Aspek Medis
Secara umum, terdapat dua macam hak asasi yang merupakan hak dasar
manusia, yaitu : (1) hak untuk menentukan nasibnya sendiri (the right to self
determination) dan (2) hak atas informasi (the right to information).(5) Dalam
penerapannya, informed consent dibutuhkan dalam pengambilan tindakan medis
tertentu seperti diagnostik maupun terapeutik sehingga baik dokter maupun pasien
masing-masing telah menyatakan kehendaknya dan mendapat informasi secara
timbal balik.(3) Ketika informed consent dilakukan hanya sebatas rutinitas,
kemungkinan keluhan pasien tergali sempurna tentu berkurang, pasien juga belum
tentu merasakan empati dari dokter. Selain itu jika pasien menyetujui ataupun
menolak tindakan yang hendak dilakukan dokter ada kemungkinan bahwa pasien
belum mengerti sepenuhnya mengenai tujuan, cara, dan risikonya.
Pada prinsipnya, kedua belah pihak memiliki kewajiban dan hak masing-
masing. Dokter memiliki kewajiban untuk melakukan diagnosis dan tatalaksana
terbaik menurut pertimbangan mereka, disisi lain pasien atau pihak keluarga
memiliki hak untuk menentukan tindakan medis atau tatalaksana apa yang akan ia
dapatkan. Sehingga hal ini menimbulkan masalah bahwa tidak semua
pertimbangan dokter sejalan dengan apa yang diinginkan dan dapat diterima oleh
pasien atau keluarga pasien.(6)
Pendapat terkait solusi dilema etik
Dalam hal medis, informed consent merupakan hal yang sangat penting
dalam penegakan diagnosis maupun pemberian tatalaksana pada pasien. Oleh
karena itu mengingat informed consent saat ini kerap dilakukan hanya sebatas
rutinitas dan formalitas saja, maka hendaknya informed consent benar-benar
dilakukan sesuai dengan yang telah diatur dalam Kode Etik Kedokteran dan
Undang-Undang Kedokteran sehingga tidak ada hak yang dilanggar nantinya.
Selain itu, dengan informed consent yang berkualitas tentunya akan memudahkan
pasien dalam pengambilan keputusan, sehingga dari awal diharapkan pasien
mengerti apa yang hendak dilakukan beserta risiko yang mungkin ia terima, hal ini
juga sekaligus mencegah kemungkinan tuntutan terhadap dokter karena dianggap
tidak menjalankan tugas dengan kompeten.
DAFTAR PUSTAKA