TERAPEUTIK
Menurut Pasal 45 ayat (3) Undang –Undang Nomor Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran menyebutkan penjelasan yang harus diberikan oleh
dokter atau dokter gigi kepada pasien atau keluarganya minimal mencakup
tentang :
1) Diagnosa dan tata cara tindakan media;
2) Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
3) Alternatif tindakan lain dan resikonya;
4) Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
5) Prognosis terhadap tindakan yang mungkin dilakukan.
DOKTRIN INFORMED
CONSENT
informed consent dilandasi oleh prinsip etik dan moral serta otonomi
pasien. Prinsip ini mengandung dua hal yang penting, yaitu:
1) Setiap orang mempunyai hak untuk memutuskan secara bebas hal
yang dipilihnya berdasarkan pemahaman yang memadai; dan
2) Keputusan itu harus dibuat dalam keadaan yang memungkinkannya
membuat pilihan tanpa adanya campur tanggan atau paksaan dari
pihak lain.
secara lisan
dilakukan lebih dari prosedur pemeriksaan dan
Dinyatakan secara tindakan yang biasa. Dalam keadaan demikian
tegas (expressed sebaiknya kepada pasien disampaikan terlebih dahulu
consent ) tindakan apa yang akan dilakukan supaya tidak terjadi
salah pengertian..
secara tertulis
tindakan medis beresiko seperti tindakan pembedahan
BENTUK atau prosedur pemeriksaan dan pengobatan
INFORMED
CONSENT
keadaan gawat darurat (emergency) sedang dokter
memerlukan tindakan segera, sementara pasien dalam
keadaan tidak bisa memberikan persetujuan dan
keluarganya pun tidak ditempat, maka dokter dapat
dinyatakan secara
melakukan tindakan medik terbaik menurut dokter
diam-diam, tersirat
(Pasal 11 Permenkes No. 585 tahun 1989). Jenis
atau dianggap
persetujuan tersebut disebut Presumed Consent.
telah diberikan
Artinya bila pasien dalam keadaan sadar, dianggap
berupa sikap dan
akan menyetujui tindakan yang akan dilakukan
tindakan (implied
dokter.
consent)
SYARAT SAHNYA INFORMED CONSENT
BERDASARKAN THE MEDICAL DEFENCE
UNION