Anda di halaman 1dari 30

Informed Consent dan informed choice Dalam

Pelayanan Keluarga Berencana

Intan Karlina, S.S.T., M.Keb.


Prodi Sarjana Kebidanan
Mata Kuliah Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi
9 April 2021
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

• Informed Consent terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang


berarti telah mendapat penjelasan atau keterangan
(informasi), dan “consent” yang berarti persetujuan atau
memberi izin.
• Dengan demikian “informed consent” dapat didefinisikan
sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis
yang akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang
berkaitan dengannya.
Pengertian

• Persetujuan tindakan medik yaitu persetujuan yang


diberikan pasien atau keluarga atas dasar
penjelasana mengenai tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien tersebut. (Permenkes no
290 Tahun 2008 psl 1)
Persetujuan

Tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien


tertulis / lisan pasien mendapat informasi yang adekuat
tentang perlunya tindakan medik yang bersangkutan
serta resiko yang dapat ditimbulkanya .penyampaian
dan informasi disesuaikan tingkat pendidikan, kondisi
dan situasi pasien .
Informed Choice

• Informed Choice yaitu membuat pilihan setelah


mendapat penjelasan dalam pelayanan kebidanan
tentang alternatif asuhan yang akan dialaminya.
Dasar Hukum
Berpedoman pada Pasal 1320 KUH Perdata,
perikatan atau persetujuan itu memerlukan
pula syarat-syarat yang perlu dipenuhi.
Ada 4 syarat, yaitu :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian,
3. Kecakapan untuk membuat sesuatu hal
tertentu
4. Kecakapan untuk membuatsesuatu yang halal.
• Dasar hukum : UU 36/2009 Kesehatan, UU
44/2009 Rumah Sakit, UU 29/2004 Praktik
Kedokteran, Permenkes
No.290/Menkes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran, Manual
PTK Konsil Kedokteran Indonesia.
• Hakekat Informed Consent: 1) hubungan
kepercayaan; 2) hak menentukan diri
sendiri; 3) perjanjian/kesepatakan
terapeutik.
Komponen-komponen Informed Consent
1) Threshold elements
Elemen ini sebenarnya tidak tepat dianggap sebagai
elemen, oleh karena sifatnya lebih ke arah syarat, yaitu
pemberi consent haruslah seseorang yang kompeten
(cakap).
2) Information elements
Terdiri dari dua bagian yaitu, disclosure (pengungkapan)
dan understanding (pemahaman). seberapa ”baik”
informasi harus diberikan kepada pasien, dapat dilihat
dari 3 standar, yaitu :
• Standar Praktik Profesi
• Standar Subyektif
• Standar pada reasonable person

3) Consent elements
Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness (kesukarelaan,
kebebasan) danauthorization (persetujuan). Kesukarelaan
mengharuskan tidak ada tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan.
Pasien juga harus bebas dari ”tekanan” yang dilakukan tenaga medis
yang bersikap seolah-olah akan ”dibiarkan” apabila tidak menyetujui
tawarannya
Tujuan Pelaksanaan Informed Consent

• Melindungi pengguna jasa tindakan


medis (pasien) secara hukum.
• Memberikan perlindungan hukum
terhadap pelaksana tindakan medis
dari tuntutan-tuntutan pihak pasien,
serta akibat tindakan medis yang tak
terduga dan bersifat negatif
Fungsi Pemberian Informed Consent
• Penghormatan terhadap harkat dan martabat pasien selaku manusia
• Penghormatan terhadap hak otonomi perorangan yaitu hak untuk
menentukan nasibnya sendiri
• Proteksi terhadap pasien sebagai subjek penerima pelayanan kesehatan
• Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati
pasien
• Menghindari penipuan oleh dokter
• Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan
• Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang kedokteran dan
kesehatan
• Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk melakukan
introspeksi terhadap diri sendiri.
Ruang Lingkup Informed Consent
• Pasien memiliki hak atas informasi
tentang kecurigaan dokter akan adanya
penyakit tertentu walaupun hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan
inkonklusif. Hak-hak pasien dalam
pemberian informed consent adalah:
• Hak atas informasi
Informasi yang diberikan meliputi diagnosis penyakit
yang diderita, tindakan medik apa yang hendak
dilakukan, kemungkinan penyulit sebagai akibat
tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya,
alternatif terapi lainnya, prognosanya, perkiraan
biaya pengobatan.
Hak atas persetujuan (Consent)
• Kriteria consent yang syah yaitu tertulis,
ditandatangani oleh klien atau orang
yang betanggung jawab, hanya ada
salah satu prosedur yang tepat
dilakukan, memenuhi beberapa elemen
penting, penjelasan tentang kondisi,
prosedur dan konsekuensinya.
Hak persetujuan atas dasar informasi
(Informed Consent).
1. Hak atas rahasia medis
2. Hak atas pendapat kedua (Second opinion)
3. Hak untuk melihat rekam medik
4. Hak perlindungan bagi orang yg tidak berdaya (lansia,
gangguann mental, anak dan remaja di bawah umur)
5. Hak pasien dalam penelitian
6. Hak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit
7. Hak memperoleh pelayanan yg adil dan manusiawi
8. Hak memperoleh pelayanan ketenaga kesehatanan dan
asuhan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
ketenaga kesehatanan tanpa diskriminasi
9. Hak memilih dokter dan kelas tenaga kesehatanan
sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan
peraturan yg berlaku di rumah sakit
10. Hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta tenaga
kesehatanan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yg jelas tentang penyakitnya
11. Hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
12. Hak menjalankan ibadah sesuai agama atau
kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
mengganggu pasien lainnya
13. Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam tenaga kesehatanan di rumah sakit
14. Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
rumah sakit terhadap dirinya
15. Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun
spiritual
16. hak didampingi tenaga kesehatan atau keluarga pada
saat diperiksa dokter
Refusal (Penolakan)
• Refusal : penolakan
• Adalah persetujuan atau penolakan pasien/orang yang sah
mewakilinya terhadap rencana yang diajukan oleh dr/drg
setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat
membuat persetujuan
• Pasien atau keluarga berhak menolak usul tindakan medis
(informed refusal)Diatur dalam Permenkes No. 290 Tahun
2008 Pasal 16
• Sebaiknya dokter RS meminta pasien menanda tangani surat
penolakan terhadap anjuran tindakan medik
Peran tenaga kesehatan dalam
Pemberian Informed Consent
• peran tenaga kesehatan professional dalam
pemberian informed consent adalah dapat sebagai
client advocate dan educator.
• client advocate yaitu tenaga kesehatan bertanggung
jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan
informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (informed consent)
• educator yaitu sebagai pemberi pendidikan
kesehatan bagi klien dan keluarga.
Hal – hal yang dapat di informasikan

1. Hasil Pemeriksaan
2. Risiko
3. Alternatif Pengobatan
4. Rujukan atau Konsultasi
5. Prognosis
Aspek Hukum Informed Consent
• Aspek Hukum Perdata, suatu tindakan medis
yang dilakukan oleh pelaksana jasa tindakan
medis (dokter) tanpa adanya persetujuan dari
pihak pengguna jasa tindakan medis (pasien),
sedangkan pasien dalam keadaan sadar
penuh dan mampu memberikan persetujuan,
maka dokter sebagai pelaksana tindakan
medis dapat dipersalahkan dan digugat telah
melakukan suatu perbuatan melawan hukum
• Aspek Hukum Pidana, “informed consent” mutlak harus
dipenuhi dengan adanya pasal 351 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) tentang penganiayaan. Suatu
tindakan invasive (misalnya pembedahan,
tindakan radiology invasive) yang dilakukan pelaksana
jasa tindakan medis tanpa adanya izin dari pihak pasien,
maka pelaksana jasa tindakan medis dapat dituntut telah
melakukan tindak pidana penganiayaan yaitu telah
melakukan pelanggaran
Hal-hal yang Mempengaruhi
Proses Informed Consent
1. Bagi pasien
❖ Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan
terlalu teknis
❖ Perilaku dokter yang terlihat terburu-buru
atau tidak perhatian, atau tidak ada waktu
untuk tanya jawab
❖ Pasien sedang dalam keadaan stress
emosional sehingga tidak mampu mencerna
informasi
❖ Pasien dalam keadaan tidak sadar atau
mengantuk.
2. Bagi petugas kesehatan
❖Pasien tidak mau diberitahu.
❖Pasien tak mampu memahami.
❖Resiko terlalu umum atau terlalu jarang terjadi.
❖Situasi gawat darurat atau waktu yang sempit.
Kualitas Informasi yang di berikan
• Burch (1986:5) mengatakan bahwa sebuah
informasi yang berkualitas sangat ditentukan
oleh kecermatan (accuracy), tepat waktu
(timeliness) dan relevansinya (relevancy).
• Keakuratan informasi adalah bila informasi
tersebut terbebas dari bias. Informasi
dikatakan tepat waktu bila dihasilkan pada
saat diperlukan. Adapun relevansi suatu
informasi berhubungan dengan kepentingan
pengambilan keputusan yang telah
direncanakan.
Adekuatnya informasi sangat dipengaruhi oleh
kemampuan tenaga kesehatan dalam menyampaikan
pesan melalui komunikasi terapeutik, pengetahuan dan
pemahaman dasar tentang penyakit. Dalam
melaksanakan tindakan invasif hal-hal yang perlu
diinformasikan adalah:
1. Alasan dilakukan tindakan tersebut.
2. Manfaat atau kegunaannya.
3. Langkah-langkah yang akan dilakukan.
4. Persiapan yang akan dibutuhkan.
5. cara tenaga kesehatanan setelah
pemasangan alat tersebut.
Penerimaan informasi bagi seseorang
dipengaruhi oleh:
• Tingkat pendidikan
• Pengalaman
• Nilai sosial dan budaya
Terimakasih
Tugas Individu

• Kirim lembar informed consent yang gunakan di di


PMB atau Puskemsas dalam bentuk PDF (nama npm
jg lupa) kirim ke Ketua kelas
• Selanjutnya ketua kelas kirim ke email
tugasdosenintankarlina@gmail.com dalam 1 folder
(Tugas KBPK Kelas.....)
• Tugas sudah saya terima Jumat, 13 April 2021 Pkl
12.00

Anda mungkin juga menyukai