Anda di halaman 1dari 27

Informed Consent dan

Komunikasi Tenaga Kesehatan-


Pasien
di Rumah Sakit

Hosnu Inayati, M.Kep


Asal Kata dan Arti
• Informed  berarti sudah diberikan informasi,
sudah dijelaskan, diuraikan
• Consent  berarti persetujuan, ijin,memberi
ijin, menyetujui kepada seseorang untuk
melakukan sesuatu
• Informed Consent ijin atau pernyataan
setuju dari pasien yang diberikan dengan
bebas dan rasional, sesudah mendapatkan
informasi dari tenaga ksehatan dan
dimengertinya (persetujuan berdasarkan
informasi).
J. Guwandi, 1995
LANDASAN ETIKA
Prinsip-prinsip etika (moral principles) menghendaki
agar Tenaga Kesehatan memperhatikan 4 hal, yaitu :

1. Beneficence & non malfeasance (to do good, not harm).


2. Justice (as a fairness and as distributive justice).
3. Fidelity (menunjukkan kejujuran dan kesetiaan terhadap
tanggung jawab yang diemban).
4. Autonomy (menghormati hak pasien untuk membuat
keputusan).

Jadi informed consent bukan hanya merupakan masalah


hukum saja, tetapi juga masalah etika sebab sesuai
dengan prinsip autonomy.
LANDASAN FILOSOFIS
Doktrin “A man is the master of his own body”, yang
bersumber pada Hak Asasi Manusia, yaitu “the right to self
determination” (hak menentukan nasibnya sendiri).
Berdasarkan doktrin tersebut maka tindakan apapun yang
bersifat offensive touching terhadap tubuh seseorang
(termasuk tindakan medik), harus mendapat persetujuan lebih
dahulu dari pemilik tubuh tersebut.

Konsekuensinya, tindakan medik yang dilakukan tanpa


persetujuan pasien secara filosofis dianggap melanggar hak,
meskipun tujuannya baik dan demi kepentingan pasien.
KOMUNIKASI DR – PASIEN
di RUMAH SAKIT
AKTIF MOTIVASI
MENDENGARKAN

SALURAN
Tenaga Kesehatan KOMUNIKASI PASIEN

EMPATI PERCAYA
Djauzi, Samsuridjal dan Supartondo, 2004
ASPEK ETIK, HUKUM dan HAM
DALAM INFORMED CONSENT

• KODE ETIK PROFESI: SEORANG


Tenaga Kesehatan HARUS
MENGHORMATI HAK-HAK PASIEN . . .
Dst.
• HUKUM PERDATA, HUKUM PIDANA
dan HUKUM ADMINISTRATIF
• HAM: HAK ATAS INFORMASI, HAK
UNTUK MENENTUKAN NASIB SENDIRI
• Universal Declaration of Human Rights (article 19) dan
• Undang-undang RI No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia; bab II pasal 14 menyebutkan bahwa
setiap orang berhak untuk memperoleh informasi.
• The Declaration of Lisbon dimuat tentang hak-hak
pasien, diantaranya hak untuk menentukan nasibnya
sendiri dengan menerima atau menolak pengobatan
yang akan diberikan setelah mendapatkan informasi
yang cukup dan dapat dimengerti
PRODUK UU YANG MENGATUR
INFORMED CONSENT
• Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Pasal 56
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor Permenkes
No.290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan
Tindakan Kesehatanan
• Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor :
HK.00.06.3.5. 1866 Tanggal 21 April 1999 Tentang Pedoman
Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent).
• Undang–Undang No. 36 Tahun 2014 Tentang tenaga kesehatan
• Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Ps. 37
• Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan
Perlindungan Pasien, UU 36/2009
Pasal 56
(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak
sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang
akan diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan tersebut
secara lengkap.
(2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak berlaku pada:
• a. penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara
cepat menular ke dalam masyarakat yang lebih luas;
• b. keadaan seseorang yang tidak sadarkan diri; atau
• c. gangguan mental berat.
UU 29/2004 Pasal 45
(1) Setiap tindakan kedokteran yang akan dilakukan oleh Tenaga
Kesehatan atau terhadap pasien harus mendapat persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-
kurangnya mencakup :
• a. diagnosis dan tata cara tindakan medis;
• b. tujuan tindakan medis yang dilakukan;
• c. alternatif tindakan lain dan risikonya;
• d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
• e. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
diberikan baik secara tertulis maupun lisan.
(5) Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi harus diberikan
dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan.
UU 44/2009 Ps. 32

Setiap pasien mempunyai hak:

• mendapat informasi yang meliputi


diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
Informed consent sebagai proses komunikasi
mengandung 4(empat) komponen:
➪Pasien harus mempunyai kemampuan untuk
mengambil keputusan
➪Tenaga Kesehatan harus memberi informasi
mengenai tindakan yang hendak dilakukan,
beserta manfaat dan risikonya
➪Pasien harus dapat memahami informasi yang
diberikan
➪Pasien harus secara sukarela memberikan
ijinnya, tanpa adanya paksaan atau tekanan.
Guwandi (2004)
IC  HAK PASIEN vs KEWAJIBAN Tenaga
Kesehatan
HAK PASIEN KEWAJIBAN Tenaga
Kesehatan
• Hak untuk memperoleh
INFORMASI • Kewajiban untuk
• Hak untuk memperoleh memberikan informasi
jawaban • Kewajiban untuk
• Hak untuk memilih memperoleh
alternatif lain persetujuan sebelum
• Hak untuk menolak tindakan
INFORMED CONSENT

• HAK menentukan nasib sendiri


• PERLINDUNGAN HUKUM bagi pasien,
Tenaga Kesehatan dan RS
• Mencegah penipuan dan pemaksaan
• Mendorong pelaksanaan STANDAR
PROFESI
• KEWAJIBAN Tenaga Kesehatan untuk
memberi informasi medik
Hutapea, Fresley. 2001
FUNGSI INFORMED CONSENT
• Promosi dari hak otonomi  the right to
self-determination
• Proteksi pasien dan subyek penelitian
• Mencegah terjadinya penipuan atau
paksaan
• Introspeksi profesi medis
• Promosi dari keputusan
yang rasional
• Keterlibatan masyarakat
BENTUK INFORMED CONSENT

• DINYATAKAN dengan jelas (EXPRESS),


secara LISAN (oral) atau
secara TERTULIS (written)

• Dianggap diberikan (implied or tacit consent)


dalam keadaan biasa (normal)
dalam keadaan gawat darurat (emergency)

J.Guwandi, 2004
KOMUNIKASI dalam IC
• Pada dasarnya informed consent merupakan
proses komunikasi, bukan sekedar
penandatanganan formulir belaka
• Komunikasi yang baik antara Tenaga
Kesehatan dengan pasien  memberikan
informasi pada pasien dg cara yang
dimengertinya, menghargai hak pasien untuk
ikut serta dalam pengambilan keputusan
• Aktif-pasif, petunjuk, peran bersama
CARE
• Comfort (Nyaman)
• Acceptance (Penerimaan)
• Responsiveness (Tanggap)
• Empathy (empati)

• Tulus dan dapat dipercaya

Samsuridjal Djauzi dan Supartondo, 2004


SIAPA YANG BERHAK
MENERIMA INFORMASI ?
• PASIEN, usia > 21 tahun atau telah menikah,
kompeten
• Bila pasien < 21 tahun  AYAH/IBU
kandung, saudara-saudara kandung
• Bila pasien < 21 tahun, tak punya orang tua
 AYAH/IBU adopsi, saudara-saudara
kandung, induk semang
• Pasien dewasa dg gangguan mental 
AYAH/IBU kandung, wali yang sah, saudara-
saudara kandung
SIAPA YANG BERHAK
MENERIMA INFORMASI ?

• Pasien dewasa, di bawah pengampuan


(curatelle)  WALI, curator
• Pasien dewasa telah menikah, orang
tua (lanjut usia)  menurut urutan
berikut: SUAMI/ISTERI,
ayah/ibu kandung,
anak-anak kandung,
saudara-saudara kandung
SK Dirjen YanMed Nomor HK.00.06.3.5.1866, tahun 1999
IC dan HUKUM ADMINISTRATIF

• . . . . . terhadap Tenaga
Kesehatan yang melakukan
tindakan medik tanpa adanya
persetujuan dari pasien atau
keluarganya dapat dikenakan
sanksi administratif berupa
pencabutan surat ijin praktek.
INFORMED CONSENT
di berbagai Negara
• INGGRIS  tindakan medik tanpa IC  dapat dituntut
di pengadilan
• AMERIKA  IC dan isu HAM
• BELANDA  info sebelum, selama dan sesudah
tindakan, ijin atau persetujuan yang diberikan setelah
memperoleh informasi
• JEPANG  pengambilan keputusan diserahkan
Tenaga Kesehatan dan keluarga pasien
• JERMAN, kewajiban dr.untuk memberikan
penerangan
• INDONESIA ????
KESIMPULAN
• IC merupakan proses KOMUNIKASI Tenaga
Kesehatan – pasien, dilanjutkan dengan PENANDA-
TANGANAN oleh YANG BERHAK
• Tenaga Kesehatan yang akan melakukan tindakan
medik diagnostik/terapetik invasif WAJIB memberikan
penjelasan dengan BAHASA yang dimengerti pasien
• Tindakan TANPA IC dapat dikenai SANKSI HUKUM
• Dalam keadaan EMERGENCY tak harus menunggu
IC  life saving
• Walau sudah ada IC  tindakan tak sesuai Standar Pelayanan
Medik  Tenaga Kesehatan tetap dapat dipersalahkan
• Sama sekali tidak diberikan informasi
• Informasi yang diberikan tidak cukup
• Informasi yang tidak benar
• Informasi yang berlebihan

• Tindakan medik tak sesuai IC


BAGAIMANA di RS kita ???

Anda mungkin juga menyukai