Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol 1 No 2

Available online https://e-journal.sttl-mataram.ac.id Bulan Desember Tahun 2020


e-ISSN : 2723 - 0236

Pemetaan Kandungan Escherichia Coli Pada Sumur Gali Menggunakan


Geographic Information System (GIS) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Masbagik Baru Kabupaten Lombok Timur

Mapping of Escherichia Coli Content in Dug Wells Using a Geographic


Information System (GIS) in the Work Area of the Puskesmas
Masbagik Baru, East Lombok Regency
Muhamad Majdi*1, Hijriati Sholehah 2
1)
Dosen Prodi Kesehatan Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram 1
2)
Dosen Prodi Teknik Lingkungan, Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Mataram 2

*Korespondensi: muhamadmajdi89@gmail.com

Abstrak
Menurut World Health Organization (WHO) kebutuhan air masyarakat di negara-negara maju
memerlukan air antara 60-120 liter/orang/hari, sedangkan di Indonesia memerlukan air antara 30-60
liter/orang/hari. Berdasarkan tempat tinggal baik di perkotaan maupun di pedesaan sumber utama air
untuk minum cukup bervariasi, di perkotaan rumah tangga menggunakan air dari sumur bor/pompa
32,9%, air PDAM 28,6%, sedangkan di pedesaan lebih banyak menggunakan sumur gali terlindung
32,7%. Pada hakekatnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya namun dalam
banyak hal air yang digunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan karena air tersebut sering
ditemukan mengandung bibit penyakit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit.
Adanya Eschericia coli pada air menandakan bahwa air tersebut tidak layak dikonsumsi. Eschericia
coli dalam air berasal dari pencemaran atau kontaminasi dari kotoran manusia dan hewan sehingga
dapat menyebabkan penyakit gangguan buang air besar yang biasa disebut diare. Hampir 70%
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru memanfaatkan sumur gali sebagai sumber air
bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, sedangkan sumur gali milik masyarakat sebagian
besar berdekatan dengan sungai, kandang ternak, dan septictank. Tujuan dalam penelitian ini yaitu
menyajikan data dan distribusi sumur gali yang banyak mengandung bakteri Eschericia coli dan akan
dipetakan. Penelitian ini dilakukan pada bulan September- November 2020 di Wilayah Kerja
Puskesmas Masbagik Baru Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 54 sumur gali yang ditentukan dengan metode purposive sampling, dimana
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti. Metode penelitiannya Observasional
menggunakan desain Crossectional yang diperkuat dengan hasil pemetaan sumur gali berdasarkan
data Global Positioning System dengan menggunakan Geographic Information System. Analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk output berupa peta. Hasil penelitiannya
yaitu sebaran sumur gali diwilayah kerja puskesmas masbagik baru yang tinggi kandungan bakteri
Eschericia coli berjumlah 34 sumur gali (63%) yang terdiri dari 15 sumur gali di desa masbagik
timur, 7 sumur gali di desa masbagik utara, dan 12 sumur gali di desa masbagik utara baru.
Sedangkan yang rendah kandungan bakteri Eschericia coli berjumlah 20 sumur gali (37%).

Kata kunci : pemetaan, sumur gali, Global Positioning System, Geographic Information System
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

Abstract

According to the World Health Organization (WHO), people's water needs in developed
countries require water between 60-120 liters / person / day, while in Indonesia, water needs between
30-60 liters / person / day. Based on the place of residence, both in urban and rural areas, the main
source of water for drinking varies considerably, in urban areas households use water from drilled
wells / pumps 32.9%, PDAM water 28.6%, while in rural areas more use protected dug wells 32 , 7%.
In essence, humans try to provide enough water for themselves, but in many cases the water used is
not always in accordance with health requirements because the water is often found to contain germs
or certain substances that can cause disease. The presence of Eschericia coli in water indicates that
the water is not suitable for consumption. Eschericia coli in water comes from contamination or
contamination from human and animal feces so that it can cause defecation disorders commonly
called diarrhea. Nearly 70% of the people in the Puskesmas Masbagik Baru work area use dug wells
as a source of clean water to fulfill their daily needs, while most of the dug wells owned by the
community are close to rivers, cattle sheds, and septic tanks. The purpose of this research is to
present data and distribution of dug wells which contain a lot of Escherichia coli bacteria and to be
mapped. This research was conducted in September-November 2020 in the Work Area of the
Puskesmas Masbagik Baru, Masbagik District, East Lombok Regency. The sample in this study
amounted to 54 dug wells which were determined by the purposive sampling method, where the
sampling was based on the consideration of the researcher. Observational research method uses
cross-sectional design which is strengthened by the results of dug well mapping based on Global
Positioning System data using the Geographic Information System. Data analysis using descriptive
analysis and presented in the form of output in the form of a map. The results of his research were the
distribution of dug wells in the work area of the puskesmas masbagik baru with a high content of
Eschericia coli bacteria, amounting to 34 dug wells (63%) consisting of 15 dug wells in East
Masbagik Village, 7 dug wells in North Masbagik Village, and 12 dug wells in the new north
masbagik village. Meanwhile, the low content of Eschericia coli bacteria was 20 dug wells (37%).

Keywords : mapping, dug well, Global Positioning System, Geographic Information System

PENDAHULUAN menggunakan sumur gali terlindung 32,7%


Menurut World Health Organization (Depkes RI, 2010).
(WHO) kebutuhan air masyarakat di negara- Pada hakekatnya, manusia berupaya
negara maju memerlukan air antara 60-120 mengadakan air yang cukup bagi dirinya
liter/orang/hari, sedangkan di Indonesia namun dalam banyak hal air yang digunakan
memerlukan air antara 30-60 liter/orang/hari tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan
(Entjang, 2000). Air yang digunakan dalam karena air tersebut sering ditemukan
memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia mengandung bibit penyakit ataupun zat-zat
memiliki jumlah yang berbeda. Keperluan tertentu yang dapat menimbulkan penyakit
manusia akan air bervariasi sesuai dengan dan justru membahayakan kelangsungan
tempat orang tersebut tinggal (Suyono et al, hidup manusia (Azwar, 2012). Batasan-
2011). Berdasarkan tempat tinggal baik di batasan sumber air yang bersih dan aman
perkotaan maupun di pedesaan sumber adalah bebas dari kontaminasi kuman atau
utama air untuk minum cukup bervariasi, di bibit penyakit, bebas dari subtansi kimia
perkotaan rumah tangga menggunakan air yang berbahaya dan beracun, tidak berasa
dari sumur bor/pompa 32,9%, air PDAM dan tidak berbau, dapat digunakan untuk
28,6%, sedangkan di pedesaan lebih banyak mencukupi kebutuhan domestik dan rumah
tangga, dan memenuhi standar minimal yang
7
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

telah ditentukan oleh World Health usaha ini masih sangat sederhana yaitu
Organization (WHO) atau Departemen dibuang langsung ke dalam sungai yang
Kesehatan Republik Indonesia (Chandra, melintas sehingga potensi pencemaran dari
2012). Ketentuan standar baku mutu bakteri Escherichia coli pasti ada. Di
kesehatan lingkungan untuk media air untuk samping itu sebagian sumur gali berdekatan
keperluan hygiene sanitasi meliputi dengan kandang ternak, hampir 70%
parameter fisik, biologi, dan kimia untuk air masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
bersih tercantum dalam peraturan menteri Masbagik Baru memanfaatkan sumur gali
kesehatan (PMK) nomor 32 tahun 2017. sebagai sumber air bersih untuk pemenuhan
Menurut Bambang (2014), semakin kebutuhan sehari-hari. Rumah penduduk
tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, yang saling berdekatan menyebabkan
semakin tinggi pula resiko kehadiran bakteri- sebagian sumur gali memiliki jarak
bakteri patogen. Salah satu contoh bakteri berdekatan dengan septic tank, hal ini akan
patogen yang kemungkinan terdapat dalam menjadi sumber pencemar bakteri
air adalah bakteri Escherichia coli. Adanya Escherichia coli pada sumber air. Dari
Escherichia coli pada air menandakan bahwa uraian tersebut peneliti sangat tertarik untuk
air tersebut tidak layak dikonsumsi. melakukan penelitian dengan memetakan
Eschericia coli adalah jenis bakteri coliform sumur gali yang tidak memenuhi syarat
tinja yang biasanya ditemukan di usus kesehatan sebagai sumber air bersih. Tujuan
manusia. Eschericia coli dalam air berasal dalam penelitian ini yaitu menyajikan data
dari pencemaran atau kontaminasi dari dan distribusi sumur gali yang banyak
kotoran manusia dan hewan sehingga dapat mengandung bakteri Escherichia coli dan
menyebabkan penyakit gangguan buang air akan dipetakan. Sedangkan manfaat dalam
besar yang biasa disebut diare (Carrel et al, penelitian ini yaitu mengetahui sumur gali
2011). Bakteri Escherichia coli yang yang banyak mengandung bakteri
terkandung pada kotoran manusia (tinja) Escherichia coli dan memberikan informasi
dapat mencemarkan air sumur gali jika dalam bentuk peta distribusi.
memiliki jarak kurang dari 10 meter dari
sumber pencemar. Oleh karena itu,
sebaiknya membuat sumur pada jarak lebih METODE PENELITIAN
dari 10 meter agar sumur terhindar dari Penelitian ini dilakukan di Wilayah
berbagai macam pencemaran yang mungkin Kerja Puskesmas Masbagik Baru Kecamatan
dapat merembes ke sumur. Jarak sumur yang Masbagik Kabupaten Lombok Timur.
tidak memenuhi syarat kesehatan sangat Puskesmas Masbagik Baru memiliki wilayah
memungkinkan berkembang biaknya bakteri kerja yang mencakup tiga kelurahan yaitu
patogen yang menyebabkan terjadinya Desa Masbagik Timur, Desa Masbagik
penyakit yang ditularkan melalui air Utara, dan Desa Masbagik Utara Baru.
(Aramana et al, 2013). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Berdasarkan hasil observasi awal September - November 2020. Penelitian ini
pada Bulan Juli Tahun 2019 di wilayah kerja merupakan penelitian Observasional
Puskesmas Masbagik Baru sangat banyak menggunakan desain Crossectional yang
ditemukan pelaku usaha ternak unggas, diperkuat dengan hasil pemetaan sumur gali
kambing, dan sapi. Penanganan limbah dari di wilayah kerja Puskesmas Masbagik Baru
berdasarkan data Global Positioning System
8
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

(GPS) dengan menggunakan Geographic


Information System (GIS). Populasi yang Tabel 1. Hasil pemetaan kandungan Eschericia
digunakan dalam penelitian ini adalah semua coli pada sumur gali di wilayah kerja
puskesmas masbagik baru.
sumur gali yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Masbagik Baru. Sedangkan NO LOKASI KOORDINAT KETERANGAN
HASIL (1:100 L)
sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 1 Sumur 1 S 08036.783’ +
sumur gali yang ditentukan dengan metode E 116028.955’
purposive sampling, dimana pengambilan 2 Sumur 2 S 08036.771’ -
E 116028.920’
sampel berdasarkan pertimbangan peneliti 3 Sumur 3 S 08036.857’ +
yang mana pertimbangan tersebut dapat E 116028.883’
4 Sumur 4 S 08036.910’ +
mewakili populasi. Analisis data yang E 116028.820’
digunakan adalah analisis deskriptif dan 5 Sumur 5 S 08036.900’ +
disajikan dalam bentuk output berupa peta. E 116028.816’
6 Sumur 6 S 08036.853’ -
Adapun tahapan yang dilalui dalam E 116028.611’
pemetaan ini yaitu a) pembuatan peta dasar, 7 Sumur 7 S 08036.788’ -
E 116028.627’
meliputi mencari data sekunder hasil uji
8 Sumur 8 S 08036.791’ +
laboratorium air sumur gali di wilayah kerja E 116028.602’
Puskesmas Masbagik Baru dan membuat 9 Sumur 9 S 08036.795’ +
E 116028.610’
peta dasar daerah yang diteliti. b) pemetaan 10 Sumur S 08036.806’ +
di lapangan, meliputi persiapan alat GPS 10 E 116028.607’
Garmin 60 CSx, meteran, alat tulis, kamera, 11 Sumur S 08036.809’ +
11 E 116028.512’
dan kendaraan. c) pembuatan peta, meliputi 12 Sumur S 08036.802’ +
pembuatan database hasil Global Positioning 12 E 116028.493’
System dan pembuatan peta menggunakan 13 Sumur S 08036.808’ +
13 E 116028.491’
perangkat lunak ArcGIS 10.3. 14 Sumur S 08036.822’ +
14 E 116028.495’
15 Sumur S 08036.804’ +
HASIL DAN PEMBAHASAN 15 E 116028.520’
1. Hasil Pemetaan Kandungan 16 Sumur S 08036.778’ +
Eschericia Coli Pada Sumur Gali Di 16 E 116028.522’
17 Sumur S 08036.769’ -
Wilayah Kerja Puskesmas Masbagik 17 E 116028.290’
Baru Kabupaten Lombok Timur 18 Sumur S 08036.778’ -
Dari hasil survei yang telah 18 E 116028.275’
19 Sumur S 08036.779’ +
dilakukan, didapatkan 54 sumur gali 19 E 116028.266’
yang tersebar di wilayah kerja 20 Sumur S 08036.787’ +
20 E 116028.252’
Puskesmas Masbagik Baru yaitu 27
21 Sumur S 08036.793’ -
sumur gali di Desa Masbagik Timur, 10 21 E 116028.256’
sumur gali di Desa Masbagik Utara, dan 22 Sumur S 08036.908’ -
22 E 116028.918’
17 sumur gali di Desa Masbagik Utara 23 Sumur S 08036.931’ -
Baru. Adapun hasil pemetaan 23 E 116028.911’
kandungan Escherichia coli pada sumur 24 Sumur S 08036.931’ +
24 E 116028.892’
gali di wilayah kerja Puskesmas 25 Sumur S 08036.951’ +
Masbagik Baru dapat ditunjukkan oleh 25 E 116028.873’
tabel di bawah ini : 26 Sumur S 08036.968’ +
26 E 116028.862’

8
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

27 Sumur S 08036.954’ + Keterangan : + (Positif) : Tinggi kandungan E.


27 E 116028.867’ Coli (Berjumlah 34)
28 Sumur S 08036.804’ + - (Negatif) : Rendah kandungan E.
28 E 116029.096’ Coli (Berjumlah 20)
29 Sumur S 08036.838’ -
29 E 116029.031’
Dari tabel di atas dapat dilihat
30 Sumur S 08037.104’ -
30 E 116029.390’ bahwa sumur gali di wilayah kerja
31 Sumur S 08037.093’ - Puskesmas Masbagik Baru yang tinggi
31 E 116029.381’
32 Sumur S 08037.593’ +
kandungan Escherichia coli berjumlah
32 E 116029.623’ 34 sumur dan rendah kandungan
33 Sumur S 08037.696’ - Escherichia coli berjumlah 20 sumur.
33 E 116029.695’
34 Sumur S 08037.688’ +
34 E 116029.699’ 2. Peta Sebaran Sumur Gali Dengan
35 Sumur S 08037.827’ + Kandungan Escherichia Coli Di
35 E 116029.708’
36 Sumur S 08037.135’ + Wilayah Kerja Puskesmas Baru
36 E 116029.357’ Kabupaten Lombok Timur
37 Sumur S 08037.179’ +
37 E 116029.409’
Setelah melakukan pemetaan
38 Sumur S 08037.671’ + dengan pengambilan titik koordinat
38 E 116029.741’ pada sumur gali di wilayah kerja
39 Sumur S 08037.673’ -
39 E 116029.756’ Puskesmas Masbagik Baru, maka
40 Sumur S 08037.678’ - kemudian dibuat peta sebarannya.
40 E 116029.767’ Adapun peta sebarannya terdiri dari peta
41 Sumur S 08037.678’ +
41 E 116029.782’ sebaran sumur gali di Desa Masbagik
42 Sumur S 08037.690’ + Timur, peta sebaran sumur gali di Desa
42 E 116029.791’
Masbagik Utara, peta sebaran sumur
43 Sumur S 08037.677’ -
43 E 116029.785’ gali di Desa Masbagik Utara Baru, dan
44 Sumur S 08037.684’ + peta sebaran sumur gali di wilayah kerja
44 E 116029.795’
45 Sumur S 08037.690’ -
Puskesmas Masbagik Baru. Peta sebaran
45 E 116029.776’ sumur gali dengan kandungan
46 Sumur S 08037.697’ + Escherichia coli dapat dilihat sebagai
46 E 116029.783’
47 Sumur S 08037.701’ - berikut :
47 E 116029.774’ a. Peta Sebaran Sumur Gali Di Desa
48 Sumur S 08037.693’ + Masbagik Timur Wilayah Kerja
48 E 116029.762’
49 Sumur S 08037.655’ + Puskesmas Masbagik Baru
49 E 116029.716’ Setelah melakukan
50 Sumur S 08037.656’ -
E 116029.710’
pengambilan titik koordinat
50
51 Sumur S 08037.663’ - menggunakan GPS Garmin 60CSx
51 E 116029.706’ pada sumur gali di desa masbagik
52 Sumur S 08037.653’ +
52 E 116029.704’ timur, kemudian dibuat peta
53 Sumur S 08037.649’ - sebarannya dengan perangkat lunak
53 E 116029.693’ ArcGIS 10.3. Adapun peta
54 Sumur S 08037.657’ +
54 E 116029.745’ sebarannya dapat dilihat pada gambar
berikut :

8
Gambar 1. Peta sebaran sumur gali dengan kandungan eschericia coli di desa masbagik timur

Berdasarkan gambar di atas, tidak sesuai dengan standar


dari 27 sumur gali yang dipetakan peruntukkan sebagai sumber air
terdapat 15 sumur gali yang tinggi bersih (Radjak, 2013).
kandungan Escherichia coli dengan Menurut penelitian yang telah
jumlah persentase 54% dan 12 sumur dilakukan oleh Prajawati (2008),
gali yang rendah kandungan bahwa jarak septictank dengan
Escherichia coli dengan jumlah sumber air bersih dapat
persentase 44%. mempengaruhi jumlah bakteri
Berdasarkan hasil observasi di Escherichia coli.
desa masbagik timur wilayah kerja b. Peta sebaran sumur gali di Desa
puskesmas masbagik baru, ditemukan Masbagik Utara Wilayah Kerja
bahwa letak sumur gali masih Puskesmas Masbagik Baru
berdekatan dengan kandang ternak, Setelah melakukan
tempat pembuangan sampah (TPS), pengambilan titik koordinat
dan septictank. Jarak sumur gali menggunakan GPS Garmin 60 CSx
dengan sumber pencemar kurang dari pada sumur gali di desa masbagik
10 meter. Sumber air bersih yang utara, kemudian dibuat peta
tercemar oleh tinja dan mengandung sebarannya dengan perangkat lunak
bakteri Escherichia coli dapat ArcGIS 10.3. Adapun peta
mengakibatkan kualitas air bersih sebarannya dapat dilihat pada gambar
berikut :
Gambar 2. Peta sebaran sumur gali dengan kandungan escherichia coli di desa masbagik utara

Berdasarkan gambar di atas, septictank dengan sumber air bersih


dari 10 sumur gali yang dipetakan yang tidak memenuhi syarat.
terdapat 7 sumur gali yang tinggi Sedangkan penelitian oleh Ginting
kandungan Escherichia coli dengan (2008), menyatakan kurangnya lahan
jumlah persentase 70% dan 3 sumur penduduk menyebabkan jarak
gali yang rendah kandungan jamban dengan sumber air bersih
Escherichia coli dengan jumlah kurang dari 10 meter. Kondisi SPAL
persentase 30%. di desa masbagik utara banyak yang
Berdasarkan hasil observasi di jarak SPAL dengan sumur gali
desa masbagik utara wilayah kerja kurang dari 10 meter. Semakin jauh
puskesmas masbagik baru, ditemukan jarak sumber pencemar maka jumlah
bahwa letak sumur gali masih bakteri yang dapat mencemari
berdekatan dengan sungai, saluran sumber air semakin sedikit, ini
pembuangan air limbah (SPAL), disebabkan karena tanah tersusun
jamban, dan septictank. Jarak antara dari berbagai jenis material (batu,
septictank dengan sumber air bersih pasir) yang akan menyaring bakteri
yang tidak memenuhi syarat yang melewatinya (Kusnoputranto,
disebabkan karena luas lahan yang 1997).
terbatas. Hal ini didukung penelitian
oleh Nazar (2010), yang menyatakan c. Peta sebaran sumur gali di Desa
luas lahan yang terbatas sangat Masbagik Utara Baru Wilayah Kerja
memungkinkan jarak antara Puskesmas Masbagik Baru
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

Setelah melakukan sebarannya dengan perangkat lunak


pengambilan titik koordinat ArcGIS 10.3. Adapun peta
menggunakan GPS Garmin 60 CSx sebarannya dapat dilihat pada gambar
pada sumur gali di desa masbagik berikut :
utara baru, kemudian dibuat peta

Gambar 3. Peta sebaran sumur gali dengan kandungan eschericia coli di desa masbagik utara baru

Berdasarkan gambar di atas, sumber air bersih yang kedalaman


dari 17 sumur gali yang dipetakan kedap airnya kurang dari 3 meter
terdapat 12 sumur gali yang tinggi dapat memperbesar kemungkinan
kandungan Escherichia coli dengan terkontaminasinya sumber air bersih
jumlah persentase 71% dan 5 sumur sehingga akan mengakibatkan
gali yang rendah kandungan penurunan kualitas air dan pada
Escherichia coli dengan jumlah akhirnya dapat mempengaruhi
persentase 29%. tingkat kesehatan pemakai. Selain
Berdasarkan hasil observasi di itu, salah satu faktor yang dapat
desa masbagik utara baru wilayah mempengaruhi jumlah bakteri
kerja puskesmas masbagik baru, Escherichia coli pada sumber air
ditemukan bahwa sumur gali di bersih adalah jarak jamban dengan
rumah penduduk memiliki sumber air bersih (Boekoesoe, 2010).
kedalaman kedap airnya kurang dari d. Peta sebaran sumur gali di wilayah
3 meter, sumur gali berdekatan kerja Puskesmas Masbagik Baru
dengan jamban dan septictank. Setelah melakukan
Menurut Hasnawi (2012), bahwa pengambilan titik koordinat

8
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

menggunakan GPS Garmin 60 CSx ArcGIS 10.3. Adapun peta


pada sumur gali di wilayah kerja sebarannya dapat dilihat pada gambar
masbagik baru, kemudian dibuat peta berikut :
sebarannya dengan perangkat lunak

Gambar 4. Peta sebaran sumur gali dengan kandungan Escherichia coli di wilayah kerja puskesmas
masbagik baru

Berdasarkan gambar di atas, kedalaman kedap air kurang dari 3


dari 54 sumur gali yang dipetakan meter. Penelitian oleh Tandean
terdapat 34 sumur gali yang tinggi (2015), menjelaskan bahwa ada
kandungan Escherichia coli dengan hubungan antara jarak sumber
jumlah persentase 63% dan 20 sumur pencemar dengan kandungan
gali yang rendah kandungan Escherichia coli. Sumber pencemar
Escherichia coli dengan jumlah yang memungkinkan yaitu limbah
persentase 37%. rumah tangga atau industri, sampah,
Berdasarkan hasil observasi tinja, dan kandang ternak. Bakteri
terhadap sumur gali yang tinggi Escherichia coli merupakan bakteri
kandungan Escherichia coli di gram negatif berbentuk batang
wilayah kerja puskesmas masbagik pendek yang memiliki panjang
baru, ditemukan bahwa jarak sumur sekitar 2 µm, diameter 0,7 µm, lebar
gali dengan sungai, SPAL, jamban, 0,4-0,7 µm dan bersifat anaerob
dan septictank kurang dari 10 meter, fakultatif. Adanya bakteri Coliform
kandang ternak berada didekat rumah dan Escherichia coli pada air
penduduk dengan jarak kurang dari menunjukkan kemungkinan adanya
15 meter, dan sumur gali memiliki mikroba yang bersifat toksigenik
8
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

yang dapat meyebabkan gejala diare, KESIMPULAN


demam, kram perut, dan muntah- Sebaran sumur gali yang tinggi
muntah (Sengupta et al, 2013). kandungan bakteri Eschericia coli berjumlah
Sesuai dengan penelitian yang 34 sumur gali dengan jumlah persentase
dilakukan oleh Nurochmah (2017), 63% yang terdiri dari 15 sumur gali di desa
bahwa jarak kandang ternak yang masbagik timur, 7 sumur gali di desa
dekat dengan sumur gali dapat masbagik utara, dan 12 sumur gali di desa
menyebabkan adanya bakteri masbagik utara baru. Sumur gali yang tinggi
Escherichia coli pada sumur gali. kandungan bakteri Escherichia coli di
Kandang ternak yang dimiliki oleh wilayah kerja puskesmas masbagik baru
masyarakat ada yang berada di dikarenakan bahwa jarak sumur gali dengan
belakang rumah dan bergandengan septictank kurang dari 10 meter dan kandang
dengan rumah. Kandang ternak yang ternak berada didekat rumah penduduk.
berjarak kurang dari 15 meter dari Untuk menghindari adanya bakteri
sumur gali dapat menyebabkan Escherichia coli pada sumur gali yang
banyaknya vektor penyebab penyakit berjarak < 15 meter dari kandang ternak
maupun kontaminasi bakteri. Sesuai dapat dilakukan pelatihan oleh petugas
dengan penelitian oleh Chandra kesehatan mengenai pengolahan kotoran
(2012), sumur harus berjarak ternak menjadi pupuk dapat dilakukan untuk
minimal 15 meter dan terletak lebih meminimalisir pencemaran dari kandang
tinggi dari sumber pencemar seperti ternak ke sumur gali.
kakus, kandang ternak, tempat
sampah, dan sebagainya. UCAPAN TERIMA KASIH
Sedangkan penelitian yang Peneliti mengucapkan terima kasih
dilakukan oleh Amaliah (2017), kepada semua pihak yang terkait antara lain,
menunjukkan jarak septictank dengan Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
sumur gali kurang dari 10 meter atau (DRPM) yang telah memberikan dana hibah
tidak memenuhi syarat dapat penelitian dosen pemula (PDP) pendanaan
menyebabkan adanya bakteri tahun 2020. Penulis juga mengucapkan
Escherichia coli. Faktor-faktor yang terima kasih kepada Kepala Bidang Program
mempengaruhi jumlah bakteri Penelitian dan Pengembangan BAPPEDA
Escherichia coli yaitu jarak Lombok Timur yang telah memberikan dan
septictank. Kondisi septictank yang mengeluarkan surat izin penelitian.
tidak kedap air, jarak yang tidak
memenuhi syarat (< 10 meter), dan DAFTAR PUSTAKA
terletak pada tanah yang memiliki Amaliah, L. 2017. Analisis Hubungan Faktor
daya serap air yang tinggi sehingga Sanitasi Sumur Gali Terhadap Indeks
mengakibatkan jumlah bakteri Fecal Coliform Di Desa Sentul
Eschericia coli semakin lama akan Kecamatan Kragilan Kabupaten
semakin meningkat (Radjak et al, Serang. Skripsi. Banten : Universitas
2013). Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Aramana, I.Y.T., Kawatu, P.A.T., Ratag, B.,
Umboh, J.M.L. 2013. Gambaran

8
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

Kualitas Fisik Dan Bakteriologis Air Sumatera Utara : Universitas Sumatera


Serta Kondisi Fisik Sumur Gali Di Utara.
Kelurahan Bitung Karangria Hasnawi, H. 2012. Pengaruh Konstruksi
Kecamatan Tuminting Kota Manado. Sumur Terhadap Kandungan Bakteri
Jurnal, Hal. 1-7. Manado : Fakultas Escherichia Coli Pada Air Sumur Gali
Kesehatan Masyarakat Universitas Di Desa Dopalak Kecamatan Paleleh
Sam Ratulangi. Kabupaten Buol. Skripsi. Gorontalo :
Azwar, A. 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo.
Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Kemenkes RI. 2017. Peraturan Mentri
Widia. Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Bambang, A.G., Fatimawali, Kojong, N. 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
2014. Analisis Cemaran Bakteri Mutu Kesehatan Lingkungan Dan
Coliform Dan Identifikasi Eschericia Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Coli Pada Air Isi Ulang Dari Depot Di Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi, Renang, Solus Per Aqua, dan
Hal. 3(3). Manado : Universitas Sam Pemandian Umum. Jakarta :
Ratulangi. Kementerian Kesehatan Republik
Boekoesoe, L. 2010. Tingkat Kualitas Indonesia.
Bakteriologis Air Bersih Di Desa Kusnoputranto, H. 1997. Kesehatan
Sosial Kecamatan Paguyaman Lingkungan. Jakarta : Direktorat
Kabupaten Boalemo. Jurnal Inovasi, Jenderal Pendidikan Tinggi,
Vol. 7, No. 4, Hal : 240-251. Departemen Pendidikan Dan
Carrel, M., Escamilla, V., Messina, J., Kebudayaan.
Giebultowicz, S., Winston, J., Streat Nurochmah, E. 2017. Hubungan Sanitasi
eld, K.P., Emch, M. 2011. Lingkungan Dan Jarak Sumber Ke
International Jurnal of Health Sumber Pencemar Dengan Kejadian
Geografik, Hal. 10(41). Diare Di Desa Sruni Kecamatan
Chandra, B. 2012. Pengantar Kesehatan Musuk Kabupaten Boyolali. Skripsi.
Lingkungan. Jakarta : Buku Semarang : Universitas Diponegoro
Kedokteran EGC. Semarang.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Kriteria Nazar, H., Kasry, A., Saam, Z. 2010.
Air Keperluan Rumah Tangga; Hasil Kebijakan Pengendalian Pencemaran
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Sumber Air Bersih Perumahan
Jakarta: Badan Penelitian Dan Sederhana Di Kota Pekan Baru (Kasus
Pengembangan Kesehatan Di Kecamatan Tampan). Journal of
Kementerian Kesehatan RI. Enviromental Science, Vol. 1, No. 4,
Entjang, I. 2000. Ilmu Kesehatan Hal : 1-18.
Masyarakat. Jakarta: PT Citra Aditya Prajawati, R. 2008. Hubungan Konstruksi
Bakti. Dengan Kualitas Mikrobiologi Air
Ginting, R.M. 2008. Hubungan Tingkat Sumur Gali (Studi kasus Di Desa
Resiko Pencemaran Terhadap Kualitas Muara Putih Kecamatan Natar
Air Sumur Gali Di Kelurahan Kabupaten Lampung Selatan). Ruwa
Martubung Kecamatan Medan Jurai, Vol. 2
Labuhan Tahun 2006. Skripsi.
8
Jurnal Sanitasi dan Lingkungan Vol.1,No.2, Tahun Muhamad Majdi1, Hijriati

Radjak, N.F. 2013. Pengaruh Jarak


Septictank Dan Kondisi Fisik Sumur
Terhadap Keberadaan Bakteri.
Sengupta, C., Rita, S. 2013. Review Article :
Understanding Coliforms-A Short
Review. International Journal of
Advance Research, Hal. 1(16-25).
Suyono., Budiman. 2011. Ilmu Kesehatan
Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan
Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Tendean, N.H. 2015. Hubungan Antara
Jarak Sumber Pencemar Dengan
Kandungan Bakteri Coliform Pada Air
Sumur Gali Di Desa Kapitu Kecamatan
Amurang Barat Kabupaten Minahasa
Selatan. Skripsi. Manado : Universitas
Sam Ratulangi.
World Health Organization (WHO). 2019.
Eschericia Coli. Diakses Pada Tanggal
5 Agustus 2019.
http://www.who.int/mediacentre/factsh
eets/fs125/en/.

Anda mungkin juga menyukai