Anda di halaman 1dari 36

Oleh Kelompok 4

Estin Nirmala Gea


Dwi Putra Simamora
INFORMED CONSENT

• Dasar :
– Hak otonomi pasien
– Right to self determination
• Adalah proses yg menunjukkan komunikasi yang
efektif dan bertemunya pemikiran tentang apa yang
akan dan tidak akan dilakukan terhadap pasien
• Persetujuan Sepihak Atas Layanan Yang Ditawarkan
setelah terinformasi
DASAR HUKUM
• UU Nomor 23 Thn 1992 Tentang Kesehatan
• UU. Nomor 29 Thn 2004 Tentang Praktik
Kedokteran Nomor
• PP. Nomor 32 Thn 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan
• PERMENKES No. 290/MENKES/PER/III/
2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran
Informed Consent Merupakan

• hubungan dokter-pasien yang berdasarkan atas


kepercayaan
• hak otonomi atau menentukan sendiri atas dirinya
sendiri
• adanya hubungan perjanjian antar
dokter – pasien.
PENGERTIAN INFORMED CONSENT

Suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas


upaya medis yang akan dilakukan dokter
terhadap dirinya, setelah pasien mendapat
informasi dari dokter mengenai upaya medis
yang dapat dilakukan untuk menolong dirinya,
disertai informasi mengenai segala resiko
yang mungkin terjadi
Persetujuan Tindakan Kedokteran adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan
secara lengkap mengenai tindakan kedokteran
atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien
Pengertian Tindakan Kedokteran

• Tindakan kedokteran yang mengandung risiko


tinggi adalah tindakan medis yang berdasarkan
tingkat probabilitas tertentu dapat
mengakibatkan kematian atau kecacatan
Informed Consent Memuat Dua Unsur Pokok

informed consent memuat dua unsur pokok, yakni:


1.Hak pasien (atau subjek manusiawi yang akan dijadikan
percobaan medis) untuk dimintai persetujuannya bebasnya oleh
dokter (tenaga medis) dalam melakukan kegiatan medis pada
pasien tersebut, khususnya apabila kegiiatan ini memuat
kemungkinan resiko yang akan ditanggung oleh pasien.
2.Kewajiban dokter (tenaga riset medis) untuk menghormati hak
tersebut dan untuk memberikan informasi seperlunya, sehingga
persetujuan bebas dan rasional dapat diberikankapada pasien.
Beberapa Standar Pembenaran
Munurut Permenkes No.585/Menkes/Per/IX/1989, PTM berarti
”persetujuan Yang diberikan pasien atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut

beberapa standar pembenaran, yakni :


a.Standar praktek profesional (the professional practice standard)
b.Standar pertimbangan akal sehat (the reasonable person
standard)
c.Standar subyektif atau orang perorang (the subjective standard)
Dalam KUH Perdata BW Pasal 1320 memuat 4 syarat
sahnya suatu perjanjian yaitu:
a. Adanya kesepakatan anta pihak, bebas dari paksaan, kekeliruan
dan penipuan.
b. Para pihak cakap untuk membuat perikatan
c. Adanya suatu sebab yang halal, yang dibenarkan, dan tidak
dilarang olehperaturan perundang undangan serta merupakan
sebab yang masuk akal untuk dipenuhi.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.290/Menkes/Per/III/
2008 tentang persetujuan tindakan Kedokteran dinyatakan dalam
pasal 1, 2, dan 3
Fungsi dari Informed Consent
Fungsi dari Informed Consent adalah :
1.Promosi dari hak otonomi perorangan;
2.Proteksi dari pasien dan subyek;
3.Mencegah terjadinya penipuan atau paksaan;
4.Menimbulkan rangsangan kepada profesi medis untuk
mengadakan introspeksi terhadap diri sendiri;
5.Promosi dari keputusan-keputusan rasional;
6.Keterlibatan masyarakat (dalam memajukan prinsip otonomi
sebagai suatu nilai social dan mengadakan pengawasan dalam
penyelidikan biomedik.
TUJUAN

• Melindungi pasien terhadap segala tindakan medik


yang akan dilakukan tanpa sepengetahuan pasien.
Misalnya hendak dilakukan prosedur medik yang
sebenarnya tidak perlu dan tanpa dasar mediknya
• Memberikan perlindungan hukum kepada dokter
terhadap akibat yang tidak terduga dan bersifat
negatif
Bentuk Persetujuan Informed Consent

a. Ada 2 bentuk Persetujuan Tindakan Medis, yaitu :


1. Implied Consent (dianggap diberikan) Umumnya implied consent
diberikan dalam keadaan normal, artinya dokter dapat menangkap
persetujuan tindakan medis tersebut dari isyarat yang diberikan/dilakukan
pasien. Demikian pula pada kasus emergency sedangkan dokter
memerlukan tindakan segera sementara pasien dalam keadaan tidak bisa
memberikan persetujuan dan keluarganya tidak ada ditempat, maka dokter
dapat melakukan tindakan medik terbaik menurut dokter.
2. Expressed Consent (dinyatakan) Dapat dinyatakan secara lisan maupun
tertulis. Dalam tindakan medis yang bersifat invasive dan mengandung
resiko, dokter sebaiknya mendapatkan persetujuan secara tertulis, atau
yang secara umum dikenal di rumah sakit sebagai surat izin operasi.
BENTUK INFORM CONSENT
1. Dengan pernyataan (express)
– secara lisan (oral)
– secara tertulis (written)
2. Dianggap diberikan tersirat (implient or incit consent)
• Misalnya pasien datang ke poliklinik untuk berobat,
dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan
stetoskop, pengukuran tekanan darah , pengambilan
darah di laboratorium
• Pasien datang ke UGD dengan luka akibat KLL
dilakukan penjahitan luka
• Semua tindakan kedokteran yang akan
dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan
• Persetujuan dapat diberikan secara tertulis
maupun lisan
• Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan yang diperlukan tentang perlunya
tindakan kedokteran dilakukan.
b. Persetujuan tertulis dalam suatu tindakan medis dibutuhkan saat:
1.Bila tindakan terapeutik bersifat kompleks atau menyangkut
resiko atau efek samping yang bermakna.
2.Bila tindakan kedokteran tersebut bukan dalam rangka terapi.
3.Bila tindakan kedokteran tersebut memiliki dampak yang
bermakna bagi kedudukan kepegawaian atau kehidupan pribadi
dan sosial pasien.
4.Bila tindakan yang dilakukan adalah bagian dari suatu penelitian.
Pemberi Informasi dan Penerima Persetujuan

Pemberi informasi dan penerima persetujuan merupakan tanggung jawab


dokter pemberi perawatan atau pelaku pemeriksaan/ tindakan untuk
memastikan bahwa persetujuan tersebut diperoleh secara benar dan layak.
Dokter memang dapat mendelegasikan proses pemberian informasi dan
penerimaan persetujuan, namun tanggung jawab tetap berada pada dokter
pemberi delegasi untuk memastikan bahwa persetujuan diperoleh secara benar
dan layak.
•Pemberi Persetujuan, Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten.
Ditinjau dari segi usia, maka seseorang dianggap kompeten apabila telah
berusia 18 tahun atau lebih atau telah pernah menikah. Sedangkan anak-anak
yang berusia 16 tahun atau lebih tetapi belum berusia 18 tahun dapat membuat
persetujuan tindakan kedokteran tertentu yang tidak berrisiko tinggi apabila
mereka dapat menunjukkan kompetensinya dalam membuat keputusan.
Penolakan Pemeriksaan/ Tindakan

Pasien yang kompeten (dia memahami informasi, menahannya


dan mempercayainya dan mampu membuat keputusan) berhak
untuk menolak suatu pemeriksaan atau tindakan kedokteran,
meskipun keputusan pasien tersebut terkesan tidak logis. Kalau
hal seperti ini terjadi dan bila konsekuensi penolakan tersebut
berakibat serius maka keputusan tersebut harus didiskusikan
dengan pasien, tidak dengan maksud untuk mengubah
pendapatnya tetapi untuk mengklarifikasi situasinya. Untuk itu
perlu dicek kembali apakah pasien telah mengerti informasi
tentang keadaan pasien, tindakan atau pengobatan, serta semua
kemungkinan efek sampingnya.
Penundaan Persetujuan
Persetujuan suatu tindakan kedokteran dapat saja
ditunda pelaksanaannya oleh pasien atau yang
memberikan persetujuan dengan berbagai alasan,
misalnya terdapat anggota keluarga yang masih belum
setuju, masalah keuangan, atau masalah waktu
pelaksanaan. Dalam hal penundaan tersebut cukup
lama, maka perlu di cek kembali apakah persetujuan
tersebut masih berlaku atau tidak.
Pembatalan Persetujuan Yang
Telah Diberikan
Prinsipnya, setiap saat pasien dapat membatalkan
persetujuan mereka dengan membuat surat atau
pernyataan tertulis pembatalan persetujuan tindakan
kedokteran. Pembatalan tersebut sebaiknya dilakukan
sebelum tindakan dimulai. Selain itu, pasien harus
diberitahu bahwa pasien bertanggungjawab atas akibat
dari pembatalan persetujuan tindakan. Oleh karena itu,
pasien harus kompeten untuk dapat membatalkan
persetujuan.
Lama Persetujuan Berlaku
Teori menyatakan bahwa suatu persetujuan akan tetap sah
sampai dicabut kembali oleh pemberi persetujuan atau pasien.
Namun demikian, bila informasi baru muncul, misalnya tentang
adanya efek samping atau alternatif tindakan yang baru, maka
pasien harus diberitahu dan persetujuannya dikonfirmasikan lagi.
Apabila terdapat jedah waktu antara saat pemberian persetujuan
hingga dilakukannya tindakan, maka alangkah lebih baik apabila
ditanyakan kembali apakah persetujuan tersebut masih berlaku.
Hal-hal tersebut pasti juga akan membantu pasien, terutama bagi
mereka yang sejak awal memang masih ragu-ragu atau masih
memiliki pertanyaan.
N T
E
O NS
D C
M E
F OR
IN

HAK PASIEN

Hak atas informasi


Hak untuk memberikan persetujuan
Hak atas rahasia kedokteran
Hak atas pendapat kedua (second opinion)
Informed Consent
Yang Memenuhi Meliputi Unsur-unsur

• diagnosa
– tindakan yang diusulkan
– prosedur alternative (kalau ada)
– resiko apa yang akan timbul apabila tindakan tidak
dilaksanakan
– resiko yang terkandung dalam prosedur tersebut
• kemampuan pasien untuk mengambil keputusan
(decision making capacity)
• kesukarelaan pasien untuk memberikan ijin
informasi
KEWAJIBAN MEMBERIKAN
INFORMASI
• Sejak berlakunya PERMENKES NO. 290
tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran, sebelum dilakukan suatu
tindakan kedokteran, dokter wajib
memberikan informasi langsung kepada
pasien/keluarga terdekatnya baik diminta
maupun tidak diminta.
PERMASALAHAN
• Informasi apa yang harus diberikan
• apakah pemberian informasi mutlak harus diberikan
kepada pasien secara pribadi atau boleh kepada
anggota keluarga
• siapa yang harus menanda tangani surat persetujuan
• apakah dokter harus turut menanda tangani
• apakah diperlukan saksi untuk menandatangani
• apakah resiko dan akiobat yang penting saja harus
diberi tahu
• apakah pemberian informasi harus diberikan secara
terus menerus, transparan, terbuka seluruhnya atau
boleh mengandung unsur-unsur yang agak
menenteramkan dan menenangkan perasaan pasien ?
Informasi yang harus diberikan sebelum
tindakan operasi adalah :

• Diagnosa atau tata cara tindakan kedokteran


• Tujuan tindakan kedokteran dilakukan
• risiko apa yang melekat pada tindakan tsb
• alternatif tindakan lain dan risikonya.
• Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
• Perkiraan pembiayaan
Persetujuan
tindakan kedokteran

Semua tindakan kedokteran yang akan


dilakukan terhadap pasien harus mendapat
persetujuan , setelah pasien mendapat
penjelasan yang diperlukan
Penjelasan tentang prognosis

• Prognosis tentang hidup-matinya (ad vitam)


• Prognosis tentang fungsinya (ad functionam)
• Prognosis tentang kesembuhan (ad sana
tionam)
• Pelaksanaan persetujuan tindakan kedokteran
perlu ditopang dengan pencatatan yang benar
dan akurat dalam lembar catatan di catatan
rekam medis
Yang berhak menandatangani persetujuan
• pasien dewasa dalam keadaan sadar & sehat mental
• wali/curator untuk pasien dewasa dibawah
pengampuan
• orang tua / wali/curator bagi pasien dewasa dengan
gangguan mental
• keluarga terdekat
• tanpa persetujuan dari siapapun , jika
  pasien tidak sadar & tanpa didampingi keluarga
terdekat; yang secara medik berada dalam keadaan
gawat/darurat yang butuh tindakan segera
Permenkes No. 290 thn. 2008 pasal 6

• Pemberian persetujuan tindakan kedokteran


tidak menghapuskan tanggung gugat hukum
dalam hal terbukti adanya kelalaian dalam
melakukan tindakan kedokteran yang
mengakibatkan kerugian kepada pasien
PERMENKES No. 290 tahun 2008

Pasal 4  pasien dalam keadaan darurat


untuk menyelamatkan jiwa pasien dan/atau
mencegah kecacatan tidak diperlukan
persetujuan tindakan kedokteran

-----------------------------------------------
I I
I I
Jika dokter dokter hrs bertindak tidak bertindak
tanpa ijin
I
Pasien meninggal
Melanggar KUH Pidana
– pasal 359 tentang kelalian menyebabkan
kematian
– pasal 304 tentang penelantaran
Permenkes No. 290 thn. 2008 pasal 12

• Perluasan tindakan kedokteran yang tidak


terdapat indikasi sebelumnya, hanya dapat
dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien
• Setelah perluasan tindakn kedokteran
dilakukan, dokter atau dokter gigi harus
memberikan penjelasan kepada pasien atau
keluarganya terdekat
Tugas Perawat Dalam Kaitan Inform
Consent

• memeriksa sebelum operasi / tindakan medik


dilakukan
• jika belum ada maka perawat menanyakan apakah
sudah diberi penjelasan oleh dokter atau belum.
• Apabila belum  perawat segera nmenghubungi
dokter atau penanda tangan ditunda dahulu
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai