Anda di halaman 1dari 29

Komunikasi interpersonal dan penjaminan mutu

MENERAPKAN DAN MENDOKUMENTASIKAN


INFORMED CONSENT PASIEN

Kelas : XI (Asisten Perawat Gigi) Fira Auliana, S.Tr.Kes, MKM


KILAS BALIK
Komunikasi → penyampaian dari seseorang ke orang lain, dengan menyertakan kode
atau lambang penyampaian nya itu sendiri melalui suatu proses

Komunikasi interpersonal → sebuah komunikasi atau proses pertukaran informasi,


ide, pendapat, dan perasaan yang terjadi antara dua orang atau lebih dan biasanya
tidak diatur secara formal
Informed Consent
(lembar persetujuan)
PENGERTIAN INFORMED CONSENT

Peraturan Menteri Kesehatan :


Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai Tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut.

Manual Konsil Kedokteran Indonesia :


Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang merupakan
pernyataan sepihak pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan
atas rencana Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter
atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter gigi setelah menerima informasi yang
cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan,
Sofwan Dahlan :
Informed Consent adalah pernyataan sepihak oleh pasien,atau dalam hal pasien tidak
berkompeten oleh orang yang berhak mewakilinya, yang isinya berupa persetujuan kepada
dokter untuk melakukan suatu tindakan medis sesudah orang tersebut diberi informasi
secukupnya mengenai tindakan medis yang akan dilakukan.
Keluarga pasien boleh mewakili pasien memberikan persetujuan tindakan medis
(informed consent) hanya apabila terdapat syarat khusus, yaitu pasien tidak berkompeten.
Berkompeten maknanya memiliki kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum
(dalam hal ini membuat pernyataan yang berakibat hukum); yang pada intinya
mampu memahami problem kesehatan yang dialami, memahami berbagai
aspek yangberkaitan dengan upaya medis untuk mengatasi problem tersebut
Dikatakan kompeten apabila memenuhi2 (dua) syarat, yaitu :
a. Telah dewasa (yakni berumur 21 tahun atau lebih, atau belum21 tahun tetapi
sudah pernah menikah)
b. Sehat akalnya.
DASAR HUKUM INFORMED CONSENT

Pelaksanaan Informed consent merupakan sebuah kewajiban yang harus


dipatuhi oleh dokter dalam setiap penyelenggaraan praktek kedokteran khususnya
dalam hal pemberian tindakan medis tertentu kepada pasien. Informed
Consent merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan
tindakan medis , agar tindakan yang dilakukan oleh dokter dianggap sah oleh
hukum dan dapat memberikan perlindungan hukum bagi dokter
Beberapa aturan hukum yang menjadi dasar pelaksanaan Informed consent yaitu
antara lain :

1. Pasal 45 ayat (1) UU Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek kedokteran yang
menyatakan bahwa “Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat
persetujuan”.
2. Pasal 37 ayat (1) UU Nomor 44 Tahun 2004 Tentang Rumah sakit yang
menyatakan bahwa “Setiap tindakan kedokteran yang dilakukan di Rumah Sakit
harus mendapat persetujuan pasien atau keluarganya”
3. Pasal 56 ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yang menyatakan
bahwa “Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh
tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap”
4. Pasal 58c UU Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
menyatakan bahwa “ Tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik ,
memperoleh persetujuan dari penerima pelayanan kesehatan atau
keluarganya atas tindakan yang akan diberikan”
5. Pasal 2 ayat (1) Permenkes RI Nomor 290 /Menkes/ Per/ III/ 2008
Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran menyatakan bahwa “Semua
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat
pesetujuan”
ENIS INFORMED CONSENT
Type of Informed Consent

Implied consent Verbal Consent Written Consent


(Persetujuan tersirat) (Persetujuan Verbal) (Persetujuan tertulis)
1. Implied Consent / Persetujuan Tersirat
Persetujuan tersirat mengacu pada saat pasien secara pasif bekerja dalam suatu proses tanpa
diskusi atau persetujuan resmi. Prinsip komunikasi yang baik berlaku dalam keadaan ini dan
professional kesehatan perlu memberikan informasi yang cukup kepada pasien untuk
memahami prosudur dan alasan Tindakan tersebut di lakukan. Persetujuan tersirat tidak perlu
didokumentasikan dalam catatan klinis

2. Verbal Consent / Persetujuan Verbal atau lisan


Persetujuan lisan adalah saat pasien menyatakan persetujuan prosedur secara lisan
tetapintidak menandatangani formular tertulis apapun. Ini cukup untuk rutinitas pengobatan
seperti diagnosa. Asalkan lengkap catatan dan dokumennya.

3. Written Consent / Persetujuan Tertulis


Persetujuan tertulis diperlukan dalam kasus intervensi yang melibatkan risiko di mana
anastesi, restorasi, pencabutan gigi atau pemberian obat yang diketahui berisiko tinggi, dsb.
PRINSIP INFORMED
CONSENT
Berdasarkan Pasal 45 UU No. 29 Tahun 2004 terdapat beberapa prinsip yang harus
ada berkaitan dengan informed consent tersebut, yaitu:
1. Setiap tindakan medis harus mendapat persetujuan pasien.
2. Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.
3. Penjelasan tersebut sekurang-kurangnya mencakup:
a. diagnosis dan tata cara tindakan medis.
b. tujuan tindakan medis yang dilakukan.
c. alternatif tindakan lain dan risikonya.
d. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
e. prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

4. Persetujuan dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.


5. Setiap tindakan medis yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
KOMPONEN YANG HARUS
DIPAHAMI DALAM INFORMED
CONSENT
- Suka rela : tanpa paksaan
- Informasi : informasi lengkap sangat dibutuhkan
- Kompetensi : membutuhkan suatu hal untuk mampu membuat keputusan
- Keputusan
FUNGSI INFORMED
CONSENT
1. Penghormatan harkat dan martabat pasien
2. Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri
3. Membantu kelancaran Tindakan medis sehingga diharapkan dapat mempercepat proses
pemulihan
4. Mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam mengobati pasien
5. Menghindari penipuan oleh dokter
6. Mendorong diambilnya keputusan yang rasional
7. Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan
8. Proses edukasi Masyarakat dalam bidang kedokteran dan kesehatan
9. Meningkatkan mutu layanan
UNSUR INFORMED CONSENT
Dinyatakan sah apabila :
1. Keterbukaan informasi
2. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan
3. Kesukarelaan
PROSES MEMPEROLEH
INFORMED CONSENT
Proses atau tatacara memperoleh persetujuan tindakan medis tidak dirinci dengan jelas
dalam Undang-Undang Praktek Kedokteran. Namun secara tersirat di dalam ketentuan Pasal 45
Undang-Undang Kedokteran dapat dikonstruksikan suatu proses atau tatacara dalam memperoleh
persetujuan tindakan medis dari pasien atau keluarganya sebagai berikut:
1. Diawali dengan sebuah hubungan hukum dalam suatu perjanjian terapeutik antara dokter dan
pasien
2. Adanya komunikasi terapeutik interpersonal dua arah secara berimbang yaitu antara dokter yang
akan melakukan tindakan medis tanpa diwakili dan kepada pasien yang cakap menurut ketentuan
perundang-undangan atau keluarganya yang berhak menurut ketentuan perundang-undangan.
3. Komunikasi terapeutik yang dibangun adalah pemberian informasi dan penjelasan dari dokter
kepada pasien dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien dan sebaliknya
pasien menyampaikan informasi kepada dokter secara lengkap, jujur dan benar mengenai
keluhan atau penyakit yang dialaminya, termasuk mempertanyakan secara terbuka dan bebas
terhadap hal-hal yang tidak dipahami atas penjelasan yang diberikan oleh dokter.
4. Informasi atau penjelasan yang diberikan oleh dokter kepada
pasien sekurang-kurangnya menyangkut diagnosis dan tata cara
pelaksanaan tindakan medis, mengenai diagnosis penyakit,
tujuan tindakan medis yang dilakukan;alternatif tindakan lain
dan risikonya; risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
5. Pasien mengambil keputusan untuk memberi persetujuan atau
penolakan terhadap tindakan medis yang akan dilakukan secara
indepen, tanpa tekanan atau paksaan yang harus dihormati oleh
dokter.
SIAPA YANG BERWENANG
MEMBERI IZIN ?
1. Siapapun yang berakal sehat dan berusia di atas 18 tahun dapat memberikan
persetujuan secara sah, sedangkan bagi yang dibawah umur 18 tahun izinnya
diberika orang tua / wali
2. Dokter sebelum melakukan prosedur apapun harus mendapat persetujuan pasien,
tidak seorangpun dapat memberikan persetujuan atas nama orang dewas yang
kompeten
3. Dalam beberapa situasi, selain persetujuan pasien, diinginkan untuk mengambil
tindakan tambahan persetujuan pasangan
KAPAN INFORMED CONSENT
DIPERLUKAN ?
1. Pengobatan radiasi / kemoterapi untuk kanker
2. Prosedur gigi
3. Operasi
4. Transfusi darah
5. Endoskopi (melihat bagian dalam tenggorokan dan perut)
6. Dll
KAPAN INFORMED CONSENT
TIDAK DIPERLUKAN
1. Keadaan darurat
Dalam keadaan darurat, jika seseorang tidak sadarkan diri dan berada dalam bahaya
kematian atau akibat serius lainnya jika perawatan medis tidak segera diberikan,
informed consent mungkin tidak diperlukan sebelum pengobatan
2. Segera memerlukan prosedur darurat tambahan selama pengoperasian
3. Kondisi kesehatan mental yang berat
4. Risiko terhadap kesehatan Masyarakat serti rabies
5. Sakit parah dan hidup dalam kondisi tidak bersih
RAWATAN KESEHATAN GIGI YANG
MERLUKAN INFORMED CONSENT
1. Pembersihan kalkulus/karang gigi
2. Pemeriksaan plak gigi
3. Pengolesan flour pada gigi
4. Perawatan saluran akar
5. Konservasi / penambalan
6. Anestesi untuk pencabutan gigi
7. Ekstraksi / pencabutan
8. Operasi gigi
9. Dll
TUGAS PERAWAT DALAM KAITAN
INFORMED CONSENT
1. Menjelaskan setiap perlakuan atau prosedur dalam Bahasa pasien(atau orang yang
bertanggung jawab dapat memahami)
2. Memeriksa sebelum operasi / Tindakan medik dilakukan, jika belum ada maka perawat
menanyakan apakah sudah diberi penjelasan oleh dokter atau belum
3. Apabila belum, perawat segera menghubungi dokter atau penandatangan ditunda
terlebih dahulu
4. Sering kali, terutama Ketika pasien dirawat di rumah sakit, perawat diwajibkan untuk
menyaksikan tanda tangan pasien
5. Perawat harus mencatat tanda tangan saksi disebalh tanda tangan pasien
6. Perawat harus medokumentasikan informed consent diperoleh
7. Memberikan duplikat/Salinan informed consent terhadap pasien atau keluarganya
URUTAN PELAKSANAAN
INFORMED CONSENT
PASIEN – DOKTER/PERAWAT

INFORMASI

CHOICE

KEPUTUSAN

PERSETUJUAN (CONSENT) PENOLAKKAN (REFUSAL)

TTD FORM TTD FORM


ISI INFORMED CONSENT
1. Alasan perlunya tindak medik
2. Sifat Tindakan
3. Tujuan Tindakan medik
4. Risiko
5. Persetujuan / penolakan oleh seseorang yang dianggap sehat mental dan berhak
secara hukum
6. Setelah cukup di beri penjelasan / informasi
Informasi yang diberikan berupa :
a. Tujuan dan prospek keberhasilan
b. Tata cara Tindakan medis
c. Risiko Tindakan
d. Komplikasi
e. Alternatif Tindakan lain
f. diagnosis
NTOH INFORM CONSENT

contoh informed concent perawat gigi.pdf


VIDIO SIMULASI INFORMED
CONSENT
KESIMPULAN
- Persetujuan ataupun penolakan sebaiknya dituangkan dalam bentuk tertulis, jika
terjadi permasalahan, maka secara hukum dokter/perawat mempunyai kekuatan
hukum karena mempunyai bukti tertulis, yang menunjukkan bahwa prosedur
pemberian informasi telah dilalui dan keputusan ada ditangan pasien untuk
menyetujui atau menolak

- hal ini sesuai dengan hak pasien untuk diri sendiri, yaitu pasien berhak menerima
atau menolak Tindakan atas dirinya setelah diberi penjelasan sejelas jelasnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai