Anda di halaman 1dari 8

UJPH 3 (2) (2014)

Unnes Journal of Public Health


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

HUBUNGAN ANTARA HYGIENE SANITASI DENGAN JUMLAH COLIFORM AIR MINUM


PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KABUPATEN DEMAK TAHUN 2012

Muhammad Navis Mirza

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antar hygiene sanitasi depot air minum isi
Diterima Mei 2013 ulang dengan jumlah Coliform air minum. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menjelaskan
Disetujui Juni 2013 (explanatory research) dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh depot air minum di
Dipublikasikan Juli 2014 Kabupaten Demak yang berjumlah 136 depot.Jumlah sampel sebanyak 38 DAMIU dengan teknik simple
________________ random sampling.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan
pemeriksaan laboratorium. Hasil penelitian disimpulkan bahwa variabel hygiene operator (p=0.001)
Keywords:
berhubungan dan sanitasi DAMIU (p=0.05) tidak berhubungan dengan variabel jumlah coliform dalam
Hygiene; Sanitasi, DAMIU,
air minum. Mempertimbangkan hasil penelitian, Dinas Kesehatan Kabupaten Demak perlu merumuskan
Coliform, air minum
peraturan yang bersifat mengikat agar pemilik DAMIU menjaga hygiene sanitasi karena pentingnya
____________________
hygiene sanitasi dalam usaha menjaga kesehatan masyarakat sehingga inspeksi hygiene sanitasi perlu
menjadi syarat dalam perijinan/ijin usaha DAMIU.

Abstract
___________________________________________________________________
The researchs purpose is to identify relationship between hygiene sanitation with amount of coliform in
drinking water. This research was an explanatory with cross sectional design. 38 Samples were taken
from 136 depots in Demak, using random sampling method with propotional sampling technique.
Instruments used in this research were observation and laboratory examination sheets. The research
concluded that hygiene operator (p=0.001) variable was related and sanitation (p=0.05) variable was
not related to amount of coliform in drinking water. Considering the result of this research, Health
Department of Demak Regencys should formulate a strict regulation to make depots owners keep
sanitation hygiene due to importunity effort of keeping the health of community, so that the inspection
of it needs to be conditions of license for depots.

2014 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528


Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: navismirza32@gmail.com

1
Muhammad Navis Mirza / Unnes Journal of Public Health 3 (2) (2014)

PENDAHULUAN mendapat izin dari instansi terkait sebelum


diedarkan, sedangkan untuk depot air minum
Air minum adalah air yang kualitasnya isi ulang (DAMIU) perizinan, pembinaan,
memenuhi syarat kesehatan dan dapat pengawasan dan peredarannya belum
langsung diminum, syarat kesehatan yang dilakukan sebagai mana mestinya padahal
dimaksud adalah mikrobiologi, kimia fisika dan masyarakat memerlukan informasi yang jelas
radio aktif (Depkes RI : 2010).Air di dalam terutama tentang keamanan konsumsi air
tubuh manusia,berkisar antara 50-70% dari minum ini. Tingginya minat masyarakat dalam
seluruh berat badan. Pentingnya air bagi mengkonsumsi AMDK dan mahalnya harga
kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada AMDK yang diproduksi industri besar
dalam organ, seperti 80% dari darah adalah air, mendorong tumbuhnya depot air minum isi
kehilangan 15% dari berat badan dapat ulang (DAMIU) diberbagai tempat terutama di
mengakibatkan kematian (Slamet, 2002: 84 ). kota-kota besar. Dilihat dari segi harganya,
Sejalan dengan kemajuan dan DAMIU ini lebih murah yaitu sekitar 1/3 dari
peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah harga air minum dalam kemasan yang
penyediaan air selalu meningkat untuk setiap diproduksi resmi industri besar akan tetapi
saat. Akibatnya kegiatan untuk pengadaan masyarakat masih ragu dalam menentukan
sumber-sumber air baru setiap saat terus kualitas-nya sehingga aman untuk dikonsumsi
dilakukan seperti mencari sumber air baru (Athena, dkk, 2004: 148).
dalam bentuk air tanah air sungai air danau, Dampak positif adanya depot air minum
mengolah atau menawarkan air laut, mengolah adalah, menyediakan air yang kualitasnya aman
dan menyehatkan kembali sumber air kotor dan sehat bagi pemakainya, individu maupun
yang telah tercemar (Widiyanti, dkk, 2004: 64). masyarakat, menyediakan air yang memenuhi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten kuantitas menyediakan air secara kontinyu,
Demak periode tahun 2000-2001 menunjukan mudah dan murah untuk menunjang hygiene
bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2010 perorangan maupun rumah tangga (Tri Joko :
berdasarkan penghitungan tahun dasar 2000 2010a). Disisi lain perkembangan depot air
adalah 4,12 %, lebih tinggi jika dibandingkan minum isi ulang berpotensi menimbulkan
pertumbuhan tahun 2009 yang sebesar 4, 08%. dampak negatif bagi kesehatan konsumen, bila
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tidak adanya regulasi yang efektif .Isu yang
perkapita merupakan salah satu indikator yang mengemuka saat ini adalah rendahnya jaminan
biasa digunakan untuk mengukur tingkat kualitas terhadap air minum yang dihasilkan.
kemakmuran penduduk suatu daerah. PDRB Jika tidak dikendalikan dengan maksimal depot
perkapita Kabupaten Demak atas dasar harga air minum berpotensi menimbulkan kerugian
berlaku pada tahun 2010 meningkat sebesar bagi kesehatan misalnya keracunan zat kimia
5,62 juta rupiah atau tumbuh sebesar 10,56 % persisten maupun penyebaran penyakit melalui
dari tahun sebelumnya, sedangkan menurut air atau water borne disease (Tri Joko : 2010b).
harga konstan meningkat sebesar 3,02 juta Golongan Eschericia coli merupakan
rupai atau naik 3,51 persen dari tahun kuman oportunis yang banyak ditemukan di
sebelumnya (Badan Pusat Statistik Kabupaten dalam usus besar manusia sebagai flora normal.
Demak : 2011). Sifatnya unik karena dapat menyebabkan
Usaha air minum dalam kemasan infeksi primer pada usus misalnya diare pada
(AMDK) dari perusahaan air minum dalam anak dan juga kemampuannya menimbulkan
kemasan karena air minum sangat dibutuhkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus.
dan pada umumnya telah mendapat ijin usaha Namun, adanya bakteri Eschericia coli dalam
industri. Produksi, peredaran dan pengawasan makanan tidak selalu menunjukkan
AMDK yang diproduksi industri besar telah kontaminasi yang berasal dari kotoran manusia

2
Muhammad Navis Mirza / Unnes Journal of Public Health 3 (2) (2014)

atau hewan, melainkan juga dikarenakan 120 sampel DAMIU dari 10 kota besar (Jakarta,
kondisi sanitasi dan penanganan yang kurang Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Semarang,
baik dari penjamah makanan (Badan Pengawas Yogyakarta, Surabaya, Medan dan
Obat dan Makanan RI, 2008:3). Denpasar).Sekitar 16% persen dari sampel
Masalah yang muncul akibat rendahnya tersebut terkontaminasi bakteri coliform hal ini
mutu pengawasan adalah banyaknya DAMIU menunjukkan buruknya kualitas depot air
yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti minum isi ulang (Suprihatin, 2002).
yang diatur dalam Permenkes No. Usaha depot air minum harus diawasi
492/Menkes/PER/IV/2010 tentang dibina dan diawasi kualitasnya agar selalu
persyaratan air minum, yang dalam salah satu aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat.
bagiannya menyebutkan bahwa dalam air dinas kesehatan kesulitan untuk melaksanakan
minum tidak boleh ada kandungan coliform. pengawasan DAMIU desebabkan instansi ini
Ada beberapa penyebab DAMIU terkontaminasi bukan sebagai pemberi izin. perizinan
diantaranya sumber air baku, wadah tempat dikeluarkan oleh dinas perindustrian dan
distribusi tidak memenuhi standard hygiene perdagangan, sementara dinas kesehatan hanya
dan sanitasi DAMIU, juga proses filtrasi dan sebagai pemberi rekomendasi. Produksi,
desinfektan dengan teknologi yang rendah. peredaran dan pengawasan AMDK yang
Hygiene sanitasi adalah upaya diproduksi industri besar telah mendapat izin
kesehatan untuk mengurangi atau dari instansi terkait sebelum diedarkan,
menghilangkan faktor-faktor yang menjadi sedangkan untuk DAMIU perizinan, pembinaan,
penyebab terjadinya pencemaran terhadap air pengawasan dan peredarannya belum
minum dan sarana yang digunakan untuk dilakukan sebagai mana mestinya padahal
proses pengolahan, penyimpanan, dan masyarakat memerlukan informasi yang jelas
pembagian air minum. Tujuan dari hygiene terutama tentang keamanan konsumsi
sanitasi adalah terlindunginya masyarakat dari airminum ini (Athenaa, dkk., 2004: 148).
potensi pengaruh buruk akibat konsumsi air Masyarakat sebagai konsumen air minum
minum yang berasal dari depot air minum. perlu dilindungi haknya, seperti yang tertulis
Dengan demikian masyarakat akan terhindar dalam Undang-Undang Republik Indonesia
dari kemungkinan terkena resiko penyakit nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
bawaan air. Disamping itu upaya pembinaan kosumen. Bahwa konsumen memiliki hak atas
dan pengawasan terhadap usaha depot air kenyamanan, keamanan dan keselamatan
minum yang baik akan mendorong dalam mengkonsumsi barang atau jasa dan hak
pertumbuhan ekonomi nasional membuka atas informasi yang benar, jelas dan jujur
lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan mengenai kondisi dan jaminan barang atau jasa
masyarakat (Direktorat Jenderal (Badan Perlindungan Konsumen Indonesia,
Pemberantasan Penyakit Menular dan 2010).
Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 2010: 3). Berdasarkan uraian diatas, maka perlu
Hasil penelitian dengan purposive dilakukan kajian tentang hubungan antara
sampling terhadap populasi DAMIU di hygiene sanitasi dengan jumlah coliform air
Semarang ditemukan 34% depot tercemar minum pada DAMIU di Kabupaten
bakteri (Ferawaty, 2004) demikian juga dengan Demak.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
hasil penelitian di Kota Bogor terhadap 27 mengetahui hubungan antara hygiene sanitasi
depot ditemukan 2 (7%) depot tercemar dengan jumlah coliform air minum pada depot
bakteri (Pratiwi, 2007). Hasil Sidak Dinas air minum isi ulang (DAMIU) di Kabupaten
Kesehatan Jakarta Barat pada Januari 2009 Demak.
yang lalu menemukan 384 sampel dari DAMIU Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
yang tercemar E. Coli. Hasil Pengujian kualitas mengetahui hubungan antara hygiene sanitasi

3
Muhammad Navis Mirza / Unnes Journal of Public Health 3 (2) (2014)

dengan jumlah coliform air minum pada depot proposional dibanding banyaknya DAMIU di
air minum isi ulang (DAMIU) di Kabupaten kecamatan tersebut.Perhitungan sampel
Demak. selanjutnya dilakukan menggunakan rumus :
Instrumen dalam penelitian ini adalah
METODE PENELITIAN check list hygiene sanitasi depot air minum isi
ulang dan untuk pemeriksaan jumlah coliform
Penelitian ini merupakan jenis dalam air minum menggunakan metode tabung
explanatory research (penelitian penjelasan) ganda (Direktorat Jenderal Pemberantasan
dengan metode survey yang menggunakan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
pendekatan cross sectional. Variabel yang Pemukiman, 1993). Check list merupakan suatu
diteliti adalah Hygiene operator dan sanitasi daftar pengecek yang berisi nama subjek dan
depot air minum kemudian dihubungkan disertai dengan beberapa gejala atau identitas
dengan jumlah Coliform dalam air minum isi lainnya yang diperlukan dari sasaran
ulang.Variabel penganggu dalam penelitian ini pengamatan. Pelaksanaan observasi dilakukan
adalah sumber air baku, jenis filtrasi, jenis dengan check list berkelompok, dengan
disinfektan. memasukkan beberapa variabel ke dalam satu
Populasi dalam penelitian ini yaitu instrumen check list.
sebanyak 136 DAMIU di Kabupaten Demak Analisis data dilakukan menggunakan
(Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, 2011). teknik analisis univariat dan bivariat. Analisis
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian univariat dilakukan terhadap masing-masing
ini adalah 38 DAMIU. Sampel dalam penelitian variabel yang digunakan dalam penelitian,
ini adalah sejumlah depot air minum isi ulang dengan mengacu pada data yang diperoleh dari
yang pengambilan sampel minimal diambil hasil penelitian. Analisis bivariat dilakukan
dengan menggunakan rumus Stanley dengan cara melakukan korelasi antara variabel
Lemeshow (Lemeshow, 1997: 54). bebas dengan variabel terikat yang digunakan
Teknik sampling ini digunakan melalui dalam penelitian. Uji statistik yang tepat
dua tahap yaitu tahap pertama menentukan digunakan untuk analisis bivariat dalam
sampel minimal dan tahap berikutnya penelitian ini adalah uji Chi Square.
menentukan sampel per kecamatan secara

umlah er ecamatan
sampel minimal
umlah opulasi di abupaten emak

HASIL DAN PEMBAHASAN variabel yaitu kondisi hygiene operator dan


sanitasi depot air minum isi ulang (DAMIU)
Analisis univariat dilakukan terhadap dengan jumlah coliform air minum.
variabel dari hasil penelitian.Analisis yang Hasil penelitian untuk kondisi hygiene
dilakukan adalah dengan menggambarkan operator disajikan dalam Tabel 1:

Tabel 1. Hygiene Operator Depot Air Minum Isi Ulang


No. Hygiene Operator Depot Air Minum Isi Ulang Frekuensi Persentase (%)
1. Tidak Baik 8 21,1
2. Baik 30 78,9
Jumlah 38 100

Berdasarkan hasil observasi mengenai ulang diketahui bahwa dari 38 DAMIU


perilaku hygiene operator depot air minum isi terdapat 8 DAMIU (21,1%) dengan perilaku

4
Muhammad Navis Mirza / Unnes Journal of Public Health 3 (2) (2014)

hygiene yang tidak baik dan 30 DAMIU (78,9%) yang perlu diperhatikan adalah tidak adanya
dengan perilaku hygiene yang tidak baik . operator yang memiliki sertifikat pelatihan
Penelitian sejenis juga menunjukan di operator DAMIU, operator cenderung tidak
daerah lain belum semua DAMIU menerapkan menjaga hygiene perorangan dan sanitasi
hygiene sanitasi seperti pada penelitian Sri DAMIU (Sri Malem : 2008).
Malem (2008) di Kota Medan 20% DAMIU dan Hasil penelitian untuk kondisi sanitasi
Maharani (2007) di Wonogiri 22,2% DAMIU disajikan dalam Tabel 2:
tidak memenuhi syarat hygiene sanitasi. Hal

Tabel 2. Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang


No. Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Frekuensi Persentase (%)
1. Tidak Baik 16 42,1
2. Baik 22 57,9
Jumlah 38 100

Berdasarkan hasil observasi mengenai dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan


kondisi sanitasi depot air minum isi ulang manusia, dimana lingkungan yang berguna
menyatakan bahwa dari 38 DAMIU terdapat 16 ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang
DAMIU (42,1%) dengan kondisi sanitasi tidak merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Hal ini
baik dan 22 DAMIU (57,9%) dengan kondisi dapat menimbulkan resiko yang merugikan
sanitasi yang baik. kesehatan masyarakat.
Kondisi sanitasi lingkungan sebagaimana Hasil penelitian untuk jumlah coliform
yang dikemukakan oleh Entjang (2000) yaitu disajikan dalam Tabel 3:
pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial

Tabel 3. Jumlah Coliform


No. Jumlah coliform Jumlah Prosentase %
1 Tidak memenuhi syarat 8 21,1
2 Memenuhi syarat 30 78,9
Jumlah 38 100

Dari data pada Tabel 3 menyatakan variabel. Analisis bivariat dilakukan dengan
bahwa dari 38 depot air minum isi ulang cara menghubungkan masing-masing variabel
(DAMIU), 8 DAMIU (21,1%) tidak memenuhi bebas yang terdiri dari hygiene operator dan
persyaratan jumlah coliform dalam air sanitasi DAMIU,yang dihubungkan dengan
minum.Dibuktikan dengan pemeriksaan variabel terikat yaitu kejadian jumlah coliform
laboratorium, jumlah coliform beragam antara dalam air minum. Uji statistik yang digunakan
2-10/100ml. kontaminasi bakteri coliform hal adalah uji Chi Square.
ini mengindikasikan buruknya kualitas depot Pengujian hipotesis mengenai hubungan
air minum isi ulang (Suprihatin, 2002). antara hygiene operator dan jumlah coliform
Analisis bivariat menghasilkan data yang tersaji dalam Tabel4.
berkaitan dengan hubungan antara dua

5
Muhammad Navis Mirza / Unnes Journal of Public Health 3 (2) (2014)

Tabel 4. Hubungan Antara Hygiene Operator DAMIU Dengan Jumlah Coliform


Jumlah Coliform
Tota Nilai
Tidak %
% Memenuhi % l P
Memenuhi
10
Tidak Baik 4 0 0 4 100
0
Hygiene .001
11, 88,
Baik 4 30 34 100
8 2

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah kedua daerah tersebut memiliki kesamaan
dicantumkan dalam Tabel 4 diketahui bahwa dengan lokasi penelitian yaitu belum ada
dari 4 DAMIU yang dengan hygiene operator peraturan daerah yang mewajibkan hygiene
yang tidak baik seluruhnya tidak memenuhi sanitasi menjadi salah satu syarat dalam
syarat jumlah coliform air minum.Sedangkan mendirikan usaha DAMIU dan tidak ada
dari 34 DAMIU yang memiliki operator dengan pengawasan dari dinas terkait dalam menjaga
perilaku hygiene yang baik.terdapat 4 DAMIU agar DAMIU tetap menjaga hygiene sanitasinya
(11,8%) yang tidak syarat dan 30 DAMIU agar selalu memenuhi persyaratan yang ada.
(88,2%) yang memenuhi syarat jumlah coliform Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tidak
air minum. adanya operator yang memiliki sertifikat
Dari uji chi square yang dilakukan pelatihan operator DAMIU, operator cenderung
terhadap hygiene operator DAMIU dengan tidak menjaga hygiene perorangan dan sanitasi
jumlah coliform tidak memenuhi syarat karena DAMIU (Sri Malem : 2008).
ada 2 sel (50%) nilai harapan yang kurang dari Sumber pencemaran dapat terjadi dalam
5, maka dilakukan uji alternatif yaitu uji fisher beberapa hal yaitu perilaku pekerja depot air
exact test dan didapatkan p value sebesar minum isi ulang karena tangan yang
0,001. Karena p (0,001< 0,05), maka Ha kotor.Kebersihan tangan sangat penting bagi
diterima dan Ha0 ditolak. Jadi, dapat dinyatakan setiap orang terutama bagi pekerja depot air
ada hubungan antara Hygiene operator DAMIU minum isi ulang, dengan kebiasaan mencuci
dengan jumlah coliform air minum pada depot tangan, sangat membantu dalam pencegahan
air minum isi ulang di Kabupaten Demak tahun penularan bakteri dari tangan. Pada prinsipnya
2012. pencucian tangan dilakukan setiap saat setelah
Penelitian sejenis juga menunjukan di menyentuh benda-benda yang dapat menjadi
daerah lain belum semua DAMIU menerapkan sumber kontaminasi atau cemaran (Asfawi,
hygiene sanitasi seperti pada penelitian Sri 2004).
Malem (2008) di Kota Medan 20% DAMIU dan Pengujian hipotesis mengenai hubungan
Maharani (2007) di Wonogiri 22,2% DAMIU antara sanitasi DAMIU dan jumlah
tidak memenuhi syarat hygiene sanitasi. Di coliformtersaji dalam Tabel 5.

Tabel 5. Hubungan Antara Sanitasi DAMIU dengan Jumlah Coliform Air Minum
Jumlah Coliform
Nilai
Tidak Total %
% Memenuhi % P
Memenuhi
Tidak Baik 6 37,5 10 62,5 16 100
Sanitasi 0,05
Baik 2 9,1 20 90,9 22 100

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dari 16 DAMIU dengan kondisi sanitasi tidak
dicantumkan dalam Tabel 5, diketahui bahwa baik terdapat 16 DAMIU (37,5%) tidak

6
Muhammad Navis Mirza / Unnes Journal of Public Health 3 (2) (2014)

memenuhi syarat dan 10 DAMIU (62,5%) dan air hasil produksi. Melihat pentingnya
memenuhi syarat jumlah coliform air minum. sanitasi DAMIU sebagai jaminan kualitas air
Sedangkan dari 22 DAMIU kondisi sanitasi hasil produksi perlu adanya peraturan daerah
yang baik terdapat 2 DAMIU (9,1%) yang tidak yang mewajibkan hygiene sanitasi menjadi
memenuhi syarat dan 20 DAMIU (90,9%) yang salah satu syarat dalam mendirikan usaha
memenuhi syarat jumlah coliform air minum. DAMIU dan pengawasan dari dinas terkait
Dari uji chi square yang dilakukan dalam menjaga agar DAMIU tetap menjaga
terhadap kondisi sanitasi DAMIU dengan hygiene sanitasinya agar selalu memenuhi
jumlah coliform tidak memenuhi syarat karena persyaratan yang ada. Di Kabupaten Demak
ada 2 sel (50%) nilai harapan yang kurang dari inspeksi hygiene sanitasi air minum masih
5, maka dilakukan uji alternatif yaitu uji fisher jarang dilakukan, hal ini terlihat dari pemilik
exact test dan didapatkan p value sebesar 0,05. usaha DAMIU yang ingin meminta rekomendasi
Karena p (0,05> 0,05), maka Ho diterima dan hanya diwajibkan melakukan uji air baku dan
Ha ditolak. Jadi, dapat dinyatakan tidak ada air minum di Laboratorium Kesehatan
hubungan antara kondisi sanitasi DAMIU Kabupaten Demak namun tidak diwajibkan
dengan jumlah coliform air minum pada depot untuk lolos inspeksi hygiene sanitasi isi ulang.
air minum isi ulang di Kabupaten Demak tahun Hal ini perlu dilakukan secara berkala untuk
2012. menghindari pencemaran air minum yang
Dari hasil penelitian di lapangan, nantinya akan merugikan kesehatan konsumen.
kompleksitas proses dari depot air minum isi
ulang mulai kondisis tangki, filtrasi dengan SIMPULAN
pasir silica dan karbon aktif, filtrasi dengan
mikro filter kemudian disinfeksi dengan sinar Simpulan yang diperoleh dari hasil
UV dan ozon, ternyata tidak seluruh bagian dari penelitian ini adalah: 1) Ada hubungan antara
proses tersebut berpengaruh terhadap jumlah hygiene operator dengan jumlah coliform air
coliform dalam air minum. Sehingga kondisis minum pada depot air minum isi ulang. 2)
sanitasi dari peralatan yang terdapat dalam Tidak ada hubungan antara sanitasi DAMIU
lembar observasi tidak semua peralatan dengan jumlah coliform air minum pada depot
berhubungan dengan kualitas bakteriologis air air minum isi ulang.
minum khususnya jumlah coliform .
Jumlah coliform dalam air disebabkan DAFTAR PUSTAKA
oleh desinfeksi yang tidak sempurna serta
pencucian dan pembilasan gallon yang rawan Asfawi, S, 2004, Analisis Faktor-Faktor Yang
pencemaran. Faktor lain yang dapat Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis
mempengaruhi kualitas air hasil produksi Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen
Di Kota Semarang, Skripsi : Universitas
adalah air baku, jenis peralatan yang digunakan,
Diponegoro.
pemeliharaan peralatan dan penanganan
Athena, dkk,Kandungan, Pb, Cd,Hg dalam Air Minum
pengolahan dan pendistribusian air, sesuai dari Depot Air Minum Isi Ulang di Jakarta,
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tangerang, Dan Bekasi, Jurnal Ekologi
Athena tentang kandungan bakteri total Kesehatan, Volume III,No.3, Desember 2004,
Coliform dan E. Coli air minum dari depot air Halaman 148-152.
minum isi ulang di Jakarta, Tangerang dan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008,
Bekasi pada tahun 2004. Pengujian Mikrobiologi Pangan.Infopom, Vol.
Selain belum adanya pelatihan atau IX, No.2, Maret 2008, Halaman 3.
Badan Perlindungan Konsumen Indonesia 2010, SNI
sertifikasi untuk operator DAMIU, ijin
wajib air minum dalam kemasan Jakarta :
mendirikan usaha DAMIU sementara ini hanya
Badan Perlindungan Konsumen Indonesia.
mengisyaratkan pemeriksaan kualitas air baku

7
Muhammad Navis Mirza / Unnes Journal of Public Health 3 (2) (2014)

Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak, 2011, Tri Joko,2010b, UnitProduksi dalam Sistem
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Penyediaan Air Minum, Yogyakarta :Graha
Kabupaten Demak, Demak : Badan Pusat Ilmu.
Statisik Kabupaten Demak. Widiyanti, Ni Luh Putu Manik, dkk, 2004,Analisis
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air
Menular Dan Penyehatan Lingkungan Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali, Jurnal
Pemukiman, 2010, Pedoman Pelaksanaan Ekologi Kesehatan, Volume III, No. 1, April
Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air 2004, hlm. 64-73.
Minum, Jakarta :Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular Dan Penyehatan Lingkungan
Pemukiman,1993, Pedoman Pelatihan Teknisi
Laboratorium Pemeriksaan Bakteriologis
Air,Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, 2011, Profil
Kesehatan 2010, Demak : Dinas Kesehatan
Kabupaten Demak.
Departemen Kesehatan RI, 2010. Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Kualitas Air Minum, Jakarta.
Entjang, I, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, B a n d
u n g : PT. Citra Aditya Bakti.
Ferawaty, E, 2003, Study Identifikasi Eschericia Coli
pada Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen di
Kota Semarang.Skripsi : Universitas
Diponegoro.
Lemeshow, S, 1997, Besar Sampel Dalam Penelitian
Kesehatan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Maharani, Nine, 2007, kajian Hygiene Sanitasi Depot
dan Kualitas Balkteriologis Air Minum pada
Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di
Kabupaten Wonogiri, Skripsi : Universitas
diponegoro.
Pratiwi, AW, 2007, Kualitas Bakteriologis Air Minum
Isi Ulang di Wilayah Kota Bogor, Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 2 No 2.
Slamet, Juli Soemirat, 2002, Kesehatan Lingkungan,
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Sri Malem, Indirawati, 2008, Analisis Hygiene
Sanitasi dan Kualitas Air Minumisi Ulang
(AMIU) Berdasarkan Sumber Air Baku pada
Depot Air Minum di Kota Medan, Tesis :
Universitas Sumatera Utara.
Suprihatin, 2002, Hasil Studi Kualitas Air Minum
Depot Isi Ulang . Makalah pada seminar
sehari permasalah depot air minum dan
upaya pemecahannya.
Tri Joko, 2010a, Unit Air Baku dalam Sistem
Penyediaan Air Minum, Yogyakarta : Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai