Anda di halaman 1dari 5

Diare

a. Pengertian Diare
Diare adalah penyakit menular yang ditandai dengan adanya buang air besar dengan
frekuensi sebanyak 3 kali sehari atau lebih dari normal, tinja yang dikeluarkan dalam bentuk
encer/lembek terkadang juga disertai dengan darah. Diare dapat terjadi pada berbagai
kalangan usia dari mulai anak-anak hingga lansia. Diare juga sering terjadi pada anak-anak
khususnya anak berusia dibawah lima tahun (Balita). Diare merupakan penyakit menular
yang dapat ditularkan melalui tangan yang tidak bersih. Penjamah makanan dengan hygiene
perorangan yang rendah dan kebiasaan sanitasi yang tidak baik, lebih sering
mengkontaminasi makanan oleh mikroorganisme. (Capucino and Sherman H, 2000).
Makanan sehat yaitu makanan yang memiliki persyaratan sesuai dengan susunan yang
diinginkan, bebas dari pencemaran, jasad renik dan parasite maka makanan harus diolah
dengan benar, penyajian yang tepat serta pengangkutan makanan yang sesuai dengan sifat-
sifat makanan dan memperhatikan kebersihan setiap saat, hal tersebut dilakukan untuk
menekankan tidak terjadinya kontaminasi makanan. Penyajian makanan bisa menimbulkan
masalah bila factor-faktor hygiene tidak diperhatikan, misalnya memakai alat atau tempat
makanan yang tidak bersih, tidak mencuci tangan atau membiarkan makanan terlalu lama
dipengaruhi oleh lingkungan. (Hartono, 1991).
Sementara itu tangan kotor atau yang terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan
virus pathogen dari tubuh, feses atau sumber lain ke makanan. Oleh karena itu maka harus
ditekankan kembali pencucian tangan dengan sabun sebagai pembersih, penggosokan, dan
pembilasan dengan air mengalir akan menghanyutkan partikel kotoran yang banyak
mengandung mikroorganisme. (Fatonah, 2005). Kebiasaan cuci tangan pakai sabun dapat
mengurangi insiden diare sampai 50% atau sama dengan menyelamatkan sekitar 1juta anak di
dunia dari penyakit diare setiap tahunnya.
Diare merupakan penyakit yang mudah menular, biasanya pada peralihan musim
banyak lalat (hewan pembawa bakteri) hinggap dimakanan, sehingga makanan sudah
terkontaminasi dan tidak hygienis lagi serta dapat menyebabkan penyakit diare. Akibat dari
timbulnya penyakit diare yaitu tubuh mengalami kekurangan cairan serta garam-garam yang
sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia. Akibat dari kekurangan cairan secara terus
menerus maka tubuh akan mengalami dehidrasi.
b. Kasus Diare
1. Satu Daerah di banyuwangi Dinyatakan KLB Diare
Sejumlah 69 warga Desa Pamijen, Kecamatan Sokaraja, Banyumas,
Jawa Tengah, harus menjalani rawat jalan karena terserang diare. Didesa
tersebut ada 6 jiwa warga yang meninggal karena terserang diare. Kepala
Dinas Kesehatan Banyumas mengatakan bahwa jumlah korban wabah
penyakit diare ini sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Salah
seorang warga setempat, mengakui dalam dua hari terakhir banyak
tetangganya yang meninggal, beberapa di antaranya masuk ke RS Margono
Soekarjo. Ada sekitar delapan warga yang masih dirawat. Tanda – tanda
yang dialami warga ketika terserang diare yaitu mengalami muntah – muntah
disertai berak,
Tim Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan jawa Tengah
mengambil contoh air sumur dan sungai penduduk Desa Pamijen. Selain itu
mereka juga mengambil contoh feces penduduk setempat. Mereka
mengambil contoh air untuk mengetahui penyebab wabah tersebut.
Widayanto mengatakan pengambilan contoh air dilakukan setelah ada enam
orang meninggal dunia karena penyakit yang sama, yakni diare. Selain enam
meninggal, sepuluh orang lainnya kini sedang dalam kondisi kritis di Rumah
Sakit Umum Margono Soekardjo Purwokerto. Enam orang yang meninggal
tersebut masing-masing bernama Ridem, Juneng, Samuraji, Dasem, Pisem,
dan Suwini. Warga tersebut meninggal hanya dalam rentan waktu tiga hari.
Dari gejala klinis, penderita diare rata-rata mengeluh sakit peut, mulas dan
muntah-muntah, "Pada saat dibawa ke Puskesmas, cairan mereka telah
berkurang sebanyak 10 persen, terjadi dehidrasi yang mengakibatkan gagal
ginjal," kata Widayanto. Widayanto menduga penyebab diare tersebut karena
sanitasi masyarakat yang buruk. Penduduk di desa tersebut, kata Widayanto,
hampir 50 persen menggunakan air sungai yang mengalir di desa itu.
Padahal, kata dia, saluran pembuangan kakus disalurkan ke sungai tersebut.
2. Kejadian Wabah Diare dan Faktor-faktor Terkait di Dusun Senden Desa
Sidorejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo tahun 2005.
Kondisi dilingkungan pemukiman yang kurang memenuhi syarat
kesehatan memungkinkan untuk terjadinya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan lingkungan terutama penyakit diare. Pemastian diagnosis
KLB diare didasarkan pada gejala klinik dan hasil pemeriksaan laboratorium.
Berdasarkan hasil penyidikan di lokasi KLB Dusun Senden Desa Sidorejo
Kecematan Lendah, sampai dengan tanggal 30 Nopember 2005 telah
ditemukan kasus diare sebanyak 50 orang. Dari hasil penyidikan, maka gejala
klinik terbanyak adalah diare encer, mual/ muntah, pusing/sakit kepala, sakit
perut, demam, diare bercampur dengan lender.
Berdasarkan gejala klinik dari beberapa penyakit diare, maka penyebab
diare pada KLB tersebut adalah kuman patogen. Hal ini didukung oleh hasil
pemeriksan laboratorium terhadap sampel air bersih yang menunjukkan positif
Coliform dan Coliform tinja yang mengidentifikasikan telah terjadi
pencemaran tinja pada air bersih. Penetapan KL. Kasus diare yang terjadi di
Dusun Senden Desa Sidorejo Kecamatan Lendah adalah merupakan kejadian
luar biasa. Berdasarkan hasil investigasi memasuki minggu ke 44 adalah
berjumlah 6 orang, kasus diare mencapai puncaknya pada minggu ke 47
berjumlah 25 orang. Pada minggu ke 48 jumlah kasus mulai menurun dan
hanya ditemukan sebanyak 2 orang.
Identifikasi sumber dan cara penularan diare kemungkinan besar
melalui sumber air minum yang terkontaminasi oleh Coliform tinja. Adapun
hal-hal yang memperkuat dugaan tersebut adalah adanya kebiasaan
masyarakat buang air besar di sembarang tempat, sehingga memudahkan
pencemaran sumber air minum, riwayat penderita sebelum sakit dimana
sebagian besar setelah mereka menjenguk tetangganya yang sedang sakit.
Kondisi ini potensial untuk penularan penyakit, adanya pemeriksaan
laboratorium terhadap sampel air bersih yang digunakan ternyata positip
mengandung Coliform dan Coliform tinja yang melebihi ambang batas air
bersih.
Kondisi ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang sakit
tidak berobat langsung ke Puskesmas Lendah II atau ke polindes yang ada di
Dusun Tubin. Mereka mencari pengobatan ke praktek suasta ataupun ke
puskesmas lain.
Sumber dan cara penularan kemungkinan melalui air yang digunakan untuk
minum sudah terkontaminasi kuman Koliform Tinja yang berasal dari kotoran
manusia. Hal ini dibuktikan dari sampel air bersih yang diperiksa di
laboratorium. Kemungkinan penularan juga dapat terjadi melalui makanan dan
minuman yang dihidangkan yang dihinggapi lalat. Asumsi bahwa sebelumnya
lalat tersebut telah hinggap pada kotoran penderita.

c. Penanganan Diare
Berikut beberapa penanganan pertama saat mengalami diare, antaralain :
1. Minum air 8-10 gelas setiao hari.
2. Minum setidaknya satu cangkir (240 ml) cairan setiap kali BAB.
3. Makan makanan kecil sepanjang hari, bukan tiga kali makan besar
4. Makan beberapa makanan asin untuk mengatasi hilangnya cairan dan elektrolit
karena diare
5. Cara mengatasi diare bisa dengan mengasup makanan yang mengandung kalium
tinggi.
6. Berhenti mengkonsumsi produk susu selama beberapa hari apabila mengalami
diare parah.
7. Hindara makan gorengan dan berminyak, buah dan sayuran yang menyebabkan
gas.
8. Hindari kafein, alcohol dan minuman berkarbonasi
9. Tanyakan pada dokter apakah harus mengkonsumsi multivitamin atau minuman
olahraga (sports drinks) untuk meningkatkan nutrisi tubuh
10. Hindari obat-obatan diare tanpa resep dokter.
Daftar Pustaka

Dan, K. et al. (2008) ‘Gambaran Kejadian Wabah Diare dan Faktor-faktor Terkait di Dusun
Senden Desa Sidorejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo tahun 2005’,
Mutiara Medika, 8(1), pp. 9–18.

NYSTRÖM, E., LUNDBERG, P. ‐A and LINDSTEDT, G. (1990) ‘Rebound increase in


serum thyrotropin, anti‐“microsomal” antibodies and thyroglobulin after
discontinuation of L‐thyroxine’, Journal of Internal Medicine, 228(5), pp. 497–501.
doi: 10.1111/j.1365-2796.1990.tb00269.x.

Tempo.Co. 2022. Satu Daerah di Banyumas Dinyatakan KLB Diare. Dari


https://nasional.tempo.co/read/204263/satu-daerah-di-banyumas-dinyatakan-klb-diare/
full&view=ok diakses pada tanggal 30 Januari 2021.

HaloDoc. 2020. 10 Penanganan Pertama Saat Mengalami Diare. Dari


https://www.halodoc.com/artikel/10-penanganan-pertama-saat-mengalami-diare diakses
pada tanggal 30 Januari 2022.

Anda mungkin juga menyukai