PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
mendorong timbulnya industri-industri Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU). Secara
nasional kebutuhan air di tingkat rumah tangga di Indonesia mencapai lebih dari 20 L
per hari bahkan bias sampai 100 L per hari. Menurut hasil Riskesdas 2010, sumber air
yang digunakan oleh rumah tangga di Indonesia sebagai air minum yaitu antara lain :
sumur gali terlindung (24,7%), air ledeng (14,2%), sumur bor/pompa (14,0%) dan air
Air minum isi ulang banyak digemari oleh masyarakat karena harganya yang
relative lebih murah dibandingkan dengan air minum dalam kemasan. Selain itu, air
minum isi ulang muda didapatkan dimana-mana karena sudah banyak tersebar di
berbagai daerah di Indonesia. Namun hal tersebut tidak dibarengi dengan pemantauan
kualitas air minum baik secara fisik, kimiawi maupun mikrobiologis. Air minum isi
ulang diolah dari air baku melalui berbagai proses meliputi penampungan air baku,
Selain itu, ada beberapa cara yang saat ini sering digunakan dalam mengolah
air baku untuk air minum isi ulag yaitu ozonisasi, sinar ultraviolet dan reverse
osmosis. Apabila kurang baik dalam proses pengolahnya, maka air tersebut dapat
tercemar oleh bakteri patogen contohnya Escherichia coli (E.coli). oleh karena itu
1
2
perlu dilakukan pengawasan dan pemantauan terhadap kualitas air minum khususnya
Air minum dengan kualitas yang buruk akan sangat berdampak bagi
diare. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih dari 200 gram atau 200 m/24
jam. Defenisi lain memakai kiteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah.
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari, sedangkan menurut
didefenisikan sebagai phase tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih banyakdari
normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Diare kronik yaitu diare yang berlangsung
karena merupakan penyumbang utama ketiga angaka kesakitan dan kematian anak di
berbagai Negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 milliar serangan dan
3,2 juta kematian per tahun pada balita yang disebabkan oleh diare. Kurang dari 80%
kematian terjadi pada anak berusia kurang dari dua tahun (Widoyono, 2011).
kasus diare mengalami penurunan yaitu 209.153 kasus, tertinggi masih di kota
Makassar (45.929) dan terendah di kabupaten Enrekang (400 kasus). Pada tahun 2009
sebanyak 226.961 kasus, tertinggi di kota Makassar (45.014 kasus) dan terendah di
3
kabuapen Selayar. Pada tahun 2010 dari hasil pengumpulan data profil kesehatan
jumlah perkiraan kasus diare sebesar 339.871 kasus yaitu 166.003 laki-laki dan
173.868 perempuan, tertinggimasih tetap di kota Makassar 56.625 kasus dan terendah
di kabuapen Selayar sebesar 5.163 kasus, sedangkan yang ditangani sebesar 195.801
kasus (57.61%). Pada tahun 2011 perkiraan kasus diare 353.753 kasus adapun diare
yang ditangani 246.518 kasus (69.69%) adapun kabupaten/kota yang tertinggi kasus
diare ditangani di kabupaten Takalar sebesar 157,4% dan terendah di kabupaten Bone
sebesar 16.00%. Tahun 2012 perkiraan diare sebanyak 346.446 kasus, adapun diare
yang ditangani sebanyak 242.041 kasus (69.89%) dengan kejadian terbesar di kota
dengan desember 2013 sebanyak 28.908 kasus. Angka kesakitan (Icidence rate)
penyakit diare pada tahun 2013 sebesar 21,3 per 1.000 penduduk, angka ini menurun
dari tahun 2012 sebesar 21,6 per 1.000 penduduk dengan jumlah kasus 29.265
(Azikin, 2014).
Penyakit diare diantaranya adalah peradangan usus oleh bakteri, virus dan
protozoa, juga disebabkan toksin bakteri yang ada pada makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Escherichia coli 0157:H7 merupakan suatu dari ratusan strain bakteri
Escherichia coli yang berbahaya, menghasilkan toksin yang sangat kuat dan dapat
peradangan pada usus besar yang mengakibatkan pendarahan (blood diarrhea) dan
4
penyakit Hemolytic Uremic Syndrome (HUS) yang mengakibatkan gagal ginjal dan
Sydrome (HUS) yang disebabkan oleh Escherichia coli dilaporkan dari Washington,
Idaho, California dan Nevada antara 15 November 1992 dan 28 Februari 1993.
Serotipe Escherichia coli dari Washington sendiri adalah O157:H7 yang berhasil
diisolasi dari 447 kasus, dan diketahui 3 anak meninggal. Di Idaho, terdapat 14 orang
positif terinfeksi Escherichia coli O157:H7, 4 orang sampai dirawat di rumah sakit
dan 1 anak meninggal. Di Nevada terdapat 58 kasus yang dapat didiagnosa, 9 orang
dirawat di rumah sakit dan 3 orang berkembang menjadi HUS. Penyelidikan terdapat
wabah regional ini diduga erat kaitanya dengan komsumsi Hamburger dari restoran
siap santap, dimana dagingnya dipasok dari potongan hewan (RPH) yang
Penyebaran dapat juga berasal dari air minum atau air kolam renang yang
kontaminasi oleh Escherichia coli O157:H7 pada air yang disuplai oleh pemerintah
Walkerton Canada, dalam penyebaranya terjadi lebih dari 2000 kasus dengan 6
dilaporkan terjadi di Negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang, tetapi data
bermakna antara kejadian diare dengan jenis sumber air minum dimana hasil
penelitian menunjukkan 61.7% pasien diare berasal dari keluarga dengan sumber air
Kualiata air minum rumah tangga yang baik merupakan salah satu komponen
berupa bakteri yang berasal dari feses manusia/hewan yang merupakan flora normal
saluran cerna, yaitu Escherichia coli (E.coli) dan koliform lainnya. Persyaratan
koliform, kadar maksimum yang diperkenankan adalah 0 per 100 ml sampel. Syarat-
syarat pengawasan kualitas air minum dan pengawasan mutu air pada depot air
minum menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Nuria
kesehatan masyarakat maka harus dilakukan uji untuk memastikan kualitas air yang
mikrobiologi air secara konvensional dengan cara kultur, dan uji sifat biokimia.
terdapat dalam air biasanya dalam jumlah yang sedikit sehingga seringkali sukar
untuk mebiakkanya pada medium kultur konvensional sehingga tehnik PCR sangat
mendukung dan lebih cepat dalam mendiagnostik infeksi yang disebabkan oleh
bakteri maupun untuk menilai kualitas air secara mikrobiologis serta untuk
pentingnya peran dan fungsi air bagi kehidupan manusia maka diperlukan suatu
metode yang secara cepat dapat mendeteksi bakteri patogen yang ada didalam air
dengan akurat.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dari
1. Apakah terdapat bakteri Escherichia coli O157: H7 pada air minum isi ulang?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang dari yang ada di Makassar
2. Tujuan khusus
Untuk mendeteksi adanya bakteri Escherichia coli O157: H7 pada air minum
D. MANFAAT PENELITIAN
mikrobiologi
layak minum.
e. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu informasi Dinas
mikroorganisme patogen
8
layak minum
bersih
d. Sebagai salah satu uapaya agar masyarakat dapat minum air yang sehat
air.