Malpraktik
Learning Objective
• Komunikasi Dokter-Pasien
• Informed Consent
• Rahasia Kedokteran
• Breaking Bad News
• Malpraktik
KOMUNIKASI DOKTER-
PASIEN
Komunikasi dokter-pasien
• Sikap dokter yang baik : Comfort, Acceptance, Responsive, Empathy
Kepercayaan dan
Hubungan dokter- Formulir informed
kesepakatan dokter-
pasien consent
pasien
JENIS INFORMED CONSENT
Berdasarkan jenis tindakan / Tujuan dari Informed Consent
tujuannya dibagi tiga, yaitu: menurut J. Guwandi adalah :
a. Untuk penelitian (pasien • Melindungi pasien terhadap
diminta untuk menjadi subyek segala tindakan medis yang
penelitian). dilakukan tanpa sepengetahuan
b. Untuk mencari diagnosis. pasien;
c. Yang bertujuan untuk terapi. • Memberikan perlindungan
hukum kepada dokter terhadap
akibat yang tidak terduga dan
bersifat negatif, misalnya
terhadap risk of treatment yang
tak mungkin dihindarkan
walaupun dokter sudah
mengusahakan semaksimal
mungkin dan bertindak dengan
sangat hati-hati dan teliti.
Bentuk Persetujuan Tindakan Medis
• Implied Consent (dianggap • Expressed Consent
diberikan) (dinyatakan)
• Keadaan normal (Dokter • Lisan maupun tertulis
dapat menangkap
persetujuan tindakan medis
tersebut dari isyarat yang
diberikan/dilakukan pasien)
• Keadaan emergency
Sifat Pemberian Informasi
• Obyektif
• Tidak memihak
• Tanpa tekanan
• Pasal 360
(1) Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum
penjara selama-lamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu
tahun.
(2) Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa
sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatan
atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau
hukuman denda setinggi-tingginya tiga ratus rupiah.
• Pasal 361
“ Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan
suatu jabatan atau pencaharian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang
bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencarian dalam mana
dilakukan kejahatan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya
diumumkan. ”
Jenis – jenis Malpraktek
1. Ethical malpractice
Malpraktek etik tenaga kesehatan melakukan tindakan yang bertentangan
dengan etika profesinya sebagai tenaga kesehatan
2. Yuridical malpractice
a. Malpraktek perdata (civil malpractice) culpa levis
Tidak terpenuhinya isi perjanjian (wanprestasi) didalam transaksi
terapeutik oleh tenaga kesehatan, atau terjadinya perbuatan melanggar
hukum (onrechtmatige daad), sehingga menimbulkan kerugian kepada
pasien
b. Malpraktek pidana (criminal malpractice) culpa lata
Pasien meninggal dunia atau mengalami cacat akibat tenaga kesehatan
kurang hati-hati atau kurang cermat
3 bentuk : Intensional, Recklessness (tdk lege artis), Negligence
c. Malpraktek administratif (administrative malpractice)
Pelanggaran terhadap hukum administrasi negara yang berlaku (surat
izin)
MALPRAKTEK
• “INTENTIONAL” (secara sadar)
• PROFESSIONAL MISCONDUCTS
• NEGLIGENCE
• MALFEASANCE, MISFEASANCE, NONFEASANCE
• LACK OF SKILL
• DI BAWAH STANDAR KOMPETENSI
• DI LUAR KOMPETENSI
Intentional
– Penahanan pasien
– Buka rahasia kedokteran tanpa hak
– Aborsi illegal
– Euthanasia
– Keterangan palsu
– Praktek tanpa ijin/tanpa kompetensi
– Sengaja tidak mematuhi standar
Neglicence
Melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian pada
pasien
Misal
Kesalahan pemeriksaan
Kekeliruan dalam memberikan penilaian penyakit
Salah menulis dosis resep
Kesalahan tindakan mis kesalahan operasi
Malfeasance (Pelanggaran jabatan)
Melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tindakan
yang tidak tepat & layak
Misalnya
Melakukan tindakan pengobatan tanpa indikasi yang jelas
Mengobati pasien dengan coba-coba tanpa dasar yang jelas.
Misfeasance
Melakukan pilihan tindakan medis yang tepat tetapi dilaksanakan
dengan tidak tepat (improper performance),
Misalnya
Melakukan tindakan medis dengan menyalahi prosedur
LACK OF SKILL
• Kompentensi kurang atau diluar kompetensi / kewenangan
• Sering menjadi penyebab eror
• Sering dikaitkan dengan kompetensi institusi / sarana
• Kadang dapat dibenarkan pada situasi kondisi lokal tertentu
• Istilah luka (injury) tidak saja dalam bentuk fisik, namun juga
termasuk dalam arti ini gangguan mental yang hebat (mental
anguish) serta tejadi pelanggaran terhadap hak privasi orang lain.
KRITERIA PIDANA
• Seorang dokter dapat dikenakan sanksi pidana, bilamana ia berbuat kriminal seperti:
Pasal 1365 KUHPdt Penimbul ganti rugi atas diri orang lain pelakunya harus
membayar ganti rugi.
Pasal 1366 KUHPdt Selain penimbul / kesengajaan, juga akibat kelalaian atau
kurang berhati-hati.
Doktrin perbuatan melawan hukum seperti tindakan tanpa informed consent, salah orang / salah
organ, product liability.
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan
• Berdasarkan kasus, dokter tidak dapat dituduh malpraktik karena
menutupi informasi terhadap pasien, karena tidak ada landasan
hukum yang terkait. Untuk masalah pasien menuntut dokter dapat
diselesaikan dengan jalan damai.
Saran:
• Mengerjakan setiap tindakan medik sesuai dengan prosedur yang
ada
• Melakukan tindakan sesuai dengan hukum yang berlaku
• Bangun komunikasi dokter-pasien yang baik
• Tidak boleh wanprestasi (menjajikan sesuatu yang belum tentu
dapat terjadi)
DAFTAR PUSTAKA
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran.
• Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI Tahun 2006.
• Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran & hukum kesehatan. Edisi 4.
Jakarta: EGC; 2007.
• Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran:
pengantar bagi mahasiswa kedokteran dan hukum. Jakarta; 2005.
• Permenkes No. 36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kedokteran.
• Peraturan Pemerintah RI No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan
Rahasia Kedokteran.