Sangat
4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 85 85
2 Puas
Sangat
4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 1 3 1 3 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 77 77
3 Puas
Sangat
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 98 98
4 Puas
5 2 3 4 4 3 4 2 3 3 4 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 4 4 1 72 72 Puas
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 75 Puas
Sangat
3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 84 84
7 Puas
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 75 Puas
Sangat
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 100
9 Puas
Sangat
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 90 90
10 Puas
Sangat
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100 100
11 Puas
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 73 73 Puas
13 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 70 70 Puas
14 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 4 3 2 3 4 3 2 2 3 4 4 4 76 76 Sangat
290
Puas
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 75 75 Puas
Sangat
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 97 97
16 puas
Sangat
2 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 4 2 76 76
17 puas
3 4 3 3 4 2 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 2 73 73 Puas
18
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 75 Puas
19
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 75 Puas
20
Keterangan
Kategori
Lampiran 4
Pelaksanaan
M1 (Man)
Tingkat Ketergantungan Pasien Dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Tanggal 16 Januari 2020 Di Ruang Melati RS Anwar Medika Sidoarjo
.
297
Nama Soal
Jumlah Presentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Dian Putri Ameli 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100%
Yeny Martasari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100%
St. Rahmatul
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 93%
Maryamah
Hanifa Rachmawati 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93%
Chandra Amar I. M 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93%
Cahyono Ady S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 14 93%
Diagram Penilaian Kinerja Ketua Tim Di Ruang Kelolaan Melati (2 & 3) RSU Anwar Medika
Tugas Katim
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Total Prosentase
Bagus Ponco A 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 93
Yeny Martasari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 100
St. Rahmatul
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Maryamah 14 100
Devian Rezky Ida P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 100
Rina Dwi Hartanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 100
Chandraamar I.M 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 93
Cahyono Ady S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 100
299
Diagram Penilaian Kinerja Perawat Associate Di Ruang Kelolaan Melati (2 & 3) RSU Anwar Medika
Tugas
Nama Jumlah Presentase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bagus Ponco A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100%
Yeny Martasari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100%
St. Rahmatul Maryamah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100%
Devian Rezky Ida P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100%
Rina Dwi Hartanti 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 13 85 %
Chandraamar I.M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100%
Cahyono Ady S 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 85%
Dian Putri Amelia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100%
Hanifa Rachmawati 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100%
Rina Andriyanti 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 92%
Dwi Anggita Sari 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 13 85%
Heni Wulandari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 100%
300
Shif Siang
No 16/01/20 17/01/20 18/01/20 19/01/20 20/01/20 21/01/20
Pernyataan 20 20 20 20 20 20
1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 0 1 1 1
4 1 1 0 1 1 1
5a 1 1 1 1 1 1
5b 1 1 1 0 1 1
5c 1 1 0 1 1 1
5d 1 1 1 1 1 1
5e 1 0 1 0 0 1
5f 0 1 1 1 1 1
5g 1 1 0 0 1 1
5h 0 1 1 1 0 1
5i 1 0 1 1 1 1
6a 0 1 1 1 1 1
6b 1 1 1 0 1 1
6c 1 1 1 1 1 1
6d 1 0 1 1 1 1
7 0 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1
Total 15 16 15 15 17 19
Prosentase 78,9 84,2 78,9 78,9 89,5 100
305
Shif Malam
No
Pernytaan 16/01/2020 17/01/2020 18/01/2020 19/01/2020 20/01/2020 21/01/2020
1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1 0 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1
5a 1 1 1 1 1 1
5b 1 1 1 1 0 1
5c 1 1 0 1 1 1
5d 0 1 1 1 1 1
5e 1 0 1 1 1 0
5f 0 1 1 1 1 1
5g 1 1 0 1 1 1
5h 1 1 1 1 1 1
5i 1 1 1 1 1 1
6a 1 1 1 1 1 1
6b 1 1 1 1 1 1
6c 1 1 1 1 1 1
6d 1 1 1 1 0 1
7 0 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 1
Total 16 17 17 19 17 18
Prosentase 84,2 89,5 89,5 100 89,5 94,7
Shif 16 17 18 19 20 21 Prosentase
Pagi 78,9 78,9 84,2 89,5 94,7 100 87,7
Siang 78,9 84,2 78,9 78,9 89,5 100 85,1
Malam 84,2 89,5 89,5 100 89,5 94,7 91,2
Total Prosentase 88%
306
Bila ada hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga
perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah
kunjungan kepasien berakhir.
Epilog
Kembali ke nurse station. Beri kesempatan pada shift jaga
berikutnya untuk klarifikasi masalah yang ada setelah timbang terima
selesai tutup operan jaga di akhiri dengan doa penutup timbang terima
oleh kepala ruangan.
6. Evaluasi
a. Struktur (input)
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah
tersedia antara lain: catatan timbang terima. Kepala ruangan selalu
memimpin kegiatan timbang terima yang dlaksanakan pada pergantian
shift, yaitu malam ke pagi dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima
pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas
saat itu.
b. Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer mengoperkan pada perawat primer berikutnya yang
akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse
station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosa
keperawatan dan intervensi yang belum atau sudah dilakukan waktu
untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien.
c. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan pasein, komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik. (Nursalam,2013)
309
1.1 TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi.
b. Tujuan Khusus :
1) Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
2) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain.
1.2 MANFAAT
1. Masalah pasien dapat teratasi.
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional.
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
1.4 METODE
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Ronde Keperawatan adalah
dengan diskusi.
3.6 SASARAN
Klien Ny. S, Umur 61 tahun yang dirawat Di Ruang Melati 4
3.7 MATERI
1) Teori Perawatan Diabetes Melitus+Hipoglikemi+Stemi+Dispepsia
2) Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan Diabetes
Melitus+Hipoglikemi+Stemi+Dispepsia.
pasien
6. Diskusi pelaksanaan
Pembukaan :
1. Salam Pembuka
2. Memperkenalkan tim
ronde
Nurse
5 menit Ronde 3. Menyampaikan Karu
Station
identitas dan masalah
pasien
4. Menjelaskan tujuan
ronde
Penyajian masalah : PP Nurse Mendengar-
1. Memberi salam dan Station kan
memperkenalkan
pasien dan keluarga
kepada tim ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien
3. Menjelaskan masalah
30 menit pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan
serta menetapkan
prioritas yang perlu
didiskusikan
Tahap pra………………………. P P
PENETAPAN
PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
o Informed consent
o Hasil pengkajian/validasi
data
Tahap Pelaksanaan
di nurse station…………. PENYAJIAN • Apa diagnosis
MASALAH MASLA keperawatan
• Apa data yang
mendukung
• Bagaimana intervensi
yang dilakukan ?
• Apa hambatan yang
ditemukan ?
VALIDASI DATA
MASLA
Diskusi PP
Tahap Pelaksanaan di kamar pasien…………………………
Konselor, KARU
Lanjutan - diskusi
di nurse station
Pasca Ronde…………………………………………….
Kesimpulan dan Rekomendasi
Solusi masalah
314
Keterangan
1. Pra Ronde
Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka)
Menentukan tim ronde
Mencari sumber atau literature
Membuat proporsal
Mempersiapkan pasien: Informed concernt dan pengkajian
Diskusi: Apakah diagnosis keperawatan?; Apa data yang mendukung?;
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?; dan Apa hambatan yang
ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan
atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi
keperawatan selanjutnya.
4 PERAN MASING-MASING ANGGOTA TIM
1. Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang diambil.
f. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
315
LAPORAN KASUS
HIPOKALEMIK
3. Patofisiologi
a. Perpindahan Trans-selular
Hipokalemia bisa terjadi tanpa perubahan cadangan kalium sel.
Ini disebabkan faktor-faktor yang merangsang berpindahnya kalium
dari intravaskular ke intraseluler, antara lain beban glukosa, insulin,
obat adrenergik, bikarbonat, dsb. Insulin dan obat katekolamin
simpatomimetik diketahui merangsang influks kalium ke dalam sel
otot. Sedangkan aldosteron merangsang pompa Na+/K+ ATP ase yang
berfungsi sebagai antiport di tubulus ginjal. Efek perangsangan ini
adalah retensi natrium dan sekresi kalium 1.
Pasien asma yang dinebulisasi dengan albuterol akan
mengalami penurunan kadar K serum sebesar 0,2—0,4 mmol/L2,3,
sedangkan dosis kedua yang diberikan dalam waktu satu jam akan
mengurangi sampai 1 mmol/L3. Ritodrin dan terbutalin, yakni obat
318
5. Pengobatan :
321
B. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
Nama : Ny. S
No.Rm : 612507
a. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD tanggal 14 januari 2020 pukul 14.00 dengan
keluhan lemas. Saat di IGD pasien mendapat infus Ns 14 tpm dan injeksi
santagesik. Pasien datang ke ruang melati pukul 15.00 dengan keluhan
yang sama yaitu lemas.
b. Riwayat penyakit dahulu
322
Inspeksi :
Kekurangan volume cairan : Vena leher datar
Kelebihan volume cairan : Vena leher distensi
Dependent body parts (Bagian-bagian tubuh yang
tertekan pada saat berbaring) : Tungkai, sacrum,
punggung, Lambatnya
Sistem Pernapasan
Inspeksi : tidak ada cuping hidung, tidak menggunakan O2
Auskulatasi : bunyi nafas reguler
Sistem Gastrointestinal
Inspeksi : tidak ada jejas, tidak ada oedema
324
Auskultasi :
Kekurangan volume cairan, hipokalemia : hiperperistaltik disertai diare
atau hipoperistaltik
Perkusi : Thympani
Palpasi : tidak ada pembesaran dan massa, ada nyeri tekan di perut
bagian kanan bawah
Sistem Ginjal
Inspeksi :
• Kelebihan volume cairan : dieresis (jika ginjal normal), oliguria atau
anuria, berat jenis urine meningkat
• Kulit
Suhu tubuh : 35,6 oC
3. Diagnosa Keperawatan NANDA
Karena hipokalemia dapat mengancam jiwa, penting artinya untuk
memantau timbulnya hipokalemia pad pasien-pasien yang beresiko.
Adanya keletihan, anoreksia, kelemahan otot, penurunan mortilitas usus,
parestesia, atau disritmia harus mendorong perawat untuk memeriksa
konsentrasi kalium serum. Jika tersedia, elektrokardiogram dapat
memberikan informasi yang bernmanfaat. Pasien-pasien yang menerima
digitalis yang berisiko mengalami defisiensi kalium harus dipantau dengan
ketat terhadap tanda-tanda terjadinya toksisitas digitalis karena
hipokalemia meningkatkan aksi digitalis. Pada kenyataannya, dokter
biasanya memilih untuk mempertahankan kadar kalium serum lebih besar
dari 3,5 mEq/L (SI : 3,5 mmol/L) pada pasien-pasien yang menerima
digitalis. (Brunner & Suddarth, 2002, hal.261)
Intervensi Keperawatan
meburuk
Atur kemungkinan
tranfusi
Persiapan untuk
tranfusi
Pasang kateter jika
perlu
Monitor intake dan
urin output
setiap 8 jam
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan Self Care : Observasi adanya
Kelemahan menyeluruh ADLs pembatasan
DS: Toleransi klien dalam melakukan
Melaporkan secara aktivitas aktivitas
verbal adanya kelelahan Konservasi Kaji adanya faktor
atau kelemahan. eneergi yang
Adanya dyspneu Setelah dilakukan tindakan menyebabkan kelelahan
atau ketidaknyamanan keperawatan selama …. Monitor nutrisi dan
saat beraktivitas. Pasien bertoleransi terhadap sumber
DO : aktivitas dengan Kriteria energi yang adekuat
Respon abnormal Hasil : Monitor pasien akan
dari tekanan darah atau Berpartisipa adanya
nadi terhadap aktifitas si dalam aktivitas fisik kelelahan fisik dan emosi
Perubahan ECG : tanpa disertai secara
aritmia, iskemia peningkatan tekanan berlebihan
darah, nadi dan RR Monitor respon
Mampu kardivaskuler
melakukan aktivitas terhadap aktivitas
sehari hari (ADLs) (takikardi, disritmia,
secaramandiri sesak nafas, diaporesis,
327
Keseimbang pucat,
an aktivitas dan istirahat perubahan hemodinamik)
Monitor pola tidur dan
lamanya
tidur/istirahat pasien
Kolaborasikan dengan
Tenaga
Rehabilitasi Medik
dalam
merencanakan progran
terapi yang
tepat.
Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
Bantu untuk memilih
aktivitas
konsisten yang sesuai
dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan
untuk aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti
328
kursi roda,
krek
Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk
membuat
jadwal latihan diwaktu
luang
Bantu pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan
positif bagi
yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik,
emosi, sosial
dan spiritual
Gangguan mobilitas NOC : NIC :
fisik Joint Movement : Exercise therapy :
Berhubungan dengan Active ambulation
Kehilangan integritas Mobility Level Monitoring vital sign
struktur tulang Self care : ADLs sebelm/sesudah latihan
Transfer dan lihat
performance respon pasien saat latihan
329
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan jika
diperlukan
Kurang Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan Kowlwdge : disease Kaji tingkat
keterbatasan kognitif process pengetahuan pasien dan
DS: Menyatakan secara Kowledge : health keluarga
verbal Behavior Jelaskan patofisiologi
adanya masalah Setelah dilakukan tindakan dari penyakit dan
DO: ketidakakuratan keperawatan selama …. bagaimana hal ini
mengikuti instruksi, pasien menunjukkan berhubungan dengan
perilaku tidak sesuai pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi,
proses penyakit dengan dengan cara yang
kriteria hasil: tepat.
Pasien dan keluarga Gambarkan tanda
menyatakan dan gejala yang biasa
pemahaman tentang muncul pada penyakit,
penyakit, kondisi, dengan cara
prognosis dan program yang tepat
pengobatan Gambarkan proses
Pasien dan keluarga penyakit, dengan
mampu melaksanakan cara yang tepat
prosedur yang Identifikasi
dijelaskan secara benar kemungkinan penyebab,
Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
mampu menjelaskan Sediakan informasi
kembali apa yang pada pasien tentang
dijelaskan perawat/tim kondisi, dengan cara
kesehatan lainnya yang tepat
Sediakan bagi
331
keluarga informasi
tentang kemajuan pasien
dengan cara
yang tepat
Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan second
opinion
dengan cara yang tepat
atau
diindikasikan
Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau
dukungan, dengan cara
yang tepat
332
Pasien : Perut saya masih sakit, terasa nyeri. Saya tidak bisa tidur
semalam, sama mau makan rasanya tidak enak.
PA1 : Oh, begitu ya Bu. Baik, kami disini akan melakukan
pengkajian lebih lanjut pada bu sutama, untuk mengetahui
masalah apa yang ada pada bu sutama.
Pasien : Oh, iya, silakan Suster.
Kepala tim dan perawat asosiet melakukan validasi data. Setelah selesai
melakukan validasi data, ketua tim melakukan kontrak waktu esok hari
untuk ronde keperawatan
Di ruang pasien…
PA1 : Baik, terima kasih atas kerja samanya. Kita ketemu lagi besok
yah Bu, untuk melakukan ronde keperawatan.
Pasien : Oh, iya. Terima kasih Sus..
335
Di ruang pasien…
KARU : Assalamu’alaikum.. Selamat pagi Bu Sutama? Bagaimana?
Bisa tidur tadi malam?
Pasien : Tidak bisa tidur pak. Perut saya ini pak terasa nyeri terus
(dokter) : Oh, begitu ya.. sejak kapan ini bu terasa nyeri ? (sambil
memeriksa perut pasien)
Pasien : Sejak kemarin pak dokter, terasa nyeri perut saya
(dokter) : Iyaa bu, nanti saya beri obat untuk mengurangi rasa nyerinya itu
.
Ibu makannya mau?
Pasien : Mau pak dokter tapi tidak habis
(dokter) : Keluarganya yang telaten menyuapi yaa? Makan sedikit tapi
sering, biar bu sutama nggak lemes terus seperti ini,
semangat yaa bu biar cepet sembuh.
Keluarga : Iyaa pak dokter terimakasih
Farmasi : jadi untun pasien Ny. Sutama terapinya tetap ya dok seperti
Pumpicel 1x1, D40, ceftriaxone 2x1, Ondansentron 2x1,
santagesik 3x1,ranitidin 3x1.
Dokter :iya,tidak ada terapi tambahan
Farmasi : baik dok
Dokter : untuk dietnya pasien diberikan makanan tinggi protein dan nasi
tem.
Ahli gizi :untuk Ny.Sutama dietnya tinggi protein dan nasi tem.
Dokter : iya
Pemecahan masalah pun telah ditemukan.
Setelah dilakukan diskusi dengan dokter, tugas didelegasikan kepada
perawat asosiet.
PA1 : Baik, Anda sudah tahu apa yang akan Anda lakukan?
PA1&PA2 : Sudah Bu.
PA1 : OK, bagus.. Kalau begitu silakan nanti Anda lakukan tugas
yang harus Anda lakukan
PA2 : Siap Bu.
KARU : OK, ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Terima
kasih atas kerja samanya, semuanya bagus. Semoga masalah
pasien kita dapat segera teratasi. Wassalamu’alaikum.
Semua : Wa’alaikumsalam..
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat asosiet
mulai menjalankan tugasnya..
338
Nilai Total : 16
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑥 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Kriteria :
Kurang : <60%
Cukup : 60% - 75%
Baik : 76 – 100%
340
b. Pelaksanaan
9
= 𝑥 100%
10
= 90%
Kategori Baik
c. Pasca Ronde
3
= 𝑥 100%
4
= 75%
Kategori Cukup
341
Inform Concent
SOP SOP Penjelasan Pengisian
dilakukan Pengisian Paraf Paraf
No Nama Pencampuran Injeksi Sentralisasi Obat Total Presentase Kriteria
Sentralisasi Obat Oral Perawat Keluarga
Obat Suntik Intravena Obat Injeksi
Obat
1 Tn. Rozaki 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 Baik
2 Tn. Partono 1 1 0 0 1 1 1 1 6 75 Cukup
3 Ny. Muchayati 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 Baik
Ny. Nur
4 Hafifah 1 1 0 0 1 1 0 0 4 50 Kurang
5 Nn. Monica 1 1 1 1 1 0 1 1 7 88 Baik
6 Ny. Suprapti 1 1 1 1 0 1 1 0 6 75 Cukup
7 Ny. Melati 1 1 1 1 0 1 1 1 7 88 Baik
8 Tn. Sudarno 1 1 0 0 1 1 1 1 6 75 Cukup
9 Tn. Prawira 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 Baik
10 Ny. Samiati 1 1 1 1 0 1 0 1 6 75 Cukup
11 Ny. Parsiyah 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 Baik
12 Ny. Kasiati 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 Baik
13 Ny. Asnah 1 1 1 1 0 1 1 1 7 88 Baik
14 Nn. Faujiatun 1 1 1 1 1 1 1 1 8 100 Baik
Total 14 14 11 11 10 13 12 12
Presentase (%) 100 100 79 79 71 93 86 86
Kriteria Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik
342
Tabulasi Supervisi
Hari / tanggal :
Yang disupervisi :
Hari / tanggal :
Yang disupervisi :
1. Sarung tangan
2. Spuit
3. Bak instrumen
5. Bengkok
6. Kapas alkohol
7. Obat injeksi
B. Penatalaksanaan
4. Memasang sampiran
alkohol
19. Periksa kecepatan tetesan
cairan infus
20. Membereskan alat, buang alat
suntik dan bekas tempat obat
dengan benar
21. Buang sampah pada tempat
yang sesuai
22. Buka sarung tangan dan buang
pada sampah medis
23. Mencuci tangan denagn sabun
dan air mengalir, keringkan
dengan handuk atau tissue
dengan hingga kering dan
bersih
24. Melakukan evaluasi dan
respon pasien setelah tindakan
dilakukan
PERAWATAN INFUS
Hari / tanggal :
Yang disupervisi :
Hari / tanggal :
Yang disupervisi :
PENATALAKSANAAN
1. Menerangkan prosedur pemasangan
2. Hubungkan masker pada selang oksigen
dan Manometer (Terpasang di kamar
tiap pasien)
3. Observasi alat berfungsi atau tidak
dengan merakan udara yang keluar dari
4. Atur pengikat sengkup sehingga
menutup rapat daerah hidung dan pasien
merasa nyaman
5. Set / atur aliran oksigen 5-8 liter / menit
Estimasi perkiraan FiO2
5 liter : 40 %
6 liter : 45 - 50 %
8 liter : 55 - 60 %
6. Aliran tidak boleh kurang dari 5 liter /
menit (untuk mendorong CO2 keluar
dari masker) bila kurang dari 5 liter /
menit maka udara ekspirasi yangbanyak
mengandung CO2 bisa terhirup kembali
7. Catat tindakan dalam catatan
keperawatan
350
Hari/ Tanggal :
Shif :
Ya Tidak
Kegiatan
1 0
1. Kedua kelompok dalam keadaan siap.
2. Timbang terima di buka oleh KARU
a.
Identitas pasien
b.
Diagnosa medis
c.
Masalah keperawatan
d.
Informasikan tindakan medis dan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaannya selama shift
e. Informasikan jenis dan waktu rencana tindakan medis
dan keperawatan yang belum di lakukan selama shift
f. Perkembangan pasien yang ada selama shift
g. Informasikan edukasi yang telah di lakukan (bila ada).
h. Cek kelengkapan rekam medis serta administrasi
( misal kelengkapan peserta BPJS ).
i. Cek sisa obat pasien
6. Validasi ke pasien setiap pergantian shift dengan :
a. Ketuk pintu ucapkan salam
b. Berikan informasi pada pasien dan keluarga bahwa
mau pergantian jaga
c. Kenalkan nama perawat jaga selanjutnya
d. Sentuh tangan pasien dengan menanyakan “
bagaimana bapak/ ibu apakah masih ada keluhan”
7. Beri kesempatan pada shift jaga berikutnya untuk
klarifikasi masalah yang ada
8. Tutup operan jaga di akhiri dengan doa penutup timbang
terima.
351
Hari/Tanggal :
Nama PP/PA :
Ya Tidak
Tahap Kegiatan
1 0
1. Sebelum melaksanakan sentralisasi obat, harus dilakukan
Pra informed consent pada keluarga pasien.
Sentralisasi 2. Informed consent dilakukan sekali saat pasien MRS.
Obat 3. PP/PA menjelaskan tujuan dan alur sentralisasi obat kepada
keluarga pasien. Selanjutnya mengisi lembar persetujuan
sentralisasi obat.
1. Petugas farmasi dan kelompok dinas pagi sudah siap.
2. PP/PA dinas pagi menyiapkan lembar sentralisasi obat.
3. Petugas farmasi menyerahkan obat kepada PP/PA dinas pagi
(perawat yang menerima) sesuai dengan resep dengan
Serah Trima menyebutkan identitas pasien, nama obat dan jumlah obat.
Obat 4. PP/PA (perawat yang menerima) memeriksa ulang obat dan
mencatat dalam lembar sentralisasi obat. Hal yang harus diisi
meliputi; identitas pasien (nama, tanggal lahir, nomor rekam
medis, dll), tanggal dilakukannya serah terima obat, nama dan
jumlah obat. Kemudian mengisi kolom paraf dan nama terang.
1. PP/PA menyampaikan salam dan memeriksa identitas pasien.
2. PP/PA menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan,
didampingi oleh apoteker.
3. PP/PA memperhatikan prinsip 6T+1W
Pelaksanaan 4. PP/PA menjelaskan nama, dosis atau waktu dan alur pemberian
Sentralisasi obat kepada pasien dan keluarga. Cara kerja obat akan dijelaskan
Obat oleh apoteker.
5. PP/PA mencatat nama, dosis, alur dan waktu pemberianobat.
6. Setelah memberikan obat, PP/PA meminta tanda tangan dan
nama keluarga atau pasien di lembar sentralisasi obat.
7. PP/PA menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai, mengucapkan
salam dan terimakasih.
Post Pelaporan sentralisasi obat dituliskan secara langsung pada lembar
Sentralisasi sentralisasi obat yang ditanda tangani oleh PP/PA (perawat yang
Obat melaksanakan)
Total Skor
Keterangan : Kriteria :
Skor maksimal 15 Baik : 76-100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟𝐷𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 x 100 Cukup : 51-75%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ skor Total Kurang : <50%
352
LEMBAR OBSERVASI
DI RUANG RUANG MELATI
DISCHARGE PLANNING
RS ANWAR MEDIKA SIDOARJO
Hari/Tanggal :
Sift :
TIDAK YA
TAHAP KEGIATAN
0 1
PA yang akan bertugas menyiapkan dokumen:
3. Status rekam medis pasien
Persiapan 4. Form assesmen awal pasien (saat masuk)
5. Form perencanaan pemulangan pasien
6. Leaflet edukasi sesuai penyakit pasien
d. PPA memberikan informasi pada pasien
dan keluarga tentang hasil assesmen
medis, diagnosis, tatalaksana, dan
prognosis pasien.
e. Informasikan pada pasien dan keluarga
tentang rencana pemulangan pasien.
f. Kaji kebutuhan edukasi pasien dan
keluarga yang terkait dengan pelaksanaan
terapi dirumah, hal-hal yang harus
dihindari, dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
g. Kaji faktor lingkungan dirumah tentang
hambatan dalam perawatan diri.
Pelaksanaan
h. Diskusikan dengn keluarga/PJ perawatan
pasien dirumah tentang rencana
pemulangan pasien.
i. Informasikan pada keluarga/PJ perawatan
pasien dirumah tentang tanggal rencana
pemulangan pasien/berapa hari
perawatan.
j. Informasikan pada pasien dan keluarga
tentang rencana perawatan pasien
dirumah.
k. Informasikan pada pasien dan keluarga
tentang peralatan kesehatan yang
diperlukan pasien sepulangnya dari rumah
353
Total Score : 19
Kriteria:
Baik : 76-100%
Cukup : 51-75%
Kurang : <50%
355
penanggung
Manajemen
pencegahan
cuci tangan
gerak aktif
Perawatan
penjelasan
dan pasif
orientasi
aktivitas
kontrol
Dokter
jadwal
infeksi
nutrisi
irigasi
jawab
ruang
TOTAL
nyeri
obat
keb.
diet
Tn. S 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 85%
Ny. S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100%
Ny. M 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 85%
Tn. R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 100%
Ny. M 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 69%
Ny. S 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 85%
TOTAL 100% 100% 100% 100% 67% 33% 100% 67% 83% 100% 100% 83% 100% 87%
KETERANGAN:
dilakukan : 1
Tidak dilakukan : 0
356
TANGIBLES RELLIABILITY
No hasil rata2 Kriteria hasil rata2 kriteria
A B C D E A B C D E
sangat sangat
1 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 3 19 3,8
puas puas
sangat sangat
2 3 4 4 4 4 19 3,8 4 4 4 4 4 20 4
puas puas
sangat sangat
3 4 3 4 4 4 19 3,8 4 4 4 4 4 20 4
puas puas
sangat
4 4 4 4 4 4 20 4 3 3 3 4 4 17 3,4 puas
puas
sangat sangat
5 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 20 4
puas puas
sangat
6 4 4 3 3 4 18 3,6 4 3 3 3 3 16 3,2 puas
puas
RESPONSIVENNESS ASSURANCE
hasil rata2 kriteria hasil rata2 kriteria
A B C D E A B C D E
sangat
3 3 3 3 3 15 3 puas 4 4 4 4 4 20 4
puas
sangat sangat
4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 20 4
puas puas
sangat sangat
4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 4 4 19 3,8
puas puas
sangat
3 3 3 3 3 15 3 puas 4 4 4 4 4 20 4
puas
sangat sangat
4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 20 4
puas puas
sangat
3 3 3 3 3 15 3 puas 4 4 4 4 4 20 4
puas
EMPATHY
hasil rata2 kriteria
A B C D E
4 4 4 4 4 20 4 sangat puas
4 4 4 4 4 20 4 sangat puas
4 4 4 4 4 20 4 sangat puas
4 4 4 4 4 20 4 sangat puas
4 4 4 4 4 20 4 sangat puas
4 4 4 4 4 20 4 sangat puas
361
KETERANGAN: KATEGORI :
Sangat Tidak Puas : 1 Sangat Tidak Puas : 0-25
Tidak Puas :2 Tidak Puas : 26-50
Puas :3 Puas : 51-75
Sangat Puas :4 Sangat Puas : 76-100
362
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
14 7 3 4 14
364
Dokumentasi