Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KOTA BANDUNG


NOMOR: / - RSKGM
TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN
RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KOTA BANDUNG

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT


KOTA BANDUNG:

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan Rumah


Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung,
maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang bermutu tinggi, bertanggung jawab dan
bertanggung gugat.

b. bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Khusus


Gigi dan Mulut Kota Bandung dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya Panduan Pelayanan
Kerohanian.

c. bahwa sesuai butir a dan b tersebut di atas


perlu di tetapkan dengan Keputusan Direktur
RSKGM Kota Bandung tentang Panduan
Pelayanan Kerohanian Pasien.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang


Praktik Kedokteran;

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan;

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang


RumahSakit;

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis;

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran;

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


1961/Menkes/Per/VIII/2001 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 1


MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


KHUSUS GIGI DAN MULUT KOTA BANDUNG
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN
PELAYANAN KEROHANIAN;

Kedua : Panduan Pelayanan Kerohanian Rumah Sakit


Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung
sebagaimana dimaksud pada dictum pertama,
tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini;

Ketiga : Panduan tersebut diatas dipergunakan sebagai


acuan dalam melakukan tugas pokok dan fungsi
pelayanan pada Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut Kota Bandung;

Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal


ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapannya akan dilakukan perubahan
dan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 1 April 2016
Direktur Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
Kota Bandung

drg. Rabaah Puspita Paramita, MM.


NIP. 19590701 198603 2 005

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 2


Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut Kota Bandung
Nomor : / - RSKGM
Tanggal : 1 April 2016
Hal : Panduan Pelayanan Kerohanian

BAB I
DEFINISI

Pengertian tentang “sakit” bukan hanya menyangkut


masalah fisik semata tetapi lebih luas dari itu yaitu menyangkut
masalah psikis juga. Dengan demikian kepedulian terhadap
mereka yang sakit seharusnya perlu dilihat secara utuh dan
menyeluruh dari segi bio, psikis, sosio, dan spiritual. Menyadari
akan hal itu, maka mulai dikembangkan pola pelayanan terpadu
yang disebut “Pola Pelayanan Holistik”. Definisi sakit adalah
seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun
(kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan
aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
Menurut WHO definisi sehat itu sendiri dapat diartikan
bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental,
dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
(WHO.1947). Definisi-definisi WHO tentang sehat mempunyai
karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif (Edelman dan Mandle. 1994):
A. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh;
B. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan
internal dan eksternal;
C. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 3


Sedangkan menurut DEPKES RI, masalah sehat dan sakit
merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik
secara biologis, psikologis, maupun sosio budaya. UU No. 23
tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: “kesehatan”
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur–unsur fisik, mental dan
sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral
kesehatan.
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang
merupakan kebutuhan pribadinya sesuai dengan keadilan,
moralitas, dan legalitas.
Pelayanan Rohani adalah suatu usaha bimbingan untuk
mendampingi dan menemui pasien berobat rawat jalan maupun
rawat inap, agar mampu memahami arti dan makna hidup sesuai
dengan keyakinan dan agama yang dianut masing-masing.
“Pelayanan ini sangat berarti sebagai upaya meningkatkan rasa
percaya diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai dzat yang
menentukan kehidupan manusia, sehingga motivasi ini dapat
menjadi pendorong dalam proses penyembuhan”.
Rohaniawan adalah orang yang ahli dalam hal kerohanian
dan mementingkan kehidupan kerohanian dari pada yang lain.
Rumah sakit sangat menghormati hak asasi untuk
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
keyakinan yang dianut, karena hak untuk mendapatkan
pelayanan atau bimbingan rohani sudah menjadi suatu hak yang
juga diatur oleh Negara dalam undang-undang dasar 1945 pasal
29 tentang kebebasan beragama. Setiap pasien yang sedang

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 4


menjalani perawatan atau pengobatan dirumah sakit tentu saja
mempunyai respon dan pandangan yang berbeda-beda dalam
menjalani peran sebagai seorang yang sedang mengalami suatu
keterbatasan secara fisik dan terkadang sangat berpengaruh
kepada psikospritualnya, hal ini sangat berbeda ketika pasien
tersebut sudah sembuh dari penyakit yang dideritanya atau pada
saat sehatnya.
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung
walaupun merupakan rumah sakit khusus gigi dan mulut tetapi
tetap peduli dengan kepentingan pasien untuk bisa menjalankan
ibadah sesuai dengan agama yang diyakini dan dianutnya, dan
rumah sakit juga menyiapkan staff pembimbing rohani sehingga
apabila pasien dan keluarganya memerlukan bimbingan secara
khusus untuk menguatkan kondisi spiritualnya, pelayanan
kerohanian dapat segera di berikan.

BAB II

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 5


RUANG LINGKUP

A. Ruang lingkup operasional kegiatan ini adalah rumah sakit


dan masyarakat
B. Rohaniawan sebagai orang yang diminta dalam kegiatan
pembimbing dan pendampingan mental spiritual pasien dalam
pemenuhan haknya sebagai pasien
C. Mengingatkan kepada semua pelaku upaya kesehatan
khususnya di rumah sakit ( semua karyawan rumah sakit )
bahwa kehadiran kita di Rumah Sakit juga untuk memberikan
kekuatan spiritual kepada pasien
D. Berlaku kepada seluruh pasien yang menggunakan pelayanan
di RSKGM agar merasa lebih kuat, ikhlas dan yakin akan
pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa

BAB III

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 6


TATA LAKSANA

A. Manfaat Kegiatan Bimbingan Spiritual


1. Bagi Pasien
Tidak ada orang yang ingin menderita sakit dan
semua orang yang sakit pasti menginginkan kesembuhan.
Salah satu cara meningkatkan kesembuhan adalah dengan
memberikan bimbingan rohani dan spiritual. Hal ini sesuai
dengan hasil pertemuan psikiater dan konselor sedunia di
Wina Austria, Juni 2003 tentang urgensi bimbingan
spiritual sebagai sarana peningkatan religiusitas pasien.
Bimbingan spiritual ternyata berdampak kepada
peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien. Dalam
konteks ini, bimbingan spiritual merupakan pelengkap
pengobatan dan pelayanan medis di rumah sakit.
2. Bagi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit kegiatan bimbingan spiritual jelas
dapat memberikan nilai tambah dalam hal pelayanan bagi
pasiennya. Manfaat yang akan diperoleh adalah sebagai
berikut:
a. Petugas Rumah sakit mengetahui pentingnya
memberikan bimbingan spiritual kepada orang yang
sedang sakit.
b. Petugas Rumah sakit memahami tata cara bimbingan
spiritual untuk pasien sesuai dengan tuntunan Islam.
c. Petugas rumah sakit mampu mereplikasi dan
menjalankan kegiatan bimbingan bagi pasien ditempat
kerjanya.
d. Rumah sakit mendapat citra yang baik di mata
masyarakat.

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 7


B. Penerapan Pelayanan Pembimbing Rohani di Rumah Sakit
Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung
Pelayanan Pembimbing Rohani di Rumah Sakit Khusus
Gigi dan Mulut Kota Bandung dapat difasilitasi oleh:
1. Staff pembimbing rohani yang ada di Rumah Sakit Khusus
Gigi dan Mulut Kota Bandung (hanya terbatas pada agama
dan keyakinan yang diakui oleh negara).
2. Pelayanan pembimbing rohani berasal dari pihak keluarga
pasien.

C. Metode Bimbingan Rohani


1. Wawancara
Salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan
yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana
sebenarnya hidup kejiwaan pasien pada saat tertentu
memerlukan bantuan
2. Metode group guidance (bimbingan rohani secara
berkelompok)
Yaitu cara pengungkapan jiwa/batin klien serta
pembinaannya melalui kegiatan kelompok
3. Metode non direktif (cara yang tidak mengarahkan)
Metode ini mempunyai 2 cara yaitu :
a. Client Centered
Yaitu cara mengungkapakan tekanan batin yang
dirasakan menjadi penghambat pasien dengan sistem
pancingan yang berupa satu atau dua pertanyaan
terarah
b. Metode Edukatif

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 8


Yaitu cara mengungkapkan tekanan perasaan
yang menghambat perkembangan belajar dengan
mengorek sampai tuntas perasaan/sumber perasaan
yang menyebabkan hambatan dan ketegangan.
4. Metode Psikoanalisis (penganalisa jiwa)
Metode ini untuk memperoleh data-data tentang jiwa
tertekan bagi penyembuhan jiwa pasien/ klien
5. Metode Direktif (metode yang bersifat mengarahkan)
Metode ini bersifat mengarahkan klien untuk
berusaha mengatasi kesulitan yang dihadapi. Pengarahan
yang diberikan kepada klien adalah dengan memberikan
jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang dialami
pasien.
6. Metode sosiometri
Yaitu suatu cara yang digunakan untuk mengetahui
kedudukan klien dalam kelompok
7. Metode lain nya adalah metode audiovisual

D. PELAKSANAAN PELAYANAN BIMBINGAN ROHANI DI


RSKGM
1. Rawat Jalan/IGD
Bimbingan rohani pasien IRJ / IGD tidak tentu,
dapat diberikan oleh perawat/dokter dengan melihat
kondisi pasien.
2. Rawat Inap
Bimbingan rohani pasien ditujukan untuk pasien
rawat inap di RSKGM, ini merupakan bimbingan reguler
bagi pasien rawat inap RSKGM. Bimbingan rohani
diberikan kepada pasien dan keluarga yang menunggu, dan

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 9


dilakukan oleh rohaniawan yang ditunjuk oleh RSKGM
atau rohaniawan dari pihak keluarga/pasien.
a. Tahap pra pelayanan bimbingan untuk petugas ruang
rawat inap :
1) Perhatikan form permintaan bimbingan kerohanian
yang telah diisi oleh pasien/keluarga;
2) Jika terisi ceklist permintaan bimbingan kerohanian
dari pihak Rumah Sakit, maka petugas rawat inap
menghubungi pihak rohaniawan yang telah ditunjuk
oleh pihak rumah sakit, dan memberikan kontrak
waktu yang tepat kapan akan dilakukan bimbingan;
3) Jika ceklist bimbingan rohaniawan dari pihak
keluarga, maka petugas rawat inap memberikan
kontrak waktu yang tepat kapan akan dilakukan
bimbingan;
4) Kontrak waktu yang tepat adalah diluar jam visite
DPJP, diluar tindakan medik lain dan diluar jam
kunjungan pasien.
b. Instruksi untuk Rohaniawan:
1) Perhatikan pakaian dan peralatan lain yang
dibutuhkan;
2) Membawa buku/panduan bimbingan rohani dan
leafleat yang diperlukan;
c. Proses pelayanan bimbingan rohaniawan:
1) Perkenalkan diri secara khusus kepada pasien;
2) Lakukan wawancara singkat tentang penyakit dan
harapan pasien dengan bersahabat dan penuh
empati;
3) Tidak larut dalam kesedihan pasien;
4) Berikan sentuhan tangan sebagai rasa empati;

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 10


5) Berikan pengertian untuk tetap bersabar dalam
mengahdapi cobaan;
6) Anjurkan untuk tetap melakukan ibadah sesuai
agama;
7) Proses pelayanan bimbingan minimal 10-15 menit.
C. Bimbingan Rohani Pasien Pre Operasi
Bimbingan ini diberikan kepada pasien yang akan
menjalani operasi, dilakukan di ruang rawat tempat pasien
diberikan persiapan pre operasi (jika diminta oleh pasien dan
keluarga).

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 11


BAB IV
DOKUMENTASI

A. SPO permintaan bimbingan rohani


B. Formulir permintaan bimbingan rohani

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung 12

Anda mungkin juga menyukai