pasien
patient centered care
Ada 4 konsep inti yang ada dalam konsep PCC (patient centered
care) dalam PFCC 2012, Benchmarking Project, Executive Summary
and Strategy Map yaitu :
1. martabat dan respek,
2.berbagi informasi,
3.partisipasi, dan
4.kolaborasi.
1.Martabat dan Respek
• Dalam aspek ini, sikap seorang tenaga kesehatan mendengarkan, peduli dan menghormati
pilihan pasien. Pengetahuan, nilai-nilai yang dianut, dan background budaya pasien ikut
berperan penting selama perawatan pasien dan mementukan outcome pelayanan
kesehatan kepada pasien.
• Kultur (kebudayaan) adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku
seseorang. Seorang anak memperoleh serangkaian nilai, persepsi, preferensi dan perilaku
melalui keluarganya (Thamrin, 2012).
• Aspek martabat dan respek dalam konsep patient centered care adalah perilaku seorang
perawat yang mencerminkan sikap caring saat melaksanakan pelayanan kesehatan.
• Perilaku caring mengandung 3 hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung
jawab dan dilakukan dengan ikhlas (Dwiyanto, 2007). Perilaku caring memiliki inti yang
sama yaitu sikap peduli, menghargai dan menghormati orang lain, memberi perhatian dan
mempelajari kesukaan seseorang serta cara berpikir dan bertindak.
2. Berbagi Informasi
• Komunikasi dalam menginformasikan sesuatu kepada konsumen
layaknya dilakukan dengan efektif. Tanpa komunikasi yang efektif di
berbagai pihak, pola hubungan yang kita sebut organisasi tidak akan
melayani kebutuhan seorang konsumen dengan baik (Nugroho J.
Setiadi, 2013).
• Dalam hal ini, mengkomunikasikan dan menginformasikan secara
lengkap mengenai kondisi pasien dan hal-hal yang berkaitan dengan
pasien, maupun program perawatan dan intervensi yang akan
diberikan kepada pasien. Memberikan informasi secara lengkap dan
membantu perawatan pasien, meningkatkan pengetahuan pasien dan
pembuatan keputusan (PFCC, 2012).
3.Partisipasi
• Pengertian
• Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan
integral dalam praktik suatu profesi dan keberadaanya sangat
penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya.
Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan
sangat penting karena dipengaruhi oleh – hal
Pelayanan “one to one” : Bidan dan klien yang bersifat
sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
Meningkatkan sensitivitas terhadap klien bidan berusaha
keras untuk memenuhi kebutuhan.
Perawatan berfokus pada ibu (women centered care)
dan asuhan total ( total care)
• Pengambilan keputusan yang etis Ciri 2nya:
Mempunyai pertimbangan yang benar atau salaH
Sering menyangkut pilihan yang sukar
Tidak mungkin dielakkan
Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan social
•• Tanpa persetujuan gawat darurat, pasien tidak sadar, keluarga tidak ada.
•Situasi Khusus
Gawat darurat
Pembiusan
Hospital by Law
Operasi tambahan
tergantung situasi kondisi.
CONTOH KASUS
• Permasalahan mengenai persetujuan tindakan kedokteran atau informed consent
yang terjadi di Indonesia diantaranya yaitu kasus Nina Dwi Jayanti yang merupakan
pasien Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta yang telah dioperasi tanpa
persetujuan dari keluarga. Awalnya, gadis berusia 22 tahun ini mengeluh tidak bisa
buang air besar, lalu datang ke rumah sakit pada 15 febuari 2009. Kemudian, dokter
memberikan obat untuk melancarkan buang air besar. Namun, obat tidak berfungsi.
Dokter kemudian memperkirakan keluhan Nina tersebut merupakan usus buntu.
Operasi pun dilakukan oleh dokter tanpa meminta persetujuan keluarga sesuai
dengan prosedur dalam melakukan tindakan operasi. Setelah dioperasi, ternyata
dugaan dokter tersebut salah. Nina tidak menderita usus buntu. Dokter lalu
membuat keputusan berdasarkan diagnosa, bahwa Nina menderita kebocoran
kandung kemih. Kemudian dokter melakukan tindakan operasi kembali, tanpa
meminta persetujuan keluarga seperti sebelumnya. Terlihat bekas operasi Nina
terdapat sekitar 10 jahitan di perut Nina. Keluarga hanya bisa pasrah dan meminta
pertanggungjawaban dari pihak rumah sakit. Ayah Nina yang bekerja di rumah sakit
tersebut akan mengadukan kasus ini ke Menteri Kesehatan dan siap kehilangan
pekerjaannya. Akhirnya, pengadilan memutuskan pihak rumah Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo membayar ganti rugi sebesar satu milyar rupiah.
Informed Choice
Persetujuan atau consent penting dari sudut pandang bidan, karena
berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua
prosedur yang akan dilakukan bidan.
Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima
jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah
yang sesungguhnya dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukan
pilihannya sendiri.
Choice berarti ada alternatif lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien
mengerti perbedaannya sehinggga dia dapat menentukan mana yang
disukai atau sesuai dengan kebutuhannya.