Anda di halaman 1dari 6

Nurul Utami & Nabila Luthfiana| Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak

Nurul Utami1, Nabila Luthfiana2


1 Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung
2 Mahasiswa, FakultasKedokteran, Universitas
Lampung

Abstrak
Diare merupakan suatu masalah yang masih sering terjadi diberbagai negara terutama negara berkembang.Angka kesakitan
diare di Provinsi Lampung menunjukkan peningkatan, yaitu dari 9.8 per 1000 penduduk pada tahun 2005 menjadi 18.24 per
1000 penduduk pada tahun 2012. Anak dengan usia kurang dari tahun sering mengalami diare dengan insidensi diare
tertinggi terdapat pada umur 6-11 bulan.Diare merupakan pengularan feses yang tidak normal ditandai dengan peningkatan
volume dan keenceran feses serta frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari (pada neonatus lebih dari 4 kali sehari)
dengan atau tanpa lendir darah. Anak yang terkena diare akan mengalami dehidrasi dan akan mengakibatkan zat-zat
makanan yang masih diperlukan oleh tubuh dapat terbuang sehingga pertumbuhannya tidak dapat optimal. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak, yaitu faktor lingkungan, faktor sosiodemografi, dan faktor perilaku.
Faktor lingkungan yaitu kebersihan lingkungan,meliputi perumahan, pembuangankotoranmanusia (tinja), penyediaan air
bersih, pembuangansampahdan saluran pembuangan air limbah (SPAL). Faktor sosiodemografi terdiri dari pendidikan dan
pekerjaan orang tua serta umur anak. Faktor perilaku yaitu pemberian ASI eksklusif, dan kebiasaan mencuci tangan serta
mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi.

Kata kunci: anak, diare, faktor

Factors that InfluenceThe Incidence of Diarrhea in Children

Abstract
Diarrhea is a problem in many countries, especially in developing countries. Morbidity of diarrhea in Lampung province
showed an increase, from 9.8 per 1000 population in 2005 to 18.24 per 1000 population in 2012. Diarrhea often occurs in
children aged less than two years with the highest incidence in the age of 6-11 months. Diarrhea is abnormal feces state
characterized by an increase in volume and dilution of stool and frequency of defecation more than 3 times a day (in
neonates more than 4 times a day) with or without mucous and blood. In patients with diarrhea, food substances that are
still necessary for the body is wasted along with dehydration. Therefore, when children often have diarrhea, they could not
have optimal growth. There are several factors that influence the incidence of diarrhea in children, namely environmental
factor, sociodemographic factor and behavioral factor. Environmental factor are environmental hygiene, covering housing,
disposal of human waste (faeces), water supply, waste disposal and sewers waste (SW). Sociodemographic factor consists of
education and occupation of parents and the children age. Thebehavioral factors is exclusive breastfeeding, hand washing,
and washing fruits and vegetables before consumption.

Keywords: children, diarrhea, factors

Korespondensi:Nabila Luthfiana, alamat Jl.Teuku Cik Ditiro Perum Wismamas Blok S3 No 11 Kemiling, HP 082281095580,
email luthfianabila.nl@gmail.com kematian pada anak-anak. Sekitar 1,7
juta kasus diare ditemukan setiap
tahunnya di dunia.2 Survei morbiditas
Pendahuluan yang dilakukan Departemen
Penyakit diare menjadi Kesehatan di Indonesia dari tahun
masalah global di berbagai negara, 2000–2010 menunjukkan insidensi
terutama di negara berkembang. diare cenderung naik. Pada tahun
Diare merupakan salah satu 2000, penduduk yang terkena
penyebab utama tingginya angka penyakit diare adalah 301 per 1000
kesakitan dan kematian anak di pendudukdan tahun 2010 naik
dunia.1 Menurut World Health menjadi 411 per 1000.3
Organization (WHO) diare adalah
penyakit kedua yang menyebabkan
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 101
Nurul Utami & Nabila Luthfiana| Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak

Angka kesakitan diare di Provinsi hari.10


Lampung menunjukkan peningkatan, yaitu dari Mikroorganisme seperti bakteri, virus
9.8 per 1000 penduduk pada tahun 2005 dan protozoadapat menyebabkan diare.
menjadi 18.24 per 1000 penduduk tahun Eschericia coli enterotoksigenic, Shigella sp,
2012.4Diare sering terjadi pada anak berusia Campylobacterjejuni,dan Cryptosporidium
kurang dari 2 tahun dengan insidensi tertinggi spmerupakan mikroorganisme tersering
kelompok umur 6-11 bulan.Hal ini dapat penyebab diare pada anak. 11

disebabkan oleh penurunan kadar antibodi ibu, Virus atau bakteri dapat masuk ke dalam
kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan tubuh bersama makanan dan minuman. Virus
makanan yang terkontaminasi bakteri tinja, atau bakteri tersebut akan sampai ke sel–sel
dan kontak langsung dengan tinja manusia epitel usus halus dan akan menyebabkan
atau binatang saat bayi mulai merangkak. 5 infeksi, sehingga dapat merusak sel-sel epitel
Diare adalah pengeluaran feses yang tersebut. Sel–sel epitel yang rusak akan
konsistensinya lembek sampai cair dengan digantikan oleh sel-sel epitel yang belum
frekuensi pengeluaran feses sebanyak 3 kali matang sehingga fungsi sel–sel ini masih belum
atau lebih dalam sehari.6Diare dapat optimal. Selanjutnya,vili–vili usus halus
mengakibatkan demam, sakit perut, mengalami atrofi yang mengakibatkan tidak
penurunan nafsu makan, rasa lelah dan terserapnya cairan dan makanan dengan baik.
penurunan berat badan. Diare dapat Cairan dan makanan yang tidak terserap akan
menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit terkumpul di usus halus dan tekanan osmotik
secara mendadak, sehingga dapat terjadi usus akan meningkat. Hal ini menyebabkan
berbagai macam komplikasi yaitu dehidrasi, banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus.
renjatan hipovolemik, kerusakan organ bahkan Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi
sampai koma.7Faktor risiko diare dibagi akan terdorong keluar melalui anus dan
menjadi 3 yaitu faktor karakteristik individu, terjadilah diare.12
faktor perilaku pencegahan, dan faktor Manifestasi klinis dari diare yaitu
lingkungan. Faktor karakteristik individu yaitu mula– mula anak balita menjadi cengeng,
umur balita <24 bulan, status gizi balita, dan gelisah, demam, dan tidak nafsu makan.
tingkat pendidikan pengasuh balita. Faktor Tinja akan menjadi cair dandapat disertai
perilaku pencegahan diantaranya, yaitu dengan lendir ataupun darah. Warna
perilaku mencuci tangan sebelum makan, tinja dapat berubah menjadi kehijau–
mencuci peralatan makan sebelum digunakan, hijauan karena tercampur dengan
mencuci bahan makanan, mencuci tangan empedu. Frekeuensi defekasi yang
dengan sabun setelah buang air besar, dan meningkat menyebabkan anus dan
merebus air minum, serta kebiasaan memberi daerah sekitarnya menjadi lecet.Tinja
makan anak di luar rumah. Faktor lingkungan semakin lama semakin asam sebagai
meliputi kepadatan perumahan, ketersediaan akibat banyaknya asam laktat yang
sarana air bersih (SAB), pemanfaatan SAB, dan berasal dari laktosa yang tidak dapat
kualitas air bersih.8 diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala
muntah dapat ditemukan sebelum atau
Isi sesudah diare. Muntah dapat disebabkan
Diare adalah keadaan tidak normalnya oleh lambung yang meradang atau
pengeluaran feses yang ditandai dengan gangguan keseimbangan asam-basa dan
peningkatan volume dan keenceran feses serta elektrolit.Anak– anak adalah kelompok
frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali usia rentan terhadap diare. Insiden
sehari (pada neonatus lebih dari 4 kali sehari) tertinggi pada kelompok usia dibawah
dengan atau tanpa lendir darah.9 Jenis diare dua tahun dan menurun dengan
ada dua, yaitu diare akut dan diare kronik. bertambahnya usia anak.13
Diare akut adalah diare yang berlangsung Faktor–faktor yang mempengaruhi
kurang dari 14 hari, sementaradiare kronik kejadian diare pada anak ada tiga. Faktor
yaitu diare yang berlangsung lebih dari 15 yang pertama adalah faktor lingkungan.

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 102


Nurul Utami & Nabila Luthfiana| Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak

Diare dapat terjadi karena seseorang diare pada anak yaitu pendidikan dan
tidak memerhatikan kebersihan pekerjaan orang tua, serta umur
lingkungan dan menganggap bahwa anak.19Jenjang pendidikan memegang
masalah kebersihan adalah masalah peranan yang cukup penting dalam
sepele.14Kebersihan kesehatan masyarakat.20Pendidikan
lingkunganmerupakankondisilingkungan seseorang yang tinggimemudahkan
yang optimumsehinggadapat orang tersebut dalam penerimaan
memberikan pengaruhpositifterhadap informasi, baik dari orang lain maupun
status kesehatan yang baik. media masa. Banyaknya informasi yang
Ruanglingkupkebersihanlingkungandiant masuk akan membuat pengetahuan
aranya adalah perumahan, tentang penyakit diare semakin
pembuangankotoranmanusia,penyediaa bertambah.21
n air bersih, pembuangansampah, dan Terdapat hubungan yang
pembuangan air kotor (limbah). signifikan dengan tingkat korelasi kuat
Faktorlingkungan yang dominan antara tingkat pendidikan ibu dengan
dalam penyebaran penyakit diare pada perilaku pencegahan diare pada
anak yaitu pembuangan tinja dan sumber anak.Semakin tinggi tingkat pendidikan
air minum.15Pengelolaantinja yang yang dimiliki, maka perilaku pencegahan
kurang terhadap penyakit diare akan semakin
diperhatikan baik.22 Tingkat pendidikan yang tinggi
disertaidengancepatnyapertambahanpendudu pada seseorang akan membuat orang
kakanmempercepatpenyebaranpenyakit yang tersebut lebih berorientasi pada
ditularkanmelaluitinjasepertidiare, yang tindakan preventif, memiliki status
merupakanpenyakitmenularberbasislingkunga kesehatan yang lebih baik dan
n.Pembuangantinja yang mengetahui lebih banyak tentang
sembaranganjuga masalah
akanmenyebabkanpenyebaranpenyakit. kesehatan.23
Penyebaranpenyakit yang
Pendapatan, status sosial,
bersumberdari tinja
pendidikan, status sosial ekonomi, risiko
dapatmelaluiberbagaimacamcara,baikm
cedera, atau masalah kesehatan dalam
elalui
suatu kelompok populasi dapat
air, tangan,maupuntanah yang mencerminkan karakteristik pekerjaan
terkontaminasiolehtinjadanditularkanle seseorang.24 Kejadian diare lebih sering
watma muncul pada bayi dan balita yang status
kanandanminumanmelaluivektorserang ekonomi keluarganya rendah.Tingkat
ga (lalatdankecoa).16Selainitu, pendapatan yang baik memungkinkan
halamanrumah yang fasilitas kesehatan yang dimiliki mereka
becekkarenaburuknyasaluranpembuang akan baik pula, seperti penyediaan air
an air limbah(SPAL) bersih yang terjamin, penyediaan
memudahkanpenularandiare, terutama jamban sendiri, dan jika mempunyai
yang ditularkanolehcacingdan ternak akan diberikan kandang yang baik
parasit.17 dan terjaga kebersihannya.25
Membuangsampahsembaranganakanme Faktor sosiodemografi lain yang dapat
njadif memengaruhi kejadian diare adalah
aktorrisikotimbulnyaberbagaivektorbibit umur.Semakin muda usia anak, semakin tinggi
penyakit sehinggaadahubungan yang kecenderungan terserang diare. Daya tahan
signifikanantarapembuangansampahden tubuh yang rendahmembuat tingginya angka
gankej adiandiarepadaanak.18 kejadian diare.26
Faktor yang kedua adalah faktor Faktor ketiga yang dapat memengaruhi
sosiodemografi. Faktor sosiodemografi kejadian diare yaitu faktor perilaku. Pemberian
yang berpengaruh terhadap kejadian air susu ibu (ASI) eksklusif dan kebiasaan

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 103


Nurul Utami & Nabila Luthfiana| Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak

mencuci tangan merupakan faktor perilaku Prinsip yang ketiga yaitu teruskan ASI
yang berpengaruh dalam penyebaran kuman dan pemberian makan. Berikan ASI apabila
enterik dan menurunkan risiko terjadinya anak masih mendapatkan ASI dan sebanyak
diare.27Terdapat hubungan antara pemberian yang anak mau, serta berikan makanan dengan
ASI eksklusif dengan diare pada bayi dibawah 3 frekuensi lebih sering sampai anak berhenti
tahun. Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif diare
sebagian besar (52.9%) menderita diare, Prinsip yang keempat yaitu berikan
sedangkan bayi dengan ASI eksklusif hanya antibiotik secara selektif. Antibiotik hanya
32.31% yang menderita diare. 28Selain ASI, boleh diresepkan oleh dokter.
terdapat pula personal hygiene,yaitu upaya Prinsip yang kelima yaitu memberi
seseorang dalam memelihara kebersihan dan nasihat bagi ibu atau pengasuh. Berikan
kesehatan dirinya untuk memeroleh kesehatan nasihat tentang cara pemberan oralit, zink, ASI,
fisik dan psikologis. Kebiasaan tidak mencuci dan makanan.Berikan informasi mengenai
tangan dengan sabun setelah buang air besar tanda-tanda untuk segera membawa anaknya
merupakan kebiasaan yang dapat ke petugas kesehatan apabila ditemukan
membahayakan anak, terutama ketika sang ibu buang air besar cair berlebih, makan atau
memasak makanan dan menyuapi anaknya, minum sedikit, demam, tinja berdarah, dan
maka makanan tersebut dapat terkontaminasi tidak membaik dalam waktu 3 hari.32
oleh kuman sehingga dapat menyebabkan Diare dapat dicegah dengan cara
diare.29 Perilaku yang dapat mengurangi risiko memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan
terjadinya diare adalah mencuci sayur dan diteruskan sampai 2 tahun, memberikan
buah sebelum dikonsumsi, karena salah satu makanan pendamping ASI sesuai umur,
penyebaran diare adalah melalui penyajian memberikan minum air yang sudah direbus
makanan yang tidak matang atau mentah.30 dan menggunakan air bersih yang cukup,
Pada penderita diare, zat-zat makanan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum
yang masih diperlukan tubuh akan terbuang makan dan sesudah buang air besar, buang air
bersamaan dengan terjadinya dehidrasi. Oleh besar di jamban, membuang tinja bayi dengan
karena itu, apabila anak sering mengalami benar, dan yang terakhir adalah memberikan
diare, maka pertumbuhannya tidak dapat imunisasi campak.33Diare menyebabkan
berlangsung secara optimal.31 kehilangan cairan yang berperan penting di
Terdapat 5 prinsip penanganan dalam tubuh, seperti sodium, klorida, dan
diare.Prinsip yang pertama yaitu berikan oralit. potasium. Dehidrasi merupakan komplikasi
Oralit bermanfaat untuk menggantikan cairan diare yang paling berbahaya. Gejala dari
dan elektrolit tubuh yang hilang akibat diare. dehidrasi, yaitu turgor kulit yang buruk, anak
Cara pemberiannya yaitu masukkan satu menjadi lebih rewel dari biasanya, lidah dan
bungkus oralit ke dalam satu gelas air matang mulut yang kering, demam tinggi, serta mata
(200cc). Anak dengan usia kurang dari satu dan pipi cekung.34
tahun diberikan 50-100cc cairan oralit setiap
setelah buang air besar dan anak dengan usia Ringkasan
lebih dari satu tahun diberikan 100-200cc Penyakit diare menjadi masalah global
cairan oralit setiap setelah buang air besar. dengan derajat kesakitan dan kematian yang
Prinsip yang kedua yaitu berikan zink tinggi di berbagai negara terutama di negara
selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zink berkembang dan sebagai salah satu penyebab
dapat mempercepat penyembuhan diare utama tingginya angka kesakitan dan kematian
dengan cara meningkatkan sistem kekebalan anak di dunia. Diare adalah keadaan tidak
tubuh pada anak. Zink diberikan satu kali normalnya pengeluaran feses yang ditandai
sehari selama 10 hari berturut-turut dengan dengan peningkatan volume dan keenceran
dosis untuk balita umur <6 bulan yaitu ½ tablet feses serta frekuensi buang air besar lebih dari
(10mg) per hari dan untuk balita ≥ 6 bulan 3 kali sehari(pada neonatus lebih dari 4 kali
diberikan dosis 1 tablet (20mg) per hari sehari) dengan atau tanpa lendir darah. Diare
sering terjadi pada anak berusia kurang dari 2

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 104


Nurul Utami & Nabila Luthfiana| Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak

tahun dengan insidensi tertinggi kelompok tinggi kecenderungan terserang diare


umur 6-11 bulan. Hal ini disebabkan karena karena daya tahan tubuh yang rendah.
penurunan kadar antibodi ibu, kurangnya Faktor perilaku yang dapat mencegah
kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan penyebaran kuman enterik dan
yang mungkin terkontaminasi bakteri tinja, menurunkan risiko diare yaitu pemberian
serta kontak langsung dengan tinja manusia ASI eksklusif, kebiasaan mencuci tangan,
atau binatang saat bayi mulai merangkak. mencuci buah dan sayur sebelum di
Pada penderita diare, zat-zat konsumsi.
makanan yang masih diperlukan tubuh
terbuang. Oleh karena itu, apabila anak
sering mengalami diare, maka
pertumbuhannya tidak dapat
berlangsung secara optimal. DaftarPustaka
Hal yang dapat mempengaruhi 1. Kemenkes RI. Profil data dan kesehatan
kejadian diare di suatu wilayah yaitu indonesia. Jakarta: Kementerian
kuman penyakit yang menyebar melalui Kesehatan Republik Indonesia;
mulut, kebersihan lingkungan, umur, 2012.
letak geografi, dan juga perilaku masing– 2. WHO; 2013 (diakses pada tanggal 16
masing individu. Terdapat 3 faktor yang september 2016). Tersedia dari :
dapat mempengaruhi diare pada anak. http://www.who.int/mediacentre/factshe
Faktor yang pertama adalah faktor ets/fs330/en/
lingkungan, mencakup pembuangan 3. Kemenkes RI. buletin jendela data dan
tinja, dan sumber air minum. Faktor yang informasi kesehatan. Jakarta:
kedua yaitu faktor sosiodemografi, Kementerian Kesehatan Republik
diantaranya adalah pendidikan dan Indonesia; 2011.
pekerjaan orang tua serta umur anak.
4. Profil Kesehatan Provinsi Lampung; 2012
Faktor ketiga yaitu faktor perilaku, yang
(diakses pada tanggal 16 september
termasuk faktor perilaku adalah
2016). Tersedia dari:
pemberian ASI eksklusif dan perilaku
mencuci tangan. http://www.depkes.go.id/resources/down
load/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/0
8_Profil_Kes_Prov.Lampung_2012.p
Simpulan
df
Faktor-faktor yang dapat
5. IDAI. Buku ajar
memengaruhi kejadian diare pada anak
gastroenterologihepatologi. Jakarta:
yaitu faktor lingkungan, faktor
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak
sosiodemografi, dan faktor perilaku.
Indonesia; 2012.
Faktor lingkungan yang dominan dalam
penyebaran diare pada anak yaitu 6. Lailatul M. Ketersediaan sarana sanitasi
pembuangan tinja dan air minum karena dasar, personal hygiene ibu dan kejadian
berkaitan dengan penyebaran penyakit diare. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013;
diare, yang merupakan penyakit menular 8(2):167-73.
berbasis lingkungan. Faktor 7. Mayo Clinic; 2013 (diakses pada tanggal
sosiodemografi yang berpengaruh 17 september 2016). Tersedia dari:
terhadap kejadian diare pada anak yaitu http://www.mayoclinic.org/diseasescondi
tingkat pendidikan dan pekerjaan tions/diarrhea/basics/definition/con-
orangtua, serta umur anak. Pendidikan 20014025
seseorang yang tinggi memudahkan 8. Sinthamurniwaty. Faktor risiko kejadian
orang tersebut dalam penerimaan diare akut pada balita (studi kasus di
informasi. Tingkat pendapatan berkaitan kabupaten semarang) [tesis]. Semarang:
dengan fasilitas kesehatan yang dimiliki. Universitas Diponegoro; 2006.
Faktor sosiodemografi yang lain yaitu 9. Aziz. Diare pembunuh utama
umur, semakin muda usia anak, semakin balita.
MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 105
Nurul Utami & Nabila Luthfiana| Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Diare pada Anak

Jakarta: Graha Pustaka; 2006. 23. Susana SS, Yuni SA, Nuzul Q. Faktor
10. Depkes RI. Lima langkah tuntaskan diare. kejadian diare pada balita dengan
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2011. pendekatan teori nola j. pender di igd
11. Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S. rsud ruteng. Jurnal Pediomaternal. 2015;
Rosalina I, Mulyani NS. Buku ajar 2(3):238-40.
gastroenterologi-hepatologi. Jakarta: IDAI; 24. Widyiastuti P. Epidemiologi suatu
2010. pengantar. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2005.
12. Kliegman RM, Marcdante KJ, Behrman RE, 25. Rahmawati. Faktor–faktor perilaku
editor. Nelson essentials of pediatric. Edisi penyebab diare [skripsi]. Surakarta:
5. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006. Universitas Sebelas Maret; 2009.
13. Parashar UD, Hummelman EG, Breese JS, 26. Suraatmaja S. Kapita selekta
Miller MA, Glass RI. Global illnes and gastroenterologi. Jakarta: Sagung Seto;
deaths caused by rotavirus disease in 2007.
children. Emergency Infectious Disease. 27. Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S,
2003;9:565-72. Rosalina I, Mulyani NS. Buku ajar
14. Tarwoto W. Kebutuhan dasar manusia gastroenterologi-hepatologi. Jilid 1.
dan proses keperawatan. Jakarta: Jakarta: IDAI; 2011. hlm. 87-118.
Salemba Medika; 2012. 28. Hardi AR, Masni R. Faktor–faktor yang
15. Depkes RI. Pedoman pemberantasan mempengaruhi kejadian diare pada batita
penyakit diare. Jakarta: Ditjen PPM&PL; di wilayah kerja puskesmas baranglompo
2003. kecamatan ujung tanah tahun 2001
16. Notoatmodjo S. Prinsip–prinsip dasar ilmu [skripsi]. Makassar: Univeristas
kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Hasanuddin; 2012.
Cipta; 2003. 29. Mubarak WI. Buku ajar kebutuhan
17. Widoyono. Penyakit tropis: epidemiologi, manusia dan aplikasi dalam praktik.
penularan, pencegahan, dan Jakarta: EGC; 2008.
pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 30. Prastiwi PB, Ariana S. Analisis kondisi
2008. sosial demografi lingkungan dan kejadian
18. Regassa G, Birke W, Deboch B, Belachew diare di dusun sagan kecamatan depok
T. Evironmental determinants of diarrhea sleman jogjakarta. Jurnal Kesehatan
among under five children in nekemte Samodra Ilmu. 2015;2(6):132-4.
town, western ethiopia. Ethiop J Health 31. Amaliah S. Hubungan sanitasi lingkungan
Sci. 2008;18(2):39-45. dan faktor budaya dengan kejadian diare
19. Adisasmito W. Faktor risiko diare pada pada anak balita di desa toriyo kecamatan
bayi dan balita di indonesia: systematic bundosari kabupaten sukoharjo [skripsi].
review penelitian akademik bidang Semarang: Universitas Muhammadiyah
kesehatan masyarakat. Makara Semarang; 2012.
Kesehatan. 2007;11:1-10. 32. Kemenkes RI. Panduan sosialisasi
20. Sander MA. Hubungan faktor sosio tatalaksana diare balita. Jakarta:
budaya dengan kejadian diare di desa Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit
candinegoro kecamatan wonoayu dan Penyehatan Lingkungan; 2011.
sidoarjo. Jurnal Medika. 2005; 2(2):163- 33. Kemenkes RI. Buku saku petugas
93. kesehatan lintas diare. Jakarta: Direktorat
21. Notoatmodjo S. Konsep perilaku dan Jenderal Pengendalian Penyakit dan
perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; Penyehatan Lingkungan; 2011.
2010. 34. Arabic Health Encyclopedia; 2013 (diakses
22. Dodi NS. Hubungan antara tingkat pada tanggal 17 september 2016).
pendidikan formal ibu dengan perilaku Tersedia dari:
pencegahan diare pada anak di kelurahan https://www.kaahe.org/health/en/430diar
pucangsawit surakarta [skripsi]. Surakarta: rhea/430-3-diarrhea-symptoms-
Universitas Sebelas Maret; 2009. andcomplications.html

MAJORITY I Volume 5 I Nomor 4 I Oktober 2016 I 106

Anda mungkin juga menyukai