Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

Persetujuan Tindakan Kedokteran

KLINIK REZKY MEDIKA


Jalan Letjen Harun Sohar no. 24A, Sukarami
Palembang
Sumatera Selatan
BAB I

DEFINISI

I. Definisi
1. Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) menurut
Permenkes nomor 290 tahun 2008 adalah persetujuan yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
akan dilakukan terhadap pasien.
2. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik
dalam keadaan sehat maupun sakit.
3. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-
anak kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya.
4. Ayah meliputi ayah kandung; termasuk ayah adalah ayah angkat yang
ditetapkan berdasarkan penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum
adat.
5. Ibu meliputi ibu kandung; termasuk ibu adalah ibu angkat yang ditetapkan
berdasarkan penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
6. Suami adalah seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan
seorang perempuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
7. Istri adalah seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan
seorang laki-laki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari 1 (satu) istri
perlindungan hak keluarga dapat diberikan kepada salah satu dari istri.
8. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selanjutnya disebut
tindakan kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif,
diagnostik, terapeutik atau rehabilitative yang dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi terhadap pasien.
9. Tindakan lnvasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat
mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.
10. Tindakan kedokteran yang mengandung risiko tinggi adalah tindakan
medis yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat
mengakibatkan kematian atau kecacatan.
11. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan
dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui Pemerintah Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
12. Pasien yang kompeten adalah pasien dewasa atau bukan anak menurut
peraturan perundang-undangan atau telah/pernah menikah, tidak
terganggu kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasi secara wajar, tidak
mengalami kemunduran perkembangan (retardasi) mental dan tidak
mengalami penyakit mental sehingga mampu membuat keputusan secara
bebas.
BAB II

RUANG LINGKUP

Keberadaan informed consent sangat penting karena mengandung


ide moral seperti tanggung jawab. Jika individu memilih untuk melakukan
sesuatu, ia hanya bertanggung jawab terhadap pilihannya dan tidak bisa
menyalahkan konsekuensi yang akan terjadi.
Tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat
informasi yang cukup untuk dapat mengambil keputusan atas terapi yang
akan dilaksanakan. Hak pasien untuk menentukan nasibnya dapat
terpenuhi dengan sempurna apabila pasien telah menerima semua
informasi yang ia perlukan sehingga ia dapat mengambil keputusan yang
tepat.
Informed consent mempunyai peran dan manfaat yang sangat
penting dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, yaitu:
1. Membantu kelancaran tindakan medis
Melalui informed consent, terjalin kerja sama antara tenaga medis
dan klien sehingga memperlancar tindakan yang akan dilakukan.
Keadaan ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam upaya
tindakan kedokteran.
2. Mengurangi efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi
Tindakan medis yang tepat dan segera akan menurunkan resiko
terjadinya efek samping dan komplikasi.
3. Meningkatkan mutu pelayanan
Peningkatan mutu pelayanan ditunjang oleh tindakan yang lancar,
efek samping dan komplikasi yang minim dan proses pemulihan
yang cepat.
4. Melindungi tenaga medis dari kemungkinan tuntutan hukum
Jika tindakan medis menimbulkan masalah, tenaga medis memiliki
bukti tertulis tentang persetujuan pasien.
Persetujuan tindakan kedokteran dapat dibedakan menjadi implied
consent dan expressed consent. Implied consent adalah persetujuan yang
dinyatakan secara tidak langsung. Contohnya, saat akan mengukur
tekanan darah pasien, petugas hanya mendekati pasien dengan membawa
sfingmomanometer dan pasien langsung menggulung lengan bajunya.
Meskipun tidak mengatakan apapun, sikap pasien menunjukkan bahwa ia
tidak keberatan terhadap tindakan yang akan dilakukan petugas.
Expressed consent adalah persetujuan yang dinyatakan dalam
bentuk tulisan atau secara lisan. Persetujuan tertulis dibuat dalam bentuk
pernyataan yang tertuang dalam formulir khusus. Persetujuan lisan dapat
diberikan dalam bentuk ucapan setuju atau bentuk gerakan menganggukan
kepala yang dapat diartikan sebagai ucapan setuju.
Persetujuan tindakan kedokteran dapat dibedakan menjadi
persetujuan umum (General Consent) dan persetujuan tindakan
kedokteran khusus (Informed Consent). Persetujuan umum adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah
mendapat penjelasan secara lengkap mengenai proses pelayanan
kesehatan yang akan dilakukan terhadap pasien terkait dengan hak
dan kewajiban pasien, proses pemeriksaan, perawatan, pengobatan serta
pembiayaan. Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)
menurut Permenkes nomor 290 tahun 2008 adalah persetujuan yang
diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan
penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran
gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.
BAB III

TATALAKSANA

Setiap tindakan kedokteran yang akan dilakukan kepada pasien


harus mendapat persetujuan. Persetujuan umum atau General Consent
harus diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
penjelasan secara lengkap mengenai proses pelayanan kesehatan yang
akan dilakukan terhadap pasien terkait dengan hak dan kewajiban
pasien, proses pemeriksaan, perawatan, pengobatan serta pembiayaan.
Petugas harus memastikan pasien memahami benar informasi yang
diberikan sebelum meminta pasien mengisi Formulir Persetujuan Umum.
Setiap tindakan kedokteran yang mengandung risiko akan dilakukan
kepada pasien harus mendapat persetujuan tertulis yang ditandatangani
oleh orang yang berhak memberikan persetujuan. Orang yang berhak
memberikan persetujuan tindakan kedokteran adalah pasien yang
kompeten atau keluarga terdekat.
Jenis tindakan yang memerlukan Persetujuan Tindakan Kedokteran Khusus
atau Informed Consent adalah sebagai berikut:
a. Semua tindakan bedah yang memerlukan pembiusan.
b. Semua tindakan pembiusan baik regional blok anastesi ataupun anestesi
local.
c. Kuretase oleh dokter kandungan.
d. Pemasangan NGT.
e. Pemasangan Kateter.
f. Pemasangan Implant.
g. Pemasangan IUD.
h. Pemasangan Infus.
i. Pemasangan Restrain.
Selain tindakan tersebut diatas, pasien tetap harus diberikan penjelasan tanpa
harus mengisi informed consent yaitu dengan persetujuan lisan. Tanda tangan
saksi dari pihak keluarga boleh diisi pada saat sebelum tindakan operasi, sewaktu
operasi atau sesudah tindakan operasi dan diusahakan oleh wali yang sah dari
pasien tersebut.
Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan nyawa dan/atau
mencegah kecacatan, tidak diperlukan persetujuan tindakan kedokteran.
Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteran dalam situasi ini
diputuskan oleh dokter atau dokter gigi dan dicatat di dalam rekam medis.
Dokter atau dokter gigi wajib memberikan penjelasan sesegera mungkin
kepada pasien setelah pasien sadar atau kepada keluarga terdekat.
Persetujuan tindakan kedokteran dapat dibatalkan atau ditarik
kembali oleh yang memberi persetujuan sebelum dimulainya tindakan.
Pembatalan persetujuan tindakan harus dilakukan secara tertulis oleh yang
memberi persetujuan. Segala akibat yang timbul akubat pembatalan
persetujuan tindakan menjadi tanggung jawab yang membatalkan
persetujuan. Pemberian persetujuan tindakan kedokteran tidak
menghapuskan tanggung jawab atas gugatan hukum apabila terbukti
adanya kelalaian dalam melakukan tindakan kedokteran yang merugikan
pasien.
Persetujuan tindakan kedokteran diberikan setelah dilakukan
penjelasan tentang tindakan kedokteran, sekurang-kurangnya meliputi:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran;
Diagnosis dapat meliputi temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis
hingga saat tersebut, diagnosis penyakit atau dalam hal belum dapat
ditegakkan, maka sekurang-kurangnya diagnosis kerja dan diagnosis
banding.
b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;
Tujuan tindakan kedokteran dapat berupa tujuan preventif,
diagnostik, terapeutik ataupun rehabilitatif.
c. Alternatif tindakan lain, dan risikonya; termasuk kemungkinan
perluasan tindakan yang mungkin dilakukan
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
Prognosis meliputi ad vitam, ad functionam dan ad sanationam.
Penjelasan harus diberikan secara lengkap dan bahasa yang mudah dimengerti
atau dengan cara lain yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman.
Penjelasan dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter
atau dokter gigi yang memberikan penjelasan dengan mencantumkan tanggal,
waktu, nama, dan tanda tangan pemberi penjelasan dan penerima penjelasan.
Dalam pelaksanaanya tidak selamanya pasien atau keluarga setuju dengan
tindakan kedokteran yang akan dilakukan dokter. Dalam situasi demikian kalangan
dokter maupun tenaga kesehatan lainnya harus memahami bahwa pasien atau
keluarga mempunyai hak menolak usul tindakan yang akan dilakukan. Tidak ada
hak dokter yang dapat memaksa pasien mengikuti anjuran. Bila dokter gagal dalam
meyakinkan pasien pada alternatif tindakan yang diperlukan, maka untuk
keamanan dikemudian hari, sebaiknya dokter atau rumah sakit meminta pasien
atau keluarga menandatangani surat penolakan tindakan kedokteran. Akibat yang
terjadi karena penolakan tindakan kedokteran menjadi tanggung jawab pasien.
Berkas pemberian informasi, dan persetujuan tindakan kedokteran, atau penolakan
tindakan kedokteran harus disimpan di dalam berkas rekam medis pasien.
BAB IV

DOKUMENTASI

1. Formulir Persetujuan Umum (Form PKP 2.1)


2. Formulir Pemberian Informasi (Form PKP 2.2)
3. Form Persetujuan Tindakan Kedokteran
4. Form Penolakan Tindakan Kedokteran
5. Berkas Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai