Anda di halaman 1dari 20

Sosialisasi Hak Pasien dan keluarga

di Rs. Gotong Royong


DPJP RS. GOTONG ROYONG
Dokter penanggung jawab pelayanan
(DPJP)
Adalah dokter yang bertanggung jawab
sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis
seorang pasien di RS (apabila pasien hanya
perlu asuhan medis dari 1orang dokter).
DPJP Utama
Adalah dokter koordinator yang
memimpin proses pengelolaan asuhan medis
bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh
lebih dari 1 orang dokter.
DPJP Tambahan
Adalah dokter yang ikut memberikan
asuhan medis pada seorang pasien, yang oleh
karena kompleksitas penyakitnya memerlukan
perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang
dokter
Tujuan Umum :
Asuhan medis pasien dapat
terselenggara secara professional secara
mandiri dan otonom yang mengacu pada
standar pelayanan medis rumah sakit.

Tujuan Khusus :
Memberikan pelayanan pasien yang
terintegrasi selama rawat inap di RS
Gotong Royong
Meningkatkan kontinuitas pelayanan
medis
Menjamin kualitas pelayanan dengan hasil
yang diharapkan
Landasan Hukum

Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran

Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga


Kesehatan

Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1933 tahun 1999 tentang


Standar Pelayanan Rumah Sakit Standar Pelayanan Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512 tahun 2007 tentang Izin


Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran / Kedokteran Gigi

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 290 tahun 2008 tentang


Persetujuan Tindakan Kedokteran

Peraturan Menteri Kesehatan nomor 812 tahun 2010


PRIVASI PASIEN
Tentang informasi kesehatan yang boleh /
tidak diberitahu kepada orang lain / keluarga
(mis. Hasil lab, diagnosa atau pengobatan)
Tentang pembatasan keluarga yang boleh
menjenguk
Perawat IGD / dokter IGD mengidentifikasi
tentang kebutuhan privasi pasien
Perawat IGD / dokter IGD menulis pada
format yang telah disediakan
Perawat IGD berkoordinasi dengan keamanan
untuk menulis identitas, alamat pasien
Perawat IGD serah terima kepada perawat
ruangan
IDENTIFIKASI NILAI DAN
KEPERCAYAAN
Termasuk assesment pasien
Dikaji pada saat pasien berada di ruangan
oleh perawat ruangan
Untuk mengetahui kepercaayaan pasien
dalam keberhasilan pengobatan
PERLINDUNGAN TERHADAP
KEKERASAN FISIK
Perawat ruangan mengidentifikasi pasien
yang rentan beresiko terhadap kekerasan
fisik (mis, neonatus, pasien wanita yang
tidak ada penunggunya, pasien geriatri,
pasien koma, pasien gag.jiwa, pasien yang
mengalami kelemahan fisik)
Perawat mendokumentasikan nama pasien,
ruangan dan jenis kekerasan fisik
Perawat berkoordinasi kepada pihak
keamanan untuk memberikan perlindungan
ekstra
Keamanan melakukan siaga keliling sore dan
malam hari pukul 18.00 dan 00.00
Aktivasi code blue, grey, red, black, atau pink
Keb.Pelayanan Rohani
Tim rohani terdiri dari Zr.Sriyatun,
Zr.Made L, Bd.Made, Zr.Wajan, Ibu Lusia,
Bpk.Kayani, Bpk.Bakri
Tugas tim rohani adalah berkoordinasi
kepada rohaniawan untuk menjalankan
prosedur bimbingan pelayanan rohani
Pelayanan rohani akan diadakan setiap :
* Minggu Ke-I :agama Islam
* Minggu Ke-II:agama Kristen
Protestan
* Minggu Ke-III: agama Katolik
* Minggu Ke-IV : agama Budha /
Hindu
Apabila tidak ada pasien, maka jadwal
tetap diberlakukan dan dilompati sampai
ke bulan berikutnya
Untuk pasien yang mengalami sakaratul
maut / koma, perawat mengidentifikasi
apakah keluarga menghendaki untuk
dipanggilkan tim rohaniawan
Pada waktu kunjungan, tim rohaniawan
akan menggunakan ID Card Rohaniawan
beserta nama
DPJP
DPJP disesuaikan dengan jadwal yang tertera di
IGD
Dan atau pasien minta untuk dokter pribadi,
maka DPJP diperbolehkan
Pada saat ruangan, pasien meminta untuk
berganti DPJP, maka perawat akan memberikan
form tertulis kepada pasien untuk diisi dan
perawat akan menghubungi komite medis yang
selanjutnya komite medis akan menghubungi
DPJP utama dan DPJP yang baru
Setiap dokter yang telah visite ke pasien, maka
pada lembar harian dokter akan diberi stempel
dan diisi pada DPJP utama dan DPJP TAMBAHAN,
Setiap akan lapor, perawat harus melapor
terlebih dahulu pada DPJP tambahan, apabila
DPJP tambahan telah memberi advis, perawat
akan melaporkan DPJP utama untuk legalisasi
advis apakah setuju / tidak setuju, namum hal
ini bisa bersifat fleksibel.
Hak menolak resusitasi
DNR (Do Not Resusitasi)
Pasien dan atau keluarga berhak menolak
resusitasi / DNR
Dokter tidak boleh memberi advis DNR bagi
pasien, yang boleh dilakukan adalah dokter
harus memberitahu informasi kepada apsien
dan atau keluarga tentang keadaan pasien,
apabila memang pasien dan atau keluarga
menghendaki DNR, maka dokter juga harus
TTD untuk legalisasi
Perawat memberikan kancing warna ungu
pada gelang pasien
Pasien dan atau keluarga, sewaktu waktu
dapat mencabut pernyataan penolakan
resusitasi
Bila pernyataan dicabut, maka perawat harus
melepas kancing ungu, dan yang sebelumnya
sudah diketahui oleh DPJP utama
MANAGEMENT NYERI
Pada saat pasien pertama kali di IGD dan
akan MRS, maka perawat IGD / Dokter IGD,
harus mengkaji skala nyeri pasien
Untuk pasien yang memiliki skala nyeri
sedang hingga berat, maka pada bon obat
juga harus ditambah kancing warna kuning
Untuk pasirn yang juga memiliki GCS <13,
maka harus diberi kancing warna kuning
Perawat IGD serah terima kepada perawat
ruangan yang selanjutnya akan dikajiskala
nyeri lanjutan.

Anda mungkin juga menyukai