Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) KLINIK

PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO

DISUSUN OLEH GELOMBANG II

Muh yusrang ‘Df.17.03.067

Kiki herlina Df.17.03.051

Ranti toding la’bi Df.17.03.085

Muh hasan Df.17.03.063

Muh ikram Df.17.03.061

STIKES BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

2019/2020

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini Telah Diperiksa dan Disahkan,

Pada Tanggal 31 januari 2020, Oleh:

Pembimbing Lapangan

Puskemas Wara Utara Kota Palopo

ALBERTIN M, S.Farm., Apt


NIP: 19860513 201001 2 003

Mengetahui,

Kepala Prodi DIII Farmasi

STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo

ANUGRAH UMAR, S.Si.,M.Si.,Apt


NIP:0924 048508

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.,

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan salah satu program studi

semester VI. Kegiatan ini telah kami laksanakan di Puskesmas Wara

Utara pada tanggal 06 januari – 31 januari 2020 dengan sebaik-baiknya

dan membuat laporan kegiatan PKL selama melaksakaan kerja lapangan

ini.

Laporan ini kami susun sebagai salah satu bahan penilaian dan

evaluasi kami selama melaksanakan PKL. Selain sebagai bahan penilaian

dan evaluasi, laporan ini kami buat sebagai bukti pelaksanaan PKL yang

sudah kami kerjakan di Puskesmas Wara Utara.

PKL ini merupakan suatu hal yang benar-benar membuka wawasan

kami selaku tenaga kesehatan di bidang farmasi untuk menghadapi dunia

kerja secara nyata. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran serta dukungan

dan kerja secara sama semua pihak di Puskesmas Wara Utara. Pada

kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Hj. Arni Wahid, SKM., M.Kes, selaku kepala Puskesmas Wara

Utara yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

melaksanakan PKL.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
2. Ibu Albertin M, S.Farm., Apt, selaku penanggungjawab farmasi

Puskesmas Wara Utara yang telah memberikan bimbingan dan

arahan selama melaksanakan PKL

3. Ibu Anugrah Umar, S.Si., M.Si., Apt, selaku ketua prodi DIII Farmasi

Stikes Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo

Demikian laporan ini kami susun dengan sebaik-baiknya. Kami

berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

laporan ini masih banyak kekurangan karengan keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan.

Palopo, 31 januari 2020

Penulis

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang di Laksanakannya PKL Klinik................... 1

B. Tujuan PKL Klinik............................................................... 4

C. Manfaat PKL Klinik............................................................. 4

BAB II URAIAN UMUM (TINJAUAN PUSTAKA).............................. 5

A. Puskesmas ........................................................................ 5

1. Pengertian Puskesmas................................................. 5

2. Tugas dan Fungsi Puskesmas..................................... 5

3. Struktur Organisasi....................................................... 7

B. Instalasi Farmasi Puskesmas............................................. 25

1. Pengertian Instalasi Farmasi Puskesmas.................... 25

2. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Puskesmas........ 26

3. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Puskesmas ..... 27

4. Drug Managemen Cycle.............................................. 29

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
5. Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas....................... 40

BAB III PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENGGUNAAN

OBAT DAN ALKES............................................................................ 46

A. Skrining Resep................................................................... 46

B. Uraian Obat dalam Resep.................................................. 48

C. Dispensing.......................................................................... 68

D. Penyiapan Obat Hal-hal Yang Penting di Informasikan Kepada

Pasien tentang Obat (KIE)................................................. 70

E. Interpretasi Mengenai Penyakit yang di Derita Pasien...... 72

F. Pelayanan Resep Narkotika dan Psikotropika................... 72

BAB IV PENUTUP............................................................................. 82

A. Kesimpulan......................................................................... 82

B. Saran.................................................................................. 82

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian tenaga integral


dari pembangunan Nasional Bidang Kesehatan yang diarahkan untuk
mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan mesyarakat secara
optimal. Dalam kaitan ini pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan
untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu yang mampu
mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan
pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan bagi seluruh masyarakat.

Salah satu institusi pendidikan yang menyediakan tenaga


kesehatan adalah STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo yang
menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi tingkat ahli madya
yang mampu bekerja dalam system pelayanan kesehatan secara
terpadu. Oleh karena itu luaran akademi ini harus terampil, terlatih dan
dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun sebagai
tenaga kesehatan yang professional berdasarkan niai-nilai yang dapat
menunjang upaya pembangunan di bidang kesehatan.

Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi yang


memenuhi kualitas tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan
terutama proses belajar-mengajar harus ditingkatkan terus menerus.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk memberikan bekal


pengalaman kepada peserta didik adalah mengikutsertakan mahasiswa
dalam Praktek Kerja Lapangan yang singkat dengan PKL. Hal ini di pilih
karena Praktek Kerja Lapangan di anggap cara terbaik untuk

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya selama
mengikuti pendidikan.

Selain itu, pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan merupakan sarana


pengenalan lapangan kerja bagi peserta didik karena mereka dapat
melihat, mengetahui, menerima dan menyerapkan teknologi kesehatan
yang ada di masyarakat sehingga hal tersebut menjadi orientasi bagi
peserta didik sebelum langsung di masyarakat.

A. Tujuan PKL Klinik


Praktek Kerja Lapangan (PKL) Klinik bertujuan untuk:
1. Memahami tugas dan fungsi puskesmas
2. Mampu melaksanakan pelayanan perbekalan farmasi di Puskesmas
3. Mampu melaksanakan pengelolaan perbekalan farmasi di
Puskesmas

B. Manfaat PKL Klinik


1. Menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia perkuliahan
maupun dunia kerja
2. Menerapkan dari materi perkuliahan
3. Menambah ilmu yang belum didapatkan dalam perkuliahan

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PUSKESMAS

1. Pengertian Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) adalah salah satu


sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting
di Indonesia.puskesmas adalah unit pelaksa teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.(Depkes
2011)

2. Tugas dan Fungsi puskesmas

a. Tugas Puskesmas
Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

b. Fungsi Puskesmas
- Menyelenggarakan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya
- Menyelenggarakan UKP tingkat pertama

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
 Visi, Misi, Tata Nilai, dan Motto Puskesmas Wara Utara
a. Visi
Wara utara sehat, mandiri melalui pelayanan prima dan
pemberdayaan masyarakat tahun 2016
b. Misi
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia puskesmas
- Meningkatkan pembinaan program berbasis masyarakat
- Memberdayakan masyarakat lintas sector dalam kegiatan
puskesmas
- Meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas
c. Tata Nilai
TER : Teratur
P : Profesional
U : Ulet
JI : Jiwa Iklhas
d. Motto
“Melayani Dengan Sepenuh Hati”

B. INSTALASI FARMASI PUSKESMAS WARA UTARA

1. Pengertian Instalasi Farmasi Puskesmas


Instalasi farmasi merupakan unit pelaksanaan fungsional yang
bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu pelayanan farmasi
secara menyeluruh di Puskesmas serta menyeluruh dalam ruang
lingkup produk
2. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi Puskesmas
a. Tugas Instalasi Farmasi Puskesmas
1) Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal
2) Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi
professional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etika
profesi

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
3) Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
4) Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi
untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi
5) Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku
6) Memfasilitasi dan mendorong tersususnnya standar
pengobatan dan formularium puskesmas

b. Fungsi Instalasi Farmasi Puskesmas


1) Pengelolaan Perbekalan Farmasi
i. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan
pelayanan puskesmas yang merupakan proses
kegiatan sejak meninjau masalah kesehatan yang
terjadi di puskesmas, identifikasi pemilihan terapi,
bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan
dengan memprioritaskan obat esensial, standarisasi
sampai menajaga dengan memperbaharui standar
obat.
ii. Merencanakan kebeutuhan perbekalan farmasi secara
optimal yang merupakan proses kegiatan dalam
pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi
yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
menghindari kekosongan obat dengan
menggunakanmetode yang dapat dipertanggung
jawabkan dan dasar-dasar perencenaan yang telah
ditentukan antara lain komsumsi, epidimiologi
disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
iii. Mengadakan perbekalan farmasi dan pemodaman
pada perencana yang telah dibuat sesuai kebutuhan
yang berlaku.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
iv. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
merupakan kegiatan membuat, mengubah bentuk,
dan pengemasan kembali sediaan farmasi steril dan
non steril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
v. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan
spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.
vi. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan
spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
vii. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit
pelayanan di Puskesmas

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
3. A

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
4. Drug Managemen Cycle
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan,pemusnahan
dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin kelangsungan
ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan
kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem
informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.

Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan


tanggung jawab untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang baik.

Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis


Pakai meliputi:

A.Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis


Pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan
jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:

1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis


Habis Pakai yang mendekati kebutuhan;

2. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan

3. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.


Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
Habis Pakai di Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Ruang
Farmasi di Puskesmas.

Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi
Sediaan Farmasi periode sebelumnya, dan rencana pengembangan.
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga
harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan
Formularium Nasional. Proses seleksi ini harus melibatkan tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan,
dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan
pengobatan.

Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun


dilakukan secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta
menyediakan data pemakaian Obat dengan menggunakan Laporan
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).

B. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai di lakukan setiap satu bulan sekali untuk memenuhi
kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.

C. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil
pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang
diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan,
khasiat, dan mutu.

Tenaga Kefarmasian dalam kegiatan pengelolaan bertanggung


jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan, pemeliharaan dan
penggunaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai berikut
kelengkapan catatan yang menyertainya.

Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap


Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan,
mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan Farmasi,
bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan isi dokumen LPLPO,
ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala
Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian
dapat mengajukan keberatan.

D. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.

Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di


puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. bentuk dan jenis sediaan;

2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan


Sediaan Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan
kelembaban;

3. berdasarkan abjad dari sediaan

4. berdasarkan FIFO (first in first out) dan FEFO (first expire first
out)

5. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan; dan

E. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk
memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya.

Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan


Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.

Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:

1. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas


wara utara

2. Puskesmas Pembantu;

3. Posyandu; dan

distribusikan ke sub unit seperti kamar obat, UGD, LAB, KIA, poli Gigi,
Pustu (Rampoang, Tammalebba, dan Balandai) dan kegiatan luar gedung

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
(program, dll) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Sediaan
Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Wara Utara dengan jenis, mutu, jumlah, dan waktu yang
tepat.

F. Pemusnahan dan penarikan


Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan
cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang
izin edarnya dicabut oleh Menteri.
 Prosedur pemusnahan yang dilakkan di puskesmas wara utara
adalah
1. .dipisahkan obat yang mendekati tanggal expire
2. dicatat obat yang telah expire di dalam buku obat expire
meliputi:nama obat,dosis sediaan,tanggal expire,nomor batch
dan jumlah obat expire
3. dibuatkan berita acara pemusnahan
4. .diserahkan obat yang telah expire kepada pihak ketiga/kesling
untunk dilakukan pemusnahan

 Kritera Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
di tarik/dimusnahkan bila:
1. produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
2. telah kadaluwarsa;
3. tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/atau
4. dicabut izin edarnya.

G. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di
unit pelayanan kesehatan dasar.

Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan


Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.

Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:

1. Pengendalian persediaan;

2. Pengendalian penggunaan; dan

3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.

H. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap
seluruh rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis

Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di


Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:

1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis


Habis Pakai telah dilakukan;

2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian;


dan

3. Sumber data untuk pembuatan laporan.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
I. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan
Medis Habis Pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan
untuk:

1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam


pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan;

2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan


Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan

3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.

4. Pelayanan keFarmasian di Puskesmas Wara Utara


1. Penerimaan Resep
a. Menerima resep pasien
b. Memeriksa kelengkapan resep
 Administrasi ; yaitu nama, nomor surat ijin praktek,
alamat dan tanda tangan / paraf dokter penulis resep,
nama obat, dosis, jumlah yang diminta, cara
pemakaian, nama pasien, umur pasien, dan jenis
kelamin
 Memeriksa kesesuaian farmasetik, yaitu; bentuk
sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompabilitas, cara
pemakaian dan lama pemberian

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
 Klinis,riwayat alergi,efek sampig obat
(ESO),interaksi,dan kesesuaian (dosis,durasi,dan
jumlah obat
.

c. Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan


kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan
dan alternative seperlunya bila perlu meminta persetujuan setelah
pemberitahuan.

2. Penyelenggaraan Resep Racikan


a. Petugas menyiapkan alat
b. Menyiapkan obat yang akan dibuat puyer sesuai dengan
permintaan resep
c. Memasukkan obat kedalam mortir, di tumbuk, dan dihaluskan
sampai homogeny.
d. Membagi obat kedalam kertas puyer
e. Melipat kertas puyer dengan rapi / press menggunakan alat
yang tersedia
f. Memasukkan obat yang telah dibungkus / dipress ke dalam
zak obat/ zat plastic kemudian diberi etiket
g. Memberihkan alat dengan alcohol dan kembali
mengeringkannya.

3. Penyerahan Obat
a. Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep.
b. Memanggil dan memastikan nomor urut/nama pasien
c. Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
d. Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan
obat.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
e. Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman
dan jauh dari jangkauan anak-anak.

4. Pelayanan Informasi Obat


a. Menyediakan dan memasang spanduk, poster, booklet, leaflet
yang berisi informasi obat pada tempat yang mudah dilihat
oleh pasien
b. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tertulis, langsung
atau tidak langsung dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak
bais, etis dan bijaksana melalui penelusuran literature secara
sistematis untuk memberikan informasi yang dibutuhkan
c. Mendokumentasi setiap kegiatan pelayanan informasi obat
secara sistemati

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
BAB III
PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENGGUNAAN

OBAT DAN ALKES

PUSKESMAS WARA UTARA KOTA PALOPO


Jln. Garuda No. 03. Perumnas Balandai. Telp.085239183684
No. Resep : 05 Riwayat Alergi
Tanggal : 13 januari 2020 Tidak
Ruangan : Poli lansia Ya, Nama Obat
No. RM : M.264/RPG ……………………………..
BPJS/UMUM
RESEP

Telaah & Verifikasi


Apoteker/TTK
Verifik
Verifikasi
as
Uraian Resep
Resep Awal
Awal
Tulisan
dokter
Jelas
Benar pasien
Benar obat
Benar dosis
Benar rute
Benar waktu
pemberian
Benar
informasi
Tidak
interaksi
obat
Pro : ny.mariana w/p
Tidak ada
W/P
Umur : 56Tahun
duplikat
BB : 54
Cekkg
Alamat kadaluwarsa
: Jl. Ratulangi
obat
Nama & TTD Dokter Nama & TTD Penerima Validasi Nama
Obat Paraf
ADM
Telaah R/
NIP:
Penyimpan
Obat
Verifikasi Obat
(……………………….....) Penyerahan
Obat & PIO

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
A. SKRINING RESEP

Skrining resep merupakan salah satu pelayanan kefarmasian baik di


apotek maupun di rumah sakit yang dapat digunakan untuk
memperkecil atau meminimalkan terjadinya kesalahan (medication
error) dalam peresepan obat, sehingga tercapai pengobatan yang
rasional.skrining resep terbagi menjadi 3 yaitu.

1. Persyaratan administrasi meliputi:

a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.

b. Nama,SIP,dan alamat dokter

c. Tanda tangan, dan paraf dokter.

d. Tanggal resep.

e. Ruangan/unit asal resep.

2. Persyaratan farmasetik meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan.

b. Dosis dan jumlah Obat.


c. Stabilitas dan ketersediaan.

d. Aturan dan cara penggunaan.

e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
3. Persyaratan klinis meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan.

b. Dosis dan jumlah Obat.


c. Stabilitas dan ketersediaan.

d. Aturan dan cara penggunaan.

e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran Obat).

B. URAIAN OBAT DALAM RESEP

1.AMBROXOL 500 MG

Nama Resmi : Ambroxol


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindungi
dari cahaya
Golongan : Mukolitik dan ekspektoran
Indikasi : penyakit saluran nafas akut dan kronik
yang disertai sekresi bronchial yang
abnormal.
Dosis : dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun
sehari 3x1 tab
1
Anak – anak 6-12 tahun sehari 3x tab
2
anak-anak 2-5 tahun 3x7,5 mg anak-anak
<2tahun :sehari 2x7,5 mg.
Efek Samping : efek samping pada saluran cerna,reaksi
alergi pada kulit pembengkakan pada
wajah,dyspenia,demam.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
2. Paracetamol tab 500 mg
Dosis : 500 mg
Durasi : Sehari 3 x 1 kaplet (tiap 8 jam sekali)
Jumlah obat : 10 kaplet
Indikasi : Analgesik dan Antipiretik
Kontraindikas :pendeita yang di hipersensitif atau
mempunyai riwayat alergi terhadap
parasetamol
Interaksi Obat : -
ESO : Dapat menyebabkan kerusakan hati bila
penggunanya melebihi dosis yang
dianjurkan, gangguan saluran
pencernaan (seperti mual &
muntah),paracetamol
diketahui meningkatkan resiko terjadi
perdarahan
lambung. Lambung biasanya bersifat
reversible / akansembuh bila obat di
hentikan.

3.CHLORPHENIRAMITE MALEAT 500MG

Nama Resmi : Chlorpheniramini Maleas


Golongan : Antihistamin
Indikasi : Memiliki daya kerja antihistamin dan efek
meredakan batuk
yang cukup baik
Dosis : Oral 3dd 12,5-25 mg (maleat) atau 1 dd
50 mg tablet retard;
i.v. 1-2 dd 50 mg kream 1,25%

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
Efek Samping : Kebanyakan antihistamin tidak
menyebabkan efek samping yang serius
bila di berikan dalam dosis
terapeutis,yang paling sering terjadi efek
sedatife hipnotis (rasa kantuk) akibat
depresi SSP dan daya antikolinergeiknya.

3. Vitamin C tab mg
Dosis : mg
Durasi : Sehari 3 x 1 kaplet (tiap 8 jam sekali)
Jumlah obat : 10 kaplet
Indikasi : Membantu memenuhi kebutuhan
Vitamin.C
KI :Penderita yang hypersensitive atau
mempunyai riwayat
alergi terhadap vitamin. C
Interaksi obat :-
ESO : Dapat menyebabkan perut kembung, sakit
perut, diare,
mual, muntah, nyeri ulu hati dan batu
ginjal. Biasanya bersifat reversible / akan
sembuh bila obat dihentikan.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
C. DISPENSING
Salah satu tugas Apoteker dibagian pelayanan adalah
dispensing obat. Dispensing akan dilakukan setelah Apoteker
melakukan pengkajian terhadap resep. Dispensing terdiri dari
penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi obat. Berikut
langkah-langkah dispensing :
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep :
a. Menghitung kebutuhan jumlah obat sesuai dengan
resep.
b. Mengambil obat yang dibutuhkan pada arak
penyimpanan dengan memperhatikan nama obat,
tanggal kadaluarsa dan keadaan fisik obat.
2. Melakukan peracikan bila diperlukan.
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi :
a. Warna putih untuk obat dalam/oral.
b. Warna biru untuk obat luar dan suntik.
c. Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan
suspense atau emulasi.
4. Memasukkan obat kedalam wadah yang tepat dan terpisah
untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan
menghindari penggunaan yang salah.
Setelah penyiapan obat, pastikan untuk melakukan hal
sebagai berikut:
1. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus
dilakukan pemeriksaan atau verifikasi kembali mengenai
penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat ( kesesuaian antara
penulisan etiket dengan resep ).
2. Memanggil nama dan nomor tunggu.
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi
obat.
5. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-
hal yang terkait obat antara lain indikasi obat, makanan
dan minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek
samping, cara penyimpanan obat dan lain-lain.
6. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan
dengan cara yang baik, mengingat pasien dalam kondisi
tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil.
7. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien
atau keluarga pasien.
8. Menyimpan resep pada tempatnya.
9. Member tanda pada resep bahwa resep telah
diselesaikan(obat telah diberikan).
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien.

D. PENYIAPAN OBAT HAL-HAL YNAG PENTING UNTUK


DIINFORMASIKAN KEPADA PASIEN TENTANG OBAT (KIE)
Edukasi dan konseling kepada pasien harus diberikan mengenai
hal-hal yang penting tentang obat dan pengobatannya. Hal-hal yang
harus diinformasikan dan didiskusikan pada pasien adalah :
1. Pemahaman yang jelas mengenai indikasi, dosis yang tepat
penggunaanya dan bagaimana menggunakan obat dengan
benar, harapan setelah menggunakan obat, lama pengobatan,
kapan harus kembali ke dokter.
2. Memberikan informasi dan edukasi pasien mengenai efek
samping yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi obat.
3. Kejadian tidak di harapkan (KTD) yang potensial, interaksi obat
dengan obat lain dan makanan harus dijelaskan kepada pasien.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction,ADR)
yang mengakibatkan cedera pasien, pasien harus mendapat
edukasi mengenai bagaimana cara mengatasi kemungkinan
terjadinya ADR tersebut.
5. Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk
mengenali obat yang sudah rusak atau kadaluarsa.
Ketika melakukan konseling kepada pasien, apoteker
mempunyai kesempatan untuk menemukan potensi kesalahan
yang mungkin terjadi.

E. INTERPRETASI MENGENAI PENYAKIT YANG DIDERITA


PASIEN
Hasil pemeriksaan merupakan informasi yang berharga
untuk membedakan diagnosis, mengkonfirmasi diagnosis, menilai
status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi dan munculnya
reaksi obat yang tidak diinginkan. Interpretasi hasil pemeriksaan
pada pasien oleh apoteker bertujuan untuk:
Chlorpheniramine atau CTM adalah obat yang digunakan
utnuk meredakan gejala alergi yang disebabkan oleh makanan,obat
obatan,gigitan serangga. Obat ini bekerja dengan cara,
menghambat kerja histamine, senyawa didalam tubuh yang
memicu terjadinya gejala alergi.
Asam askorbat (vitamin C) atau asam askorbat adalah
vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan zat yang
disebut kolagen. Kolagen sangat penting untuk menjaga kesehatan
serta perbaikan pada kulit,tulang,gigi. Fugsi utama vitamin C untuk
mencegah dan mengobat defisiensi, vitamin C.
Amoroxol adalah salah satu obat yang termasuk kedalam
golongan mukotik, yaitu obat yang berfungsi untuk mengencerkan
dahak. Ambroxol umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan
pernafasan akibat produksi dahak dahak yang berlebihan pada

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
kondisi seperti bronkiektasis dan emfisema. Dengan obat mukolitik,
dahak yang di produksi akan lebih encer sehingga lebih mudah di
keluarkan dari tenggorokan pada saat batuk.
Paracetamol syrup digunakan sebagai analgetik (perdah
nyeri) dan anti piretik (penurunan panas) bekerja dengan cara
menghambat kerja enzim cyclooxygenase (cox). Enzim ini berperan
pada pembentukan protaglandid yaitu senyawa penyebab nyeri.
Dengan menghambat kerja enzim ini, maka jumlah prostaglandin
pada sistem syaraf pusat berkurang. Paresetamol syrup
menurunkan suhu tubuh dengan caa menurunkan hipotalamus
dipusat pengendali suhu tubah di otak.

F. PELAYANAN RESEP NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

Berikut pelayanan resep narkotika dan psikotropika di


puskesmas :
1. Skrining resep :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi
b. Melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian farmasetika
c. Mengkaji pertimbangan klinis
d. Mengkonsultasikan kedokter apabila terdapat masalah dalam
resep.
2. Penyiapan resep :
a. Memberi garis bawah berwarna merah pada obat yang
termasuk golongan narkotika dan psikotropika
b. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
c. Untuk obat racikan apoteker atau asisten apoteker
menyiapkan obat jadi yang mengandung narkotika dan
psikotropika
d. Mendokumentasikan pengeluaran obat narkotika dan
psikotropika pada kartu stok

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
e. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya
yaitu pada lemari dua pintu dan menguncinya kembali
f. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai
permintaan dalam resep
g. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis
dan jumlah obat sesuai permintaan dalam resep

a. Narkotika
Narkotika zat atau obat berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi sampai
menghilangnya ras nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
(Undang- Undang No 35 tahun 2009).

 Golongan Narkotik
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya: heroin, kokain, dan ganja.
2. Narkotika golongan II, adalah narkotika berkhasiat pengobatan
digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan seta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contohnya:fentanil, petidin, morfin.
3. Narkotika golongan III, adalah untuk narkotika berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan seta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya : kodein
difonoksilat.

b. Psikotropik

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
Zat atau obat psikotropika dapat menurunkan aktivitas otak yang
merangsang syaraf pusat dan menimbulkan kelainan prilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (menghayal),ilusi, gangguan cara berfikir
perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan
serta mempunyai efek stimulasi (merangsang). (Undang-undang No 35
tahun 2009).

 Golongan psikotropik
1. Psikotropik Golongan I
Golongan ini dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan
2. Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindrom ketergantungan.
3. Psikotropika Golongan III
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
ketergantungan.
4. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan sert mempunyai potensi ringan
mengakibatkan potensi ringan.

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelengarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilaya kerjanya (Peraturan
Mentri kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat).
Berdasaran praktek kerja lapangan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa :
1.System pengelolaan obat yang dilakukan di puskesmas wara
utara yakni pengelolaan yang telah sesuai prosedur meliputi :
perencanan,pengadaan/permintaan,penerimaan,dan
penyimpanan,pendistribusian,pengendalian,pencatatan,pemunsn
ahan pelaporan, serta monitoring dan evaluasi.
2. Pengadaan obat di puskesmas wara utara berasal dari DINKES
sesuai dengan permintaan yang tercantum dalam LPLPO.

B. Saran
1. Sebaiknya pengisian kartu stok perlu diperhatikan dan di cek
kembali agar tidak terjadi kekeliruan serta mengganti kartu stok
yang rusak
2. Hendaklah ditambahkan jumlah apoteker dan asisten apoteker di
Puskesmas wara utara sehingga pelayanan lebih cepat
3. Sarana dan prasarana di kamar obat harus di lengkapi agar
kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas dapat berjalan
dengan baik dan lancar
4. Perlu diadakan perluasan tempat penyimpanan obat sehingga
tidak menyulitkan dalam penyusunan ,pengambilan serta
pengaturan obat-obatan

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati R. Evaluasi Kesesuaian Pengelolaan Obat pada Puskesmas


dengan Standar Pengelolaan yang ada di Puskesmas dengan
Standar Pengelolaan Obat yang ada di Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2009, [Skripsi]; 2010.

Afriadi, 2005. Evaluasi Manajemen Obat di Gudang Farmasi Dinas


Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah, Tesis, Ilmu Farmasi
Magister Manajemen Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Depkes RI, 2004. Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan


kesehatan, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No


189 Tahun 2006 tentang Kebijakan Obat Nasional, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI; 2006.

Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 74 tahun 2016


tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun


2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Trihono, Arrimes. Manajemen Puskesmas berbasis paradigma sehat.


Jakarta: Sagung Seto; 2005.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang


kesehatan.

Warman, J., 2004, Manajemen Pergudangan, terjemahan begdjomujo,


Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo
1
STIKES Bhakti Pertiwi Luwu Raya Palopo

Anda mungkin juga menyukai