Disusun oleh :
Nama : SAFRIZAL
NPM : 20.15.078
Semester : II (Dua)
Peminatan : ARS
Dospen : Dr. dr. Felix Kasim, M.Kes
Mata Kuliah : Etika Hukum Kesehatan
DAFTAR ISI
I. Informed consent.......................................................................... 1
I. Informed consent
jelas dan rinci mengenai tindakan medis yang akan dilakukan, serta
medis yang diberikan pasien kepada dokter. Selain itu, informed consent
dokter dan pasien. Selain itu, informed consent juga bertujuan untuk
Implied Consent
Expressed Consent
prosedur tindakan atau pengobatan yang lebih rumit dan risiko yang lebih
medik dari pasien akan diterapkan Pasal 351 KUHP. Sedangkan dari
pasien dalam bentuk tertulis, dan hal ini dapat digunakan sebagai salah
4
tindakan medik.
jika pasien tersebut sadar namun dalam keadaan gawat darurat. Pada
orang lain, baik dengan atau tanpa sepengetahuan orang itu, maka
tindakan itu.
dilakukan pada pasien, dengan segala risiko dan efek samping yang
diberikan.[8].
a. Kompetensi
anak, pengidap penyakit jiwa atau depresi, dan pasien yang tak
Bila keluarga/wali tidak ada, atau bila hadir tetapi tidak kompeten,
untuk memberi alasan bagi pilihannya dan Pilihan itu harus logik.
menolak
b. Penyampaian informasi
kan, tindakan medis lain yang tersedia, antisipasi resiko dan efek
otonomi pasien bila ada kriteria yang kuat untuk melanggarnya. Bila
kepentingan terbaik pasien, dan hal ini dilakukan atas dasar prinsip
beneficentia.
c. Pemahaman informasi
oleh pihak informan yang tidak memberi informasi yang jelas, atau
pasien
jarang sekali kita bisa bebas seutuhnya dari pelbagai tekanan dan
12
(justice).
otonomi individu.
13
Obat adalah salah satu jenis terapi yang diberikan kepada pasien.
hidup pasien dan meminimalkan resiko yang akan terjadi kepada pasien.
yang tepat kepada pasien. Dalam hal ini perlu dibuat suatu badan atau
sakit, dokter, apoteker, perawat dan lainnya. Isi rekomendasi untuk staff
pengobatan.
memberikan suatu obat. Dengan kata lain, penggunaan obat dapat dinilai
obat yang terbukti paling bermanfaat, paling aman, paling sesuai dan
paling ekonomis.
pemberian.
kesalahan.
Kefarmasian. Mmm
Dalam Pasal 267 KUHP (1) menyebutkan bahwa seorang dokter yang
mempunyai sifat atau kualitas pribadi sebagai dokter saja yang dapat
rumusan Pasal 267 ini bisa dikenakan kepada dokter, unsur sengaja
apa yang seharusnya dijadikan sebagai tindak pidana dan sanksi pidana
obat pada pasien selaku konsumen maka dalam hal ini konsumen yang
dijatuhkan paling lambat dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari kerja
hari kerja.
bahwa tidak ada upaya hukum banding atau kasasi atas putusan Majelis
Perlindungan Konsumen.
pemberiaan obat oleh apoteker. Ini sesuai juga dengan asas vicarius
menerima resep dari pasien, jika ada kekeliruaan atau tulisan tidak
tidak dapat dihubungi maka pelayanan resep harus ditunda, dan tidak
Indonesia.
kefarmasian.
Pasal 9
hidup.
Pasal 10
Pasal 11
apoteker.
Pasal 12
mmmmmkesehatan lainnya
Pasal 13
petugas kesehatan.
Pasal 14
lainnya.
BAB V: Penutup
Pasal 15